Wednesday, July 10, 2019



  • Botok mento Kukus 
Bahan:
Daging cincang 
Labuh Siam

Bumbu 
~ Yg dihaluskan :
Ketumbar 
Merica 
Bawang merah 
Bawang putih 
Terasi 
Kemiri 
Sereh 
~ buat tumisan :
Bawang Bombay 
Salam 
Lengkuas 

Bahan dadar :
Terigu 
Susu 
Garam 


Pelengkap :
Santan 
Cabe rawit 
Pandan 


Kajian tahsin rasa qiroat
Pemateri ustadz Asep Milah


*Khazanah Hari Ini*
🌸🌼🌹🌺🌷🌸🌼🌹🌺

_Tahukah Anda?_
  Sebagaimana kita tahu pada umumnya umat islam dalam membaca al-Quran mengikuti bacaan _*Imam Ashim Riwayat Hafsh Thoriq As-Asyathibiyah*_, dimana salah satu wajah bacaannya untuk _Mad Wajib Muttashil_ dan _Mad Jaiz  Munfashil_ dibaca dengan kadar ukuran 4 atau 5 harakat.

  Di tahun 80an ad seorang kiai dr Jawa Tengah yg belajar quran di Makkah _*Riwayat Hafsh Thoriq Mishbah*_ dimana salah satu ciri khas thoriq tersebut untuk _Mad Jaiz Munfashil_ dibaca dengan _Qoshr_ atau 2 harakat.

   Kemudian sekembalinya dr Tanah suci beliau mendirikan pondok _Tahfidzul Quran_ dan menganjurkan murid2nya untuk membaca al-quran dengan _Thoriq Mishbah_.

  Perlu diketahui, bahwa _Thoriq Mishbah_ adalah salah satu Thoriq bacaan al-Quran yg ad di kitab _An-Nasyr_ karya Ibnul Jazari.

  Bersamaan dengan perkembangan ilmu qiraat, thoriq ini mulai dikenal masyarakat bersama thoriq yg lain.

  Saat ini ad 3 thoriq bacaan al-quran yg berkembang di Masyarakat terutama Timur Tengah, yaitu :
  a. _Thoriq Syathibiyyah_
  b. _Thoriq Mishbah_
  c. _Thoriq Raudhotul Mu'dlil_

  Sebagian sudah dijelaskan dimuka, untuk kedua thoriq yg disebut terakhir memiliki ciri khas yakni membaca _*Qoshr*_ pada _*Mad Jaiz Munfashil*_, sedangkan _Thoriq Syathibiyyah_ membaca dgn ukuran 4 atau 5 harakat.

  *Namun perlu diingat!*
Dengan Thoriq manapun kita membaca al-quran maka sah2 saja asal tahu aturan masing2 Thoriq dan pernah talaqqi pada guru yg ahli sehingga tidak terjadi percampuran wajah bacaan atau _Tahlithul Thoriq_

  Ibnul Jazari Dalam kitabnya _An-Nasyr_ telah mengumpulkan hampir seribu Thoriq bacaan al-Quran diantaranya _*Thoriq Syathibiyah dan Thoriq Mishbah*_, kemudian beliau merasa kitab tersebut dirasa terlalu berat untuk dihafal kemudian beliau ringkas dalam kitabnya _*Taqribun Nasyr*_.

  Dan supaya lebih mudah lg dihafal beliau jadikan kitab tersebut menjadi sebuah Nadhom yg bernama _*Thoyyibatun Nasyr*_.

  Jadi kalau dikatakan _Thoriq Mishbah_ adalah _Thoriq Thoyyibah_ maka kurang tepat, krn _Thoriq Thoyyibah_ adalah kumpulan dr beberapa Thoriq bacaan al-Quran yg didalamnya jg ad _Thoriq Syathibiyyah dan Musibah_.

_(Syafi)_
*Orang yang Banngkrut*

Ketika mendengar kata bangkrut, benak kita membayangkan seorang yang hancur usahanya atau orang yang tidak lagi punya harta atau uang.

Orang yang bangkrut sebelumnya memiliki sesuatu untuk menyambung hidupnya. Kini, semua itu sirna sehingga kondisinya mengenaskan dan berhak mendapatkan uluran tangan dari saudaranya.

Apa yang kita sebutkan di atas adalah kebangkrutan dalam hal harta benda yang seseorang masih mungkin untuk bangkit kembali. Atau setidaknya ada orang yang masih punya hati sehingga membantu meringankan bebannya.

*Akan tetapi, hal ini akan berbeda dengan kebangkrutan pada hari kiamat nanti, hari yang tiada berguna lagi harta dan anak.*

*Hakikat orang yang bangkrut pada hari kiamat adalah orang yang membawa segudang amal kebaikan, tetapi dia membawa beragam kezaliman terhadap manusia, baik dalam bentuk merampas harta, melukai kehormatan, mencederai tubuh orang, atau melenyapkan nyawa orang tanpa alasan syar’i. Inilah yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya,*

        أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. قَالَ: إِنَّ الْمَفْلِسَ مِنْ أُمَّتِيمَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِيوَقَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، وَسَفَكَدَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِوَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْيُقْضَي مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِثُمَّ طَرِحَ فِي النَّارِ

“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu?”

Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di tengah-tengah kita adalah orang yang tidak punya dirham (uang perak) dan tidak punya harta.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, *“Orang yang bangkrut dari umatku adalah yang datang pada hari kiamat nanti dengan membawa (amal) shalat, puasa, dan zakat, (namun) ia telah mencerca ini (seseorang), menuduh orang (berzina), memakan harta orang, menumpahkan darah orang, dan memukul orang. (Orang) ini diberi (amal) kebaikannya dan yang ini diberi dari kebaikannya. Apabila amal kebaikannya habis sebelum terbayar (semua) tanggungannya, dosa-dosa mereka (yang dizalimi) diambil lalu ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)*

Hukuman yang Mengerikan

*Orang yang menzalimi orang lain sebenarnya sedang menghancurkan dirinya sendiri, seperti dikatakan, “Barang siapa menggali lubang untuk (mencelakakan) saudaranya, ia terjatuh sendiri ke dalam lubang itu.”*

*Bisa dibayangkan betapa rugi dan menyesalnya orang tersebut nanti. Saat ia mengharapkan amal kebaikannya akan menolongnya dari kedahsyatan kiamat, kebaikannya justru lenyap diambil orang lain, bahkan dia dicampakkan ke dalam neraka.*

Kalau orang zalim yang masih punya amal kebaikan saja seperti ini nasibnya, lantas bagaimana halnya bila dia tidak punya kebaikan sama sekali, bahkan kitab catatan amalnya semuanya berisi kejelekan?

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

إِنَّآ أَعۡتَدۡنَا لِلظَّٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمۡ سُرَادِقُهَاۚ وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا ٢٩

        “Sesungguhnya telah Kami sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (al-Kahfi: 29)

Tiada yang ditunggu oleh orang yang zalim kecuali kehancuran. Kekuasaan akan lenyap, keperkasaan akan sirna.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

فَتِلۡكَ بُيُوتُهُمۡ خَاوِيَةَۢ بِمَا ظَلَمُوٓاْۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ٥٢

        “Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui.” (an-Naml: 52)

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata, “Seandainya suatu gunung berbuat zalim terhadap gunung yang lain, maka yang zalim akan dihancurkan.” (al-Adabul Mufrad no. 601)

Kalau gunung yang materialnya batu-batu yang keras dan besar saja akan diluluhlantahkan apabila berbuat zalim, bagaimana kiranya dengan manusia yang hanya berupa daging, darah, dan tulang yang lemah?



*Kezaliman Itu Beragam*

Kezaliman itu bermacam-macam.
*Ada yang berkaitan dengan hak Allah ‘azza wa jalla dan ada yang berhubungan dengan hak-hak manusia.*

Yang berkaitan dengan hak Allah ‘azza wa jallaadalah dengan menerjang larangan-larangan Allah ‘azza wa jalla, meninggalkan perintah-Nya, dan mendustakan berita-Nya. Kezaliman paling besar adalah menyekutukan Allah ‘azza wa jalla (syirik). Apabila orang yang menyekutukan Allah ‘azza wa jalla mati dalam keadaan belum bertobat dari kesyirikannya, dia tidak akan diampuni.

Adapun dosa setelah syirik adalah dosa-dosa besar yang pelakunya diancam dengan hukuman di dunia, azab di akhirat, atau kutukan dan kemurkaan Allah ‘azza wa jalla. Setelah itu, ada dosa-dosa kecil.

Dosa selain menyekutukan Allah ‘azza wa jallamasih ada harapan untuk diampuni.

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ

        “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (an-Nisa: 116)



*Adapun kezaliman yang berkaitan dengan hak-hak manusia, urusannya lebih rumit. Seseorang yang menzalimi hak-hak orang lain hendaknya segera mengembalikannya atau meminta kehalalannya.*

 Jika tidak demikian, ancaman di akhirat sangat mengerikan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits di atas.



*Kehormatan Seorang Muslim*

*Ketika menunaikan haji wada’ (perpisahan) yang dihadiri oleh puluhan ribu sahabat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammenyampaikan pesan-pesan akhirnya menjelang wafat. Di antara pesan beliau adalah menjaga darah, harta, dan kehormatan seorang muslim.*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِيشَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

“Sesungguhnya darah dan harta kalian (kaum muslimin) itu haram (untuk dirampas) seperti sucinya hari ini, di bulan ini (haji ini), dan di negeri kalian ini (Makkah).” ( HR . Muslim, AbuDawud, dan an-Nasai dari sahabat Jabir radhiallahu ‘anhu)



Bahkan, lenyapnya dunia lebih ringan daripada melenyapkan nyawa seorang muslim tanpa hak. Demi terjaganya kehormatan dan kepemilikan seorang muslim serta terwujudnya stabilitas keamanan di tengah masyarakat, Islam memberikan ancaman hukuman fisik (had) bagi yang mencabik-cabik hak seorang muslim.

Sebagai contoh, hukuman bagi perampok adalah dipotong tangan dan kakinya secara bersilang atau hukuman lain yang telah ditetapkan oleh agama. Orang yang membunuh seorang muslim dengan sengaja, tanpa ada kesalahan yang berhak untuk dibunuh, pelakunya terancam hukuman qishash (nyawa dibalas nyawa).

Tanpa ada ancaman dan hukuman yang setimpal, orang yang melakukan kejahatan akan menganggap enteng ketika melanggar hak-hak orang lain.


*Muslim yang Baik*

Seorang muslim yang hakiki memiliki ketulusan sikap dalam beragama dan mempunyai kepribadian yang bagus.

Apabila datang perintah agama, muslim yang baik akan siap menjalankannya dengan sepenuh ketulusan apapun kondisinya.

Berikutnya, larangan agama disikapi dengan meninggalkan apa yang dilarang agama meskipun hawa nafsu ini ingin melakukannya. Dia menjauhkan dirinya dari hal-hal yang bisa memudaratkan orang lain, baik sengaja maupun tidak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

        *“Seorang muslim (yang hakiki) adalah orang yang kaum muslimin terhindar dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” (Muttafaqun ‘alaih)*



*Asy-Syaikh as-Sa’di menerangkan, “Hal itu karena Islam yang hakiki adalah berserah diri kepada Allah ‘azza wa jalla, menyempurnakan peribadatan kepada-Nya, menunaikan hak-hak-Nya, dan hak-hak kaum muslimin. Keislaman (seseorang) tidak dikatakan sempurna sampai ia mencintai untuk kaum muslimin apa yang ia cintai bagi dirinya. Hal ini tidak akan terwujud kecuali dengan terhindarnya mereka dari kejahatan lisan dan tangannya.*

Hal ini merupakan pokok kewajiban yang harus ia berikan kepada muslimin. Barang siapa yang kaum muslimin tidak terhindar dari (kejelekan) lisan dan tangannya, bagaimana mungkin ia akan menunaikan kewajibannya terhadap saudaranya kaum muslimin?!” (Bahjatul Qulub, hlm. 14)

Kemudian, ketahuilah bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim (yang baik) adalah muslim lain terhindar dari (kejahatan) lisan dan tangannya.” tidak berarti kita boleh menzalimi orang kafir dengan merampas haknya. Sebab, orang kafir pun bermacam-macam.

Ada kafir dzimmi, yaitu orang kafir yang tinggal di negeri muslimin dan membayar jizyah kepada pemerintah muslimin. Ada pula orang kafir yang masuk ke negara muslimin dan mendapatkan jaminan keamanan (suaka politik) dari pemerintah muslimin. Ada lagi orang kafir yang mengikat perjanjian damai dengan kaum muslimin.

Tiga jenis orang kafir tersebut tidak boleh dirampas hartanya atau dilukai tubuhnya tanpa alasan yang dibenarkan oleh agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ وَإِنْ كَانَ كَافِرًا فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَاحِجَابٌ.

*“Berhati-hatilah dari doa orang yang dizalimi meskipun ia kafir, karena tidak ada penghalang bagi doanya.” (HR . Ahmad. Lihat Shahih al-Jami’ no. 119)*



Adapun jenis kafir yang keempat adalah kafir harbi, yaitu orang kafir yang memerangi muslimin dan angkat senjata terhadap muslimin. Orang kafir seperti ini halal darah dan hartanya.



*Orang yang Merugi Amalnya*

Tidak semua orang yang beramal kebaikan itu diterima di sisi Allah ‘azza wa jalla. Ada syarat dan ketentuan untuk diterimanya sebuah amal. *Semata-mata niat yang tulus dalam beramal tidak berguna apabila amalan tersebut tidak ada perintahnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَ لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.

        “Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada dalam agama kami, amalan itu tertolak.” (HR . Muslim dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha)

Contohnya sangat banyak. Misalnya adalah bentuk perjuangan/jihad menegakkan agama yang dilakukan oleh orang yang berpemahaman Khawarij semacam ISIS dan al-Qaeda.

Sebagian mereka melakukan pembunuhan kepada pihak-pihak yang dituduh kafir dengan cara di luar batasan agama. Mereka juga melakukan bom bunuh diri, yang sejatinya dalam Islam adalah dosa besar. Akan tetapi, mereka menjuluki pelaku bom bunuh diri sebagai syahid. Mereka menghancurkan fasilitas-fasilitas umum. Tidak sedikit yang menjadi korbannya justru kaum muslimin.

Jihad yang sejatinya adalah amalan mulia untuk menegakkan agama Allah ‘azza wa jalla, mereka rusak dengan aksi-aksi yang konyol. Karena ulah bodoh mereka, orang kafir enggan masuk Islam. Orang kafir justru fobia terhadap Islam dan sinis terhadap muslimin.

Tidak sedikit kaum muslimin yang diintimidasi setiap ada aksi teror kelompok ini di belahan bumi lainnya.

Padahal ketika ditanya tentang siapa orang yang dikatakan berperang di jalan Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ.

“Barang siapa berperang agar kalimat (agama) Allah itu mulia, itulah yang jihad fi sabilillah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dengan aksi mereka, apakah orang kafir jadi masuk Islam? Apakah Islam dimuliakan oleh kaum muslimin sendiri—jangan Anda tanya bagaimana reaksi nonmuslim? Apakah agama Allah ‘azza wa jalla menjadi mulia dengan itu?

Jawabannya, hasilnya bertolak belakang. Kalau sudah seperti ini, apakah masih dikatakan jihad syar’i? Hendaknya mereka merujuk kepada bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat agar tidak sia-sia amalannya.



Allah ‘azza wa jalla berfirman,

قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَٰلًا ١٠٣ ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّهُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا ١٠٤

        *“Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (al-Kahfi: 103—104)*

Pada sebagian aksi teror mereka, ada korban dari pihak muslimin. Lalu mana pertanggungjawaban mereka terhadap keluarga korban? Mana penyesalan mereka?

Nabi Musa ‘alaihissalam saja saat dahulu memukul orang Qibthi yang kafir sampai mati ketika orang Qibthi ini berkelahi dengan seorang Bani Isra’il dari kaumnya, beliau ‘alaihissalam menyesali hal tersebut dan bertobat, padahal yang ia pukul seorang Qibthi kafir.

*Namun, karena Nabi Musa ‘alaihissalam tidak diperintah untuk membunuhnya, beliau ‘alaihissalam menyesali perbuatannya yang keliru. Bahkan, penyesalan tersebut terus beliau bawa hingga hari kiamat di Padang Mahsyar sebagaimana dalam hadits syafaat.*

Akan tetapi, anehnya para teroris justru bangga dengan aksi terornya yang merenggut nyawa orang yang seharusnya tidak berhak untuk dicederai. Mereka menyatakan bertanggung jawab atas aksi tersebut.

Mengapa mereka tidak menyesalinya?

Karena mereka beranggapan bahwa aksinya adalah ibadah, meskipun sejatinya bertentangan dengan praktik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi awal umat ini.

*Syarat sahnya amal berikutnya adalah harus ikhlas, semata-mata hanya mencari wajah Allah ‘azza wa jalla.*

*Ada hal penting yang harus diperhatikan, yaitu amal kebaikan bisa lenyap atau minimalnya menjadi berkurang karena perbuatan dosa. Sebagaimana amal saleh bisa melenyapkan dosa, dosa juga bisa melenyapkan amal saleh.*

*Di antara dosa yang bisa melenyapkan amal saleh adalah menzalimi orang lain. Bahkan, pelakunya akan disegerakan azabnya di dunia ini sebelum azab pada hari kiamat.*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِيالدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُهُ لَهُ فِي الْآخِرَة مِنَ الْبَغْي وَقَطِيعَةِ الرَّحِم

*“Tidak ada suatu dosa yang lebih pantas Allah akan segerakan azab bagi pelakunya di dunia—di samping azab yang Allah simpan baginya di akhirat—melebihi (dosa) kezaliman dan memutuskan hubungan kekerabatan.” (HR . Ahmad, al-Bukhari dalam al-Adab, dan lain-lain dari sahabat Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu. Lihat Shahih al-Jami’ no. 5704)*

Wallahul Muwaffiq.

Ditulis oleh al-Ustadz Abdul Mu’thi Sutarman, Lc.
*Obat Hati, Lakukanlah Lima Perkara*


Bagaimana cara mengobati hati yang sakit, yang sedih, yang gelisah?

Berikut kita lihat penjelasan Imam Nawawi dalam At Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an.

Ibrahim Al Khowash berkata, obat hati itu ada lima:

*1- Membaca Al Qur’an dan tadabbur (merenungkannya)*

*2- Rajin mengosongkan perut (dengan gemar berpuasa)*

*3- Mendirikan shalat malam (shalat tahajud)*

*4- Merendahkan diri di hadapan Allah (dengan do’a dan dzikir) di akhir malam (waktu sahur)*

*5- Bermajelis (bergaul) dengan orang-orang sholeh. (At Tibyan karya Imam Nawawi, hal. 87).*

Coba praktikkan amalan di atas, niscaya kita akan merasakan kesejukan dan penyejuk hati.

 Itulah obat hati yang paling mujarab.

*Semoga Allah menganugerahkan kita hati yang selamat dari berbagai macam noda.*


Referensi:

At Tibyan fii Adabi Hamalatil Qur’an, Abu Zakariya Yahya bin Syarf An Nawawi, terbitan Maktabah Ibnu ‘Abbas, cetakan pertama, tahun 1426 H


Sumber https://rumaysho.com/6178-obat-hati-lakukanlah-lima-perkara.html
Kajian buat anak ABK

Inklusi dan PR orang tua

Saat anak spesial sudah siap memasuki dunia sekolah formal, maka yang terbayang adalah bagaimana cara agar dapat masuk ke institusi sekolah yang berlabel Inklusi

Konsep pendidikan inklusi adalah sekolah reguler yang mau menerima anak berkebutuhan khusus(ABK) dan memberikan layanan pendidikan  kepada mereka

Apakah cukup bagi orang tua saat anak spesial mereka ada di sekolah inklusi? Tentu tidak...ada PR bertambah seiring dengan perubahan situasi yang akan dijalani anak

Tak cukup menyerahkan pada sekolah, kita -orang tua-nyalah tetap yang memegang peran penting untuk menyiapkan, memantau, dan mengevaluasi sejauh mana progres, sebesar apa masalah, apa saja yang menjadi kendala anak2 kita saat di sekolah

Ada banyak persiapan yang harus dilakukan, diantaranya orang tua harus menyiapkan beberapa aspek kemampuan seperti kemampuan perilaku, bahasa/komunikasi, sosialisasi, serta kemandirian, menyiapkan agar anak 'aman' di lingkungan baru, menyiapkan anak berada dalam rutinitas berbeda, menyiapkan anak di komunitas baru yang bisa jadi potensi bullying terjadi, menyiapkan jika sewaktu-waktu muncul perilaku yang tak diharapkan disekolah dan lain2

Tetapi inilah proses yang harus dijalani, tahap demi tahap perjalanan anak2 spesial kita

Bersiaplah untuk lebih lapang hati atas segala kemungkinan yang muncul saat anak berada di lingkungan sekolah

Bangun komunikasi yang baik dengan pihak sekolah, guru dan semua yang terkait didalamnya

Percayakan dan jaga kepercaayaan agar semua pihak yang terkait dengan penanganan anak2 kita merasa nyaman

Selesaikan percikan konflik dengan manis, jadilah bagian dari solusi bukan bagian dari masalah

Ingat, semua berproses...tidak ada yang instan...

Hargai sekecil apa pun kemajuan anak, jangan bandingkan kemajuannya dengan anak yang lain...bandingkanlah dengan pencapaian sebelumnya

Terakhir, titipkan anak2 kita pada Allah Ta'ala Sang Maha Pemilik...agar Dia senantiasa menjaga mereka dimana pun berada

Ifa Zahida

***

Sore selepas hujan, setelah meet up dengan seluruh guru SD Integral Hidayatullah Depok...

HSI Pembatal Keislaman 38

​Nawaqidhul Islam:
 ■ *Nawāqidhul Islām*
■ *Halaqah 38 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KESEMBILAN I*
📀 _link audio_
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
Pembatal keIslaman yang ke-9
Beliau mengatakan
*التَّاسِعُ*: من اعتقد أن بعض الناس لا يجب عليه اتباع النبي ﷺ : وَانه يَسَعُهُ الخُرُوج عن شريعة ﷺ كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجَ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ، فَهُوَكَافِرٌ.
Yang artinya :
“Yang kesembilan Barangsiapa yang meyakini bahwasanya sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi ﷺ & bahwasanya dia boleh keluar dari syariat nya Nabi ﷺ, sebagaimana Nabi Khodir keluar dari syariatnya Nabi Musa alaihi wasallam, Maka orang yang demikian adalah orang yang kafir “.
Ini adalah pembatal keIslaman yang kesembilan yang disebutkan oleh pengarang rahimahullah didalam kitab beliau Nawāqidhul Islām.
Beliau mengatakan التَّاسِعُ perkara yang kesembilan dari sepuluh perkara yang membatalkan keIslaman
من اعتقد أن بعض الناس لا يجب عليه اتباع النبي ﷺ
Yaitu barangsiapa yang meyakini / mempercayai bahwasanya sebagian manusia tidak wajib untuk mengikuti Nabi ﷺ
وَانه يَسَعُهُ الخُرُوج عن شريعة ﷺ
Dan bahwasanya boleh baginya untuk keluar dari syariat Nabi ﷺ
Manusia semuanya semenjak diutusnya Rasulullãh ﷺ  maka wajib bagi mereka semua untuk taat & beriman kepada Rasulullãh ﷺ. Rasulullãh ﷺ diutus untuk oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebagai seorang Rasul untuk seluruh manusia baik termasuk orang Arab maupun diluar orang Arab baik seorang Yahudi, seorang Nasrani (seorang yang musyrik) siapa saja yang datang setelah diutusnya Rasulullãh ﷺ maka wajib baginya untuk mengikuti Rasulullãh ﷺ.
Apabila mereka mendengar tentang kedatangan Rasulullãh ﷺ kemudian meninggal dalam keadaan tidak beriman dengan beliau ﷺ, maka dia meninggal dalam keadaan kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, meskipun dia mengaku sebelumnya beriman dengan Nabi, mengaku sebelumnya beriman dengan Nabi Musa, Nabi Isa alaihi sallam atau dengan Nabi yang lain, apabila sudah datang Rasulullãh ﷺ & mendengar kedatangan beliau maka wajib baginya untuk mengikuti Rasulullãh ﷺ karena Rasulullãh ﷺ diutus untuk seluruh alam semesta, sebagaimana firman Allāh :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
[QS Al-Anbiya’ 107]
“dan tidaklah kami mengutusmu wahai Muhammad kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”
Baik orang Arab maupun selain orang Arab, baik kulitnya yang berwarna putih maupun yang hitam.
Di dalam ayat yang lain Allāh mengatakan:
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
“Katakanlah wahai manusia sesungguhnya aku adalah Rasulullãh – إِلَيْكُمْ جميعًا – 
Aku adalah Rasulullãh untuk kalian – جميعًا – semuanya
Menunjukkan bahwasanya beliau ﷺ diutus untuk seluruh manusia tidak terkecuali & ini adalah keistimewaan beliau ﷺ adapun para Nabi sebelum beliau ﷺ maka mereka diutus untuk kaumnya & bukan untuk seluruh manusia.
Sebagaimana dalam hadits
وكان النبي يبعث إلى قومه خاصة وبعثت انا إلى الناس كافه
Dahulu Nabi diutus kepada kaum nya secara khusus
Nabi Musa alaihi salam diutus kepada Bani Israel 
Nabi Isa alaihi salam diutus kepada Bani Israel 
Nabi Sholeh alaihi salam diutus kepada Tsamud 
Nabi Hud alaihi salam diutus kepada ‘Ad 
Nabi Syueb alaihi salam diutus kepada Madyan 
Nabi Nuh alaihi salam diutus untuk kaumnya
Demikianlah para Nabi & Rasul sebelum Rasulullãh ﷺ diutus kepada kaumnya masing-masing dengan bahasa mereka, adapun Rasulullãh ﷺ maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kelebihan kepada beliau, beliau diutus kepada seluruh manusia
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا
Katakanlah wahai manusia sesungguhnya aku diutus untuk kalian semuanya 
_*Abdullāh Roy*_
_Di kota Al-Madīnah_
 Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈

HSI Pembatal Keislaman 37

​Nawaqidhul Islam:

■ *Nawāqidhul Islām*
■ *Halaqah 37 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KEDELAPAN III*
📀 _link audio_
•┈┈┈┈┈•❁﷽❁•┈┈┈┈┈•
Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam Al-Qur’an mengabarkan bahwasanya diantara sifat orang-orang Yahudi mereka dahulu menolong & mencintai orang yang kafir (orang-orang musyrikin yang menyembah berhala) padahal orang-orang Yahudi mereka adalah Ahlul kitab yang menisbatkan diri mereka kepada wahyu / kepada kitab Allāh Subhānahu wa Ta’āla, tapi diantara sifat mereka yg Allāh cela adalah mencintai & menolong orang-orang musyrikin.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan
تَرَىٰ كَثِيرًا مِنْهُمْ يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ
[QS Al-Ma’idah 80]
“kamu akan melihat sebagian besar atau banyak diantara mereka (orang-orang Yahudi) 
يَتَوَلَّوْنَ الَّذِينَ كَفَرُوا
Mereka mencintai &  menolong orang² yang kafir, mencintai orang-orang yang menyembah berhala/orang-orang musyrikin 
لَبِئْسَ مَا قَدَّمَتْ لَهُمْ أَنْفُسُهُمْ
Sungguh jelek perbuatan tangan mereka 
أَنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَفِي الْعَذَابِ هُمْ خَالِدُونَ
Allāh Subhānahu wa Ta’āla marah kepada mereka dan didalam neraka mereka akan kekal”
وَلَوْ كَانُوا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالنَّبِيِّ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ وَلَٰكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
[QS Al-Ma’idah 81]
“Seandainya mereka benar-benar beriman kepada Allāh, beriman kepada Rasul & apa yang diturunkan kepada Rasul berupa wahyu 
مَا اتَّخَذُوهُمْ أَوْلِيَاءَ
Tentunya mereka tidak akan menjadikan (orang-orang kafir tsb) sebagai wali /sebagai penolong /sebagai orang yang dipintai menjadi teman setia 
 وَلَٰكِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Tetapi banyak diantara mereka adalah termasuk orang-orang yang fasik”.
Sifat orang Yahudi mereka mencintai & menolong orang² Musyrikin, padahal mereka menisbatkan diri mereka kepada wahyu, kepada kitab & ini juga termasuk sifat orang-orang munafik. Selain sifat Yahudi menolong & mencintai orang-orang musyrikin adalah termasuk sifat orang munafik.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا 
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا
[QS An-Nisa’ 138-139]
“kabarkanlah, berilah kabar gembira kepada orang-orang munafik dengan Azab yang pedih ( siapa mereka?) 
الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
Mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai Aulia (sebagai teman setia) menolong mereka untuk memerangi kaum muslimin, mencintai agama mereka 
 مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ
Menjadikan mereka sebagai teman setia selain orang-orang yang beriman”
Menunjukkan kepada kita bahwasanya sifat ini adalah sifat tercela & ini adalah sifat orang-orang Yahudi demikian pula sifat orang-orang munafik & seorang muslim loyal nya adalah kepada Allāh, kepada RasulNya, kepada orang-orang yang beriman
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
[QS Al-Ma’idah 55-56]
“Sesungguhnya wali kalian adalah Allāh dan RasulNya dan orang-orang yang beriman yang mendirikan shalat, membayar zakat & mereka dalam keadaan ruku & barangsiapa yang berloyal kepada Allāh & RasulNya & orang-orang yang beriman maka sesungguhnya golongan Allāh (pasukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla) merekalah orang-orang yang menang ”
Inilah sikap orang mukmin loyal nya adalah kepada Allāh & RasulNya & juga orang-orang yang beriman 
والدليل قوله تعالى
Dan dalil bahwasanya orang yang menolong kaum musyrikin didalam memerangi kaum muslimin karena ingin menampakkan agama orang-orang musyrikin, Dalil bahwasanya ini termasuk kufur & mengeluarkan seseorang dari Islām adalah firman Allāh
وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْق
َوْمَ الظَّالِمِين
“Dan Barangsiapa yang menolong mereka diantara kalian maka sesungguhnya dia adalah termasuk mereka
Firman Allāh 
فَإِنَّهُ مِنْهُم
Maka dia adalah – مِنْهُم – termasuk mereka yaitu termasuk orang-orang kafir.
Maksud dari pengarang disini menunjukkan bahwasanya yaitu firman Allāh 
فَإِنَّهُ مِنْهُم
Maka dia adalah termasuk mereka
Menunjukkan bahwasanya orang yang melakukannya adalah termasuk orang yang kafir telah mengeluarkan dia dari keIslaman, yaitu karena dia menolong kaum musyrikin dalam memerangi kaum muslimin dan di dalam hatinya senang dengan agama orang-orang musyrikin & senang apabila agama orang musyrikin nampak diatas agama kaum muslimin 
 إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِين
“Sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzolim ”
Yaitu orang-orang yang kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla 
_*Abdullāh Roy*_
_Di kota Al-Madīnah_
 Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
•┈┈┈┈┈┈•❁❁•┈┈┈┈┈┈•