Thursday, April 7, 2016

Kisah suami yg sholih ....

Seorang suami  memarahi istrinya, maka Istrinya sedih dan murung...

Lalu istrinya mulai menyimpan pakaian-pakainnya di Tas, bertekad pergi ke rumah keluarganya...

❗Dari sini suami merasakan kehidupan rumah tangga keduanya ada dalam marabahaya..

💘 Maka ia segera mengucapkan kata-kata yang indah, Senyuman lembut, dan ciuman dikelopak matanya..

 💟Lalu suami bertanya : apa yang ingin engkau lakukan?

 💗Istrinya menjawab: "Saya sedang merapihkan sebagian barang-barangku,,,"

💖Suami tertegun sejenak dengan kata-kata istrinya yang tadinya bertekad pergi menjadi :
"..Sedang merapihkan sebagian barang-barangku"

💖 Suami merasakan bahwa tabiat wanita adalah lemah sehingga mengingatkan dirinya dengan sabda Nabi shallahu'alaihi wasallam:

"Tidaklah yang memuliakan mereka kecuali orang yang mulia dan tidaklah yang merendahkan mereka kecuali orang yang hina"

Islam Mengajarkan Suami Untuk Bersikap Lembut & Memuliakan Istrinya

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)." -Hadis-

Seorang suami dituntut untuk dapat bersikap lembut terhadap istrinya. Karena, sebagaimana telah dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassalam, istri (wanita) diibaratkan seperti tulang rusuk. Jika diluruskan dengan paksa, maka tulang itu akan patah. Dan sebaliknya, jika dibiarkan akan tetap bengkok.

Suami adalah nakhoda dalam bahtera rumah tangga, demikian syariat telah menetapkan.
Dengan kesempurnaan hikmah-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat suami sebagai qawwam (pemimpin).

“Kaum pria adalah qawwam bagi kaum wanita….” (An-Nisa: 34)

Suamilah yang kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang keluarganya, sebagaimana diberitakan oleh Rasul yang mulia shalallahu alaihi wassalam :

“Laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarganya dan kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang mereka.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
Dalam menjalankan fungsinya ini, seorang suami tidak boleh bersikap masa bodoh, keras, kaku dan kasar terhadap keluarganya. Bahkan sebaliknya, ia harus mengenakan perhiasan akhlak yang mulia, penuh kelembutan, dan kasih sayang.

Meski pada dasarnya ia adalah seorang yang berwatak keras dan kaku, namun ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih lagi dengan istri dan anak-anaknya, ia harus bisa bersikap lunak agar mereka tidak menjauh dan berpaling. Dan sikap lemah lembut ini merupakan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana kalam-Nya ketika memuji Rasul-Nya yang mulia:

“Karena disebabkan rahmat Allah lah engkau dapat bersikap lemah lembut dan lunak kepada mereka. Sekiranya engkau itu adalah seorang yang kaku, keras lagi berhati kasar, tentu mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Ali ‘Imran: 159)

Dalam tanzil-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan seorang suami untuk bergaul dengan istrinya dengan cara yang baik.

“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) dengan cara yang baik.” (An-Nisa: 19)

Al-Hafidz Ibnu Katsir t ketika menafsirkan ayat di atas, menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbagus perbuatan dan penampilan kalian sesuai kadar kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat hal yang sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hal ini:

“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)

Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassalam sendiri telah bersabda:

“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)."

Termasuk akhlak Nabi Shalallahu ‘alahi wassalam, beliau sangat baik hubungannya dengan para istrinya. Wajahnya senantiasa berseri-seri, suka bersenda gurau dan bercumbu rayu dengan istri, bersikap lembut dan melapangkan mereka dalam hal nafkah serta tertawa bersama istri-istrinya. Sampai-sampai, beliau pernah mengajak ‘Aisyah Ummul Mukminin berlomba, untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang beliau terhadapnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/477)

Ustadz Nuruddin Abu Faynan,
Makkah
🌺🌺 Mutiara Tarbiyah 🌺🌺

‏إذا تعلمت الصبر ..‏
فقد أجتزت نصف مشاكل الحياة ..
أما إذا أحتسبته عند الله وجعلته منهج حياتك؛ فقد أوتيت الخير والأجر كله ..
" إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب ".
Jika Anda belajar sabar..
Anda telah lewati separo problem hidup..
Dan jika Anda hanya meminta balasan Allah dari kesabaran itu, dan Anda jadikan sebagai pedoman hidup, Anda telah diberi semua kebaikan dan pahala.
" Sesungguhnya orang-orang yang bersabar dipenuhi balasannya tak terhingga."

قال ابن عثيمين رحمه الله:
إذا أتعبك الشيء وعجزت عنه؛ فأكثر من قول: لا حول ولا قوة إلا بالله، فإن الله تعالى يعينك عليه.
وقيل: لو يعلم صاحب الحاجة ما في هذه الكلمة من العون والتوفيق والفرج؛ ما تركها حتى تنقضي حاجته !

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, "Jika sesuatu melelahkanmu dan kamu tidak mampu mengatasinya. Perbanyaklah mengucapkan La hawla wa la quwwata illa billah. Pasti Allah menolongmu mengatasinya.
Ada yg berkata, Andai ada yang tahu tentang pertolongan, taufiq, dan solusi pada kalimat tersebut, ia tidak akan meninggalkannya sampai kebutuhannya terpenuhi.

قال تعالى واصفاً المؤمنين الصادقين
﴿ ﻭﺍﻟﺬﻳﻦَ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﺃﺷﺪُّ ﺣﺒًﺎ ﻟﻠﻪ ﴾
أي ﻛﻠﻤﺎ ﻛَﺒُﺮَ ﺣﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻚ؛
ﻛﻠﻤﺎ ﺻَﻐُﺮَ ﻛﻞ ﺷﻲﺀٍ في هذه الدنيا ﻓﻲ ﻋﻴﻨﻴﻚ !

Allah menggambarkan sifat orang-orang beriman yang benar, " Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah." artinya, semakin besar cinta kepada Allah dalam dirimu, semakin kecil semua yang ada di dunia ini di mata Anda.

‏أكثر ما يُهلك الصالحين؛ الاغترار بالطاعات!
وأكثر ما يُهلك المقصرين؛ احتقار المعاصي!
ومن عرف الله؛ ما استكثر الطاعة، ولا احتقر السيئة .
عبدالعزيز الطريفي

Yang paling sering merusak orang-orang shalih adalah tertipu oleh ketaatan.
Yang paling sering merusak orang-orang malas adalah menyepelekan maksiat.
Siapa mengenal Allah, ia tidak merasa telah banyak ketaatannya dan tidak menyepelekan kesalahan. (Abdul Aziz Thuraifi)

نستطيع بكل دقة تحديد الوقت وضبطه  بالدقيقة والثانية، ولكن كثير منا مع الأسف لا يعرف قيمة الوقت وحسن الاستفادة منه !!

Kita bisa menentukan waktu sampai pada bilangan menit dan detik. Tapi, sayangnya banyak yang tidak tahu nilai waktu dan menggunakannya dengan baik.

‏"سمعنا فتى يذكرهم يقال له إبراهيم"
"إن إبراهيم كان أمة "
انظروا الفرق ..
عند الناس ينادونه ( فتى ) احتقاراً له ، وعند ربه ( أمة ) بأكملها !
فالعبرة إذن..
من أنت عند الله،
وليس من أنت عند الناس؟!

Firman Allah,
"Kami mendengar seorang pemuda bernama Ibrahim."
"Sesungguhnya Ibrahim adalah ummat."
Lihatlah bedanya...
Orang hanya menyebutnya 'seorang pemuda', menghinanya.
Namun di sisi Tuhannya sebagai 'ummat' seutuhnya.
Esensinya adalah..
Siapa Anda menurut Allah...
Bukan siapa Anda menurut manusia..

من يواظب على قراءة القرآن الكريم؛ يعطيه الله قوة ليتحمل قلبه صدود البشر، فيرى الألم منهم أمراً متوقعاً،
ويرى التقصير منهم أمراً عادياً ..
ثم لا يراهم بتاتاً؛
ليرى أفعال الله ورحمته
وإحسانه وكرمه عليه في كل شيء ..!!

Siapa membiasakan diri baca Al-Qur'an Al-Karim, Allah beri kekuatan hati agar tahan dalam menghadapi gangguan manusia.
Lalu ia melihat penderitaan dari mereka sebagai sesuatu yang telah diprediksi
Melihat kemalasan mereka sebagai suatu kebiasaan
Lalu melihat mereka tidak ada apa-apanya
Agar dengan itu ia melihat kasih sayang, karunia, kebaikan Allah kepadanya pada semua hal.

سعادة الآخرين لن تقلل من سعادتك!
وغناهم لن ينقص من رزقك!
وصحتهم لن تسلب منك عافيتك!
فكُن نقي القلب،
وتمن لغيرك ما تتمناه لنفسك ..
فهذا هو كمال الإيمان .

Kebahagiaan orang lain tidak mengurangi kebahagiaan Anda!
Kekayaan orang lain tidak mengurangi rizki Anda!
Sehatnya orang lain tidak mengambil kesehatan Anda!
Maka bersihkan hati Anda!
Berharaplah untuk orang lain sebagaimana harapan untuk Anda sendiri.
Inilah kesempurnaan iman.

قال تعالى: ( وهدوا إلى الطيب من القول )
حتى القول الجميل، والكلمة الطيبة هي هداية من الله للعبد ..!
فاطلبها منه سبحانه ..
وهنيئاً لمن نال الهداية الكاملة في القول والعمل .

Allah berfirman, "Dan mereka ditunjukkan kepada kebaikan kata-kata.."
Sampai kata-kata yang baik adalah hidayah dari Allah untuk hamba.
Maka mintalah hidayah itu kepada-Nya
Berbahagialah bagi yang mendapat hidayah sempurna, ucapan dan perbuatan.

قال النبي  "من أحب لقاء الله
أحب الله لقاءه"
فمن عمل لما بعد الموت؛ لم يخشه!
ومن أصلح آخرته؛ حن إليها!
ومن عرف الله حقاً؛ اشتاق إليه صدقاً!

Nabi saw bersabda, "Siapa suka bertemu dengan Allah, Allah juga suka bertemu dengannya."
Siapa beramal untuk setelah kematian,  ia tidak takut terhadap kematian.
Siapa memperbaiki akhiratnya, ia rindu kepadanya.
Dan barangsiapa mengenal Allah dengan baik, ia kangen kepada-Nya dengan jujur.

Semoga bermanfaat...
🍎🍎🍐🍐🍎🍎