Tuesday, July 30, 2019

Mengapa Kita Harus Berdakwah?

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah, Inilah jalanku; aku menyeru kepada Allah di atas landasan ilmu yang nyata, inilah jalanku dan orang-orang yang mengikutiku…” (Qs. Yusuf: 108)

Berdasarkan ayat yang mulia ini Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mengambil sebuah pelajaran yang amat berharga, yaitu: Dakwah ila Allah (mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah) merupakan jalan orang yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana yang beliau tuliskan di dalam Kitab Tauhid bab Ad-Du’a ila syahadati an la ilaha illallah (Ibthal At-Tandid, hal. 44).

[2] Dakwah merupakan karakter orang-orang yang muflih (beruntung)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang mendakwahkan kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf, melarang yang mungkar. Mereka itulah sebenarnya orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali-‘Imran: 104)

Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan riwayat dari Abu Ja’far Al-Baqir setelah membaca ayat “Hendaknya ada di antara kalian segolongan orang yang mendakwahkan kepada kebaikan” maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yang dimaksud kebaikan itu adalah mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah-ku.” (HR. Ibnu Mardawaih) (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid 2 hal. 66)

Dari Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Benar-benar kalian harus memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar, atau Allah akan mengirimkan untuk kalian hukuman dari sisi-Nya kemudian kalian pun berdoa kepada-Nya namun permohonan kalian tak lagi dikabulkan.” (HR. Ahmad, dinilai hasan Al-Albani dalam Sahih Al-Jami’ hadits no. 7070. Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid 2 hal. 66)

[3] Dakwah merupakan ciri umat yang terbaik
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan bagi umat manusia, kalian perintahkan yang ma’ruf dan kalian larang yang mungkar, dan kalian pun beriman kepada Allah…” (Qs. Ali-‘Imran: 110)

Ibnu Katsir mengatakan, “Pendapat yang benar, ayat ini umum mencakup segenap umat (Islam) di setiap jaman sesuai dengan kedudukan dan kondisi mereka masing-masing. Sedangkan kurun terbaik di antara mereka semua adalah masa diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian generasi sesudahnya, lantas generasi yang berikutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid 2 hal. 68)

[4] Dakwah merupakan sikap hidup orang yang beriman
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman lelaki dan perempuan, sebahagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar,…” (Qs. At-Taubah: 71)

Inilah sikap hidup orang yang beriman, berseberangan dengan sikap hidup orang-orang munafiq yang justru memerintahkan yang mungkar dan melarang dari yang ma’ruf. 

Allah ta’ala menceritakan hal ini dalam firman-Nya (yang artinya), “Orang-orang munafiq lelaki dan perempuan, sebahagian mereka merupakan penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka memerintahkan yang mungkar dan melarang yang ma’ruf…” (Qs. At-Taubah: 67)

[5] Meninggalkan dakwah akan membawa petaka
Allah ta’ala berfirman tentang kedurhakaan orang-orang kafir Bani Isra’il (yang artinya), “Telah dilaknati orang-orang kafir dari kalangan Bani Isra’il melalui lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Hal itu dikarenakan kemaksiatan mereka dan perbuatan mereka yang selalu melampaui batas. Mereka tidak melarang kemungkaran yang dilakukan oleh sebagian di antara mereka, amat buruk perbuatan yang mereka lakukan itu.” (Qs. Al-Ma’idah: 78-79)

Syaikh As-Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Tindakan mereka itu (mendiamkan kemungkaran) menunjukkan bahwa mereka meremehkan perintah Allah, dan kemaksiatan mereka anggap sebagai perkara yang sepele. Seandainya di dalam diri mereka terdapat pengagungan terhadap Rabb mereka niscaya mereka akan merasa cemburu karena larangan-larangan Allah dilanggar dan mereka pasti akan marah karena mengikuti kemurkaan-Nya…” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 241)

Di antara dampak mendiamkan kemungkaran adalah kemungkaran tersebut semakin menjadi-jadi dan bertambah merajalela. 

Syaikh As-Sa’di telah memaparkan akibat buruk ini, “Sesungguhnya hal itu (mendiamkan kemungkaran) menyebabkan para pelaku kemaksiatan dan kefasikan menjadi semakin lancang dalam memperbanyak perbuatan kemaksiatan tatkala perbuatan mereka tidak dicegah oleh orang lain, sehingga keburukannya semakin menjadi-jadi.

 Musibah diniyah dan duniawiyah yang timbul pun semakin besar karenanya. Hal itu membuat mereka (pelaku maksiat) memiliki kekuatan dan ketenaran.

 Kemudian yang terjadi setelah itu adalah semakin lemahnya daya yang dimiliki oleh ahlul khair (orang baik-baik) dalam melawan ahlusy syarr (orang-orang jelek), sampai-sampai suatu keadaan di mana mereka tidak sanggup lagi mengingkari apa yang dahulu pernah mereka ingkari.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 241)

[6] Orang yang berdakwah adalah yang akan mendapatkan pertolongan Allah
Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Allah benar-benar akan menolong orang yang membela (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Mereka itu adalah orang-orang yang apabila kami berikan keteguhan di atas muka bumi ini, mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar. Dan milik Allah lah akhir dari segala urusan.” (Qs. Al-Hajj: 40-41)

Ayat yang mulia ini juga menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengaku membela agama Allah namun tidak memiliki ciri-ciri seperti yang disebutkan (mendirikan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan yang ma’ruf dan melarang yang mungkar) maka dia adalah pendusta (lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 540).

[7] Dakwah, bakti anak kepada sang bapak
Allah ta’ala mengisahkan nasihat indah dari seorang bapak teladan yaitu Luqman kepada anaknya. Luqman mengatakan (yang artinya), “Hai anakku, dirikanlah shalat, perintahkanlah yang ma’ruf dan cegahlah dari yang mungkar, dan bersabarlah atas musibah yang menimpamu. Sesungguhnya hal itu termasuk perkara yang diwajibkan (oleh Allah).”(Qs. Luqman: 17)

Allah juga menceritakan dakwah Nabi Ibrahim kepada bapaknya. Allah berfirman (yang artinya), “Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim yang terdapat di dalam Al-Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia adalah seorang yang jujur lagi seorang nabi. Ingatlah ketika dia berkata kepada bapaknya; Wahai ayahku. Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak bisa mencukupi dirimu sama sekali? Wahai ayahku. Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku niscaya akan kutunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai ayahku. Janganlah menyembah syaitan, sesungguhnya syaitan itu selalu durhaka kepada Dzat Yang Maha Penyayang.” (Qs. Maryam: 41-44)

[8] Dakwah, alasan bagi hamba di hadapan Rabbnya
Allah berfirman (yang artinya), “Dan ingatlah ketika suatu kaum di antara mereka berkata, ‘Mengapa kalian tetap menasihati suatu kaum yang akan Allah binasakan atau Allah akan mengazab mereka dengan siksaan yang amat keras?’ Maka mereka menjawab, ‘Agar ini menjadi alasan bagi kami di hadapan Rabb kalian dan semoga saja mereka mau kembali bertakwa’.” (Qs. Al-A’raaf: 164)

Syaikh As-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Inilah maksud paling utama dari pengingkaran terhadap kemungkaran; yaitu agar menjadi alasan untuk menyelamatkan diri (di hadapan Allah), serta demi menegakkan hujjah kepada orang yang diperintah dan dilarang dengan harapan semoga Allah berkenan memberikan petunjuk kepadanya sehingga dengan begitu dia akan mau melaksanakan tuntutan perintah atau larangan itu.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal. 307)

Allah berfirman (yang artinya), “Para rasul yang kami utus sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan itu, agar tidak ada lagi alasan bagi manusia untuk mengelak setelah diutusnya para rasul. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. An-Nisaa’: 165).

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan para sahabat pada hari raya kurban. Beliau berkata, “Wahai umat manusia, hari apakah ini?” Mereka menjawab, “Hari yang disucikan.” Lalu beliau bertanya, “Negeri apakah ini?” Mereka menjawab, “Negeri yang disucikan.” Lalu beliau bertanya, “Bulan apakah ini?” Mereka menjawab, “Bulan yang disucikan.” Lalu beliau berkata, “Sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian adalah disucikan tak boleh dirampas dari kalian, sebagaimana sucinya hari ini, di negeri (yang suci) ini, di bulan (yang suci) ini.” Beliau mengucapkannya berulang-ulang kemudian mengangkat kepalanya seraya mengucapkan, “Ya Allah, bukankah aku sudah menyampaikannya? Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikannya?”… (HR. Bukhari dalam Kitab Al-Hajj, bab Al-Khutbah ayyama Mina. Hadits no. 1739)

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menerangkan, “Sesungguhnya beliau mengucapkan perkataan semacam itu (Ya Allah bukankah aku sudah menyampaikannya) disebabkan kewajiban yang dibebankan kepada beliau adalah sekedar menyampaikan. Maka beliau pun mempersaksikan kepada Allah bahwa dirinya telah menunaikan kewajiban yang Allah bebankan untuk beliau kerjakan.” (Fath Al-Bari, jilid 3 hal. 652).

[9] Dakwah tali pemersatu umat
Setelah menyebutkan kewajiban untuk berdakwah atas umat ini, Allah melarang mereka dari perpecahan, “Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang berpecah belah dan berselisih setelah keterangan-keterangan datang kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang berhak menerima siksaan yang sangat besar.” (Qs. Ali-‘Imran: 105)

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Kalaulah bukan karena amar ma’ruf dan nahi mungkar niscaya umat manusia (kaum muslimin) akan berpecah belah menjadi bergolong-golongan, tercerai-berai tak karuan dan setiap golongan merasa bangga dengan apa yang mereka miliki…” (Majalis Syahri Ramadhan, hal. 102)
***
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel abu0mushlih.wordpress.com, dipublikasi ulang oleh muslim.or.id


Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/1470-mengapa-kita-harus-berdakwah.html
Ustad Ilham Prayogi LC


Kajian ilmu tajwid di kelapa dua masjid Nurul Ilmi

Pertanyaan ke 1

Bismillah

Semoga Allah senantiasa menjaga Ustadz dan keluarga...aamiin

Afwan mau tanya dalam surat Al Insan ayat 27
هؤلاء
Artinya mereka itu ..
Apakah termasuk mad Jaiz munfashil atau mad wajib muttashil ?

 هؤلاء
Jawaban :

Ada dua mad disini

 Mad Jaiz Munfashil dibaca 2 harakat


Yg pertama Mad Jaiz Munfashil, karena
ها
Huruf ها bukan munada dan bukan istifham, ...tapi ها  tanbih, maksudnya untuk memberi peringatan kepada yg dimaksud agar diperhatikan.

Merupakan kalimat tersendiri diikuti dng  أولاء setelahnya.

Adapun yg kedua Mad Wajib Muttashil,

Tp keduanya dibaca panjang yg sama menurut riwayat _Hafs an Ashim_ dari jalur _Syathibiyyah_,

Beda halnya yg berbeda panjangnya jika itu riwayat thoyyibatun nasyr di baca 2 Harokat


Pertanyaan ke 2 :

Di dalam surat Al Qiyamah ayat 29
والتفت
Itu kan lam fi'il ya sehingga lam harus dibaca jelas ..itu fi'il apa ya? Akar katanya dari apa?

Nah bagaimana caranya kita mengetahui lam fi'il dan lam ma'arifat ?

Apakah kita harus mengetahui maknanya terlebih dahulu atau cukup liat mushaf dg ciri2 penulisannya ?

Jawaban:

 Ini fi'il madhi,

Dari kata

التَفَّ- يلتَفُّ

Akar katanya dari
لَفَفَ / لَفّ

Kami belum mengetahui ada perbedaan khusus antara lam fi'il dan lam ma'rifah  pada tulisan mushaf baik yg standar cetakan Madinah maupun Indonesia karena keduanya sama² dng hamzah washl.

Jadi memang perlu mengetahui maknanya dng pendalaman Ilmu Shorf/Bahasa Arab.

Lagi pula bagi orang awam In Syaa Allah tidak memerlukan perbedaan itu selama membacanya baik dan benar sesuai dng Tulisan Mushaf.

Pertanyaan ke 3 :
Kata بل لانسان di dalam surat Al qiyamah :14
di baca kasroh

Maksudnya kasroh pada huruf *bali* ya um?

Jika itu yg dimaksud maka karn itu berkaitan dengan hukum sebab sebelmnya um,

Sedangkan bacaan lam fi'il dan laam makrifat berkaitan dng setelahnya,

Kata bali jadi kasroh yg asalnya berharaat sukun dng kata *bal,*

Itu disebabkan utk menyelamatkan bacaan dng huruf Alif lam berikutnya,

Karena tidak mungkin membaca huruf sukun yg bertemu dng sukun jga um, hampir sama kondisinya  dng nun wiqoyah yg menyelamatkan huruf agar dapat dibaca.

Alif lam nya termasuk um..

Yg tidak termasuk itu kaitannya dng kata ْبَل sebelumnya yg berubah menjadi بَلِ،

Tidak ada yg mengatakan _bali_ itu termasuk hukum alif lam dalam suatu kaedah tajwid, karena yg masuk pembahasan alif lam ialah huruf alif dan lam nya jika bertemu dng huruf setelahnya dibaca dng izhar atau idghom.

➡ Contoh alif lam makrifah yg dibaca izhar ُالْقلم

➡ Contoh alif lam makrifah yg dibaca idghom الشّمسُ

🔼 Contoh alif lam fi'il izhar والْتَفَّت السّاق

🔼 Contoh alif lam fi'il idghom
قل رّبّي

*Coba perhatikan contoh kaedah diatas, itu alif lam maupun lam sja hanya berkaitan dng huruf setelah nya bukan huruf sblmnya.*

Adapun yg ada pada _bali_ itu *hanya mengalami perubahan harakat* dari kata asalnya _bal_ karena setelahnya ada alif lam baik yg makrifah maupun yg fi'il.

Jadi, itu upaya penyelamatan bacaan saja seperti halnya pada bacaan _nun wiqoyah_ dimana ada tanwin yg setelahnya alif lam, maka upaya penyelamatan harakat dng adanya _nun wiqoyah_.

Sampai saat ini blum ada ulama yg membedakan antara alif lam makrifah (izhar) dan alif lam fi'il (izhar) pada tulisan mushaf.

Jadi saran saya tidak perlu menyibukkan/menyulitkan diri kita dng sesuatu yg blm atau tidak dibahas ulama tajwid, cukup jelaskan sja apa adanya kepada orang awam...

Karena sampai saat ini perbedaan keduanya (alif lam makrifah yg izhar dan alif lam fi'il yg izhar) hanya tampak bagi mereka yg paham akan artinya adapun tulisan tidak ada perbedaan nya,

Sama-sama keduanya menggunakan hamzah washal (diatasnya) ada kepala shod

Semoga Bisa dimengerti ya Um 🌹


Wallahu a'lam


Neuro parenting ..
Pola pengasuhan anak berbasis otak


Dengan mengacu kepada  tahapan tumbuh kembang otak anak, progres pengasuhan tidak lagi abstrak melainkan menjadi nyata atau jelas. Seperti mengapa bayi ketika lahir di tahnik (diberikan Korma oleh ayahnya taro di langit2 bayi) . Dan bayi akan bisa merasakan ..


Jawabannya karena sel otak yang  tumbuh pertama kali dari panca indera (lidah)/perasa  pada bayi baru lahir karena bayi akan langsung menyusui. Masya Allah..

Ada 9 otak asuh yang bisa memandu kita dalam mengasuh anak. 

Dan ilmu neuroparenting ini lebih memfokuskan bagaimana pengasuhan anak yang benar dengan berbasis pada tahapan perkembangan otak. 

Neuroparenting lebih focus diterapkan pada usia anak 0-14 tahun, karena pada usia ini otak anak berkembang mencapai 95%. 

Pada usia ini juga merupakan usia pembentukan dasar-dasar karakter kepemimpinan pada anak yang kuat.

Kita sebagai orangtua pastinya bercita-cita ingin menerapkan pola asuh yang baik pada anak-anak.

 Tujuan utama pengasuhan adalah kepemimpinan anak atau khalifah fiil Ard, dengan 3 ( tiga ) karakter utamanya yaitu tangguh, cerdas dan berakhlak mulia. 

Tujuan tersebut insyaAllah dapat tercapai dengan melakukan 3 (tiga) langkah pengasuhan yaitu :

1.       Mengasah 9 otak asuh (neuroscience)

2.       Melibatkan pikiran dan perilaku orangtua (nurturing)

3.       Melakukan bimbingan anak untuk menemukan kehebatan anak (coaching for child)
Resume seminar Neuroparenting

Judul : Pola Asuh Berbasis Kinerja Otak Anak

Pembicara : dr Amir Zuhdi

Tempat : Griya Wulan Sari Bekasi

Tanggal : 11 Mei 2017


 Neuroparenting adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pola asuh berbasis kinerja otak.

Meliputi bagaimana cara kerja otak anak dan otak orangtua dalam melakukan pengasuhan anak

Allah menciptakan anak dalam bentuk sebaik-baiknya (QS Attiin :4), karena itu menjadi tugas orangtua untuk menjaga titipan NYA dengan baik

Ketika kita berbuat baik akan melatih neuron menyimpan file kebaikan sehingga otomatis berbuat baik

Anak yang sering diomelin akan ketergantungan dengan omelan 😔 , sistem otomatis otak anak, membuat anak menikmati omelannya

Sistim Pengasuhan ( QS Al Imron : 159 ) : pola pengasuhan lemah lembut, tidak boleh berkata kasar dan maafkanlah

 Jika sering bersikap kasar pada anak bagian otak amygdala & hipocampus tidak berkembang dengan bagus membuat anak memiliki kecendrungan psikopat.
Selain itu membuat prefrontal cortex tidak berkembang dengan baik sehingga ada kecenderungan berbuat kasar

anak usia 3 tahun hipocampus sedang berkembang jika sering dimarahi anak akan tumbuh jadi anak yang minder

sangat penting menghargai anak

Orbitalis frontalis cortex adalah bagian otak yang mengelola emosi.

Jika pada usia 0-4 tahun mengalami trauma dalam pengasuhan , orbitalus frontalis cortexnya kurang berkembang

Pengasuhan anak adalah proses stimulasi otak anak yang sesuai dengan perkembangan otaknya

Goal dari neuroparenting adalah : menjadikan anak tangguh, cerdas dan berahlak mulia

Perkembangan otak anak .
saat lahir 40%-45%,
0-3 tahun 70%,
7 tahun 80%,
12tahun-14 tahun 90-95%,
 14-21 tahun  95-100%

pada usia anak 0-3 tahun jangan lepaskan pengasuhan anak

Usia 3-7 tahun anak harus dekat dengan kedua orangtuanya atau orang dewasa yg menyayanginya

usia 7 tahun anak laki laki harus lebih dekat dengan ayahnya atau laki2 yg tanggung jawab

usia 12-14 tahun anak perempuan harus dekat dengan ayahnya

Otak terdiri dari 100 milyar neuron dan 900 milyar sel glia

Semakin banyak sambungan neuron anak akan semakin cerdas

Dalam pengasuhan penting untuk memperbanyak sambungan neuron dan menyiapkan nutrisi untuk neuron

Cara memnyambung neuron paling banyak diusia 0-14 tahun  karena pada usia tersebut aktivitas metabolisme otak dalam kondisi tinggi

Amgydala adalah bagian otak yang meregulasi emosi

Cara mengasuh asmygdala dengan tatapan dan intonasi. Penting bersikap lembut pada anak walaupuin sedang jengkel

Proses pengasuhan : siapkan makanan yang tepat untuk anak, kondisikan lingkungan yang sesuai, kecakapan emosi, memberikan stimulasi rasional, dan memberikan aktifitas fisik yang sesuai Contoh makanan yang kaya nutrisi untuk otak : ikan, kacang-kacangan, pisang, kurma, anggur, alpukat

cara membangun pengalaman emosi anak dengan PerMaTa In San ( Perhatian , Mandiri, Cinta, Santai, Aman dan Nyaman)

Dalam membangun emosi anak hindari GerTak Bos ( Gersang,  Takut,  Bos)

Contoh aktifitas fisik yang dianjurkan : berenang, berkuda, memanah

demikianlah resume yang bisa saya buat, maafkan bikinnya perpoint sesuai buku catatan saya , tidak dinarasikan, semoga bermanfaat 😍
Neuroparenting (pengasuhan anak berbasis otak )

Part 1


smillah, mulai menuliskan kembali apa yang saya dapat dari mengikuti training neuroparenting bersama dr.Amir Zuhdi. Beliau adalah Dokter Neuroscience dan founder Neuronesia Community. Belasan tahun fokus belajar tentang otak manusia termasuk di bawah bimbingan seorang dokter dari California. Karena ini adalah hal pertama bagi saya, emak – emak yg biasa riweuh di dapur, ada bbrp hal yg bisa jadi tdk saya pahami secara utuh. Karenanya, di catatan ini saya hanya menuliskan apa yg sekiranya saya paham dan bisa segera diaplikasikan untuk kita dan ananda di rumah. Saya coba tuliskan dalam bentuk point2 dan dengan gaya bahasa saya agar mudah dipahami, setidaknya oleh saya pribadi. Karena bagi saya, dengan menuliskan kembali seperti ini sama saja seperti belajar kembali. Sekalian saya posting di medsos krn sayang kalau training pagi sampai sore dengan investasi 7 digit ini hanya kami yang tahu dan memanfaatkan. Insya allah resume materi trainingnya akan saya bagi dalam 2 atau 3 kali postingan agar nyaman dibaca dan mudah diaplikasikan secara bertahap. Silahkan di share bagi yang merasa tulisan ini bermanfaat. Mohon doanya saja moga menjadi jalan kebaikan bagi kami sekeluarga dan sumber aslinya.
Salam Hangat,
Euis Kurniawati
Bundanya Kakak Tsabita dan Adek Farisah
💝💝💝💝💝💝
NEUROPARENTING PRACTITIONER – NPP (part 1)
1⃣ Apa Latar Belakang ada NPP ?
NPP sebenernya muncul karena banyak fenomena ketidakmatangan pengasuhan (immaturity parenting) di masyarakat kita. Jika menjadi dokter ada sekolahnya. Jika menjadi guru ada sekolahnya. Jika menjadi enginer ada sekolahnya. Namun untuk menjadi orang tua belum ada sekolahnya. Padahal menjadi orang tua bukanlah hal yang sederhana. Ini peristiwa peradaban ! Alhasil, pengasuhan pada ananda sering dilakukan asal-asalan. Apa yang dulu kita alami, di copy paste. Apa yang sering kita lihat, langsung dicontoh. Padahal tidak semua benar. Belum tentu semua tepat.
Maka sangat disayangkan saat banyak orang tua yang mudah terbakar emosinya saat anak rewel. Banyak anak menjadi korban kekerasan, baik kekerasan fisik (dipukul, di jewer, dsb) maupun kekerasan verbal (labeling anak nakal, bentakan, hardikan, dsb).
Efek kekerasan ini tidak sederhana efeknya bagi anak terutama jika terjadi pada usia 0 – 13 tahun. Sangat mungkin terjadi Penurunan pertumbuhan neuron (sel saraf yang membangun otak).
PENGASUHAN pada anak itu sebenarnya TERJADI DI WILAYAH NEURON. Mengasuh anak logikanya seperti merajut. Pada usia 0-13 tahun proses tersambungnya neuron2 yg ada di otak terjadi dg sangat cepat. Pengasuhan sendiri adalah proses stimulasi otak anak yang sesuai dengan perkembangan otaknya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk belajar NPP. Agar bisa tahu bagaimana mengoptimalkan pertumbuhannya dan mewaspadai apa yang bia menghambat bahkan menghancurkannya.
Theodore John Kaczynski. Seorang genius yang pernah dicatat dalam sejarah. Memiliki IQ 145 dan lulus dari Harvard University pada usia 14 tahun. Dan di usia 16 tahun sudah mendapatkan gelar doktornya. Sangat pintar membuat sirkuit bom yang tidak bisa dideteksi. Hingga akhirnya ia memilih keluar dari tempnya mengabdi dan menebar teror bom disana sini. Setelah tertangkap, diteliti, ternyata bagian otaknya yg bernama orbito frontalisnya mengecil dan menyebabkan kematangan emosinya terganggu.
Ada seorang anak di Jakarta yang sangat cerdas. Masa SD hanya dilalui selama 4 tahun, masa SMP 2 tahun dan masa SMA 2 tahun. Langsung diterima di Fakultas Kedokteran. Sangat pintar namun emosinya kurang matang. Setelah ditelusuri penyebabnya ternyata karena sang ortu salah mengasuh dikarenakan belum punya ilmunya. Bahkan sang ayah mendapat predikat ‘ayah jahat’ karena sedikit anak nakal langsung diikat ke meja, di masukkan kamar mandi dsb. Padahal apa yang dilakukan ini adalah duplikasi dr pengasuhan sang kakek. Menyadari apa yang dulu dilakukan salah, sang kakekpun meminta maaf, begitu pula sang ayah. Alhamdulillah si anak cerdas yang menjadi dokter ini, kini juga menekuni belajar neuroscience bidang musik karena bakatnya menjadi musisi. Di bawah bimbingan salah satu profesor, sang dokter fokus belajar not-not musik yang mampu menstimulus neuron. Sang dokter cerdas ini tak lain adalah putra dr.amir zuhdi.
📝Ada beberapa gangguan emosi akibat kesalahan pengasuhan a.l :
 Mudah resah dan kesepian,
 Minder/murung/tidak bersemangat,
 Mudah marah,
 Tidak mampu mengendalikan keinginan
 Tidak patuh pada aturan.
Jika kita dapati ciri2 ini ada pada ananda, maka kita patut evaluasi, jangan2 memang ada kesalahan yang kia lakukan pada pola pengasuhan yang kita terapkan selama ini 
Cerita serupa saya dapatkan di forum parenting yang lain. Sang trainer dari Depok menceritakan dulu ketika ananda masih kecil, bundanya sulit mengontrol emosi. Mudah marah, mudah berteriak. Ternyata hal ini berpengaruh pada kemampuan berbicara anak yg ditengarai ada bagian sel saraf di otaknya yg terputus. Selalu gagap saat bicara. Sampai dewasa dan lulus sma pun pengaruhnya juga belum hilang, jika gagapnya sudah berkurang, saat ini jusru bicaranya sangat cepat dan terkesan seperti oang marah2. Menyadari kesalahan pengasuhan seperti ini, bundapun mempersering meminta maaf pada ananda dan membantunya menerapi bicara. Alhamdulillah ada banyak kemajuan yang layak disyukuri hingga kini ananda mengabdi sebagai seorang ustadz pasca lulus dari pondok pesantren ternama di negri ini.
💝 3 cerita ini menjadi hikmah beharga bagi kita semua. Penting untuk punya bekal menjadi orang tua. Bukan sekedar karena anak adalah buah hati kita, tapi lebih dari itu. Karena anak adalah AMANAH yang mau atau tidak mau, siap atau tidak siap, HARUS KITA PERTANGGUNGJAWABKAN dihadapanNya. Dan pengetahuan Neuroparenting (pengasuhan berbasis otak) mudah2an bisa menjadi salah satu bekal untuk kita mengantar anak2 menemukan takdir terbaiknya.
2⃣ Apa Fungsi neuro parenting dlm pengasuhan ?
Setidaknya ada 3 fungsi belajar neuroparenting, yaitu :
 Untuk membangun sinapsis antar neuron. Bayi yang baru lahir memiliki 100 milyar neuron. Nah sinapsis (hubungan) antar neuron tsb terbangun melalui proses pengasuhan. Dia Akan terus tumbuh sampai usia 22 atau 24 tahun. Semakin banyak sambungan (sinaps), maka makin kreatif, makin banyak ide dan makin pintar.
 Memperlancar neurontransmiter dan kelistrikan (proses jalannya informasi antar neuron)
 Untuk membentuk MYELIN yaitu lapisan yang menyelubungi saraf manusia. Selain membungkus saraf, myelin ini juga berfungsi untuk mempercepat impuls yang dikirim dari satu saraf ke saraf yang lain. Semakin tebal myelin, bisa dikatakan daya hantar impulsnya semakin cepat. Begitu juga sebaliknya.
Dalam sebuah literatur dan dr penjelasan pak suami yg kerap menyertakan poin ini dalam materi trainingnya,, saya dapati selain brain memory, ada istilah lain yang sangat unik dalam mendeskripsikan bagian tubuh kita. Dia bisa dilatih untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Istilah tersebut adalah muscle memory. Wah??? Apakah otot kita ada memorynya? Yup, karena otot sendiri bisa belajar untuk meningkatkan performanya. Dalam bahasa yang lebih mendalam, myelin inilah yang dikenal dengan muscle memory.
Myelin akan terlatih dengan baik dan akan memberikan respon yang cepat dalam menyikapi perubahan keadaan jika senantiasa selalu dilatih. Seperti atlet yang tak henti-hentinya melatih tubuhnya agar bisa menjadi yang terbaik dalam sebuah kejuaraan. Berlatihnya seorang atlet merupakan proses pembentukan myelin agar semakin hebat dan semakin gesit dalam menghadapi lawan.
3⃣ Apa GOAL belajar NPP?
Agar anak-anak kita CERDAS. Ada 3 kecerdasan yang menjadi goal NPP
📝 Cerdas Kognitif (bersifat keilmuan, kemampuan berpikir) ~ Masuk wilayah bagian otak yang bernama Pre Frontal Cortex (PFC)
📝 Cerdas Emosi ~ Masuk wilayah otak yang bernama Sistem Limbik
📝 Cerdas Motorik ~ Masuk wilayah otak yang bernama Batang Otak (Reptilian Brain)
4⃣ APA INDIKATOR KEBERHASILAN BELAJAR NEURO PARENTING?
Goal belajar NPP adalah menghasilkan anak yang cerdas dan memiliki 5 sklll sebagai indikator, yaitu :
 1. Punya kemampuan dlm mengkalkulasi.
Bukan sekedar menghitung angka melainkan juga dalam hal menghitung baik buruk, menganalisa baik atau tidak
 2. Punya ketrampilan komunikasi
Misal anak berani menyampaikan masalah apa pun kpd orang tua. Tidak ada kendala komunikasi dengan orang lain disekitarnya.
 3. Punya kemampuan self control dlm kondisi bagaimana pun (baik dlm pengawasan ataupun tidak, baik dalam kondisi mampu maupun tidak). Self control ini bisa bagus kalau self motivationnya juga baik.
Salah satu klien dr.amir adalah seorang wanita eksekutif muda yang kaya, pernah menginginkan sebuah gaun dengan harga jutaan rupiah dan sudah dicari ke beberapa negara. Ternyata malah ketemu di salah satu mall jakarta dan hanya tinggal satu2nya. Saat akan membayar, dicegah oleh dr.amir agar sang klien belajar self control. meski mampu secara finansial, tapi ini bisa jadi terapi efektif untuk berlatih self control.
Saat itu saya tanya tentang tsabita yang sangat sensitif pada makanan halal. Selalu memastikan ada logo halal pada kemasan makanan yang akan dibeli dan tak segan menolak pemberian orang lain yang tidak berlogo halal MUI. Apakah ini masuk kategori latihan self control? bisa jadi ini masuk kategori, tapi perlu dilatih dengan hal lain yang lebih kuat kata dr amir. Karena memastikan kehalalan adalah kewajiban. Latih anak pada kondisi yang boleh mereka lakukan dan bisa, namun kita tahan melakukannya. Ilustrasi lebih detail bisa kita search di youtube dg keyword : the marshmallow test.
Saat ikut seminar sebelum ikut training, dr. Amir memaparkan perbedaan anak penurut vs anak taat. Kebanyakan orang tua mengharapkan memiliki anak2 yang penurut. Padahal anak penurut sebenarnya tidak baik. Anak menurut bisa jadi karena ia takut pada kita orang tuanya. Alhasil, seandainya si orang tua tak bersamanya, bisa jadi ia akan melanggarnya. Berbeda dengan anak taat krn paham dg baik knp peraturan tsb dibuat. Jadi meskipun tanpa pengawasan tetap sesuai aturan. Dengan neuro parenting ini diharapkan kita bisa menghasilkn anak2 yang taat.
 4. Punya ketrampilan mengambil keputusan.
Yang berperan disini adalah PFC (akan dijelaskan kemudian secara detail) Misal anak bisa memilih mau pakai baju mana, mau belajar apa, bisa menjelaskan kenapa lebih suka warna biru daripada merah, misalnya.
 5. Punya ketrampilan motorik (fisik)
Misal baik tumbuh kembangnya, tidak mudah sakit, bisa memilih mana makanan yg baik untuk kesehatan, sadar untuk mejaga kesehatan jantung dsb
5⃣ Bagaimana sih gambaran sederhana otak manusia?
Otak manusia itu seperti alam semesta. Ada gunung, ada sungai, ada pohon dan sebagainya. Meski beratnya hanya 1,5 kg, namun jika direntangkan, luasnya bisa setengah lapangan bola.
Otak Einstein sendiri beratnya hanya 1,3 kg. Jadi dulu saat einstein meninggal, ada seorang ilmuwan yang mencuri otaknya untuk diteliti. Meski lebih ringan dari otak manusia pada umumnya, namun hubungan antar neuronnya (sinaps) sangat banyak. Dan inilah yang menjadi kunci kejeniusan seorang Einstein. Meski diganjar harus mendekam di penjara selama 3 bulan atas perbuatannya, tapi akhirnya sang ilmuwan ini mendapatkan hadiah nobel atas penelitiannya.
Otak bayi yang baru lahir terdiri dari 100 Milyar neuron !
Pada anak usia 0-3 tahun, 1 neuron mampu menyambung (sinaps) ke 15 ribu neuron lain. Usia 3-13 tahun, 1 neuron bisa menyambung ke 10 ribu neuron lain. Otak anak2 bekerja 5X lebih banyak dari orang dewasa.
Ini tentu menjadi informasi berharga pada kita agar bisa mengoptimalkan rentang usia 0-13 tahun untuk mengoptimalkan terbangunnya sinaps yang lebih banyak pada otak ananda.
6⃣ KUALITAS NEURON DITENTUKAN OLEH APA SAJA ?
🍎 1. Gizi atau nutrisi.
Proses pembentukan otak paling pesat terjadi pada waktu ibu hamil. Oleh karena itu diharapkan selama hamil, ibu mengkonsumsi makanan bergizi yg menunjang pertumbuhan otak. Misal mengandung asam folat seperti minyak ikan, brokoli dll. Lebih detail bisa searching di google dengan keyword : makanan ibu hamil untuk perkembangan otak janin
🎪2. Pengalaman.
Dalam usia 0-13 tahun, neuron berkembang dengan sangat cepat. Maka pastikan kita memberi banyak pengalaman pada ananda. Sering2 belanja pengalaman. Misal dg membawa ananda ke taman, pantai, kebun bintang, bengkel, pasar, termasuk memperkenalkan dengan beragam profesi (tour the tallent). Berkunjung ke dokter yg sukses dan bahagia, belajar ke petani yang sukses dan bahagia, dsb.
💕 3. Stimulan emosi.
latih anak untuk mengenal macam2 emosi.
Emosi sendiri ada 5: cinta/bahagia, marah, takut, sedih, jengkel/jijik. Kalau diinget-inget mirip seperti film kartun berjudul inside out. Yang coba kami lakukan di rumah dengan ngobrol bersama anak2 untuk mengenalkan emosi. Kenapa koq nangis? Adek sedih atau marah ?
Kuraang lebih begitu.
Setelah anak paham macam2 emosi, maka kita mulai mengenalkan untuk menghitung level emosi yang dirasakan, agar ortu tau bagaimana mensikapi emosi yang dirasakan anak, apakah perlu bantuan ortu atau tidak. contoh yang diberikan waktu itu adalah pengalaman dr.Amir ketika mnghadapi anak nya yg marah karena kesulitan menambah angin pada bola basketnya. Pertama beliau mengkomunikasikan kpd anak “adik lg marah? Berapa level marahnya?” kemudian di jawab sang anak “iya adik lg marah,level 3” nah karena masih dlm level 3 maka oleh dr.amir cukup dibiarkan, krn marah yang perlu dibantu jika sudah level 5 s.d 10. Dan ternyata benar setelah bbrp saat si anak sudah kembali ke rumahnya dengan bola yang terpompa sempurna berkat bantuan temannya yang lebih besar.
Jujur kami belum bisa praktek poin mengenalkan level emosi ini, karena pembahasan detail memang khusus dibahas pada modul pelatihan berikutnya dan itu artinya harus bayar 7 digit lagi hehehe. Mohon doanya moga pas ada trainingnya pas Allah berikan kelapangan rizki untuk belajar.
💡4. Rangsangan rasio.
Cobalah memberikan tantangan yg baru. Misal saat main puzzle, naikkan level kesulitannya secara perlahan. Kenalkan juga dengan konsep pemahaman soal sebab akibat dlm peristiwa sehari2. Misal saat itu kami pernah bawa anak2 ke tempat pembuangan akhir, kami ajak mereka belajar tentang membuang sampah dan akan berakibat apa jika lalai.
💪🏻 5. Latihan fisik.
masih ingat 3 bagian otak yang menentukan kecerdasan pada bahasan di atas bukan? Nah ada 3 olah raga yang bisa menstimulus 3 bagian otak tersebut.
🏊🏻 Pertama berenang. Aktifitas ini mampu melatih batang otak yang kita tahu salah satu fungsinya adalah membentuk kecerdasan motorik. Saat masuk ke dalam air, sebenarnya melatih koordinasi bbrp bagian tubuh kita. Kalau anaknya takut air gimana? Kuncinya adalah pelibatan orang yang paling ia percayai, bisa ayah atu ibunya. Bisa diawali dengan memangku ananda saat tubuh kita basah dg air kolam. Lalu di ajak ke tepi kolam, biarkan kakinya menyentuh air kolam. Baru perlahan diajak masuk dan bermain di dalam kolam. Intinya pelan2 aja jangan dipaksa. Karena kalau dipaksa juga gak baik untuk otaknya. Sistem limbiknya bisa panas.
🏹Kedua, Memanah. Olah raga ini bisa melatih otak bagian Pre Frontal Cotex (PFC) untuk merangsang kecerdasan kognitif. Jika belum memungkinkan memanah, bisa coba basket meskipun tak seefektif latihan memanah dalam melatih PFC. Sekarang di bbrp kota seperti surabaya sudah mulai mudah menemukan tempat latihan memanah, kalau ananda masih kecil gak ada salahnya dibelikan panahan dari plastik yang mudah kita temui di toko2 mainan anak. Bisa juga permainan basket kita modifikasi dengan melempar bola2 kecil ke keranjang sampah untuk anak2 balita. Atau bisa juga kita modifikasi dg permainan2 serupa.
🏇🏻Ketiga, berkuda. Olah raga ini mampu melatih otak bagian sistem limbik yang mengatur kecerdasan emosi. Tentu tak sama saat kita berolah raga dengan melibatkan makhluk hidup lain. Ada keterlibatan emosi di dalamya. Jujur kami juga belum praktek untuk poin ini. Baru renang dan panahan (meski plastik). Moga someday…
Sementara di tulisan kali ini saya hanya sampaikan 6 point dulu. Agar tidak terlalu banyak, mudah dipahami dan bisa segera diaplikasikan.

 Point2 berikutnya akan saya posting di tulisan berikutnya a.l:

1.  bagaimana agar kita bisa memperbanyak sambungan neuron (sinaps) yg notabene ini kunci jeniusnya einstein,

2.  bagian otak mana saja yang berhubungan dengan pola asuh dan 

3. bagaimana menstimulusnya,

4.  bagaimana mengontrol emosi dan mengelola marah, 

5. mengenal dan mengoptimalkan kerja amigdala – PFC – cinguli – ganglia basalis dsb. 

6.Gimana caranya agar anak mudah menerima nasehat dan bagian otak mana yang harus disentuh.

7.  Bagaimana agar anak punya kebiasaan baik dan automatically, bagian otak mana yang harus dilatih. Belajar self awarness, focusing skills, patient and persistence, rem emosi (sistem kopling) dsb. Insya allah. 

Selamat berlatih dengan apa yang sudah dibaca pada tulisan ini. Moga bermanfaat 🙂