Sunday, June 30, 2019

Tubuhnya Di-Jilbab-in, Hatinya Di-Bener-in”

Bismillah. Assalamu’alaikum.

1. Berjilbab, Apakah Harus Hatinya Dulu?

2. Banyak yang bilang “dijilbabin dulu hatinya,dibenerin dulu. Daripada nanti copat-copot, kasian juga Islam jadi jelek di mata orang.”

3. Segala puji hanya bagi Allah, Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah, keluarga dan sahabatnya.

4. “Bagaimana cara men-jilbab-i hati?”
Bukankah hati menjadi tertutup jilbab apabila jilbabnya ada di hati?…

5. Karena hatinya tertutup jilbab akhirnya mereka tidak bisa lagi berpikiran jernih dan benar, sehingga mereka mengatakan seperti itu…

6. Jilbab itu bukan di hati, tapi jilbab itu menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

7. Sebagian Ulama’ mengatakan wajah dan telapak tangan juga wajib ditutup, dan sebagian yang lain mengatakan tidak wajib.

8. Akan tetapi itu sunnah dan lebih afdhal.

9. Yang benar adalah;
TUBUHNYA DI-JILBAB-IN DAN HATINYA DI-BENER-IN,

10. Allah Ta’aala berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:

11. “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.

12. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.

13. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzaab: 59).

14. Kewajibannya, yaitu tubuhnya di-jilbab-in dan hatinya di-bener-in.

15. Seandainya kewajiban yang satu masih belum bisa dikerjakan maka kewajiban yang satunya tetap harus dikerjakan dan tidak digugurkan.

16. Kita memahami betapa beratnya dilema yang wanita alami. pilihan antara dunia ataukah aturan agama.

17. Namun untuk yang sering copot copot jilbab.. karena pekerjaan atau apapun lah itu…

18. Hadits dari Ka’ab bin Iyadh radhiyallahu ‘anhu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

19. “Setiap umat memiliki ujian. Dan ujian terbesar bagi umatku adalah harta.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan al-Albani).

20. Betapa banyak orang yang berubah menjadi tidak karuan, melanggar syariat, bahkan murtad, gara-gara harta dan harta.

21. Rezeki 100% dari Allah

Inilah konsep yang selayaknya kita tanamkan dalam diri kita, sebagaimana yang Allah tegaskan dalam Alquran,

22. “Tidak ada satupun makhluk yang hidup di muka bumi ini, kecuali rezekinya ditanggung Allah…” (QS. Hud: 6).

23. Di ayat yang lain, Allah juga mengingatkan,

24. “Janganlah kalian membunuh anak kalian karena kondisi miskin.

25. Aku yang akan memberi rizki kalian dan memberi rizki mereka (anak kalian)..” (QS. Al-An’am: 151).

26. Sering kita dengar.. KALAU SAYA TINGGALKAN PEKERJAAN INI, SAYA MAKAN APA?, ANAK, ISTRI SAYA MAU DIKASIH MAKAN APA?

27. Kita camkan dalam lubuk hati kita, rezeki itu datang dari Allah,

28. … sementara kerja yang kita lakukan, sejatinya adalah sebab untuk menjemput rezeki itu.

29. Dan tentu saja, sebab untuk mendapatkan rezeki itu tidak hanya satu, tapi beraneka ragam.

30. Perlu kita sadari, tidak mungkin Allah simpan rezeki salah hamba-Nya sementara dia hanya bisa memperolehnya dengan cara yang haram.

31. Karena jika demikian, berarti Allah telah mendzalimi hamba-Nya.

32. Karena itu, rezeki Allah pasti bisa diperoleh dengan cara yang halal, tanpa harus menerjang aturan syariat.

33. Orang yang kurang memahami prinsip ini, dia akan beranggapan bahwa banyaknya rezekinya murni akan ditentukan oleh upaya & usahanya saja.

34. Akibatnya, dia akan lebih bersandar kepada kemampuannya dari pada kepada Allah.

35. Dia akan berusaha mengambil peluang apapun, agar pemasukannya bisa lebih besar.

36. Tanpa peduli aturan kanan-kiri. Tak heran jika dia beranggapan, jika menuruti apa kemauan syariat, saya gak bakal dapat peluang kerja.

37. Di saat itulah, dunia lebih penting bagi dia, dari pada aturan syariat.

38. Beda dengan orang yang memahami prinsip rezeki ini dengan baik.

39. Ketika dia harus mengalami kegagalan, karena peluang yang ditawarkan bertentangan dengan aturan syariah,

40. Maka akan muncul dalam dirinya bahwa Allah pasti akan memberikan ganti usaha yang lebih baik.

41. Dengan memiliki keyakinan semacam ini, kita akan semakin waspada dalam mencari rezeki.

42. Kalau-pun terjadi kegagalan, spontan dia akan segera berharap kepada Allah.

43. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada umatnya:

44. “Janganlah kamu merasa bahwa rezekimu telat datangnya,

45. … karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga dia mengenyam jatah rezeki terakhirnya.

46. Tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.”

47. (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan dishahihkan Al-Albani)

48. Dengan demikian, cara dan pola berfikir sebagian dari wanita yang bekerja dengan melepas jilbab adalah cara yang keliru.

49. Ingat, Allah-lah yang memberi rezeki. Kalaupun harapan kita tidak terpenuhi, Allah tetap yang akan menanggung jatah rezeki kita.

➖➖➖


HSI Pembatal Keislaman 31


​Nawaqidhul Islam:
■ *Nawāqidhul Islām*
■ *Halaqah 31 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KETUJUH II*
📀 _link audio_
══════❁﷽❁══════
 Sihir jenis banyak, diantaranya kata beliau adalah *Asharf wal ‘athf*
Ashorf – الصرف 
Di dalam bahasa Arab artinya memalingkan, maksud beliau adalah memalingkan dari rasa cinta menjadi rasa benci antara seorang suami dengan istri atau antara seorang kawan dengan kawannya yang sebelumnya ada rasa cinta diantara keduanya kemudian dengan bantuan syaitan dirubah menjadi rasa benci diantara keduanya. *Maka ini dinamakan Ashorf*&ini termasuk sihir & diharamkan didalam agama Islām. 
Demikian pula Al’athf ini adalah kebalikan dari Ashorf yang artinya adalah cinta yaitu menjadi seseorang yang awalnya saling membenci menjadi saling mencintai atau dengan nama yang lain, sebagaimana datang dalam hadits – Attiwalah.
Sebagaimana beliau ﷺ bersabda :
إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَلَةَ شِرْكٌ
“Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan juga attiwalah semua ini adalah  syirik.” 
[HR. Ahmad, no. 3615, Abu Daud no. 1776, 3883 dan Ibnu Majah, no. 3530. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Shahih lighairihi,” dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah, no. 2854]
Yang dimaksud dengan Attiwalah sesuatu yang digunakan untuk menjadikan seseorang mencintai orang lain, atau dalam bahasa kita dinamakan dengan pelet, maka ini termasuk sihir yang diharamkan.
ومنه الصرف والعطف 
Dan diantaranya adalah Ashorf wal ‘athf
فمن فعله أورضي به 
Maka barangsiapa yang mengamalkan sihir ini, bekerja sama dengan syaitan dengan Jin untuk mensihir orang lain – أورضي به – atau dia ridha dengan sihir tersebut, dia tidak melakukan dengan tangannya tetapi dia ridha, menyuruh orang lain untuk melakukan & dia ridha dengan sihir tersebut – كفر – maka dia telah kufur /telah keluar dari agama Islām.
Dan Rasulullãh ﷺ bersabda :
 لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَسَحَّرَ أَوْ تُسِحِّرَ لَهُ ،
“Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan sihir atau yang di sihir kan ”
Artinya meminta orang lain untuk mensihirkan dia, memohon bantuan kepada dukun atau tukang sihir atau orang yang dianggap pintar untuk mensihir orang lain maka dia adalah orang yang ridha dengan sihir tersebut – كفر – maka orang yang demikian adalah orang yang kufur keluar dari agama Islām.
Apa dalil beliau rahimahullah?
والدليل 
Dan dalil yang menunjukkan bahwasanya sihir ini adalah kufur & bisa mengeluarkan seseorang dari Islām
قوله تعالى : 
Adalah firman Allāh yaitu didalam surat Al-Baqarah
وما يعلمان من أحد حتى يقول إنما نحن فتنة فلا تكفر
“Dan tidaklah keduanya (yaitu dua orang Malaikat Harut & juga Marut) mengajarkan kepada orang lain sihir – حتى يقول – sampai ia berkata (sampai kedua malaikat tersebut berkata ) kepada orang yang diajari – إنما نحن فتنة  – Sesungguhnya kami adalah fitnah /kami adalah ujian cobaan bagi kalian (Allāh yang mengutus kami) – فلا تكفر – janganlah engkau kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan melakukan sihir.
Disini Allāh mengatakan /menceritakan tentang ucapan Harut & juga Marut, ketika Allāh mengutus keduanya dengan sihir dan mengajarkan kepada Manusia maka dua orang Malaikat ini setiap kali mengajarkan Manusia dia mengatakan /mereka berdua mengatakan – فلا تكفر – janganlah engkau kufur, artinya dengan melakukan sihir ini janganlah engkau kufur.
Menunjukkan kepada kita bahwasanya sihir adalah perbuatan kufur, termasuk perbuatan kufur yang bisa mengeluarkan dari keIslaman. 
Ini maksud pendalilan beliau membawakan ayat ini yang menunjukkan bahwasanya orang yang melakukan sihir adalah orang yang kufur & keluar dari agama Islām.
Dan ini akan ayat yang panjang yang disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam Alquran yang menceritakan tentang sebagian manusia yaitu orang-orang Yahudi tersebar dikalangan mereka sihir & didalam hadits disebutkan bahwasanya Rasulullãh ﷺ dahulu pernah disihir oleh seorang Yahudi yaitu Labid Ibnul ‘Ashom dan hadits yang shahih, dimana beliau ﷺ disihir & beliau adalah manusia biasa seperti manusia yang lain menimpa kepada beliau apa yang menimpa manusia,
 beliau ditimpa sakit & diantaranya beliau pernah disihir oleh seorang Yahudi yang bernama Labid Ibnul’ Ashom sehingga saat itu tersihir pikiran  beliau & dihayalkan kepada sesuatu padahal beliau tidak melakukannya sampai Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengutus dua orang Malaikat yaitu Malaikat Jibril dan satu orang Malaikat yang lain, kemudian meruqiyah Rasulullãh ﷺ dengan membacakan surat Al-Falaq & terbebaslah Rasulullãh ﷺ & beliau sembuh dengan Ijin Allāh Subhānahu wa Ta’āla setelah di ruqyah dengan surat Al-Falaq kemudian diambilah Buhul² yang digunakan untuk men sihir beliau yg ada di dalam sumur kemudian di hancurkan & ini menunjukkan bahwasanya banyaknya sihir diantara orang-orang Yahudi.
Allāh berfirman di dalam ayat ini :
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
[QS Al-Baqarah 102]
Allāh mengatakan 
وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ 
Dan mereka itu (orang-orang) Yahudi mengikuti apa yang di baca oleh syaitan kepada tukang² sihir di zaman kerajaan Sulaiman.
Orang-orang Yahudi menyangka bahwasanya Nabi Sulaiman alaihi salam bisa menundukkan Jin dan juga sayatin dengan sihir padahal tidaklah demikian, setanlah yang telah kufur & dia lah yang telah mengajarkan sihir kepada manusia. 
_*Abdullāh Roy*_
_Di kota Al-Madīnah_
 Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
═══════ ❁ ❁ ═══════
Senin, 27 Syawwal 1440 H / 1 Juli 2019.

*💥PRINSIP SEORANG MUSLIM UNTUK MENDAPATKAN KEDUDUKAN DAN KEKUASAAN 💥*

*✍ _Ustadz DR Musyaffa' Ad Dariny,MA_*

Prinsip seorang MUSLIM = Untuk mendapatkan kedudukan dan kekuasaan, maka tempuhlah dengan jalan KESHALEHAN.

Seringkali kita lihat, orang ingin mendapatkan kedudukan atau kekuasaan menggunakan jalan pintas dan cara-cara kotor.

Memang, cara itu BISA JADI menyampaikan mereka kepada tujuannya... namun setelah itu, dia akan terseret dan tersandera untuk melakukan cara-cara kotor lainnya, sehingga kekuasaannya tidak membawa kebaikan dan keberkahan, baik untuk dirinya maupun untuk masyarakatnya.

Sungguh sangat merugi, bila kekuasaan itu malah mencemarkan nama kita, merendahkan kedudukan kita, bahkan mendatangkan doa buruk masyarakat kepada kita.

Oleh karenanya, jangan hanya berpikir bagaimana sampai ke tampuk kekuasaan, tapi berpikirlah bagaimana sampai ke tampuk pimpinan dengan cara yang baik dan mendatangkan kebaikan dan keberkahan.

Jadilah diri yang shaleh, niscaya Allah memudahkan jalanmu menuju tampuk pimpinan. Camkanlah ayat-ayat berikut ini:

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

Telah Kami tetapkan di dalam Kitab Zabur setelah (tertulis) di dalam Adz-Dzikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh para hamba-Ku yang SHALEH.
[QS. Al-Anbiya' : 105]

إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Sungguh bumi itu milik Allah, Dia akan mewariskannya kepada siapa saja yg dikehendaki dari para hambaNya, dan kesudahan yang baik adalah bagi mereka yang BERTAKWA.
[QS. Al-A'rof: 128]

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan beramal SHALEH, bahwa Dia pasti benar-benar akan menjadikan mereka BERKUASA di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.
[QS. Annur: 55]

http://www.salamdakwah.com/artikel/2818-prinsip-seorang-muslim-untuk-mendapatkan-kedudukan-dan-kekuasaan

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

                                               
                                            ___🍃🕋🍃___
.
Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga 
Oleh Ustad Yazid 
Seorang muslim  tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Karena itulah menuntut ilmu merupakan jalan menuju kebahagiaan yang abadi.
1. Menuntut Ilmu Syar’i Wajib Bagi Setiap Muslim Dan Muslimah
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”[3]
Imam al-Qurthubi rahimahullaah menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu terbagi dua:
Pertama, hukumnya wajib; seperti menuntut ilmu tentang shalat, zakat, dan puasa. Inilah yang dimaksudkan dalam riwayat yang menyatakan bahwa menuntut ilmu itu (hukumnya) wajib.
Kedua, hukumnya fardhu kifayah; seperti menuntut ilmu tentang pembagian berbagai hak, tentang pelaksanaan hukum hadd (qishas, cambuk, potong tangan dan lainnya), cara mendamaikan orang yang bersengketa, dan semisalnya. Sebab, tidak mungkin semua orang dapat mempelajarinya dan apabila diwajibkan bagi setiap orang tidak akan mungkin semua orang bisa melakukannya, atau bahkan mungkin dapat menghambat jalan hidup mereka. Karenanya, hanya beberapa orang tertentu sajalah yang diberikan kemudahan oleh Allah dengan rahmat dan hikmah-Nya.
Ketahuilah, menuntut ilmu adalah suatu kemuliaan yang sangat besar dan menempati kedudukan tinggi yang tidak sebanding dengan amal apa pun.[4]
2. Menuntut Ilmu Syar’i Memudahkan Jalan Menuju Surga
Setiap Muslim dan Muslimah ingin masuk Surga. Maka, jalan untuk masuk Surga adalah dengan menuntut ilmu syar’i. Sebab Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْـمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ، لَـمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.” [5]
Di dalam hadits ini terdapat janji Allah ‘Azza wa Jalla bahwa bagi orang-orang yang berjalan dalam rangka menuntut ilmu syar’i, maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju Surga.
“Berjalan menuntut ilmu” mempunyai dua makna:
Pertama : Menempuh jalan dengan artian yang sebenarnya, yaitu berjalan kaki menuju majelis-majelis para ulama.
Kedua : Menempuh jalan (cara) yang mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu seperti menghafal, belajar (sungguh-sungguh), membaca, menela’ah kitab-kitab (para ulama), menulis, dan berusaha untuk memahami (apa-apa yang dipelajari). Dan cara-cara lain yang dapat mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu syar’i.
“Allah akan memudahkan jalannya menuju Surga” mempunyai dua makna. Pertama, Allah akan memudah-kan memasuki Surga bagi orang yang menuntut ilmu yang tujuannya untuk mencari wajah Allah, untuk mendapatkan ilmu, mengambil manfaat dari ilmu syar’i dan mengamalkan konsekuensinya. Kedua, Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga pada hari Kiamat ketika melewati “shirath” dan dimudahkan dari berbagai ketakutan yang ada sebelum dan sesudahnya. Wallaahu a’lam.•
Juga dalam sebuah hadits panjang yang berkaitan tentang ilmu, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْـجَنَّةِ وَإِنَّ الْـمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِـمِ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى الْـحِيْتَانُ فِى الْـمَاءِ وَفَضْلُ الْعَالِـمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ لَـمْ يَرِثُوا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَإِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ.
“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang ‘alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bagian yang paling banyak.”[6]
Jika kita melihat para Shahabat radhiyallaahu anhum ajma’in, mereka bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu syar’i. Bahkan para Shahabat wanita juga bersemangat menuntut ilmu. Mereka berkumpul di suatu tempat, lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka untuk menjelaskan tentang Al-Qur-an, menelaskan pula tentang Sunnah-Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala juga memerintahkan kepada wanita untuk belajar Al-Qur-an dan As-Sunnah di rumah mereka.
Sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَىٰ فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang Jahiliyyah dahulu, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlul Bait, dan membersihkan kamu dengan sebersih-bersihnya. Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan al-Hikmah (Sunnah Nabimu). Sungguh, Allah Mahalembut, Maha Mengetahui.” [Al-Ahzaab: 33-34]
Laki-laki dan wanita diwajibkan menuntut ilmu, yaitu ilmu yang bersumber dari Al-Qur-an dan As-Sunnah karena dengan ilmu yang dipelajari, ia akan dapat mengerjakan amal-amal shalih, yang dengan itu akan mengantarkan mereka ke Surga.
Kewajiban menuntut ilmu ini mencakup seluruh individu Muslim dan Muslimah, baik dia sebagai orang tua, anak, karyawan, dosen, Doktor, Profesor, dan yang lainnya. Yaitu mereka wajib mengetahui ilmu yang berkaitan dengan muamalah mereka dengan Rabb-nya, baik tentang Tauhid, rukun Islam, rukun Iman, akhlak, adab, dan mu’amalah dengan makhluk.
3. Majelis-Majelis Ilmu adalah Taman-Taman Surga
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْـجَنَّةِ فَارْتَعُوْا، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا رِيَاضُ الْـجَنَّةِ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ.
“Apabila kalian berjalan melewati taman-taman Surga, perbanyaklah berdzikir.” Para Shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud taman-taman Surga itu?” Beliau menjawab, “Yaitu halaqah-halaqah dzikir (majelis ilmu).” [7]
‘Atha’ bin Abi Rabah (wafat th. 114 H) rahimahullaah berkata, “Majelis-majelis dzikir yang dimaksud adalah majelis-majelis halal dan haram, bagaimana harus membeli, menjual, berpuasa, mengerjakan shalat, menikah, cerai, melakukan haji, dan yang sepertinya.” [8]
Ketahuilah bahwa majelis dzikir yang dimaksud adalah majelis ilmu, majelis yang di dalamnya diajarkan tentang tauhid, ‘aqidah yang benar menurut pemahaman Salafush Shalih, ibadah yang sesuai Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, muamalah, dan lainnya.
Buku yang ada di hadapan pembaca merupakan buku “Panduan Menuntut Ilmu”. Di antara yang penulis jelaskan di dalamnya adalah keutamaan menuntut ilmu, kiat-kiat dalam meraih ilmu syar’i, penghalang-penghalang dalam memperoleh ilmu, adab-adab dalam menuntut ilmu, hal-hal yang harus dijauhkan oleh para penuntut ilmu, perjalanan ulama dalam menuntut ilmu, dan yang lainnya. Penulis jelaskan masalah menuntut ilmu karena masalah ini sangatlah penting. Sebab, seseorang dapat memperoleh petunjuk, dapat memahami dan mengamalkan Islam dengan benar apabila ia belajar dari guru, kitab, dan cara yang benar. Sebaliknya, jika seseorang tidak mau belajar, atau ia belajar dari guru yang tidak mengikuti Sunnah, atau melalui cara belajar dan kitab yang dibacakan tidak benar, maka ia akan menyimpang dari jalan yang benar.
Para ulama terdahulu telah menulis kitab-kitab panduan dalam menuntut ilmu, seperti Imam Ibnu ‘Abdil Barr dengan kitabnya Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, Imam Ibnu Jama’ah dengan kitabnya Tadzkiratus Samii’, begitu pula al-Khatib al-Baghdadi yang telah menulis banyak sekali kitab tentang berbagai macam disiplin ilmu, bahkan pada setiap disiplin ilmu hadits beliau tulis dalam kitab tersendiri. Juga ulama selainnya seperti Imam Ibnul Jauzi, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (dalam Majmuu’ Fataawaa-nya dan kitab-kitab lainnya), Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (dalam kitabnya Miftaah Daaris Sa’aadah dan kitab-kitab lainnya), dan masih banyak lagi para ulama lainnya hingga zaman sekarang ini, seperti Syaikh bin Baaz, Syaikh al-Albani, dan Syaikh al-‘Utsaimin rahimahumullaah.
Dalam buku ini, penulis berusaha menyusunnya dari berbagai kitab para ulama terdahulu hingga sekarang dengan harapan buku ini menjadi panduan agar memudahkan kaum Muslimin untuk menuntut ilmu, memberikan semangat dalam menuntut ilmu, beradab dan berakhlak serta berperangai mulia yang seharusnya dimiliki oleh setiap penuntut ilmu. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca sekalian, serta bagi kaum Muslimin. Mudah-mudahan amal ini diterima oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan menjadi timbangan amal kebaikan penulis pada hari Kiamat. Dan mudah-mudahan dengan kita menuntut ilmu syar’i dan mengamalkannya, Allah ‘Azza wa Jalla akan memudahkan jalan kita untuk memasuki Surga-Nya. Aamiin.
Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan para Shahabat beliau, serta orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan kebaikan hingga hari Kiamat.


Read more https://almanhaj.or.id/2307-menuntut-ilmu-jalan-menuju-surga.html
📌 *Wajib Atasmu Bertaubat Diwaktu pagi dan Sore Hari*
________________🖋

🌹Berkata sebagian Salaf رحمهم الله :


 🌹أصـبحوا تـائبين وأمـسوا تـائبين.

يُشير إلى أن المؤمن لا ينبغي أن يصبح ويمسي إلا على توبة، فإنه لا يدري متى يفاجئه الموت صباحاً أو مساءًا، فمن أصبح أو أمسى على غير توبة، فهو على خطر لأنه يخشى أن يَلقى الله غير تائب فَيُحشر في زمرة الظالمين.

🌹قال الله تعالى:﴿ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴾.

🍃Masuklah diwaktu Shubuh dan Sore hari dalam keadaan bertaubat🍃

〰〰〰〰〰🍂

▪Dia mengarahkan kepada orang beriman bahwasannya tidak pantas dia masuk diwaktu Shubuh dan Sore hari melainkan dalam keadaan bertaubat

▫Maka sungguh dia tidak mengetahui kapan kematian datang tiba-tiba kepadanya...diwaktu Shubuh atau Sore hari.

▪Maka barang siapa yang masuk diwaktu Shubuh atau Sore hari dalam keadaan tidak bertaubat, maka dia berada diatas kondisi yang genting

▫Karena dikhawatirkan dia berjumpa kepada Allah عز وجل dalam keadaan tidak bertaubat

👉Maka dia akan dibangkitkan pada golongan orang yang Zholim

🌹Allah عز وجل berfirman :

﴿ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ﴾.
Dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang Zholim

(Al Hujarat : 75)

________________🖋🖋
📚[[Lathaif Al Ma'arif,
Ibnu Rajab :(1/344)]]

=========================

✍🏽 *Ustadz Abu Abdillah Fakhruddin* _hafizhahullah_

——————————————————
⤵⤵⤵ Yuk gabung di:
▪Telegram: https://goo.gl/cBcFBb
▪Instagram: https://goo.gl/tCXsKt
▪ YouTube: http://bit.ly/YoutubeDakwahSunnahSD
▪Daftar WhatsApp:
http://bit.ly/Bagi_Faidah_Ikhwah
http://bit.ly/Bagi_Faidah_Akhwat
________
*--- Sebarkan FAiDaH*
      *--- Niatkan IbadaH*
             *--- Raihlah JannaH*
___
📱 *Grup bAGI FAiDaH Muslimah*📚
Copy paste dari seorang sahabat:

*Janji ALLAH Itu Pasti...!!*

Beberapa Hari Ini Saya Mengkaji Tentang Kemenangan Prabowo Yang GagaL Di Tahun 2019,
PadahaL Ustadz Adi Hidayat Sudah Bermimpi BerkaLi-kaLi Tentang Bertemu Dengan Prabowo...
Dan Ustadz AbduL Somad Dibisikan Nama Prabowo OLeh ULama,
Tapi Mengapa Prabowo Tidak Menang..???

Banyak Yang Bertanya-Tanya Mengapa Bisa Begitu...???
Mengapa Prabowo Tidak Menang...???
PadahaL ALLAH Sudah Memberi Petunjuk Nama Prabowo Dimimpi Para ULama...??

Tapi Pernahkah Kita Berfikir Bahwa Kisah Itu Juga Pernah Terjadi Pada Masa KeLuarganya Imran...??
Saat Itu  Imran Bermimpi ALLAH Akan Memberi Imran Keturunan Anak Laki-Laki Yang Akan Menjadi Seorang Nabi,
Yang Membuat Para Manusia-Manusia DzaLim Pada Saat Itu Ketakutan Tentang Mimpi Itu...

Namun Apa Yang Terjadi...??
Ternyata Hanna Istri Imran Tidak MeLahirkan Anak Laki-Laki,
Tetapi Perempuan Yang Diberi Nama MARYAM...

Banyak Manusia-Manusia Yang Percaya Dengan KeLuarga Imran SebeLumnya Berubah Jadi Membencinya,
Menganggap KeLuarga Imran Berbohong LaLu KeLuarga Imran Dijauhi,
Dan Para Manusia-manusia DzaLim Pada Saat Itu Berbahagia Dengan Kabar Bahwa Yang DiLahirkan Istri Imran AdaLah Perempuan,
Dan Menganggap Mimpi Imran Itu Tidak Benar....

Tapi Apa Yang Terjadi SeteLah Itu..???
Ternyata Rencana ALLAH Luar Biasa,
Dari Rahim MARYAM'Lah Lahir Seorang Anak Laki-laki Seorang Nabi Yang MuLia,
Dan Itu AdaLah Cucunya Imran,
Sesuai Dengan Mimpi Imran Yaitu Keturunanya,
Dan ALLAH Pasti Menepati Janjinya....

Apa Hikmah Yang Bisa Kita AmbiL Dari Kisah Itu...??
Bahwa ALLAH Lebih Mengetahui Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Kemenangan Itu Tiba,
Apa Jadinya KaLau Istri Imran Langsung MeLahirkan Anak Laki-Laki Seorang Nabi...???
Pasti Para Manusia DzaLim Pada Masa Itu Akan Langsung Membunuhnya,
Karena Mereka Membuat Rencana Jahat....

OLeh Sebab Itu,
Berbaik SangkaLah SeLaLu Pada ALLAH,
Janji ALLAH Itu Pasti,
ALLAH Pasti Akan Memberi Kemenangan Itu Pada Waktu Yang Tepat....

BersabarLah...!!!
TerusLah Berada DaLam Barisan Para ULama,
Barisan Para Pejuang Kebenaran Dan KeadiLan.....