Bab Akhlak
🌿 3 Amalan yang sangat Agung 🌿
ثلاثۃ أعمال ليس لها موازين يوم القيامۃ لعظمتها وعظيم أجرها عند ﷲ
3 Amalan yang tidak ada timbangannya pada hari kiamat karena keagungan Amalan tersebut dan besarnya pahala Amalan tersebut disisi Allah.
١. العفو عن الناس قال ﷲ تعالی :
(فمن عفا وأصلح فأجره علی ﷲ)
1.Memaafkan kesalahan orang lain. Allah berfirman :
Tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik(kepada orang yang berbuat jahat)maka pahalanya dari Allah(Asy-Syuaro:40)
٢. الصيام (كل عمل ابن أدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به)
2.Puasa "Semua Amalan bani adam adalah untuknya kecuali puasa,sesungguhnya puasa adalah untuk-Ku(Allah),dan Aku lah yang membalasnya"(Muttafaq 'alaihi)
٣. الصبر قال ﷲ تعالی :
(إنما يوفی الصابرون أجرهم بغير حساب)
3.Sabar Allah berfirman:
"Hanya Orang2 yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.(Az-Zumar:10)
وينادی مناد يوم البعث : أين الذين أجرهم علی ﷲ !؟
فيقبل الصابرون والصاءمون والعافون عن الناس.
جعلنا ﷲ وإياكم ممن ينادی عليهم بهذا النداء
Dan seorang penyeru memanggil manggil Pada hari kebangkitan.Dimana orang2 yang pahalanya dari Allah?!
Maka datanglah orang2 yang bersabar,berpuasa,dan memaafkan kesalahan orang lain.
Semoga Allah menjadikan Kita semua termasuk dalam orang2 yang dipanggil dengan seruan ini..
📚Fauzi Abu Fasya📚
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Monday, July 8, 2019
Kajian qiro'at
بسمﷲ الرحمن الرحيم
Macam-macam Qira’at al-Qur’an
Beberapa ulama ilmu al-Qur’an berpendapat bahwa qiraat ada tiga macam, mutawatir, ahad dan syadz. Mereka berpendapat bahwa qiraat yang mutawatir adalah qiraat tujuh, kemudian qiraat sepuluh dan qiraat para sahabat adalah ahad. Sebagian berpendapat bahwa qiraat sepuluh adalah mutawatir. Sedangkan selain qiraat tersebut, menurut pandangan ulama adalah syadz.
Menurut Al-Jazari seperti dikutip al-Suyuti dan juga Zarqani, memaparkan macam-macam qiraat ditinjau dari segi sanad adalah: mutawatir, masyhur, ahad, syadz, maudhu’ dan mudraj.
Qiraat mutawatir, adalah qiraat yang disandarkan pada periwayat yang terpercaya dan tidak mungkin mereka berdusta.
Qiraat masyhur, adalah qiraat yang sanadnya sahih tetapi tidak sampai mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, rasm Uthmani dan terkenal dikalangan ahli qiraat. Oleh sebab itu, qiraat tersebut tidak dikatakan syadz.
Qiraat ahad, adalah qiraat yang sanadnya sahih, tetapi rasmnya berbeda dengan rasm Uthmani. Demikian juga dengan kaidah dalam bahasa Arabnya yang berbeda serta tidak se-masyhur seperti tersebut di atas, seperti terdapat dalam surah al-Taubah ayat 128:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفَسِكُمْ
Kata (أَنْفُسِكُمْ) dibaca dengan (أَنْفَسِكُمْ).
Dalam surah al-Rahman ayat 76
مُتَّكِئِيْنَ عَلَي رَفَارِفَ خُضْرِ وَعَبَاِرقِيِّ حِسَان
Kata (رَفْرَفَ) dibaca dengan (رَفَارِفَ). Kedua bacaan qiraah di atas al-Hakim melalui jalur ‘Ashim Jahdari, dari Abu Barkah, dari Nabi SAW.
Qiraat syadz, adalah qiraat yang sanadnya tidak sahih. Seperti qiraat Ibn al-Samaifah, seperti dalam surah Yunus ayat 92:
فَالْيَوْمَ نُنْحِيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلَفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Kata (نُنَجِّيكَ) di baca dengan (نُنْحِيْكَ) dan kata (خَلْفَكَ) dibaca dengan(خَلَفَكَ).
Menurut Abu Amr Ibn Hajab, seperti dikutib al-Jazari, qiraat yang syadz dilarang pembacaannya pada saat solat dan lainnya. Sedangkan menurut mazhab Syafii, apabila seseorang mengetahui bahwa suatu bacaan adalah qiraat syadz dan membacanya pada saat salat, maka batallah solatnya. Jika tidak mengetahui, maka terbebas dari kesalahan.[1]
Qiraat maudhu, adalah qiraat yang tidak ada asalnya. Sebagai contoh, qiraat yang dinisbatkan kepada Imam Abu Hanifah dalam surah al-Fatir ayat 28
إِنَّماَ يَخْشَي الله مِنْ عِبَادِهِ الْعَلَمَاءِ
Kata (الله) dibaca dengan (الله). Dan kata (الْعُلَمَاءِ) dibaca (الْعَلَمَاءِ). Menurut Zarqani qiraat tersebut tidak memiliki dasar sama sekali, sehingga Abu Hanifa terbebas darinya.
Qiraat mudraj, adalah qiraat yang disisipkan penafsiran seperti qiraat yang diambil dari Ibn Abbas, seperti terdapat Surah al-Baqarah ayat 198
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ في مواسم الحج فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ
Kalimat (في مواسم الحج) adalah penafsiran yang diselipkan dalam nash ayat tersebut.
Juga terdapat dalam surah Nisa ayat 12:
وَإِنْ كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ كَلالَةً أَوِ امْرَأَةٌ وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ أمٍّ فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ
Tambahan kata (أمٍّ) adalah qiraah S’ad Ibn Abi Waqqash.[2]
_________________________________
Fauzi Abu Fasya
بسمﷲ الرحمن الرحيم
Macam-macam Qira’at al-Qur’an
Beberapa ulama ilmu al-Qur’an berpendapat bahwa qiraat ada tiga macam, mutawatir, ahad dan syadz. Mereka berpendapat bahwa qiraat yang mutawatir adalah qiraat tujuh, kemudian qiraat sepuluh dan qiraat para sahabat adalah ahad. Sebagian berpendapat bahwa qiraat sepuluh adalah mutawatir. Sedangkan selain qiraat tersebut, menurut pandangan ulama adalah syadz.
Menurut Al-Jazari seperti dikutip al-Suyuti dan juga Zarqani, memaparkan macam-macam qiraat ditinjau dari segi sanad adalah: mutawatir, masyhur, ahad, syadz, maudhu’ dan mudraj.
Qiraat mutawatir, adalah qiraat yang disandarkan pada periwayat yang terpercaya dan tidak mungkin mereka berdusta.
Qiraat masyhur, adalah qiraat yang sanadnya sahih tetapi tidak sampai mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa Arab, rasm Uthmani dan terkenal dikalangan ahli qiraat. Oleh sebab itu, qiraat tersebut tidak dikatakan syadz.
Qiraat ahad, adalah qiraat yang sanadnya sahih, tetapi rasmnya berbeda dengan rasm Uthmani. Demikian juga dengan kaidah dalam bahasa Arabnya yang berbeda serta tidak se-masyhur seperti tersebut di atas, seperti terdapat dalam surah al-Taubah ayat 128:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفَسِكُمْ
Kata (أَنْفُسِكُمْ) dibaca dengan (أَنْفَسِكُمْ).
Dalam surah al-Rahman ayat 76
مُتَّكِئِيْنَ عَلَي رَفَارِفَ خُضْرِ وَعَبَاِرقِيِّ حِسَان
Kata (رَفْرَفَ) dibaca dengan (رَفَارِفَ). Kedua bacaan qiraah di atas al-Hakim melalui jalur ‘Ashim Jahdari, dari Abu Barkah, dari Nabi SAW.
Qiraat syadz, adalah qiraat yang sanadnya tidak sahih. Seperti qiraat Ibn al-Samaifah, seperti dalam surah Yunus ayat 92:
فَالْيَوْمَ نُنْحِيْكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلَفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Kata (نُنَجِّيكَ) di baca dengan (نُنْحِيْكَ) dan kata (خَلْفَكَ) dibaca dengan(خَلَفَكَ).
Menurut Abu Amr Ibn Hajab, seperti dikutib al-Jazari, qiraat yang syadz dilarang pembacaannya pada saat solat dan lainnya. Sedangkan menurut mazhab Syafii, apabila seseorang mengetahui bahwa suatu bacaan adalah qiraat syadz dan membacanya pada saat salat, maka batallah solatnya. Jika tidak mengetahui, maka terbebas dari kesalahan.[1]
Qiraat maudhu, adalah qiraat yang tidak ada asalnya. Sebagai contoh, qiraat yang dinisbatkan kepada Imam Abu Hanifah dalam surah al-Fatir ayat 28
إِنَّماَ يَخْشَي الله مِنْ عِبَادِهِ الْعَلَمَاءِ
Kata (الله) dibaca dengan (الله). Dan kata (الْعُلَمَاءِ) dibaca (الْعَلَمَاءِ). Menurut Zarqani qiraat tersebut tidak memiliki dasar sama sekali, sehingga Abu Hanifa terbebas darinya.
Qiraat mudraj, adalah qiraat yang disisipkan penafsiran seperti qiraat yang diambil dari Ibn Abbas, seperti terdapat Surah al-Baqarah ayat 198
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ في مواسم الحج فَإِذَا أَفَضْتُمْ مِنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللَّهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ وَاذْكُرُوهُ كَمَا هَدَاكُمْ وَإِنْ كُنْتُمْ مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الضَّالِّينَ
Kalimat (في مواسم الحج) adalah penafsiran yang diselipkan dalam nash ayat tersebut.
Juga terdapat dalam surah Nisa ayat 12:
وَإِنْ كَانَ رَجُلٌ يُورَثُ كَلالَةً أَوِ امْرَأَةٌ وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ أمٍّ فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا السُّدُسُ
Tambahan kata (أمٍّ) adalah qiraah S’ad Ibn Abi Waqqash.[2]
_________________________________
Fauzi Abu Fasya
🌿Metode Belajar Yang Tepat Bagi Pemula..🌿
PERTANYAAN :
ما هو المنهج الذي ترونه لطالب العلم المبتدئ؟
Metode belajar seperti apakah yang anda pandang sesuai bagi penuntut ilmu yang masih pemula?
JAWABAN :
أرى لطالب العلم المبتدئ أن يحرص أولاً على كتاب الله عز وجل. القرآن الكريم يحرص عليه يحفظه ويتفهم معناه ويعمل به، ثم بما صح عن النبي صلى الله عليه وسلم في السنة. ثم ليتخذ معلماً عنده علم وعنده إيمان وعنده أمانة، كل هذه لا بد أن تتوفر في المعلم.
Aku memandang bagi pemula untuk bersemangat mempelajari kitabulloh Azza wa Jalla. Hendaknya ia bersemangat menghafal Al-Qur’an Al-Karim , memahami, dan mengamalkannya. Kemudian bersemangat pula mempelajari sunnah yang telah shahih dari Nabi shalallahu Alaihi wasallam. Kemudian carilah seorang guru yang memiliki ilmu, iman, dan amanah. Dan semua kriteria ini harus terpenuhi pada seorang guru.
___________________________
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah Liqo al-Babul Maftuh 1197
📚Fauzi Abu Fasya
📱Facebook : Fauzi Abu Fasya
PERTANYAAN :
ما هو المنهج الذي ترونه لطالب العلم المبتدئ؟
Metode belajar seperti apakah yang anda pandang sesuai bagi penuntut ilmu yang masih pemula?
JAWABAN :
أرى لطالب العلم المبتدئ أن يحرص أولاً على كتاب الله عز وجل. القرآن الكريم يحرص عليه يحفظه ويتفهم معناه ويعمل به، ثم بما صح عن النبي صلى الله عليه وسلم في السنة. ثم ليتخذ معلماً عنده علم وعنده إيمان وعنده أمانة، كل هذه لا بد أن تتوفر في المعلم.
Aku memandang bagi pemula untuk bersemangat mempelajari kitabulloh Azza wa Jalla. Hendaknya ia bersemangat menghafal Al-Qur’an Al-Karim , memahami, dan mengamalkannya. Kemudian bersemangat pula mempelajari sunnah yang telah shahih dari Nabi shalallahu Alaihi wasallam. Kemudian carilah seorang guru yang memiliki ilmu, iman, dan amanah. Dan semua kriteria ini harus terpenuhi pada seorang guru.
___________________________
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah Liqo al-Babul Maftuh 1197
📚Fauzi Abu Fasya
📱Facebook : Fauzi Abu Fasya
Kajian Adab
🌿PENTINGNYA BELAJAR ADAB SEBELUM ILMU🌿
___
Adab secara bahasa artinya menerapkan Akhlak mulia.Dalam Fathul Bari,Ibnu Hajar menyebutkan:
والأدب استعمال ما يحمد قولا وفعلا وعبر بعضهم عنه بأنه الأخذ بمكارم الأخلاق
"Al Adab artinya menerapkan segala yg dipuji oleh orang,baik berupa perkataan maupun perbuatan.sebagian ulama juga mendefinisikan,adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia"
(Fathul bari,10/400)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
أنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
"Sesungguhnya aku diutus untuk mnyempurnakan akhlak mulia"
(HR.Baihaqi,dishahihkan Al albani dalam silsilah ash shahihah,no 45 )
Ketahuilah bahwa ulama salaf sangat perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak.
Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum mendalami suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf ulama.
Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”
Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
__________________
Cirebon 9 juni 2019
📝Fauzi Abu Fasya
🌿PENTINGNYA BELAJAR ADAB SEBELUM ILMU🌿
___
Adab secara bahasa artinya menerapkan Akhlak mulia.Dalam Fathul Bari,Ibnu Hajar menyebutkan:
والأدب استعمال ما يحمد قولا وفعلا وعبر بعضهم عنه بأنه الأخذ بمكارم الأخلاق
"Al Adab artinya menerapkan segala yg dipuji oleh orang,baik berupa perkataan maupun perbuatan.sebagian ulama juga mendefinisikan,adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia"
(Fathul bari,10/400)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
أنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
"Sesungguhnya aku diutus untuk mnyempurnakan akhlak mulia"
(HR.Baihaqi,dishahihkan Al albani dalam silsilah ash shahihah,no 45 )
Ketahuilah bahwa ulama salaf sangat perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak.
Mereka pun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum mendalami suatu bidang ilmu dan menemukan berbagai macam khilaf ulama.
Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,
تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata, “Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”
Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian sekali mempelajarinya.
Ibnul Mubarok berkata,
تعلمنا الأدب ثلاثين عاماً، وتعلمنا العلم عشرين
“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”
__________________
Cirebon 9 juni 2019
📝Fauzi Abu Fasya
Kajian Al Qur'an
📚Bagaimana mengambil manfaat Al Qur'an📚
Jika engkau ingin mengambil manfaat Al-Quran,fokuskan hatimu ketika membaca dan mendengarkan, pasang pendengaranmu,hadirlah seperti orang yang sedang diajak berdialog langsung oleh siapa yang telah mewahyukan Al-Quran,yaitu Allah azza wajalla, karena Al Quran adalah pembicaraan dari Allah untukmu melalui lisan Rasul-Nya.Allah berfirman:
إن في ذلك لذكرى لمن كان له قلب أو ألقى السمع وهو شهيد
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat peringatan bagi orang2 yang mempunyai hati atau pendengarannya, sedang dia menyaksikan(nya)."
(QS. Qaaf:37)
Karena pengaruh kesempurnaan pengaruh tergantung kepada pemberi pengaruh yang ampuh, tempat yang siap menerima pengaruh, syarat tercapainya pengaruh dan tidak adanya faktor yang menghalanginya, maka ayat di atas menjelaskan semua hal itu dalam ungkapan yang sangat singkat namun jelas dan paling tepat menunjukkan hal yang dimaksud.
Ibnu Qutaibah, "Ia mendengarkan kitabullah dalam keadaan menghadirkan hati dan pemahaman, tidak lalai dan tidak kurang perhatian.ini adalah isyarat faktor yang menghalangi tercapainya pengaruh, yaitu ketidakhadiran hati dan kelalaiannya untuk memahami apa yang dikatakan kepadanya, mencermati dan merenungkannya.
#Apabila pemberi pengaruh(Al Quran)didapatkan,juga tempat yang siap memberi pengaruh(hati yang hidup),syarat tercapainya pengaruh(mendengar dengan baik),tidak ada faktor penghalang(kesibukanhati dan kelalaiannya dari memahami makna pembicaraan),niscaya tercapailah pengaruh,yaitu mengambil manfaat dan peringatan.
📖مختصر الفوائد للإمام بن قيم الجوزي رحمه الله رحمة واسعة
____________
Cirebon 11 juni 2019
📝Fauzi Abu Fasya
📚Bagaimana mengambil manfaat Al Qur'an📚
Jika engkau ingin mengambil manfaat Al-Quran,fokuskan hatimu ketika membaca dan mendengarkan, pasang pendengaranmu,hadirlah seperti orang yang sedang diajak berdialog langsung oleh siapa yang telah mewahyukan Al-Quran,yaitu Allah azza wajalla, karena Al Quran adalah pembicaraan dari Allah untukmu melalui lisan Rasul-Nya.Allah berfirman:
إن في ذلك لذكرى لمن كان له قلب أو ألقى السمع وهو شهيد
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar2 terdapat peringatan bagi orang2 yang mempunyai hati atau pendengarannya, sedang dia menyaksikan(nya)."
(QS. Qaaf:37)
Karena pengaruh kesempurnaan pengaruh tergantung kepada pemberi pengaruh yang ampuh, tempat yang siap menerima pengaruh, syarat tercapainya pengaruh dan tidak adanya faktor yang menghalanginya, maka ayat di atas menjelaskan semua hal itu dalam ungkapan yang sangat singkat namun jelas dan paling tepat menunjukkan hal yang dimaksud.
Ibnu Qutaibah, "Ia mendengarkan kitabullah dalam keadaan menghadirkan hati dan pemahaman, tidak lalai dan tidak kurang perhatian.ini adalah isyarat faktor yang menghalangi tercapainya pengaruh, yaitu ketidakhadiran hati dan kelalaiannya untuk memahami apa yang dikatakan kepadanya, mencermati dan merenungkannya.
#Apabila pemberi pengaruh(Al Quran)didapatkan,juga tempat yang siap memberi pengaruh(hati yang hidup),syarat tercapainya pengaruh(mendengar dengan baik),tidak ada faktor penghalang(kesibukanhati dan kelalaiannya dari memahami makna pembicaraan),niscaya tercapailah pengaruh,yaitu mengambil manfaat dan peringatan.
📖مختصر الفوائد للإمام بن قيم الجوزي رحمه الله رحمة واسعة
____________
Cirebon 11 juni 2019
📝Fauzi Abu Fasya
Bab Niat
🌿Niat yang Ikhlas🌿
Ikhlas termasuk indikator kesempurnaan agama islam, sifat bagi pemilik derajat yang tinggi, dan syarat diterimanya suatu amal shalih di sisi Allah.
Ikhlas bermakna menetapkan tujuan amal perbuatan sebelum mengerjakannya. Ia adalah wujud memasang niat dalam beramal shalih demi mengharap wajah Allah semata.Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"إنما الأعمال بالنيات،وإنما لكل امرئ ما نوى"
"Sesungguhnya setiap amal tergantung kepada niat, dan setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan"(muttafaq 'alaihi)
Begitu besar pengaruh niat terhadap amal. Ibnul mubarak mengatakan:
رب عمل صغير تكبره النية،ورب عمل كبير تصغره النية
"berapa banyaknya amal kecil yang menjadi besar nilainya karena niat.dan berapa banyaknya amal besar yang menjadi kecil nilainya karena niat.
(lihat jami'ul 'ulum wal hikam lll/19.hadits ini disebutkan oleh adz dzahabi dengan redaksi yang sedikit berbeda dalam siyar a'lamun nubala xv/416)
Sudah selayaknya orang muslim memperhatikan niat bagi setiap amal perbuatannya sehari hari. Hendaknya ia memasang niat yang baik sebisa mungkin,sehingga semua aktifitas yang ia lakukan menjadi catatan pahala baginya.Niat yang lurus dan ikhlas ini sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seorang insan, di dunia maupun di akhirat. Keberkahan akan senantiasa menyertai langkah seseorang yang memiliki niat demikian.
Sebaliknya,niat yang tidak baik, niat yang tidak ikhlas,atau niat yang hanya semata mata mengejarkan dunia, maka akan menghambat langkah seseorang.
Anas radhiyallahu ta'ala 'anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda dihadapan kami, para sahabat:
من كانت الآخرة همه جعل الله غناه في قلبه وجمع له شمله وأتته الدنيا وهي راغمة،ومن كانت الدنيا همه جعل الله فقره بين عينيه وفرق عليه شمله ولم يأته من الدنيا إلا ماقدرله
Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, Allah akan memudahkan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk dan hina.Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya,niscaya Allah akan menjadikan kemiskinan terpampang dihadapan matanya, Allah akan menjadikan urusannya berantakan,dan ia tidak akan memperoleh dunia kecuali apa yang telah ditetapkan baginya(HR.At tirmidzi dan Ahmad.dishahihkan oleh al-albani dalam silsilah ahadits ash shahihah no 949)
Maka jangan lupa,pasanglah niat yang ikhlas semata mata untuk mengejar pahala akhirat niscaya Allah memudahkan urusan kita di dunia dan nantinya di akhirat.
__________________
📝Fauzi Abu Fasya
🌿Niat yang Ikhlas🌿
Ikhlas termasuk indikator kesempurnaan agama islam, sifat bagi pemilik derajat yang tinggi, dan syarat diterimanya suatu amal shalih di sisi Allah.
Ikhlas bermakna menetapkan tujuan amal perbuatan sebelum mengerjakannya. Ia adalah wujud memasang niat dalam beramal shalih demi mengharap wajah Allah semata.Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"إنما الأعمال بالنيات،وإنما لكل امرئ ما نوى"
"Sesungguhnya setiap amal tergantung kepada niat, dan setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan"(muttafaq 'alaihi)
Begitu besar pengaruh niat terhadap amal. Ibnul mubarak mengatakan:
رب عمل صغير تكبره النية،ورب عمل كبير تصغره النية
"berapa banyaknya amal kecil yang menjadi besar nilainya karena niat.dan berapa banyaknya amal besar yang menjadi kecil nilainya karena niat.
(lihat jami'ul 'ulum wal hikam lll/19.hadits ini disebutkan oleh adz dzahabi dengan redaksi yang sedikit berbeda dalam siyar a'lamun nubala xv/416)
Sudah selayaknya orang muslim memperhatikan niat bagi setiap amal perbuatannya sehari hari. Hendaknya ia memasang niat yang baik sebisa mungkin,sehingga semua aktifitas yang ia lakukan menjadi catatan pahala baginya.Niat yang lurus dan ikhlas ini sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seorang insan, di dunia maupun di akhirat. Keberkahan akan senantiasa menyertai langkah seseorang yang memiliki niat demikian.
Sebaliknya,niat yang tidak baik, niat yang tidak ikhlas,atau niat yang hanya semata mata mengejarkan dunia, maka akan menghambat langkah seseorang.
Anas radhiyallahu ta'ala 'anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda dihadapan kami, para sahabat:
من كانت الآخرة همه جعل الله غناه في قلبه وجمع له شمله وأتته الدنيا وهي راغمة،ومن كانت الدنيا همه جعل الله فقره بين عينيه وفرق عليه شمله ولم يأته من الدنيا إلا ماقدرله
Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kekayaan dalam hatinya, Allah akan memudahkan urusannya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan tunduk dan hina.Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuannya,niscaya Allah akan menjadikan kemiskinan terpampang dihadapan matanya, Allah akan menjadikan urusannya berantakan,dan ia tidak akan memperoleh dunia kecuali apa yang telah ditetapkan baginya(HR.At tirmidzi dan Ahmad.dishahihkan oleh al-albani dalam silsilah ahadits ash shahihah no 949)
Maka jangan lupa,pasanglah niat yang ikhlas semata mata untuk mengejar pahala akhirat niscaya Allah memudahkan urusan kita di dunia dan nantinya di akhirat.
__________________
📝Fauzi Abu Fasya
KAJIAN TAHSIN/TAJWID
PENTINGNYA MEMPELAJARI MAKHORIJUL (TEMPAT KELUAR) BUNYI HURUF HIJAIYAH DALAM AL QUR'AN DAN TAJWID DASAR
1.
Berapa banyak dari kita yg sibuk berdebat masalah agama padahal dia belum paham ilmu tajwid dasar.
2.
Kadang kita melihat orang yg dengan bangganya ingin jadi imam, padahal masih belum benar bacaan sholat dan Al Qur'annya.
3.
Betapa banyak dari kita yg ingin menyamakan bacaan tartil Al Qur'an seperti qari idola, tapi akhirnya tajwidnya berantakan.
4.
Berapa banyak dari kita yg mungkin sudah paham banyak masalah aqidah dan fikih Islam tapi belum bisa membedakan bunyi makhroj huruf د ,ذ, ض, ظ belum bisa membedakan bunyi ث, س ,ش, dan ص, belum bisa membedakan bunyi ح ,خ, dan ه, belum bisa membedakan bunyi huruf ت dan ط serta belum paham sifat-sifat huruf hijaiyah.
5.
Dst..mari introspeksi diri
PERLU DIKETAHUI KESALAHAN PENGUCAPAN MAKHROJ HURUF HIJAIYAH DAN KESALAHAN TAJWID DASAR DAPAT MERUSAK DAN MERUBAH MAKNA BACAAN SHOLAT, AL QUR'AN, DZIKIR, DAN DOA KITA.
MIRISNYA, SEDIKIT YANG ANTUSIAS MENGHADIRI KAJIAN TAJWID & TAHSIN AL QUR'AN DENGAN ALASAN SUDAH BISA MEMBACA AL QUR'AN. PADAHAL BELUM TENTU BACAANNYA BENAR JIKA DISIMAK USTADZ YANG AHLI TAJWID & TAHSIN.
ITULAH MENGAPA MEMPELAJARI MAKHORIJUL HURUF HIJAIYAH DAN TAJWID DASAR ITU PENTING.
PENGUASAAN MAKHORIJUL HURUF DAN TAJWID DASAR DAPAT MENUNJANG BACAAN SHOLAT, BACAAN AL QUR'AN, DZIKIR, DAN DOA KITA.
MARI MULAI SEKARANG KITA SUNGGUH-SUNGGUH MEMPELAJARI MAKHORIJUL HURUF HIJAIYAH DAN TAJWID DASAR. MUDAH-MUDAHAN DIMUDAHKAN ALLAH 'AZZA WA JALLA.
TERUS INTROPEKSI DIRI, BELAJAR, TETAP SEMANGAT, DAN JANGAN PUTUS ASA.
*BUAT YG SUDAH MAHIR, SILAHKAN TINGKATKAN KE PENGUASAAN ILMU-ILMU SYAR'I LAINNYA.
SEMOGA BERMANFAAT
ALLAHU A'LAM
Materi Tajwid ke 1
Kajian Belajar Tajwid Rasa Qiro'at
Oleh Ustadz Asep Milah
Selasa, 8 Juli 2019
Di masjid Griya Lembah Depok
*Uraian Mabadi Ilmu Tajwid*
*Tahu kah Anda...*
Bahwa dalam setiap cabang Ilmu Syar'i ada 10 pokok bahasan. Dalam hal ilmu Tajwid pun demikian ada 10 pokok bajasan yang akan di pelajari.
👤 Berkata Ibnush Shabbaan:
إنّ مَبَادِئَ كُلِّ فَنٍّ عَشرَة الحدُّ والمَوضُوعُ ثُمّ الثَّمرَة
وَفَضلُهُ وَنِسبَةُ وَالوَاضِع الِاسمُ الِاستِمدَادُ حُكمُ الشَّارِع
مَسَائلُ والبَعضُ بِالبَعضِ اكتَفَى وَمَن دَرَى الجَمِيعَ نَالَ الشَّرَفَا
Sesungguhnya mabadi setiap ilmu ada sepuluh :
1. Batasan (definisi): الحد
2. Pokok Bahasanya: الموضوع
3. Buahnya : ثمرته
4. Keutamaan: فضله
5. Nisbatnya : نسبتهq
6. penemunya : الواضع
7. Namanya : الاسم
8. Sandarannya : الستمداد
9. Hukum syar’inya : حكم الشارع
10. Permasalahannya: مسائل
siapa yang memahami sebagiannya cukup baginya. Dan siapa yang memahami seluruhnya, maka ia akan meraih kemuliaan
1. Definisi/Ta'rif
حدُّه أو تعريفُه: التجويد لغةً مَصْدَرٌ جَوَّدَ؛ أي: حسَّن؛ فالتجويد إذًا معناه: التَّحسين. والتجويد اصطلاحًا: هو إخراجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ مخرَجِهِ، مع إعطائِه حقَّه ومستحقَّه؛ فَحَقُّ الحَرْفِ هو مخرَجُه وصِفَاتُه التي لا تُفَارقُه؛ كَالْهَمْسِ والجَهْرِ. ومستحقُّه هو الصفاتُ التي يُوْصَفُ الحرفُ بها أحيانًا، وتفارِقُه أحيانًا؛ كالتفخيمِ والترقيق بالنسبة لِلرَّاءِ.
*- Menurut bahasa.*
Tajwid menurut bahasa merupakan mashdar (جَوَّدَ) yang artinya menjadikan bagus, membuat lebih baik, memperindah. Maka tajwid bermakna (تَحْسِيْنُ)/membaguskan.
*- Menurut istilah.*
Adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya, serta memberikan huruf-huruf tersebut hak dan mustahaknya.Hak huruf adalah makhroj dan sifat huruf yang tidak akan terpisah darinya, seperti hams dan jahr. Mustahak huruf adalah sifat-sifat yang terkadang diterapkan dan kadang dihilangkan seperti tafkhim dan tarqiq pada ro’.
2. Nama
اِسْمُهُ: عِلْمُ التَّجْوِيْدِ.
Ilmu ini sebutan “Ilmu Tajwid”.
3. Objek
موضوعُه: الْمَوْضُوْع الذي يَبْحَثُ فيه علمُ التَّجويدِ هو الكَلِمَاتُ القُرْآنِيَّةُ، مِنْ حَيْثُ إعطاءُ الحُروْفِ حقَّها ومستحقَّها، دُوْنَ تكلُّفٍ فِي النُّطْقِ أَوْ تَعَسُّفٍ.
Sasaran ilmu tajwid adalah kata-kata dalam al-Quran, dari segi pengucapan huruf-hurufnya dengan tepat dan benar.
4. Tujuan/Goal.
ثمرتُه: الثَّمْرَةُ الْمُرَجَوَّةُ مِنْ علم التَّجويد هي: صَوْنُ اللِّسَانِ عَنِ اللَّحْنِ عِنْدَ قِرَاءَةِ كِتَابِ اللهِ تعالى.
Tujuan yang diharapkan mempelajari ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Quran.
5. Perbandingan
نسبتُه: علمُ التَّجويد أحدُ العلوم الشرعيَّة المتعلقة بالقرآنِ الكريم؛
Ilmu tajwid merupakan salah satu ilmu syariah Islam yang berhubungan dengan al-Qur’an
6. Peletak
واضعُه:
إن الذي وضَع هذا العلم - مِن الناحية العملية - هو سيدنا رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- عن طريق تلقِّيه عن جبريلَ - عليه السلام -، عن رب العزة - عزَّ وجلَّ - ثم أخذه الصحابةُ عن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- وتلقاه التابعون عن الصحابة، وهكذا إلى أن وصَل إلينا مجوَّدًا متواترًا في كل فترة نُقل فيها.
Dari segi praktik, perintis ilmu ini adalah Rasulullah saw dengan cara talaqqi dari Jibril as dari Alah swt. Para sahabat mengajarkan para tabi’in, para tabi’in mengajarkan kepada para tabi’i tabi’in dan seterusnya sampai ke zaman kita sekarang.
Namun secara teori yakni orang pertama meletakkan dasar-dasar kaidah tajwid terdapat perbedaan, diantaranya:
- Para imam ahli qiroah.
- Ada juga yang mengatakan Imam Abu Umar Hafsh bin Umar bin Abdul Aziz ad-Duuri al-Azdi al-Baghdaadi an-Nahwi, salah seorang perowi Imam Abu Amr bin Al – ‘Alaa’ al-Bashri dan Imam Abu Hamzah al-Kisa’i. Beliau adalah orang yang pertama kali mengumpulkan ilmu qiroah.
- Orang yang pertama kali mengarang ilmu tajwid dalam bentuk mandhzumah adalah Imam Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah bin Yahya bin Khoqon al-Baghdadi (wafat 325H) dalam karya beliau “Al-Mandzumah Al-Khoqoniyyah” terdiri dari 51 bait syair.
- Orang yang pertama kali mengarang ilmu tajwid dalam bentuk natsr adalah Imam Makky bin Abi Tholib al-Qoisy (wafat 437H) dalam kitab beliau “Ar-Ri’ayah”.
- Ada juga yang berpendapat Abu Aswad ad-Duali
7. Keutamaan
فضلُه: يُعَدُّ علمُ التَّجويد مِنْ أَشْرَفِ العُلُوْمِ وأَعْلَاهَا منزلةً على الإطلاق، وذلك من جهةِ تعلُّقه بكتاب الله.
Ilmu tajwid dianggap salah satu ilmu yang mulia dan mempunyai kedudukan yang paling tinggi secara mutlak. Itu karena keterkaitan ilmu tajwid dengan kitab suci yang paling mulia.
8. Pembahasan/materi yang dibahas.
مسائلُه: يَبْحَث علم التَّجويد في مجموعةٍ من القضايا والقواعدَ الكُلَيَّةِ، التي يتعرَّف بِهَا على جُزْئِيَاتِ هذا العلم، التي وضعَها أهلُ الأدَاءِ وعلماءُ القراءة، نحوُ أحكامُ المدِّ والقصر، والنون الساكنة، والتَّنوين.
Ilmu tajwid membahas peraturan dan kaidah-kaidah umum (yang berkaitan dengan cara membaca al-Quran), yang dimana dengan kaidah-kaidah tersebut seseorang mengetahui hukum-hukum yang terperinci yang telah ditetapkan oleh para ulama seperti hukum mad dan qoshr, dan hukum nun mati dan tanwin.
9. Pengambilan ilmu tajwid
استمداده: استمدَّ أهل الأداء وعلماءُ القراءة هذا العلم من الكيفية التي أقرأ بها جبريلُ رسولَ الله -صلى الله عليه وسلم- وقرأ بها النبيُّ، وهذه الكيفية وصَلت إلينا عن طريقِ الصحابة - رضوان الله عليهم أجمعين - ثم التابعين، ثم أهل التلاوة والأداء المتصلِ سندُهم بسيدنا رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم.
Para ulama menyandarkan ilmu tajwid dari praktik bacaan Jibril kepada Rasulullah saw hingga sampai kepada kita melalui para sahabat, para tabiin, kemudian ahli tilawah.
10. Hukum mempelajarinya
حكمُ الشرعِ فيه: التجويد العملي : هو فرض عين على كل مسلم ومسلمة والتجويد العلمي (النظري): هو فرض كفاية.
Hukum mempelajari ilmu tajwid diperinci menjadi dua:
- Ilmu tajwid amali yaitu mengamalkan/mempraktikkannya adalah fardhu ain bagi semua muslim laki-laki dan wanita.
- Mengetahui teori tajwid secara mendalam adalah fardhu kifayah atas seluruh umat.
Akhukum Fillah
Asep Millah
Kajian Belajar Tajwid Rasa Qiro'at
Oleh Ustadz Asep Milah
Selasa, 8 Juli 2019
Di masjid Griya Lembah Depok
*Uraian Mabadi Ilmu Tajwid*
*Tahu kah Anda...*
Bahwa dalam setiap cabang Ilmu Syar'i ada 10 pokok bahasan. Dalam hal ilmu Tajwid pun demikian ada 10 pokok bajasan yang akan di pelajari.
👤 Berkata Ibnush Shabbaan:
إنّ مَبَادِئَ كُلِّ فَنٍّ عَشرَة الحدُّ والمَوضُوعُ ثُمّ الثَّمرَة
وَفَضلُهُ وَنِسبَةُ وَالوَاضِع الِاسمُ الِاستِمدَادُ حُكمُ الشَّارِع
مَسَائلُ والبَعضُ بِالبَعضِ اكتَفَى وَمَن دَرَى الجَمِيعَ نَالَ الشَّرَفَا
Sesungguhnya mabadi setiap ilmu ada sepuluh :
1. Batasan (definisi): الحد
2. Pokok Bahasanya: الموضوع
3. Buahnya : ثمرته
4. Keutamaan: فضله
5. Nisbatnya : نسبتهq
6. penemunya : الواضع
7. Namanya : الاسم
8. Sandarannya : الستمداد
9. Hukum syar’inya : حكم الشارع
10. Permasalahannya: مسائل
siapa yang memahami sebagiannya cukup baginya. Dan siapa yang memahami seluruhnya, maka ia akan meraih kemuliaan
1. Definisi/Ta'rif
حدُّه أو تعريفُه: التجويد لغةً مَصْدَرٌ جَوَّدَ؛ أي: حسَّن؛ فالتجويد إذًا معناه: التَّحسين. والتجويد اصطلاحًا: هو إخراجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ مخرَجِهِ، مع إعطائِه حقَّه ومستحقَّه؛ فَحَقُّ الحَرْفِ هو مخرَجُه وصِفَاتُه التي لا تُفَارقُه؛ كَالْهَمْسِ والجَهْرِ. ومستحقُّه هو الصفاتُ التي يُوْصَفُ الحرفُ بها أحيانًا، وتفارِقُه أحيانًا؛ كالتفخيمِ والترقيق بالنسبة لِلرَّاءِ.
*- Menurut bahasa.*
Tajwid menurut bahasa merupakan mashdar (جَوَّدَ) yang artinya menjadikan bagus, membuat lebih baik, memperindah. Maka tajwid bermakna (تَحْسِيْنُ)/membaguskan.
*- Menurut istilah.*
Adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya, serta memberikan huruf-huruf tersebut hak dan mustahaknya.Hak huruf adalah makhroj dan sifat huruf yang tidak akan terpisah darinya, seperti hams dan jahr. Mustahak huruf adalah sifat-sifat yang terkadang diterapkan dan kadang dihilangkan seperti tafkhim dan tarqiq pada ro’.
2. Nama
اِسْمُهُ: عِلْمُ التَّجْوِيْدِ.
Ilmu ini sebutan “Ilmu Tajwid”.
3. Objek
موضوعُه: الْمَوْضُوْع الذي يَبْحَثُ فيه علمُ التَّجويدِ هو الكَلِمَاتُ القُرْآنِيَّةُ، مِنْ حَيْثُ إعطاءُ الحُروْفِ حقَّها ومستحقَّها، دُوْنَ تكلُّفٍ فِي النُّطْقِ أَوْ تَعَسُّفٍ.
Sasaran ilmu tajwid adalah kata-kata dalam al-Quran, dari segi pengucapan huruf-hurufnya dengan tepat dan benar.
4. Tujuan/Goal.
ثمرتُه: الثَّمْرَةُ الْمُرَجَوَّةُ مِنْ علم التَّجويد هي: صَوْنُ اللِّسَانِ عَنِ اللَّحْنِ عِنْدَ قِرَاءَةِ كِتَابِ اللهِ تعالى.
Tujuan yang diharapkan mempelajari ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Quran.
5. Perbandingan
نسبتُه: علمُ التَّجويد أحدُ العلوم الشرعيَّة المتعلقة بالقرآنِ الكريم؛
Ilmu tajwid merupakan salah satu ilmu syariah Islam yang berhubungan dengan al-Qur’an
6. Peletak
واضعُه:
إن الذي وضَع هذا العلم - مِن الناحية العملية - هو سيدنا رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- عن طريق تلقِّيه عن جبريلَ - عليه السلام -، عن رب العزة - عزَّ وجلَّ - ثم أخذه الصحابةُ عن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- وتلقاه التابعون عن الصحابة، وهكذا إلى أن وصَل إلينا مجوَّدًا متواترًا في كل فترة نُقل فيها.
Dari segi praktik, perintis ilmu ini adalah Rasulullah saw dengan cara talaqqi dari Jibril as dari Alah swt. Para sahabat mengajarkan para tabi’in, para tabi’in mengajarkan kepada para tabi’i tabi’in dan seterusnya sampai ke zaman kita sekarang.
Namun secara teori yakni orang pertama meletakkan dasar-dasar kaidah tajwid terdapat perbedaan, diantaranya:
- Para imam ahli qiroah.
- Ada juga yang mengatakan Imam Abu Umar Hafsh bin Umar bin Abdul Aziz ad-Duuri al-Azdi al-Baghdaadi an-Nahwi, salah seorang perowi Imam Abu Amr bin Al – ‘Alaa’ al-Bashri dan Imam Abu Hamzah al-Kisa’i. Beliau adalah orang yang pertama kali mengumpulkan ilmu qiroah.
- Orang yang pertama kali mengarang ilmu tajwid dalam bentuk mandhzumah adalah Imam Abu Muzahim Musa bin Ubaidillah bin Yahya bin Khoqon al-Baghdadi (wafat 325H) dalam karya beliau “Al-Mandzumah Al-Khoqoniyyah” terdiri dari 51 bait syair.
- Orang yang pertama kali mengarang ilmu tajwid dalam bentuk natsr adalah Imam Makky bin Abi Tholib al-Qoisy (wafat 437H) dalam kitab beliau “Ar-Ri’ayah”.
- Ada juga yang berpendapat Abu Aswad ad-Duali
7. Keutamaan
فضلُه: يُعَدُّ علمُ التَّجويد مِنْ أَشْرَفِ العُلُوْمِ وأَعْلَاهَا منزلةً على الإطلاق، وذلك من جهةِ تعلُّقه بكتاب الله.
Ilmu tajwid dianggap salah satu ilmu yang mulia dan mempunyai kedudukan yang paling tinggi secara mutlak. Itu karena keterkaitan ilmu tajwid dengan kitab suci yang paling mulia.
8. Pembahasan/materi yang dibahas.
مسائلُه: يَبْحَث علم التَّجويد في مجموعةٍ من القضايا والقواعدَ الكُلَيَّةِ، التي يتعرَّف بِهَا على جُزْئِيَاتِ هذا العلم، التي وضعَها أهلُ الأدَاءِ وعلماءُ القراءة، نحوُ أحكامُ المدِّ والقصر، والنون الساكنة، والتَّنوين.
Ilmu tajwid membahas peraturan dan kaidah-kaidah umum (yang berkaitan dengan cara membaca al-Quran), yang dimana dengan kaidah-kaidah tersebut seseorang mengetahui hukum-hukum yang terperinci yang telah ditetapkan oleh para ulama seperti hukum mad dan qoshr, dan hukum nun mati dan tanwin.
9. Pengambilan ilmu tajwid
استمداده: استمدَّ أهل الأداء وعلماءُ القراءة هذا العلم من الكيفية التي أقرأ بها جبريلُ رسولَ الله -صلى الله عليه وسلم- وقرأ بها النبيُّ، وهذه الكيفية وصَلت إلينا عن طريقِ الصحابة - رضوان الله عليهم أجمعين - ثم التابعين، ثم أهل التلاوة والأداء المتصلِ سندُهم بسيدنا رسولِ الله - صلى الله عليه وسلم.
Para ulama menyandarkan ilmu tajwid dari praktik bacaan Jibril kepada Rasulullah saw hingga sampai kepada kita melalui para sahabat, para tabiin, kemudian ahli tilawah.
10. Hukum mempelajarinya
حكمُ الشرعِ فيه: التجويد العملي : هو فرض عين على كل مسلم ومسلمة والتجويد العلمي (النظري): هو فرض كفاية.
Hukum mempelajari ilmu tajwid diperinci menjadi dua:
- Ilmu tajwid amali yaitu mengamalkan/mempraktikkannya adalah fardhu ain bagi semua muslim laki-laki dan wanita.
- Mengetahui teori tajwid secara mendalam adalah fardhu kifayah atas seluruh umat.
Akhukum Fillah
Asep Millah
ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS DAN IDENTIFIKASINYA
Untuk mengidentifikasi apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan, perlu terlebih dahulu dirumuskan pengertian anak dengan kebutuhan khusus, karakteristik (ciri-ciri) anak dengan kebutuhan khusus, baru kemudian dirumuskan hal-hal yang berkaitan dengan identifikasi.
A. Pengertian Anak dengan kebutuhan khusus
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social, emosional) dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Dengan demikian, meskipun seorang anak mengalami kelainan/ penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak signifikan sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.
Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus akan dikelompokkan menjadi 9 jenis. Berdasarkan berbagai studi, ke 9 jenis ini paling sering dijumpai di sekolah-sekolah reguler. Jika di luar 9 jenis tersebut masih dijumpai di sekolah, maka guru dapat bekerjasama dengan pihak lain yang relevan untuk menanganinya, seperti anak-anak autis, anak korban narkoba, anak yang memiliki penyakit kronis, dan lain-lain. Secara singkat masing-masing jenis kelainan dijelaskan sebagai berikut :
1. Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan
Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
2. Tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran
Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
3. Tunadaksa/mengalami kelainan angota tubuh/gerakan
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
4. Berbakat/memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
Anak berbakat adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (inteligensi), kreativitas, dan tanggungjawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
5. Tunagrahita
Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus.
6. Lamban belajar (slow learner) :
Lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita. Dalam beberapa hal mengalami hambatan atau keterlambatan berpikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial, tetapi masih jauh lebih baik dibanding dengan yang tunagrahita, lebih lamban dibanding dengan yang normal, mereka butuh waktu yang lebih lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
Anak yang berkesulitan belajar spesifik adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus (terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung atau matematika), diduga disebabkan karena faktor disfungsi neugologis, bukan disebabkan karena factor inteligensi (inteligensinya normal bahkan ada yang di atas normal), sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak berkesulitan belajar spesifik dapat berupa kesulitan belajar membaca (disleksia), kesulitan belajar menulis (disgrafia), atau kesulitan belajar berhitung (diskalkulia), sedangkan mata pelajaran lain mereka tidak mengalami kesulitan yang signifikan (berarti)
8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi;
Anak yang mengalami gangguan komunikasi adalah anak yang mengalami kelainan suara, artikulasi (pengucapan), atau kelancaran bicara, yang mengakibatkan terjadi penyimpangan bentuk bahasa, isi bahasa, atau fungsi bahasa, sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Anak yang mengalami gangguan komunikasi ini tidak selalu disebabkan karena faktor ketunarunguan.
9. Tunalaras/anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.
Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya.
B. Karakteristik Anak dengan kebutuhan khusus
Setiap anak dengan kebutuhan khusus memiliki karakteristik (ciri-ciri) tertentu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk keperluan identifikasi, di bawah ini akan disebutkan ciri-ciri yang menonjol dari masing-masing jenis anak dengan kebutuhan khusus.
1. Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan
- a. Tidak mampu melihat
- b. Tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter
- Kerusakan nyata pada kedua bola mata,
- Sering meraba-raba/tersandung waktu berjalan,
- Mengalami kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya,
- Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh/besisik/kering,
- Peradangan hebat pada kedua bola mata,
- Mata bergoyang terus.
Nilai standar : 4 (di luar a dan b), maksudnya, jika a dan b terpenuhi, maka tidak perlu menghitung urutan berikutnya.
2. Tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran
- Tidak mampu mendengar,
- Terlambat perkembangan bahasa
- Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
- Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara
- Ucapan kata tidak jelas
- Kualitas suara aneh/monoton,
- Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
- Banyak perhatian terhadap getaran,
- Keluar cairan ‘nanah’ dari kedua telinga
Nilai Standar : 6 (di luar a), maksudnya jika a terpenuhi, maka berikutnya tidak perlu dihiung.
3. Tunadaksa/anak yang mengalami kelainan angota tubuh/gerakan
- Anggauta gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh,
- Kesulitan dalam gerakan (tidak sempurna, tidak lentur/tidak terkendali),
- Terdapat bagian anggauta gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasa,
- Terdapat cacat pada alat gerak,
- Jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam,
- Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
- Hiperaktif/tidak dapat tenang.
Nilai Standar : 5
4. Anak Berbakat/ memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
- Membaca pada usia lebih muda,
- Membaca lebih cepat dan lebih banyak,
- Memiliki perbendaharaan kata yang luas,
- Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,
- Mempunayi minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa,
- Mempunyai inisiatif dan dapat berkeja sendiri,
- Menunjukkan keaslian (orisinalitas) dalam ungkapan verbal,
- Memberi jawaban-jawaban yang baik,
- Dapat memberikan banyak gagasan
- Luwes dalam berpikir
- Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan,
- Mempunyai pengamatan yang tajam,
- Dapat berkonsentrasi untuk jangka waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati,
- Berpikir kritis, juga terhadap diri sendiri,
- Senang mencoba hal-hal baru,
- Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi,
- Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan-pemecahan masalah,
- Cepat menangkap hubungan sebabakibat,
- Berperilaku terarah pada tujuan,
- Mempunyai daya imajinasi yang kuat,
- Mempunyai banyak kegemaran (hobi),
- Mempunyai daya ingat yang kuat,
- Tidak cepat puas dengan prestasinya,
- Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),
- Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan.
Nilai Standar : 18
5. Tunagrahita
- Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu kecil/ besar,
- Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,
- Perkembangan bicara/bahasa terlambat
- Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan (pandangan kosong),
- Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali),
- Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
Nilai Standar : 6
6. Anak Lamban Belajar
- Rata-rata prestasi belajarnya selalu rendah (kurang dari 6),
- Dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik sering terlambat dibandingkan teman-teman seusianya,
- Daya tangkap terhadap pelajaran lambat,
- Pernah tidak naik kelas.
Nilai Standar : 4
7. Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
• Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)
- Perkembangan kemampuan membaca terlambat,
- Kemampuan memahami isi bacaan rendah,
- Kalau membaca sering banyak kesalahan
Nilai standarnya 3
• Anak yang mengalami kesulitan belajar menulis (disgrafia)
- Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai,
- Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya,
- Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca,
- Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,
- Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.
Nilai standarnya 4.
• Anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)
- Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, >, <, =
- Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan,
- Sering salah membilang dengan urut,
- Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya,
- Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
Nilai standarnya 4.
8. Anak yang mengalami gangguan komunikasi
- Sulit menangkap isi pembicaraan orang lain,
- Tidak lancar dalam berbicaraa/mengemukakan ide,
- Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi,
- Kalau berbicara sering gagap/gugup,
- Suaranya parau/aneh,
- Tidak fasih mengucapkan kata-kata tertentu/celat/cadel,
- Organ bicaranya tidak normal/sumbing.
Nilai standarnya 5.
9. Tunalaras (anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku).
- Bersikap membangkang,
- Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah
- Sering melakukan tindakan aggresif, merusak, mengganggu
- Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.
Nilai standarnya 4.
C. Identifikasi
Istilah identifikasi secara harfiah dapat diartikan menemukan atau menemukenali. Dalam buku ini istilah identifkasi anak dengan kebutuhan khusus dimaksudkan merupakan suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal).
Setelah dilakukan identifikasi, kondisi seseorang dapat diketahui, apakah pertumbuhan/perkembangannya termasuk normal atau mengalami kelainan/penyimpangan.
Bila mengalami kelainan/penyimpangan, dapat diketahui pula apakah anak tergolong: (1) Tunanetra/anak yang mengalami gangguan penglihatan; (2) Tunarungu/anak yang mengalami gangguan pendengaran; (3) Tunadaksa/anak yang mengalami kelainan angota tubuh/gerakan); (4) Anak Berbakat/anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa; (5) Tunagrahita; (6) Anak lamban belajar; (7) Anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik (disleksia, disgrafia, atau diskalkulia); (8) Anak yang mengalami gangguan komunikasi; dan (9) Tunalaras/anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.
Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan. Maka biasanya identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-pihak yang terkait dengannya. Sedangkan langkah berikutnya, yang sering disebut asesmen, bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain.
Dalam istilah sehari-hari, identifikasi sering disebut dengan istilah penjaringan, sedangkan asesmen disebut dengan istilah penyaringan.
D. Tujuan Identifikasi
Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi anak dengan kebutuhan khusus dilakukan untuk lima keperluan, yaitu: (1) penjaringan (screening), (2) pengalihtanganan (referal), (3) klasifikasi, (4) perencanaan pembelajaran, dan (5) pemantauan kemajuan belajar.
1. Penjaringan (screening)
Penjaringan dilakukan terhadap semua anak di kelas dengan Alat Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (AI AKB) terlampir.
Pada tahap ini identifiksi berfungsi menandai anak-anak mana yang menunjukkan gejala-gejala tertentu, kemudian menyimpulkan anak-anak mana yang mengalami kelainan/penyimpangan tertentu, sehingga tergolong anak dengan kebutuhan khusus.
Dengan AI ALB guru, orang tua, maupun tenaga professional terkait, dapat melakukan kegiatan ini secara baik dan hasilnya dapat digunakan untuk bahan penanganan lebih lanjut.
Pada tahap ini identifiksi berfungsi menandai anak-anak mana yang menunjukkan gejala-gejala tertentu, kemudian menyimpulkan anak-anak mana yang mengalami kelainan/penyimpangan tertentu, sehingga tergolong anak dengan kebutuhan khusus.
Dengan AI ALB guru, orang tua, maupun tenaga professional terkait, dapat melakukan kegiatan ini secara baik dan hasilnya dapat digunakan untuk bahan penanganan lebih lanjut.
2. Pengalihtanganan (referral)
Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan pada tahap penjaringan, selanjutnya anak-anak dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, ada anak yang tidak perlu dirujuk ke ahli lain (tenaga profesional) dan dapat langsung ditangani sendiri oleh guru dalam bentuk layanan pembelajaran yang sesuai.
Kedua, ada anak yang perlu dirujuk ke ahli lain terlebih dulu (referal) seperti psikolog, dokter, orthopedagog (ahli PLB), dan/atau therapis, baru kemudian ditangani oleh guru.
Proses perujukan anak oleh guru ke tenaga professional lain untuk membantu mengatasi masalah anak yang bersangkutan disebut proses pengalihtanganan (referral). Jika tenaga professional tersebut tidak tersedia dapat dimintakan bantuan ke tenaga lain yang ada seperti Guru Pembimbing Khusus (Guru PLB) atau Konselor.
3. Klasifikasi
Pada tahap klasifikasi, kegiatan identifikasi bertujuan untuk menentukan apakah anak yang telah dirujuk ke tenaga professional benar-benar memerlukan penanganan lebih lanjut atau langsung dapat diberi pelayanan pendidikan khusus.Apabila berdasar pemeriksaan tenaga professional ditemukan masalah yang perlu penanganan lebih lanjut (misalnya pengobatan, therapy, latihan-latihan khusus, dan sebagainya) maka guru tinggal mengkomunikasikan kepada orang tua siswa yang bersangkutan. Jadi guru tidak mengobati dan/atau memberi therapy, melainkan sekedar meneruskan kepada orang tua tentang kondisi anak yang bersangkutan. Guru hanya akan membantu siswa dalam hal pemberian pelayanan pendidikan sesuai dengan kondisi anak. Apabila tidak ditemukan tanda-tanda yang cukup kuat bahwa anak yang bersangkutan memerlukan penanganan lebih lanjut, maka anak dapat dikembalikan ke kelas semula untuk mendapatkan pelayanan pendidikan khusus.
Kegiatan klasifikasi ini memilah-milah mana anak dengan kebutuhan khusus yang memerlukan penanganan lebih lanjut dan mana yang langsung dapat mengikuti pelayanan pendidikan khusus di kelas reguler.
4. Perencanaan pembelajaran
Pada tahap ini, kegiatan identifikasi bertujuan untuk keperluan penyusunan program pembelajaran yang diindividualisasikan (PPI). Dasarnya adalah hasil dari klasifikasi. Setiap jenis dan gradasi (tingkat kelainan) anak dengan kebutuhan khusus memerlukan program pembelajaran yang berbeda satu sama lain. Mengenai program pembelajaran yang diindividualisasikan (PPI) akan dibahas secara khusus dalam buku yang lain tentang pembelajaran dalam pendidikan inklusi.
5. Pemantauan kemajuan belajar
Kemajuan belajar perlu dipantau untuk mengetahui apakah program pembelajaran khusus yang diberikan berhasil atau tidak. Apabila dalam kurun waktu tertentu anak tidak mengalami kemajuan yang signifikan (berarti), maka perlu ditinjau lagi beberapa aspek yang berkaitan. Misalnya apakah diagnosis yang kita buat tepat atau tidak, Program Pembelajaran Individual (PPI) yang kita susun sesuai atau tidak, bimbingan belajar khusus yang kita berikan sesuai atau tidak, dan seterusnya.
Sebaliknya, apabila dengan program khusus yang diberikan, anak mengalami kemajuan yang cukup signifikan maka program tersebut perlu diteruskan sambil memperbaiki/menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada.
Sebaliknya, apabila dengan program khusus yang diberikan, anak mengalami kemajuan yang cukup signifikan maka program tersebut perlu diteruskan sambil memperbaiki/menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada.
Dengan lima tujuan khusus di atas, identifikasi perlu dilakukan secara terus menerus oleh guru, dan jika perlu dapat meminta bantuan dan/atau bekerja sama dengan tenaga professional terkait.
III. PELAKSANAAN IDENTIFIKASI
A. Sasaran Identifikasi
Secara umum sasaran identifikasi anak dengan kebutuhan khusus adalah seluruh anak usia pra-sekolah dan usia sekolah dasar. Sedangkan secara khusus (operasional), sasaran identifikasi anak dengan kebutuhan khusus adalah:
- Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
- Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
- Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya tergolong anak dengan kebutuhan khusus sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya; sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya;
- Anak yang drop-out Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik.
B. Petugas Identifikasi
Untuk mengidentifikasi seorang anak apakah tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan, dapat dilakukan oleh:
- Guru kelas;
- Orang tua anak; dan/atau
- Tenaga professional terkait.
C. Pelaksanaan Identifikasi
Ada beberapa langkah dalam rangka pelaksanaan identifikasi anak berkebutuhan khusus. Untuk identifikasi anak usia sekolah yang belum bersekolah atau drop out sekolah, maka sekolah yang bersangkutan perlu melakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan Kepala Desa/Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraan dengan orangtua, komite sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.
Untuk anak-aak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghimpun data tentang anak
Pada tahap ini petugas (guru) menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas (berdasar gejala yang nampak pada siswa) dengan menggunakan Alat Identifikasi Anak dengan kebutuhan khusus (AI ALB). Lihat Format 3 terlampir.
2. Menganalisis data dan mengklasifikasi anak
Pada tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak dengan kebutuhan khusus (yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus). Buatlah daftar nama anak yaang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri dan standar nilai yang telah ditetapkan. Jika ada anak yang memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dimasukkan ke dalam daftar nama-nama anak yang berindikasi kelainan sesuai dengan format khusus yang disediakan seperti terlampir (Lihat Format 4). Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus tersebut.
3. Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah
Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat guru dilaporkan kepada Kepala Sekolah untuk mendapat saran-saran pemecahan atau tindak lanjutnya.
4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference)
Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data anak dengan kebutuhan khusus terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah dapat melibatkan: (1) Kepala Sekolah sendiri; (2) Dewan Guru; (3) orang tua/wali siswa; (4) tenaga professional terkait, jika tersedia dan dimungkinkan; (5) Guru Pembimbing Khusus (Guru PLB) jika tersedia dan memungkinkan.
Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pemecahan serta penanggulangannya.
Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pemecahan serta penanggulangannya.
5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus
Pada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan penanggulangannya perlu dirumuskan dalam laporan hasil pertemuan kasus. Format laporan hasil pertemuan kasus dapat menggunakan contoh seperti terlampir (lihat Format 5)
D. ALAT IDENTIFIKASI
Secara sederhana ada beberapa aspek informasi yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Contoh alat identifikasi sederhana untuk membantu guru dan orang tua dalam rangka menemukenali anak yang memerlukan layanan pendidikan khusus, antara lain sebagai berikut :
1. Form 1 : Informasi riwayat perkembangan anak
2. Form 2 : informasi/ data orangtua anak/wali siswa
3. Form 3 : informasi profil kelainan anak (AI-ALB)
Dari ketiga informasi tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut.
1. Informasi riwayat perkembangan anak
Informasi riwayat perkembangan anak adalah informasi mengenai keadaan anak sejak di dalam kandungan hingga tahun-tahun terakhir sebelum masuk SD/MI.. Informasi ini penting sebab dengan mengetahui latar belakang perkembangan anak, mungkin kita dapat menemukan sumber penyebab problema belajar.
Informasi mengenai perkembangan anak sangat penting bagi guru untuk mempertimbangkan kebijakan program pembelajaran yang akan diberikan kepada anak. Informasi perkembangan anak biasanya mencakup identitas anak, riwayat masa kehamilan dan kelahiran, perkembangan masa balita, perkembangan fisik, perkembangan sosial, dan perkembangan pendidikan.
Riwayat masa kehamilan dan kelahiran meliputi perkembangan masa kehamilan, penyakit yang diderita ibu, usia di dalam kandungan, proses kelahiran, tempat kelahiran, penolong persalinan, gangguan pada saat proses kelahiran, berat badan bayi, panjang badan bayi, dan tanda-tanda kelainan pada bayi.
Perkembangan masa balita sekurang-kurangnya mencakup informasi mengenai lama menyusu ibunya, usia akhir minum susu kaleng, kegiatan imunisasi, penimbangan, kualitas dan kuantitas makanan pada masa balita, kesulitan makan yang dialami, dan sebagainya.
Perkembangan fisik diperlukan terutama data mengenai kapan anak mulai dapat merangkak, berdiri, berjalan, naik sepeda roda tiga, naik sepeda roda dua, berbicara dengan kalimat lengkap, kesulitan gerakan yang dialami, status gizi balita, dan riwayat kesehatan.
Perkembangan sosial terutama berkaitan dengan hubungan dengan saudara, hubungan dengan teman, hubungan dengan orang tua dan guru, hobi anak, dan minat khusus. Perkembangan pendidikan meliputi informasi mengenai kapan masuk TK, berapa lama pendidikan di TK, kapan masuk SD, apa kesulitan selama di TK, apa kesulitan selama di SD, apakah pernah tinggal kelas, pelayanan khusus yang pernah diberikan, prestasi belajar tiap caturwulan atau semester, mata pelajaran yang dirasa paling sulit, dan mata pelajaran yang paling disenangi.
2. Data orang tua/wali siswa
Selain data mengenai anak, tidak kalah pentingnya adalah informasi mengenai keadaan orang tua/wali siswa yang bersangkutan. Dalam beberapa penelitian diketahui bahwa lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keberhasilan belajar anak. Lingkungan keluarga dapat meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status sosial ekonomi, sikap dan penerimaan orang tua terhadap anak, serta pola asuh yang diterapkan keluarga terhadap anak.
Data orang tua/wali siswa sekurang-kurangnya mencakup informasi mengenai identitas orang tua/wali, hubungan orang tua-anak, data sosial ekonomi orang tua, serta tanggungan dan tanggapan orang tua/ keluarga terhadap anak. Identitas orang tua harus lengkap, tidak hanya identitas ayah melainkan juga identitas ibu, misalnya umur, agama, status, pendidikan, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan tempat tinggal.
Hubungan orang tua-anak menggambarkan sejauh mana intensitas komunikasi antara orang tua dan anak. Misalnya apakah kedua orang tua satu rumah atau tidak, demikian juga dengan anak. Apakah diasuh salah satu orang tua, pembantu, atau keluarga lain. Semua kondisi tersebut mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar anak.
Mengenai data keadaan sosial ekonomi diperlukan agar sekolah dapat memperhitungkan kemampuan orang tua dalam pendidikan anaknya. Data sosial ekonomi dapat mencakup informasi mengenai jabatan formal maupun non formal ayah dan ibu, serta besarnya penghasilan rata-rata per bulan.
Sedangkan mengenai tanggapan orang tua yang perlu diungkapkan antara lain persepsi orang tua terhadap anak, kesulitan yang dirasakan orang tua terhadap anak yang bersangkutan, harapan orang tua dan bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak yang bersangkutan.
3. Informasi mengenai profil kelainan anak (AI – ALB)
3. Informasi mengenai profil kelainan anak (AI – ALB)
Informasi mengenai gangguan/kelainan anak sangat penting, sebab dari beberapa penelitian terbukti bahwa anak-anak yang prestasi belajarnya rendah cenderung memiliki gangguan/kelainan penyerta. Survei terhadap 696 siswa SD dari empat provinsi di Indonesia yang rata-rata nilai rapornya kurang dari 6,0 (enam, nol), ditemukan bahwa 71,8% mengalami disgrafia, 66,8% disleksia, 62,2% diskalkulia, juga 33% mengalami gangguan emosi dan perilaku, 31% gangguan komunikasi, 7,9% cacat / kelainan anggota tubuh, 6,6% gangguan gizi dan kesehatan, 6% gangguan penglihatan, dan 2% gangguan pendengaran (Balitbang, 1996).
Tanda-tanda kelainan atau gangguan khusus pada siswa (jika ada) perlu diketahui guru. Kadang-kadang adanya kelainan khusus pada diri anak, secara langsung atau tidak langsung, dapat menjadi salah satu faktor timbulnya problema belajar. Tentu saja hal ini sangat bergantung pada berat ringannya kelainan yang dialami serta sikap penerimaan anak terhadap kondisi tersebut.
Contoh format isian untuk identifikasi anak berkelainan yang dapat digunakan oleh sekolah.
E. TINDAK LANJUT KEGIATAN IDENTIFIKASI
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan identifikasi anak berkelainan untuk dapat memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai, maka dilakukan tindak lanjut sebagai berikut:
1. Perencaanaan pembelajaran dan pengorganisasian siswa
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menetapkan bidang-bidang atau aspek problema belajar yang akan ditangani: Apakah seluruh mata pelajaran, sebagian mata pelajaran, atau hanya bagian tertentu dari suatu mata pelajaran.
- Menetapkan pendekatan pembelajaran yang akan dipilih termasuk rencana pengorganisasian siswa, apakah bentuknya berupa pelajaran remedial, penambahan latihan-latihan di dalam kelas atau luar kelas, pendekatan kooperatif, atau kompetitif, dan lain- lain.
- Menyusun program pembelajaran individual.
2. Pelaksanaan pembelajaran
Pada tahap ini guru melaksanakan program pembelajaran serta pengorganisasian siswa berkelainan dalam kelas reguler sesuai dengan rancangan yang telah disusun dan ditetapkan pada tahap sebelumnya. Sudah tentu pelaksanaan pembelajaran harus senantiasa disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan anak, tidak dapat dipaksakan sesuai dengan target yang akan dicapai oleh guru. Program tersebut bersifat fleksibel.
3. Pemantauan kemajuan belajar dan evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam membantu mengatasi kesulitan belajar anak, perlu dilakukan pemantauan secara terus menerus terhadap kemajuan dan/atau bahkan kemunduran belajar anak. Jika anak mengalami kemajuan dalam belajar, pendekatan yang dipilih guru perlu terus dimantapkan, tetapi jika tidak terdapat kemajuan, perlu diadakan peninjauan kembali, baik mengenai isi dan pendekatan program, maupun motivasi anak yang bersangkutan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangannya. Dengan demikian diharapkan pada akhirnya semua problema belajar anak, secara bertahap dapat diperbaiki sehingga anak terhindar dari kemungkinan tidak naik kelas atau bahkan putus sekolah.
Subscribe to:
Comments (Atom)