Ada segudang manfaat di balik kata 'maaf. Semakin diteliti, semakin tersingkap hikmah-hikmahnya, termasuk secara kesehatan.
Permintaan maaf ternyata dapat menurunkan risiko serangan jantung. Ini bukan 'kata orang' melainkan hasil penelitian. Para ilmuwan membuktikan bahwa permintaan maaf yang ditujukan pada seseorang bisa meningkatkan kesehatan jantungnya.
Orang yang diperlakukan secara kasar akan meningkat tekanan darahnya, di mana ini dapat memicu serangan jantung atau stroke. Namun tatkala mendengar kata 'maaf', tekanan darahnya akan turun kembali. Mendekati normal.
Ini nggak main-main. Tekanan darah, jika terlalu tinggi atau terjadi terlalu lama, dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung atau stroke. Dan rupa-rupanya, kemungkinan buruk itu dapat dicegah dengan satu kata saja. Apa itu? Maaf.
Meminta maaf bukan saja sehat buat diri kita, namun juga buat orang lain. Yang lebih menarik, saling memaafkan itu membuka pintu-pintu rezeki. Kesimpulannya, menyehatkan juga mengayakan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Monday, April 18, 2016
Keutamaan Menghafal Al Quran – Ustadz Kholid Syamhudi, Lc
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Afwan Ustadz ana ganggu. Ana mau tanya, apa saja keutamaan atau faedah bagi seorang hafidz untuk dirinya dan keluarga, beserta dalil yang menerangkan demikian dari Al Quran dan al-Hadits. Ana sangat mengharapkan jawaban tersebut. Syukran wa jazakallahu khairan.
0819xxxxxxxxx
JAWAB:
Banyak sekali keutamaan menghafal Al Quran yang dijelaskan Allah dan Rasuln-Nya, agar kita lebih semangat dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Quran khususnya menghafal, di antaranya:
KEUTAMAAN DI DUNIA
1.Hifzhul Qur’an Merupakan Nikmat Rabbani Yang Datang Dari Allah
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an.
“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Quran kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat.'” (Riwayat Bukhari)
2. Al Quran Menjanjikan Kebaikan, Berkah, Dan Kenikmatan Bagi Penghafalnya
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
3. Seorang Hafizh Al Quran Adalah Orang Yang Mendapatkan Tasyrif Nabawi (Penghargaan Khusus Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam)
Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat penghafal Al Quran adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Quran. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, ‘Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.’”(Riwayat Bukhari)
4. Hifzhul Qur’an Merupakan Ciri Orang Yang Diberi Ilmu
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (al-Ankabut : 49)
5. Hafizh Qur’an Adalah Keluarga Allah Yang Berada Di atas Bumi
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia.” para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Para ahli Al Quran. Mereka lah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.”‘ (Riwayat Ahmad)
6. Menghormati Seorang Hafizh Al Quran Berarti Mengagungkan Allah
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Quran yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan penguasa yang adil.”(Riwayat Abu Daud)
KEUTAMAAN DI AKHIRAT
1. Al Quran Akan Menjadi Penolong (syafa’at) Bagi Penghafalnya.
Dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah olehmu Al Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).” (Riwayat Muslim)
2. Hifzhul Qur’an Akan Meninggikan Derajat Manusia Di Surga.
Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Quran, ‘Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Quran di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (Riwayat Abu Daud dan Turmudzi)
3. Para Penghafal Al Quran Bersama Para Malaikat Yang Mulia Dan Taat.
“Dan perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ‘alaih)
4. Bagi Para Penghafal Kehormatan Berupa Tajul Karamah (Mahkota Kemuliaan).
“Mereka akan dipanggil, ‘Dimana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?’ Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya.” (Riwayat at-Tabrani)
5. Kedua Orang Tua Penghafal Al Quran Mendapat Kemuliaan
“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran.’” (Riwayat al-Hakim)
6. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Paling Banyak Mendapatkan Pahala Dari Al Quran
Untuk sampai tingkat hafal terus-menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya, sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipat gandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Riwayat at-Turmudzi)
7. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Akan Mendapatkan Untung Dalam Perdagangannya dan Tidak Akan Merugi.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Faathir: 29-30)
Melihat semua ini nampaknya, kita semua harus memulai untuk menghafal Al Quran. Mari kita mulai…!(***)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Afwan Ustadz ana ganggu. Ana mau tanya, apa saja keutamaan atau faedah bagi seorang hafidz untuk dirinya dan keluarga, beserta dalil yang menerangkan demikian dari Al Quran dan al-Hadits. Ana sangat mengharapkan jawaban tersebut. Syukran wa jazakallahu khairan.
0819xxxxxxxxx
JAWAB:
Banyak sekali keutamaan menghafal Al Quran yang dijelaskan Allah dan Rasuln-Nya, agar kita lebih semangat dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Quran khususnya menghafal, di antaranya:
KEUTAMAAN DI DUNIA
1.Hifzhul Qur’an Merupakan Nikmat Rabbani Yang Datang Dari Allah
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an.
“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Quran kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat.'” (Riwayat Bukhari)
2. Al Quran Menjanjikan Kebaikan, Berkah, Dan Kenikmatan Bagi Penghafalnya
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
3. Seorang Hafizh Al Quran Adalah Orang Yang Mendapatkan Tasyrif Nabawi (Penghargaan Khusus Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam)
Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat penghafal Al Quran adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Quran. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, ‘Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.’”(Riwayat Bukhari)
4. Hifzhul Qur’an Merupakan Ciri Orang Yang Diberi Ilmu
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (al-Ankabut : 49)
5. Hafizh Qur’an Adalah Keluarga Allah Yang Berada Di atas Bumi
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia.” para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Para ahli Al Quran. Mereka lah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.”‘ (Riwayat Ahmad)
6. Menghormati Seorang Hafizh Al Quran Berarti Mengagungkan Allah
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Quran yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan penguasa yang adil.”(Riwayat Abu Daud)
KEUTAMAAN DI AKHIRAT
1. Al Quran Akan Menjadi Penolong (syafa’at) Bagi Penghafalnya.
Dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah olehmu Al Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).” (Riwayat Muslim)
2. Hifzhul Qur’an Akan Meninggikan Derajat Manusia Di Surga.
Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Quran, ‘Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Quran di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (Riwayat Abu Daud dan Turmudzi)
3. Para Penghafal Al Quran Bersama Para Malaikat Yang Mulia Dan Taat.
“Dan perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ‘alaih)
4. Bagi Para Penghafal Kehormatan Berupa Tajul Karamah (Mahkota Kemuliaan).
“Mereka akan dipanggil, ‘Dimana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?’ Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya.” (Riwayat at-Tabrani)
5. Kedua Orang Tua Penghafal Al Quran Mendapat Kemuliaan
“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran.’” (Riwayat al-Hakim)
6. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Paling Banyak Mendapatkan Pahala Dari Al Quran
Untuk sampai tingkat hafal terus-menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya, sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipat gandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Riwayat at-Turmudzi)
7. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Akan Mendapatkan Untung Dalam Perdagangannya dan Tidak Akan Merugi.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Faathir: 29-30)
Melihat semua ini nampaknya, kita semua harus memulai untuk menghafal Al Quran. Mari kita mulai…!(***)
Perusak-Perusak Ilmu dan Kiat Mengatasi Kesulitan Pemahaman
Bismillah mohon Ustadz jelaskan musuh-musuh ilmu? Karena seringnya kami mengalami kesulitan untuk memahami suatu ilmu? Adakah kiat lain yang bisa dilakukan selain muroja’ah dan berdoa agar mudah memahami ilmu? jazaakallaahu khairan wa baarakallaahu fiikum
Jawab: Di antara musuh-musuh ilmu atau perusak-perusak ilmu yang disebutkan oleh para Ulama adalah kemalasan dan kelalaian. Kedua hal ini menjadi penghalang terbesar bagi thalabatul ‘ilmi dalam memahami ilmu yang dipelajarinya. Allah berfirman:
ولا تكن من الغافلين
“Janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 205)
Sedangkan lawannya dari kemalasan dan kelalaian adalah kesungguhan hati dan kesabaran. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز
“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah pada Allah dan jangan merasa lemah.” (HR. Muslim 2664)
Oleh sebab itu kita dapati para Ulama Salaf ada yang mempelajari kitab "Shahih Al-Bukhari" hanya beberapa malam seperti Al-Khathib Al-Baghdadi yang mulai mengkajinya sejak Maghrib sampai Shubuh. Adapula Ulama yang menghabiskan waktunya dalam sehari mempelajari 12 bab ilmu yang berbeda seperti Al-Imam An-Nawawi. Bahkan ada Ulama yang sampai buta dan kencing darah lantaran ilmu yang dituntutnya. Berkat kesungguhan dan pengorbanan mereka, Allah anugerahkan pemahaman kepada para Ulama dan keshalihan dalam beramal.
Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah menasehatkan:
يا أبنائي لو كان العلم يسقى في كأس لأسقيتموه ، ولكن لا يتحصّل عليه إلا بكد وحكِ الركب ، وقد قال يحيى بن أبي كثير لولده عبد الله : لا يستطاع العلم براحة الجسد
"Wahai anak-anakku, seandainya ilmu bisa dituang ke dalam gelas, niscaya akan kutuangkan untuk kalian. Akan tetapi ilmu ini mustahil diperoleh kecuali dengan kerja keras dan penuh pengorbanan. Dan Yahya bin Abi Katsir telah berkata kepada anaknya, "Ilmu tidaklah akan dicapai dengan badan yang santai." (Nubdzah Mukhtasharah hal. 44)
Perhatikan air yang terus-menerus menetes di atas batu yang keras saja bisa berlubang. Begitupula dengan kesungguhan dan kesabaran dalam thalabul 'ilmi kelak akan mendatangkan kemudahan.
Kemudian perusak berikutnya adalah perasaan ‘ujub (besar diri). Ibnul Qayyim berkata, “Tak ada suatu perkara pun yang lebih merusak amalan daripada ‘ujub dan berlebihan memandang jasa diri.” (Al-Fawa’id hal. 147)
Sifat ‘ujub yang bercokol dalam hati sangat berbahaya, karena ia akan merusak keikhlasan dan akibatnya ilmu yang dipelajarinya itu tidak barakah sehingga seseorang akan mengalami kesulitan dalam pemahaman. Sedangkan lawan dari sifat ‘ujub ini adalah tawadhu’ (rendah hati). Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وما تواضع أحدٌ لله إلا رفعه
“Tidaklah seseorang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Malik 1885, Ahmad 8782, Muslim 2588, At-Tirmidzi 2029, Ad-Darimi 1676)
Ibnu Rajab Al-Hanbali, "Pertanda ilmu yang bermanfaat akan nampak pada diri seseorang manakala ia mengamalkan ilmunya, tidak suka disanjung atau merasa besar diri, semakin tawadhu’ (rendah hati), menjauh dari cinta kepemimpinan, ketenaran, cinta dunia, menghindar dari mengaku-ngaku berilmu, berburuk sangka terhadap dirinya dan baik sangka terhadap orang lain.” (Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘ala ‘Ilmil Khalaf hal. 56-57)
Juga termasuk perusak ilmu ialah mengandalkan logika dalam beragama. Sedangkan lawan dari sikap ini adalah merujuk kepada dalil-dalil Al-Qur’an was Sunnah dan memahami keduanya itu dengan atsar para Shahabat. Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya, bertaqwalah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (Al-Hujurat: 1)
Salah seorang Ulama dari kalangan tabi'it tabi'in yaitu Al-Imam Al-Auza’i menasehatkan, “Wajib atas engkau berpegang dengan atsar sekalipun orang-or
ang menolakmu. Dan hati-hatilah engkau dari pikiran-pikiran orang meskipun mereka menghiasinya dengan berbagai omongan. Karena perkara agama ini telah sangat jelas dengan atsar dan bila engkau beragama di atas dasar atsar itu, maka engkau akan berjalan di atas "shirathal mustaqim" (yakni jalan yang lurus) .” (Al-Adabus Syar’iyyah 2/70)
Adapun kiat lain agar memudahkan seseorang dalam memahami ilmu selain muraja’ah (mengulang-ngulang pelajaran) dan berdoa ialah dengan bertanya kepada para ahlinya. Allah berfirman:
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
“Maka bertanyalah kalian kepada para ahlinya jika kalian tidak mengerti.” (Al-Anbiya': 7)
✒____
Fikri Abul Hasan
🌍 WhatsApp Group
"Al-Madrasah As-Salafiyyah"
Bismillah mohon Ustadz jelaskan musuh-musuh ilmu? Karena seringnya kami mengalami kesulitan untuk memahami suatu ilmu? Adakah kiat lain yang bisa dilakukan selain muroja’ah dan berdoa agar mudah memahami ilmu? jazaakallaahu khairan wa baarakallaahu fiikum
Jawab: Di antara musuh-musuh ilmu atau perusak-perusak ilmu yang disebutkan oleh para Ulama adalah kemalasan dan kelalaian. Kedua hal ini menjadi penghalang terbesar bagi thalabatul ‘ilmi dalam memahami ilmu yang dipelajarinya. Allah berfirman:
ولا تكن من الغافلين
“Janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 205)
Sedangkan lawannya dari kemalasan dan kelalaian adalah kesungguhan hati dan kesabaran. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز
“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah pada Allah dan jangan merasa lemah.” (HR. Muslim 2664)
Oleh sebab itu kita dapati para Ulama Salaf ada yang mempelajari kitab "Shahih Al-Bukhari" hanya beberapa malam seperti Al-Khathib Al-Baghdadi yang mulai mengkajinya sejak Maghrib sampai Shubuh. Adapula Ulama yang menghabiskan waktunya dalam sehari mempelajari 12 bab ilmu yang berbeda seperti Al-Imam An-Nawawi. Bahkan ada Ulama yang sampai buta dan kencing darah lantaran ilmu yang dituntutnya. Berkat kesungguhan dan pengorbanan mereka, Allah anugerahkan pemahaman kepada para Ulama dan keshalihan dalam beramal.
Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah menasehatkan:
يا أبنائي لو كان العلم يسقى في كأس لأسقيتموه ، ولكن لا يتحصّل عليه إلا بكد وحكِ الركب ، وقد قال يحيى بن أبي كثير لولده عبد الله : لا يستطاع العلم براحة الجسد
"Wahai anak-anakku, seandainya ilmu bisa dituang ke dalam gelas, niscaya akan kutuangkan untuk kalian. Akan tetapi ilmu ini mustahil diperoleh kecuali dengan kerja keras dan penuh pengorbanan. Dan Yahya bin Abi Katsir telah berkata kepada anaknya, "Ilmu tidaklah akan dicapai dengan badan yang santai." (Nubdzah Mukhtasharah hal. 44)
Perhatikan air yang terus-menerus menetes di atas batu yang keras saja bisa berlubang. Begitupula dengan kesungguhan dan kesabaran dalam thalabul 'ilmi kelak akan mendatangkan kemudahan.
Kemudian perusak berikutnya adalah perasaan ‘ujub (besar diri). Ibnul Qayyim berkata, “Tak ada suatu perkara pun yang lebih merusak amalan daripada ‘ujub dan berlebihan memandang jasa diri.” (Al-Fawa’id hal. 147)
Sifat ‘ujub yang bercokol dalam hati sangat berbahaya, karena ia akan merusak keikhlasan dan akibatnya ilmu yang dipelajarinya itu tidak barakah sehingga seseorang akan mengalami kesulitan dalam pemahaman. Sedangkan lawan dari sifat ‘ujub ini adalah tawadhu’ (rendah hati). Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وما تواضع أحدٌ لله إلا رفعه
“Tidaklah seseorang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Malik 1885, Ahmad 8782, Muslim 2588, At-Tirmidzi 2029, Ad-Darimi 1676)
Ibnu Rajab Al-Hanbali, "Pertanda ilmu yang bermanfaat akan nampak pada diri seseorang manakala ia mengamalkan ilmunya, tidak suka disanjung atau merasa besar diri, semakin tawadhu’ (rendah hati), menjauh dari cinta kepemimpinan, ketenaran, cinta dunia, menghindar dari mengaku-ngaku berilmu, berburuk sangka terhadap dirinya dan baik sangka terhadap orang lain.” (Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘ala ‘Ilmil Khalaf hal. 56-57)
Juga termasuk perusak ilmu ialah mengandalkan logika dalam beragama. Sedangkan lawan dari sikap ini adalah merujuk kepada dalil-dalil Al-Qur’an was Sunnah dan memahami keduanya itu dengan atsar para Shahabat. Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya, bertaqwalah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (Al-Hujurat: 1)
Salah seorang Ulama dari kalangan tabi'it tabi'in yaitu Al-Imam Al-Auza’i menasehatkan, “Wajib atas engkau berpegang dengan atsar sekalipun orang-or
ang menolakmu. Dan hati-hatilah engkau dari pikiran-pikiran orang meskipun mereka menghiasinya dengan berbagai omongan. Karena perkara agama ini telah sangat jelas dengan atsar dan bila engkau beragama di atas dasar atsar itu, maka engkau akan berjalan di atas "shirathal mustaqim" (yakni jalan yang lurus) .” (Al-Adabus Syar’iyyah 2/70)
Adapun kiat lain agar memudahkan seseorang dalam memahami ilmu selain muraja’ah (mengulang-ngulang pelajaran) dan berdoa ialah dengan bertanya kepada para ahlinya. Allah berfirman:
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
“Maka bertanyalah kalian kepada para ahlinya jika kalian tidak mengerti.” (Al-Anbiya': 7)
✒____
Fikri Abul Hasan
🌍 WhatsApp Group
"Al-Madrasah As-Salafiyyah"
MENGATASI STRESS SAAT MENGASUH ANAK
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
1| Kerja yg padat, fisik yg lelah, anak-anak yg sulit diatur, utang yg menumpuk, berujung pada stress. Dampaknya marah-marah ke anak
2| Akibatnya anak jadi tak nyaman berinteraksi. Lebih senang di luar rumah, bermain dengan teman. Pulang bawa perilaku membangkang. Ortu pun makin stress
3| Bagi anak usia dini, saat berinteraksi dengan ortu yg stress akan kehilangan rasa nyaman dan cenderung pasif tak bisa berprestasi
4| Anak pun juga belajar cara ekspresikan perasaan dari ortu yg stress. Jika marah membentak, melempar, bahkan memukul
5| Ikatan emosional juga cenderung berkurang yang berujung hilangnya rasa nyaman dan percaya. Saat remaja 'tertutup' dari orang tua
6| Stress ibarat sampah. Sementara anak seharusnya menerima bunga. Mengasuh dengan stress menjejalkan sampah hingga menumpuk di anak
7| Ingat-ingat kembali tentang harapan saat menikah yakni memiliki anak, hadiah dari Allah. Tegakah kita menyakiti amanah Allah ini?
8| Sementara begitu banyak pasangan yg belum dikaruniakan anak? Bersyukurlah dengan cara tidak menyakiti anak dalam kondisi apapun
9| Kenali pemicu stress : lapar, ngantuk, lelah ataupun sedih. Jika alami hal tersebut lebih baik menghindar dari anak agar tak jadi korban
10| Coba jujur akan masalah yg dihadapi. Apakah dari luar atau dari perilaku anak? Jangan sampai marah2 ke anak tersebab kita habis dimarahi oleh bos
11| Kerjasama antarpasangan amatlah membantu. Saat kita stress minta pasangan kita untuk memegang anak dulu. Atau cari pihak lain yg amanah
12| Ingatlah, bahwa anak ini tanggung jawab bersama. Jadi bukan hanya satu pihak yang mengasuh. Apalagi kalau memiliki anak yg banyak. Lelahnya
13| Sekali-kali rencanakan waktu sendiri > "me time" guna melakukan relaksasi dan refleksi diri. Jika sudah relax, lebih mudah mengatasi masalah anak
14| Buat program "me time" dalam sepekan beberapa jam. Agar tidak banyak emosi negatif yang menumpuk. Komunikasikan ke pasangan
15| Analisis kembali perilaku anak yg bisa menambah stress dan siapkan antisipasinya. Contoh : anak rebutan mainan » beli mainan baru hehe..pihak ayah malah jadi stress
16| Banyak baca2 buku tentang anak. Kadang pemicu stress karena ketidaktahuan akan tahap kembang anak. Jika perlu bertanya kepada ahli
17| Kalau terlanjur stress ketika bersama anak, tarik nafas dalam2 guna mengurangi ketegangan syaraf
18| Ubah posisi tubuh. Jika sedang di atas pohon segera turun :D. Jika sedang berdiri segera duduk. Jika duduk segera berbaring atau keluar rumah agar dapat suasana baru
19| Ungkapkan perasaan secara jujur kepada anak "maaf ya nak. Ayah kesal kamu teriak2 trus. Ayah terganggu". Anak belajar ungkap perasaan
20| Segera minta bantuan pihak lain jika makin stress. Tinggalkan anak sejenak. Jangan ikuti emosi saat itu. Rugi
21| Jika kesal berkecamuk terhadap perilaku anak, pandangi fotonya saat bayi. Tegakah kita menyakiti bayi yg sudah tumbuh itu?
22| Segera berwudhu dan sholat 2 rakaat. Jika sedang berhalangan, bagi para ibu, cukup wudhu saja. Doa dan curhat jujur kepada Pemberi Amanah
23| Minta maaf kepada Allah karena hendak marah sama anak yg merupakan pemberianNya. Berharap Allah kasih jalan segera dan lembutkan hati
24| Jika terlanjur marah kepada anak, dan Anda tersadar. Buru-buru minta maaf. Jangan biarkan anak terlalu lama dalam prasangka 'takut' kepada kita
25| Semoga kita bisa kendalikan stress agar anak selalu terjaga perasaannya. Terus berlatihlah kendalikan emosi kita. Silahkan sebar jika ada guna. Salam. (bendri jaisyurrahman)
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
1| Kerja yg padat, fisik yg lelah, anak-anak yg sulit diatur, utang yg menumpuk, berujung pada stress. Dampaknya marah-marah ke anak
2| Akibatnya anak jadi tak nyaman berinteraksi. Lebih senang di luar rumah, bermain dengan teman. Pulang bawa perilaku membangkang. Ortu pun makin stress
3| Bagi anak usia dini, saat berinteraksi dengan ortu yg stress akan kehilangan rasa nyaman dan cenderung pasif tak bisa berprestasi
4| Anak pun juga belajar cara ekspresikan perasaan dari ortu yg stress. Jika marah membentak, melempar, bahkan memukul
5| Ikatan emosional juga cenderung berkurang yang berujung hilangnya rasa nyaman dan percaya. Saat remaja 'tertutup' dari orang tua
6| Stress ibarat sampah. Sementara anak seharusnya menerima bunga. Mengasuh dengan stress menjejalkan sampah hingga menumpuk di anak
7| Ingat-ingat kembali tentang harapan saat menikah yakni memiliki anak, hadiah dari Allah. Tegakah kita menyakiti amanah Allah ini?
8| Sementara begitu banyak pasangan yg belum dikaruniakan anak? Bersyukurlah dengan cara tidak menyakiti anak dalam kondisi apapun
9| Kenali pemicu stress : lapar, ngantuk, lelah ataupun sedih. Jika alami hal tersebut lebih baik menghindar dari anak agar tak jadi korban
10| Coba jujur akan masalah yg dihadapi. Apakah dari luar atau dari perilaku anak? Jangan sampai marah2 ke anak tersebab kita habis dimarahi oleh bos
11| Kerjasama antarpasangan amatlah membantu. Saat kita stress minta pasangan kita untuk memegang anak dulu. Atau cari pihak lain yg amanah
12| Ingatlah, bahwa anak ini tanggung jawab bersama. Jadi bukan hanya satu pihak yang mengasuh. Apalagi kalau memiliki anak yg banyak. Lelahnya
13| Sekali-kali rencanakan waktu sendiri > "me time" guna melakukan relaksasi dan refleksi diri. Jika sudah relax, lebih mudah mengatasi masalah anak
14| Buat program "me time" dalam sepekan beberapa jam. Agar tidak banyak emosi negatif yang menumpuk. Komunikasikan ke pasangan
15| Analisis kembali perilaku anak yg bisa menambah stress dan siapkan antisipasinya. Contoh : anak rebutan mainan » beli mainan baru hehe..pihak ayah malah jadi stress
16| Banyak baca2 buku tentang anak. Kadang pemicu stress karena ketidaktahuan akan tahap kembang anak. Jika perlu bertanya kepada ahli
17| Kalau terlanjur stress ketika bersama anak, tarik nafas dalam2 guna mengurangi ketegangan syaraf
18| Ubah posisi tubuh. Jika sedang di atas pohon segera turun :D. Jika sedang berdiri segera duduk. Jika duduk segera berbaring atau keluar rumah agar dapat suasana baru
19| Ungkapkan perasaan secara jujur kepada anak "maaf ya nak. Ayah kesal kamu teriak2 trus. Ayah terganggu". Anak belajar ungkap perasaan
20| Segera minta bantuan pihak lain jika makin stress. Tinggalkan anak sejenak. Jangan ikuti emosi saat itu. Rugi
21| Jika kesal berkecamuk terhadap perilaku anak, pandangi fotonya saat bayi. Tegakah kita menyakiti bayi yg sudah tumbuh itu?
22| Segera berwudhu dan sholat 2 rakaat. Jika sedang berhalangan, bagi para ibu, cukup wudhu saja. Doa dan curhat jujur kepada Pemberi Amanah
23| Minta maaf kepada Allah karena hendak marah sama anak yg merupakan pemberianNya. Berharap Allah kasih jalan segera dan lembutkan hati
24| Jika terlanjur marah kepada anak, dan Anda tersadar. Buru-buru minta maaf. Jangan biarkan anak terlalu lama dalam prasangka 'takut' kepada kita
25| Semoga kita bisa kendalikan stress agar anak selalu terjaga perasaannya. Terus berlatihlah kendalikan emosi kita. Silahkan sebar jika ada guna. Salam. (bendri jaisyurrahman)
# SEANDAINYA ANAKKU SEPERTI MUSA #
Sejak 1,5 tahun lalu nama Musa banyak diperbincangkan orang. Usianya yang masih sangat muda membuat decak kagum bagi siapapun yang melihatnya. Saat itu baru 5,5 tahun tapi ia sudah hafal Al-Qur’an 29 juz, kemudian genap 6 tahun ia menyempurnakan hafalannya 30 juz.
Yang mempopulerkan Musa adalah acara acara hafidz Indonesia. Program lomba hafalan Al-Qur’an dengan peserta anak-anak yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta ini menyedot perhatian orang. Saat Musa tampil, hampir semua orang yang melihtnya menangis. Bahkan tak jarang dewan juri pun meneteskan air mata karena haru menyaksikan anak sekecil itu bisa menghafalkan Al-Qur’an dengan mutqin.
Jika dahulu ada kisah para ulama yang hafal Al-Qur’an semenjak belia, seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i, maka zaman ini, di negeri yang jauh dari jazirah Arab dan tak bisa berbahasa Arab, ada Musa. Musa bukan saja mengguncang Indonesia, tapi dunia.
Beberapa hari lalu, Musa kembali menorehkan prestasinya. Ia meraih juara ketiga pada lomba hafalan Al-Qur’an tingkat internasional di Mesir. Dewan juri menentukan demikian, karena penilaian bukan hanya dilihat dari kekuatan hafalan, tetapi memperhatikan juga makhorijul huruf. Mengingat Musa masih cadel, sehingga ia tidak menempati urutan pertama. Meski demikian, dewan juri menyampaikan rasa kagum luar biasa, mendapati ada anak kecil dari Indonesia yang memiliki kemampuan sehebat itu. Musa berusia paling muda diantara peserta-peserta yang ada, ia baru berusia tujuh tahun. Musa kemudian diminta oleh pemerintah Mesir pada Ramadhan mendatang untuk hadir di negeri para nabi tersebut.
Bagaimana Proses Belajar Musa?
Banyak orang tua yang mendambakan memiliki anak seperti Musa. Siapa yang tidak ingin punya anak menjadi penghafal Al-Qur’an?, terlebih di usia yang masih sangat dini. Ini merupakan idaman bagi setiap orang tua, dimana ia adalah aset berharga yang tak ternilai harganya.
Musa sering diundang oleh lembaga-lembaga Islam untuk berbagi kisah bagaimana ia berhasil menjadi seorang hafidz cilik. Para orang tua juga sering bertanya dan konsultasi kepada orang tua Musa, La Ode Abu Hanafi dan Yulianti, meminta resep agar anak-anaknya bisa menjadi seperti Musa.
Musa tidaklah tiba-tiba menjadi Musa seperti sekarang. Untuk menjadi hafidz Qur’an, tidak melalui proses dan tahapan yang instan. Orang tua Musa mendidiknya dengan ketat dan disiplin. Musa bukanlah santri pondok pesantren atau sekolah Islam terpadu. Ia adalah didikan langsung kedua orang tuanya. Begini caranya:
1. Sebelum subuh, seisi rumah Musa sudah bangun. Kedua orang tuanya dan adik-adik Musa melakukan sholat tahajud,
2. kemudian melanjutkan sholat subuh di masjid. Setelah itu ia mengulang hafalan dimbing oleh ayahnya sampai pukul 9 pagi.
3. Usai mengulang hafalan, Musa sarapan kemudian tidur sampai dzuhur.
4. Setelah dzuhur, Musa ngaji lagi sampai ashar.
5. Setelah ashar Musa mengahafal kitab-kitab hadits, dan saat ini sudah hafal kitab arba’in nawawi, bulughul maram dan umdatul ahkam.
6. Pukul 17 sampai menjelang maghrib adalah waktu bermain bagi Musa.
7. Sedangkan setelah maghrib sampai isya, Musa diajak ayahnya untuk ke pengajian. Seringkali Musa diminta untuk mengulang-ulang hafalannya di hadapan jamaah yang hadir.
Keluarga Musa berbeda dengan lainnya. Saat waktu kosong biasanya dimanfaatkan dengan menonton televisi, tidak demikian bagi Musa. Di rumahnya tidak ada televisi bahkan orang tuanya sebisa mungkin untuk menghindari tontonan-tontonan televisi, yang memang kebanyakan bersifat negatif dan tidak mendidik.
Ayah Musa yang berprofesi sebagai pedagang dan berkebun karet, memudahkan ia untuk mendidik dan mengontrol langsung perkembangan Musa di rumah sendiri, tanpa mengandalkan pihak lain seperti sekolah atau pesantren. Awalnya Abu Hanafi bekerja ke luar kota, tapi demi pendidikan dan kebaikan bagi anak-anaknya, ia balik kampung dan membuka usaha sendiri.
Ingin Anak Kita Seperti Musa?
Jika melihat pengorbanan dan perjuangan orang tua Musa, sangat luar biasa hebatnya. Abu Hanafi rela meninggalkan pekerjaannya demi pendidikan anak-anaknya, sedangkan ki
ta? Berapa jam berkumpul bersama anak-anak?.
Keluarga Musa bangun sebelum subuh, kemudian mengajari Musa membaca dan menghafal Al-Qur’an sampai sore hari. Apakah kita demikian?
Tak ada televisi di rumah Musa, orang tuanya melarang itu untuk kebaikan keluarganya. Lalu bagaimana dengan kita?, apakah justru mengajari anak-anak untuk rutin melihat acara-acara musik dan sinetron?.
Ketika melihat Musa, mata menangis, kemudian muncul keinginan kuat agar anak kita bisa menjadi seperti Musa. Tapi pertanyaannya, apakah kita sudah menciptakan lingkungan dan mendidik seperti ayah Musa kepada Musa?.
😍🌺🌺💪💪🌹🌹👆👆🌺🌺😍
Sejak 1,5 tahun lalu nama Musa banyak diperbincangkan orang. Usianya yang masih sangat muda membuat decak kagum bagi siapapun yang melihatnya. Saat itu baru 5,5 tahun tapi ia sudah hafal Al-Qur’an 29 juz, kemudian genap 6 tahun ia menyempurnakan hafalannya 30 juz.
Yang mempopulerkan Musa adalah acara acara hafidz Indonesia. Program lomba hafalan Al-Qur’an dengan peserta anak-anak yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta ini menyedot perhatian orang. Saat Musa tampil, hampir semua orang yang melihtnya menangis. Bahkan tak jarang dewan juri pun meneteskan air mata karena haru menyaksikan anak sekecil itu bisa menghafalkan Al-Qur’an dengan mutqin.
Jika dahulu ada kisah para ulama yang hafal Al-Qur’an semenjak belia, seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i, maka zaman ini, di negeri yang jauh dari jazirah Arab dan tak bisa berbahasa Arab, ada Musa. Musa bukan saja mengguncang Indonesia, tapi dunia.
Beberapa hari lalu, Musa kembali menorehkan prestasinya. Ia meraih juara ketiga pada lomba hafalan Al-Qur’an tingkat internasional di Mesir. Dewan juri menentukan demikian, karena penilaian bukan hanya dilihat dari kekuatan hafalan, tetapi memperhatikan juga makhorijul huruf. Mengingat Musa masih cadel, sehingga ia tidak menempati urutan pertama. Meski demikian, dewan juri menyampaikan rasa kagum luar biasa, mendapati ada anak kecil dari Indonesia yang memiliki kemampuan sehebat itu. Musa berusia paling muda diantara peserta-peserta yang ada, ia baru berusia tujuh tahun. Musa kemudian diminta oleh pemerintah Mesir pada Ramadhan mendatang untuk hadir di negeri para nabi tersebut.
Bagaimana Proses Belajar Musa?
Banyak orang tua yang mendambakan memiliki anak seperti Musa. Siapa yang tidak ingin punya anak menjadi penghafal Al-Qur’an?, terlebih di usia yang masih sangat dini. Ini merupakan idaman bagi setiap orang tua, dimana ia adalah aset berharga yang tak ternilai harganya.
Musa sering diundang oleh lembaga-lembaga Islam untuk berbagi kisah bagaimana ia berhasil menjadi seorang hafidz cilik. Para orang tua juga sering bertanya dan konsultasi kepada orang tua Musa, La Ode Abu Hanafi dan Yulianti, meminta resep agar anak-anaknya bisa menjadi seperti Musa.
Musa tidaklah tiba-tiba menjadi Musa seperti sekarang. Untuk menjadi hafidz Qur’an, tidak melalui proses dan tahapan yang instan. Orang tua Musa mendidiknya dengan ketat dan disiplin. Musa bukanlah santri pondok pesantren atau sekolah Islam terpadu. Ia adalah didikan langsung kedua orang tuanya. Begini caranya:
1. Sebelum subuh, seisi rumah Musa sudah bangun. Kedua orang tuanya dan adik-adik Musa melakukan sholat tahajud,
2. kemudian melanjutkan sholat subuh di masjid. Setelah itu ia mengulang hafalan dimbing oleh ayahnya sampai pukul 9 pagi.
3. Usai mengulang hafalan, Musa sarapan kemudian tidur sampai dzuhur.
4. Setelah dzuhur, Musa ngaji lagi sampai ashar.
5. Setelah ashar Musa mengahafal kitab-kitab hadits, dan saat ini sudah hafal kitab arba’in nawawi, bulughul maram dan umdatul ahkam.
6. Pukul 17 sampai menjelang maghrib adalah waktu bermain bagi Musa.
7. Sedangkan setelah maghrib sampai isya, Musa diajak ayahnya untuk ke pengajian. Seringkali Musa diminta untuk mengulang-ulang hafalannya di hadapan jamaah yang hadir.
Keluarga Musa berbeda dengan lainnya. Saat waktu kosong biasanya dimanfaatkan dengan menonton televisi, tidak demikian bagi Musa. Di rumahnya tidak ada televisi bahkan orang tuanya sebisa mungkin untuk menghindari tontonan-tontonan televisi, yang memang kebanyakan bersifat negatif dan tidak mendidik.
Ayah Musa yang berprofesi sebagai pedagang dan berkebun karet, memudahkan ia untuk mendidik dan mengontrol langsung perkembangan Musa di rumah sendiri, tanpa mengandalkan pihak lain seperti sekolah atau pesantren. Awalnya Abu Hanafi bekerja ke luar kota, tapi demi pendidikan dan kebaikan bagi anak-anaknya, ia balik kampung dan membuka usaha sendiri.
Ingin Anak Kita Seperti Musa?
Jika melihat pengorbanan dan perjuangan orang tua Musa, sangat luar biasa hebatnya. Abu Hanafi rela meninggalkan pekerjaannya demi pendidikan anak-anaknya, sedangkan ki
ta? Berapa jam berkumpul bersama anak-anak?.
Keluarga Musa bangun sebelum subuh, kemudian mengajari Musa membaca dan menghafal Al-Qur’an sampai sore hari. Apakah kita demikian?
Tak ada televisi di rumah Musa, orang tuanya melarang itu untuk kebaikan keluarganya. Lalu bagaimana dengan kita?, apakah justru mengajari anak-anak untuk rutin melihat acara-acara musik dan sinetron?.
Ketika melihat Musa, mata menangis, kemudian muncul keinginan kuat agar anak kita bisa menjadi seperti Musa. Tapi pertanyaannya, apakah kita sudah menciptakan lingkungan dan mendidik seperti ayah Musa kepada Musa?.
😍🌺🌺💪💪🌹🌹👆👆🌺🌺😍
Subscribe to:
Comments (Atom)