Thursday, June 27, 2019



HSI Pembatal Keislaman 30


​Nawaqidhul Islam:
■ *Nawāqidhul Islām*
■ *Halaqah 30 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KETUJUH I*
📀 _link audio_
══════❁﷽❁══════
Pembatal keIslaman yang ke-7 yaitu sihir. 
Berkata mualif rahimahullah
*السَّابِعُ*: السِّحْرُ – وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْفُ-، فَمَنْ فَعَلَهُ أَوْ رَضِيَ بِهِ كَفَرَ، وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ﴿وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ﴾
Beliau mengatakan :
Assaabi’ – *السَّابِعُ*-yang ketujuh yaitu diantara pembatal-pembatal keIslaman
السِّحْرُ – وَمِنْهُ:الصَّرْفُ وَالعَطْف
*Sihir* diantaranya / contohnya adalah _sharf dan ‘ath,_ dan insyaallah akan kita terangkan maknanya
فَمَنْ فَعَلَهُ
“Maka barangsiapa yang mengerjakannya (yaitu mengerjakan sihir)”
أَوْ رَضِيَ بِهِ 
“Atau dia meridhoi sihir”
كَفَرَ، 
“Maka dia telah kufur (keluar dari Islām)”
وَالدَلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى
Dalilnya adalah firman Allāh Ta’āla yang artinya :
“dan tidaklah keduanya (yaitu) kedua malaikat tersebut mengajarkan kepada seseorang (mengerjakan sihir) sampai mereka berkata
يَقُولاَ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ
Sampai mereka berkata “Sesungguhnya kami adalah fitnah, kami adalah ujian maka jangan engkau kufur kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla”

Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-7 yaitu sihir & kalimat Assihr di dalam bahasa Arab artinya adalah segala hal yang samar sebabnya, waktu orang makan sahur namanya adalah sahr, dinamakan dengan sahr karena terjadi di akhir malam & akhir malam adalah samar, kalimat Assihr dalam bahasa Arab adalah ghulma khofiya sababuk : segala sesuatu yang samar sebabnya maka dinamakan dengan sihir.

Ini adalah sihir secara bahasa.
Dan sihir yang dilarang ada dua macam, ada diantaranya yang hakiki yaitu sihir dengan bantuan syaitan & jin yang memudhoroti orang lain, membuat sakit orang lain bahkan ada Diantaranya yang meninggal & bisa mempengaruhi pikiran sehingga dia dikhayalkan kepadanya sesuatu padahal dia tidak melakukan & juga mempengaruhi hati menjadikan seorang yang cinta menjadi benci atau sebaliknya menjadikan orang yang benci menjadi mencintai
Ini adalah bentuk sihir yang hakiki.

Dan disana ada sihir yang takhyili yaitu khayalan dan yang di sihir adalah penglihatan seseorang sehingga dia melihat sesuatu yang tidak sebenarnya seperti yang terjadi di zaman Nabi Musa alaihi salam, ketika Firaun mengumpulkan tukang² sihir yang mahir di Mesir untuk melawan Nabi Musa alaihi salam, maka mereka menggunakan sihir takhyili mensihir mata mata manusia sehingga melihat tali-tali yang mereka lempar seakan-akan itu adalah Ular, sebagaimana Allāh menceritakan didalam Alquran
قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ
قَالَ أَلْقُوا ۖ فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
[QS Al-A’raf 115,116]
“mereka berkata kepada Nabi Musa alaihi salam “wahai Musa silahkan engkau yang melempar tongkatmu terlebih dahulu atau kami yang melempar”
Maka Beliau mengatakan – أَلْقُوا – silahkan kalian melempar tali-tali kalian
فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ
“Ketika mereka melempar tali-tali tersebut – سَحَرُوا – mereka men sihir – أَعْيُنَ النَّاسِ – mata² manusia”
 وَاسْتَرْهَبُوهُمْ
“Dan mereka menjadikan Manusia takut ”
Ketika mereka melihat dengan mata mereka bahwasanya tali-tali tersebut seakan-akan berubah menjadi ular
 وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
” mereka datang dengan sihir yang besar”
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla mewahyukan kepada Musa alaihi salam
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
[QS Al-A’raf 117]
“maka Kami wahyu kan kepada Musa supaya dia melempar tongkatnya ”
فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
” maka tiba-tiba tongkat (yang di lempar oleh Nabi Musa alaihi salam) berubah menjadi ular yg hakiki”
Dengan ijin Allāh Subhānahu wa Ta’āla
فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
Maka ular tersebut (yaitu ular yg mubin/yang nyata /yang besar) memakan tali-tali yang di lempar oleh tukang² sihir tersebut 
Dan ini adalah mu’jizat dari Allāh S
ubhānahu wa Ta’āla bukan hanya mensihir mata manusia sehingga melihat sesuatu yang bukan hakikat nya akan tetapi benar-benar Allāh merubah dari tongkat menjadi seekor ular yg nyata yg bergerak & hidup bukan hanya itu bahkan dia memakan tali-tali yang di lempar oleh tukang² sihir.
فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ
[QS Al-A’raf 118, 119]
Maka telah nyata kebenaran dan batal lah apa yang mereka amalkan (diamalkan oleh tukang² sihir)
فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ
“maka mereka kalah dan mereka kembali dalam keadaan hina ”
وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ
[QS  Al-A’raf 120]
” maka tukang² sihir tersebut mereka sujud & beriman”
Bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla setelah melihat apa yang ada didepan mereka dimana tongkat (yg di lempar Nabi Musa alaihi salam) berubah benar-benar menjadi seekor ular. Dan ini bukan sihir, sihir yang mereka lakukan tidak sampai demikian cuma menipu manusia, men sihir mata mereka sehingga mereka melihat tali seakan-akan itu adalah ular. Apabila sudah hilang sihirnya maka mereka akan melihat pada kenyataannya, tapi ini mereka melihat sebuah tongkat benar-benar menjadi seekor ular, akhirnya mereka percaya bahwasanya ini adalah seorang Rasulullãh & Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang telah mengutus beliau & bahwasanya apa yang terjadi ini adalah diantara ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla
وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ
[QS Al-A’raf 120]
“maka mereka (yaitu tukang² sihir tersebut) mereka bersujud kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla ”
قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ
[QS  Al-A’raf 121, 122]
“mereka berkata kami beriman kepada Rabbul’alamin, Rabb nya Nabi Musa & Harun”
Inilah akhir dari tukang² sihir yang mereka mendapatkan petunjuk dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla & beriman kepada Nabi Musa alaihi salam.
Dan ini dinamakan Assihr attakhyili yaitu sihir yang berupa khayalan.
Dan keduanya diharamkan didalam agama islam, baik sihir yang pertama (yang hakiki) yang bisa memudhoroti, yang bisa menyakiti, bahkan bisa membuat mati seseorang, menjadikan orang yang benci menjadi mencintai, ataupun  mencintai menjadikan membenci ataupun sihir yang kedua yaitu yang berupa khayalan, keduanya diharamkan didalam agama Islām 
_*Abdullāh Roy*_
_Di kota Al-Madīnah_
 Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
═══════ ❁ ❁ ═══════

Konsumsi 10 Makanan Ini untuk Paru-paru yang Lebih Sehat


Buah apel

Seiring meningkatnya polusi udara akibat kendaran dan asap rokok, kualitas udara pun semakin menurun dan dapat memengaruhi kesehatan paru-paru. Kerap dianggap remeh, ternyata endapan polusi tersebut dapat memicu beragam penyakit bila tidak segera diantisipasi, mulai dari radang paru-paru, asma, bahkan kanker.
Tak perlu ke dokter, dilansir Boldsky, mengkonsumsi sederet makanan ini diklaim dapat membersihkan paru-paru dari residu zat beracun akibat polusi. Makanan apa saja? Yuk, simak ulasannya!
1. Wortel

Wortel. (Foto: Pexels)

Wortel mengandung zat karotenoid yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan paru-paru. Selain itu, zat tersebut juga sangat ampuh untuk membersihkan paru-paru, meringankan asma, dan juga mengurangi risiko kanker paru-paru. Selain wortel, terdapat beberapa sayuran lainnya yang kaya akan zat karotenoid. Mulai dari ubi jalar, bayam, dan tomat.
2. Salmon

Lemak ikan salmon (Foto: Pixabay)

Salmon juga sangat baik untuk menjaga kesehatan paru-paru. Diperkaya dengan asam omega 3, mengkonsumsi salmon secara rutin dipercaya dapat membantu meredakan gejala asma seperti sesak napas, demam, dan sakit kepala. Jenis makanan lain yang tinggi akan asam lemak omega 3 adalah tuna, kacang-kacangan dan biji rami.
3. Brokoli

Ilustrasi brokoli. (Foto: Thinkstock)

Seperti yang telah diketahui, brokoli memiliki segudang manfaat kesehatan. Salah satunya adalah menjaga kesehatan paru-paru. Brokoli tinggi akan antioksidan yang secara efektif membuang racun dalam paru-paru. Menyisipkan makanan kaya antioksidan seperti brokoli dan kubis dalam menu santapan sehari-hari dipercaya mampu menjaga paru-paru agar selalu sehat.
4. Alpukat

Ilustrasi alpukat (Foto: Pixabay)

Alpukat mengandung asam folat yang cukup tinggi. Zat tersebut berkhasiat untuk melindungi paru-paru dari risiko kanker. Tak hanya menyehatkan paru-paru, alpukat juga sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil. Beberapa jenis makanan lain yang kaya akan asam folat, di antaranya buah bit, asparagus, dan jeruk.
5. Bawang putih


Bawang putih (Foto: Pixabay)

Bawang putih mengandung sebuah zat yang bernama allicin, zat satu ini bermanfaat untuk mencegah asma, membantu melawan infeksi dan mengurangi peradangan pada paru-paru. Bukan itu saja, bawang putih juga bersifat antioksidan, sehingga mampu untuk menghancurkan radikal bebas yang menempel pada paru-paru.
7. Kelompok buah beri

Ilustrasi buah beri (Foto: Pixabay)

Kelompok buah beri seperti strawberry, blueberry, raspberry, dan blackberry adalah makanan super yang baik untuk paru-paru. Dikemas dengan antioksidan, flavonoid, karotenoid, lutein dan zeaxanthin yang melimpah, mengkonsumsi aneka buah berry secara rutin diklaim mampu mengeluarkan zat karsinogen dari paru-paru, mencegah kanker dan juga meringankan infeksi paru-paru.
8. Apel

Ilustrasi buah apel

Apel dikemas dengan kandungan flavonoid, antioksidan dan vitamin yang melimpah. Ketiga zat tersebut berguna untuk menjaga kesehatan paru-paru dan juga melindunginya dari beragam penyakit seperti radang, asma, serta mencegah perkembangan dan penyebaran sel kanker.
9. Jahe

Jahe mengandung antioksidan untuk kekebalan tubuh (Foto: Pixabay)

Kerap ditambahkan sebagai bumbu penyedap di segala masakan, jahe rupanya juga berkhasiat untuk menyehatkan paru-paru. Jahe dikenal memiliki sifat anti-inflamasi yang berkhasiat untuk membersihkan paru-paru dari polusi dan racun yang mengendap di dalamnya. Selain itu, jahe juga mengandung kurkumin, sehingga dapat meringankan radang paru-paru.
10. Buah delima

Buah Delima. (Foto: Pixabay)

Makanan terakhir yang bagus untuk paru-paru adalah buah delima. Menyantap buah berwarna merah ini setiap hari dapat melindungi paru-paru dari tumbuhnya sel-sel kanker, membuang racun, serta memaksimalkan suplai darah ke dalam paru-paru. Buah delima juga mengandung flavonoid dan antioksidan, kedua zat ini dapat membantu memaksimalkan kinerja paru-paru.
Langkah2 ini bisa membantu membersihkan paru2 kita

Jakarta - Hidup di daerah ibu kota memiliki tingkat polusi yang tinggi sehingga bisa mempengaruhi kondisi paru-paru. Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu membersihkan paru-paru.

Sistem kekebalan tubuh sebenarnya memiliki fungsi tertentu untuk melakukan penyembuhan dan bekerja keras memulihkan kondisi paru-paru yang sudah terpapar oleh berbagai zat yang ada di lingkungan.

Meski begitu ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membantu melakukan detoksifikasi pada paru-paru, seperti dikutip dari Livestrong, Kamis (29/3/2012) yaitu:

1. Mengurangi stres
Pikiran yang terus menerus stres bisa menciptakan ketidakseimbangan dalam tubuh dan melemahkan sistem kekebalan. Untuk itu cobalah membuat pikiran positif tentang hidup sehingga tubuh menjadi lebih kuat dan mampu untuk detoksifikasi.

2. Olahraga
Olahraga secara teratur sangat baik untuk paru-paru. Cobalah melakukan olahrga jalan kaki selama 30 menit setiap pagi di udara segar. Hal ini tidak hanya membantu memberikan energi untuk tubuh tapi juga memperkuat paru-paru dan memberikan oksigen segar untuk sel paru-paru.

3. Mengonsumsi makanan tertentu
Beberapa makanan tertentu bisa membantu membersihkan paru-paru, salah satunya adalah cabai. Komponen alami dari cabai yang disebut capsaicin ini bisa membantu membuka kapiler sehingga racun keluar dari tubuh melalui keringat.

Selain itu cobalah membatasi konsumsi produk susu karena bisa menyebabkan produksi lendir, dan kurangi makanan olahan. Serta perbanyak minum air putih karena jika tubuh terhidrasi dengan baik maka bisa mengeluarkan racun lebih efisien.

4. Latihan pernapasan
University of Missouri merekomendasikan pernapasan dengan perut bisa memperkuat dan membersihkan paru-paru. Mulailah dengan berbaring terlentang dan tangan diletakkan di atas perut dengan telapak di bagian bawah tulang rusuk. Ambilah napas secara perlahan dan dalam sehingga memungkinkan diafragma memperluas.

Lalu setelah menahan napas sejenak, buanglah napas secara perlahan. Lakukan latihan ini selama 5 menit sambil berbaring santai dan mata tertutup. Hal ini dilakukan untuk menarik oksigen ke bagian bawah paru-paru.



Dosa Besar (al-kabair) yang dianggap biasa saat ini?
Yang dimaksud dosa besar (al-kabair) adalah setiap dosa yang diancam neraka, terkena laknat, dimurkai, atau dikenai siksa. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Jarir dalam tafsirnya, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. (Tafsir Ath-Thabari, 5:59)

Keutamaan Menjauhi Dosa Besar


Disebutkan dalam dua ayat berikut,
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa’: 31)
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚإِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu maha luas ampunan-Nya.” (QS. An-Najm: 32). Al-lamam yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah dosa-dosa kecil. Berarti dosa kecil dapat terhapus di antaranya karena menjauhi dosa-dosa besar. Pengertian al-lamam lainnya adalah dosa yang telah diperbuat seseorang baik dosa besar maupun dosa kecil lalu ia bertaubat darinya. (Lihat At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil – Tafsir Juz’u Adz-Dzariyat, hlm. 188. Juga lihat Ad-Durr Al-Mantsur fi At-Tafsir bi Al-Ma’tsur, 14:36-41)

Jauhilah Tujuh Dosa Besar!


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-muubiqaat).” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukminah yang baik-baik dengan tuduhan zina).” (HR. Bukhari, no. 2766 dan Muslim, no. 89)

Al-Kabair: Berbuat Syirik


Syirik adalah memalingkan salah satu ibadah kepada selain Allah. Orang yang memalingkannya disebut musyrik.
Para ulama biasa membagi syirik menjadi dua macam yaitu syirik besar (syirik akbar) dan syirik kecil (syirik ashghar).
Syirik akbar adalah mengambil tandingan selain Allah dan menyamakannya dengan Rabbul ‘alamin. Sedangkan syirik ashghar adalah yang disebut syirik dalam dalil namun tidak sampai derajat syirik akbar atau disebut oleh sebagian ulama sebagai perantara menuju syirik akbar.
Yang menunjukkan bahaya syirik salah satunya adalah ayat,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa’: 48)
Dalam hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk neraka.” (HR. Muslim, no. 93)

Al-Kabair: Sihir


Sihir benar adanya sebagaimana disebutkan dalam ayat,
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.” (QS. Al-Baqarah: 102).
Kata Imam Adz-Dzahabi rahimahullahdalam kitabnya Al-Kabair, “Sihir termasuk dosa besar karena seorang tukang sihir pasti kufur terlebih dahulu kepada Allah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ
Hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 102). Tujuan setan mengajari manusia sihir hanyalah satu yaitu untuk menjerumuskan dalam kesyirikan.”

Al-Kabair: Bermuamalah dengan Riba


Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammelaknat pemakan riba (rentenir), orang yang menyerahkan riba (peminjam), pencatat riba (sekretaris) dan dua orang saksinya.” Beliau mengatakan, “Mereka semua itu sama (dalam melakukan yang haram).” (HR. Muslim, no. 1598)
Ada kaedah umum dalam memahami riba disebutkan oleh para ulama,
كُلُّ قَرْضٍ جَرَّ مَنْفَعَةً, فَهُوَ رِبًا
“Setiap utang piutang yang ditarik manfaat di dalamnya, maka itu adalah riba.
Ibnu Qudamah rahimahullahberkata, “Setiap utang yang dipersyaratkan ada tambahan, maka itu adalah haram. Hal ini tanpa diperselisihkan oleh para ulama.” (Al-Mughni, 6:436)
Jika tambahan bukan prasyarat awal, hanya kerelaan dari pihak peminjam saat mengembalikan utang, tidaklah masalah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Raafi’ bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meminjam dari seseorang unta yang masih kecil. Lalu ada unta zakat yang diajukan sebagai ganti. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menyuruh Abu Raafi’ untuk mengganti unta muda yang tadi dipinjam. Abu Raafi’ menjawab, “Tidak ada unta sebagai gantian kecuali unta yang terbaik (yang umurnya lebih baik, -pen).” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian menjawab,
أَعْطُوهُ فَإِنَّ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ أَحْسَنَهُمْ قَضَاءً
Berikan saja unta terbaik tersebut kepadanya. Ingatlah sebaik-baik orang adalah yang baik dalam melunasi utangnya.” (HR. Bukhari, no. 2392 dan Muslim, no. 1600)

Al-Kabair: Durhaka kepada Orang Tua


Imam Nawawi dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim (2:77) berkata, “‘Uququl walidain atau durhaka kepada orang tua adalah segala bentuk menyakiti orang tua.” Para ulama juga mengatakan bahwa taat kepada orang tua itu wajib dalam segala hal selama bukan dalam maksiat.
Dalam ayat disebutkan perintah berbakti kepada orang tua,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚإِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al-Isra’: 23)
Mengenai maksud berkata uff (ah) dalam ayat, dikatakan oleh Ibnu Jarir Ath-Thabari dari perkataan para ulama,
كُلُّ مَا غَلَظَ مِنَ الكَلاَمِ وَقَبُحَ
“Segala bentuk perkataan kasar dan jelek kepada orang tua.” (Tafsir Ath-Thabari, 15:82).
Imam Ath-Thabari rahimahullah mengatakan bahwa tugas kita adalah tidak mengatakan kata-kata kasar ketika melihat salah satu atau kedua orang tua kita (karena usia tuanya) melakukan tindakan mengganggu orang lain. Sikap kita semestinya sabar dan berharap pahala yang besar dengan bersabar menghadapi keduanya sebagaimana orang tua kita pun bersabar menghadapi kita ketika kita masih kecil. (Tafsir Ath-Thabari, 15:82)
Dari Nufai’ bin Al-Harits Ats-Tsaqafi Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini]–berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]–daripada perbuatan melampaui batas (kezaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Tirmidzi, no. 2511; Abu Daud, no. 4902; dan Ibnu Majah, no. 4211. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

Al-Kabair: Meninggalkan Shalat


Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
العَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلاَةُ ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
Perjanjian yang mengikat antara kita dan mereka adalah shalat, maka siapa saja yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah kafir.” (HR. Tirmidzi, no. 2621 dan An-Nasa’i, no. 464. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Seorang tabi’in bernama ‘Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata,
كَانَ أصْحَابُ محَمَّدٍ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – لاَ يَرَوْنَ شَيْئاً مِنَ الأعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ
Para sahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memandang kufur karena meninggalkan amal, kecuali shalat.” (HR. Tirmidzi, no. 2622. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Dari Burairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ
Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya.” (HR. Bukhari, no. 594)
Semoga Allah menyelamatkan kita dari dosa-dosa besar.

Referensi:

  1. Ad-Durr Al-Mantsur fi At-Tafsir bi Al-Ma’tsur. Cetakan Tahun 1436 H. Jalaluddin As-Suyuthi. Tahqiq: Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdil Muhsin At-Turki. Penerbit Dar ‘Alam Al-Kutub.
  2. Al-Kabair.Cetakan Tahun 1422 H. Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman Adz-Dzahabi. Penerbit Dar Al-Kutub Al-‘Alamiyah.
  3. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj.Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Al-Imam Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
  4. Al-Mughni. Al-Muwaffaq Ad-Diin Abu Muhammad ‘Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah Al-Maqdisi Al-Hambali. Tahqiq: Dr. ‘Abdullah bin ‘Abdil Muhsin At-Turki. Penerbit Dar ‘Alam Al-Kutub.
  5. At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil – Tafsir Juz’u Adz-Dzariyat. Cetakan pertama, Tahun 1427 H. Syaikh Abu ‘Abdillah Musthafa bin Al-‘Adawi. Penerbit Maktabah Makkah.
  6. Kitab Al-Kabair. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Penjelasan: Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al-Fauzan. Penerbit Ar-Risalah Al-‘Alamiyah.
  7. Rasa’il fi Al-‘Aqidah. Cetakan pertama, Tahun 1423 H. Dr. Muhammad bin Ibrahim Al-Hamad. Penerbit Dar Ibnu Khuzaimah.
  8. Tafsir Ath-Thabari (Jaami’ Al-Bayan ‘an Ta’wil Aayi Al-Qur’an).Cetakan pertama, Tahun 1423 H. Al-Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari. Penerbit Dar Ibnu Hazm – Dar Al-A’lam.


Sumber http://rumaysho.com/18030-dosa-besar-yang-dianggap-biasa.html
👤 Ustadz Ahmad Zainuddin
======
HIJRAH
• Istilah “hijrah” menjadi lebih populer di zaman ini. Hijrah yang dimaksudkan yaitu mulai kembali kepada kehidupan beragama, berusaha mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan berusaha menjadi lebih baik, karena sebelumnya tidak terlalu peduli atau sangat tidak peduli dengan aturan agama. Istilah ini dibenarkan, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang yang berhijrah (muhajir) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah dan kembali kepada Allah dan agamanya.

Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ﻭَﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮُ ﻣَﻦْ ﻫَﺠَﺮَ ﻣَﺎ ﻧَﻬَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪ .
.
”Dan Al-Muhaajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan larangan Allah”.
📚 [HR. Bukhari dan Muslim]

Sangat membuat kita sedih, ketika ada sebagian saudara kita yang “hijrahnya gagal” yaitu tidak istiqamah di atas agama, kembali lagi ke dunia kelamnya yang dahulu dan kembali melanggar larangan Allah.
.
https://muslim.or.id/34490-kiat-agar-hijrah-tidak-gagal.html
.
🎬 rickofahruliansyah .
Follow: @tentangislam
Follow: @tentangislam
Follow: @tentangislam
Tag sahabat kamu yang lagi hijrah 🤗

#tadabbur #alquran #sunnah #salafy #salafiyyah #ahlussunnah #muslim  #dakwah #tauhid #manhaj #manhajsalaf #aswaja #ustadzriyadhbajrey #ustadzsyafiqbasalamah #ustadzsubhanbawazier #ustadzfirandaandirja #ustadzkhalidbasalamah #ustadzbadrusalam #ustadzyazidjawas #ustadzfarhanabufuraihan #kajiansunnah #rodjatv #ramadan .
credit: @tentangislam
Al Qur'an

*MAD THOBI'I HARFI ( مد طبعى حرفى )*

👉Mad Thabi'i Harfi adalah Mad Thabi'i yang terdapat pada huruf dari huruf-huruf hijaiyyah Muqotho'ah yaitu huruf khusus yang ada pada awal sebagian surat-surat Al Qur'an, seperti:
(طس) (كهيعص)

👉Hurufnya ada 5, terkumpul dalam ungkapan (حي طهر) lebih jelasnya ejaannya huruf tersebut terdiri dari 2 huruf, yang huruf kedua adalah huruf Mad, maka dibaca seperti ini: (حا يا طا ها را)

👉Huruf (حي طهر) berada pada awal-awal surat Al-Qur'an, yaitu:

1. Huruf Ha' (ح) pada lafadz (حم) berada di 7 awal surat Ghafir, Fushilat, Asy-Syuro', Az-Zukhruf, Ad-Dukhon, Al-Jatsiyah, Al-Ahqof.

2. Huruf Ya' (ي) pada lafadz (كهيعص) dan (يس) pada awal surat  Maryam dan Yasiin.

3. Huruf Tha' (ط) untuk lafadz (طه) (طسم) (طس) pada awal surat Thoha', Asy-Syu'aro-Al-Qoshos dan An-Naml.

4. Huruf Ha' (ه) pada lafadz (كهيعص) dan (طه) pada awal surat Maryam dan Thoha'

5. Huruf Ra' (ر) pada lafadz (الر) pada 5 awal surat Yunus, Hud, Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr. Dan pada lafadz (المر) pada awal surat  Ar-Ra'd.

 *Sebab Penamaan:*
Disebut Thabi'i Harfi adalah karena terdapatnya huruf Mad pada ejaan huruf yang kedua yaitu huruf alif (حا يا طا ها را) dan setelahnya bukan huruf Hamzah atau Sukun.

 *Catatan:*
👉Perlu diketahui bahwa huruf-huruf (حي طهر) sebagaimana dijelaskan di atas, dibaca panjang 2 harokat dan disebut dengan Mad Thabi'i Harfi, tidak disebut dengan "Mad Lazim Harfi Mukhoffaf" dengan dua alasan:

1. Karena tidak ada Sukun Asli setelah huruf Alif (huruf Mad) pada (حا يا طا ها را)

Berbeda dengan Huruf Qof (ق) dalam ejaan dibaca menjadi Qoof (قَافْ) -> setelah huruf Mad Alif terdapat "Sukun Asli" pada Huruf Fa' (فْ) maka ini adalah Mad Lazim Harfi Mukhoffaf.

2. Huruf-huruf (حي طهر) dibaca panjang 2 harokat, bukan 6 harokat sebagaimana Mad Lazim. Oleh sebab itu, tidak benar apabila (حي طهر) dinamakan dengan Mad Lazim Harfi Mukhoffaf.

والله اعلم
Kajian MT Ash Sholihah

💐▪ *R•E•M•I•N•D•E•R*▪💐


┏🍃●❃❀❃●🍃━━━━━━━━━━━┓
                  *TA'AWUN ASATIDZAH*
  *HADIAH HARI RAYA ~ IDUL FITRI 1440 H*
    *_MT. ASH-SHALIHAH dan MT. AL HUJJAH_*
┗━━━━━━━━━━━🍃●❃❀❃●🍃┛

بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ummahatfillah..
Sebagai wujud rasa terima kasih atas bimbingan serta limpahan Ilmu Syar'i yang telah diajarkan oleh *_Ustadz Najmi Umar Bakkar_* selama ini kepada kita semua, maka Insya Allah kami mengajak ummahatfillah untuk turut berpartisipasi memberikan tanda kasih & peduli kita dalam Ta'awun *_HADIAH HARI RAYA IDUL FITRI 1440 H._*

💐🍂⚘🍂⚘🍂⚘🍂⚘🍂💐

*Ziyarah & Penyerahan Hadiah Hari Raya untuk _Ustadz Najmi Umar Bakkar_, Insya Allah: SENIN 27 Syawal 1440H / 01 JULI 2019 🕜 12.30.*

_(Ta'awun ustadz NUB ditunggu s/d hari SABTU 24 Syawal 1440 H / 28 JUNI 2019  pkl. 21.00)_
➖➖➖

Insya Allah Ta'awun Hadiah Hari Raya dapat dikumpulkan (via Transfer atau langsung):

*BSM 7050819714*
*BCA 7650274886*

Keduanya atas nama :
*A S Nurmedia Viscarini*

➡️ *KONFIRMASI :*
▪Rini ummu 'Afif (0878.8347.1473)▪Nia ummu Farah (0816.1442.187)▪Leni ummu Kezia (0813.8009.7688)▪Ira ummu Qarni (0813.8832.6997)▪Winda Eva (0811.9786.902▪Citra ummu Jasmine (0812.8568.5879)
〰️〰️〰️〰️〰️

Atas perhatian dan kepedulian ummahat kami haturkan Jazaakunnallaahu khayran wa baarakallahu fiikunna.

Salam sayang dari kami,
*_Pengurus MT. Ash-Shalihah & MT. Al-Hujjah_* 🌸🍃

HSI Pembatal Keislaman 29

​Nawaqidhul Islam:
■ *Nawāqidhul Islām*
■ *Halaqah 29 |  PENJELASAN  PEMBATAL KEISLAMAN KEENAM III*
📀 _link audio_
══════❁﷽❁══════
Diantara sifat orang yang beriman adalah menghormati Rasulullãh ﷺ
Dan diantara bentuk penghormatan kita kepada Rasulullãh ﷺ adalah menghormati istri²nya, mereka adalah ibu-ibu kita & juga menghormati para shahabat nya, Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah memilih wanita-wanita tersebut sebagai istri² RasulNya  ﷺ demikian pula menghormati para shahabat radiallahu anhum.
Ini adalah termasuk bentuk penghormatan kita kepada Rasulullãh ﷺ.
ورسوله كنتم تستهزؤون
“kalian beristihja & mengejek mereka ”
لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
” Janganlah kalian meminta udzur ”
قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ 
” Janganlah kalian meminta udzur /beralasan, sungguh kalian telah kufur keluar dari Islām”
بَعْدَ إِيمَانِكُمْ 
“setelah keimanan kalian”
Ini menunjukkan bahwasanya orang tsb yang mengejek Allāh dan juga ayat-ayatNya dan juga RasulNya sebelumnya adalah sebagai seorang muslim /seorang mukmin kemudian dia melakukan sesuatu yang membatalkan keIslaman nya. 
Oleh karena itu Allāh mengatakan
قَدْ كَفَرْتُمْ
“sungguh kalian telah kufur
بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Setelah keimanan kalian ”
Menunjukkan bahwasanya dia dahulunya adalah seorang muslim kemudian dia kufur karena mengejek Rasulullãh ﷺ & juga para shahabat sehingga dia keluar dari keimanan dia & disini Allāh mengatakan – كَفَرْتُمْ – kalian yaitu jamak padahal saat itu yang mengucapkan ucapan tadi hanyalah satu orang. Yang mengucapkan ” aku tidak melihat orang lebih besar perutnya yang lebih pengecut ketika berperang yang lebih berdusta ucapannya dari pada mereka (Al-Qura’) yang mengucapkan ucapan ini adalah satu orang saja, tapi disini Allāh mengatakan – قَدْ كَفَرْتُمْ -“sungguh kalian” yaitu jamak lebih dari satu orang, 
Kenapa demikian?
⇒ Karena orang-orang yang mendengar saat itu mereka tidak mengingkari ucapan laki-laki tersebut, orang yang mendengar duduk bersama orang yang mengejek Allāh dan juga RasulNya & juga ayat-ayatNya & ridha dengan ucapan ucapan dia yg mengejek Allāh dan juga ayat-ayatNya dan juga RasulNya & tidak mengingkari maka orang yang demikian juga termasuk orang yang kufur meskipun dia tidak mengucapkan tetapi dia ridha dengan ejekan tersebut.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
[QS An-Nisa’ 140]
“dan sungguh telah Allāh turunkan didalam Al-Qur’an
 أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ 
Apabila kalian mendengar ayat-ayat Allāh dikufuri & di ingkari & di ejek
فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ 
Maka janganlah kalian duduk bersama mereka”
Apabila  mendengar disana ada ayat Allāh dihina Rasulullãh ﷺ dihinakan, para shahabat dihinakan
فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ 
“Janganlah kalian duduk bersama mereka”
حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِه
“Sampai mereka merubah tema dari ucapan  mereka”
Sampai mereka berbicara didalam masalah yang lain
حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِه
Kemudian Allāh mengatakan
إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُم
“Niscaya kalian termasuk mereka”
Yaitu Apabila kalian tetap duduk bersama mereka dan santai bersama mereka tidak tergerak hatinya ketika mendengar ayat Allāh dihina (ayat-ayat Allāh dihina) 
Rasulullãh ﷺ dihina
إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُم
“Niscaya kalian termasuk mereka”
Niscaya kalian semisal dengan mereka
 إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
“Sesungguhnya Allāh akan mengumpulkan orang-orang yang munafik & orang-orang yang kafir didalam Jahanam semuanya”
Menunjukkan kepada kita tentang bahwasanya orang yang bermajlis & berkumpul bersama orang-orang yang mengejek Allāh & juga RasulNya & juga mengejek ayat-ayatNya maka dia semisal dengan orang tersebut meskipun dia tidak ikut mengucapkan ucapan yang kufur. 
_*Abdullāh Roy*_
_Di kota Al-Madīnah_
 Materi audio ini disampaikan di dalam Grup WA *Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah (HSI) ‘Abdullāh Roy.*
═══════ ❁ ❁ ═══════