Parenting anak teladan
*PENDIDIK TERBAIK*
Ditulis Oleh :
Ust. Abul Abbas Thobroni # Mudir Mahad Nidaus Salam Pekalongan # Pendidikan Berbasis Fitroh
Pendidik adalah sebuah profesi mulia sepanjang sejarah
dalam peradaban manusia.
Sehingga kejayaan dan kemenangan sebuah bangsa tidak akan lepas dari peran para
pendidik yang handal.
Pendidik kebaikan adalah manusia
terbaik yang telah Allah keluarkan di muka bumi.
Allah berfirman:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah". (Surat Ali Imron :
110)
*Pendidik adalah orang yang ucapan dan tutur katanya sangat
sakti, sehingga tidak ada ucapan yang lebih baik melainkan
ucapan para pendidik.*
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan
berkata, "Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang
berserah diri) (Fusshilat : 33)
*Pendidik kebaikan akan selalu disayangi oleh semua
makhluq, bahkan semua makhluq akan terus mendo'akan
pengampunan dosa baginya.*
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Dari Abu Umamah al Bahili, Rosulullah bersabda:
"Sesungguhnya Allah, para malaikat, sampai semut di
lubangnya, dan ikan paus di dasar lautan senantiasa
mendo'akan kepada pendidik kebaikan" (Shohih al Jami' no. 1838 Syaikh Albani)
Pada kesempatan ini kita akan sedikit melihat bagaimana
sistem pendidik-pendidik terbaik yang bisa kita ambil
konsepnya.
*Pendidik Terbaik Adalah Allah*
Allah telah mendidik makhluq yang Ia ciptakan dengan sebaik-baik pendidikan.
Di antara bentuk pendidikan Allah:
1. Allah telah menciptakan manusia di atas fitroh yang
suci.
2. Allah mengatur semua perjalanan hidup manusia.
3. Allah adalah dzat yang paling sabar dalam mengurusi
makhluknya.
4. Allah telah mempersiapkan semua penunjang
kesempurnaan manusia.
5. Allah memberikan dalam diri manusia syahwat dan akal
sebagai ujian bagi manusia.
*Pendidik Terbaik Adalah Rasulullah*
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mendidik
manusia dengan sebaik-baik pendidikan dan hasil dari
pendidikan beliau adalah generasi² hebat sepanjang sejarah yaitu para sahabat.
Diantara bentuk kehebatan pendidikan Rasulullah
shallallaahu alaihi wa sallam :
1. Rasulullah orang yang paling bijaksana
(menempatkan sesuatu pada tempatnya)
2. Rasulullah orang yang pantang menyerah dalam
mendidik.
3. Rasulullah orang yang pandai dalam pemetakan
bakat dan karakter manusia.
4. Rasulullah orang yang paling sabar melalui fase²
kejayaan.
5. Rasulullah menusia terbaik akhlaq sebagai qudwah
bagi manusia.
*Orang Tua Pendidik Terbaik*
Orang tua telah mendidik anak mereka dengan pendidikan
terbaik dan hasil didikan mereka adalah kita semua yang
masih bisa bertahan menjalani kehidupan dunia yang penuh dengan ujian dan cobaan.
*Diantara kehebatan pendidikan orang tua adalah:*
1. Orang tua adalah manusia yang paling ikhlas
mendidik anaknya.
2. Orang tua mendidik anak dengan hati mereka.
3. Orang tua mengorbankan waktu mereka untuk
membersamai anak-anaknya.
4. Orang tua sangat mengetahui fase- fase
perkembangan anaknya dan bersikap kepada
anaknya sesuai dengan fase- fase yang ada.
5. Orang tua memiliki harapan kuat supaya anaknya
berhasil dan sukses sehingga orang tua akan
berjuang sekuat tenaga untuk kejayaan anaknya.
*Pendidik Terbaik Adalah Anda*
Anda adalah orang yang hebat dan Allah telah menciptakan
Anda dalam bentuk yang terbaik. Dan bentuk manusia disini mencakup jasad dan sifat.
Oleh sebab itu maka Anda adalah
pendidik terbaik karna Allah sudah menciptakan Anda dalam
sifat yang terbaik.
*Jika Anda ingin menjadi pendidik terbaik maka ikutilah
Allah, Rasulullah, dan orang tua dalan konsep pendidikan
mereka.*
*Selamat berjuang menjadi pendidik terbaik.*
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Sunday, August 5, 2018
Bimbingan kounseling until anak SMA meraih PTN
Sekedar saran :
Belajar sosiologi, ekonomi, geografi soshum, sejarah....bagi anak2 IPS sudah berlangsung 2 tahun.
Jadi tdk terlalu sulit untuk melanjutkan di tahun ke 3.
Sedangkan bagi anak2 IPA, pd umumnya, baru mau mulai belajar.
Bagi anak2 IPA yg benar2 akan memilih hanya SOSHUM pd SNMPTN SBMPTN,
maka pilihlah TO (dan juga bimbel) SOSHUM.
Tetapi bagi anak2 IPA yg ragu2 memilih, atau ingin memilih SAINTEK dan SOSHUM ( Campuran),......
saya anjurkan tetap fokus hanya IPA/SAINTEK.
Campuran itu sulit. Belajar 4 pelajaran IPA + English + B.Indo + TPA + 4 pelajaran IPS = 11 pelajaran.
Bukan hal yg ringan, jika tidak sungguh2, fokus, tekun.
Fokus = unggul
Bercabang = tumbang.
Mohon pikirkan baik2.
Your choice, your future.🙏🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
*"Berburu ke padang datar mendapat rusa belang kaki, berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi".*
Artinya/maknanya adalah kalau seseorang itu mau menuntut ilmu dan menjadi orang yang benar-benar berilmu, sukses, unggul dibidangnya, .....
maka ia harus menempuhnya tanpa tanggung-tanggung, ......
tanpa setengah setengah.
Unggul jika :
pilih hanya IPA/SAINTEK,
atau hanya IPS/SOSHUM......
Bukan pilih dua dua nya.
🙏🙏🙏🙏
#copas.
_Semua Murid Semua Guru:_
*"Salah Kaprah Memilih Jurusan"*
Berkuliah, adalah kemewahan yang langka. Hanya 6% penduduk negeri, menjalani pendidikan tinggi. Begitu banyak potensi kontribusi, yang prosesnya dimulai dari titik ini. Saya percaya - memilih jurusan adalah hak sekaligus kewajiban pemuda yang perlu panduan, agar terbebas dari salah kaprah.
1. Memilih jurusan tidak sama dengan memilih pekerjaan
Jurusan hanyalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Di sisi lain, dunia pekerjaan seringkali berubah jauh lebih cepat daripada pengetahuan yang didapatkan di bangku perkuliahan. Banyak karir yang belum bisa kita bayangkan karena perubahan zaman, atau keterampilan pekerjaan yang tanpa kita disadari, ternyata dibutuhkan. Karenanya, pilihlah jurusan berdasarkan keingintahuan, kemampuan dan potensi. Yang lebih penting, pastikan bahwa kita punya kompetensi lintas disiplin untuk selalu belajar dan beradaptasi.
Khusus untuk profesi yang butuh lisensi praktik tertentu (misalnya dokter atau advokat), tentu penting mencari tahu latar belakang keilmuan yang diperlukan. Namun perlu kita pahami, saat ini banyak sekali profesi dan bidang karya yang bekal utamanya bukan gelar sarjana, tetapi kemampuan kritis, kreatif, etika dan kerjasama.
2. Memilih jurusan bukan sekadar berdasar ranking perguruan tinggi
Setiap penyelenggara maupun penelitian mengenai ranking perguruan tinggi, punya kriteria dan sistem pembobotan berbeda, yang belum sesuai untuk pilihan kita. Misalnya, angka yang tinggi untuk jumlah dosen pemenang nobel - yang belum tentu mengajar di mata kuliah dasar, atau jumlah koleksi buku perpustakaan yang tidak semua sesuai dengan peminatan yang kita sasar.
Perhatikan detil penting dari setiap referensi, terutama yang berkait langsung dengan jurusan studi. Misalnya, berapa banyak riset yang dilakukan profesor bersama mahasiswa, atau kesempatan bekerja di lembaga kemasyarakatan terkemuka. Ranking perguruan tinggi mungkin mengundang decak kagum saat pengumuman penerimaan dipamerkan di media sosial, tetapi bukan jaminan pengalaman kuliah yang bermakna.
3. Memilih jurusan bukan semata karena sarana-prasarana yang besar dan megah.
Pembangunan fasilitas adalah salah satu bagian termudah dari penyelenggaraan pendidikan. Pemeliharaan dan penggunaan secara optimal untuk mencapai tujuan, jauh lebih sulit dilakukan. Banyak kita yang mencari kampus dengan sambungan wifi tercepat, tetapi lupa memastikan seberapa sering teknologi digunakan dalam pelajaran. Misalnya, untuk mengakses jurnal ilmiah atau proyek kolaborasi kampus antarnegara, atau apakah ada pengembangan aplikasi tepat guna yang dihasilkan oleh manajemen universitas untuk memudahkan interaksi dosen dengan mahasiswa.
Kadang, kita melihat balairung serba guna yang ukurannya besar luar biasa - dan mungkin hanya dipakai dua kali (termasuk saat wisuda) sepanjang 4 tahun bersekolah. Kita lupa melihat pengaturan tempat duduk dalam kelas apakah merangsang diskusi dan refleksi atau lebih mendorong dosen untuk ceramah satu arah.
4. Memilih jurusan bukan proses instan
Banyak proses yang ditumbuhkan sejak sekolah menengah yang akan menentukan keberhasilan jangka panjang dalam kehidupan. Jangan semata berfokus pada capaian target try out ujian. Misalnya, dari segi intelektual, kita menstimulasi pemikiran dengan membaca literatur dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Secara finansial, kita harus melatih perencanaan keuangan.
Memilih jurusan tidak bisa dilakukan dengan modal “katanya”. Pengalaman di bangku kuliah, bisa berbeda antar satu orang dengan lainnya. Seringkali, negatif atau positifnya cerita, bukan soal bagus/tidaknya, tetapi soal kecocokan dan harapan dari yang melaluinya. Pastikan melihat data, berbincang dengan berbagai alumni, dengan reputasi terpercaya. Contohnya, praktisi yang mempekerjakan banyak lulusan dari fakultas yang sama.
Dalam proses pemilihan, wajar kalau kita mengalami kegalauan, namun tetap lewati dengan bersemangat. Dimulai dari ekplorasi diri dan apa yang diminati, apa yang senang dilakukan bahkan tanpa bayaran. Proses ini butuh dilanjutkan dengan pendalaman, misalnya dengan mengikuti kompetisi atau magang di organisasi. Tahapannya jangan terlewat, karena sangat membantu remaja untuk menuju kedewasan. Penjurusan yang sifatnya karbitan, penuh pembatasan, miskin teladan - apalagi dipaksakan, akan sangat merugikan.
5. Memilih jurusan tidak bijak diserahkan pada keputusan orangtua
Pengendali utama proses pemilihan jurusan seyogyanya adalah sang calon mahasiswa. Bagaikan belajar berkendara, saat anak menjelang dewasa - orangtua perlu terlibat dengan cara yang berbeda. Membantu navigasi dengan memberi opsi, memberikan rambu-rambu dengan menceritakan pengalaman yang dialami diri atau anggota keluarga di masa lalu.
Pastikan anak merasa berdaya saat mengambil keputusan, karena kemandiriannya harus terus ditumbuhkan. Setelah kuliah nanti anak akan dituntut mengambil keputusan-keputusan lanjutan (misalnya; memilih bidang studi antarfakultas atau calon pasangan - mendorong demokrasi di kampus dan menyuarakan aspirasi di jalanan). Tidak mudah untuk menjadi orangtua yang legawa. Yang mungkin membantu menenangkan - sebagian besar anak sebetulnya mengakui bahwa mereka terinspirasi orangtuanya. Percakapan bahkan perdebatan yang dilalui anak dan keluarga - termasuk proses berpisah kota atau negara - adalah pelajaran yang sangat berharga.
Pada murid, guru dan orangtua, saya juga sering mengingatkan - tempat yang cocok dan akan menunjang kesuksesan, bukan hanya satu jurusan atau kampus tertentu yang kita suka mati-matian. Ada banyak kemungkinan dan pilihan, tidak ada jurusan atau kampus yang akan memenuhi semua kriteria dan kebutuhan, tetapi kita bisa mengendalikan keberhasilan dengan mengambil manfaat maksimal dari semua pelajaran dalam perjalanan.
*#melawanmiskonsepsi*
*#semuamuridsemuaguru*
Subscribe to:
Comments (Atom)