Akad bekerja
...Bab muamalah
Hadits Bukhari Nomor 2006
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَلَقَّوْا الرُّكْبَانَ وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَلَا تُصَرُّوا الْغَنَمَ وَمَنْ ابْتَاعَهَا فَهُوَ بِخَيْرِ النَّظَرَيْنِ بَعْدَ أَنْ يَحْتَلِبَهَا إِنْ رَضِيَهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ سَخِطَهَا رَدَّهَا وَصَاعًا مِنْ تَمْرٍ
Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencegat rombongan dagang (sebelum sampai di pasar) dan jangan pula sebagian kalian membeli barang yang dibeli orang lain (sedang ditawar) dan janganlah melebihkan harga tawaran barang (yang sedang ditawar orang lain, dengan maksud menipu pembeli) dan janganlah orang kota membeli buat orang desa. Janganlah kalian menahan susu dari unta dan kambing (yang kurus dengan maksud menipu calon pembeli). Maka siapa yang membelinya setelah itu maka dia punya hak pilih, bila dia rela maka diambilnya dan bila dia tidak suka dikembalikannya dengan menambah satu sha' kurma".
Hadist larangan membeli barang yg dibeli orang lain (sedang di tawar)
ا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ
jangan pula sebagian kalian membeli barang yang dibeli orang lain (sedang ditawar)
Janganlah kalian membeli dari penjualan saudaramu atau dari pembelian saudaramu baik barang maupun jasa
Apabila orang itu karyawan di dalam suatu perusahaan kemudian dia melamar ke perusahaan anda, harom anda Terima
Kecuali dia menyatakan saya sudah berhenti atau saya sudah lisain
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Friday, January 10, 2020
*Menolak Pinangan Lelaki Soleh*
Ada lelaki soleh meminang seorang akhwat. Tp akhwat ini kurang respon dgnya. Mungkin krn prtimbangan fisik.
Dia sama sekali tdk menilai buruk akhlak dan agama lelaki ini. Orangnya rajin bekerja dan tanggung jawab. Krakternya lugu.
*Tapi kurang sreg saja. Apakah akhwat ini berdosa?*
Jazakumullah khoiran..
*Jawab:*
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
*Tidak menyukai orang sholeh, latar belakangnya ada 2,*
*Pertama,*
tidak suka yang sifatnya manusiawi.
Misalnya, tidak suka dengan wajahnya yang kurang indah dipandang, atau karakternya yang pelit atau kasar.
*Kedua,*
tidak suka karena agamanya. Dia tidak ada yang bermasalah secara fisik.
Tapi dia benci setiap lelaki berjenggot, atau lelaki yang rajin shalat jamaah di masjid, atau lelaki yang suka puasa sunah, dst.
Sehingga rasa tidak sukanya muncul karena orang ini mengamalkan sunah atau karena dia dai yang mengajarkan tauhid.
*Ada beberapa orang yang mereka tidak menyukai Umar bin Khatab karena karakter beliau yang sangat tegas. Meskipun mereka mencintai Umar karena keshalehannya.*
Dulu ada sahabat sangat soleh, dijamin masuk surga oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namanya Tsabit bin Qais bin Syammas. Beliau menikah dengan Jamilah bintu Abdillah.
Suatu ketika Jamilah pernah melihat suaminya berjalan bersama deretan para sahabat.
Dia terheran, tidak ada lelaki yang lebih jelek dari pada suaminya. Hingga dia merasa tidak tahan untuk bersama Tsabit, karena takut tidak bisa menunaikan hak suaminya.
Beliau lapor kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللَّهِ ثَابِتُ بْنُ قَيْسٍ أَمَا إِنِّى مَا أَعِيبُ عَلَيْهِ فِى خُلُقٍ وَلاَ دِينٍ وَلَكِنِّى أَكْرَهُ الْكُفْرَ فِى الإِسْلاَمِ
*Ya Rasulullah, Tsabit bin Qais, saya sama sekali tidak keindahan akhlak dan agamanya yang bagus. Namun saya khawatir kkufur dalam islam. (HR. Bukhari 5273, Nasai 3476, dan yang lainnya)*.
*Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh istrinya untuk mengembalikan maharnya. Lalu Tsabit diminta menjatuhkan talak untuknya.*
✅ Rasa tidak suka semacam itu, sifatnya manusiawi. Semua orang tentu mengharapkan pasangan yang menyejukkan pandangannya. Baik lelaki maupun wanita. Sehingga jika ini ada dalam diri seseorang, dia tidak berdosa.
❌ Berbeda dengan tidak suka kepada seseorang karena agama. Dia membenci orang itu, bukan karena bawaan sifat manusiawi. Namun karena dia komitmen dengan agama. Dia lebihi suka dengan pasangan, yang sama-sama jauh dari agama.
❌ Beberapa lelaki, serasa sepet jika melihat wanita berhijab. Yang bikin sepet, jilbabnya bukan wajahnya.
❌ Beberapa wanita, serasa sepet ketika melihat lelaki berjenggot. Yang bikin sepet jenggotnya bukan wajahnya.
Anda bisa bayangkan, andaikan manusia semacam ini hidup di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. mereka setiap hari akan merasa sepet ketika melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Mereka memelihara jenggot, pakaiannya di atas mata kaki. Sementara semua wanitanya berhijab.
Jika manusia semacam ini hidup di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mungkin mereka akan bergabung dengan komunitas yahudi di luar kota Madinah, agar tidak sepet melihat wanita berjilbab atau lelaki berjenggot.
*Kebencian semacam ini berbahaya. Bisa menghapus amal, dan menggiring pelakunya kepada kekufuran. Allah berfirman,*
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ . ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
*Orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS. Muhammad: 8 – 9)*
Fatwa Dr. Soleh al-Fauzan.
*Beliau pernah ditanya, bolehkah menolak pinangan lelaki soleh, karena tidak cinta*
Jawaban beliau,
إذا كنت لا ترغبين الزواج من شخص؛ فلا إثم عليك، ولو كان صالحًا؛ لأن الزواج مبناه على اختيار الزوج الصالح مع الارتياح النفسي إليه ؛ إلا إذا كنت تكرهينه من أجل دينه؛ فإنك تأثمين في ذلك من ناحية كراهة المؤمن، والمؤمن تجب محبته لله ، ولكن لا يلزمك مع محبتك له دينًا أن تتزوجي منه مادمت لا تميلين إليه نفسيًا . والله أعلم
*Menolak menikah dengan seseorang, tidak berdosa. Meskipun dia orang soleh. Karena menikah prinsipnya adalah memilih pasangan yang soleh dan adanya rasa cinta dari hati. Kecuali jika anda tidak suka dengannnya karena agamanya. Maka anda berdosa dalam hal ini, karena anda membenci orang mukmin. Sementara orang mukmin wajib dicintai karena Allah. Akan tetapi, anda tidak harus menikah dengannya, selama anda tidak ada rasa cinta. Allahu a’lam*
(al-Muntaqa min Fatawa Dr. Sholeh al-Fauzan, 3/226)
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Read more https://konsultasisyariah.com/25340-menolak-pinangan-lelaki-soleh-apakah-berdosa.html
Ada lelaki soleh meminang seorang akhwat. Tp akhwat ini kurang respon dgnya. Mungkin krn prtimbangan fisik.
Dia sama sekali tdk menilai buruk akhlak dan agama lelaki ini. Orangnya rajin bekerja dan tanggung jawab. Krakternya lugu.
*Tapi kurang sreg saja. Apakah akhwat ini berdosa?*
Jazakumullah khoiran..
*Jawab:*
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
*Tidak menyukai orang sholeh, latar belakangnya ada 2,*
*Pertama,*
tidak suka yang sifatnya manusiawi.
Misalnya, tidak suka dengan wajahnya yang kurang indah dipandang, atau karakternya yang pelit atau kasar.
*Kedua,*
tidak suka karena agamanya. Dia tidak ada yang bermasalah secara fisik.
Tapi dia benci setiap lelaki berjenggot, atau lelaki yang rajin shalat jamaah di masjid, atau lelaki yang suka puasa sunah, dst.
Sehingga rasa tidak sukanya muncul karena orang ini mengamalkan sunah atau karena dia dai yang mengajarkan tauhid.
*Ada beberapa orang yang mereka tidak menyukai Umar bin Khatab karena karakter beliau yang sangat tegas. Meskipun mereka mencintai Umar karena keshalehannya.*
Dulu ada sahabat sangat soleh, dijamin masuk surga oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namanya Tsabit bin Qais bin Syammas. Beliau menikah dengan Jamilah bintu Abdillah.
Suatu ketika Jamilah pernah melihat suaminya berjalan bersama deretan para sahabat.
Dia terheran, tidak ada lelaki yang lebih jelek dari pada suaminya. Hingga dia merasa tidak tahan untuk bersama Tsabit, karena takut tidak bisa menunaikan hak suaminya.
Beliau lapor kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ اللَّهِ ثَابِتُ بْنُ قَيْسٍ أَمَا إِنِّى مَا أَعِيبُ عَلَيْهِ فِى خُلُقٍ وَلاَ دِينٍ وَلَكِنِّى أَكْرَهُ الْكُفْرَ فِى الإِسْلاَمِ
*Ya Rasulullah, Tsabit bin Qais, saya sama sekali tidak keindahan akhlak dan agamanya yang bagus. Namun saya khawatir kkufur dalam islam. (HR. Bukhari 5273, Nasai 3476, dan yang lainnya)*.
*Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh istrinya untuk mengembalikan maharnya. Lalu Tsabit diminta menjatuhkan talak untuknya.*
✅ Rasa tidak suka semacam itu, sifatnya manusiawi. Semua orang tentu mengharapkan pasangan yang menyejukkan pandangannya. Baik lelaki maupun wanita. Sehingga jika ini ada dalam diri seseorang, dia tidak berdosa.
❌ Berbeda dengan tidak suka kepada seseorang karena agama. Dia membenci orang itu, bukan karena bawaan sifat manusiawi. Namun karena dia komitmen dengan agama. Dia lebihi suka dengan pasangan, yang sama-sama jauh dari agama.
❌ Beberapa lelaki, serasa sepet jika melihat wanita berhijab. Yang bikin sepet, jilbabnya bukan wajahnya.
❌ Beberapa wanita, serasa sepet ketika melihat lelaki berjenggot. Yang bikin sepet jenggotnya bukan wajahnya.
Anda bisa bayangkan, andaikan manusia semacam ini hidup di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. mereka setiap hari akan merasa sepet ketika melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Mereka memelihara jenggot, pakaiannya di atas mata kaki. Sementara semua wanitanya berhijab.
Jika manusia semacam ini hidup di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mungkin mereka akan bergabung dengan komunitas yahudi di luar kota Madinah, agar tidak sepet melihat wanita berjilbab atau lelaki berjenggot.
*Kebencian semacam ini berbahaya. Bisa menghapus amal, dan menggiring pelakunya kepada kekufuran. Allah berfirman,*
وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ . ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ
*Orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS. Muhammad: 8 – 9)*
Fatwa Dr. Soleh al-Fauzan.
*Beliau pernah ditanya, bolehkah menolak pinangan lelaki soleh, karena tidak cinta*
Jawaban beliau,
إذا كنت لا ترغبين الزواج من شخص؛ فلا إثم عليك، ولو كان صالحًا؛ لأن الزواج مبناه على اختيار الزوج الصالح مع الارتياح النفسي إليه ؛ إلا إذا كنت تكرهينه من أجل دينه؛ فإنك تأثمين في ذلك من ناحية كراهة المؤمن، والمؤمن تجب محبته لله ، ولكن لا يلزمك مع محبتك له دينًا أن تتزوجي منه مادمت لا تميلين إليه نفسيًا . والله أعلم
*Menolak menikah dengan seseorang, tidak berdosa. Meskipun dia orang soleh. Karena menikah prinsipnya adalah memilih pasangan yang soleh dan adanya rasa cinta dari hati. Kecuali jika anda tidak suka dengannnya karena agamanya. Maka anda berdosa dalam hal ini, karena anda membenci orang mukmin. Sementara orang mukmin wajib dicintai karena Allah. Akan tetapi, anda tidak harus menikah dengannya, selama anda tidak ada rasa cinta. Allahu a’lam*
(al-Muntaqa min Fatawa Dr. Sholeh al-Fauzan, 3/226)
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Read more https://konsultasisyariah.com/25340-menolak-pinangan-lelaki-soleh-apakah-berdosa.html
Subscribe to:
Comments (Atom)