Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Monday, February 10, 2020
*TIDAK BOLEH MALU DALAM BELAJAR AGAMA*
🌾 Sifat malu pada dasarnya adalah sebuah sifat yang terpuji, ia menjadi sifat khusus manusia. Dengan sifat inilah manusia menjadi mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:
الحَيَاء لا يأتي إلَّا بخير
_“Sifat malu tidak datang kecuali dengan kebaikan.”_ (HR. Bukhari: 6117, Muslim: 37)
💫 Imam Ibnul Qayyim رحمه الله mengatakan: _“Sifat malu diciptakan termasuk akhlak yang paling utama, paling mulia dan paling agung kedudukannya serta paling banyak manfaatnya. Bahkan ia adalah yang mengkhususkan sifat kemanusiaan. Barang siapa yang tidak memiliki sifat malu maka tidak ada sifat kemanusiaan bersamanya selain daging, darah dan rupa zahirnya saja, sebagaimana pula dia tidak memiliki kebaikan sedikitpun.”_ (Miftah Daris Sa’adah: 1/277)
✅ Bahkan malu merupakan bagian dari keimanan. (Lihat HR. Muslim: 35)
📚 Namun apabila malu tersebut menghalangi kita dari mempelajari agama maka itu adalah *malu yang tidak pada tempatnya dan malu yang tercela*. Karena belajar agama itu hukumnya wajib, Rasulullah ﷺ bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
_”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.”_ (HR. Ibnu Majah: 224)
✒ Maka jangan sampai sifat malu menghalangi kita dari belajar agama sehingga menyebabkan kita meninggalkan kewajiban sebagai seorang muslim dan muslimah.
🔖 Oleh sebab itulah, salah satu kelebihan para wanita Anshar, mereka mampu menepis rasa malunya jika hal itu untuk kebaikan, yaitu dalam menuntut ilmu. Ummul Mukminin ‘Aisyah رضي الله عنها pernah menuturkan: _“Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk tafakkuh (mempelajari) agama.”_ (Shahih Bukhari hal. 34)
🌸 Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Ummu Sulaim رضي الله عنها, ia tidak malu bertanya kepada Rasulullah ﷺ mengenai hal yang dianggap tabu oleh sebagian besar kaum wanita. (Lihat HR. Bukhari: 130)
📉 Orang yang malu dalam belajar maka selamanya ia tidak akan mendapatkan ilmu. Imam Bukhari menyebutkan secara mu’allaq dalam Shahihnya Kitabul Ilmi Bab: Al-Haya’ fil Ilmi, sebuah atsar dari Mujahid رحمه الله, ia mengatakan:
لَا يَتَعَلَّمُ العِلْمَ مُسْتَحْي وَلَا مُسْتَكْبِر
_“Tidak akan mendapatkan ilmu seorang yang pemalu dan seorang yang sombong.”_ (Shahih Bukhari hal: 34, cet. Darus Salam, Riyadh)
📒🖋 Oleh sebab itu, dalam belajar agama jangan ada sifat malu, karena bukan pada tempatnya. Jangan malu belajar ketika sudah berumur, jangan malu jika sulit paham, jangan malu membahas tentang masalah haidh, mani, jima’, dst. Sebab itu bagian dari agama kita, ada hukum-hukum syari’at yang mesti kita pelajari. Sedangkan mempelajari agama hukumnya wajib. Semoga Allah memberikan kita ilmu yang bermanfaat.
🔍 *Baca juga Artikel:*
👉 https://maribaraja.com/nasehat-untukku-dan-kamu-para-penuntut-ilmu-art-salayok112/
*🔰Semoga bermanfaat.*
Ditulis oleh: _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh: _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_
*════ 🗞Kaba Maribaraja ════*
*Bagi anda yang mampu bahasa Arab*, dapatkan Artikel faidah (berbahasa Arab) setiap hari melalui Grup *Majmuu' Al-Fawaa'id* - Maribaraja.com, daftar di *0896-0867-7802*
CARILAH MAJELIS TALAQQI Al QURAN!!!
Jika kita ingin mendalami teori ilmu tajwid sangat mudah sekali karena saat ini sudah sangat banyak bertebaran dimana2 kajian2 yang membahas teori ilmu tajwid baik itu berupa Daurah, audio, video, group WA, chanel telegram dll.
Bahkan pengambilan ijazah sanad ilmiyyah berkaitan dengan ilmu tajwid pun seperti al jazariyyah tuhfatul athfal dll sangat mudah sekali didapat.
Antusiasme dalam mengikuti kajian2 ilmu tajwid sangat luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta yang ikut gabung dalam kajian2 ilmu tajwid baik online maupun offline..
Akan tetapi yang masih sangat jarang sekali adalah majelis talaqqi Al Quran dimana majelis talaqqi ini adalah majelis yang wajib diikuti oleh kita pembelajar al quran.
Karena teori ilmu tajwid bahkan ijazah sanad ilmiyyah tajwid pun tidak serta merta bisa membuat bacaan kita menjadi mutqin.
Oleh karena itu bagi kita yang ingin fokus di bidang ilmu qiraat haruslah fokus duduk di majelis talaqqi.
Carilah guru yang benar2 serius memperbaiki kesalahan2 tilawah antum dan membmbing antum.
Setelah antum bisa bermajelis maka bersabar dan istiqomahlah!
Mungkin sudah sering kita mengikuti daurah2 atau kajian ilmu tajwid, sudah juga masuk beberapa group online yang membahas ilmu tajwid atau memiliki puluhan koleksi buku2 yang membahas tajwid dll.
Akan tetapi semua itu tidak akan memperbaiki bacaan kita. Karena hanya guru talaqqi lah yang bisa memperbaiki kesalahan2 tilawah kita.
Ijazah, sertifikat, kajian teori dll semuanya tidak bisa memperbaiki bacaan kita.
Maka carilah majelis talaqqi Al Quran!!!
Baarakallahu fiikum
Akhuukum fillaah
Ganjar Abu Muhammad
Cibinong 16 ramadhan 1438 H
#terus_belajar
Jika kita ingin mendalami teori ilmu tajwid sangat mudah sekali karena saat ini sudah sangat banyak bertebaran dimana2 kajian2 yang membahas teori ilmu tajwid baik itu berupa Daurah, audio, video, group WA, chanel telegram dll.
Bahkan pengambilan ijazah sanad ilmiyyah berkaitan dengan ilmu tajwid pun seperti al jazariyyah tuhfatul athfal dll sangat mudah sekali didapat.
Antusiasme dalam mengikuti kajian2 ilmu tajwid sangat luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta yang ikut gabung dalam kajian2 ilmu tajwid baik online maupun offline..
Akan tetapi yang masih sangat jarang sekali adalah majelis talaqqi Al Quran dimana majelis talaqqi ini adalah majelis yang wajib diikuti oleh kita pembelajar al quran.
Karena teori ilmu tajwid bahkan ijazah sanad ilmiyyah tajwid pun tidak serta merta bisa membuat bacaan kita menjadi mutqin.
Oleh karena itu bagi kita yang ingin fokus di bidang ilmu qiraat haruslah fokus duduk di majelis talaqqi.
Carilah guru yang benar2 serius memperbaiki kesalahan2 tilawah antum dan membmbing antum.
Setelah antum bisa bermajelis maka bersabar dan istiqomahlah!
Mungkin sudah sering kita mengikuti daurah2 atau kajian ilmu tajwid, sudah juga masuk beberapa group online yang membahas ilmu tajwid atau memiliki puluhan koleksi buku2 yang membahas tajwid dll.
Akan tetapi semua itu tidak akan memperbaiki bacaan kita. Karena hanya guru talaqqi lah yang bisa memperbaiki kesalahan2 tilawah kita.
Ijazah, sertifikat, kajian teori dll semuanya tidak bisa memperbaiki bacaan kita.
Maka carilah majelis talaqqi Al Quran!!!
Baarakallahu fiikum
Akhuukum fillaah
Ganjar Abu Muhammad
Cibinong 16 ramadhan 1438 H
#terus_belajar
"KEUTAMAAN TALAQQI AL QURAN & DARI MANA KITA MENGAMBIL BACAAN KITA"
فَعَلَى قَارِئَ اْلقُرآنِ اَنْ يَأْخُذَ قِرَائَتُهُ عَلَى طَرِيْقِ التَّلَقِّى وَ اْلإِسْنَادِ عَنِ الشُّيُوْخِ اْلآخِذِيْنَ عَنْ شُيُوْخِهِمْ كَى يَصِلَ اِلَى تَأْكِدٍ مِنْ أَنَّ تِلاَوَتَهُ تُطَابِقُ مَا جَاءَ عَنِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه و سلم......
Bagi para pembaca Al Quran hendaknya dia mengambil bacaannya (mempelajari Al Quran) dengan cara talaqqi dan (memperhatikan) runutan sanad yaitu membaca dari (guru) yang guru tersebut mendapatkan (bacaan itu) dari gurunya, agar sampai kepastian (kebenaran)bahwa bacaan itu adalah bersumber dan dipraktikan sesuai dengan bacaan rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam.......
(Haqqu al-Tilawaah, hal: 47)
METODE TALAQQI adalah suatu cara belajar dan mengajar Al-Qur'an dari Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kepada para sahabat beliau, dan kemudian oleh mereka diteruskan ke generasi selanjutnya hingga kini. Metode ini terbukti paling lengkap dalam mengajarkan bacaan Al-Qur'an yang benar, dan paling mudah diterima oleh semua kalangan. Metode ini menjadi bukti historis keaslian Al-Qur'an yang bersumber dari Allah Ta'ala.
Talaqqi dari segi bahasa diambil daripada perkataan yaitu belajar secara berhadapan dengan guru. Sering pula disebut Musyafahah, yang bermakna dari mulut ke mulut (pelajar belajar Al-Qur'an dengan memperhatikan gerak bibir guru untuk mendapatkan pengucapan makhraj yang benar).
Allah berfirman:
"Dan Kami (Allah) telah membacakan (Al-Qur'an itu) kepada (Muhammad) secara tartil". (QS. Al-Furqan : 32)
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah berpesan supaya pembacaan Al-Qur'an itu diambil dan dipelajari dari 4 orang sahabat terkemuka dengan sabdanya:
"Ambillah bacaan al-Quran itu dari empat orang iaitu; Abdullah Ibnu Mas`ud, Salim, Mu'az bin Jabal dan Ubai bin Ka'ad".
(HR Bukhari, Kitab fadhail amal, Bab al-Qurra min ashab al-nabiy)
Fatimah Radhiyallahu Anha meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah menceritakan kepadanya suatu rahasia yang maksudnya:
"Jibril membaca dan memperdengarkan Al-Qur'an kepadaku setiap tahun sekali, kemudian dua kali setahun, hingga aku dapat merasakan kehadiran ajalku".
(HR Bukhari)
Al-Qur'an juga yang merupakan kalamullah, seharusnya dibaca dengan sebaik-baiknya agar dapat memelihara keaslian bacaan tersebut sesuai dengan hadits berikut ini:
"Sesungguhnya Allah menyukai Al-Qur'an itu dibaca menepati sebagaimana ia diturunkan". (HR Sahih Ibnu Khuzaimah).
Berdasarkan sumber-sumber dari Al-Qur'an dan Al-Sunnah di atas jelaslah menunjukkan metode talaqqi dan musyafahah telah diamalkan dalam pengajaran dan pembelajaran Al-Qur'an sejak dari awal penurunan wahyu kepada Rasulullah.
Wallaahu 'alam bishawab..
akhuukum fillaah
Ganjar Abu Muhammad
فَعَلَى قَارِئَ اْلقُرآنِ اَنْ يَأْخُذَ قِرَائَتُهُ عَلَى طَرِيْقِ التَّلَقِّى وَ اْلإِسْنَادِ عَنِ الشُّيُوْخِ اْلآخِذِيْنَ عَنْ شُيُوْخِهِمْ كَى يَصِلَ اِلَى تَأْكِدٍ مِنْ أَنَّ تِلاَوَتَهُ تُطَابِقُ مَا جَاءَ عَنِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه و سلم......
Bagi para pembaca Al Quran hendaknya dia mengambil bacaannya (mempelajari Al Quran) dengan cara talaqqi dan (memperhatikan) runutan sanad yaitu membaca dari (guru) yang guru tersebut mendapatkan (bacaan itu) dari gurunya, agar sampai kepastian (kebenaran)bahwa bacaan itu adalah bersumber dan dipraktikan sesuai dengan bacaan rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam.......
(Haqqu al-Tilawaah, hal: 47)
METODE TALAQQI adalah suatu cara belajar dan mengajar Al-Qur'an dari Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam kepada para sahabat beliau, dan kemudian oleh mereka diteruskan ke generasi selanjutnya hingga kini. Metode ini terbukti paling lengkap dalam mengajarkan bacaan Al-Qur'an yang benar, dan paling mudah diterima oleh semua kalangan. Metode ini menjadi bukti historis keaslian Al-Qur'an yang bersumber dari Allah Ta'ala.
Talaqqi dari segi bahasa diambil daripada perkataan yaitu belajar secara berhadapan dengan guru. Sering pula disebut Musyafahah, yang bermakna dari mulut ke mulut (pelajar belajar Al-Qur'an dengan memperhatikan gerak bibir guru untuk mendapatkan pengucapan makhraj yang benar).
Allah berfirman:
"Dan Kami (Allah) telah membacakan (Al-Qur'an itu) kepada (Muhammad) secara tartil". (QS. Al-Furqan : 32)
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah berpesan supaya pembacaan Al-Qur'an itu diambil dan dipelajari dari 4 orang sahabat terkemuka dengan sabdanya:
"Ambillah bacaan al-Quran itu dari empat orang iaitu; Abdullah Ibnu Mas`ud, Salim, Mu'az bin Jabal dan Ubai bin Ka'ad".
(HR Bukhari, Kitab fadhail amal, Bab al-Qurra min ashab al-nabiy)
Fatimah Radhiyallahu Anha meriwayatkan sebuah hadits bahwa Rasulullah menceritakan kepadanya suatu rahasia yang maksudnya:
"Jibril membaca dan memperdengarkan Al-Qur'an kepadaku setiap tahun sekali, kemudian dua kali setahun, hingga aku dapat merasakan kehadiran ajalku".
(HR Bukhari)
Al-Qur'an juga yang merupakan kalamullah, seharusnya dibaca dengan sebaik-baiknya agar dapat memelihara keaslian bacaan tersebut sesuai dengan hadits berikut ini:
"Sesungguhnya Allah menyukai Al-Qur'an itu dibaca menepati sebagaimana ia diturunkan". (HR Sahih Ibnu Khuzaimah).
Berdasarkan sumber-sumber dari Al-Qur'an dan Al-Sunnah di atas jelaslah menunjukkan metode talaqqi dan musyafahah telah diamalkan dalam pengajaran dan pembelajaran Al-Qur'an sejak dari awal penurunan wahyu kepada Rasulullah.
Wallaahu 'alam bishawab..
akhuukum fillaah
Ganjar Abu Muhammad
📜 ARTIKEL 1
"ANJURAN MEMBACA AL QURAN DENGAN LISAN AROBIY"
Allah menyebut bahasa arab dengan bahasa yang al-Mubin, yang artinya bahasa yang bisa menjelaskan.
Allah berfirman :
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“Al-Quran itu turun dengan bahasa arab yang mubin.” (QS. as-Syu’ara: 195).
Kita mengetahui bahwa setiap bahasa memiliki karakteristik dan logat yang berbeda.Contohnya karakteristik dan logat dalam bahasa sunda dan jawa sangat berbeda.
Kita akan mengetahui jenis suku seseorang dengan memperhatikan karakteristik dan logatnya.
Demikian juga dengan bahasa arab juga memiliki karakteristik dan logat yang khas.
Dalam ilmu Qiraat seseorang yang hendak ingin mempelajari tatacara Al Quran yang berbahasa Arab salah satunya diharuskan untuk mempelajari karakteristik huruf-huruf arabiyyah agar bisa mengucapkan kalimat dalam al quran dengan fasih.
Berkata imam ibnu Al Jazariy :
إذْ وَاجِــبٌ عَلَـيْـهِـمُ مُـحَـتَّــمُ قَـبْـلَ الـشُّـرُوعِ أَوَّلاً أَنْ يَعْـلَـمُـوا
مَـخَـارِجَ الْـحُـرُوفِ وَالـصِّـفَـاتِ لِيَلْـفِـظُـوا بِـأَفْـصَـحِ الـلُّـغَــاتِ
“Diharuskan bagi para pembaca al quran hendaknya mereka mempelajari cara membaca huruf-huruf (arobiyyah) dengan pengucapan yang benar sesuai letak makhraj dan sifatnya agar bisa mengucapkan huruf-huruf itu dengan sefasih-fasihnya bahasa (arab)”
Membaca Al Quran dengan logat arab yang fasih adalah cara membaca yang dianjurkan oleh Rasulullah :
اقْرَءُوا الْقُرْءَانَ بِلُحُوْنِ ا لْعَرَبِ وَاصْوَاتِهَا
“Bacalah Al Quran dengan dialek orang arab dan suara-suaranya yang fasih” (HR. Thabrani)
Bahkan Allah ta’ala sangat menyukai jika al quran dibaca Sebagaimana al quran diturunkan :
وَعَنْ زَيْدُ بْنُ ثاَبِتْ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ كَمَا أُنْزِلَ
Dari Zaid bin Tsabit, dari Rosulullah:
“ Sesungguhnya Allah menyukai Al Quran ini dibaca sebagaimana Al Quran diturunkan”. ( HR. Ibnu Khuzaimah)
Bagi kita orang non arab berhati-hatilah jangan sampai membaca al quran dengan logat orang indonesia , sunda, jawa dll.
Akhuukum fillaah
Ganjar Abu Muhammad
telegram.me/kajiantajwidonline
_____________________
“Belajarlah al-Qur-an, serta mohonlah Surga kepada Allah dengannya sebelum ada kaum yang mempelajarinya untuk mencari dunia dengannya, maka sesungguhnya al-Qur-an itu dipelajari oleh tiga (jenis orang); (1) seseorang yang pamer (berbangga-banggga) dengannya, (2) seseorang yang mencari makan dengannya, dan (3) seseorang yang membacanya karena Allah."
(HR. Ahmad)
*MENGAJARKAN ILMU*
🍃
📝 قال الحافظ ابن رجب رحمه الله :
( أفضل الصدقة تعليم جاهل أو إيقاظ غافل ) .
📔 مجموع الرسائل : (١٨٦/١)
📝 Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
*( Sedekah yang paling utama adalah mengajarkan ilmu kepada orang yang bodoh atau menyadarkan orang yang lalai ) .*
📔 Majmu' Ar Rasail : 1/186.
📜 sumber : Group و داعيا إلى الله
✍ Alih bahasa : Abu Ya'la Kurnaedi.
🍃
📝 قال الحافظ ابن رجب رحمه الله :
( أفضل الصدقة تعليم جاهل أو إيقاظ غافل ) .
📔 مجموع الرسائل : (١٨٦/١)
📝 Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
*( Sedekah yang paling utama adalah mengajarkan ilmu kepada orang yang bodoh atau menyadarkan orang yang lalai ) .*
📔 Majmu' Ar Rasail : 1/186.
📜 sumber : Group و داعيا إلى الله
✍ Alih bahasa : Abu Ya'la Kurnaedi.
MAJELIS TALAQQI BERSAMA SYAIKH ABDUL QADIR AL UTSMANIY -hafizhahullaahu ta'ala-
(Sudah ada terjemah indonesia alakadarnya semoga memudahkan dalam memahami)
Faidah yang bisa diambil dari video ini :
1. kesalahan khofiyy pada pengucapan huruf2 yang memiliki sifat tebal yang sering di ucapakan dengan mengumpulkan kedua bibir (monyong/mencucu)
2. Teknik cara membaca huruf tebal bertemu huruf tipis.
3. Kesalahan kurang sempurna dalam mengucapkan harokat.
4. Cara mengucapkan fathah arobiyyah (fathah arab) yang pertengahan, tidak terlalu berlebihan dalam membuka yang nantinya akan menjadikan suara menjadi tebal dan kurang membuka yang akan mengakibatkan suara fathah menjadi kurang sempurna (imaalah)
5. Kesalahan pada huruf jim dengan memonyongkan kedua bibir
6. Kesalahan huruf wau yang tidak disertai memonyongkan kedua bibir.
Baarakalaahu fiikum
Akhuukum fillaah
Ganjar Abu Muhammad
-semoga Allah Ta'ala memberikan keberkahan kepada kami-
(Sudah ada terjemah indonesia alakadarnya semoga memudahkan dalam memahami)
Faidah yang bisa diambil dari video ini :
1. kesalahan khofiyy pada pengucapan huruf2 yang memiliki sifat tebal yang sering di ucapakan dengan mengumpulkan kedua bibir (monyong/mencucu)
2. Teknik cara membaca huruf tebal bertemu huruf tipis.
3. Kesalahan kurang sempurna dalam mengucapkan harokat.
4. Cara mengucapkan fathah arobiyyah (fathah arab) yang pertengahan, tidak terlalu berlebihan dalam membuka yang nantinya akan menjadikan suara menjadi tebal dan kurang membuka yang akan mengakibatkan suara fathah menjadi kurang sempurna (imaalah)
5. Kesalahan pada huruf jim dengan memonyongkan kedua bibir
6. Kesalahan huruf wau yang tidak disertai memonyongkan kedua bibir.
Baarakalaahu fiikum
Akhuukum fillaah
Ganjar Abu Muhammad
-semoga Allah Ta'ala memberikan keberkahan kepada kami-
Ujian bagi Orang yg berilmu
RENUNGAN SORE HARI...
- UJIAN ORANG BERILMU ADALAH DUNIA
- UJIAN DUNIA MENJADI ORANG BERILMU MATI HATINYA
- MENGEJAR DUNIA DENGAN AMALAN AKHIRAT
قال مالك بن دينار: قلت للحسن: ما عقوبة العالم؟ قال: موت
القلب. قلت: ما موت القلب؟ قال: طلب الدنيا بعمل الآخرة
Malik Ibn Dinar bertanya kepada Hasan Al-Bashri: “Apa ujian orang yang berilmu? Ia menjawab: Matinya hati.
Apa itu? Ia menjawab: Mencari dunia dengan amalan akhirat.
Semoga kita terhindar dari ujian berupa gemerlapnya kenikmatan dunia.
Telegram.me/kajiantajwidonline
RENUNGAN SORE HARI...
- UJIAN ORANG BERILMU ADALAH DUNIA
- UJIAN DUNIA MENJADI ORANG BERILMU MATI HATINYA
- MENGEJAR DUNIA DENGAN AMALAN AKHIRAT
قال مالك بن دينار: قلت للحسن: ما عقوبة العالم؟ قال: موت
القلب. قلت: ما موت القلب؟ قال: طلب الدنيا بعمل الآخرة
Malik Ibn Dinar bertanya kepada Hasan Al-Bashri: “Apa ujian orang yang berilmu? Ia menjawab: Matinya hati.
Apa itu? Ia menjawab: Mencari dunia dengan amalan akhirat.
Semoga kita terhindar dari ujian berupa gemerlapnya kenikmatan dunia.
Telegram.me/kajiantajwidonline
URGENSI MEMBACA AL QURAN DENGAN TARTIL
1. Membaca Tartil Perintah Allah SWT
Membaca Tartil Adalah perintah Allah SWT.
Firman Allah :
ورتل القران ترتيلا
Artinya”Dan bacalah Al Quran dengan Tartil(QS. Al Muzzammil : 4)
وَعَنْ زَيْدُ بْنُ ثاَبِتْ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ كَمَا أُنْزِلَ
Dari Zaid bin Tsabit, dari Rosulullah SAW : “ Sesungguhnya Allah SWT menyukai Al Quran ini dibaca sebagaimana Al Quran diturunkan”.( HR. Ibnu Khuzaimah )
اقْرَءُوا الْقُرْءَانَ بِلُحُوْنِ ا لْعَرَبِ وَاصْوَاتِهَا
Bacalah Al Quran dengan dialek orang arab dan suara-suaranya yang fasih”(HR. Thabrani)
Dalam mewujudkan bacaan Al Quran dengan tartil maka kita harus mengikuti kaifiyat (tata cara) qiraah Rasulallah, parasahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para imam qiraah sehingga sampai kepada kita secara mutawatir melalui para masayikh qiraah.
2. Makna Tartil
Tartil Menurut Ali bin Abi Thalib : “Mentajwidkan huruf dan mengetahui kaidah waqof”. ( Nihayatul Qoulil Mufid hal 16 )
Mentajwidkan huruf berarti kita membaca huruf sesuai dengan tempat keluarnya dengan disertai sifat hak dan mustahaknya.
Hak huruf adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf (Tsabit) dan tidak akan terpisan darinya. seperti sifat hams , jahr, syiddah, rakhawah dan ghunnah.
Mustahak huruf adalah sifat yang sewaktu-waktu menyertai huruf tertentu seperti ; sifat tafkhim (suara tebal), atau tarqiq (suara tipis), atau sifat idzhar,ikhfa, iqlab, pada nun sukun tanwin.
Mengetahui tempat berhenti berarti memahami ayat-ayat Al Quran yang dibaca dan mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh Rasulallah berkaitan dengan ilmu waqof.
Telegram.me/kajiantajwidonline
1. Membaca Tartil Perintah Allah SWT
Membaca Tartil Adalah perintah Allah SWT.
Firman Allah :
ورتل القران ترتيلا
Artinya”Dan bacalah Al Quran dengan Tartil(QS. Al Muzzammil : 4)
وَعَنْ زَيْدُ بْنُ ثاَبِتْ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ كَمَا أُنْزِلَ
Dari Zaid bin Tsabit, dari Rosulullah SAW : “ Sesungguhnya Allah SWT menyukai Al Quran ini dibaca sebagaimana Al Quran diturunkan”.( HR. Ibnu Khuzaimah )
اقْرَءُوا الْقُرْءَانَ بِلُحُوْنِ ا لْعَرَبِ وَاصْوَاتِهَا
Bacalah Al Quran dengan dialek orang arab dan suara-suaranya yang fasih”(HR. Thabrani)
Dalam mewujudkan bacaan Al Quran dengan tartil maka kita harus mengikuti kaifiyat (tata cara) qiraah Rasulallah, parasahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para imam qiraah sehingga sampai kepada kita secara mutawatir melalui para masayikh qiraah.
2. Makna Tartil
Tartil Menurut Ali bin Abi Thalib : “Mentajwidkan huruf dan mengetahui kaidah waqof”. ( Nihayatul Qoulil Mufid hal 16 )
Mentajwidkan huruf berarti kita membaca huruf sesuai dengan tempat keluarnya dengan disertai sifat hak dan mustahaknya.
Hak huruf adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf (Tsabit) dan tidak akan terpisan darinya. seperti sifat hams , jahr, syiddah, rakhawah dan ghunnah.
Mustahak huruf adalah sifat yang sewaktu-waktu menyertai huruf tertentu seperti ; sifat tafkhim (suara tebal), atau tarqiq (suara tipis), atau sifat idzhar,ikhfa, iqlab, pada nun sukun tanwin.
Mengetahui tempat berhenti berarti memahami ayat-ayat Al Quran yang dibaca dan mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh Rasulallah berkaitan dengan ilmu waqof.
Telegram.me/kajiantajwidonline
NASIHAT BAGI PEMBELAJAR AL QURAN
(Dari syaikh Abdul Qadir Al Utsmaniy)
Murnikanlah(LURUSKAN NIAT ) kalian dalam kesungguhan dan pengorbanan harta kalian dalam menghafal hanya karena limpahan pahala dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dan janganlah kalian "tergila2" (keranjingan) dengan ijazah2 dan sanad tinggi . karena sesungguhnya sesuatu yang berhubungan dengan ijazah dan persanadan penuh dengan celah kesombongan dan berbangga bangga diri.
Dan dalam mendapatkan sanad ada yang meraihnya dengan istiqamah dan dengan cara sah (sesuai aturan), dan ada juga yang mendapatkan dengan modal istiqomah akan tetapi tidak dengan cara yang sah. Dan ada juga yang meraihnya dengan sangat mudah tanpa keistiqomahan dan aturan yang sah. Dan ada dalam persanadan yg terputus dan dalam dunia persanadan ada yang melakukan kebohongan tentang ijazahnya.
Tidak semua yang memiliki ijazah menunjukan bahwa dia memiliki kapasitas sebagaimana yang tercantum dalam ijazahnya, dan tidak semua juga benar cara pengambilannya dan tidak semua juga shahih sanadnya (terpercaya)...
Yuk kita Luruskan niat kita dalam belajar..!!
Semoga Allah Ta'ala menjaga niat kita dalam menuntut ilmu...
Fokuslah dalam menuntut ilmu bukan ijazah
Baarakallahu fiikum
Alih bahasa :
Ganjar Abu Muhammad
Nasihat guru kami Syaikh Abdul Karim Silmi Al Jazaairiy hafizhahullaahu ta'ala
diantara nasihat beliau adalah :
(dengan beberapa redaksi tambahan dari kami)
1. bagi kita pembelajar dan pengajar Al Quran khusunya dalam bidang ilmu qiraat hendaknya terus mengupayakan diri untuk meningkatkan kualitas tilawah Al Quran dengan terus belajar kepada seorang guru yang senantiasa memperbaiki tilawah Al Quran kita dari segi makharij huruf, sifat huruf, hukum2 nya dan juga mengoreksi memberi tahu kepada kita dimana waqaf dan ibtida yang benar karena waqaf dan ibtida merupakan bagian dari unsur tartil ketika membaca Al Quran.
2. Perbaikan yang harus diutamakan adalah perbaikan dalam perbaikan huruf dari segi makhrajnya karena kefashihan membaca Al Quran dengan dialek arab sangat dipengaruhi kedua hal tersebut sebagai mana yang disampaikan oleh imam Ibnu Al Jazariy dalam manzhumahnya
إذ واجب عليهم محتم قبل الشروع أؤلا أن يعلموا
مخارج الحروف و الصفات ليلفظوا بأفصح اللغات
hendaknya bagi mereka (para pembaca Al quran) sebelum memulai (belajar ilmu lain dalam mempelajari ilmu qiraat) pertama hendaklah mengetahui tempat2 keluar huruf dan shifat2nya agar (ketika menguasainya) maka mereka akan membacanya dengan sefashih bahasa (bahasa arab;bahasa Al quran
3. hendaklah bersabar ketika bermajelis dengan guru kita walaupun kita merasa kesulitan dalam memperbaiki kesalahan2 dalam membaca Al Quran karena dengan kesabaran insyaAllah kita akan meraih keberhasilan ketika belajar.
4. Hendaknya mencari guru yang betul2 ketat mengoreksi bacaan kita bukan guru yang mudah memberikan ijazah akan tetapi kita tidak banyak banyak mengambil faidah darinya berupa ilmu.
5. fokuslah dan carilah ilmu bukan pada ijazah yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
6. hendaklah terus istiqomah dalam menuntut ilmu walaupun jalan dalam meraihnya sangat berat.
7. nikmatilah tahapan dalam menuntut ilmu dan bersabarlah dalam menjalaninya.
baarakallahu fiikum
ciburahol rajamandala
Ganjar Abu Muhammad
Telegram.me/kajiantajwidonline
KESALAHAN-KESALAHAN DALAM MEMBACA AL QURAN
1. Definisi Lahn
Menurut Bahasa, lahn (اَللّحْنُ) memiliki beberapa arti , tetapi yang dimaksud
disini adalah :
الْخَطَأُ وَ الْمَيْلُ عَنِ الصَوَابِ فِي الْقِرَاءَةِ
“Kesalahan dan penyimpangan dari kebenaran dalam qiraah.”
Adapun menurut istilah , lahn adalah :
خَطَأٌ يَعْرِضُ فِي تِلَاوَةِ الْقُرْآنِ فَيُخِلُّ بِقَوَاعِدِ التّلَاوَةِ
“kesalahan yang muncul pada tilawah Al Quran, sehingga merusak kaidah-kaidah tilawah.”
Imam as-Sakhawi berkata : “Bacalah dengan tartil, jangan berlebihan, sempurnakanlah, dan jauhi kemungkaran(dalam bacaan) yang dilakukan orang-orang yang berbuat lahn.”
2. Jenis Lahn
Kesalahan dalam membaca Al quran dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Al-lahnul Jaliyy (اَللّحْنُ الْجَلِيُّ)
Al-jaliyy berarti terang atau jelas, yakni kesalahan yang terlihat dengan jelas
baik dikalangan awam maupun para ahli tajwid.
pertama, Kesalahan pada huruf
(menambah huruf, mengganti huruf, menghilangkan huruf)
a. Menambah huruf ( Al ‘Araf : 84)
مَطَرًا (hujan) ,مَطَارًا (bandara)
b. Mengganti huruf (Al Baqarah : 70)
إِنْ شَاءَ اللَّه (menghendaki) إِنْ سَاءَ اللَّه (menyakiti)
c. Menghilangkan huruf (Al Hijr : 9)
إِنَّا (sungguh kami) إِنَّ (sungguh)
Kedua, Kesalahan pada harakat dan sukun
(Mengharakati huruf sukun, Mensukunkan huruf berharakat, Memanjangkan harakat, Meringankan huruf tasydid, mentasydidkan huruf yang tidak tasydid)
contoh :
1. قَدْرًا Waktu Ath Thalaq : 3
2. قَدَرًا Ketetapan Al Ahzab : 38
3. الْجَنَّةَ Syurga Ali Imran : 185
4. الْجِنَّةَ Jin Ash Shofat : 158
5. جُنَّةَ Tameng Al Mujadilah : 16
6. الْمُصَدِّقُونَ Orang yang membenarkan Ash Shofat : 5
7. الْمُصَّدِّقُونَ Orang yang bersedekah Al Hadid : 18
Lahn Jaliy hukumnya haram secara mutlak, karena ia mengubah lafazh Al Quran yang dapat merubah makna. Adapun orang yang awam, wajib baginya belajar. Sedangkan ketika dalam proses belajar dan masih melakukan kesalahan jaliy ketika membaca bacaan shalat sah dengannya, tidak menjadi imam, dan tidak menjahar bacaannya di majelis kaum muslimin. (hilyatut tilawah hal 153).
Syaikh Mahmud Al Hushari berkata : “Lahn Jaliy haram menurut kesepakatan kaum muslimin, pelakunya mendapatkan dosa apabila melakukan dengan sengaja. Namun jika dilakukan karena lupa atau tidak tahu, maka itu tidak haram. (Ahkam qiraatil quran hal 35)
b. Al-lahnul Khafiyy(اَللّحْنُ الْخَفِيُّ)
Al-khafiyy berarti tersembunyi, yaitu kesalahan membaca Al Quran yang tidak diketahui secara umum kecuali oleh orang yang memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan membaca al quran.
Keberadaan lahn khofiyy, yaitu :
Pertama, lahn khofiyy pada huruf.
- Tercampurnya mad dan ghunnah
- Saktah dalam pengucapan sukun atau tasydid
- Tarji’ (Menggelombangnya suara pada mad seperti meninggikan suara kemudian merendahkannya dalam satu mad.(dirasat ilmi tajwid lilmutaqaddimin hal 40)
- Kurang menahan pada hukum ghunnah
- Membaca panjang yang kelebihan atau kekurangan dari kadar harakat seharusnya.
- Tidak menerapkan hokum bacaan
a. Tercampurnya mad dengan ghunnah إِنَّآ أَعْطَيْنَا Al Kautsar : 1
b. Saktah dalam pengucapan sukun dan tasydid أَنْعَمْتَ اللَّذِينَ
c. Tarji’ وَمَآ أُنْزِلَ Al Baqarah : 4
d. Kurang menahan pada hukum ghunnah إِنَّ An Naba : 31
e. Kurang atau lebih membaca kaidah panjang جَآءَ An Nashr : 1
f. Tidak menerapkan hukum bacaan أَنْتُمْ Al Kafirun : 3
Kedua, Lahn khofiyy pada harakat.
Lahn khofiyy pada harakat terjadi dalam dua bentuk yaitu memantulkan huruf sukun yang bukan termasuk huruf qalqalah dan tarqish/ikhtilas (membaca dengan cepat).(dirasat ilmi tajwid lil mutaqaddimin)
Telegram.me/kajiantajwidonline
PENTING
Pilihlah Guru yg Mutqin
Kalau ingin memilih guru dalam qiraat, carilah yang mutqin dalam bacaan. Karena begitu banyak yang memiliki seabreg ijazah riwayat sanad dalam ilmu qiraat (ijazah kitab2/mutun ilmiyyah tajwid)dengan sanad aliy sekalipun dan bahkan sangat memahami teori ilmu tajwid secara mendalam tapi sangat lemah dalam praktik tilawah.
Ingatlah Al Quran sampai kepada kita dengan bacaan yang secara turun-temurun dan terjaga sampai saat ini.
Bagi kita yang ingin belajar ilmu qiraat sdh saatnya fokus pada talaqqi Al Quran dan istiqomah dalam menjalaninya.
Janganlah kita mencari sanad ilmu qiraat secara teori tp melupakan talaqqi.
Kemudian mulailah menghafal Al Quran dan berusaha mengamalkannya
#nasihat_guru
________________________
TAJWID & TAHFIZH
Carilah Guru yang bukan hanya mampu menerima setoran Al Quran tapi juga memiliki perhatian dalam memperbaiki kesalahan2 dalam tilawah jaliyy maupun khofiyy. Karena begitu banyak halaqoh tahfizh Al Quran yang sangat ketat dalam penguatan hafalan tapi sangat longgar perbaikan tilawah.
Bagi yang memiliki semangat menghafal Al Quran, mulailah dengan mempelajari tajwid dan istiqomah dalam memperbaiki kesalahan2 dalam membaca Al Quran di majelis talaqqi Al Quran.
Jangan sampai kita hanya fokus kepada bagaimana cara menghafal Al Quran dengan cepat bahkan kemudian sering mengikuti daurah atau pelatihan metode cepat dalam menghafal akan tapi melupakan kaidah2 tajwid dalam tilawah al Quran.
Hafalan dengan kualitas bacaan yang masih banyak kesalahan jaliyy maupun khofiyy itu akan membuat kita lelah dan guru kita lelah dalam memperbaikinya.
Telegram.me/kajiantajwidonline
#talaqqi
#terus_belajar
Pilihlah Guru yg Mutqin
Kalau ingin memilih guru dalam qiraat, carilah yang mutqin dalam bacaan. Karena begitu banyak yang memiliki seabreg ijazah riwayat sanad dalam ilmu qiraat (ijazah kitab2/mutun ilmiyyah tajwid)dengan sanad aliy sekalipun dan bahkan sangat memahami teori ilmu tajwid secara mendalam tapi sangat lemah dalam praktik tilawah.
Ingatlah Al Quran sampai kepada kita dengan bacaan yang secara turun-temurun dan terjaga sampai saat ini.
Bagi kita yang ingin belajar ilmu qiraat sdh saatnya fokus pada talaqqi Al Quran dan istiqomah dalam menjalaninya.
Janganlah kita mencari sanad ilmu qiraat secara teori tp melupakan talaqqi.
Kemudian mulailah menghafal Al Quran dan berusaha mengamalkannya
#nasihat_guru
________________________
TAJWID & TAHFIZH
Carilah Guru yang bukan hanya mampu menerima setoran Al Quran tapi juga memiliki perhatian dalam memperbaiki kesalahan2 dalam tilawah jaliyy maupun khofiyy. Karena begitu banyak halaqoh tahfizh Al Quran yang sangat ketat dalam penguatan hafalan tapi sangat longgar perbaikan tilawah.
Bagi yang memiliki semangat menghafal Al Quran, mulailah dengan mempelajari tajwid dan istiqomah dalam memperbaiki kesalahan2 dalam membaca Al Quran di majelis talaqqi Al Quran.
Jangan sampai kita hanya fokus kepada bagaimana cara menghafal Al Quran dengan cepat bahkan kemudian sering mengikuti daurah atau pelatihan metode cepat dalam menghafal akan tapi melupakan kaidah2 tajwid dalam tilawah al Quran.
Hafalan dengan kualitas bacaan yang masih banyak kesalahan jaliyy maupun khofiyy itu akan membuat kita lelah dan guru kita lelah dalam memperbaikinya.
Telegram.me/kajiantajwidonline
#talaqqi
#terus_belajar
Syarat dan tahapan mempelajari ilmu Qira'at Al Quran
Ilmu Qira'at adalah perbedaan tata cara membaca Al Qur'an yang diajarkan malaikat Jibril As kepada baginda nabi Muhammad Saw. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan pengucapan kata, dialeg, cara pengungkapan kosa kata bangsa arab di zaman beliau Saw sesuai suku dan kabilah masing-masing.
Mungkin teman-teman sebagaian ada yang sudah bisa mengikuti dan ada juga yang belum dengan paparan penulis dibawah ini. Tapi setidaknya penulis sudah berusaha memperkenalkan salah satu produk ajaran baginda Rasulullah SAW dalam Al Qur'an yang tidak ada satupun kelompok keagamaan yang menentangnya. Begitu juga, 'amaliyyah ibadah kita sehari-hari adalah salah satu produk yang dihasilkan para ulama dari ilmu Qira'at ini. Jadi, silahkan diikuti dan dibaca dengan baik.
Langsung saja, berikut ini adalah step-step yang harus kita kuasai secara matang sebelum terjun mempelajari ilmu Qira'at, baik Qira'at Sab'ah (tujuh) atau Qira'at 'Asyroh (sepuluh):
MENGUASAI BAHASA ARAB
Bahasa arab sangat diperlukan sebagai pengantar memahami kitab-kitab atau literatur ilmu Qira'at yang ada. Sampai saat ini, penulis belum menemukan buku berbahasa Indonesia yang mengajarkan ilmu Qira'at secara detail dan lengkap. Hanya beberapa saja, itupun cuma pengenalan pokok-pokok & dasar-dasarnya saja.
HAFAL AL QUR'AN 30 JUZ
Tidak mungkin bagi seseorang yang belum hafal 30 juz untuk mempelajari ilmu Qira'at, karena ia akan merasa kebingunan dengan potongan-potongan suku kata Al Qur'an yang dijelaskan dalam panduan bait-bait syair. Tidak harus lancar 100 %, namun setidaknya ia sudah hafal dan mengenal letak-letak potongan ayat 70 % keatas.
FASIH & BERTAJWID MEMBACA AL QUR'AN
Seseorang yang mengaji Al Qur'annya belum memenuhi kriteria standar baca bertajwid (diutamakan yang sudah mendapatkan sanad Hafs 'an 'Ashim) ia akan semakin kacau dan rusak mengajinya. Hal ini disebabkan perbedaan yang sangat super sensitif pada suara bacaan yang ada. Sebagai contoh: untuk membedakan bacaan Fathah & Taqlil atau Imalah & Kasroh, seseorang harus benar-benar telah memantapkan bacaannya supaya tidak tertukar. Belum lagi nanti ada istilah Ikhtilas, yaitu membeca sepertiga harakat.
HAFAL BAIT AS SYATIBIYYAH ATAU AT THOYYIBAH
Kedua rangkaian bait tersebut adalah tuntunan yang menjelaskan perbedaan tata cara membaca pada setiap kata dalam sebuah ayat. Diawali dengan kaedah ushul yang dapat dikiaskan pada setiap tempat. Kemudian ada juga kaedah farsy yang berisi perbedaan yang hanya dijumpai pada satu tempat atau beberapa saja dalam Al Qur'an.
Menghafal rangkaian bait ini bersifat wajib, tidak bisa tidak. Karena keduanya ibarat sebuah perahu & dayung yang digunakan berlayar oleh seseorang yang akan mengarungi samudra luas ilmu Qira'at.
As Syatibiyyah adalah kumpulan bait-bait Qira'at Sab'ah yang berjumlah 1173 baris. Sedangkan At Thoyyibah adalah kumpulan bait-bait Qira'at 'Asyroh yang berjumlah 1015 baris. Diharuskan menghafalkannya sampai benar-benar lancar 100 % sebagai dalil petunjuk penyebutan perbedaan baca, jika ingin meneruskan pada tahap setor ke seorang guru/syekh.
HAFAL RUMUS-RUMUS IMAM QIRA'AT DALAM BAIT
Pada kedua kitab diatas terdapat rumus-rumus imam-imam Qira'at beserta perawi-perawinya yang harus juga dihafal agar dapat memahami imam atau rawi mana yang sedang membaca demikian. Dengan demikian, akan mudah menuangkannya dalam bacaan setoran secara urut. Terdapat 2 macam rumusan:Rumusan tunggal untuk 1 Qori' atau 1 rawi, contoh:
Huruf ا (Alif) : Rumus dari imam Nafi' Al Madani
Huruf ب (Ba'): Rumus dari perawinya, yaitu Qolun
Huruf ج (Jim): Rumus dari perawinya, yaitu Warsy
Rumus kelompok
Rumus ini adalah rumus kalimat yang terdiri dari beberapa imam dan perawi, contoh:
Kata 'سما': Rumus dari Imam Nafi', Ibn Katsir & Abu Amr
Kata 'حصن': Rumus dari Imam Ashim, Hamzah, Al Kisa'i & Nafi'
Kata 'صحاب' : Rumus dari Imam Hamzah, Kisa'i & Hafs
Ini hanya sebagian kecil dari contoh rumus-rumus yang penulis sertakan. Untuk lebih lengkapnya, silahkan merujuk pada kitab-kitab ilmu Qira'at yang ada.
MENGAJI SYARAH B
Ilmu Qira'at adalah perbedaan tata cara membaca Al Qur'an yang diajarkan malaikat Jibril As kepada baginda nabi Muhammad Saw. Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan pengucapan kata, dialeg, cara pengungkapan kosa kata bangsa arab di zaman beliau Saw sesuai suku dan kabilah masing-masing.
Mungkin teman-teman sebagaian ada yang sudah bisa mengikuti dan ada juga yang belum dengan paparan penulis dibawah ini. Tapi setidaknya penulis sudah berusaha memperkenalkan salah satu produk ajaran baginda Rasulullah SAW dalam Al Qur'an yang tidak ada satupun kelompok keagamaan yang menentangnya. Begitu juga, 'amaliyyah ibadah kita sehari-hari adalah salah satu produk yang dihasilkan para ulama dari ilmu Qira'at ini. Jadi, silahkan diikuti dan dibaca dengan baik.
Langsung saja, berikut ini adalah step-step yang harus kita kuasai secara matang sebelum terjun mempelajari ilmu Qira'at, baik Qira'at Sab'ah (tujuh) atau Qira'at 'Asyroh (sepuluh):
MENGUASAI BAHASA ARAB
Bahasa arab sangat diperlukan sebagai pengantar memahami kitab-kitab atau literatur ilmu Qira'at yang ada. Sampai saat ini, penulis belum menemukan buku berbahasa Indonesia yang mengajarkan ilmu Qira'at secara detail dan lengkap. Hanya beberapa saja, itupun cuma pengenalan pokok-pokok & dasar-dasarnya saja.
HAFAL AL QUR'AN 30 JUZ
Tidak mungkin bagi seseorang yang belum hafal 30 juz untuk mempelajari ilmu Qira'at, karena ia akan merasa kebingunan dengan potongan-potongan suku kata Al Qur'an yang dijelaskan dalam panduan bait-bait syair. Tidak harus lancar 100 %, namun setidaknya ia sudah hafal dan mengenal letak-letak potongan ayat 70 % keatas.
FASIH & BERTAJWID MEMBACA AL QUR'AN
Seseorang yang mengaji Al Qur'annya belum memenuhi kriteria standar baca bertajwid (diutamakan yang sudah mendapatkan sanad Hafs 'an 'Ashim) ia akan semakin kacau dan rusak mengajinya. Hal ini disebabkan perbedaan yang sangat super sensitif pada suara bacaan yang ada. Sebagai contoh: untuk membedakan bacaan Fathah & Taqlil atau Imalah & Kasroh, seseorang harus benar-benar telah memantapkan bacaannya supaya tidak tertukar. Belum lagi nanti ada istilah Ikhtilas, yaitu membeca sepertiga harakat.
HAFAL BAIT AS SYATIBIYYAH ATAU AT THOYYIBAH
Kedua rangkaian bait tersebut adalah tuntunan yang menjelaskan perbedaan tata cara membaca pada setiap kata dalam sebuah ayat. Diawali dengan kaedah ushul yang dapat dikiaskan pada setiap tempat. Kemudian ada juga kaedah farsy yang berisi perbedaan yang hanya dijumpai pada satu tempat atau beberapa saja dalam Al Qur'an.
Menghafal rangkaian bait ini bersifat wajib, tidak bisa tidak. Karena keduanya ibarat sebuah perahu & dayung yang digunakan berlayar oleh seseorang yang akan mengarungi samudra luas ilmu Qira'at.
As Syatibiyyah adalah kumpulan bait-bait Qira'at Sab'ah yang berjumlah 1173 baris. Sedangkan At Thoyyibah adalah kumpulan bait-bait Qira'at 'Asyroh yang berjumlah 1015 baris. Diharuskan menghafalkannya sampai benar-benar lancar 100 % sebagai dalil petunjuk penyebutan perbedaan baca, jika ingin meneruskan pada tahap setor ke seorang guru/syekh.
HAFAL RUMUS-RUMUS IMAM QIRA'AT DALAM BAIT
Pada kedua kitab diatas terdapat rumus-rumus imam-imam Qira'at beserta perawi-perawinya yang harus juga dihafal agar dapat memahami imam atau rawi mana yang sedang membaca demikian. Dengan demikian, akan mudah menuangkannya dalam bacaan setoran secara urut. Terdapat 2 macam rumusan:Rumusan tunggal untuk 1 Qori' atau 1 rawi, contoh:
Huruf ا (Alif) : Rumus dari imam Nafi' Al Madani
Huruf ب (Ba'): Rumus dari perawinya, yaitu Qolun
Huruf ج (Jim): Rumus dari perawinya, yaitu Warsy
Rumus kelompok
Rumus ini adalah rumus kalimat yang terdiri dari beberapa imam dan perawi, contoh:
Kata 'سما': Rumus dari Imam Nafi', Ibn Katsir & Abu Amr
Kata 'حصن': Rumus dari Imam Ashim, Hamzah, Al Kisa'i & Nafi'
Kata 'صحاب' : Rumus dari Imam Hamzah, Kisa'i & Hafs
Ini hanya sebagian kecil dari contoh rumus-rumus yang penulis sertakan. Untuk lebih lengkapnya, silahkan merujuk pada kitab-kitab ilmu Qira'at yang ada.
MENGAJI SYARAH B
AIT DENGAN SYEKH
Pada umumnya, bait-bait yang berisi tentang nasehat, keterangan ilmu, anjuran atau petuah sangatlah mudah untuk difahami. Namun untuk bait-bait ilmu Qira'at ini tidak semudah yang anda bayangkan. Tidak menjamin ahli baca kitab gundul, lalu faham ketika membacanya. Sebagai contoh:
َنَعَمْ إذْ تََمَشَّتْ زَيْنَبٌ صَالَ دَلُّهَا * سَمِيَّ جَمَالٍ وَاصِلاً مَنْ تََوَصَّلا
Atau ingin mencoba memahami bait yang lain:
وَأَبْدَتْ سَنَا ثَغْرٍ صَفَتْ زُرْقُ ظَلْمِهِ * جَمَعْنَ وُرُوْدًا بَارِدًا عَطِرَ الطِّلاَ
Bagaimana kawan-kawan?
MENGHAFAL NAMA IMAM & PERAWI DAN URUT-URUTANNYA
Untuk Qiraat Sab'ah, akan ada 7 nama imam/perawi yang harus dihafal. Sedangkan setiap imam memiliki 2 rawi masyhur, berarti ada 14 urutan nama yang harus dihafal dengan baik.
Untuk Qiraat 'Asyroh, hanya penambahan 3 imam beserta 2 rawinya saja, jadi ada 6 nama. Secara keseluruhan, harus menghafal 20 urutan nama. Ini jika memakai jalur Qira'at 'Asyroh Shughro (As Syatibiyyah + Ad Durroh). Jika memakai jalur Qira'at 'Asyroh Kubro (At Thoyyibah) maka rumusnya akan berbeda.
HAFAL SETIAP KATA YANG BERBEDA CARA BACA
Dalam hampir setiap ayat Al Qur'an terdapat beberapa perbedaan cara baca sebuah kata dari ke 20 imam diatas. Ada juga beberapa perbedaan terjadi hanya pada 1 kata saja. Nah, seorang 'aktifis' ilmu Qira'at yang handal harus tahu dan benar-benar hafal perbedaanya, jika ia ingin lancar perjalanan belajar Qira'atnya.
HAFAL URUTAN PERBEDAAN SETIAP KATA PADA AYAT
Pada point diatas dijelaskan bahwa perbedaan cara baca kata terjadi hampir pada setiap ayat. Jumlahnya bermacam-macam, tergantung tingkat kerumitan perbedaan pada ayat tersebut. Nah, seorang 'aktifis' ilmu Qira'at yang ideal harus mengetahui urutan perbedaan tersebut dimulai dari akhir ayat sampai awal ayat.
Dari pengetahuan 'tertib perbedaan' inilah ia dapat meramu urutan baca 20 imam Qira'at yang penulis maksud. Sebagai contoh:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Pada surat Al Baqarah 31 diatas hampir di setiap kata terdapat perbedaan tata cara baca. Jadi, sang 'aktifis' tersebut harus hafal urutannya dimulai dari akhir sampai awal ayat sbb:
كُنتُمْ : Mim Jama'
ءِ إِن : Bertemu 2 hamzah
هَٰؤُلَاءِ : Mad wajib pada "laaa'i"
هَٰؤُلَاءِ : Mad Jaiz pada "Haaa'u"
بِأَسْمَاءِ : Mad Wajib pada "Maaa'i"
بِأَسْمَاءِ : Ibdal, Tashil pada "Bi a"
أَنبِئُونِي : Mad Badal pada "Uuuu"
أَنبِئُونِي : Naql pada "AnBuuni"
الْمَلَائِكَةِ: Tashil pada kata "i" ketika waqaf
الْمَلَائِكَةِ : Mad Wajib pada "Laai"
عَرَضَهُمْ : Mim jama'
الْأَسْمَاءَ : Mad Wajib pada "Maaaa a"
مَ الْأَسْمَاءَ : Ada Naql dan Saktah pada "Mal as"
آدَمَ : Mad Badal pada "aaa"
Dari setiap ayat memiliki urutan dan perbedaan yang sangat mencolok, sehingga sang 'aktifis' harus benar-benar hafal kaidah dan rumusan sampai ia dapat teliti dan super sensitif mengenali setiap perbedaan kata dan bacaan setiap imam dari hafalan bait-bait diatas.Pembaca yang budiman..Step-step diatas adalah modal dasar sebelum mengarungi samudra ilmu Qira'at secara menyeluruh. Namun sebelumnya, ada hal-hal yang lebih penting untuk dipertimbangkan yang berkaitan dengan urusan batin, seperti:
Apakah tujuan dan niat anda belajar ilmu Qira'at?
Apakah sudah yakin, mantab dan bertekat bulat menyelaminya?
Apakah siap bersabar dengan waktu yang cukup lama?
Apakah anda sudah siap dengan materi hafalan yang ada?
Perlu diketahu, bahwa syarat-syarat diatas diperuntukkan bagi teman-teman yang ingin belajar ilmu Qira'at secara jama'/kolektif (mengumpulkan perbedaan seluruh imam). Adapun bagi yang ingin mempelajarinya secara partial (per Imam/rawi), maka syarat-syaratnya lebih mudah dan ringan.
Semoga kita semua dijadikan termasuk dari ahlul qur'an yang mereka adalah manusia-manusia yang 'dimanja' oleh Allah SWT. Dan semoga ada sedikit manfaatnya untuk bekal pengetahuan kita sebagai wujud kecintaan kita terhadap Al Qur'an. Dan pada akhirnya kelak, Al Qur'an akan menjadi penolong dan pemberi syafaat kita, amin yaa robbal 'alamin.
Mohon koreksi bila ada kesalahan dan kekurangan.Wassalam
Via : Ust. Mochamad Ihsan Ufiq
Pada umumnya, bait-bait yang berisi tentang nasehat, keterangan ilmu, anjuran atau petuah sangatlah mudah untuk difahami. Namun untuk bait-bait ilmu Qira'at ini tidak semudah yang anda bayangkan. Tidak menjamin ahli baca kitab gundul, lalu faham ketika membacanya. Sebagai contoh:
َنَعَمْ إذْ تََمَشَّتْ زَيْنَبٌ صَالَ دَلُّهَا * سَمِيَّ جَمَالٍ وَاصِلاً مَنْ تََوَصَّلا
Atau ingin mencoba memahami bait yang lain:
وَأَبْدَتْ سَنَا ثَغْرٍ صَفَتْ زُرْقُ ظَلْمِهِ * جَمَعْنَ وُرُوْدًا بَارِدًا عَطِرَ الطِّلاَ
Bagaimana kawan-kawan?
MENGHAFAL NAMA IMAM & PERAWI DAN URUT-URUTANNYA
Untuk Qiraat Sab'ah, akan ada 7 nama imam/perawi yang harus dihafal. Sedangkan setiap imam memiliki 2 rawi masyhur, berarti ada 14 urutan nama yang harus dihafal dengan baik.
Untuk Qiraat 'Asyroh, hanya penambahan 3 imam beserta 2 rawinya saja, jadi ada 6 nama. Secara keseluruhan, harus menghafal 20 urutan nama. Ini jika memakai jalur Qira'at 'Asyroh Shughro (As Syatibiyyah + Ad Durroh). Jika memakai jalur Qira'at 'Asyroh Kubro (At Thoyyibah) maka rumusnya akan berbeda.
HAFAL SETIAP KATA YANG BERBEDA CARA BACA
Dalam hampir setiap ayat Al Qur'an terdapat beberapa perbedaan cara baca sebuah kata dari ke 20 imam diatas. Ada juga beberapa perbedaan terjadi hanya pada 1 kata saja. Nah, seorang 'aktifis' ilmu Qira'at yang handal harus tahu dan benar-benar hafal perbedaanya, jika ia ingin lancar perjalanan belajar Qira'atnya.
HAFAL URUTAN PERBEDAAN SETIAP KATA PADA AYAT
Pada point diatas dijelaskan bahwa perbedaan cara baca kata terjadi hampir pada setiap ayat. Jumlahnya bermacam-macam, tergantung tingkat kerumitan perbedaan pada ayat tersebut. Nah, seorang 'aktifis' ilmu Qira'at yang ideal harus mengetahui urutan perbedaan tersebut dimulai dari akhir ayat sampai awal ayat.
Dari pengetahuan 'tertib perbedaan' inilah ia dapat meramu urutan baca 20 imam Qira'at yang penulis maksud. Sebagai contoh:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Pada surat Al Baqarah 31 diatas hampir di setiap kata terdapat perbedaan tata cara baca. Jadi, sang 'aktifis' tersebut harus hafal urutannya dimulai dari akhir sampai awal ayat sbb:
كُنتُمْ : Mim Jama'
ءِ إِن : Bertemu 2 hamzah
هَٰؤُلَاءِ : Mad wajib pada "laaa'i"
هَٰؤُلَاءِ : Mad Jaiz pada "Haaa'u"
بِأَسْمَاءِ : Mad Wajib pada "Maaa'i"
بِأَسْمَاءِ : Ibdal, Tashil pada "Bi a"
أَنبِئُونِي : Mad Badal pada "Uuuu"
أَنبِئُونِي : Naql pada "AnBuuni"
الْمَلَائِكَةِ: Tashil pada kata "i" ketika waqaf
الْمَلَائِكَةِ : Mad Wajib pada "Laai"
عَرَضَهُمْ : Mim jama'
الْأَسْمَاءَ : Mad Wajib pada "Maaaa a"
مَ الْأَسْمَاءَ : Ada Naql dan Saktah pada "Mal as"
آدَمَ : Mad Badal pada "aaa"
Dari setiap ayat memiliki urutan dan perbedaan yang sangat mencolok, sehingga sang 'aktifis' harus benar-benar hafal kaidah dan rumusan sampai ia dapat teliti dan super sensitif mengenali setiap perbedaan kata dan bacaan setiap imam dari hafalan bait-bait diatas.Pembaca yang budiman..Step-step diatas adalah modal dasar sebelum mengarungi samudra ilmu Qira'at secara menyeluruh. Namun sebelumnya, ada hal-hal yang lebih penting untuk dipertimbangkan yang berkaitan dengan urusan batin, seperti:
Apakah tujuan dan niat anda belajar ilmu Qira'at?
Apakah sudah yakin, mantab dan bertekat bulat menyelaminya?
Apakah siap bersabar dengan waktu yang cukup lama?
Apakah anda sudah siap dengan materi hafalan yang ada?
Perlu diketahu, bahwa syarat-syarat diatas diperuntukkan bagi teman-teman yang ingin belajar ilmu Qira'at secara jama'/kolektif (mengumpulkan perbedaan seluruh imam). Adapun bagi yang ingin mempelajarinya secara partial (per Imam/rawi), maka syarat-syaratnya lebih mudah dan ringan.
Semoga kita semua dijadikan termasuk dari ahlul qur'an yang mereka adalah manusia-manusia yang 'dimanja' oleh Allah SWT. Dan semoga ada sedikit manfaatnya untuk bekal pengetahuan kita sebagai wujud kecintaan kita terhadap Al Qur'an. Dan pada akhirnya kelak, Al Qur'an akan menjadi penolong dan pemberi syafaat kita, amin yaa robbal 'alamin.
Mohon koreksi bila ada kesalahan dan kekurangan.Wassalam
Via : Ust. Mochamad Ihsan Ufiq
ULUM AL-QURAN
UQ-001
📚 TA’RIF (DEFINISI) AL-QURAN
📌 Dalam tinjauan bahasa, kata Al-Quran (القرآن) adalah sinonim dari Al-Qira-ah (القراءة) artinya bacaan seperti yang digunakan oleh salah satu ayat Al-Quran:
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (QS. Al-Qiyamah: 18)
📌 Sedangkan definisi Al-Quran adalah:
كَلَامُ اللهِ الْمُعْجِزُ الْمُنَزَّل ُ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم الْمَكْتُوبُ فِي الْمَصَاحِفِ الْمَنْقُولُ بِالتَّوَاتُرِ الْمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَتِهِ
Firman Allah yang bernilai mu’jizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan tilawahnya bernilai ibadah. (Markaz Budur Li Ats-Tsaqafah wa At-Tarjamah, Ar-Rabbaniyyun).
📌 Keterangan
📘 Mu’jizat
✏️ Mu’jizat adalah sesuatu yang Allah tampakkan melalui seorang nabi atau rasul, di luar kemampuan makhluk untuk melakukannya atau menirunya baik sendirian atau bekerja sama, sebagai tanda bukti kenabian atau kerasulannya sekaligus menjadi tantangan bagi yang mendustakannya atau tidak mempercayainya.
(Al-Bayan fi Arkan Al-Iman – Majdi Makki).
✏️ Sejak diturunkan, Al-Quran sudah menantang semua makhluk yang kafir kepadanya baik jin dan manusia untuk membuat yang semisal Al-Quran, seluruhnya atau sebagiannya. Dan hingga hari ini dan pasti sampai hari kiamat, tidak ada yang mampu menjawab tantangan Al-Quran.
💡 Tantangan mendatangkan seperti Al-Quran seluruhnya (30 juz) kepada manusia dan jin:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah (wahai Rasul): "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Isra: 88).
💡 Tantangan membuat 10 surat saja seperti Al-Quran:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar." Jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al-Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (QS. Hud: 13-14).
💡 Tantangan untuk membuat satu surat saja:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (23) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Dan jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar. Maka jika kalian tidak dapat melakukannya, dan pasti kalian tidak akan dapat melakukannya, maka takutlah kalian kepada neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 23-24).
📘 Mutawatir
Sebuah kabar atau informasi disebut mutawatir jika memenuhi empat syarat:
1⃣ Diriwayatkan oleh para perawi dalam jumlah yang banyak.
2⃣ Jumlah yang banyak ini ada di setiap level perawi.
3⃣ Kemustahilan terjadinya kesepakatan mereka untuk berdusta.
4⃣ Ungkapan periwayatan mereka menggunakan kesaksian panca indra, misalnya saya melihat atau menyaksikan, atau mendengar, ..
(Markaz Budur Li Ats-Tsaqafah wa At-Tarjamah, Ar-Rabbaniyyun).
Seluruh
ayat Al-Quran dari بسم الله الرحمن الرحيم sampai dengan من الجنة والناس adalah mutawatir, sehingga kepastian validitas riwayatnya bersifat mutlak, sesuatu yang tidak dimiliki oleh kitab agama lain.
Penjelasan lebih lengkap tentang istilah mutawatir ini akan ditemui إن شاء الله pada pembahasan HADITS MUTAWATIR di bid studi MUSHTHALAH HADITS.
📘 Membacanya bernilai ibadah
✏️ Maksudnya membacanya dinilai sebagai ibadah khusus karena setiap huruf bernilai sepuluh kebaikan.
✏️ Juga bermakna perintah untuk membacanya dalam ibadah shalat yaitu surat Al-Fatihah dan ayat atau surat lain sesudah membaca Al-Fatihah.
✔️ Diizinkan menyebarluaskan isi Channel ini dg menyebutkan linknya:
👉 Channel Telegram "Ilmu SYARIAH": bit.ly/1RF5IPk
👉 Utk tadabur ayat Al-Quran & pelajaran dari Hadits ➡️ Join Channel Telegram Ustadz A. Sahal Hasan, Lc : bit.ly/1SnFp34
UQ-001
📚 TA’RIF (DEFINISI) AL-QURAN
📌 Dalam tinjauan bahasa, kata Al-Quran (القرآن) adalah sinonim dari Al-Qira-ah (القراءة) artinya bacaan seperti yang digunakan oleh salah satu ayat Al-Quran:
فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ
Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. (QS. Al-Qiyamah: 18)
📌 Sedangkan definisi Al-Quran adalah:
كَلَامُ اللهِ الْمُعْجِزُ الْمُنَزَّل ُ عَلَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم الْمَكْتُوبُ فِي الْمَصَاحِفِ الْمَنْقُولُ بِالتَّوَاتُرِ الْمُتَعَبَّدُ بِتِلَاوَتِهِ
Firman Allah yang bernilai mu’jizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ditulis dalam mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan tilawahnya bernilai ibadah. (Markaz Budur Li Ats-Tsaqafah wa At-Tarjamah, Ar-Rabbaniyyun).
📌 Keterangan
📘 Mu’jizat
✏️ Mu’jizat adalah sesuatu yang Allah tampakkan melalui seorang nabi atau rasul, di luar kemampuan makhluk untuk melakukannya atau menirunya baik sendirian atau bekerja sama, sebagai tanda bukti kenabian atau kerasulannya sekaligus menjadi tantangan bagi yang mendustakannya atau tidak mempercayainya.
(Al-Bayan fi Arkan Al-Iman – Majdi Makki).
✏️ Sejak diturunkan, Al-Quran sudah menantang semua makhluk yang kafir kepadanya baik jin dan manusia untuk membuat yang semisal Al-Quran, seluruhnya atau sebagiannya. Dan hingga hari ini dan pasti sampai hari kiamat, tidak ada yang mampu menjawab tantangan Al-Quran.
💡 Tantangan mendatangkan seperti Al-Quran seluruhnya (30 juz) kepada manusia dan jin:
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah (wahai Rasul): "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Isra: 88).
💡 Tantangan membuat 10 surat saja seperti Al-Quran:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar." Jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al-Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)? (QS. Hud: 13-14).
💡 Tantangan untuk membuat satu surat saja:
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (23) فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا فَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Dan jika kalian (tetap) dalam keraguan tentang Al-Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolong kalian selain Allah, jika kalian orang-orang yang benar. Maka jika kalian tidak dapat melakukannya, dan pasti kalian tidak akan dapat melakukannya, maka takutlah kalian kepada neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 23-24).
📘 Mutawatir
Sebuah kabar atau informasi disebut mutawatir jika memenuhi empat syarat:
1⃣ Diriwayatkan oleh para perawi dalam jumlah yang banyak.
2⃣ Jumlah yang banyak ini ada di setiap level perawi.
3⃣ Kemustahilan terjadinya kesepakatan mereka untuk berdusta.
4⃣ Ungkapan periwayatan mereka menggunakan kesaksian panca indra, misalnya saya melihat atau menyaksikan, atau mendengar, ..
(Markaz Budur Li Ats-Tsaqafah wa At-Tarjamah, Ar-Rabbaniyyun).
Seluruh
ayat Al-Quran dari بسم الله الرحمن الرحيم sampai dengan من الجنة والناس adalah mutawatir, sehingga kepastian validitas riwayatnya bersifat mutlak, sesuatu yang tidak dimiliki oleh kitab agama lain.
Penjelasan lebih lengkap tentang istilah mutawatir ini akan ditemui إن شاء الله pada pembahasan HADITS MUTAWATIR di bid studi MUSHTHALAH HADITS.
📘 Membacanya bernilai ibadah
✏️ Maksudnya membacanya dinilai sebagai ibadah khusus karena setiap huruf bernilai sepuluh kebaikan.
✏️ Juga bermakna perintah untuk membacanya dalam ibadah shalat yaitu surat Al-Fatihah dan ayat atau surat lain sesudah membaca Al-Fatihah.
✔️ Diizinkan menyebarluaskan isi Channel ini dg menyebutkan linknya:
👉 Channel Telegram "Ilmu SYARIAH": bit.ly/1RF5IPk
👉 Utk tadabur ayat Al-Quran & pelajaran dari Hadits ➡️ Join Channel Telegram Ustadz A. Sahal Hasan, Lc : bit.ly/1SnFp34
📚 Materi MQ-01 ( Muqaddimah )
📖 10 MABADI ILMU TAJWID
(المبادئ العشرة لعلم التجويد)
👤 Berkata Ibnush Shabbaan:
إنّ مَبَادِئَ كُلِّ فَنٍّ عَشرَة الحدُّ والمَوضُوعُ ثُمّ الثَّمرَة
وَفَضلُهُ وَنِسبَةُ وَالوَاضِع الِاسمُ الِاستِمدَادُ حُكمُ الشَّارِع
مَسَائلُ والبَعضُ بِالبَعضِ اكتَفَى وَمَن دَرَى الجَمِيعَ نَالَ الشَّرَفَا
Sesungguhnya mabadi setiap ilmu ada sepuluh Batasan (definisi), pokok bahasan, dan buahnya Keutamaan, nisbah, dan penemunya, Nama, sandaran, dan hukum syar’inya Serta permasalahannya, siapa yang memahami sebagiannya cukup baginya. Dan siapa yang memahami seluruhnya, maka ia akan meraih kemuliaan
1⃣. Batasan (Definisi) :
✅ Secara bahasa :
📌 Kata tajwid merupakan bentuk masdar dari kata :
جَوَّدَ- يُجَوِّدُ- تَجۡوِيدًا,
artinya:“membaguskan”.
📌 Kata “tajwid” memiliki makna yang sama dengan istilah yang sudah populer, yaitu “tahsin” yang berasal dari kata:
حَسَّنَ - يُحَسِّنُ - تَحۡسِينًا
✅ Sedangkan secara istilah, tajwid bermakna:
إِخۡرَاجُ كُلِّ حَرۡفٍ مِنۡ مَخۡرَاجِهِ مَعَ إِعۡطَائِهِ حَقَّهُ وَ مُسۡتَحَقَّهُ
“Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya beserta memberikan sifat hak dan mustahaknya.” [Taysirurrahmaan Fii Tajwiidil Quran, hal. 23]
📌 Hak huruf adalah sifat lazimah yaitu sifat yang senantiasa menyertai huruf (Tsabit) dan tidak akan terpisan darinya dalam setiap keadaan. seperti sifat hams , jahr, syiddah, rakhawah dan istifal.
📌 Mustahak huruf adalah sifat ‘aridhah yaitu sifat yang sewaktu-waktu muncul yang diakibatkan oleh sifat lazimah dan letak makhraj pada huruf tertentu.
-Seperti sifat tafkhim dan tarqiq pada bacaan yang diakibatkan oleh sifat isti’la dan istifal.
-Seperti idgham saat pertemuan dua huruf yang sama makhraj dan sifat ( mutamatsilain), sama makhraj beda sifat (mutajanisain) atau berdekatan makhraj berbeda sifat (mutaqaribain).
-Seperti idzhar saat bertemunya nun sukun atau tanwin dengan huruf halq yang letaknya berjauhan (mutabaidain).
2⃣. Pokok bahasan ilmu Tajwid :
Mencakup kalimat Al-Quran dengan memberikan hak beserta mustahak huruf-hurufnya tanpa disertai dengan takalluf atau ta’assuf dalam pengucapannya karena ini adalah salah satu bentuk penjagaan wahyu.
3⃣. Buah Manfaat mempelajari ilmu Tajwid:
Menjaga lidah dari lahn (kesalahan ketika membaca Al-Quran), menjaga keaslian Al-Quran, dan mengharapkan ridha & pahala dari Allaahu Ta’ala.
4⃣. Keutamaan :
Salah satu ilmu yang paling mulia karena berhubungan dengan Kalamullah.
5⃣. Nisbah (korelasi dan hubungan dengan ilmu yang lain) :
Ilmu tajwid merupakan ilmu syar’i yang berhubungan dengan Al-Quran Al-Karim. Ilmu syari yang mulia ini datang dari Allah ta’ala dengan hukum-hukumnya untuk menjaga kemurnian Al Quran dari segi bacaannya.
6⃣. Penemu dasar ilmu tajwid secara praktik:
✅ Rasulullah Muhammad Shallaahu ‘alaihi wasallam, karena beliau bertalaqqi langsung kepada malaikat jibril ‘alaihi as salaam dan jibril kepada Allah ta’ala. Kemudian para sahabat bertalaqqi kepada Rasulallah dan tabiin bertalaqqi kepada para sahabat dan terus turun temurun hingga sampai kepada kita sekarang dengan tajwid dan tartil.
✅ Peletak dasar ilmu tajwid secara teori:
terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang siapa peletak pertama teori ilmu tajwid , dibawah ini adala para imam-imam terdahulu yang dianggap sebagai generasi awal peletak teori ilmu tajwid :
Abul Aswad Ad-Duali
• Hafsh bin Umar Ad duriy
• Abu Ubaid Al-Qasim
• Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi
• Abu Muzahim Musa bin Ubaydillah Al-Khaqani
7⃣. Namanya : Ilmu Tajwid
8⃣. Sandaran :
Dari tatacara praktik bacaan rasulillaah shallaahu ‘alaihi wasallam, tatacara ini sampai kepada kita dengan jalan periwayatan yang mutawatir yang diterima dari para sahabat para tabiin para masyaikh para ulama yang sanadnya tersambung kepada rasulallah.
9⃣. Hukum mempelajari tajwid:
✅ Mempelajari secara teori dari hukum-hukum tajwid fardhu kifayah.
✅ Hukum mengamalkan tajwid ketika membaca Al Quran Fardhu ‘ain bagi setiap pembaca al quran dan dalil-dalil tentang wajibnya membaca Al Quran antara lain :
📌 Dalil dari Al Qur'an :
وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا [QS. Muzammil, 73: 4]
📌 Dalil dari Sunnah :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : (مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ ، يَجْهَرُ بِهِ) .
رواه البخاري (6989) ومسلم (1319)
“Tidaklah Allah mendengarkan sesuatu sebagaimana Allah mendengarkan Nabi-Nya membaguskan bacaan Al-Qur’an dan mengeraskan suaranya” (HR. Al Bukhari 7544, Muslim 792)
📌 Ijma’ :
Tidak ditemukan bahwa Rasulullah, para sahabat, tabiin para ulama qiraat bahwa mereka membaca tanpa mad atau ghunnah atau hukum-hukum tajwid yang sudah sangat dikenal atasnya. Oleh karena para imam-imam qiraat sepakat tidak diperbolehkannya membaca Al Quran tanpa tajwid.
🔟. Permasalahan Ilmu tajwid :
Permasalah yang akan dibahas adalah kaidah-kaidah ilmu tajwid yang sudah ditetapkan oleh para ulama qiraah.
🌐 Sumber :
📗. kitab taisirurr rahman fii tajwidil quran
📘. kitab At Tuhfah Al Maalikiyyah fii talkhish Ushuli riwayah hafsh 'an ashim min thariq Asy Syatibiyyah
📙. Tajwid Lengkap Asy syafii
Barakallah fiikum
➖➖➖➖
🚩 Facebook : https://www.facebook.com/AljazariyFoundation/
📱 Telegram : bit.ly/Telegram-KTO
📸 Instragram : https://www.instagram.com/aljazariy/
📖 10 MABADI ILMU TAJWID
(المبادئ العشرة لعلم التجويد)
👤 Berkata Ibnush Shabbaan:
إنّ مَبَادِئَ كُلِّ فَنٍّ عَشرَة الحدُّ والمَوضُوعُ ثُمّ الثَّمرَة
وَفَضلُهُ وَنِسبَةُ وَالوَاضِع الِاسمُ الِاستِمدَادُ حُكمُ الشَّارِع
مَسَائلُ والبَعضُ بِالبَعضِ اكتَفَى وَمَن دَرَى الجَمِيعَ نَالَ الشَّرَفَا
Sesungguhnya mabadi setiap ilmu ada sepuluh Batasan (definisi), pokok bahasan, dan buahnya Keutamaan, nisbah, dan penemunya, Nama, sandaran, dan hukum syar’inya Serta permasalahannya, siapa yang memahami sebagiannya cukup baginya. Dan siapa yang memahami seluruhnya, maka ia akan meraih kemuliaan
1⃣. Batasan (Definisi) :
✅ Secara bahasa :
📌 Kata tajwid merupakan bentuk masdar dari kata :
جَوَّدَ- يُجَوِّدُ- تَجۡوِيدًا,
artinya:“membaguskan”.
📌 Kata “tajwid” memiliki makna yang sama dengan istilah yang sudah populer, yaitu “tahsin” yang berasal dari kata:
حَسَّنَ - يُحَسِّنُ - تَحۡسِينًا
✅ Sedangkan secara istilah, tajwid bermakna:
إِخۡرَاجُ كُلِّ حَرۡفٍ مِنۡ مَخۡرَاجِهِ مَعَ إِعۡطَائِهِ حَقَّهُ وَ مُسۡتَحَقَّهُ
“Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya beserta memberikan sifat hak dan mustahaknya.” [Taysirurrahmaan Fii Tajwiidil Quran, hal. 23]
📌 Hak huruf adalah sifat lazimah yaitu sifat yang senantiasa menyertai huruf (Tsabit) dan tidak akan terpisan darinya dalam setiap keadaan. seperti sifat hams , jahr, syiddah, rakhawah dan istifal.
📌 Mustahak huruf adalah sifat ‘aridhah yaitu sifat yang sewaktu-waktu muncul yang diakibatkan oleh sifat lazimah dan letak makhraj pada huruf tertentu.
-Seperti sifat tafkhim dan tarqiq pada bacaan yang diakibatkan oleh sifat isti’la dan istifal.
-Seperti idgham saat pertemuan dua huruf yang sama makhraj dan sifat ( mutamatsilain), sama makhraj beda sifat (mutajanisain) atau berdekatan makhraj berbeda sifat (mutaqaribain).
-Seperti idzhar saat bertemunya nun sukun atau tanwin dengan huruf halq yang letaknya berjauhan (mutabaidain).
2⃣. Pokok bahasan ilmu Tajwid :
Mencakup kalimat Al-Quran dengan memberikan hak beserta mustahak huruf-hurufnya tanpa disertai dengan takalluf atau ta’assuf dalam pengucapannya karena ini adalah salah satu bentuk penjagaan wahyu.
3⃣. Buah Manfaat mempelajari ilmu Tajwid:
Menjaga lidah dari lahn (kesalahan ketika membaca Al-Quran), menjaga keaslian Al-Quran, dan mengharapkan ridha & pahala dari Allaahu Ta’ala.
4⃣. Keutamaan :
Salah satu ilmu yang paling mulia karena berhubungan dengan Kalamullah.
5⃣. Nisbah (korelasi dan hubungan dengan ilmu yang lain) :
Ilmu tajwid merupakan ilmu syar’i yang berhubungan dengan Al-Quran Al-Karim. Ilmu syari yang mulia ini datang dari Allah ta’ala dengan hukum-hukumnya untuk menjaga kemurnian Al Quran dari segi bacaannya.
6⃣. Penemu dasar ilmu tajwid secara praktik:
✅ Rasulullah Muhammad Shallaahu ‘alaihi wasallam, karena beliau bertalaqqi langsung kepada malaikat jibril ‘alaihi as salaam dan jibril kepada Allah ta’ala. Kemudian para sahabat bertalaqqi kepada Rasulallah dan tabiin bertalaqqi kepada para sahabat dan terus turun temurun hingga sampai kepada kita sekarang dengan tajwid dan tartil.
✅ Peletak dasar ilmu tajwid secara teori:
terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang siapa peletak pertama teori ilmu tajwid , dibawah ini adala para imam-imam terdahulu yang dianggap sebagai generasi awal peletak teori ilmu tajwid :
Abul Aswad Ad-Duali
• Hafsh bin Umar Ad duriy
• Abu Ubaid Al-Qasim
• Al-Khalil bin Ahmad Al-Farahidi
• Abu Muzahim Musa bin Ubaydillah Al-Khaqani
7⃣. Namanya : Ilmu Tajwid
8⃣. Sandaran :
Dari tatacara praktik bacaan rasulillaah shallaahu ‘alaihi wasallam, tatacara ini sampai kepada kita dengan jalan periwayatan yang mutawatir yang diterima dari para sahabat para tabiin para masyaikh para ulama yang sanadnya tersambung kepada rasulallah.
9⃣. Hukum mempelajari tajwid:
✅ Mempelajari secara teori dari hukum-hukum tajwid fardhu kifayah.
✅ Hukum mengamalkan tajwid ketika membaca Al Quran Fardhu ‘ain bagi setiap pembaca al quran dan dalil-dalil tentang wajibnya membaca Al Quran antara lain :
📌 Dalil dari Al Qur'an :
وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا [QS. Muzammil, 73: 4]
📌 Dalil dari Sunnah :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : (مَا أَذِنَ اللَّهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِنَبِيٍّ حَسَنِ الصَّوْتِ يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ ، يَجْهَرُ بِهِ) .
رواه البخاري (6989) ومسلم (1319)
“Tidaklah Allah mendengarkan sesuatu sebagaimana Allah mendengarkan Nabi-Nya membaguskan bacaan Al-Qur’an dan mengeraskan suaranya” (HR. Al Bukhari 7544, Muslim 792)
📌 Ijma’ :
Tidak ditemukan bahwa Rasulullah, para sahabat, tabiin para ulama qiraat bahwa mereka membaca tanpa mad atau ghunnah atau hukum-hukum tajwid yang sudah sangat dikenal atasnya. Oleh karena para imam-imam qiraat sepakat tidak diperbolehkannya membaca Al Quran tanpa tajwid.
🔟. Permasalahan Ilmu tajwid :
Permasalah yang akan dibahas adalah kaidah-kaidah ilmu tajwid yang sudah ditetapkan oleh para ulama qiraah.
🌐 Sumber :
📗. kitab taisirurr rahman fii tajwidil quran
📘. kitab At Tuhfah Al Maalikiyyah fii talkhish Ushuli riwayah hafsh 'an ashim min thariq Asy Syatibiyyah
📙. Tajwid Lengkap Asy syafii
Barakallah fiikum
➖➖➖➖
🚩 Facebook : https://www.facebook.com/AljazariyFoundation/
📱 Telegram : bit.ly/Telegram-KTO
📸 Instragram : https://www.instagram.com/aljazariy/
KIAT FASIH MEMBACA AL QURAN
Melatih huruf2 Al Quran secara individu saja dalam beberapa keadaan apapun tidak akan maksimal jika kita tidak melatihnya langsung dengan kalimat2 dalam Al Quran.
karena begitu banyak yang fasih ketika melatih huruf secara individu dengan menyempurnakanya dengan makhraj, sifat dan ahkam huruf akan tetapi ketika membaca kalimat2 dalam Al Quran masih merasa kesulitan.
kefasihan membaca Akan teruji ketika seorang pembaca Al Quran itu ringan dalam mengucapkannya ketika membaca kalimat dalam Al Quran.
penguasaan teori saja tidak akan berefek kepada kefasihan membaca Al Quran.
membaca puluhan buku referensi tajwid pun tidak akan berefek kepada kefasihan membaca Al Quran.
mengikuti ribuan daurah teori tajwid Al Quran pun tidak akan berefek kepada kefasihan membaca Al Quran.
Karena kefasihan membaca Al Quran akan diraih saat kita duduk di majelis talaqqi Al Quran dan istiqomah menjalaninya.
ANDAI SEMUA PENGAJAR AL QURAN SEPERTI ZAID BIN TSABIT...
(insyaAllah Al Quran Terjaga keasliannya)
Beliau tidak akan mengajarkan Al Quran kepada manusia setelah beliau mendapatkan pengakuan (taqririyyah) dari Rasulullaah Shallaahu 'alaihi wasallam bahwa bacaannya sudah benar.
Berkata Zaid Bin Tsabit : ( Aku menulis Wahyu (Al Quran) dihadapan Rasulullah, beliau mendiktekan kepadaku. Apabila aku telah selesai (menulisnya) Rasulullah bersabda : Bacalah!, maka akupun membacanya, dan apabila ada kesalahan padanya maka beliau mengoreksinya, kemudian (setelah dikoreksi) maka aku menyampaikan (mengajarkan) kepada manusia.) -HR. Thabrani-
hendaklah guru Al Quran sebelum mengajarkan cara membaca kepada murid2nya hendaklah ia membacakan bacaannya kepada Gurunya. Jika terdapat kesalahan dalam membaca maka gurunya akan meluruskan/mengoreksi bacaannya sesuai dengan yang guru itu terima dari gurunya lagi yang diterima dari para guru2nya lagi begitu seterusnya sampai bacaannya diterima dari Rasulullaah Shallallaahu 'alaihi wasallam.
Dalam kitab Haqqut tilawah hal 47 disebutkan :
.
فَعَلَى قَارِئَ اْلقُرآنِ اَنْ يَأْخُذَ قِرَائَتُهُ عَلَى طَرِيْقِ التَّلَقِّى وَ اْلإِسْنَادِ عَنِ الشُّيُوْخِ اْلآخِذِيْنَ عَنْ شُيُوْخِهِمْ كَى يَصِلَ اِلَى تَأْكِدٍ مِنْ أَنَّ تِلاَوَتَهُ تُطَابِقُ مَا جَاءَ عَنِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه و سلم
Bagi para pembaca Al Quran hendaknya dia mengambil bacaannya (mempelajari Al Quran) dengan cara talaqqi dan (memperhatikan) runutan sanad yaitu membaca dari (guru) yang guru tersebut mendapatkan (bacaan itu) dari gurunya, agar sampai kepastian (kebenaran)bahwa bacaan itu adalah bersumber dan dipraktikan sesuai dengan bacaan rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam.
Jangan sampai bacaan kita belum disetorkan kepada guru kita dan guru kita membenarkannya tapi kita terburu2 mengajarkan kepada yang lain.
Haruslah kita merasa takut apa yang kita ajarkan adalah bacaan yang keliru.
semangat mengajar harus dibarengi dengan semangat belajar.
خيركم من تعلم القران و علمه
"sebaik2nya kalian adalah yg belajar Al Quran dan Mengajarkannya" (HR Bukhari)
#terus_belajar
Tanda-tanda Hati Mencintai AI-Quran
.
Beberapa tanda hati yang mencintai Al-Quran adalah antara lain :
.
1. Gembira saat bertemu dengan Al-Quran.
2. Duduk lama bersama Al-Quran tanpa rasa bosan.
3. Merasa rindu kepadanya saat lama berpisah dan ada rintangan yang memisahkannya. Berangan-angan untuk bertemu dengannya dan berusaha untuk menghilangkan halangan halangan yang menghadang di depannya.
4. Banyak meminta pertimbangan darinya dan percaya kepada wejangannya. Selalu merujuk kepadanya ketika menghadapi persoalan dunia, baik persoalan kecil maupun besar.
5. Menaatinya, baik menjalankan perintah maupun menjauhi larangan.
.
Itulah tanda-tanda cinta AI-Quran yang paling penting. Kapan tanda-tanda itu didapat, maka cinta pun ada. Dan, kapan tanda-tanda itu hilang, maka cinta pun sirna. Bila salah satu darinya tidak ada, maka cinta kepada AI-Quran pun akan berkurang sesuai kadar ketidakadaannya.
.
Setiap muslim hendaknya bertanya kepada dirinya dengan pertanyaan ini, "Apakah saya cinta Al-Quran?" ini merupakan pertanyaan yang penting. Jawabannya lebih penting lagi. Karena, jawaban dari pertanyaan tersebut mengandung makna yang banyak. Sebelum Anda menjawab pertanyaan ini, lihatlah kembali tanda-tanda yang telah disebutkan tadi untuk membandingkannya dengan jawaban Anda dan mengetahui apakah benar atau salah.
.
Sebagian umat Islam bila ditanya, apakah Anda mencintai Al-Quran? Ia akan menjawab, ”Ya, saya cinta Al-Quran. Bagaimana mungkin saya tidak cinta AI-Quran?” Tetapi, apakah ia jujur dengan jawaban seperti ini? Bagaimana ia mencintai Al-Quran, sedangkan ia tidak betah duduk bersamanya dalam beberapa menit saja? Sementara, Anda melihatnya betah duduk berjam-jam bersama sesuatu yang memikat nafsunya dan keindahan dunia yang ia sukai.
.
Abu Ubaid berkata, ”Janganlah seseorang bertanya kepada dirinya sendiri kecuali dengan Al-Quran. Karena, bila ia mencintai Al-Quran berarti ia mencintai Allah dan Rasul-Nyala”)
.
Kita harus mengakui kekurangan kita bila dalam diri kita belum terdapat tanda-tanda yang disebutkan tadi. Selanjutnya, kita berusaha untuk berubah.
.
🌐 Sumber :
📑 Panduan Tadabbur AL-Quran ( Mafatih Tadabburil Quran wan Najah fil Hayah & Hakadza 'Asyu Ma'a Al-Quran )
Barakallah fiikum ...
➖➖➖➖
🚩 Facebook : https://www.facebook.com/AljazariyFoundation/
📱 Telegram : bit.ly/Telegram-KTO
📸 Instragram : https://www.instagram.com/aljazariy/
MIZAN HARAKAT YANG TERLUPAKAN..
Kesalahan membaca Al Quran yang tidak banyak para para pengajar Al Quran ketahui bahkan para pegajar Al Quran pun masih banyak melakukan ini adalah ketidak seimbangan dalam membaca harakat.
Ketidak seimbangan ini adalah berbedanya tempo perpindahan harakat satu dengan yang lainnya. Zaman (waktu) perpindahan harakat sangat detentukan oleh kecepatan bacaan (سُرْعَةُ التِّلَاوَةِ) yaitu kecepatan lambat (tahqiq), sedang (tadwir) ataupun cepat (hadr).
Kesalahan terjadi saat perpindahan harakat memakai tempo lambat akan tetapi sewaktu-waktu tanpa disadari kita membaca dengan memakai tempo cepat dibeberapa harakat saja. hal ini menyebabkan harakat tidak dibaca sempurna sesuai mizannya karena mizan menjadi cepat yang asalnya lambat, menguragi harakat dari kada seharusnya para ulama menamakannya dengan istilah al ikhtilas.
Al Ikhtilas dalam riwayat hafsh hanya terdapat pada kata لا تأمنا yaitu wajah ke dua selain dibaca isymam pada thariq syathibiyah .
kebalikannya jika kita memakai tempo cepat maka perpindahan huruf berharakat juga menjadi cepat, namun apabila menjadi melambat perpindahannya berarti kita sudah merubah mizannya menjadi lebih lambat. menambah kadar harakat ini oleh para ulama dimanakan dengan at tamthith atau isyaba'ul harakat.
isyba'ul harakat ini termasuk lahn jaliyy karena kita menambah huruf mad setelah huruf berharakat.
biasanya kesalahan2 ini banyak kepada para pembaca al quran terjadi karena terpengaruh oleh irama bacaan.
maka hendaknya kita berhati ketika membaca huruf berharakat,
berkata imam ath thibi :
وَعِنْدَ نُطْقِ الْحَرَكَاتِ فَاحْـــذَرَا *** نَقْصاً أَوِ اشْــبَاعاً أَوَ انْ تُغَيِّرَا
"Dan ketika mengucapan harakat maka berhati-hatilah
mengurangi harakat, menambah harakat ,merubah harakat."
Kalau kurang faham dengan status ini, silahkan bisa mengikuti daurah tanggal 27 dan 28 oktober insyaAllah akan dibahas di buku riyadhah pada bab harakat oleh ustadz Walid Halwa Abdirrahman..
Kesalahan membaca Al Quran yang tidak banyak para para pengajar Al Quran ketahui bahkan para pegajar Al Quran pun masih banyak melakukan ini adalah ketidak seimbangan dalam membaca harakat.
Ketidak seimbangan ini adalah berbedanya tempo perpindahan harakat satu dengan yang lainnya. Zaman (waktu) perpindahan harakat sangat detentukan oleh kecepatan bacaan (سُرْعَةُ التِّلَاوَةِ) yaitu kecepatan lambat (tahqiq), sedang (tadwir) ataupun cepat (hadr).
Kesalahan terjadi saat perpindahan harakat memakai tempo lambat akan tetapi sewaktu-waktu tanpa disadari kita membaca dengan memakai tempo cepat dibeberapa harakat saja. hal ini menyebabkan harakat tidak dibaca sempurna sesuai mizannya karena mizan menjadi cepat yang asalnya lambat, menguragi harakat dari kada seharusnya para ulama menamakannya dengan istilah al ikhtilas.
Al Ikhtilas dalam riwayat hafsh hanya terdapat pada kata لا تأمنا yaitu wajah ke dua selain dibaca isymam pada thariq syathibiyah .
kebalikannya jika kita memakai tempo cepat maka perpindahan huruf berharakat juga menjadi cepat, namun apabila menjadi melambat perpindahannya berarti kita sudah merubah mizannya menjadi lebih lambat. menambah kadar harakat ini oleh para ulama dimanakan dengan at tamthith atau isyaba'ul harakat.
isyba'ul harakat ini termasuk lahn jaliyy karena kita menambah huruf mad setelah huruf berharakat.
biasanya kesalahan2 ini banyak kepada para pembaca al quran terjadi karena terpengaruh oleh irama bacaan.
maka hendaknya kita berhati ketika membaca huruf berharakat,
berkata imam ath thibi :
وَعِنْدَ نُطْقِ الْحَرَكَاتِ فَاحْـــذَرَا *** نَقْصاً أَوِ اشْــبَاعاً أَوَ انْ تُغَيِّرَا
"Dan ketika mengucapan harakat maka berhati-hatilah
mengurangi harakat, menambah harakat ,merubah harakat."
Kalau kurang faham dengan status ini, silahkan bisa mengikuti daurah tanggal 27 dan 28 oktober insyaAllah akan dibahas di buku riyadhah pada bab harakat oleh ustadz Walid Halwa Abdirrahman..
📚 Materi MQ-02 ( Muqaddimah )
bag. 01
📖 Mengenal Qiraah, Riwayah, Thariq dan Wajah dalam ilmu qiraat
✅Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan secara mutawâtir, cara bacanya pun ada aturannya, maka pembaca harus memperhatikan dan bisa membedakan antara qirâ’ah, riwâyah, dan tharîqah, sehingga tidak terjadi ikhthilâth (tumpang-tindih) bacaan yang menyebabkan jalur periwayatan menjadi tidak jelas dan tidah shahih.
📌 Mari kita belajar dengan tekun diiringi kesabaran dan istiqamah sehingga kita bisa membaca Al-Quran sesuai dengan jalur periwayatan yang sah dari Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam.
Berikut Sedikit penjelasan tentang Qiraah, Riwayah, Thariq dan Wajah dalam ilmu Tajwid
1⃣ QIRAAH (القراءة)
هِيَ كُلُّ قِرَاءَةٍ تُنْسَبُ إِلَى أَحَدِ الْقُرَّاءِ السَّبْعِةِ أَوْ الْعَشْرَةِ
✅ Qiraah adalah suatu jenis bacaan yang dinisbatkan kepada salah satu imam Qiraah yang tujuh atau yang sepuluh.
📌 Para imam qiraah tujuh adalah Nafi' Al Madaniy, Ibnu Katsir Al Makkiy, Abu Amr Al Bashriy, Ibnu Amir As Syaamiy, Ashim Al Kuufiy, Hamzah Al Kuufiy, dan Al-Kisai .
📌 Para Imam Qiraah sepuluh sebagai pelengkap Qiraah 10 adalah: Abu Ja'far Al-Madani, Ya'qub Al-Hadhrami, dan Khalaf Al-Baghdadi.
✅ Perlu diketahui bahwa mereka bukanlah membuat tatacara baru dalam membaca Al-Quran melainkan hanya menyampaikan apa yang diambil dari generasi sebelumnya sampai bersambung hingga Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
📌 Contoh perbedaan qiraat pada lafazh
ملك يوم الدين
pada Surat Al-Fâtihah.
📎 `Ashim (bersama Al-Kisâ’i) meng-itsbât-kan “alif” pada lafazh “mâliki” sehingga mim dibaca panjang (mad).
📎 Adapun imam lain (Nâfi`, Ibnu Katsîr, Abu `Amr, Ibnu `Amîr, dan Hamzah) membuang/tidak memakai “alif” (hadzfu alif) setelah huruf “mim” sehingga dibaca “maliki” pendek/tanpa mad (sama seperti lafazh “malikin-nâs” pada Surat An-Nâs).
2⃣ RIWAYAH (الرواية)
هِيَ مَا يُنْسَبُ لِلرَّاوِي عَنْ أَحَدِ هَؤُلَاءِ الْقُرَّاءِ السَّبعَةِ أو الْعَشْرَةِ
✅ Riwayah Adalah penisbatan ulama yang meriwayatkan para imam-imam Qiraah yang tujuh atau sepuluh.
📌 Setiap satu Qiraah memiliki 2 periwayat yang meriwayatkan bacaan darinya.
Perawi Imam Nafi adalah: Qalun dan Warsy
Perawi Imam Ibnu Katsir: Al-Bazzi dan Qunbul
Perawi Imam Abu Amr: Ad-Duuri dan As-Suusi
Perawi Imam Ibnu Amir: Hisyam dan Ibnu Dzakwan
Perawi Imam Ashim: Hafsh dan Syu'bah
Perawi Imam Hamzah: Khalaf dan Khallad
Perawi Imam Al-Kisai: Abu Harits dan Ad-Duuri Kisai
Perawi Imam Abu Ja'far: Ibnu Wardan dan Ibnu Jimas
Perawi Imam Ya'qub: Ruwais dan Rauh
Perawi Imam Khalaf : Ishaq dan Idris
📌 PERBEDAAN RIWAYAT (Misal pada Qiraah 'Ashim) Antara bacaan Syu`bah dengan Hafsh ada persamaan dan adapula perbedaan.
📎 Menurut atsar, imam `Ashim menerima bacaan (talaqqi) diantaranya dari Abu `Abdurrahman As-Sulami dan dari Zar bin Hubaisy.
🔘 Abu `Abdurrahman As-Sulami membaca dari `Ali bin Abi Thalib;
🔘 Zar bin Hubaisy membaca dari `Abdullah bin Mas`ud.
🔘 `Ali dan Ibnu Mas`ud menerima dari Rasulullah.
📎 Imam `Ashim mengajarkan bacaan dari jalur Abu `Abdurrahman (dari `Ali dari Nabi) kepada imam Hafsh. Sedangkan imam Syu`bah diajarkan bacaan dari jalur Zar bin Hubaisy (dari Ibnu Mas`ud dari Nabi).
📌 Jika kita membaca yang mana imam Syu`bah dan imam Hafsh sepakat (tidak terjadi perbedaan), misalnya Surat Al-Fatihah, maka kita dapat mengklaim bacaan kita sebagai “qira’ât `Ashim”.
📌 Tetapi apabila kita membaca yang mana antara Syu`bah dan Hafsh terdapat khilâf, maka bacaan tersebut harus dijuluki sebagai “Riwâyat”.
📎 Contoh perbedaan Syu`bah dan Hafsh adalah pada perkara saktah dan tashîl. Hafsh memakai saktah pada empat tempat (Surat Al-Kahfi, Yâsîn, Al-Qiyâmah, dan An-Nâzi`ât) serta tashîl pada Surat Fushshilat ayat 44. Sedang Syu`bah tidak memakai saktah dan tashil.
📎 Artinya bila kita sedang membaca dengan madzhab `Ashim kemudian menggunakan saktah dan tashîl maka bacaan kita merupakan “riwayat Hafsh `an `Ashim”. Namun bila kita tidak menggunakan saktah maupun tashil maka bacaan kita adalah “riwayat Syu`bah `an `Ashim”.
Bersambung ...
🌐 DAFTAR SUMBE
R:
📙Taisirur Rahman Fii Tajwidil Quran, DR Suad Abdul Hamid
📘At tuhfah Al Maalikiyyah fii Talkhish Ushuuli Riwayah Hafsh ‘an ‘Ashim Thariq Syatibiyyah
📗 Tajwid Syafii, Abu Ya'la Kurnaedi
📓 Rangkuman Perbedaan Jalur Syathibi dan Hamami, Syaikh Abdul Karim Al-Jazairiy
💻 http://miwitihombo.blogspot.co.id/2013/07/mengenal-thariqah-syathibiyyah-dan.html
💻 http://tashfiyah.or.id/hubungan-ilmu-tahsin-tajwid-dan-ilmu-qiraat/
Barakallah fiikum ...
➖➖➖➖
🚩 Facebook : https://www.facebook.com/AljazariyFoundation/
📱 Telegram : bit.ly/Telegram-KTO
📸 Instragram : https://www.instagram.com/aljazariy/
________________
📚 Materi MQ-02 ( Muqaddimah )
bag. 02
📖 Mengenal Qiraah, Riwayah, Thariq dan Wajah dalam ilmu qiraat
✅ Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan secara mutawâtir, cara bacanya pun ada aturannya, maka pembaca harus memperhatikan dan bisa membedakan antara qirâ’ah, riwâyah, tharîqah dan wajah sehingga tidak terjadi ikhthilâth (tumpang-tindih) bacaan yang menyebabkan jalur periwayatan menjadi tidak jelas dan tidah shahih.
📌 Mari kita belajar dengan tekun diiringi kesabaran dan istiqamah sehingga kita bisa membaca Al-Quran sesuai dengan jalur periwayatan yang sah dari Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam.
3⃣ THARIQ (الطريق)
هِيَ مَايُنْسَبُ لِلآخِذِ عَنِ الرَّاوِي،وَإِنْ سُفُلَ
✅ Thariq Adalah sesuatu yang dinisbatkan kepada ulama yang menukil dari para perawi. Penukilan ini bisa langsung kepada Rawi atau juga beberapa generasi di bawahnya.
✅ Qiraah yang masyhur dan telah terbukti shahih jalur periwayatannya ada sepuluh. Setiap Qiraah memiliki 2 Riwayat, dan setiap Riwayat memiliki kurang lebih 50 Thariqah (Jalur).
✅ Baik “qira’ât”, “riwâyât”, maupun “tharîq” merupakan khilâf wâjib. Artinya perbedaan itu harus kita kenali dan ketahui serta dipraktekkan bagi bacaan yang kita gunakan.
📌 Penetapannya bergantung pada apa yang diterima dari talaqqi kepada guru Al-Quran serta validitas sanadnya. Seperti itulah keabsahan bacaan Al-Quran sebagaimana ia diajarkan dengan metoda musyafahah bersambung secara mutawâtir.
📌 Dengan demikian tegaslah bahwa bacaan kita adalah bacaan yang benar dan bersumber dari Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam.
✅ Yang masyhur pada bacaan kaum muslimin di Indonesia adalah Qiraah Imam ‘Ashim Riwayat Imam Hafsh Jalur Syathibiyyah.
📌 Di antara ciri jalur Syathibiyyah adalah membaca mad jaiz sama dengan mad wajib, yakni empat atau lima harakat.
📌 Sedangkan pada jalur yang lain, mad jaiz boleh dibaca 2, 3, 4, atau 5 dan mad wajib bisa dibaca 4, 5, atau 6.
📌 Namun, bila kita ingin membaca dengan jalur yang lain, kita mesti memahami kaidah-kaidah yang berlaku pada jalur tersebut, sehingga kita tidak terjatuh pada kesalahan dan pencampuradukan jalur.
✅ Setidaknya ada sekitar 21 poin perbedaan yang mesti kita pahami sebelum memilih jalur dalam membaca Al-Quran, di antaranya yakni: mad jaiz, wajib, pada kata yabshut, bashthah, firqin, dha'fin, mushaythirun, bimushaythir, dan salasila, kemudian ghunnah pada idgham Lam & Ra, Isymam pada "Laa Ta'manna", Bacaan pada Mad Farq, Mad pada 'Ain Harfiy, Saktah, dan Takbir.
4⃣ WAJAH (الوجه)
مَا كَانَ عَلَى غَيْرِ مَا ذُكِرَ مِمَّا هُوَ رَاجِعٌ إِلَى تَخْيِيرِ الْقَارِئِ
✅ Wajah adalah suatu perbedaan dalam pelafalan dalam membaca Al Quran yang dikembalikan kepada Qari (pembaca) bacaan mana yang mau dipilih.
Perbedaan ini muncul dilihat dari dua segi :
📌 1. Perbedaan dari Riwayah (praktik) (وَجْهُ الرِّوَايَةِ)
هُوَ الْمَنْقُولُ عَنِ الشُّيُوخِ بِسَنَدٍ مُتَّصِلٍ إِلَى رَسُولِ لله . وَهُوَ وَجْهٌ إِلْزَامٌ
✔ Perbedaan bacaan dari jalur periwayatan secara praktik dari ulama-ulama qiraat yang bersambung kepada Rasulullaah, dan perbedaan ini sesuatu yang lazim.
Contoh :
📎 Dalam riwayat hafsh ‘an ashim thariq Asy syatibiyyah cara Membaca
لَا تَأْمَنَّا
QS Yusuf : 11
bisa dibaca dengan dua cara yaitu tashil atau ikhtilas.
📎Atau Membaca kalimat
ءَآلْئن
ءَآلذّكَرَينِ
ءَآللَّه
bisa dibaca dengan dua cara ibdal atau tashil.
📌 2. Perbedaan dari segi dirayah (teori) (وَجْهُ الدِّرَايَةِ)
هُوَ عِبَارَةٌ عَنِ الْقِيَاسِ الْعلْميِّ وَاجْتِهَادِ الْعُلَمَاءِ
✔ Perbedaan yang bersumber yang berasal dari qiyas yang diambil dari kaidah-kaidah teori ilmu tajwid dan ijtihad dari para ulama.
Contoh :
📎 a. Membaca basmalah diantara dua surat dalam kecuali antar surat Al Anfal dan At Taubah terdapat tiga cara yaitu :
📍 1) Berhenti seluruhnya
Maksudnya berhenti pada akhir surat, berhenti pada basmallah dan kemudian awal surat
📍 2) Berhenti pada Akhir ayat dan menggabungkan basmallah dan awal surat
📍 3) Menggabungkan akhir surair surat, basmallah dan awal surat
📎 b. Membaca iqlab atau ikhfa syafawi dengan ithbaq (merapatkan bibir)
ini adalah pendapat ulama mutaqadimin atau furjah (tanpa merapatkan kedua bibir) ini pendapat ulama mutaakhirin.
🌐 DAFTAR SUMBER:
📙Taisirur Rahman Fii Tajwidil Quran, DR Suad Abdul Hamid
📘At tuhfah Al Maalikiyyah fii Talkhish Ushuuli Riwayah Hafsh ‘an ‘Ashim Thariq Syatibiyyah
📗 Tajwid Syafii, Abu Ya'la Kurnaedi
📓 Rangkuman Perbedaan Jalur Syathibi dan Hamami, Syaikh Abdul Karim Al-Jazairiy
💻 http://miwitihombo.blogspot.co.id/2013/07/mengenal-thariqah-syathibiyyah-dan.html
💻 http://tashfiyah.or.id/hubungan-ilmu-tahsin-tajwid-dan-ilmu-qiraat/
💻 https://vb.tafsir.net/tafsir16455/#.WgjtULUxXDc
Barakallah fiikum ...
➖➖➖➖
🚩 Facebook : https://www.facebook.com/AljazariyFoundation/
📱 Telegram : bit.ly/Telegram-KTO
📸 Instragram : https://www.instagram.com/aljazariy/
MIZAN HARAKAT YANG TERLUPAKAN..
Kesalahan membaca Al Quran yang tidak banyak para para pengajar Al Quran ketahui bahkan para pegajar Al Quran pun masih banyak melakukan ini adalah ketidak seimbangan dalam membaca harakat.
Ketidak seimbangan ini adalah berbedanya tempo perpindahan harakat satu dengan yang lainnya. Zaman (waktu) perpindahan harakat sangat detentukan oleh kecepatan bacaan (سُرْعَةُ التِّلَاوَةِ) yaitu kecepatan lambat (tahqiq), sedang (tadwir) ataupun cepat (hadr).
Kesalahan terjadi saat perpindahan harakat memakai tempo lambat akan tetapi sewaktu-waktu tanpa disadari kita membaca dengan memakai tempo cepat dibeberapa harakat saja. hal ini menyebabkan harakat tidak dibaca sempurna sesuai mizannya karena mizan menjadi cepat yang asalnya lambat, menguragi harakat dari kada seharusnya para ulama menamakannya dengan istilah al ikhtilas.
Al Ikhtilas dalam riwayat hafsh hanya terdapat pada kata لا تأمنا yaitu wajah ke dua selain dibaca isymam pada thariq syathibiyah .
kebalikannya jika kita memakai tempo cepat maka perpindahan huruf berharakat juga menjadi cepat, namun apabila menjadi melambat perpindahannya berarti kita sudah merubah mizannya menjadi lebih lambat. menambah kadar harakat ini oleh para ulama dimanakan dengan at tamthith atau isyaba'ul harakat.
isyba'ul harakat ini termasuk lahn jaliyy karena kita menambah huruf mad setelah huruf berharakat.
biasanya kesalahan2 ini banyak kepada para pembaca al quran terjadi karena terpengaruh oleh irama bacaan.
maka hendaknya kita berhati ketika membaca huruf berharakat,
berkata imam ath thibi :
وَعِنْدَ نُطْقِ الْحَرَكَاتِ فَاحْـــذَرَا *** نَقْصاً أَوِ اشْــبَاعاً أَوَ انْ تُغَيِّرَا
"Dan ketika mengucapan harakat maka berhati-hatilah
mengurangi harakat, menambah harakat ,merubah harakat."
Kalau kurang faham dengan status ini, silahkan bisa mengikuti daurah tanggal 27 dan 28 oktober insyaAllah akan dibahas di buku riyadhah pada bab harakat oleh ustadz Walid Halwa Abdirrahman..
Kesalahan membaca Al Quran yang tidak banyak para para pengajar Al Quran ketahui bahkan para pegajar Al Quran pun masih banyak melakukan ini adalah ketidak seimbangan dalam membaca harakat.
Ketidak seimbangan ini adalah berbedanya tempo perpindahan harakat satu dengan yang lainnya. Zaman (waktu) perpindahan harakat sangat detentukan oleh kecepatan bacaan (سُرْعَةُ التِّلَاوَةِ) yaitu kecepatan lambat (tahqiq), sedang (tadwir) ataupun cepat (hadr).
Kesalahan terjadi saat perpindahan harakat memakai tempo lambat akan tetapi sewaktu-waktu tanpa disadari kita membaca dengan memakai tempo cepat dibeberapa harakat saja. hal ini menyebabkan harakat tidak dibaca sempurna sesuai mizannya karena mizan menjadi cepat yang asalnya lambat, menguragi harakat dari kada seharusnya para ulama menamakannya dengan istilah al ikhtilas.
Al Ikhtilas dalam riwayat hafsh hanya terdapat pada kata لا تأمنا yaitu wajah ke dua selain dibaca isymam pada thariq syathibiyah .
kebalikannya jika kita memakai tempo cepat maka perpindahan huruf berharakat juga menjadi cepat, namun apabila menjadi melambat perpindahannya berarti kita sudah merubah mizannya menjadi lebih lambat. menambah kadar harakat ini oleh para ulama dimanakan dengan at tamthith atau isyaba'ul harakat.
isyba'ul harakat ini termasuk lahn jaliyy karena kita menambah huruf mad setelah huruf berharakat.
biasanya kesalahan2 ini banyak kepada para pembaca al quran terjadi karena terpengaruh oleh irama bacaan.
maka hendaknya kita berhati ketika membaca huruf berharakat,
berkata imam ath thibi :
وَعِنْدَ نُطْقِ الْحَرَكَاتِ فَاحْـــذَرَا *** نَقْصاً أَوِ اشْــبَاعاً أَوَ انْ تُغَيِّرَا
"Dan ketika mengucapan harakat maka berhati-hatilah
mengurangi harakat, menambah harakat ,merubah harakat."
Kalau kurang faham dengan status ini, silahkan bisa mengikuti daurah tanggal 27 dan 28 oktober insyaAllah akan dibahas di buku riyadhah pada bab harakat oleh ustadz Walid Halwa Abdirrahman..
سَلَامَةُ النُّطْقِ بِالْحُرُوفِ
“Menguasai Pengucapan Huruf”
.
Membaca Al Quran dengan benar haruslah diawali dengan menguasai pengucapan huruf-hurufnya, karena huruf adalah bagian terkecil dari Al Quran.
Selamatnya lidah dari kesalahan pengucapan huruf –huruf Al Quran yaitu ketika kita bisa memberikan hak-hak sebuah huruf dan mengucapkan huruf sesuai dengan timbangannya.
.
Imam Ibnu Al Jazariy berkata :
وَهُوَ إِعْطَاءُ الْحُرُوفِ حَقَّهَا ... مِنْ صِفَةٍ لَهَا وَمُستَحَقَّهَا
وَرَدُّ كُلِّ وَاحِدٍ لِأَصْلِهِ ... وَاللَّفْظُ فِي نَظِيْرِهِ كَمِثْلهِ
مُكَمَّلاً مِنْ غَيْرِ مَا تَكَلُّفِ ... بِاللُّطْفِ فِي النُّطْقِ بِلاَ تَعَسُّفِ
.
(Tajwid) adalah memberikan setiap huruf haknya dari shifat yang terdapat padanya dan juga memberikan mustahaknya.
Dan mengembalikan tiap-tiap satu (huruf) kepada asalnya (makhrojnya), (bunyi) lafadz pada permulaannya (harus) sepertinya (Konsisten).
.
(Membaca al-quran itu hendaknya ) Dengan sempurna, tanpa terbebani, dengan lembut dalam pengucapan, tanpa berlebihan.
Hak huruf adalah mengeluarnya sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj), dan memberikan shifat ashli huruf tersebut seperti ( ithbaq, infitah, isti’la, istifal dan yang lainya)
.
Mustahak huruf adalah sifat yang berasal dari shifat ashli huruf yang muncul sewaktu-waktu pada huruf tertentu saja.
Seperti sifat tafkhim (suara tebal) yang diakibatkan shifat isti’la, atau tarqiq (suara tipis) yang diakibatkan oleh sfat istifal.
.
Atau shifat yang muncul akibat pertemuan dua huruf seperti : sifat idzhar akibat pertemuan nun sukun atau tanwin dengan huruf tenggorokan ( ء , ه, ع , ح, غ, خ)
.
Yang dimaksud dengan memberikan hak beserta mustahak huruf adalah membaca al quran sebagaimana bacaan yang diambil dari Rasulullah secara mutawatir sebagai mana al quran diturunkan kepada beliau, tidak berlebihan dalam membacanya tidak juga serampangan. Yaitu membaca setiap hurur-huruf dalam al quran sesuai dengan mizannya (timbangan).
.
Berkata Imam As sakhawiy :
لِلْحَرْفِ مِيزَانٌ فَلاَ تَكُ طَاغِياً ... فِيه وَلاَ تَكُ مُخْسِرَ الْمِيزَانِ
Setiap huruf memiliki timbangan maka janganlah berlebihan pada pengucapannya dan jangan pula menguranginya.
.
Timbangan huruf adalah hak-hak huruf yang harus diberikan saat huruf tersebut dibaca.
SUMBER :
1. kitab hilyatut tilawah fi tajwidil quran ( Doktor Rojab Muhammad Mufid Syaqiqi)
2. Taisurrahman fi tajwidil quran (Doktor Su'ad Abdul Hamid)
3. Fannut Tartil wa 'uluumuhu (Syaikh Ahmad Bin Ahmad bin Muhammad 'Abdillaah At Thawil )
4. manzhumah sakhawiyyah ( Syakh Abul Hasan Aliy bin Muhammad As Sakhawiy)
5. Terjemah tafsiriyah matan Al jazariyyah (Ustadz Rendi Rustandi)
dan Sumber yang lain...
apa saja detail yang menjadi indikator sev
buah huruf dikatakan benar, sesuai mizan , sesuai dengan hak dan mustahaknya ?
insyaAllah pembahasan lebih lengkap terdapat pada buku
#dasar_dasar_tilawah_shahihah
atau ikuti daurahnya !
Kajian tajwid
*Mahad Imam Ibnu Al Jazariy Bandung*
Oleh : Ganjar Abu Muhammad
*AL QURAN DITURUNKAN DENGAN BAHASA ARAB*
Allah ﷻ menerangkan di banyak ayat dalam Al Quran , bahwa Al Quranul karim diturunkan dalam bahasa arab. Malaikat Jibril turun bersamanya dan membacakannya kepada Nabi Muhammad ﷺ dengan lafazh ‘arabiy.
Allahfberfrman :
وَ اِنَّہٗ لَتَنۡزِیۡلُ رَبِّ الْعٰلَمِیۡنَ ﴿۱۹۲﴾ؕ نَزَلَ بِہِ الرُّوۡحُ الْاَمِیۡنُ ﴿۱۹۳﴾ۙ عَلٰی قَلْبِکَ لِتَكُوۡنَ مِنَ الْمُنۡذِرِیۡنَ ﴿۱۹۴﴾ بِلِسَانٍ عَرَبِیٍّ مُّبِیۡنٍ ﴿۱۹۵﴾ؕ
Dan sesungguhnya Al Quran benar-benar diturunkan oleh tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar ruh Al Amin (jibril),Kedalam hatimu (muhammad) agar kamu menjadi salah seorang yang memberi peringatan, Dengan bahasa arab yang jelas. (QS. Asy Syuara : 192-195)
اِنَّاۤ اَنۡزَلْنٰہُ قُرْءٰنًا عَرَبِیًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوۡنَ ﴿۲﴾
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran berbahasa arab, agar kamu mengerti”. (QS. Yusuf : 2).
وَ لَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّہُمْ یَقُوۡلُوۡنَ اِنَّمَا یُعَلِّمُہٗ بَشَرٌ ؕ لِسَانُ الَّذِیۡ یُلْحِدُوۡنَ اِلَیۡہِ اَعْجَمِیٌّ وَّہٰذَا لِسَانٌ عَرَبِیٌّ مُّبِیۡنٌ ﴿۱۰۳﴾
“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, : “Sesungguhnya AL Quran itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). “Bahasa yang mereka tuduhkan (bahwa muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al Quran) adalah dalam bahasa yang jelas. (QS. An Nahl : 103).
*Kata ‘arabiy* dalam ayat-ayat diatas adalah dinisbatkan kepada bangsa arab. (lihat adabul katib Ibnu Qutaibah halaman 39)
Berkata Abu Manshur Al Azhariy : “Allah menurunkan Al Quran kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai Rasul dengan bahasa arab, karena nasab beliau adalah bangsa arab yang Al Quran turun dengan bahasa mereka (bangsa arab) ”.
Lawan dari arab (الْعَرَبُ) adalah a’jam (الْأَعْجَمُ), bahasa orang arab dinamakan Al ‘arabiyyah (الْعَربِيَّةُ) yaitu bahasa dengan i‘rab yang benar, jelas maknanya dan fashih pengucapannya. Adapun bahasa a’jam adalah al ‘ujmah (الْعُجْمَةُ) yang memiliki makna terbalik yaitu perkataan yang terdapat kesalahan ‘irab padanya, maknanya tidak jelas dan tidak fashih pengucapannya walaupun yang berkata adalah orang arab.
Akan tetapi seseorang yang berkata fashih maka bisa dikatakan dia memiliki lisan arab yaitu bahasa yang fashih walaupun dia bukan orang arab (الْعَجَمُ).
Berkata juga para ulama tafsir tentang ayat-ayat diatas bahwa makna dari *mubin adalah fashih*. Maka dari itu maknanya menjadi, bahwa Al Quran berbahasa arab yang fashih, bukan bahasa ‘ajam yang artinya sebagaimana yang sudah dijelaskan yaitu bahasa yang tidak jelas dan tidak fashih.
Ciri-ciri bahasa ‘ujmah :
1. Setiap perkatan atau dialek bahasa selain bahasa arab (اللُّكْنَةُ) _*kitabul ‘ain Iman Al Khalil bin Ahmad Al Farahidi 1/237*_
2. Perkataan yang terdapat aib padanya yang huruf-hurufnya tidak jelas dan tidak fashih (الْحْكْلَةُ). _*kitab al bayan wat tabyiin*_
4. Keliru dalam membaca huruf.
5. Bercampurnya kata satu dengan yang lainnya (اللَّجْلَجَةُ).
6. Ragu-ragu atau terbata-bata dalam berkata (اللَّغْلَغَةُ).
Dalam penjelasan diatas menunjukan bahwa Al Quran diturunkan dengan bahasa arab yang fashih.
Semoga kita diberikan kemudah oleh Allah ﷻ Untuk bisa membaca Al Quran dengan fashih sebagaimana Al Quran diturunkan.
Disadur dalam Kitab : _*Tajwiidul lafzhi fii qiraatil quranil karim*_
*karya As Syaikh Husain bin Sa'di Al Mathiriy*
Subscribe to:
Comments (Atom)









