Saturday, November 20, 2010

Seni Berinteraksi dan Seni Menata Hati dalam Bergaul


Q.S. Al Hujurat ayat 10 : “sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu yang berselisih dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”.
1.      Menahan amarah
Q.S. Al-Imron ayat 134: “. . . . .Dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”.
Ada 3 tingkatan kelas manusia seperti ayat yang diterangkan di atas:
a.      Kelas pemula
·         Jika di dzalimi (bukan permasalahan sepele tetapi permasalahan besar) oleh orang lain maka dia mampu menahan amarah.
·         Tidak mau membalas dendam/tidak mau menyakiti orang yang telah mendzolimi.
·         Hadist Rasulullah: “ Bukanlah orang kuat itu karena selalu (menang gulat), akan tetapi orang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya ketika marah” . ( H.R. Bukhari – Muslim).
·         Hadist Rasulullah: “ Barang siapa yang meredam amarah padahal dia mampu melampiaskannya, maka Allah memanggilnya di hadapan para makhluk di hari kiamat, Dia menyuruhnya memilih dari para bidadari/a apa yang dia kehendaki”. (H.R. Abu Daud dan At –Tirmidzi).
b.      Kelas penengah
·         Jika di dzolimi maka dia selain menahan amarah dia juga akan memaafkan kesalahan orang tersebut.
·         Dia akan segera menemui orang tersebut (yang mendzolimi)/mendatanginya dan memintakan maaf.
·         Hadist: “Berikanlah kabar gembira kepada orang yang di caci/di cela yaitu kebaikanya orang yang suka mencela/memfitnah/mencaci akan di timpakan kepada orang tersebut”.

c.       Kelas mulia
·         Jika di dzolimi maka dia menahan amarah, memaafkan dan berbuat kebajikan seperti memberikan hadiah, berjabat tangan, tetap tersenyum.
·         Pokoknya kejahatan di balas dengan kebaikan.

2.      Meninggalkan pakaian permusuhan dan kedengkian
3.      Memaafkan  kesalahan orang lain
·         Kisah Hasan Al Basri yang di datangi seseorang dan orang yang datang tersebut berkata : “Hai Hasan ada orang yang memburuk-burukanmu”. Lalu Hasan Al Basri masuk ke rumah mengambil kurma  dan memberikan kurma tersebut kepada dia dan Hasan Al Basri berkata: “berikanlah kurma ini kepada orang yang telah menyakitiku”. Inilah contoh orang sholeh.
·         Peristiwa tersebut di jawab oleh Hasan Al Basri bahwa orang tersebut memberikan kebaikan-kebaikan kepadaku.
·         Janganlah bingung, sedih, kecewa atau sakit hati karena kebaikan-kebaikan orang yang suka mencaci akan ditimpakan kepada kita. Inilah sebagai bonus pahala yang akan menambah timbangan amal pahala kita.
·         Kita tidak bisa menahan orang untuk berhenti mencaci  dan sebaliknya kita pun tidak bisa tidak berbuat kesalahan (suci) karena kita bukanlah malaikat hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa dan kesalahan.
·         Sifat ini sudah ada sejak jaman dahulu dimana nabi-nabi kita di hina  sebagai penyihir, orang gila. Dan Allah pun yang telah memberikan banyak kenikmatan kepada kita tetap saja di hina yaitu Tuhan mempunyai anak.
·         Sebenarnya prinsip setiap hamba adalah sama yaitu menegakkan ‘Lailaahaillah’, sehingga kita harus belajar bagaimana kita bersikap ketika kita merasa terpancing untuk saling permusuhan.           

Iblis Tak Pernah Rela



By: Posting dari Facebook

Masih ingat dengan seorang sahabat Nabi yang tak dapat melihat? Yang karenanya Allah lalu menegur Nabi dan menurunkan surat "A'basa"? Ia adalah Abdullah bin Ummi Maktum Radiallahuanhu. Seorang sosok sahabat yang senantiasa tawadlhu dalam menunaikan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Suatu ketika sahabat Nabi ini menghampiri baginda Rasulullah Saw. Ia hendak meminta izin, untuk tidak mengikuti jama'ah shubuh, karena tak ada yang menuntunnya menuju masjid. Setelah mendengar alasannya, baginda Rasulpun bertanya: "Apakah engkau mendengar adzan?", Abdullah lantas menjawab: "Tentu baginda", "Kalau begitu tidak ada keringanan untukmu", tandas Rasul.

Layaknya hamba Allah yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintahNya. Abdullahpun sam'an wa tho'atan atas apa yang diperintahkan Rasulullah Saw. Dengan mantap ia berazam untuk mendirikan jama'ah shubuh di masjid,sekalipun dirinya harus meraba-raba dengan tongkat untuk menuju sumber azan.

Keesokan harinya, tatkala fajar menjelang dan azan mulai berkumandang, Abdullah bin Ummi Maktumpun bergegas memenuhi panggilan Ilahi. Tak lama ketika ia mengayunkan kakinya beberapa langkah, tiba-tiba ia tersandung sebuah batu, badannya lalu tersungkur jatuh, dan sebagian ongkahan batu itu tepat mengenai wajahnya, dengan seketika darahpun mengalir dari mukanya yang mulia.

Dengan cepat Abdullah kembali bangkit, sembari mengusap darah yang membasahi wajahnya, iapun dengan mantap akan kembali melanjutkan perjalanan menuju masjid. Selang beberapa saat, datang seorang sosok lelaki tak dikenal menghampirinya, kemudian lelaki itu bertanya: "A'mmu (paman) hendak pergi kemana?". "Saya ingin memenuhi panggilan Ilahi" jawab Abdullah tenang. Lalu laki-laki asing itu menawarkan jasanya, "Saya akan antarkan a'mmu ke masjid, lalu nanti kembali pulang ke rumah". Lelaki itupun segera menuntun Abdullah menuju rumah Allah, dan kemudian mengantarkannya kembali pulang.

Hal ini ternyata tidak hanya sekali dilakukan lelaki asing itu, tiap hari ia selalu menuntun Abdullah ke masjid dan kemudian mengantarkannya kembali ke rumah. Tentu saja Abdullah bin Ummi Maktum sangat gembira, karena ada orang yang dengan baik hati mengantarnya salat berjama'ah, bahkan tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Hingga tibalah suatu saat, ia ingin tahu siapa nama lelaki yang selalu mengantarnya. Ia lalu menanyakan nama lelaki budiman itu. Namun spontan lelaki asing itu menjawab: "Apa yang paman inginkan dari namaku?", "Saya ingin berdo'a kepada Allah, atas kebajikan yang selama ini engkau lakukan", jawab Abdullah. "Tidak usah" tegas lelaki itu. "Paman tidak perlu berdoa untuk meringankan penderitaanku, dan jangan sekali-kali paman menanyai namaku" tegasnya. Abdullah terhentak dan terkejut atas jawaban lelaki itu, Iapun kemudian bersumpah atas nama Allah, meminta lelaki itu untuk tidak menemuinya lagi, sampai ia tahu betul siapa dan mengapa ia terus memandunya menuju masjid dan tidak mengharapkan balasan apapun.

Mendengar sumpah Abdullah, laki-laki itu kemudian berpikir panjang, ia kemudian berkata: "Baiklah akan aku katakan siapa diriku sebenarnya. "Aku adalah Iblis" jawabnya. Abdullah tersentak tak percaya, "Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan salat?" Iblis itu kemudian menjawab: "Engkau masih ingat ketika dulu hendak melaksanak salat shubuh berjama'ah, dirimu tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?". "Iya, aku ingat" jawab Abdullah. "Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat, bahwasannya Allah telah mengampuni setengah dari dosamu, aku takut kalau engkau tersandung untuk kedua kali, lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain" jelas Iblis. "Oleh karena itu aku selalu menuntunmu ke Masjid dan mengantarkanmu pulang, khawatir jika engkau kembali ceroboh lagi ketika berangkat ke Masjid"

Astaghfirullah, ternyata Iblis tak pernah rela sedikitpun melihat hamba Allah menjadi ahli ibadah. Terbukti semua cara ia tempuh, hingga ia tak segan untuk menggunakan topeng kebaikan

Dari sepenggal kisah sahabat diatas, tentu kita dapat mengambil pelajaran dan memahami satu dari karakter Iblis, lalu bagaimana dengan kita? masihkah berdiam diri, menunggu menjadi korban makhluk laknat itu, atau kita mencoba melawan dengan memperbaiki diri dan terus mendekatkan diri pada Ilahi?

Mulai saat ini marilah kita bersama-sama istiqomah dalam melakukan amal kebaikan, agar kita terhindar dari tipu daya iblis laknatullahalaih, semoga.


KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING. . . .


  1. A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan dan Konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya.
  1. B. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling mendasari gerak dan langkah penyelenggaraan pelayanan bimbingan konseling, yang meliputi prinsi-prinsip sebagai berikut:
  1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan :
    1. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
    2. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
    3. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
    4. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
  1. Prinsi-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu;
    1. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
    2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya mennadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
  2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan:
    1. Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu; oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
    2. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
    3. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.
    4. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
  3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan;
    1. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.
    2. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
    3. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
    4. Kerja sama antara Guru Pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
    5. Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
  1. C. BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP merupakan kelanjutan dan pengembangan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Sebagai pelayanan yang terpadu dengan segenap pelayanan yang ada di SMP (terutama dengan pelayanan pengajaran dan latihan), penyelenggaraan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP sepenuhnya memperhatikan karakteristik, tujuan pendidikan, kurikulum, dan peserta didik di SMP. Sebagai pelayanan yang lengkap dan menyeluruh, Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMP mencakup bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.
  1. 1. Bidang Bimbingan Pribadi
Pelayanan bimbingan pribadi di SMP bertujuan membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
  1. 2. Bidang Bimbingan Sosial
Pelayanan bimbingan sosial di SMP bertujuan membantu peserta didik memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.
  1. 3. Bidang Bimbingan Belajar
Pelayanan bimbingan belajar di SMP bertujuan membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk mengusai pengetahuan dan ketrampilan, sesuai dengan program belajar di SMP dalam rangka menyiapkannya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan/atau berperan serta dalam kehidupan masyarakat.
  1. 4. Bidang Bimbingan Karier
Pelayanan bimbingan karier di SMP ditujukan membantu peserta didik mengenal dan mengembangkan potensi diri melalui penguasaan pengetahuan dan keterampilan, memahami lingkungan pendidikan dan sektor pekerjaan sebagai lingkungan yang efektif ; serta mengembangkan nilai-nilai dan sikap yang positif untuk mempersiapkan diri berperan serta dalam kehidupan masyarakat..