"Urgensi Mendidik Anak"
Nabi Shallallâhu alaihi wa Salam bersabda :
ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء هل تحسون فيها من جدعاء
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang juga melahirkan binatang ternak, apalah kalian mendapati ada ada cacat pada hidung atau telinganya? (HR Ahmad)
Anak itu adalah tanggung jawab orang tuanya. Orangtualah yang berkewajiban menjaga fitrah anaknya. Karena orangtua dapat masuk ke dalam surga atau neraka tidak sendirian? Ia bisa menyeret atau diseret oleh anggota keluarganya.
Anak yang baik dapat menyeret orang tuanya ke surga atau bahkan meninggikan kedudukannya di surga, seperti anak-anak penghafal al-Qur'an.
Demikian pula anak dapat menyeret orangtuanya ke neraka, lantaran orang tuanya mengabaikan pendidikan anaknya, acuh tak acuh dan cuek. Sehingga orangtua akan diminta pertanggungjawabannya terhadap anaknya.
Anak juga cenderung meniru dan mengikuti orang tuanya. Alangkah naifnya orang tua yang mengharapkan keshalihan anaknya, namun dirinya tidak berusaha menjadi orang tua yang shalih.
Apa yang kau kerjakan maka anak pun akan cenderung mengerjakannya, dan apa yang kau tinggalkan anak juga akan cenderung meninggalkan.
Perhatikan dimana kau melangkahkan kakimu, karena anaknya memperhatikan dan mengikutinya.
Ketahuilah, keshalihan anak itu akan bermanfaat bagi orangtuanya. Anak yang shalih adalah usaha (kasb) dari orangtuanya. Sehingga anak yang shalih itu bisa menjadi pahala jariyah yang pahalanya senantiasa mengalir.
Demikian pula anak yang buruk (thalih) lantaran pengabaian orang tuanya akan menjadi dosa jariyah, yang doanya senantiasa mengalir.
Karena itu waspadalah dan berhati-hatilah terhadap anakmu.
Ketika kau mengajarkan kebaikan kepada anakmu, maka kau sejatinya mengumpulkan pahala untuk dirimu.
Nabi bersabda :
من دل على خير فله مثل أجر فاعله
Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala seperti pelakunya.
Karena itu, mendidik dan menunjukkan kebaikan kepada anak kita adalah lebih utama dan lebih baik.
Mendidik anak kecil lebih baik daripada mendidik anak yang lebih besar. Segala harta yang kau infaq kan untuk anak dan keluarga ku, itu pun akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan yang kau keluarkan utk selainnya, baik itu berupa makanan, pakaian, dll.
📝 Catatan Kecil Kajian Syaikh Amin al-Anshori di Dauroh Syar'iyyah fi Mausû'ah ath-Thifl al-Muslim (Pelatihan Ensiklopedia Pendidikan Anak Muslim), Magelang, 26-28 Maret 2018
✏
Ustadz Abu Salma Muhammad
(@abinyasalma)
___
KB ANAK TELADAN
Mandiri dan Berakhlak Mulia
🏡 Bintaro Sektor 9, Jl. Rajawali XIV Blok HD-14 No 10
Pondok Pucung, Pondok Aren, Tangerang Selatan
📞 081915007770
🌍 www.anakteladan.com
📷 IG : ig.me/kb.anak.teladan
🔖 TG : t.me/kbanakteladan
🔖 FB : fb.me/kbanakteladan
___
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Sunday, July 22, 2018
alhamdulillah, saya tertimpa musibah…
maktabah abu asma andre 1
ALHAMDULILLAH, SAYA TERTIMPA MUSIBAH …1
إى احلمد هلل حنمدٍ َنستعّهٌ َنستغفسٍ َنعُذ باهلل مو شسَز أنفسها َمو سّئات أعمالها مو ًِدٍ اهلل
فال مضل لٌ َمو ِضلل فال يادي لٌ َأشًد أى ال إلٌ إال اهلل َحدٍ ال شسِم لٌ ، َأشًد أى حممداّ عبدٍ
َزسُلٌ.
َِا أًََُِّا الّرِِوَ آمَهُُاِ اتّقُُاِ اللٌَّ حَقّ تُقَاتٌِِ ََالَ تَمُُتُوّ إِالّ ََأَنِتُمِ مّسِلِمُُىَ
َِآ أًََُِّا الهَّاسُ اتَّقُُِا زَبَّلُمُ الَّرِيِ خَلَقَلُمِ مِوِ نَفِسٍ ََاحِدَةٍ ََخَلَقَ مِهًَِا شََِجًََا ََبَحَّ مِهًُِمَا زِجَاالّ كَجِِّساّ
ََنِسَآءّ ََاتَّقُُِا اللٌََّ الَّرِيِ تَسَآءَلُُىَ بٌِِ ََاألَزِحَامَ إِىَّ اللٌََّ كَاىَ عَلَِّلُمِ زَقِِّباّ
َِا أًََُِّا الّرِِوَ آمَهُُاِ اتّقُُاِ اللٌَّ ََقُُلُُاِ قَُِالّ سَدِِداّ . ُِصِلِحِ لَلُمِ أَعِمَالَلُمِ َََِغِفِسِ لَلُمِ ذُنُُبَلُمِ ََمَو ُِطِعِ
اللٌَّ ََزَسُُلٌَُ فَقَدِ فَاشَ فَُِشاّ عَظِّماّّ
أما بعد: فإى أصدق اللالم كالم اهلل َخري اهلدي يدي حممد َشس األمُز حمدثاتًا َكل حمدثة بدعة َكل
بدعة ضاللة َكل ضاللة يف الهاز.
MUQADIMMAH
Musibah…., tidak ada diantara manusia yang menginginkan dirinya terkena musibah, maka manusia berusaha menghindar dan menjauh darinya, akan tetapi Allah telah
menetapkan bahwasanya manusia akan diuji, sebagaimanaAllah berfirman :
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya". ( QS Al Mulk : 2 )
Dari pengalaman yang ada pada dirinya maupun dilihat dari sekeliling, manusia menyadari bahwasanya musibah yang menimpa seseorang dapat menyebabkan penderitaan, kehidupan selama ini yang berjalan mapan bisa hancur tidak bersisa sedikitpun, tidak sedikit manusia apabila terkena musibah yang berlarut – larut dan
1
Disampaikan pertama kali di Kajian SMAN 8 Jakarta, pada tanggal 27 Dzulhijjah 1433 H ( 11 November
2012 ), dan disampaikan kembali di Kajian Mushalla Al Mukhlisin – Pasar Tengah – Curup, Bengkulu, pada
tanggal 9 Shafar 1434 H ( 23 Desember 2012 )
2
bersamaan itu pada dirinya terdapat kekurangan didalam imannya, bisa menyebabkan stress…lalu, bagaimana kita semestinya menghadapi musibah ? Maka manusia dalam menghadapi musibah mereka berada didalam keadaan menerima musibah atau lemah dan menyesali musibah, atau sabar dan menjaga dirinya dari menyesali musibah, ada juga yang menerima musibah dengan ridha atau syukur.
Maka dimakah letak kita didalam menerima musibah ?
Sebenarnya manusia sadar bahwa ketika menapaki hidup di dunia dia tidak akan lepas dari satu diantara dua perkara, bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan itu bisa
terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah , namun hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia
meyakini keagungan dan kekuasaan Allah serta tahu akan kelemahan dirinya.
Maka untuk menjelaskan seharusnya bagaimana seorang muslim menghadapi musibah, tulisan ini disusun. Semoga tulisan yang sederhana ini bermanfaat untuk penyusunnya, pembacanya dan siapa saja yang makalah ini sampai kepada mereka.
Dan Allah – lah yang sebenar – benarnya memberikan manfaat.
Yang sangat membutuhkan ampunan Rabb – Nya
Abu Asma Andre
19 Muharam 1433 H
Griya Fajar Madani
Ciangsana - Bogor
3
Definisi Musibah :
Imam Al Qurthubi rahimahullah berkata : “ Musibah adalah segala sesuatu yang mengganggu seorang mukmin dan yang menimpanya. “ 2 Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi hafidzahullah berkata : “ Musibah adalah sesuatu yang memadharatkan seorang hamba pada dirinya, keluarganya atau hartanya. “ 3
Macam Macam Musibah :
Musibah sangat beragam bentuknya, akan tetapi secara garis besarnya musibah menimpa jiwa seseorang, tubuhnya, hartanya dan keluarganya. Allah berfirman :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.” ( QS Al Baqarah : 155 )
Dari Abu Hurairah berkata : bersabda Rasulullah : “ Akan senantiasa bencana menimpa diri seorang mukmin atau mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya. Sampai dia menjumpai Allah dalam keadaan tidak membawa dosa. “( HR Imam Ahmad dan Imam At Tirmidzi ) 4
Ketika menafsirkan ayat diatas ( Al Baqarah : 155 ) berkata Imam Ibnu Jarir Ath Thabari rahimahullah : “ Ini adalah pemberitaan dari Allah kepada para pengikut Rasul-Nya, bahwa Ia akan menguji mereka dengan perkara - perkara yang berat, supaya (nyata) diketahui orang yang mengikuti rasul dan orang yang berpaling.”5
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “ Semua hal diatas dan yang semisalnya adalah bagian ujian Allah kepada hamba-hamba-Nya. Barangsiapa bersabar, maka
2
Al Jami’li Ahkamil Qur-an 2/175, karya Imam Al Qurthubi rahimahullah.
3
Aisarut Tafasir hal 75, karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi hafidzahullah.
4 HR Imam Ahmad 2/287 no 7846 dan Imam At Tirmidzi no 2399. Syaikh Al Albani rahimahullah berkata :
“ Hasan Shahih.” Lihat Silsilah Hadits Shahihah no 2280.
5
Jami’ul Bayan 2/41, karya Al Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari rahimahullah.
4
Allah akan memberi pahala baginya dan barangsiapa berputus asa karenanya, maka Allah akan menimpakan siksaan terhadapnya.”6
Bagaimana Sikap Seorang Muslim Didalam Menghadapi Musibah ?
Seorang muslim sepatutnya memiliki sikap yang sesuai dengan syariat apabila tertimpa musibah, diantara sikap yang dituntunkan oleh syariat adalah :
1. Mengucapkan kalimat istirja’ ( ).
Allah berfirman :
“ ( Yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : " Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. “ ( QS Al Baqarah : 156 )
Dan disana bagi yang hendak menyempurnakan dapat menambah dengan doa , hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits berikut ini :
Dari Ummu Salamah istri Nabi berkata : “ Saya mendengar Rasulullah bersabda :
“ Apabila seseorang tertimpa musibah hendaknya dia mengatakan Sesungguhnya semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah, ya Allah berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan berilah ganti yang lebih baik darinya. Melainkan Allah akan memberi ganjaran atas musibahnya dan menggantikan dengan yang lebih baik.”
Ummu Salamah berkata : “ Ketika Abu Salamah mati aku mengatakan sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah, maka Allah menggantikan untukku yang lebih
baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah.“ ( HR Imam Muslim ) 7
6. Tafsir Ibnu Katsir 1/234-235, karya Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah.
7. HR Imam Muslim no 918.
5
Kalimat ini ( ) mengandung obat/penghibur dari Allah dan Rasul-Nya bagi orang yang ditimpa musibah. Kalimat ini adalah sesuatu yang paling tepat dalam menghadapi musibah dan lebih bermanfaat bagi hamba untuk di dunia ini dan akhirat kelak. Karena di dalamnya terkandung pengakuan yang tulus bahwa seorang hamba, jiwa, keluarga, harta dan anaknya adalah milik Allah . Allah telah jadikan itu semua sebagai titipan yang ada pada hamba. Jika Allah mengambilnya maka itu seperti seseorang yang mengambil barang yang dipinjam oleh peminjam.
Kalimat ini juga mengandung pengukuhan bahwa kembalinya hamba hanya kepada Allah. Seseorang pasti akan meninggalkan dunia ini di belakang punggungnya. Ia
akan menghadap Allah pada hari kiamat sendirian,
sebagaimana awal mulanya. Tiada keluarga dan harta yang bersamanya. Dia akan datang nanti dengan membawa
amal kebaikan dan amal kejelekan.
2. Bersabar.
Allah berfirman :
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. ( QS Al Baqarah : 155 )
Ketika menjelaskan tingkatan sabar, berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah : Sabar ada tiga macam :
1. Sabar didalam menjalankan perintah dan ketaatan sampai ditunaikan.
2. Sabar didalam menjauhi larangan dan penyelisihan sampai menjaga dirinya agar
tidak terjatuh padanya.
3. Sabar didalam takdir dan ketentuan Allah hingga tidak marah dengan
sebabnya.”8
8 Madarijus Salikin 1/165, karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullah.
maktabah abu asma andre 1
ALHAMDULILLAH, SAYA TERTIMPA MUSIBAH …1
إى احلمد هلل حنمدٍ َنستعّهٌ َنستغفسٍ َنعُذ باهلل مو شسَز أنفسها َمو سّئات أعمالها مو ًِدٍ اهلل
فال مضل لٌ َمو ِضلل فال يادي لٌ َأشًد أى ال إلٌ إال اهلل َحدٍ ال شسِم لٌ ، َأشًد أى حممداّ عبدٍ
َزسُلٌ.
َِا أًََُِّا الّرِِوَ آمَهُُاِ اتّقُُاِ اللٌَّ حَقّ تُقَاتٌِِ ََالَ تَمُُتُوّ إِالّ ََأَنِتُمِ مّسِلِمُُىَ
َِآ أًََُِّا الهَّاسُ اتَّقُُِا زَبَّلُمُ الَّرِيِ خَلَقَلُمِ مِوِ نَفِسٍ ََاحِدَةٍ ََخَلَقَ مِهًَِا شََِجًََا ََبَحَّ مِهًُِمَا زِجَاالّ كَجِِّساّ
ََنِسَآءّ ََاتَّقُُِا اللٌََّ الَّرِيِ تَسَآءَلُُىَ بٌِِ ََاألَزِحَامَ إِىَّ اللٌََّ كَاىَ عَلَِّلُمِ زَقِِّباّ
َِا أًََُِّا الّرِِوَ آمَهُُاِ اتّقُُاِ اللٌَّ ََقُُلُُاِ قَُِالّ سَدِِداّ . ُِصِلِحِ لَلُمِ أَعِمَالَلُمِ َََِغِفِسِ لَلُمِ ذُنُُبَلُمِ ََمَو ُِطِعِ
اللٌَّ ََزَسُُلٌَُ فَقَدِ فَاشَ فَُِشاّ عَظِّماّّ
أما بعد: فإى أصدق اللالم كالم اهلل َخري اهلدي يدي حممد َشس األمُز حمدثاتًا َكل حمدثة بدعة َكل
بدعة ضاللة َكل ضاللة يف الهاز.
MUQADIMMAH
Musibah…., tidak ada diantara manusia yang menginginkan dirinya terkena musibah, maka manusia berusaha menghindar dan menjauh darinya, akan tetapi Allah telah
menetapkan bahwasanya manusia akan diuji, sebagaimanaAllah berfirman :
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya". ( QS Al Mulk : 2 )
Dari pengalaman yang ada pada dirinya maupun dilihat dari sekeliling, manusia menyadari bahwasanya musibah yang menimpa seseorang dapat menyebabkan penderitaan, kehidupan selama ini yang berjalan mapan bisa hancur tidak bersisa sedikitpun, tidak sedikit manusia apabila terkena musibah yang berlarut – larut dan
1
Disampaikan pertama kali di Kajian SMAN 8 Jakarta, pada tanggal 27 Dzulhijjah 1433 H ( 11 November
2012 ), dan disampaikan kembali di Kajian Mushalla Al Mukhlisin – Pasar Tengah – Curup, Bengkulu, pada
tanggal 9 Shafar 1434 H ( 23 Desember 2012 )
2
bersamaan itu pada dirinya terdapat kekurangan didalam imannya, bisa menyebabkan stress…lalu, bagaimana kita semestinya menghadapi musibah ? Maka manusia dalam menghadapi musibah mereka berada didalam keadaan menerima musibah atau lemah dan menyesali musibah, atau sabar dan menjaga dirinya dari menyesali musibah, ada juga yang menerima musibah dengan ridha atau syukur.
Maka dimakah letak kita didalam menerima musibah ?
Sebenarnya manusia sadar bahwa ketika menapaki hidup di dunia dia tidak akan lepas dari satu diantara dua perkara, bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan itu bisa
terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah , namun hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia
meyakini keagungan dan kekuasaan Allah serta tahu akan kelemahan dirinya.
Maka untuk menjelaskan seharusnya bagaimana seorang muslim menghadapi musibah, tulisan ini disusun. Semoga tulisan yang sederhana ini bermanfaat untuk penyusunnya, pembacanya dan siapa saja yang makalah ini sampai kepada mereka.
Dan Allah – lah yang sebenar – benarnya memberikan manfaat.
Yang sangat membutuhkan ampunan Rabb – Nya
Abu Asma Andre
19 Muharam 1433 H
Griya Fajar Madani
Ciangsana - Bogor
3
Definisi Musibah :
Imam Al Qurthubi rahimahullah berkata : “ Musibah adalah segala sesuatu yang mengganggu seorang mukmin dan yang menimpanya. “ 2 Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi hafidzahullah berkata : “ Musibah adalah sesuatu yang memadharatkan seorang hamba pada dirinya, keluarganya atau hartanya. “ 3
Macam Macam Musibah :
Musibah sangat beragam bentuknya, akan tetapi secara garis besarnya musibah menimpa jiwa seseorang, tubuhnya, hartanya dan keluarganya. Allah berfirman :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.” ( QS Al Baqarah : 155 )
Dari Abu Hurairah berkata : bersabda Rasulullah : “ Akan senantiasa bencana menimpa diri seorang mukmin atau mukminah pada dirinya, anaknya dan hartanya. Sampai dia menjumpai Allah dalam keadaan tidak membawa dosa. “( HR Imam Ahmad dan Imam At Tirmidzi ) 4
Ketika menafsirkan ayat diatas ( Al Baqarah : 155 ) berkata Imam Ibnu Jarir Ath Thabari rahimahullah : “ Ini adalah pemberitaan dari Allah kepada para pengikut Rasul-Nya, bahwa Ia akan menguji mereka dengan perkara - perkara yang berat, supaya (nyata) diketahui orang yang mengikuti rasul dan orang yang berpaling.”5
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata : “ Semua hal diatas dan yang semisalnya adalah bagian ujian Allah kepada hamba-hamba-Nya. Barangsiapa bersabar, maka
2
Al Jami’li Ahkamil Qur-an 2/175, karya Imam Al Qurthubi rahimahullah.
3
Aisarut Tafasir hal 75, karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi hafidzahullah.
4 HR Imam Ahmad 2/287 no 7846 dan Imam At Tirmidzi no 2399. Syaikh Al Albani rahimahullah berkata :
“ Hasan Shahih.” Lihat Silsilah Hadits Shahihah no 2280.
5
Jami’ul Bayan 2/41, karya Al Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari rahimahullah.
4
Allah akan memberi pahala baginya dan barangsiapa berputus asa karenanya, maka Allah akan menimpakan siksaan terhadapnya.”6
Bagaimana Sikap Seorang Muslim Didalam Menghadapi Musibah ?
Seorang muslim sepatutnya memiliki sikap yang sesuai dengan syariat apabila tertimpa musibah, diantara sikap yang dituntunkan oleh syariat adalah :
1. Mengucapkan kalimat istirja’ ( ).
Allah berfirman :
“ ( Yaitu ) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : " Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. “ ( QS Al Baqarah : 156 )
Dan disana bagi yang hendak menyempurnakan dapat menambah dengan doa , hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits berikut ini :
Dari Ummu Salamah istri Nabi berkata : “ Saya mendengar Rasulullah bersabda :
“ Apabila seseorang tertimpa musibah hendaknya dia mengatakan Sesungguhnya semuanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah, ya Allah berilah ganjaran atas musibah yang menimpaku dan berilah ganti yang lebih baik darinya. Melainkan Allah akan memberi ganjaran atas musibahnya dan menggantikan dengan yang lebih baik.”
Ummu Salamah berkata : “ Ketika Abu Salamah mati aku mengatakan sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah, maka Allah menggantikan untukku yang lebih
baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah.“ ( HR Imam Muslim ) 7
6. Tafsir Ibnu Katsir 1/234-235, karya Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah.
7. HR Imam Muslim no 918.
5
Kalimat ini ( ) mengandung obat/penghibur dari Allah dan Rasul-Nya bagi orang yang ditimpa musibah. Kalimat ini adalah sesuatu yang paling tepat dalam menghadapi musibah dan lebih bermanfaat bagi hamba untuk di dunia ini dan akhirat kelak. Karena di dalamnya terkandung pengakuan yang tulus bahwa seorang hamba, jiwa, keluarga, harta dan anaknya adalah milik Allah . Allah telah jadikan itu semua sebagai titipan yang ada pada hamba. Jika Allah mengambilnya maka itu seperti seseorang yang mengambil barang yang dipinjam oleh peminjam.
Kalimat ini juga mengandung pengukuhan bahwa kembalinya hamba hanya kepada Allah. Seseorang pasti akan meninggalkan dunia ini di belakang punggungnya. Ia
akan menghadap Allah pada hari kiamat sendirian,
sebagaimana awal mulanya. Tiada keluarga dan harta yang bersamanya. Dia akan datang nanti dengan membawa
amal kebaikan dan amal kejelekan.
2. Bersabar.
Allah berfirman :
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar. ( QS Al Baqarah : 155 )
Ketika menjelaskan tingkatan sabar, berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah : Sabar ada tiga macam :
1. Sabar didalam menjalankan perintah dan ketaatan sampai ditunaikan.
2. Sabar didalam menjauhi larangan dan penyelisihan sampai menjaga dirinya agar
tidak terjatuh padanya.
3. Sabar didalam takdir dan ketentuan Allah hingga tidak marah dengan
sebabnya.”8
8 Madarijus Salikin 1/165, karya Imam Ibnul Qayyim rahimahullah.
Subscribe to:
Comments (Atom)