Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Tuesday, April 7, 2020
*BEBERAPA KAIDAH KELIRU DALAM BERAGAMA*
________✒
Di tengah masyarakat beredar kaidah-kaidah yang mereka jadikan acuan dalam beragama. Padahal kaidah-kaidah tersebut *tidak ada asalnya* dari para salafus shalih dan para ulama Ahlussunnah.
Terlebih lagi kaidah-kaidah ini bermasalah dan bertentangan dengan syariat.
📌 Diantaranya adalah kaidah-kaidah berikut ini, yang secara umum merupakan kaidah yang *batil dan keliru.* Walaupun memang, kaidah-kaidah ini bisa dimaknai benar dengan syarat dan ketentuan khusus.
🍁 1. Kaidah: *_“kita tolong-menolong dalam perkara yang kita sepakati, dan kita saling memberi udzur dalam perkara yang kita perselisihkan”_*
Jelas kaidah ini keliru, bertentangan dengan firman Allah:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
_“saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah saling tolong menolong dalam dosa dan pelanggaran”_ *(QS. Al Maidah: 2).*
Ayat ini menunjukkan bagwa tolong menolong itu bukan dalam perkara yang disepakati oleh manusia, 👉 *namun dalam kebaikan dan ketaatan.*
Jika sekelompok orang sepakat melakukan bid’ah, maka tetap tidak boleh tolong-menolong dalam kebid’ahan.
Kaidah di atas juga bertentangan dengan firman Allah:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
_“Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”_ *(QS. An Nisa: 59)*
✅ Maka dalam perkara yang kita perselisihkan, sikap yang benar bukan memberi saling memberi udzur, namun kita kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Jadikan dalil sebagai kata pemutus.
Syaikh Shalih Al Fauzan menjelaskan:
ويقول نجتمع فيما اتفقنا عليه , ويعذر بعضنا بعضا فيما اختلفنا فيه. هذا لا شك أنه كلام باطل. فالواجب أن نَجتمع على كتاب الله وسُنة رسوله، و ما اختلفنا فيه نردُّه إلى كتاب الله وسُنة رسوله، لايعذر بعضنا بعضاً و نبقى على الاختلاف؛ بل نردُّه إلَى كتاب الله وسُنة رسوله، و ما وافق الْحَقَّ أخذنا به، و ما وافق الخطأ نرجع عنه . هذا هو الواجب علينا ، فلا تبقى اﻷمة مُختلفةً
_“Kaidah: kita bersatu dalam perkara yang kita sepakati, dan kita saling memberi udzur dalam perkara yang kita perselisihkan. Ini tidak ragu lagi adalah perkataan yang batil._
_Wajib bagi kita semua untuk bersatu di atas Al Qur’an dan As Sunnah._
_Perkara yang kita perselisihkan, kita kembalikan kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul, bukan malah kita saling bertoleransi dan membiarkan tetap pada perbedaan._
_Bahkan yang benar adalah kita kembalikan kepada Al Qur’an dan Sunnah Rasul. Pendapat yang bersesuaikan dengan kebenaran, kita ambil, pendapat yang salah maka kita tinggalkan. Itulah yang wajib bagi kita, bukan membiarkan umat tetap pada perselisihan”_ *(Syarah Ushul As Sittah, hal. 20-21).*
● *Namun, kaidah di atas bisa menjadi benar jika* yang dimaksud adalah perkara yang ulama ijma (sepakat) itu disyariatkan, maka memang benar kita hendaknya saling-menolong.
Juga jika yang dimaksud adalah perkara _khilafiyah ijtihadiyyah saaighah,_ maka memang benar kita hendaknya saling memberi udzur.
Ibnu Hashar mengatakan suatu kaidah penting:
وليس كل خلاف جاء معتبرا إلا خلافا له حظ من النظر
_“Tidak semua khilafiyah itu dianggap, namun yang dianggap khilafiyah adalah yang memiliki sisi pendalilan yang benar”._
Syaikh Musthafa Al Adawi hafizhahullah berkata:
_“Ada banyak permasalahan yang para ulama berlapang dada dalam menyikapi perselisihan di dalamnya, karena ada beberapa pendapat ulama di sana._
_Setiap pendapat bersandar pada dalil yang shahih atau pada kaidah asal yang umum, atau kepada qiyas jaliy. Maka dalam permasalahan yang seperti ini, tidak boleh kita menganggap orang yang berpegang pada pendapat lain sebagai musuh, tidak boleh menggelarinya sebagai ahli bid’ah, atau menuduhnya berbuat bid’ah, sesat dan menyimpang. Bahkan selayaknya kita mentoleransi setiap pendapat selama bersandar pada dalil shahih, walaupun kita menganggap pendapat yang kita pegang itu lebih tepat”._ *(Mafatihul Fiqhi, 1/100)*
__________
🍁 2. Kaidah: _*“lihat apa yang dikatakan, jangan lihat siapa yang berkata”*_
Yang benar, dalam masalah dunia dan lebih lagi dalam masalah agama, kita harus selektif dan memperhatikan dengan baik siapa yang berkata?
Allah ta’ala berfirman:
وَقَدْ نَزَّلَ عَلَيْكُمْ فِي الْكِتَابِ أَنْ إِذَا سَمِعْتُمْ آيَاتِ اللَّهِ يُكْفَرُ بِهَا وَيُسْتَهْزَأُ بِهَا فَلَا تَقْعُدُوا مَعَهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ إِنَّكُمْ إِذًا مِثْلُهُمْ إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
_“Dan sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam”_ *(QS. An Nisa: 140).*
Ayat ini melarang duduk-duduk di majelis orang yang buruk.
Maka artinya, harus selektif memilih majelis.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إن من أشراط الساعة أن يلتمس العلم عند الأصاغر
_“Diantara tanda kiamat adalah orang-orang menuntut ilmu dari al ashaghir (ahlul bid’ah)”_ *(HR. Ibnul Mubarak dalam Az Zuhd [2/316], Al Lalikai dalam Syarah Ushulus Sunnah [1/230], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah [695]).*
Dalam hadits ini Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mewanti-wanti terhadap ahlul bid’ah yang menjadi pengajar. Maka ini menunjukkan harus selektif dalam mengambil ilmu.
Demikian juga masalah dunia, harus dilihat siapa yang mengatakannya.
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
_“Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian”_ *(QS. Al-Hujurat: 6).*
Maka jelas kelirunya kaidah di atas.
● Namun kaidah di atas bisa benar, jika di bawakan dalam bab
_*“menerima kebenaran”.*_
Jika suatu perkataan sudah tersampaikan, entah disengaja atau tidak di sengaja sampainya, dan itu bersesuaian dengan kebenaran, maka wajib diterima siapapun yang mengatakannya.
Sebagaimana hadits Abu Hurairah yang membawa kabar dari setan namun dibenarkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu,
Setan berkata,
_*“Biarkan mengajarimu suatu kalimat yang akan bermanfaat untukmu”.*_
_Abu Hurairah bertanya, *“Apa itu?”*_
_Setan pun menjawab, *“Jika engkau hendak tidur, bacalah ayat kursi ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum‘ sampai selesai. Maka Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari”.*_
_Abu Hurairah berkata, *“Aku pun melepaskan diri setan tersebut. Dan ketika pagi hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padaku, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?”.*_
_Abu Hurairah menjawab, *“Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya”.*_
_Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, *“Apa kalimat tersebut?”*_
_Abu Hurairah menjawab, *“Ia mengatakan padaku, jika aku hendak tidur hendaknya membaca ayat kursi hingga selesai, yaitu ayat ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan dahulu para sahabat adalah orang-orang yang paling semangat dalam melakukan kebaikan”.*_
_Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, *“Dia (setan) telah mengatakan kebenaran, walaupun asalnya dia adalah makhluk yang banyak berdusta. Engkau tahu siapa yang berbicara padamu dalam tiga malam kemarin, wahai Abu Hurairah?”.*_
_Abu Hurairah menjawab: *“Tidak tahu”.*_
_Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, *“Dia adalah setan.”*_ *(HR. Bukhari no. 2311).*
Perkataan setan tetap dibenarkan jika memang bersesuaian dengan kebenaran. Dan tentunya untuk menilai suatu perkataan itu bersesuaian dengan kebenaran atau tidak, ini *Butuh Ilmu.*
Bukan dengan anggapan baik atau perasaan.
__________
🍁 3. Kaidah: _*“ambil baiknya, buang buruknya”*_
Kaidah ini juga bertentangan dengan dalil-dalil di poin kedua di atas tentang wajibnya selektif dalam mencari kebenaran dan mencari ilmu.
Bukan ambil dari sembarang orang lalu merasa bisa mengambil baiknya dan membuang buruknya.
Kaidah ini juga bertentangan dengan akal sehat.
```Karena bagaimana mungkin pencari kebenaran dan penuntut ilmu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, padahal dia baru saja ingin belajar dan mencari?!```
📌 Padahal mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk butuh kepada ilmu.
● Namun kaidah ini bisa benar jika diterapkan pada orang yang mayoritasnya baik dan di atas kebenaran namun dia tergelincir pada beberapa kekeliruan.
Seperti ketika berguru pada seorang ulama yang berpegang pada sunnah dan akidah yang lurus. Maka tentu saja ulama sebagaimana manusia biasa, ia tidak sempurna, terkadang ada kekurangan dalam dirinya berupa sebagian akhlak yang buruk atau lainnya.
Maka di sini baru diterapkan, *“ambil baiknya, buang buruknya”.*
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أَقِيلُوا ذَوِي الْهَيْئَاتِ زَلَّاتِهِمْ
_“Maafkanlah ketergelinciran orang-orang yang baik”_ *(HR. Ibnu Hibban 94).*
dalam riwayat lain:
أقيلوا ذوي الهيئات عثراتهم ، إلا الحدود
_“Maafkanlah ketergelinciran dzawil haiah (orang-orang yang baik namanya), kecuali jika terkena hadd”_ *(HR. Abu Daud 4375, Dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah, 638).*
🖊 Ustadz Yulian Purnama
Muslim.or.id
*Oleh: Mutiara Risalah Islam*
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?
📝 Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, dan Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 Daftar Group WA: [Nama, Nomor wa, Jenis Kelamin]
kirim ke https://api.whatsapp.com/send?phone=6289628222285
*KUNCI KEBAHAGIAAN*
📖 📖________✒
_Bismillaah, walhamdulillaah, wash sholaatu wassalaamu alaa rosuulillaah, wa alaa aalihii wa shohbihii wa man waalaah…_
✅ *SEBAB-SEBAB LAPANGNYA DADA*
▶ *(1) Sebab utama lapangnya dada adalah: TAUHID.*
Seperti apa kesempurnaan, kekuatan, dan bertambahnya tauhid seseorang, seperti itu pula kelapangan dadanya.
🔹Alloh ta’ala berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ اللهُ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّنْ رَبِّه [الزمر: 22].
*_Apakah orang yang dibukakan hatinya oleh Alloh untuk menerima Islam, yang oleh karenanya dia mendapat cahaya dari Tuhannya, (sama dengan orang yang hatinya membatu?!)_*
🔹 Alloh juga berfirman:
فَمَنْ يُرِدِ اللهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلاَمِ، وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجاً كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاءِ [الأنعام: 125].
*_Barangsiapa dikehendaki Alloh mendapat hidayah, maka Dia akan membukakan hatinya untuk menerima Islam. Sedang barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, maka Dia akan jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit._*
*Maka, petunjuk dan tauhid* ```adalah sebab utama lapangnya dada...```
*Sebaliknya syirik dan kesesatan,* ```adalah sebab utama sempit dan gundahnya dada.```
▶ *(2) Diantara sebab lapangnya dada adalah: Cahaya yang ditanamkan Alloh ke dalam hati hamba-Nya, yakni CAHAYA IMAN.*
Sungguh cahaya itu akan melapangkan dan meluaskan dada, serta membahagiakan hati...
🌴🌴
Apabila cahaya ini *HILANG* dari hati seorang hamba, maka hati itu akan menjadi *ciut dan gundah* , sehingga menjadikannya berada dalam penjara yang paling sempit dan sulit.
🔹 At-Tirmidzi meriwayatkan dalam *kitab Jami’nya* , bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
*_“Jika cahaya (iman) itu masuk ke dalam hati, maka ia akan menjadi luas dan lapang”. Mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Rosululloh, lalu apa tanda-tandanya?” Beliau menjawab: “(Tandanya adalah jika hatinya menginginkan) kembali ke rumah keabadian, menjauh dari rumah kepalsuan, dan bersiap-siap menghadapi kematian sebelum ia datang”._*
Maka, seorang hamba akan mendapatkan *kelapangan dadanya, sesuai bagiannya dari cahaya (iman) ini* ...
Hal ini menyerupai cahaya dan kegelapan yang kasat mata, karena cahaya dapat melapangkan hati, sedang kegelapan bisa menciutkannya.
🌴🌴
▶ *(3) Diantaranya lagi adalah: ILMU.*
Ilmu akan melapangkan dada dan meluaskannya, hingga ia bisa menjadikannya lebih luas dari dunia.
🌴🌴
Sebaliknya kebodohan bisa menjadikan hati ciut, terkepung, dan terpenjara. Semakin luas ilmu seorang hamba, maka semakin lapang dan luas pula dadanya.
🌴🌴
Tentu, hal ini TIDAK BERLAKU untuk semua ilmu, *akan tetapi hanya untuk ilmu yang diwariskan dari Rosul -shollallohu alaihi wasallam* , yakni ilmu yang bermanfaat.
Oleh karena itu, ahli ilmu menjadi orang yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling bagus akhlaknya, dan paling baik hidupnya.
🌴🌴
▶ *(4) Diantaranya lagi adalah: Kembali kepada Alloh ta’ala, mencintai-Nya sepenuh hati, menghadap pada-Nya, dan mencari kenikmatan dalam mengibadahi-Nya.*
Karena, tidak ada sesuatu pun yang lebih mampu melapangkan dada seorang hamba melebihi itu semua, hingga kadang hati itu mengatakan:
*_“Seandainya di dalam surga nanti, keadaanku seperti ini, maka sungguh itu berarti aku dalam kehidupan yang baik”._*
Sungguh *kecintaan* itu memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam melapangkan dada, membaikkan jiwa, dan menikmatkan hati.
🌴🌴
Tidak ada yang tahu hal itu, kecuali orang yang pernah merasakannya.
Dan ketika cinta itu semakin kuat dan hebat, maka saat itu pula dada menjadi semakin luas dan lapang.
🌴🌴
*Dan hati ini tidak akan menciut, kecuali saat melihat para pengangguran yang kosong dari hal ini.*
Sungguh melihat mereka hanya akan mengotorkan mata hati, dan berkumpul dengan mereka hanya akan membuat *GERAH* jiwa.
🌴🌴
*Diantara sebab utama ciutnya dada adalah:* Berpalingnya hati dari Alloh ta’ala, bergantungnya hati pada selain-Nya, lalainya hati dari mengingat-Nya, dan kecintaan hati pada selain-Nya.
*Karena, barangsiapa mencintai sesuatu selain Alloh, niscaya ia akan disiksa dengannya, dan hatinya akan terpenjara oleh kecintaannya pada sesuatu tersebut.*
🌴🌴
Sehingga tiada orang di muka bumi ini, yang lebih sengsara, lebih penat, lebih buruk, dan lebih payah hidupnya melebihinya.
✅ *Maka, di sini ada dua cinta:*
*(a) Cinta yang merupakan: surga dunia, kebahagiaan jiwa, dan kelezatan hati.*
Cinta yang merupakan kenikmatan, santapan, dan obatnya ruh. Bahkan dialah kehidupan ruh dan sesuatu yang paling disenanginya.
Dialah cinta kepada Alloh semata dengan sepenuh hati, dan tertariknya semua kesenangan, keinginan, dan kecintaan hati hanya kepada-Nya.
🌴🌴
*(b) Dan cinta yang merupakan: siksaan ruh, kegundahan jiwa, penjara hati, dan sempitnya dada.*
Dialah sebab sakit, susah, dan beratnya jiwa. Itulah kecintaan kepada selain Alloh subhanahu wa ta’ala.
▶ *(5) Diantara sebab-sebab lapangnya dada adalah: Melanggengkan dzikir (mengingat)-Nya di segala tempat dan masa.*
Karena, dzikir itu memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam melapangkan dada dan menikmatkan hati.
Sebaliknya, lalai memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menciutkan, memenjarakan, dan menyiksa hati seorang hamba.
🌴🌴
*(6) Diantaranya lagi adalah: Membantu orang lain, dan memberikan manfaat kepada mereka, dengan apa yang ia mampui, dari hartanya, kedudukannya, badannya, dan berbagai macam kebaikan untuk orang lain.*
Oleh karena itu, orang yang *dermawan* dan punya banyak jasa, adalah orang yang paling lapang dadanya, paling baik jiwanya, dan paling nikmat hatinya.
Sedangkan si *bakhil* yang tidak punya jasa baik, adalah orang yang paling sempit dadanya, paling buruk hidupnya, dan paling banyak gundah gulananya.
🌴🌴
🔹 Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- telah memberikan perumpamaan untuk *si bakhil dan sang dermawan* dalam sebuah hadits shohih *(riwayat Muslim: 1021),* yaitu:
*_Seperti dua orang yang mempunyai baju perang dari besi. Setiap kali sang dermawan ingin bersedekah, baju besi itu menjadi tambah luas dan lebar, hingga ia menyeret bajunya dan menjadi panjang jejaknya. Sedangkan si bakhil, setiap kali ingin bersedekah, maka semua lingkaran rantai (yang menjadi penghubung rangkaian baju besi) itu menetapi tempatnya, dan tidak melebar hingga tidak cukup untuknya._*
Maka, inilah perumpamaan lapang dan luasnya dada seorang mukmin yang dermawan, dan ini pula perumpamaan ciut dan sempitnya dada si bakhil.
🌴🌴
▶ *(7) Dan diantaranya lagi adalah: Keberanian.*
Makanya seorang *pemberani* adalah seorang yang lapang dadanya, serta luas jiwa dan hatinya.
Sedangkan *pengecut* , adalah seorang yang paling ciut dadanya, dan paling terbatas hatinya.
```Ia tidak memiliki kesenangan dan kebahagiaan. Ia juga tidak memiliki kenikmatan, kecuali kenikmatan yang dirasakan oleh hewan saja.```
🌴🌴
Adapun kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan, dan kesenangan jiwa, maka itu tidak akan diberikan kepada mereka yang pengecut, sebagaimana ia tidak diberikan kepada mereka yang bakhil...
dan mereka yang berpaling dari Alloh subhanah, lalai dari mengingat-Nya, jahil dengan-Nya, dengan nama-namaNya, dengan sifat-sifatNya, dan dengan agama-Nya, serta hatinya tergantung dengan selain-Nya.
🌴 🌴
Sungguh kenikmatan dan kebahagiaan ini, akan menjadi taman dan surga di alam kubur nanti...
Sebaliknya keciutan dan kesempitan hati mereka, akan menjadi siksaan dan penjara di alam kuburnya.
🌴🌴
*Maka, keadaan hamba di alam kubur nanti,* ```itu seperti keadaan hati di dalam dada, baik dalam hal kenikmatan, siksaan, kebebasan, maupun terpenjaranya.
```
Dan BUKAN PATOKAN, bila ada kelapangan hati bagi si ini, dan keciutan hati bagi si itu, karena adanya sesuatu yang datang.
Karena ia akan hilang dengan hilangnya sesuatu yang datang itu. Akan tetapi yang menjadi patokan adalah *sifat yang menancap di hati,* yang dapat membuatnya lapang atau ciut. Itulah timbangannya… _Wallohul musta’an._
▶ *(8) Diantaranya lagi -bahkan ini salah satu yang utama- adalah: Membersihkan hati dari kotoran, seperti sifat-sifat tercela yang menyebabkan hati menjadi ciut, tersiksa, dan menghalangi kesehatannya.*
Karena, jika sebab-sebab lapangnya hati itu datang kepada seseorang, sedang ia *belum mengeluarkan sifat-sifat tercela itu dari hatinya* , maka ia tidak akan mendapatkan kelapangan hati yang berarti.
🌴🌴
Hasil akhirnya adalah adanya dua materi yang memenuhi hatinya, dan hatinya akan *dikuasai oleh apa yang lebih banyak menempati hatinya* .
▶ *(9) Dan diantaranya lagi adalah: Meninggalkan setiap yang berlebihan, baik dalam ucapan, penglihatan, pendengaran, pergaulan, makanan, ataupun tidur.*
Karena sikap berlebihan dalam ini semua, dapat menyebabkan hati menjadi sakit, gundah, resah, terkepung, terpenjara, ciut, dan tersiksa karenanya. *Bahkan kebanyakan siksaam dunia dan akhirat, bersumber darinya.*
🌴🌴
Maka, _laa ilaaha illallooh…_ betapa ciutnya dada orang yang menyimpan semua penyakit ini, betapa susah hidupnya, betapa buruk keadaannya, dan betapa terkepung hatinya…
🌴🌴
Dan _Laa ilaaha illallooh…_ betapa nikmatnya kehidupan seseorang yang dadanya menyimpan semua sifat yang terpuji itu, serta cita-citanya berputar dan mengitari semua sifat itu.
🔹 Tentulah orang ini memiliki bagian yang agung dari firman Alloh ta’ala:
إنَّ الأَبْرَارَ لَفِى نَعِيم [الانفطار: 13]
*_Sesungguhnya orang yang baik amalannya, berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan._*
🔹 Adapun yang itu, mereka memiliki bagian yang besar dari firman-Nya:
وإنَّ الفُجَّارَ لَفِى جَحِيمٍ [الانفطار: 14]
*_Sesungguhnya orang-orang yang buruk amalannya, berada dalam neraka (yang penuh kesengsaraan)_*
Dan diantara keduanya ada banyak tingkatan yang berbeda-beda, tiada yang dapat menghitungnya, kecuali Alloh tabaaroka wa ta’aala.
🌴🌴
Maksud kami (membawakan pembahasan ini adalah agar kita tahu):
Bahwa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam– adalah makhluk yang paling sempurna dalam semua sifat terpuji yang bisa menjadikan kelapangan dada, keluasan hati, qurrotu ain, dan kehidupan jiwa.
Oleh karena itulah, beliau menjadi makhluk yang paling sempurna dalam kelapangan dada, kehidupan hati, dan qurrotu ain. Belum lagi keistimewaan beliau dalam kelapangan hidup yang bisa dilihat mata.
🌴🌴
Dan makhluk yang paling sempurna dalam menirunya, dialah makhluk yang paling sempurna dalam kelapangan, kelezatan, dan qurrotu ainnya.
Seperti apa seorang hamba dalam meniru beliau, maka seperti itu pula ia akan mendapatkan kelapangan dada, qurrotu ain, dan kelezatan jiwanya.
🌴🌴
Maka, beliau -shollallohu alaihi wasallam- adalah orang yang menempati *posisi puncak kesempurnaan dari kelapangan dada* , kemuliaan nama, dan minimnya dosa.
Dan bagi pengikutnya dalam semua itu, ada bagian yang sesuai dengan kadar pengikutannya kepada beliau… wallohul musta’an.
Dan demikian pula (dalam hal lainnya), bagi pengikut beliau, ada bagian dari perlindungan, penjagaan, pembelaan, pemuliaan, pertolongan Alloh untuk mereka, tergantung porsi peneladanan mereka terhadap beliau.
🌴🌴
Ada yang dapat bagian sedikit, ada juga yang dapat bagian banyak. *Maka barangsiapa yang mendapati kebaikan pada dirinya, maka hendaklah ia memuji Alloh.*
Adapun yang mendapati selain itu, *maka janganlah ia mencela selain dirinya.*
_(Bagi yang ingin membaca naskah aslinya dalam bahasa arab, silahkan merujuknya ke kitab Zaadul Ma’aad, karya Ibnul Qoyyim, jilid 2, hal. 23)_
🖊 Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny Lc, MA
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam
Oleh: Mutiara Risalah Islam
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?
📝 Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam MRI
📲 Daftar Group WA: [Nama, Nomor wa, Jenis Kelamin]
kirim ke https://api.whatsapp.com/send?phone=6289628222285
📖 📖________✒
_Bismillaah, walhamdulillaah, wash sholaatu wassalaamu alaa rosuulillaah, wa alaa aalihii wa shohbihii wa man waalaah…_
✅ *SEBAB-SEBAB LAPANGNYA DADA*
▶ *(1) Sebab utama lapangnya dada adalah: TAUHID.*
Seperti apa kesempurnaan, kekuatan, dan bertambahnya tauhid seseorang, seperti itu pula kelapangan dadanya.
🔹Alloh ta’ala berfirman:
أَفَمَن شَرَحَ اللهُ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّنْ رَبِّه [الزمر: 22].
*_Apakah orang yang dibukakan hatinya oleh Alloh untuk menerima Islam, yang oleh karenanya dia mendapat cahaya dari Tuhannya, (sama dengan orang yang hatinya membatu?!)_*
🔹 Alloh juga berfirman:
فَمَنْ يُرِدِ اللهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلإسْلاَمِ، وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجاً كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَاءِ [الأنعام: 125].
*_Barangsiapa dikehendaki Alloh mendapat hidayah, maka Dia akan membukakan hatinya untuk menerima Islam. Sedang barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, maka Dia akan jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia sedang mendaki ke langit._*
*Maka, petunjuk dan tauhid* ```adalah sebab utama lapangnya dada...```
*Sebaliknya syirik dan kesesatan,* ```adalah sebab utama sempit dan gundahnya dada.```
▶ *(2) Diantara sebab lapangnya dada adalah: Cahaya yang ditanamkan Alloh ke dalam hati hamba-Nya, yakni CAHAYA IMAN.*
Sungguh cahaya itu akan melapangkan dan meluaskan dada, serta membahagiakan hati...
🌴🌴
Apabila cahaya ini *HILANG* dari hati seorang hamba, maka hati itu akan menjadi *ciut dan gundah* , sehingga menjadikannya berada dalam penjara yang paling sempit dan sulit.
🔹 At-Tirmidzi meriwayatkan dalam *kitab Jami’nya* , bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda:
*_“Jika cahaya (iman) itu masuk ke dalam hati, maka ia akan menjadi luas dan lapang”. Mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Rosululloh, lalu apa tanda-tandanya?” Beliau menjawab: “(Tandanya adalah jika hatinya menginginkan) kembali ke rumah keabadian, menjauh dari rumah kepalsuan, dan bersiap-siap menghadapi kematian sebelum ia datang”._*
Maka, seorang hamba akan mendapatkan *kelapangan dadanya, sesuai bagiannya dari cahaya (iman) ini* ...
Hal ini menyerupai cahaya dan kegelapan yang kasat mata, karena cahaya dapat melapangkan hati, sedang kegelapan bisa menciutkannya.
🌴🌴
▶ *(3) Diantaranya lagi adalah: ILMU.*
Ilmu akan melapangkan dada dan meluaskannya, hingga ia bisa menjadikannya lebih luas dari dunia.
🌴🌴
Sebaliknya kebodohan bisa menjadikan hati ciut, terkepung, dan terpenjara. Semakin luas ilmu seorang hamba, maka semakin lapang dan luas pula dadanya.
🌴🌴
Tentu, hal ini TIDAK BERLAKU untuk semua ilmu, *akan tetapi hanya untuk ilmu yang diwariskan dari Rosul -shollallohu alaihi wasallam* , yakni ilmu yang bermanfaat.
Oleh karena itu, ahli ilmu menjadi orang yang paling lapang dadanya, paling luas hatinya, paling bagus akhlaknya, dan paling baik hidupnya.
🌴🌴
▶ *(4) Diantaranya lagi adalah: Kembali kepada Alloh ta’ala, mencintai-Nya sepenuh hati, menghadap pada-Nya, dan mencari kenikmatan dalam mengibadahi-Nya.*
Karena, tidak ada sesuatu pun yang lebih mampu melapangkan dada seorang hamba melebihi itu semua, hingga kadang hati itu mengatakan:
*_“Seandainya di dalam surga nanti, keadaanku seperti ini, maka sungguh itu berarti aku dalam kehidupan yang baik”._*
Sungguh *kecintaan* itu memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam melapangkan dada, membaikkan jiwa, dan menikmatkan hati.
🌴🌴
Tidak ada yang tahu hal itu, kecuali orang yang pernah merasakannya.
Dan ketika cinta itu semakin kuat dan hebat, maka saat itu pula dada menjadi semakin luas dan lapang.
🌴🌴
*Dan hati ini tidak akan menciut, kecuali saat melihat para pengangguran yang kosong dari hal ini.*
Sungguh melihat mereka hanya akan mengotorkan mata hati, dan berkumpul dengan mereka hanya akan membuat *GERAH* jiwa.
🌴🌴
*Diantara sebab utama ciutnya dada adalah:* Berpalingnya hati dari Alloh ta’ala, bergantungnya hati pada selain-Nya, lalainya hati dari mengingat-Nya, dan kecintaan hati pada selain-Nya.
*Karena, barangsiapa mencintai sesuatu selain Alloh, niscaya ia akan disiksa dengannya, dan hatinya akan terpenjara oleh kecintaannya pada sesuatu tersebut.*
🌴🌴
Sehingga tiada orang di muka bumi ini, yang lebih sengsara, lebih penat, lebih buruk, dan lebih payah hidupnya melebihinya.
✅ *Maka, di sini ada dua cinta:*
*(a) Cinta yang merupakan: surga dunia, kebahagiaan jiwa, dan kelezatan hati.*
Cinta yang merupakan kenikmatan, santapan, dan obatnya ruh. Bahkan dialah kehidupan ruh dan sesuatu yang paling disenanginya.
Dialah cinta kepada Alloh semata dengan sepenuh hati, dan tertariknya semua kesenangan, keinginan, dan kecintaan hati hanya kepada-Nya.
🌴🌴
*(b) Dan cinta yang merupakan: siksaan ruh, kegundahan jiwa, penjara hati, dan sempitnya dada.*
Dialah sebab sakit, susah, dan beratnya jiwa. Itulah kecintaan kepada selain Alloh subhanahu wa ta’ala.
▶ *(5) Diantara sebab-sebab lapangnya dada adalah: Melanggengkan dzikir (mengingat)-Nya di segala tempat dan masa.*
Karena, dzikir itu memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam melapangkan dada dan menikmatkan hati.
Sebaliknya, lalai memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menciutkan, memenjarakan, dan menyiksa hati seorang hamba.
🌴🌴
*(6) Diantaranya lagi adalah: Membantu orang lain, dan memberikan manfaat kepada mereka, dengan apa yang ia mampui, dari hartanya, kedudukannya, badannya, dan berbagai macam kebaikan untuk orang lain.*
Oleh karena itu, orang yang *dermawan* dan punya banyak jasa, adalah orang yang paling lapang dadanya, paling baik jiwanya, dan paling nikmat hatinya.
Sedangkan si *bakhil* yang tidak punya jasa baik, adalah orang yang paling sempit dadanya, paling buruk hidupnya, dan paling banyak gundah gulananya.
🌴🌴
🔹 Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- telah memberikan perumpamaan untuk *si bakhil dan sang dermawan* dalam sebuah hadits shohih *(riwayat Muslim: 1021),* yaitu:
*_Seperti dua orang yang mempunyai baju perang dari besi. Setiap kali sang dermawan ingin bersedekah, baju besi itu menjadi tambah luas dan lebar, hingga ia menyeret bajunya dan menjadi panjang jejaknya. Sedangkan si bakhil, setiap kali ingin bersedekah, maka semua lingkaran rantai (yang menjadi penghubung rangkaian baju besi) itu menetapi tempatnya, dan tidak melebar hingga tidak cukup untuknya._*
Maka, inilah perumpamaan lapang dan luasnya dada seorang mukmin yang dermawan, dan ini pula perumpamaan ciut dan sempitnya dada si bakhil.
🌴🌴
▶ *(7) Dan diantaranya lagi adalah: Keberanian.*
Makanya seorang *pemberani* adalah seorang yang lapang dadanya, serta luas jiwa dan hatinya.
Sedangkan *pengecut* , adalah seorang yang paling ciut dadanya, dan paling terbatas hatinya.
```Ia tidak memiliki kesenangan dan kebahagiaan. Ia juga tidak memiliki kenikmatan, kecuali kenikmatan yang dirasakan oleh hewan saja.```
🌴🌴
Adapun kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan, dan kesenangan jiwa, maka itu tidak akan diberikan kepada mereka yang pengecut, sebagaimana ia tidak diberikan kepada mereka yang bakhil...
dan mereka yang berpaling dari Alloh subhanah, lalai dari mengingat-Nya, jahil dengan-Nya, dengan nama-namaNya, dengan sifat-sifatNya, dan dengan agama-Nya, serta hatinya tergantung dengan selain-Nya.
🌴 🌴
Sungguh kenikmatan dan kebahagiaan ini, akan menjadi taman dan surga di alam kubur nanti...
Sebaliknya keciutan dan kesempitan hati mereka, akan menjadi siksaan dan penjara di alam kuburnya.
🌴🌴
*Maka, keadaan hamba di alam kubur nanti,* ```itu seperti keadaan hati di dalam dada, baik dalam hal kenikmatan, siksaan, kebebasan, maupun terpenjaranya.
```
Dan BUKAN PATOKAN, bila ada kelapangan hati bagi si ini, dan keciutan hati bagi si itu, karena adanya sesuatu yang datang.
Karena ia akan hilang dengan hilangnya sesuatu yang datang itu. Akan tetapi yang menjadi patokan adalah *sifat yang menancap di hati,* yang dapat membuatnya lapang atau ciut. Itulah timbangannya… _Wallohul musta’an._
▶ *(8) Diantaranya lagi -bahkan ini salah satu yang utama- adalah: Membersihkan hati dari kotoran, seperti sifat-sifat tercela yang menyebabkan hati menjadi ciut, tersiksa, dan menghalangi kesehatannya.*
Karena, jika sebab-sebab lapangnya hati itu datang kepada seseorang, sedang ia *belum mengeluarkan sifat-sifat tercela itu dari hatinya* , maka ia tidak akan mendapatkan kelapangan hati yang berarti.
🌴🌴
Hasil akhirnya adalah adanya dua materi yang memenuhi hatinya, dan hatinya akan *dikuasai oleh apa yang lebih banyak menempati hatinya* .
▶ *(9) Dan diantaranya lagi adalah: Meninggalkan setiap yang berlebihan, baik dalam ucapan, penglihatan, pendengaran, pergaulan, makanan, ataupun tidur.*
Karena sikap berlebihan dalam ini semua, dapat menyebabkan hati menjadi sakit, gundah, resah, terkepung, terpenjara, ciut, dan tersiksa karenanya. *Bahkan kebanyakan siksaam dunia dan akhirat, bersumber darinya.*
🌴🌴
Maka, _laa ilaaha illallooh…_ betapa ciutnya dada orang yang menyimpan semua penyakit ini, betapa susah hidupnya, betapa buruk keadaannya, dan betapa terkepung hatinya…
🌴🌴
Dan _Laa ilaaha illallooh…_ betapa nikmatnya kehidupan seseorang yang dadanya menyimpan semua sifat yang terpuji itu, serta cita-citanya berputar dan mengitari semua sifat itu.
🔹 Tentulah orang ini memiliki bagian yang agung dari firman Alloh ta’ala:
إنَّ الأَبْرَارَ لَفِى نَعِيم [الانفطار: 13]
*_Sesungguhnya orang yang baik amalannya, berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan._*
🔹 Adapun yang itu, mereka memiliki bagian yang besar dari firman-Nya:
وإنَّ الفُجَّارَ لَفِى جَحِيمٍ [الانفطار: 14]
*_Sesungguhnya orang-orang yang buruk amalannya, berada dalam neraka (yang penuh kesengsaraan)_*
Dan diantara keduanya ada banyak tingkatan yang berbeda-beda, tiada yang dapat menghitungnya, kecuali Alloh tabaaroka wa ta’aala.
🌴🌴
Maksud kami (membawakan pembahasan ini adalah agar kita tahu):
Bahwa Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam– adalah makhluk yang paling sempurna dalam semua sifat terpuji yang bisa menjadikan kelapangan dada, keluasan hati, qurrotu ain, dan kehidupan jiwa.
Oleh karena itulah, beliau menjadi makhluk yang paling sempurna dalam kelapangan dada, kehidupan hati, dan qurrotu ain. Belum lagi keistimewaan beliau dalam kelapangan hidup yang bisa dilihat mata.
🌴🌴
Dan makhluk yang paling sempurna dalam menirunya, dialah makhluk yang paling sempurna dalam kelapangan, kelezatan, dan qurrotu ainnya.
Seperti apa seorang hamba dalam meniru beliau, maka seperti itu pula ia akan mendapatkan kelapangan dada, qurrotu ain, dan kelezatan jiwanya.
🌴🌴
Maka, beliau -shollallohu alaihi wasallam- adalah orang yang menempati *posisi puncak kesempurnaan dari kelapangan dada* , kemuliaan nama, dan minimnya dosa.
Dan bagi pengikutnya dalam semua itu, ada bagian yang sesuai dengan kadar pengikutannya kepada beliau… wallohul musta’an.
Dan demikian pula (dalam hal lainnya), bagi pengikut beliau, ada bagian dari perlindungan, penjagaan, pembelaan, pemuliaan, pertolongan Alloh untuk mereka, tergantung porsi peneladanan mereka terhadap beliau.
🌴🌴
Ada yang dapat bagian sedikit, ada juga yang dapat bagian banyak. *Maka barangsiapa yang mendapati kebaikan pada dirinya, maka hendaklah ia memuji Alloh.*
Adapun yang mendapati selain itu, *maka janganlah ia mencela selain dirinya.*
_(Bagi yang ingin membaca naskah aslinya dalam bahasa arab, silahkan merujuknya ke kitab Zaadul Ma’aad, karya Ibnul Qoyyim, jilid 2, hal. 23)_
🖊 Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny Lc, MA
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam
Oleh: Mutiara Risalah Islam
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?
📝 Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam MRI
📲 Daftar Group WA: [Nama, Nomor wa, Jenis Kelamin]
kirim ke https://api.whatsapp.com/send?phone=6289628222285
Faidah - faidah
dari kitab At-Tajwid Al-Muyassar
karya Fadhilatus Syaikh DR.Abdul
Aziz bin Abdul Fattah Al-Qari' Al-
Madani hafizhahullah.
Beliau adalah
seorang Dose yang aktif mengajar
tafsir dan ilmu Al-Qur'an di
Universitas Islam Madinah Saudi
Arabia.
Diantara guru beliau adalah
Syaikh Ibnu Baaz, Syaikh Asy-Syinqi
thi, Syaikh Athiyah Salim, Syaikh
Hammad Al-Anshar, Syaikh Abdul
Muhsin al-Abbad, dan ayah beliau
yakni Syaikh Abdul Fattah bin
Abdurrahim Al-Qari'.
semoga bermanfaat.
Ilmu Tajwid Al-Qur'an
Tajwid merupakan salah satu ilmu
yang WAJIB dipelajari dan didalami
oleh setiap Muslim karena sangat
berkaitan erat dengan anjuran
ibadah kepada tiap - tiap individu
yakni membaca Al-Qur'an.
Membaca Al-Qur'an memiliki
karakter khusus dan cara tertentu
yang dinukil kepada kita melalui
periwayatan langsung. Ini
merupakan cara yang paling utama,
dimana pembaca (Qari') belajar
langsung dari guru yang
membacakan nya (Muqri').
Silsilah periwayatan nya sampai kepada Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam yang
beliau peroleh melalui malaikat
Jibril. Malaikat Jibril membimbing
dan mengajarkan Al-Qur'an kepada
beliau langsung dari Allah
Subhanahu wa ta'ala.
Sifat bacaan seperti ini yang disebut
dengan istilah Tajwid Al-Qur'an.
---oOo---
Sasaran Ilmu Tajwid
Dengan mempelajari ilmu tajwid,
kita dihadapkan bisa membaca al-
Qur'an dengan dialek Arab yang
fasih, mengikuti pengucapan dan
dialek Nabi Shallallahu'alaihi wa
sallam, serta bacaan yang beliau
ajarkan kepada para Sahabatnya,
seperti Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin
Mas'ud, Zaid bin Tsabit dan yang
lain nya.
---oOo---
Tujuan Ilmu Tajwid
Tajwid bertujuan untuk memperbaiki
pengucapan huruf, sebagai tahap
pertama didalam membaca Al-
Qur'an. Tanpa tajwid, bacaan
seseorang dinilai tidak benar, baik
dalam shalat, maupun diluar shalat.
Jika ia mampu memperbaiki bacaan
nya terhadap Al-Qur'an, tetapi
ceroboh, lalu terjadi penyimpangan,
sehingga timbul kesalahan dan
kekeliruan, Ia bisa berdoa.
Sebab membaca Al-Qur'an dalam
shalat adalah wajib, sebagaimana
shalat itu sendiri.
Begitu pula setiap
Muslim, hendaklah memperbaiki dan
mempelajari karakteristik shalat
sehingga bisa melaksanakan nya
dengan sempurna. Artinya ia wajib
memperbaiki dan mempelajari
karakteristik bacaan Al-Qur'an
sehingga seperti bacaan Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam.
---oOo---
Tahapan Belajar Tajwid
1. Tahapan Pertama : Tahapan
pertama adalah harus memastikan
kebenaran Makharijul Huruf (Tempat
- tempat keluarnya huruf), serta
melatih lisan dan membiasakan
mengucapkan sifat - sifat huruf
dengan benar.
Karena dengan
pengucapan yang benar sesuai
dengan makhraj huruf dan sifatnya,
maka akan menghasilkan perbedaan
pada masing - masing huruf.
2. Tahapan Kedua : Sedangkan
tahapan kedua adalah berkaitan
dengan kefasihan dan ketepatan
pengucapan. Yaitu dengan cara
mempraktekkan ketentuan -
ketentuan hukum huruf.
Disini tidak
hanya terbatas pada benar
mengucapkan, tetapi berkaitan
dengan keindahan dan kefasihan,
seperti Idgham, Ikhfa', Iqlab, Mad,
Tarqiq, dan Tafkhim.
3. Tahapan Ketiga : Tahapan terakhir
adalah tingkatan orang - orang yang
sudah mantap dan mahir membaca
al-Qur'an. Mereka adalah orang -
orang yang masuk kedalam kategori
sabda Nabi Shallallahua'laihi wa
sallam. :
"Orang yang mahir Al-Qur'an,
senantiasa bersama makhluk yang
baik dan mulia."
Mereka benar - benar mengetahui
kedudukan dan menguasai makna Al-
Qur'an. Ini hanya bisa dicapai
dengan kesungguhan memahami
kandungan makna Al-Qur'an dan
tafsirnya serta yakin terhadapnya.
---oOo---
Tips Membantu Memantapkan
Bacaan
Salah satu cara untuk membantu
memantapkan bacaan Al-Qur'an
adalah dengan mempelajari dan
memahami kaidah - kaidah bacaan
(tajwid).
Dengan demikian, akan
mudah untuk mempraktekkan nya.
Bagi orang yang telah menguasai
kaidah tajwid dan qira'ah, cobalah
terapkan kaidah itu dalam membaca
10 ayat, kemudian teruskan pada 10
ayat berikutnya. Sehingga dengan
demikian, lisan nya akan benar -
benar menguasai tajwid.
Namun yang terpenting adalah
penerapan dan latihan secara terus
menerus. Hanya dengan cara
demikian, penguasaan terhadap ilmu
tajwid dapat diperoleh dengan
mantap. Seperti kata Imam Ibnu al-
Jazari rahimahullah :
"Perbedaan membaca dan tidak
membaca Al-Qur'an."
"Terdapat pada latihan seseorang
dengan rahagnya."
---oOo---
Tips atau Kiat Melancarkan Bacaan
Al-Qur'an
1. Banyak mendengar bacaan Qari
yang fasih yakni dengan menyimak
orang yang fasih membaca Al-
Qur'an, dan melihat langsung kepada
mushaf. Oleh karena itu, lebih baik
jika sering mengikuti orang yang
fasih bacaan nya atau rutin
menyimak kaset rekaman nya dan
mengikutinya sambil melihat
mushaf. Sebelum itu pastikan untuk
memahami hukum - hukum dan
kaidah - kaidah tajwid, agar
seseorang bisa mendengar contoh -
contoh bacaan yang fasih. Karena
dengan meniru, seseorang dapat
mengetahui tata cara membaca al-
Qur'an dengan baik, sekaligus cara
pengucapan huruf.
2. Banyak mengucapkan dan rutin
latihan, sebagai upaya memperbaiki
pengucapan, melancarkan lidah dan
menerapkan hukum-hukum tajwid.
---oOo---
Menghafal Al-Qur'an
Menghafal Al-Quran juga harus
berdasarkan kepada praktek dan
rajin membaca al-Qur'an. salah satu
cara untuk membantu menghafal Al-
Qur'an adalah dengan memilih
waktu yang tepat. Terutama setelah
shalat subuh sampai matahari terbit
atau pada waktu lain nya,
tergantung kepada keinginan dan
kecendrungan setiap orang.
Jangan menggunakan waktu - waktu
yang mesti dihindari seperti sedang
dalam keadaan sangat kenyang, atau
dalam keadaan sangat lapar. Bahkan
ketika kondisi otaknya sedang tidak
baik dan hatinya sedang tidak
menentu atau resah.
Juga salah satu faktor yang dapat
membantu menghafal al-Qur'an
adalah shalat malam.
[Disarikan dari kitab At-Tajwid Al-
Muyassar karya DR.Abdul Aziz bin
Abdul Fattah. Sudah diterjemahkan
dengan judul Cara Mudah Belajar
Tajwid oleh Pustaka Embun
Publishing]
Kota Jambi, 5 Desember 2012 M
Rabu Sore
Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-
Roni al-Mirluny
____________
dari kitab At-Tajwid Al-Muyassar
karya Fadhilatus Syaikh DR.Abdul
Aziz bin Abdul Fattah Al-Qari' Al-
Madani hafizhahullah.
Beliau adalah
seorang Dose yang aktif mengajar
tafsir dan ilmu Al-Qur'an di
Universitas Islam Madinah Saudi
Arabia.
Diantara guru beliau adalah
Syaikh Ibnu Baaz, Syaikh Asy-Syinqi
thi, Syaikh Athiyah Salim, Syaikh
Hammad Al-Anshar, Syaikh Abdul
Muhsin al-Abbad, dan ayah beliau
yakni Syaikh Abdul Fattah bin
Abdurrahim Al-Qari'.
semoga bermanfaat.
Ilmu Tajwid Al-Qur'an
Tajwid merupakan salah satu ilmu
yang WAJIB dipelajari dan didalami
oleh setiap Muslim karena sangat
berkaitan erat dengan anjuran
ibadah kepada tiap - tiap individu
yakni membaca Al-Qur'an.
Membaca Al-Qur'an memiliki
karakter khusus dan cara tertentu
yang dinukil kepada kita melalui
periwayatan langsung. Ini
merupakan cara yang paling utama,
dimana pembaca (Qari') belajar
langsung dari guru yang
membacakan nya (Muqri').
Silsilah periwayatan nya sampai kepada Nabi
Shallallahu'alaihi wa sallam yang
beliau peroleh melalui malaikat
Jibril. Malaikat Jibril membimbing
dan mengajarkan Al-Qur'an kepada
beliau langsung dari Allah
Subhanahu wa ta'ala.
Sifat bacaan seperti ini yang disebut
dengan istilah Tajwid Al-Qur'an.
---oOo---
Sasaran Ilmu Tajwid
Dengan mempelajari ilmu tajwid,
kita dihadapkan bisa membaca al-
Qur'an dengan dialek Arab yang
fasih, mengikuti pengucapan dan
dialek Nabi Shallallahu'alaihi wa
sallam, serta bacaan yang beliau
ajarkan kepada para Sahabatnya,
seperti Ubay bin Ka'ab, Abdullah bin
Mas'ud, Zaid bin Tsabit dan yang
lain nya.
---oOo---
Tujuan Ilmu Tajwid
Tajwid bertujuan untuk memperbaiki
pengucapan huruf, sebagai tahap
pertama didalam membaca Al-
Qur'an. Tanpa tajwid, bacaan
seseorang dinilai tidak benar, baik
dalam shalat, maupun diluar shalat.
Jika ia mampu memperbaiki bacaan
nya terhadap Al-Qur'an, tetapi
ceroboh, lalu terjadi penyimpangan,
sehingga timbul kesalahan dan
kekeliruan, Ia bisa berdoa.
Sebab membaca Al-Qur'an dalam
shalat adalah wajib, sebagaimana
shalat itu sendiri.
Begitu pula setiap
Muslim, hendaklah memperbaiki dan
mempelajari karakteristik shalat
sehingga bisa melaksanakan nya
dengan sempurna. Artinya ia wajib
memperbaiki dan mempelajari
karakteristik bacaan Al-Qur'an
sehingga seperti bacaan Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam.
---oOo---
Tahapan Belajar Tajwid
1. Tahapan Pertama : Tahapan
pertama adalah harus memastikan
kebenaran Makharijul Huruf (Tempat
- tempat keluarnya huruf), serta
melatih lisan dan membiasakan
mengucapkan sifat - sifat huruf
dengan benar.
Karena dengan
pengucapan yang benar sesuai
dengan makhraj huruf dan sifatnya,
maka akan menghasilkan perbedaan
pada masing - masing huruf.
2. Tahapan Kedua : Sedangkan
tahapan kedua adalah berkaitan
dengan kefasihan dan ketepatan
pengucapan. Yaitu dengan cara
mempraktekkan ketentuan -
ketentuan hukum huruf.
Disini tidak
hanya terbatas pada benar
mengucapkan, tetapi berkaitan
dengan keindahan dan kefasihan,
seperti Idgham, Ikhfa', Iqlab, Mad,
Tarqiq, dan Tafkhim.
3. Tahapan Ketiga : Tahapan terakhir
adalah tingkatan orang - orang yang
sudah mantap dan mahir membaca
al-Qur'an. Mereka adalah orang -
orang yang masuk kedalam kategori
sabda Nabi Shallallahua'laihi wa
sallam. :
"Orang yang mahir Al-Qur'an,
senantiasa bersama makhluk yang
baik dan mulia."
Mereka benar - benar mengetahui
kedudukan dan menguasai makna Al-
Qur'an. Ini hanya bisa dicapai
dengan kesungguhan memahami
kandungan makna Al-Qur'an dan
tafsirnya serta yakin terhadapnya.
---oOo---
Tips Membantu Memantapkan
Bacaan
Salah satu cara untuk membantu
memantapkan bacaan Al-Qur'an
adalah dengan mempelajari dan
memahami kaidah - kaidah bacaan
(tajwid).
Dengan demikian, akan
mudah untuk mempraktekkan nya.
Bagi orang yang telah menguasai
kaidah tajwid dan qira'ah, cobalah
terapkan kaidah itu dalam membaca
10 ayat, kemudian teruskan pada 10
ayat berikutnya. Sehingga dengan
demikian, lisan nya akan benar -
benar menguasai tajwid.
Namun yang terpenting adalah
penerapan dan latihan secara terus
menerus. Hanya dengan cara
demikian, penguasaan terhadap ilmu
tajwid dapat diperoleh dengan
mantap. Seperti kata Imam Ibnu al-
Jazari rahimahullah :
"Perbedaan membaca dan tidak
membaca Al-Qur'an."
"Terdapat pada latihan seseorang
dengan rahagnya."
---oOo---
Tips atau Kiat Melancarkan Bacaan
Al-Qur'an
1. Banyak mendengar bacaan Qari
yang fasih yakni dengan menyimak
orang yang fasih membaca Al-
Qur'an, dan melihat langsung kepada
mushaf. Oleh karena itu, lebih baik
jika sering mengikuti orang yang
fasih bacaan nya atau rutin
menyimak kaset rekaman nya dan
mengikutinya sambil melihat
mushaf. Sebelum itu pastikan untuk
memahami hukum - hukum dan
kaidah - kaidah tajwid, agar
seseorang bisa mendengar contoh -
contoh bacaan yang fasih. Karena
dengan meniru, seseorang dapat
mengetahui tata cara membaca al-
Qur'an dengan baik, sekaligus cara
pengucapan huruf.
2. Banyak mengucapkan dan rutin
latihan, sebagai upaya memperbaiki
pengucapan, melancarkan lidah dan
menerapkan hukum-hukum tajwid.
---oOo---
Menghafal Al-Qur'an
Menghafal Al-Quran juga harus
berdasarkan kepada praktek dan
rajin membaca al-Qur'an. salah satu
cara untuk membantu menghafal Al-
Qur'an adalah dengan memilih
waktu yang tepat. Terutama setelah
shalat subuh sampai matahari terbit
atau pada waktu lain nya,
tergantung kepada keinginan dan
kecendrungan setiap orang.
Jangan menggunakan waktu - waktu
yang mesti dihindari seperti sedang
dalam keadaan sangat kenyang, atau
dalam keadaan sangat lapar. Bahkan
ketika kondisi otaknya sedang tidak
baik dan hatinya sedang tidak
menentu atau resah.
Juga salah satu faktor yang dapat
membantu menghafal al-Qur'an
adalah shalat malam.
[Disarikan dari kitab At-Tajwid Al-
Muyassar karya DR.Abdul Aziz bin
Abdul Fattah. Sudah diterjemahkan
dengan judul Cara Mudah Belajar
Tajwid oleh Pustaka Embun
Publishing]
Kota Jambi, 5 Desember 2012 M
Rabu Sore
Abu Abdillah Prima Ibnu Firdaus ar-
Roni al-Mirluny
____________
Sesungguhnya ilmu yang membahas tentang Al-Qur’anul Karim, baik menghafal, memahami, dan membacanya adalah ilmu yang paling mulia dan paling afdhal.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Al-Bukhari dari Utsman bin Affan)
Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al-Qur’an ini suatu kaum dan menghinakan dengannya suatu kaum yang lain.” (HR. Muslim dari Umar bin Khattab)
Oleh karena itu kita melihat para ulama’ sangat antusias dalam mempelajari, mengajarkan, dan menulis buku-buku Al-Qiro’at dan Tajwid dan mereka menyebarkannya ke tengah umat.
Bahkan, banyak dari ulama’ yang berpendapat wajibnya mempelajari ilmu tajwid karena banyak ayat alqur’an dan hadits nabi yang menunjukkan kepada hal tersebut. Di antaranya adalah firman Allah, “Dan bacalah Al-Qur’an secara tartil.” (QS. Al-Muzammil:4)
Dalam ayat yang lain disebutkan, “Orang-orang yang telah kami berikan kepada mereka al-kitab dan mereka membacanya dengan bacaan yang benar. mereka itulah orang yang benar-benar beriman kepada kitab tersebut.” (QS. Albaqarah:91)
Nah bagi teman-teman yang ingin mengetahui ilmu tajwid lebih dalam bisa mempelajarinya melalui tulisan yang bisa didownload melalui link di bawah ini:
Share:
🔴Biografi Ringkas Ummul Mukminin, 'Aisyah binti Abu Bakar -رضي الله عنهما-.🔵
(Agar tidak lancang terhadap kehormatannya)
• Beliau adalah 'Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq ( nama aslinya : 'Abdullah) bin Abu Quhafah ( nama aslinya : 'Ustman) bin 'Amir bin 'Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay, Al Qurasyiyah Al Makkiyyah An Nabawiyyah.
• Ia adalah Ummul Mukminin (Ibundanya Orang orang yang beriman), salah satu isteri Rasulullah صلى الله عليه وسلم، dan wanita paling Faqih (berilmu) secara Mutlak.
• Ibundanya adalah: Ummu Ruman binti 'Amir bin 'Uwaimir bin Abdus Syams bin 'Itab bin Udzainah Al Kinaniyah.
• Beliau dinikahi Rasulullah صلى الله عليه وسلم setelah wafatnya Khadijah, tepatnya 2 tahun sebelum hijrah. Ia menjadi isteri ke tiga Rasulullah setelah Ummul Mukminin Ash shiddiqah Khadijah binti Khuwailid dan Ummul Mukminin Saudah binti Zam'ah -رضي الله عنهن-.
Nabi memasukinya pada bulan Syawwal tahun ke 2 Hijriah setelah terjadinya peperangan Badar.
• Beliau meriwayatkan dan mengambil ilmu yang banyak lagi diberkahi dari suaminya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Kurang lebih 2210 Hadits yang beliau riwayatkan. Beliau juga meriwayatkan dari ayahnya Abu Bakar, dan juga dari Umar, Fathimah, Sa'ad, Hamzah bin 'Amru Al Aslami, dan Judamah binti Wahb -رضي الله عنهم-.
• Beliau adalah wanita yang mendapatkan pembersihan nama baik dari langit ketujuh, Allah menurunkan beberapa ayat didalam surat An Nur sebagai pembebasan terhadap tuduhan dusta yang dilontarkan kepada harga diri beliau. beliau juga adalah isteri yang paling dicintai Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Beliau termasuk dari Shahabat yang paling banyak dimintai fatwa dan hukum, karena memang beliau adalah wanita paling faqih (Berilmu) secara mutlak.
• Diantara murid murid beliau adalah:
1.Al Imam 'Urwah bin Az Zubair -رحمه الل- (Beliau adalah keponakan 'Aisyah -anak saudari-, sehingga 'Urwah bisa masuk menemui bibinya tersebut dan mengambil ilmu darinya).
2.Al Imam Al Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar (Beliau juga termasuk keponakan 'Aisyah -anak saudara-. Beliau diasuh oleh 'Aisyah karena ayahnya terbunuh ketika ia kecil).
3.Al Imam Masruq bin Al Ajda'
4.'Amrah binti Abdurrahman bin Sa'ad bin Zurarah bin 'Ads.
Dan masih banyak lagi yang meriwayatkan hadits dari beliau.
• Beliau adalah orang yang Wara' (menjaga diri dari hal hal syubhat dan yang tidak bermanfaat), beliau juga wanita pemalu dan selalu berusaha menutup diri dengan hijab (bukan seperti penyanyi penyanyi wanita yang menyenandungkan lagu untuk beliau). Hal ini terbukti ketika Umar dimakamkan didalam kamar beliau, beliau selalu menjaga hijabnya karena malu kepada Umar, padahal Umar sudah meninggal dan sudah dikubur. (Al Mustadrak (3 / 63). Beliau juga sangat dermawan, beliau berinfak dengan beribu ribu dirham.
• Beliau adalah wanita ahli ibadah. Banyak shalat, puasa, tasbih dan bacaan Al Qur'annya. Diriwayatkan dari Urwah bin Az Zubair, bahwa beliau apabila hendak bepergian, beliau akan memulai terlebih dahulu kerumah bibinya 'Aisyah untuk menyalaminya. Suatu hari, Urwah datang seperti biasa kerumah 'Aisyah, namun ia mendapati bibinya tersebut sedang dalam keadaan berdiri, bertasbih dan membaca :
فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ
"Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka" (Ath Thur : 27).
Aisyah berdoa, menangis, dan mengulangi ayat-ayat tersebut. Lalu, Urwah pun pergi kepasar untuk mencari keperluannya. Kemudian, ia pun kembali lagi kerumah bibinya Aisyah, dan ia pun mendapati Aisyah masih dalam keadaan berdiri dan menangis (Shifatus Shafwah 2/31).
• Beliau wafat pada era kekhilafahan Mu'awiyyah bin Abi Sufyan -رضي الله عنها-, tepatnya pada hari selasa, tanggal 17 Ramadhan tahun 58 H. Beliau tutup usia diumur 66 tahun. Beliau berwasiat agar yang menyolati beliau adalah Abu Hurairah. (Ath Thabaqat, Ibnu Sa'd 8/76).
Beliaupun dimakamkan dibaqi' setelah shalat witir.
Semoga Allah merahmatimu wahai ibunda...
Dan mengumpulkan kami dan engkau disurga firadus kelak...
Madinah An Nabawiyyah
✒Yami Amanda Cahyanto Madinah
(Agar tidak lancang terhadap kehormatannya)
• Beliau adalah 'Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq ( nama aslinya : 'Abdullah) bin Abu Quhafah ( nama aslinya : 'Ustman) bin 'Amir bin 'Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay, Al Qurasyiyah Al Makkiyyah An Nabawiyyah.
• Ia adalah Ummul Mukminin (Ibundanya Orang orang yang beriman), salah satu isteri Rasulullah صلى الله عليه وسلم، dan wanita paling Faqih (berilmu) secara Mutlak.
• Ibundanya adalah: Ummu Ruman binti 'Amir bin 'Uwaimir bin Abdus Syams bin 'Itab bin Udzainah Al Kinaniyah.
• Beliau dinikahi Rasulullah صلى الله عليه وسلم setelah wafatnya Khadijah, tepatnya 2 tahun sebelum hijrah. Ia menjadi isteri ke tiga Rasulullah setelah Ummul Mukminin Ash shiddiqah Khadijah binti Khuwailid dan Ummul Mukminin Saudah binti Zam'ah -رضي الله عنهن-.
Nabi memasukinya pada bulan Syawwal tahun ke 2 Hijriah setelah terjadinya peperangan Badar.
• Beliau meriwayatkan dan mengambil ilmu yang banyak lagi diberkahi dari suaminya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Kurang lebih 2210 Hadits yang beliau riwayatkan. Beliau juga meriwayatkan dari ayahnya Abu Bakar, dan juga dari Umar, Fathimah, Sa'ad, Hamzah bin 'Amru Al Aslami, dan Judamah binti Wahb -رضي الله عنهم-.
• Beliau adalah wanita yang mendapatkan pembersihan nama baik dari langit ketujuh, Allah menurunkan beberapa ayat didalam surat An Nur sebagai pembebasan terhadap tuduhan dusta yang dilontarkan kepada harga diri beliau. beliau juga adalah isteri yang paling dicintai Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Beliau termasuk dari Shahabat yang paling banyak dimintai fatwa dan hukum, karena memang beliau adalah wanita paling faqih (Berilmu) secara mutlak.
• Diantara murid murid beliau adalah:
1.Al Imam 'Urwah bin Az Zubair -رحمه الل- (Beliau adalah keponakan 'Aisyah -anak saudari-, sehingga 'Urwah bisa masuk menemui bibinya tersebut dan mengambil ilmu darinya).
2.Al Imam Al Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar (Beliau juga termasuk keponakan 'Aisyah -anak saudara-. Beliau diasuh oleh 'Aisyah karena ayahnya terbunuh ketika ia kecil).
3.Al Imam Masruq bin Al Ajda'
4.'Amrah binti Abdurrahman bin Sa'ad bin Zurarah bin 'Ads.
Dan masih banyak lagi yang meriwayatkan hadits dari beliau.
• Beliau adalah orang yang Wara' (menjaga diri dari hal hal syubhat dan yang tidak bermanfaat), beliau juga wanita pemalu dan selalu berusaha menutup diri dengan hijab (bukan seperti penyanyi penyanyi wanita yang menyenandungkan lagu untuk beliau). Hal ini terbukti ketika Umar dimakamkan didalam kamar beliau, beliau selalu menjaga hijabnya karena malu kepada Umar, padahal Umar sudah meninggal dan sudah dikubur. (Al Mustadrak (3 / 63). Beliau juga sangat dermawan, beliau berinfak dengan beribu ribu dirham.
• Beliau adalah wanita ahli ibadah. Banyak shalat, puasa, tasbih dan bacaan Al Qur'annya. Diriwayatkan dari Urwah bin Az Zubair, bahwa beliau apabila hendak bepergian, beliau akan memulai terlebih dahulu kerumah bibinya 'Aisyah untuk menyalaminya. Suatu hari, Urwah datang seperti biasa kerumah 'Aisyah, namun ia mendapati bibinya tersebut sedang dalam keadaan berdiri, bertasbih dan membaca :
فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ
"Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab neraka" (Ath Thur : 27).
Aisyah berdoa, menangis, dan mengulangi ayat-ayat tersebut. Lalu, Urwah pun pergi kepasar untuk mencari keperluannya. Kemudian, ia pun kembali lagi kerumah bibinya Aisyah, dan ia pun mendapati Aisyah masih dalam keadaan berdiri dan menangis (Shifatus Shafwah 2/31).
• Beliau wafat pada era kekhilafahan Mu'awiyyah bin Abi Sufyan -رضي الله عنها-, tepatnya pada hari selasa, tanggal 17 Ramadhan tahun 58 H. Beliau tutup usia diumur 66 tahun. Beliau berwasiat agar yang menyolati beliau adalah Abu Hurairah. (Ath Thabaqat, Ibnu Sa'd 8/76).
Beliaupun dimakamkan dibaqi' setelah shalat witir.
Semoga Allah merahmatimu wahai ibunda...
Dan mengumpulkan kami dan engkau disurga firadus kelak...
Madinah An Nabawiyyah
✒Yami Amanda Cahyanto Madinah
Materi tajwid :
Materinya adalah sebagai berikut :
1. Pengantar : Riwayat Siapa Yang Kita Baca
2. Pra Materi I (Huruf Hijaiyah)
3. Pra Materi II (Harakat)
4. Bab I : Makharijul Huruf ( Al-Halqu )
5. Bab I : Makharijul Huruf ( Al-Lisan )
6. Bab I ( Makharijul Huruf ; Asy-Syafatain, Al-Jauf, Al-Khaisyum )
7. Bab II ( Shifatul Huruf )
8. Bab III ( Ahkamul Huruf )
9. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Thabi'i )
10. Materi I ( Hukum Mad ; Mad 'Aridh Lis Sukun )
11. Materi I ( Hukum Mad ; Mad 'Iwadh )
12. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Wajib Muttashil )
13. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Jaiz Munfashil )
14. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Badal )
15. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Lien )
16. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Lazim Mutsaqqal Kalimi )
17. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Lazim Mukhaffaf Kalimi )
18. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Lazim Mukhaffaf Harfi )
19. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Lazim Mutsaqqal Harfi )
20. Materi I ( Hukum Mad ; Mad Alifat )
21. Materi II ( Hukum Nun Mati dan Tanwin ; Idzhar )
22. Materi II ( Hukum Nun Mati dan Tanwin ; Idgham ; Bi Ghunnah )
23. Materi II ( Hukum Nun Mati dan Tanwin ; Idgham ; Bilaa Ghunnah )
24. Materi II ( Hukum Nun Mati dan Tanwin ; Iqlab )
25. Materi II ( Hukum Nun Mati dan Tanwin ; Ikhfa' )
26. Materi III ( Hukum Mim Mati ; Idgham Mutamatsilain, Ikhfa' Syafawi )
27. Materi III ( Hukum Mim Mati ; Idzhar Syafawi )
28. Materi IV ( Hukum Lam Ta'rif ; Lam Ta'rif Qamariyah )
29. Materi IV ( Hukum Lam Ta'rif ; Lam Ta'rif Syamsiyah )
30. Materi V ( Lafzhul Jalalah ; Tafkhim, Tarqiq )
Beberapa materi sudah ada di member area dan akan diberi secara bertahap
InsyaAllah akan menjadi pahala karena niat mendalami Ilmu Tajwid.
Tunggu apa lagi,
Bergabung dikelasnya sekarang di :
>> doktertajwid.com
>> doktertajwid.com
Dan gunakan kode kupon BERKAHRAMADHAN saat checkout
untuk mendapatkan diskon hingga 50%
ditunggu di grup membernya ya..
Wassalam
Dokter Tajwid
Cinta manhaj salaf
Siapapun yg mempelajari kitab2 para ulama maka akan jatuh cinta
Ana yakin yang baca Matan Syathibiyyah dengan seksama,,
Mesti akan Jatuh Cinta...
Ana saja sudah Jatuh Cinta pada Dauroh Muqoddimah nya. Apalagi kalau di lanjutin Ustadz...
Kalau kata Pecinta Matan Syathibiyyah diluar sana bilang
" Matan ini ibarat Lautan. Jangan pernah bermain dipinggiran nya. Nyeburlah kedalam nya. Walaupun kamu harus kelelep dulu. Insyaallah pertolongan Allah akan datang untuk memberikan Pemahaman tentang nya kepada kita..."
__________
Ana yakin yang mendengarkan kajian manhaj salaf dengan seksama,,
Mesti akan Jatuh Cinta...
Ana saja sudah Jatuh Cinta pada kajian kitab Riyadhu sholihin karya Imam Nawawi, hadist Arbain, kitab Tauhid, kitab al kabair Apalagi kalau di lanjutin dengan kitab2 yg lainnya..
Kalau kata Pecinta Manhaj salaf diluar sana bilang
" Kajian ilmiah ini ibarat Lautan. Jangan pernah bermain dipinggiran nya. Nyeburlah kedalam nya. Walaupun kamu harus kelelep dulu.
Insyaallah pertolongan Allah akan datang untuk memberikan Pemahaman tentang ilmu Qolallah wa Qolarasul kepada kita..."
Biografi Ibunda Aisyah
Mau jadi dokter atau tenaga medis karena ngefans sama ibunda 'Aisyah radhiallahu 'anha, semoga dapat pahala karena meneladani beliau. Berikut sedikit sirah hidup beliau
.
# Dokter Wanita Cerdas Itu Bernama A’isyah Radhiallahu ‘Anha
.
-Beliau pintar dan cerdas, memiliki banyak keutamaan, serta ahli dalam ilmi fikh, kedokteran dan sejarah Arab/syair Arab
.
-Beliau cerdas menganalisa dan sering bertanya mengenai gejala-gejal penyakit serta metode pengobatannya, tatkala keluarganya sakit khususnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
.
Kecerdasan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tercermin dari pintarnya ia juga dalam ilmu kedokteran yang membuat orang lain kagum, ia hanya sekedar mendengar dan menyaksikan tanpa ada yang mengajarkan secara langsung
.
Berkata Ibnu Abdil Barr,
.
أن عائشة كانت وحيدة بعصرها في ثلاثة علوم علم الفقه وعلم الطب وعلم الشعر
.
“Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kedokteran, dan ilmu syair.”
.
Suatu saat Hisyam bin Urwah berkata kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha,
.
“Wahai ibu (ummul mukminin), saya tidak heran/takjub engkau pintar ilmu fiqh karena engkau adalah Istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anak Abu Bakar. Saya juga tidak heran/takjub engkau ointar ilmu Sya’ir dan sejarah manusia (Arab) karena engkau adalah anak Abu Bakar dan Abu bakar adalah manusia yang paling pandai (mengenai sya’ir dan sejarah Arab). Akan tetapi saya heran/takjub engkau pintar ilmu kedokteran, bagaimana dan darimana engkau mempelajarinya?
.
Kemudian ia memegang kedua pundakku dan berkata,
.
Setiap utusan kabilah yang datang dari berbagai penjuru yang datang untuk mengobati sakit Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada akhir hayatnya, maka aku mengamati/pelajari dari mereka dan aku mengobati dengan ilmu dari sana.”[2]
.
BACA Selengkapnya ا:
https://muslimafiyah.com/dokter-wanita-cerdas-itu-bernama-aisyah-radhiallahu-anha.html
Penyusun: Raehanul Bahraen
__
Follow akun Raehanul Bahraen (klik):
Telegram: bit.ly/muslimafiyah
INSTAGRAM: https://www.instagram.com/raehanul_bahraen/
Mau jadi dokter atau tenaga medis karena ngefans sama ibunda 'Aisyah radhiallahu 'anha, semoga dapat pahala karena meneladani beliau. Berikut sedikit sirah hidup beliau
.
# Dokter Wanita Cerdas Itu Bernama A’isyah Radhiallahu ‘Anha
.
-Beliau pintar dan cerdas, memiliki banyak keutamaan, serta ahli dalam ilmi fikh, kedokteran dan sejarah Arab/syair Arab
.
-Beliau cerdas menganalisa dan sering bertanya mengenai gejala-gejal penyakit serta metode pengobatannya, tatkala keluarganya sakit khususnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
.
Kecerdasan ‘Aisyah radhiallahu ‘anha tercermin dari pintarnya ia juga dalam ilmu kedokteran yang membuat orang lain kagum, ia hanya sekedar mendengar dan menyaksikan tanpa ada yang mengajarkan secara langsung
.
Berkata Ibnu Abdil Barr,
.
أن عائشة كانت وحيدة بعصرها في ثلاثة علوم علم الفقه وعلم الطب وعلم الشعر
.
“Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kedokteran, dan ilmu syair.”
.
Suatu saat Hisyam bin Urwah berkata kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha,
.
“Wahai ibu (ummul mukminin), saya tidak heran/takjub engkau pintar ilmu fiqh karena engkau adalah Istri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anak Abu Bakar. Saya juga tidak heran/takjub engkau ointar ilmu Sya’ir dan sejarah manusia (Arab) karena engkau adalah anak Abu Bakar dan Abu bakar adalah manusia yang paling pandai (mengenai sya’ir dan sejarah Arab). Akan tetapi saya heran/takjub engkau pintar ilmu kedokteran, bagaimana dan darimana engkau mempelajarinya?
.
Kemudian ia memegang kedua pundakku dan berkata,
.
Setiap utusan kabilah yang datang dari berbagai penjuru yang datang untuk mengobati sakit Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada akhir hayatnya, maka aku mengamati/pelajari dari mereka dan aku mengobati dengan ilmu dari sana.”[2]
.
BACA Selengkapnya ا:
https://muslimafiyah.com/dokter-wanita-cerdas-itu-bernama-aisyah-radhiallahu-anha.html
Penyusun: Raehanul Bahraen
__
Follow akun Raehanul Bahraen (klik):
Telegram: bit.ly/muslimafiyah
INSTAGRAM: https://www.instagram.com/raehanul_bahraen/
Kajian Tajwid Online
*Mahad Imam Ibnu Al Jazariy Bandung*
Oleh : Ganjar Abu Muhammad
*AL QURAN DITURUNKAN DENGAN BAHASA ARAB*
Allah ﷻ menerangkan di banyak ayat dalam Al Quran , bahwa Al Quranul karim diturunkan dalam bahasa arab. Malaikat Jibril turun bersamanya dan membacakannya kepada Nabi Muhammad ﷺ dengan lafazh ‘arabiy.
Allahfberfrman :
وَ اِنَّہٗ لَتَنۡزِیۡلُ رَبِّ الْعٰلَمِیۡنَ ﴿۱۹۲﴾ؕ نَزَلَ بِہِ الرُّوۡحُ الْاَمِیۡنُ ﴿۱۹۳﴾ۙ عَلٰی قَلْبِکَ لِتَكُوۡنَ مِنَ الْمُنۡذِرِیۡنَ ﴿۱۹۴﴾ بِلِسَانٍ عَرَبِیٍّ مُّبِیۡنٍ ﴿۱۹۵﴾ؕ
Dan sesungguhnya Al Quran benar-benar diturunkan oleh tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar ruh Al Amin (jibril),Kedalam hatimu (muhammad) agar kamu menjadi salah seorang yang memberi peringatan, Dengan bahasa arab yang jelas. (QS. Asy Syuara : 192-195)
اِنَّاۤ اَنۡزَلْنٰہُ قُرْءٰنًا عَرَبِیًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوۡنَ ﴿۲﴾
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran berbahasa arab, agar kamu mengerti”. (QS. Yusuf : 2).
وَ لَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّہُمْ یَقُوۡلُوۡنَ اِنَّمَا یُعَلِّمُہٗ بَشَرٌ ؕ لِسَانُ الَّذِیۡ یُلْحِدُوۡنَ اِلَیۡہِ اَعْجَمِیٌّ وَّہٰذَا لِسَانٌ عَرَبِیٌّ مُّبِیۡنٌ ﴿۱۰۳﴾
“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, : “Sesungguhnya AL Quran itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). “Bahasa yang mereka tuduhkan (bahwa muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al Quran) adalah dalam bahasa yang jelas. (QS. An Nahl : 103).
*Kata ‘arabiy* dalam ayat-ayat diatas adalah dinisbatkan kepada bangsa arab. (lihat adabul katib Ibnu Qutaibah halaman 39)
Berkata Abu Manshur Al Azhariy : “Allah menurunkan Al Quran kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai Rasul dengan bahasa arab, karena nasab beliau adalah bangsa arab yang Al Quran turun dengan bahasa mereka (bangsa arab) ”.
Lawan dari arab (الْعَرَبُ) adalah a’jam (الْأَعْجَمُ), bahasa orang arab dinamakan Al ‘arabiyyah (الْعَربِيَّةُ) yaitu bahasa dengan i‘rab yang benar, jelas maknanya dan fashih pengucapannya. Adapun bahasa a’jam adalah al ‘ujmah (الْعُجْمَةُ) yang memiliki makna terbalik yaitu perkataan yang terdapat kesalahan ‘irab padanya, maknanya tidak jelas dan tidak fashih pengucapannya walaupun yang berkata adalah orang arab.
Akan tetapi seseorang yang berkata fashih maka bisa dikatakan dia memiliki lisan arab yaitu bahasa yang fashih walaupun dia bukan orang arab (الْعَجَمُ).
Berkata juga para ulama tafsir tentang ayat-ayat diatas bahwa makna dari *mubin adalah fashih*. Maka dari itu maknanya menjadi, bahwa Al Quran berbahasa arab yang fashih, bukan bahasa ‘ajam yang artinya sebagaimana yang sudah dijelaskan yaitu bahasa yang tidak jelas dan tidak fashih.
Ciri-ciri bahasa ‘ujmah :
1. Setiap perkatan atau dialek bahasa selain bahasa arab (اللُّكْنَةُ) _*kitabul ‘ain Iman Al Khalil bin Ahmad Al Farahidi 1/237*_
2. Perkataan yang terdapat aib padanya yang huruf-hurufnya tidak jelas dan tidak fashih (الْحْكْلَةُ). _*kitab al bayan wat tabyiin*_
4. Keliru dalam membaca huruf.
5. Bercampurnya kata satu dengan yang lainnya (اللَّجْلَجَةُ).
6. Ragu-ragu atau terbata-bata dalam berkata (اللَّغْلَغَةُ).
Dalam penjelasan diatas menunjukan bahwa Al Quran diturunkan dengan bahasa arab yang fashih.
Semoga kita diberikan kemudah oleh Allah ﷻ Untuk bisa membaca Al Quran dengan fashih sebagaimana Al Quran diturunkan.
Disadur dalam Kitab : _*Tajwiidul lafzhi fii qiraatil quranil karim*_
*karya As Syaikh Husain bin Sa'di Al Mathiriy*
*Mahad Imam Ibnu Al Jazariy Bandung*
Oleh : Ganjar Abu Muhammad
*AL QURAN DITURUNKAN DENGAN BAHASA ARAB*
Allah ﷻ menerangkan di banyak ayat dalam Al Quran , bahwa Al Quranul karim diturunkan dalam bahasa arab. Malaikat Jibril turun bersamanya dan membacakannya kepada Nabi Muhammad ﷺ dengan lafazh ‘arabiy.
Allahfberfrman :
وَ اِنَّہٗ لَتَنۡزِیۡلُ رَبِّ الْعٰلَمِیۡنَ ﴿۱۹۲﴾ؕ نَزَلَ بِہِ الرُّوۡحُ الْاَمِیۡنُ ﴿۱۹۳﴾ۙ عَلٰی قَلْبِکَ لِتَكُوۡنَ مِنَ الْمُنۡذِرِیۡنَ ﴿۱۹۴﴾ بِلِسَانٍ عَرَبِیٍّ مُّبِیۡنٍ ﴿۱۹۵﴾ؕ
Dan sesungguhnya Al Quran benar-benar diturunkan oleh tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar ruh Al Amin (jibril),Kedalam hatimu (muhammad) agar kamu menjadi salah seorang yang memberi peringatan, Dengan bahasa arab yang jelas. (QS. Asy Syuara : 192-195)
اِنَّاۤ اَنۡزَلْنٰہُ قُرْءٰنًا عَرَبِیًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُوۡنَ ﴿۲﴾
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran berbahasa arab, agar kamu mengerti”. (QS. Yusuf : 2).
وَ لَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّہُمْ یَقُوۡلُوۡنَ اِنَّمَا یُعَلِّمُہٗ بَشَرٌ ؕ لِسَانُ الَّذِیۡ یُلْحِدُوۡنَ اِلَیۡہِ اَعْجَمِیٌّ وَّہٰذَا لِسَانٌ عَرَبِیٌّ مُّبِیۡنٌ ﴿۱۰۳﴾
“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, : “Sesungguhnya AL Quran itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). “Bahasa yang mereka tuduhkan (bahwa muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al Quran) adalah dalam bahasa yang jelas. (QS. An Nahl : 103).
*Kata ‘arabiy* dalam ayat-ayat diatas adalah dinisbatkan kepada bangsa arab. (lihat adabul katib Ibnu Qutaibah halaman 39)
Berkata Abu Manshur Al Azhariy : “Allah menurunkan Al Quran kepada Nabi Muhammad ﷺ sebagai Rasul dengan bahasa arab, karena nasab beliau adalah bangsa arab yang Al Quran turun dengan bahasa mereka (bangsa arab) ”.
Lawan dari arab (الْعَرَبُ) adalah a’jam (الْأَعْجَمُ), bahasa orang arab dinamakan Al ‘arabiyyah (الْعَربِيَّةُ) yaitu bahasa dengan i‘rab yang benar, jelas maknanya dan fashih pengucapannya. Adapun bahasa a’jam adalah al ‘ujmah (الْعُجْمَةُ) yang memiliki makna terbalik yaitu perkataan yang terdapat kesalahan ‘irab padanya, maknanya tidak jelas dan tidak fashih pengucapannya walaupun yang berkata adalah orang arab.
Akan tetapi seseorang yang berkata fashih maka bisa dikatakan dia memiliki lisan arab yaitu bahasa yang fashih walaupun dia bukan orang arab (الْعَجَمُ).
Berkata juga para ulama tafsir tentang ayat-ayat diatas bahwa makna dari *mubin adalah fashih*. Maka dari itu maknanya menjadi, bahwa Al Quran berbahasa arab yang fashih, bukan bahasa ‘ajam yang artinya sebagaimana yang sudah dijelaskan yaitu bahasa yang tidak jelas dan tidak fashih.
Ciri-ciri bahasa ‘ujmah :
1. Setiap perkatan atau dialek bahasa selain bahasa arab (اللُّكْنَةُ) _*kitabul ‘ain Iman Al Khalil bin Ahmad Al Farahidi 1/237*_
2. Perkataan yang terdapat aib padanya yang huruf-hurufnya tidak jelas dan tidak fashih (الْحْكْلَةُ). _*kitab al bayan wat tabyiin*_
4. Keliru dalam membaca huruf.
5. Bercampurnya kata satu dengan yang lainnya (اللَّجْلَجَةُ).
6. Ragu-ragu atau terbata-bata dalam berkata (اللَّغْلَغَةُ).
Dalam penjelasan diatas menunjukan bahwa Al Quran diturunkan dengan bahasa arab yang fashih.
Semoga kita diberikan kemudah oleh Allah ﷻ Untuk bisa membaca Al Quran dengan fashih sebagaimana Al Quran diturunkan.
Disadur dalam Kitab : _*Tajwiidul lafzhi fii qiraatil quranil karim*_
*karya As Syaikh Husain bin Sa'di Al Mathiriy*
Subscribe to:
Comments (Atom)
