Tuesday, June 30, 2015

BAGI PARA SUAMI DAN PARA ISTRI BACA HINGGA TUNTAS!!!! KALAU BERANI

“Assalaamu’alaikum…!” Ucapnya lirih saat memasuki rumah.
Tak ada orang yang menjawab salamnya. Ia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur. Biar malaikat yang menjawab salamku,” begitu pikirnya.
Melewati ruang tamu yang temaram, dia menuju ruang kerjanya. Diletakkannya tas, ponsel dan kunci-kunci di meja kerja.
Setelah itu, barulah ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sejauh ini, tidak ada satu orang pun anggota keluarga yang terbangun. Rupanya semua tertidur pulas.
Segera ia beranjak menuju kamar tidur. Pelan-pelan dibukanya pintu kamar, ia tidak ingin mengganggu tidur istrinya.
Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadirannya.
Kemudian Amin duduk di pinggir tempat tidur. Dipandanginya dalam-dalam wajah Aminah, istrinya.
Amin segera teringat perkataan almarhum kakeknya, dulu sebelum dia menikah.
Kakeknya mengatakan, jika kamu sudah menikah nanti, jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan maumu. Karena kamu pun juga tidak sama persis dengan maunya.
Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi.
Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, maka lihatlah ketika istrimu tidur....
“Kenapa Kek, kok waktu dia tidur?” tanya Amin kala itu.
“Nanti kamu akan tahu sendiri,” jawab kakeknya singkat.
Waktu itu, Amin tidak sepenuhnya memahami maksud kakeknya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena kakeknya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.
Malam ini, ia baru mulai memahaminya. Malam ini, ia menatap wajah istrinya lekat-lekat. Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya. Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima. Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat. Pancaran tulus dari kalbu.
Memandanginya menyeruakkan berbagai macam perasaan. Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata.
Dalam batin, dia bergumam,
“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis yang leluasa beraktivitas, banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Aku yang menjadikanmu seorang istri. Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit. Memberikanmu banyak batasan, mengaturmu dengan banyak aturan.
Dan aku pula yang menjadikanmu seorang ibu. Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan. Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.
Wahai istriku, engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, aku yang memberikan beban di tanganmu, dipundakmu, untuk mengurus keperluanku, guna merawat anak-anakku, juga memelihara rumahku.
Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku. Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku, kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku, kau buang egomu untuk menaatiku, kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.
Wahai istriku, di kala susah, kau setia mendampingiku. Ketika sulit, kau tegar di sampingku. Saat sedih, kau pelipur laraku. Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku. Bila gundah, kau penyejuk hatiku. Kala bimbang, kau penguat tekadku. Jika lupa, kau yang mengingatkanku. Ketika salah, kau yang menasehatiku.
Wahai istriku, telah sekian lama engkau mendampingiku, kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki.
Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu?
Dengan alasan apa aku perlu marah padamu?
Andai kau punya kesalahan atau kekurangan, semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan airmata.
Akulah yang harus membimbingmu. Aku adalah imammu, jika kau melakukan kesalahan, akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu. Jika ada kekurangan pada dirimu, itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah. Karena kau insan, bukan malaikat.
Maafkan aku istriku, kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan. Mari kita bersama-sama untuk membawa bahtera rumah tangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah azza wa jalla.
Segala puji hanya untuk Allah azza wa jalla yang telah memberikanmu sebagai jodohku.”
Tanpa terasa air mata Amin menetes deras di kedua pipinya. Dadanya terasa sesak menahan isak tangis.
Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan. Tak lama kemudian ia pun terlelap.
***
Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali.
Aminah, istri Amin, terperanjat
“Astaghfirullaah, sudah jam dua?”
Dilihatnya sang suami telah pulas di sampingnya. Pelan-pelan ia duduk, sambil memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan.
“Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatangannya. Hari ini aku benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa. Sudah makan apa belum ya dia?” gumamnya dalam hati.
Mau dibangunkan nggak tega, akhirnya cuma dipandangi saja. Semakin lama dipandang, semakin terasa getar di dadanya. Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, hanya hatinya yang bicara.
“Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk menjadi imamku. Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku. Begitu besar harapan kusandarkan padamu. Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.
“Wahai suamiku, ketika aku sendiri kau datang menghampiriku. Saat aku lemah, kau ulurkan tanganmu menuntunku. Dalam duka, kau sediakan dadamu untuk merengkuhku. Dengan segala kemampuanmu, kau selalu ingin melindungiku.
“Wahai suamiku, tidak kenal lelah kau berusaha membahagiakanku. Tidak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu. Sulit dan beratnya mencari nafkah yang halal tidak menyurutkan langkahmu. Bahkan sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.
“Lalu, atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu, dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu? Seberapapun materi yang kau berikan, itu hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu.
Jika kau belum sepandai da’i dalam menasehatiku, tapi kesungguhanmu beramal shaleh membanggakanku.
Tekadmu untuk mengajakku dan anak-anak istiqomah di jalan Allah azza wa jalla serta membahagiakanku.
“Maafkan aku wahai suamiku, akupun akan memaafkan kesalahanmu.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang telah mengirimmu menjadi imamku. Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah azza wa jalla. Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”
COPAS.
Sagu Keju NCC


Jangan tertukar tepung sagu dengan tapioka ya, nanti keju sagunya berbunyi “klethak” dan bukan “prul” :)

Sagu Keju
Fatmah Bahalwan

Bahan:

300gr   tepung sagu (sagu tani)
2 lbr     daun pandan
100 gr  margarine
50gr     mentega
150gr   gula halus ( bisa di skip Kalo sdh pake skm)
1 btr     kuning telur ( utuh biar agar keras jadi gak cepet prul)
100gr   keju edam, parut
50ml     SKM
Atau susu cair 50 ml ( jadi tetap pake gula halus)

Cara membuat:

Sangrai tepung sagu dan daun pandan dengan api kecil hingga daun pandan kering. Angkat,dinginkan.
Kocok margarine dan mentega hingga lembut, masukkan gula, kocok rata. Tambahkan kuning telur, kocok rata. Masukkan keju parut, kocok sebentar saja, matikan mikser.
Masukkan tepung sagu secara bertahap kedalam adonan mentega, aduk rata. Tambahkan santan, aduk lagi hingga rata.
Masukkan adonan kedalam plastik  segitiga, pasang spuit bintang, semprotkan kedalam loyang kue kering yg sudah dioles mentega.
Oven selama kurang lebih 40menit.
CARA MEMBUAT MARTABAK MANIS
Bahan :
- 600 ml air
- 500 gram tepung terigu
- 125 gram gula pasir
- 2 butir telur, kocok lepas
- 1 sendok makan margarin cair
- 1 sendok teh baking powder
- 1/4 sendok teh pasta vanili
- 1/2 sendok teh ragi instant
- 1/2 sendok teh garam
Bahan Isi :
- 100 gram keju cheddar parut
- 60 ml susu kental manis putih
Cara Membuat :
Pertama-tama campurkan tepung terigu, gula pasir, ragi instant, garam, telur, margarin cair dan pasata vanili. Kemudian tuangkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk hingga bahan tercampur dengan rata.
Kocok adonan tersebut menggunakan mixer dengan kecepatan sedang selama 5 menit, lalu masukkan baking powder dan aduk-aduk lagi hingga rata.
Setelah itu diamkan adonan selama 40 menit dalam wadah tertutup.
Panaskan wajan anti lengket dan oleskan dengan sedikit margarin, kemudian tuangkan adonan, ratakan di atas permukaan wajan. Tunggu hingga keluar gelembung-gelembung pada pemukaan adonan, lalu tutup adonan tersebut.
Tunggu beberapa menit hingga adonan matang, angkat.
Setelah masak, oleskan permukaan martabak manis dengan menggunakan margarin, lalu taruh parutan keju cheddar diatasnya permukaan martabak dan tuangkan susu kental manis putih pada permukaan martabak manis tersebut.
Selanjutmya lipat martabak manis menjadi setengah lingkaran, setelah itu potong-potong sesuai sesuai selera.
Martabak manis siap untuk dihidangkan.


Goodtime cookies
By: yuliana bisri

Bahan :
-100gr butter
-120 gr margarine
- 300 gr gula halus
- 2 btr telur
- 1/4 ST garam dapur
- 230 gr terigu
- 20gr maizena
- 30gr coklat bubuk
- 2SM Susu bubuk
- 1/4ST BP
- 1SM pasta blackforest
- 150gr kacang tanah panggang
- choco chip secukupnya

Cara:
-kacaukan butter dan margarine, masukkan kacang aduk rata, simpan adukan butter dan kacang di kulkas selama 10 menit
- campur dan ayak tepung, terigu, coklat bubuk dan susu bubuk serta BP sisihkan
-kocok telur dan gula halus sampai putih, masukkan pasta coklat dan garam, sisihkan
Keluarkan adukan butter dari kulkas, masukkan tepung2an sambil diaduk dg pisau pastri sampai tercampur rata
-buat lubang ditengah2 adonan masukkan kocokkan telur dan aduk dg spatula sampai rata, masukkan choco chip
- bentuk adonan menggunakan 2 buah sendok makan
-panggang dg panas 150 dercel selama 25 menit