Pengaruh Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran (Mind Mapping) terhadap Hasil Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah puncak hasil belajar yang dapat mencerminkan keberhasilan belajar siswa terhadap pencapaian tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Hasil belajar siswa dapat meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku). Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar siswa adalah dengan melakukan tes prestasi belajar.
Tes prestasi belajar yang dilaksanakan oleh siswa memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun bagi siswa yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti dan diserap oleh siswa sebagai tujuan instruksional.
Bagi siswa tes prestasi belajar bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-kelemahannya dalam mengikuti pelajaran.
Mind Mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tingkat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.
Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Dengan demikian, akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima informasi berupa gambar, simbol, citr dan lain lain yang berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan.
Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang memusatkan kegiatan belajar pada guru.
Siswa hanya duduk, mendengarkan dan menerima informasi.
Cara penerimaan informasi akan kurang efektif karena tidak adanya proses penguatan daya ingat, walaupun ada proses penguatan yang berupa pembuatan catatan, siswa membuat catatan dalam bentuk catatan yang monoton dan linear.
Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa.
Dengan metode pembelajaran yang sesuai, siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh emosi di dalam dirinya.
Emosi dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar apakah hasilnya baik atau buruk. Pembelajaran berbasis peta pikiran, berusaha menggabungkan kedua belahan otak yakni otak kiri yang berhubungan dengan hal yang bersifat logis (seperti belajar) dan otak kanan yang berhubungan dengan keterampilan (aktivitas kreatif).
Dengan demikian, adanya teknik Mind Mapping atau pemetaan pikiran patut diduga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa.
Pengaruh Mind Mapping terhadap Kreativitas Siswa
Kreativitas adalah segala potensi yang terdapat dalam setiap diri individu yang meliputi ide-ide atau gagasan-gagasan yang dapat dipadukan dan dikembangkan, sehingga dapat menciptakan suatu produk yang baru dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Kreativitas muncul karena adanya motivasi yang kuat dari diri individu yang bersangkutan. Produk dari kreativitas dapat dihasilkan melalui serangkaian tahapan yang memerlukan waktu relatif lama.
Secara efektif, individu kreatif memiliki ciri rasa ingin tahu yang besar, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
Mind Mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa.
Dengan penggunaan warna dan symbol-simbol yang menarik akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.
Sistem limbik pada otak manusia memiliki peranan penting dalam penyimpanan dan pengaturan informasi (memori) dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang secara tepat.
Dalam proses belajar, siswa menginginkan materi pelajaran yang diterima menjadi memori jangka panjang, sehingga ketika materi tersebut diperlukan kembali siswa dapat mengingatnya.
Belahan neocortex juga memiliki peranan penting dalam penguatan memori. Belahan otak kiri yang berkaitan dengan kata-kata, angka, logika, urutan, dan rincian (aktivitas kademik).
Belahan otak kanan berkaitan dengan warna, gambar, imajinasi, dan ruang atau disebut sebagai aktivitas kreatif. Jika kedua belahan neocortex ini dipadukan secara bersamaan maka informasi (memori) yang diterima dapat bertahan menjadi memori jangka panjang.Mind Mapping merupakan teknik mencatat yang memadukan kedua belahan otak. Sebagai contoh, catatan materi pelajaran yang dimiliki siswa dapat dituangkan melalui gambar, simbol dan warna.
Mind Mapping mewujudkan harapan siswa untuk memori jangka panjang. Materi pelajaran yang dibuat dalam bentuk peta pikiran akan mempermudah sistem limbik memproses informasi dan memasukkannya menjadi memori jangka panjang.
Keuntungan lain penggunaan catatan Mind Mapping yaitu membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
Hal lain yang berkaitan dengan sistim limbik yaitu peranaannya sebagai pengatur emosi seperti marah, senang, lapar, haus dan sebagainya.
Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang tinggi dapat menambah kepercayaan diri siswa, sehingga siswa tidak ragu dan malu serta mau mengembangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas.
Pemetaan pikiran adalah salah satu produk kreatif bentuk sederhana yang dapat dikembangkan. Dengan teknik mencatat pemetaan pikiran patut diduga bahwa kreativitas(sikap kreatif) siswa akan meningkat.
Menurut Yovan (2008), aplikasi peta pikiran dapat meningkatkan kreativitas individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan karena peta pikiran memungkinkan penggunaan unsure-unsur kreativitas seperti gambar, bentuk, warna, dan lainnya dalam membentuk representasi mental.
Selain itu, peta pikiran juga mengakomodir berbagai sudut pandang yang berbeda dari individu dan kelompok. Berbagai teknologi pikiran yang memacu kreativitas seperti, brainwriting, brainwalking dan semantic intuition sangat kompatibel dengan aplikasi peta pikiran.
Implementasi Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran
Pembuatan Peta Pikiran
Menurut Djohan (2008), proses pembuatan sebuah Mind Mappig (MM) secara step by step dapat dibagi menjadi empat langkah yang harus dilakukan secara berurutan yaitu :
Menentukan Central Topic yang akan dibuatkan MM-nya, untuk buku pelajaran Central Topik biasanya adalah Judul buku atau Judul bab yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas serta usahakan berbentuk image/gambar.
Membuat Basic Ordering Ideas – BOIs untuk Central Topik yang telah dipilih, BOIs biasanya adalah judul Bab atau Sub-Bab dari buku yang akan dipelajari atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (What, Why, Where, When, Who dan How).
Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting karena pada saat inilah seluruh data-data harus ditempatkan dalam setiap cabang BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang menjadi ciri yang paling khas dari suatu MM.
Melengkapi setiap cabang dengan Image baik berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu dengan lainnya.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah MM menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat.
Dalam membuat Mind Mapping, Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar Mind Mapping yang dibuat dapat memberikan manfaat yang optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of MM:
Kertas: polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.
Garis: lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus tersambung ke pusat.
Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.
Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.
Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.
Struktur: menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari arah jam 1.
Aplikasi Mind Mapping dalam Pembelajaran
Dalam tahap aplikasi, terdapat empat langkah yang harus dilakukan proses pembelajaran berbasis Mind Mapping, yaitu:
Overview: Tinjauan Menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada siswa tentang topik yang akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama pada setiap awal Semester, Overview dapat diisi dengan kegiatan untuk membuat Master Mind Map® yang merupakan rangkuman dari seluruh topik yang akan diajarkan selama satu Semester yang biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal siswa sudah mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di perpustakaan.
Preview: Tinjauan Awal merupakan lanjutan dari Overview sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada Overview dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari Silabus. Dengan demikian, siswa diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang sangat sederhana, langkah Preview dapat dilewati sehingga langsung masuk ke langkah Inview.
Inview: Tinjauan Mendalam yang merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas secara detail, terperinci dan mendalam. Selama Inview ini, siswa diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik, daftar atau diagram untuk membantu siswa dalam memahami dan menguasai bahan yang diajarkan.
Review: Tinjauan Ulang dilakukan menjelang berakhirnya jam pelajaran dan berupa ringkasan dari bahan yang telah diajarkan serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang harus diingat atau dikuasai oleh siswa. Hal ini akan dapat membantu siswa untuk fokus dalam mempelajari-ulang seluruh bahan yang diajarkan di sekolah pada saat di rumah.
Review dapat juga dilakukan saat pelajaran akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk membantu siswa mengingatkan kembali bahan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
Oleh: Susanto Edy P. BLI – Official Buzan Licensed Instructor
Berbicara mengenai Pembelajaran yang baik tentu tidak lepas dari metoda yang baik pula. Metoda dan ala pembelajar yang tepat akan mendorong prestasi siswa secara umum. Proses pembelajaran yang semakin hari semakin menumpuk juga merupakan momok yang menghantui para siswa dan pengajar itu sendiri. Dimana Siswa dituntut untuk Belajar Tuntas, demikian juga Guru harus bisa menuntaskan pembelajaran.
Mind Mapping atau dikenal juga Peta Pikiran adalah tool yang terstruktur dan efektif untuk membantu siswa dan guru mengerjakan proses pengajaran dengan lebih baik. Karena Mind Mapping menstimulasi Otak Kiri dan OTak Kanan secara sinergis.
Mind Mapping akan sangat bermanfaat dalam Pembelajaran terutama dalam ketrampilan mencatat dan mengingat, antara lain:
- membantu dengan kemampuan otak untuk berkonsentrasi
- memungkinkan esensi materi menjadi jelas
- secara visual relatif lebih jelas urutan dan informasinya
- membuat sambungan antara ide-ide mudah untuk dilihat
- meningkatkan daya ingat menjadi Long term memory
- meningkatkan keyakinan kita dalam kemampuan kita untuk belajar
Peta Pikiran selain meningkatkan keterampilan belajar (study skill) juga meningkatkan keterampilan hidup (Life Skill)
Jadi, mengapa Mind Map atau Peta Pikiran bisa Hebat?
Dalam cara cara yang konvensional, pikiran kita cenderung hanya diarahkan kepada salah satu belahan otak kita, yakni kiri atau kanan saja.
MindMap-Law
Dalam Peta Pikiran, informasi disusun dengan cara yang mencerminkan tepat bagaimana fungsi otak - dalam serial bukan secara linier. Dalam Peta Pikiran, disusun Artikel Baru Informasi dengan Cara tepat Yang mencerminkan bagaimana otak - dalam radian atau serial untuk menghubungkan secara linier.
Sebuah Peta Pikiran secara harfiah 'peta' dari pikiran Anda, menggunakan asosiasi, koneksi dan memicu untuk merangsang ide-ide lebih lanjut. Peta yang tersususn memicu koneksi untuk merangsang lebih lanjut ide-ide. Selanjutnya di ekstrak ide-ide tersebut dari kepala kita menjadi sesuatu yang terlihat dan terstruktur. Ekstrak ide-ide tersebut akan menjadi sesuatu Yang terlihat dan terstruktur.
Mind Mapping mempertahankan gagasan ini menghasilkan proses radial atau memancar dengan gambar cabang unik organik. Mind Map mempertahankan gagasan gagasan dalam waktu relative lebih lama dari cara linier.
Penelitian menunjukkan bahwa otak suka bekerja berdasarkan asosiasi dan akan menghubungkan setiap ide, memori atau bagian dari informasi kepada puluhan, ratusan bahkan ribuan ide-ide dan konsep lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa otak Suka bekerja berdasarkan asosiasi akan keanaeragaman dan menghubungkan ide terkait yang masih berlangsung, Memori Danijel sebagai contoh dalam mengingat menggunakan Informasi kepada puluhan, ratusan bahkan ribuan ide-ide dan konsep konsep Lainnya.
Mind Mapping dan Penelitaian tentang Ingatan Jangka Panjang.
Proses Pemetaan Pikiran melibatkan kombinasi unik yakni anatara citra, warna, dan pengaturan visual-spasial yang terbukti secara signifikan meningkatkan daya ingat jika dibandingkan dengan metode konvensional mencatat dan belajar dengan hafalan. MindMap sangat konsisten untuk dengan cabang berwarna-warni dan berbagai gaya tata letak untuk meningkatkan stimulasi Otak.
• Penelitian oleh Toi (2009) menunjukkan bahwa Mind Mapping bisa membantu anak-anak mengingat kata-kata lebih efektif daripada menggunakan daftar, dengan perbaikan dalam memori hingga 32%.
• Penelitian Farrand, Hussain dan Hennessey (2002) menemukan bahwa Pemetaan Pikiran meningkatkan memori jangka panjang dari informasi faktual di mahasiswa kedokteran sebesar 10%. Mereka melaporkan bahwa "Mind Maps menyediakan teknik belajar efektif bila diterapkan pada bahan tertulis" dan cenderung "mendorong tingkat yang lebih dalam pengolahan" untuk pembentukan memori yang lebih baik.
• Kaca dan Holyoak (1986) menemukan bahwa dengan mencantumkan dan menonjolkan cabang utama dalam pemahaman, seperti diberi tanda/warna awan, Anda menggunakan teknik yang dikenal sebagai chunking memori. Dimana karena keterbatasan Memori jangka pendek kita adalah rata-rata hanya mampu menyimpan tujuh hal informasi, maka dengan chunking dapat membantu kita menggunakan ruang penyimpanan lebih efektif dan lebih banyak.
Mind Mapping dan Kreativitas
Peta Pikiran benar-benar mnejadi bukti untuk mendorong kreativitas dan memungkinkan Anda untuk menghasilkan ide-ide baru dalam sesi brainstorming/urun pendapat. MindMap terbukti untuk mendorong komunikasi yang terbuka dalam grup brainstorming. Mind Mapping juga mencakup gambaran besar dan perpustakaan ikon untuk mengkatalisasi kreativitas. Tata letak ruang membantu Anda mendapatkan gambaran yang lebih baik dan membuat koneksi baru yang lebih terlihat sehingga Anda dapat membuat jumlah tak terbatas pemikiran, ide, link dan asosiasi pada setiap topik.
• Sebuah studi oleh Al-Jarf (2009) membuktikan bahwa Pemetaan Pikiran menawarkan sebuah pendekatan yang kuat untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk menghasilkan, memvisualisasikan dan ide mengatur. Para siswa yang terlibat melaporkan bahwa alat Pemetaan Pikiran mendorong berpikir kreatif dan mereka menjadi lebih cepat untuk menghasilkan dan mengatur ide-ide untuk menulis mereka.
• Menurut Margulies (1991), sebelum anak-anak belajar bahasa, mereka memvisualisasikan foto dalam pikiran mereka yang terkait dengan konsep. Sayangnya, setelah anak-anak dilatih untuk menulis kata-kata hanya dalam satu warna, di atas kertas bergaris, saluran kreatif dan fleksibilitas mental mereka berkurang. Menggunakan gambar, seperti Peta Pikiran, kreativitas ini terus bersemangat.
Demikian sekilas manfaat dan kehebatan Mind Mapping untuk Pembelajaran, Daya ingat dan Kreatifitas. Peta Pikiran akan mengakomodasi keterampilan belajar (study skill) dan keterampilan hidup (Life Skill).
Semoga dengan adanya tulisan ini akan mendorong kita untuk mempertimbangkan mind mapping sebagai salah satu alat yang efektif yang dapat membantu kita didalam proses pembelajaran, karir pekerjaan, bisnis bahkan dalam kehidupan kita sehari hari.