Wednesday, September 11, 2019

*SUNNAHNYA BERSEDEKAH KETIKA BERTAUBAT*

๐Ÿ“– ๐Ÿ“–________✒


Mungkin banyak yang belum tahu sunnah ini, sehingga jarang yang melakukannya.

Dalil sunnah ini diambil dari kisah Ka'ab bin Malik -rodhiallohu anhu- ketika dia BERTAUBAT dari ' _ketergelincirannya_ ' tidak ikut dalam *Perang Tabuk* .

Setelah Allah menurunkan wahyu kepada Nabi -shollallohu alaihi wasallam- tentang diterimanya taubatnya, yaitu dalam *Surat Attaubah: 118* , maka dia mengatakan kepada beliau:

_"Wahai Rosululloh, sungguh termasuk dari (kesungguhan) TAUBATKU saya akan melepaskankan diri dari hartaku sebagai SEDEKAH kepada Allah dan kepada Rosul-Nya -shollallohu alaihi wasallam-"._

Maka beliau mengatakan:

_"Tahan sebagian hartamu untukmu, karena itu lebih baik bagimu"._ *[HR. Bukhori: 2757, dan Muslim: 2769].*

Al-Hafizh Ibnu Hajar -rohimahulloh- ketika mensyarah hadits di atas mengatakan:

_"Dalam hadits ini terdapat anjuran *BERSEDEKAH ketika bertaubat* , dan bahwa orang yang bernadzar untuk bersedekah dengan SELURUH hartanya; dia tidak wajib menunaikan semuanya._ *[Fathul Bari 8/124-125].*

Dalam hadits ini juga terdapat pelajaran, bahwa BELUM TENTU bersedekah dengan seluruh harta lebih afdhol daripada bersedekah dengan sebagian harta, karena *kemampuan dan tingkat keimanan yang berbeda pada setiap orang* .

Lihatlah bagaimana Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- mengijinkan Abu Bakar -rodhiallohu anhu- menyedekahkan SELURUH hartanya *[HR. Abu Dawud: 1678, hasan],* namun tidak mengizinkan Ka'ab bin Malik -rodhiallohu anhu- , wallohu a'lam.


๐Ÿ–Š  Ustadz Dr. Musyaffa’ Ad Dariny, MA
Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam

Oleh: Mutiara Risalah Islam
>>>>>>>>๐ŸŒบ๐ŸŒบ<<<<<<<<

๐Ÿ“š  Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?

๐Ÿ“  Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel,Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam MRI

๐Ÿ“ฑ  Daftar Group WA: [Nama, Nomor wa, Jenis Kelamin]
kirim ke https://api.whatsapp.com/send?phone=6289628222285
Bismillahirrahmanirrahim,

*Grup WA Ngaji Qur'an Akhwat*

๐Ÿ”– Grup kami pisah antara peserta ikhwan & akhwat

๐Ÿ”– Dimohonkan untuk saling menjaga adab & akhlak saat berkomunikasi di grup WA sebagaimana mestinya para Ahli Al-Qur'an

๐Ÿ”– Diperbolehkan share artikel yg berkaitan dengan *Ngaji Qur'an* maupun motivasi Al-Qur'an,
diantaranya;
- Saling berbagi materi KBM
- Saling mengingatkan Jadwal halaqoh
- Artikel maupun pertanyaan terkait Al-Qur'an

*ADMIN* dan *Ustadzah* Dapat share *hari apapun saja* untuk Materi Ngaji Qur'an dan lain-lain

๐Ÿ”– Tidak diperkenankan untuk share Video diluar *Ngaji Qur'an*

Jika memang bermanfaat, maka WaPri terlebih dahulu ke Ustadzah/admin Grup
jika selesai diVerifikasi akan dishare

๐Ÿ”– Khusus Hari *Jum'at* Peserta Grup dipersilakan share iklan jualan atau jasa apapun yang ingin ditawarkan agar sama² bisa saling beri manfaat dan tolong menolong dalam kebaikan

๐Ÿ”– Share iklan Produk, usaha maupun jasa harus yang sesuai syar'i, *bukan Riba, Manipulasi, MLM yang mengandung unsur² haram, dll* yang diharamkan Allah _'Azza wajalla_ & Rasulullah _shalallahu 'alaihi wasallam_.

Semoga ketentuan² diatas bisa kita jalankan bersama & semoga niat baik kita dalam menuntut Ilmu Al-Qur'an dibalas kebaikan yang berlipat oleh Allah _subhaanahu wata'aalaa_

See this Instagram post by @taklim.salafy.makassar: https://www.instagram.com/p/B2RyASCnKmo/?utm_source=ig_web_options_share_sheet


๐Ÿ‡ฒ๐Ÿ‡จBismillah, terkait tulisan di postingan yang kami posting sebelumnya perihal pernyataan Bj Habibie rahimahullahu yang mengatakan bahwa beliau memilih ilmu agama, betul beliau bilang bgitu, namun setelah itu disusul beliau juga beri pernyataan memohon kepada allah agar bisa memilih dua duanya (IMTAQ+IPTEK) agar seimbang dan meminta allah agar diberikan kemampuan untuk meningkatkan kedua duanya.
.
Kami admin @taklim.salafy.makassar memohon ampunan kepada allah atas kekeliruan ini, dan kami himbau kepada followers sekalian agar menghapus postingan tsb dari feed maupun storynya, dan kami berlepas diri dari postingan tersebut bagi yang masih posting. Allahul MUSTA'AN
.
Catatan : Tulisan yang disematkan kepada eyang habibie tsb sebelum kami posting terlebih dahulu sudah menyebar viral di medsos2, dan kami lakukan penelusuran tulisan tsb sdh disebarkan beberapa bulan yg lalu dari oknum yang tidak bertanggungjawab.Sehingga bukan cuman kami yang kena virus viral ini, tetapi para ikhwah dan bahkan ustadz ustadz pun memposting tulisan tsb, insyaa Allah kami akan counter melalui postingan kali ini berupa cuplikan video pernyataan beliau yang SHAHIH.
Pelajaran yang tidak kalah penting, bahwa sebarkanlah ucapan seseorang sesuai yang ia katakan , jangan DILEBIHKAN maupun DIKURANGI, apalagi diselewengkan.

Semoga Allah Memberi Taufiq Kepada Semuanya ๐Ÿ’ก๐Ÿ‡ฒ๐Ÿ‡จ

Masya Allah ..belajar dari Pak Habibi Rahimahullah...
Semoga kita senantiasa Istiqomah belajar agama sampai ajal menjemput ...aamiin

Dulu tertarik dengan Al Kautsar karena visi misinya keren, ada Pak Habibie pula ...visi misi IMTAQ  dan IPTEK ..Masya Allah ..luar biasa ...calon pemimpin masa depan ...
Semoga anak2 Alka bisa meneladani beliau ...


BAGUS SEKALI UNTUK DIRENUNGKAN dan DIAMALKAN tentunya

PIDATO    B. J. HABIBI*

SAAT KEMATIAN ITU KIAN DEKAT.

*KALAULAH SEMPAT ? Renungan utk kita semua !!!!*
--------------------
_(Ketika BJ Habibie berpidato diKairo, beliau berpesan "Saya diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu technology sehingga saya bisa membuat pesawat terbang, tapi sekarang saya tahu bahwa ilmu agama itu lebih manfaat untuk umat Islam. Kalo saya disuruh memilih antara keduanya maka saya akan memilih ilmu Agama.")_

Sepi penghuni...
Istri sudah meninggal... 
Tangan menggigil karena lemah...
Penyakit menggerogoti sejak lama...
Duduk tak enak, berjalan pun tak nyaman... Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal bersama menemani beserta seorang pembantu...

3 anak, semuanya sukses... Berpendidikan tinggi sampai ke luar negeri...
» Ada yang sekarang berkarir di luar negeri... »
Ada yang bekerja di perusahaan asing dengan posisi tinggi... »
Dan ada pula yang jadi pengusaha ...
Soal Ekonomi, saya angkat dua jempol » semuanya kaya raya...

Namun....
Saat tua seperti ini dia 'Merasa Hampa', ada 'Pilu Mendesak' disudut hatinya..

Tidur tak nyaman...
Dia berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa & enegik yg penuh kenangan
๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ
Di rumah yang besar dia merasa kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi teratur...

_Punggungnya terasa sakit, sesekali air liurnya keluar dari mulutnya...._
*Dari sudut mata ada air yang menetes.. Rindu dikunjungi anak2nya*

_Tapi semua anaknya sibuk dan tinggal jauh di kota atau negara lain..._
*Ingin pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan....*

Sudah terlanjur melemah...
Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak...
Sepanjang waktu .... 

• *Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya....*
• _Atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat nanti_
• _*Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti...*_
• *Yang pasti hanyalah KEMATIAN.*
_» Rumah Besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya..._
*» Anak Sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC...*
_» Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang..._
*» Asset-asset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa .?*

Kira-kira jika malaikat 'Datang Menjemput', akan seperti apakah kematian nya nanti
_» Siapa yang akan memandikan ?_
_» Dimana akan dikuburkan ??_
*» Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan?*
_» Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti?_
*» Rumah akan di tinggal, asset juga akan di tinggal pula...*
_• Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau tidak ???_
*• Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ???*
_• Apa lagi jika anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama???  Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja..._

๐Ÿ€ 'Kalau lah Sempat' menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat2 di Jalan Allah yang lainnya...

๐Ÿ€ 'Kalau lah Sempat' dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang...... 

๐Ÿ€ 'Kalau lah Sempat' memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yg memerlukan..... 

๐Ÿ€ 'Kalau lah Sempat' membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat dan handai taulan...... 

๐Ÿ€ Kalau lah kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan menjadi 'Amal Penolong' nya ......

๐Ÿ€ Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi 'Orang yang Shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan

๐Ÿ€ Ibadah sedekahnya di bimbing/diajarkan & diperhatikan, maka mungkin senantiasa akan 'Terbangun Malam', 'Meneteskan Air Mata' medoakan orang tuanya.

๐Ÿ€ Kalaulah sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama...

 _*"KALAULAH SEMPAT"*_

 Mengapa kalau sempat ?
Mengapa itu semua tidak jadi perhatian utama kita ?  Sungguh kita tidak adil pada diri sendiri.  Kenapa kita tidak lebih serius 'Menyiapkan Bekal' untuk menghadap-NYA dan 'Mempertanggung Jawabkan' kepadaNya?
*Jangan terbuai dengan 'Kehidupan Dunia' yang  bisa  melalaikan.....*

๐ŸŒธ Kita boleh saja giat berusaha di dunia....tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang & kekal di akhir Hidup kita
Semoga Bermanfaat...!

BUKU SYARAH HILYAH THALIBIL ILMI

Oleh: Syaikh DR. Bakr bin Abdullah dan Syaikh Ibnu Utsaimin, Akbar Media
Petunjuk-petunjuk mengenai etika ini saya tulis pada tahun 1408 H, di mana saat itu kaum muslimin -alhamdulilah- tengah mengalami kebangkitan ilmiah. Kebangkitan ini disambut dengan wajah-wajah cerah. Aktivitas kebangkitan ini terus bergema -menuju fase kematangan dan kemajuan- di dalam hati kawula muda untuk memperbaiki keadaannya. Kita bisa melihat mereka berbondong-bondong, meraup berbagai pengetahuan dari sumber-sumbernya. Mereka memiliki ketamakan, semangat, dan antusias yang sangat menakjubkan, Mereka begitu gigih mendalami persoalan suatu hal yang akan mengantarkan kaum muslimin pada indahnya kemenangan. Maha Suci Allah Yang Menghidupkan dan Mematikan hati.

PENJELASAN DARI SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN RAHIMAHULLAH

Kami putuskan untuk mengkaji kitab ini setelah bermusyawarah dengan kalian  dan atas usulan kalian. Karena pencari ilmu jika tidak memiliki budi pekerti yang baik, maka pencarian ilmunya tidak akan bermanfaat.
Setiap manusia, setiap kali ia mengetahui sesuatu, baik pengetahuan mengenai akhlak yang terpuji atau pengetahuan tentang ibadah, maka ia wajib mengamalkannya. Jika tidak, maka ia dengan orang yang bodoh tidak ada bedanya. Bahkan, orang bodoh lebih baik keadaannya, karena orang alim meninggalkan keutamaan dengan sengaja, berbeda dengan orang yang bodoh. Selain itu, orang bodoh mungkin akan bisa mengambil manfaat saat ia mengetahui, berbeda dengan orang yang sudah tahu akan tetapi tidak mengambil manfaat dari ilmunya. Karena itu, saya menganjurkan, khususnya diri saya pribadi, dan kalian semua untuk selalu berhias diri dengan akhlak yang baik, kesabaran, ketegaran, toleransi, dan sikap ihsan sesuai kemampuan.
Ini di samping wasiat agung, yaitu wasiat bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang mana dalam hal ini Allah berfirman:
ูˆَู„ِู„َّู‡ِ ู…َุง ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَู…َุง ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ۗ ูˆَู„َู‚َุฏْ ูˆَุตَّูŠْู†َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃُูˆุชُูˆุง ุงู„ْูƒِุชَุงุจَ ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِูƒُู…ْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ุฃَู†ِ ุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ۚ ูˆَุฅِู†ْ ุชَูƒْูُุฑُูˆุง ูَุฅِู†َّ ู„ِู„َّู‡ِ ู…َุง ูِูŠ ุงู„ุณَّู…َุงูˆَุงุชِ ูˆَู…َุง ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ۚ ูˆَูƒَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุบَู†ِูŠًّุง ุญَู…ِูŠุฏًุง
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (Surat an-Nisa’: 131)
Adapun penulis buku Hilyah ini adalah saudara kita; Syaikh Bakr Abu Zaid, beliau termasuk salah seorang ulama besar, yang terkenal dengan ketegasan, ketelitian, dan kecerdasan. Berbagai kedudukan yang beliau jabat memang menunjukkan bahwa beliau sangat kompeten untuk menduduki semua jabatan yang dipegangnya. Beliau sekarang menjadi anggota Lajnah Fatwa yang dipimpin Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah (Penjelasan ini dibuat sebelum kedua ulama ini (yakni Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin wafat). Wafaqahullah (Semoga Allah memberi taufik kepadanya, yakni Penulis)
Buku Syarah Hilyah Thalibil Ilmi Penerbit Akbar Media, Buku cetak edisi softcover, tebal buku 288 halaman, ukuran buku 15,5 x 24 cm, dan dengan berat 611 gram. Ta'lif: Al-Allamah Dr. Bakr bin Abdullah, Syarah: Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Utsmain, Harga Rp. 60.000,-
# Apapun Keadaannya, Jangan Pernah Tinggalkan Majelis Ilmu

“Pada mejelis ilmu ada dua hal utama yang membuat istiqamah sampai ajal menjemput:
Pertama : ilmu yang menjaga kita
Kedua: sahabat yang shalih yang selalu meingingatkan akan akhirat”

Saudaraku, apapun keadaannya dan bagaimanapun kondisinya, jangan pernah meninggalkan majelis ilmu. Jangan lah tinggalkan secara total, jika tidak bisa sepekan sekali, mungkin sebulan sekali, jika tidak bisa mungkin 2 atau 3 bulan sekali, insyaallah waktu itu selalu ada, yang menjadi intinya adalah apakah kita memprioritaskan atau tidak? Jika tidak menjadi prioritas, maka tidak akan ada waktu dan tidak akan ada usaha untuk itu. Jangan pernah juga meninggalkan majelis ilmu karena sudah merasa berilmu atau telah menjadi “ikhwan senior”, para ustadz dan ulama pun terus belajar dan menuntut ilmu.

Saudaraku, mereka yang berguguran dipersimpangan jalan dakwah adalah orang perlahan-lahan meninggalkan majelis ilmu secara total, baik itu tenggelam dengan kesibukan dunia atau merasa sudah berilmu kemudian menjadi sombong dan tergelincir.

Abdullah bin Mubarak menunjukkan keheranan, bagaimana mungkin seseorang jiwanya baik jika tidak mau menuntut ilmu dan menghadiri majelis ilmu. Beliau berkata,

ุนุฌุจุช ู„ู…ู† ู„ู… ูŠุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู…, ูƒูŠู ุชุฏุนูˆ ู†ูุณู‡ ุฅู„ู‰ ู…ูƒุฑู…ุฉ

“Aku heran dengan mereka yang tidak menuntut ilmu, bagaimana mungkin jiwanya bisa mengajak kepada kebaikan.”? [Siyar A’lam AN-Nubala 8/398]

Sebagaimana yang kita sampai di awal bahwa pada majelis ilmu terdapat dua faktor utama agar seseorang bisa istiqamah:

[1] Ilmu yang menjaganya

Dengan ilmu dan pemahaman yang benar seseorang agar terjaga dari kesalahan dan ketergelinciran.

Ibnul Qayyim berkata,

๏บƒ๏ปฅ ๏บ๏ปŸ๏ปŒ๏ป ๏ปข ๏ปณ๏บค๏บฎ๏บฑ ๏บป๏บŽ๏บฃ๏บ’๏ปช ๏ปญ๏บป๏บŽ๏บฃ๏บ ๏บ๏ปŸ๏ปค๏บŽ๏ป ๏ปณ๏บค๏บฎ๏บฑ ๏ปฃ๏บŽ๏ปŸ๏ปช

“Ilmu itu menjaga pemiliknya sedangkan pemilik harta akan menjaga hartanya.”[Miftah Daris Sa’adah 1/29]

Dengan menghadiri majelis ilmu juga akan menimbulkan ketenangan dan kebahagiaan yang mejadi tujuan seseorang hidup di dunia ini. Apabila niatnya ikhlas, maka ia akan merasakan ketenangan di majelis ilmu dan akan terus mencari majelis ilmu di mana pun berada.

Majelis ilmu adalah taman surga yang membuat seseorang merasakan ketenangan.

ุนَู†ْ ุฃَู†َุณِ ุจْู†ِ ู…َุงู„ِูƒٍ ุฑَุถِูŠ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู‚َุงู„َ ุฅِุฐَุง ู…َุฑَุฑْุชُู…ْ ุจِุฑِูŠَุงุถِ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ูَุงุฑْุชَุนُูˆุง ู‚َุงู„ُูˆุง ูˆَู…َุง ุฑِูŠَุงุถُ ุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ู‚َุงู„َ ุญِู„َู‚ُ ุงู„ุฐِّูƒْุฑِ

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Jika kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah dengan senang.” Para sahabat bertanya,”Apakah taman-taman surga itu?” Beliau menjawab,”Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir.”[HR Tirmidzi, no. 3510, Ash Shahihah, no. 2562]

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

ุฅู† ู„ู„ุฐูƒุฑ ู…ู† ุจูŠู† ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ู„ุฐุฉ ู„ุง ูŠุดุจู‡ู‡ุง ุดูŠุก، ูู„ูˆ ู„ู… ูŠูƒู† ู„ู„ุนุจุฏ ู…ู† ุซูˆุงุจู‡ ุฅู„ุง ุงู„ู„ุฐุฉ ุงู„ุญุงุตู„ุฉ ู„ู„ุฐุงูƒุฑ ูˆุงู„ู†ุนูŠู… ุงู„ุฐูŠ ูŠุญุตู„ ู„ู‚ู„ุจู‡ ู„ูƒูู‰ ุจู‡، ูˆู„ู‡ุฐุง ุณู…ูŠุช ู…ุฌุงู„ุณ ุงู„ุฐูƒุฑ ุฑูŠุงุถ ุงู„ุฌู†ุฉ

“Sesungguhnya dzikir di antara amal memiliki kelezatan yang tidak bisa diserupai oleh sesuatupun, seandaikan tidak ada balasan pahala bagi hamba kecuali kelezatan dan kenikmatan hati yang dirasakan oleh orang yang berdziki, maka hal itu [kenikmatan berdzikit saja, pent] sudah mencukupi,oleh karena itu majelis-majelis dzikir dinamakan taman-taman surga.” [Al-Wabilush Shayyib hal. 81, Darul Hadist, Koiro,, Asy-Syamilah]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,

ูˆَู…َุง ุงุฌْุชَู…َุนَ ู‚َูˆْู…ٌ ูِูŠ ุจَูŠْุชٍ ู…ِู†ْ ุจُูŠُูˆุชِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูŠَุชْู„ُูˆู†َ ูƒِุชَุงุจَ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَูŠَุชَุฏَุงุฑَุณُูˆู†َู‡ُ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ْ ุฅِู„َّุง ู†َุฒَู„َุชْ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ُ ุงู„ุณَّูƒِูŠู†َุฉُ ูˆَุบَุดِูŠَุชْู‡ُู…ُ ุงู„ุฑَّุญْู…َุฉُ ูˆَุญَูَّุชْู‡ُู…ُ ุงู„ْู…َู„َุงุฆِูƒَุฉُ ูˆَุฐَูƒَุฑَู‡ُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูِูŠู…َู†ْ ุนِู†ْุฏَู‡ُ

Dan tidaklah sekelompok orangberkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.” [HR Muslim, no. 2699].

[2] Di majelis ilmu kita akan bertemu dengan sahabat yang selalu mengingatkan akan akhirat

Di majelis ilmu kita akan berjumpa dengan sahabat yang benar-benar sejati, yaitu sahabat yang selalu memberikan nasihat dan mengingatkan kita apabila salah. Sebuah ungkapan arab berbunyi:

๏บป๏บช๏ปณ๏ป˜๏ปš ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป—๏ปš ๏ปป ๏ปฃ๏ปฆ ๏บป๏บช๏ป—๏ปš

“Shadiqaka man shadaqaka laa man shaddaqaka”

“Sahabat sejati-mu adalah yang senantiasa jujur (kalau salah diingatkan), bukan yang senantiasa membenarkanmu”

Dengan Sering berjumpa dengan orang shalih yang sabar dengan kehidupan dunia ini dan tidak rakus akan harta dan kedudukan, hidup kita akan mudah dan lebih bahagia.

Perhatikan bagaimana Ibnul Qayyim mengisahkan tentang guru beliau Ibnu Taimiyyah, beliau berkata:

ูˆูƒู†ุง ุฅุฐุง ุงุดุชุฏ ุจู†ุง ุงู„ุฎูˆู ูˆุณุงุกุช ู…ู†ุง ุงู„ุธู†ูˆู† ูˆุถุงู‚ุช ุจู†ุง ุงู„ุฃุฑุถ ุฃุชูŠู†ุงู‡، ูู…ุง ู‡ูˆ ุฅู„ุง ุฃู† ู†ุฑุงู‡ ูˆู†ุณู…ุน ูƒู„ุงู…ู‡ ููŠุฐู‡ุจ ุฐู„ูƒ ูƒู„ู‡ ูˆูŠู†ู‚ู„ุจ ุงู†ุดุฑุงุญุงً ูˆู‚ูˆุฉ ูˆูŠู‚ูŠู†ุงً ูˆุทู…ุฃู†ูŠู†ุฉ

“Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan kesempitan hidup, kami segera mendatangi beliau untuk meminta nasehat, maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”[ Al-wabilush shayyib hal 48, Darul Hadits, Syamilah]

Demikian semoga bermanfaat

@ Lombok, Pulau Seribu Masjid

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslim.or.id

https://muslim.or.id/45155-apapun-keadaanya-jangan-pernah-tinggalkan-majelis-ilmu.html
Kajian parenting

*CARA CERDAS MENGHUKUM ANAK*

Oleh: Dr. Jasim Muhammad Al-Muthawwa' (Pakar Parenting dari Kuwait)

Seorang ibu berkata,! "Saya memiliki dua orang anak, pertama berusia 9 tahun dan yang kedua 6 tahun. Saya bosan terlalu sering menghukum mereka karena hukuman (iqob) tidak ada manfaatnya. Kira-kira apa yang harus kulakukan?"

Saya berkata, "Apakah Anda sudah mencoba metode memilih hukuman?"
Ibu tersebut menjawab, "Saya tidak paham, bagaimana itu?"

Saya jawab, "Sebelum saya jelaskan metode ini, ada sebuah kaidah penting dalam meluruskan perilaku anak yang harus kita sepakati, bahwa setiap jenjang usia anak memiliki metode pendidikan tertentu. Semakin besar anak akan membutuhkan berbagai metode dalam berinteraksi dengannya. Namun, Anda akan mendapati bahwa metode memilih hukuman cocok untuk semua usia dan memberikan hasil yang positif."

Sebelum menerapkan metode ini, kita harus memastikan, apakah anak melakukan kesalahan karena tidak tahu (tanpa sengaja). Jika kondisinya seperti ini, tidak perlu dihukum namun cukup diingatkan kesalahannya.

Tetapi jika kesalahannya diulangi atau melakukannya dengan sengaja, kita bisa menghukumnya dengan banyak cara, di antaranya tidak memberi hak-hak istimewanya, memarahinya tapi bukan marah sebagai pelampiasan (balas dendam) dan jangan memukul.

Kita juga bisa menggunakan Metode Memilih Hukuman.

Idenya begini, kita meminta anak duduk merenung, dan memikirkan tiga jenis hukuman yang diusulkan kepada kita. Misalnya, tidak diberi uang jajan, tidak boleh bermain ke rumah temannya selama seminggu, atau tidak boleh menggunakan handphone selama sehari.
Kemudian, kita pilih salah satu untuk kita jatuhkan padanya.

Ketika tiga hukuman tidak sesuai dengan keinginan orangtua, contohnya: tidur, atau diam selama satu jam atau merapikan kamar, maka kita minta dia untuk mencari lagi tiga hukuman lain.

Ibu ini menyela, "Tapi, kadang hukuman-hukuman yang diusulkan tersebut tidak memberi efek/tidak membuat anak sadar juga!"

Saya katakan, "Kita harus membedakan antara ta'dib (mendidik) dengan ta'dzib (menyiksa)!"

Tujuan ta'dib adalah meluruskan perilaku yang salah pada anak dan ini butuh kesabaran, pengawasan (mutaba'ah), dialog dan nasihat yang terus-menerus.

Sedangkan berteriak di depan anak atau memukulnya dengan keras, ini ta'dzib bukan ta'dib; karena kita menghukum anak tidak sesuai dengan kadar kesalahan yang dilakukan tapi berlebihan, sebab disertai dengan marah. Disebabkan kita banyak tekanan hidup, lalu kita lampiaskan kepada anak dan anak jadi korban. Kemudian, kita menyesal setelah menghukum mereka atas ketergesaan kita.

Saya berkata, "Saya tambahkan hal penting, ketika Anda berkata kepada anak Anda, "Masuk kamar, merenung dan dan pikirlah tiga jenis hukuman dan saya pilihkan satu untukmu. Sikap seperti ini adalah merupakan pendidikan (ta'dib) untuk kedua pihak. Ada dialog batin dengan dirinya, antara anak yang melakukan kesalahan dengan dirinya. Ini merupakan tindakan yang baik untuk meluruskan perilaku anak dan memperbaiki kesalahan yang telah diperbuat.

Si Ibu berkata, "Demi Allah, ide yang bagus, saya akan coba."

Saya bilang, "Saya sendiri telah mencobanya, bermanfaat dan berhasil. Banyak juga keluarga yang mencoba menerapkannya dan ampuh juga hasilnya."

Karena ketika anak memilih hukuman sendiri dan melaksanakannya, sesungguhnya kita telah menjadikannya berperang dengan kesalahannya, bukan ketegangan dengan orangtuanya. Di samping itu, kita bisa menjaga ikatan cinta orangtua dan anak.

Selain itu, kita telah menghormati pribadi anak dan menjaga kemanusiaannya tanpa menghina ataupun merendahkannya.

Siapa yang merenungkan metode ta'dib Rasululllah shallahu 'alaihi wa sallam terhadap orang yang melakukan kesalahan maka akan didapati bahwa beliau menta'dib dengan menghormati, menghargai dan tidak merendahkannya.

Kita menemukannya dalam kisah wanita Ghamidiyah yang berzina dan minta dirajam. Salah seorang sahabat mencelanya, lalu Rasulullah bersabda, "Sungguh dia telah bertaubat andai (taubatnya) dibagikan dengan penduduk madinah, niscayai hung mencukupi"
Sikap menghormati pelaku kesalahan harus tetap ada selama dalam proses ta'dib.

Si ibu tadi pergi dan kembali lagi setelah sebulan. Dia bertutur, "Metode ini benar-benar ampuh diterapkan pada anak-anak saya,
.
Sekarang saya jarang emosi, dan mereka memilih hukuman sendiri dan melaksanakannya. Saya berterima kasih atas ide ini, tapi saya mau bertanya dari mana Anda mendapatkan metode cemerlang ini?"

Saya jawab, "Saya ambil dari metode Al-Qur'an dalam mendidik (ta'dib)."

Allah _subhanahu wata'ala_memberikan tiga pilihan hukuman kepada orang yang melakukan dosa dan kesalahan, seperti kafarat bagi orang yang menggauli istrinya pada siang hari bulan Ramadhan, kafarat sumpah dan kafarat lainnya, yaitu memerdekakan budak, puasa atau memberikan sedekah. Syariat Islam memberikan tiga pilihan bagi pelaku kesalahan ini. Metode mendidik yang sangat indah."

Ibu berkata, "Jadi, ini metode pendidikan Al-Qur'an?"

Saya jawab, "Betul, sesungguhnya Al-Qur'an dan As-Sunnah memiliki banyak metode pendidikan yang luar biasa dalam meluruskan perilaku manusia, baik anak kecil maupun orang dewasa; karena Allah yang menciptakan jiwa-jiwa dan Dia lebih tahu apa yang pantas dan metode apa yang cocok bagi jiwa-jiwa tersebut. Metode mendidik sangat banyak, di antaranya 'metode memilih hukuman' yang telah dijelaskan."

Lalu si ibu tadi pergi dalam keadaan bahagia memperbaiki anak-anaknya dan bertambah cinta pada rumahnya.

*Diterjemahkan oleh:*
Ust. Achmad Fadhail Husni, Lc.
Pusat Peradaban ISLAM

==============================

Repost from FB Susi Aisyah
๐Ÿƒ *SAKITNYA TERASA DIHATI (BAGIAN 1)*


 *Taushiyah Mufidah :*
▪๐Ÿ—“ Rabu
 | 11 Muharram 1441 H
 | 11 September 2019 M
 | Oleh : *Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A, ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰*


Dizholimi merupakan perkara yang menyakitkan, sakitnya sampai di hati…

sementara tabi’at manusia adalah enggan memaafkan dan ingin melampiaskan dendam terhadap orang yang menyakitinya.

Jika ia telah melampiaskannya maka iapun puas dan lega.

 Akan tetapi syari’at yang indah ini menganjurkan kita untuk memaafkan, meskipun terasa sangat berat.

Diantara hal yang membuat susah untuk memaafkan adalah persangkaan bahwa jika ia memaafkan maka
 (1) haknya akan hilang dan
 (2) ia akan jatuh terhina serta
 (3) akan meninggikan derajat orang yang menzoliminya.

Ini semua persangkaan secara lahiriah.
Akan tetapi kenyataannya tidaklah demikian,

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ูˆَู…َุง ุฒَุงุฏَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَุจْุฏًุง ุจِุนَูْูˆٍ ุฅِู„َّุง ุนِุฒًّุง

*“Tidaklah seorang hamba memaafkan kecuali Allah akan menambah kemuliaannya” (HR Muslim no 2588)*

Memang Allah tidak melarang untuk membalas kejahatan dan kezoliman dengan balasan setimpal, akan tetapi memaafkan lebih baik.

Allah berfirman :

ูˆَุฌَุฒَุงุกُ ุณَูŠِّุฆَุฉٍ ุณَูŠِّุฆَุฉٌ ู…ِّุซْู„ُู‡َุง ูَู…َู†ْ ุนَูَุง ูˆَุฃَุตْู„َุญَ ูَุฃَุฌْุฑُู‡ُ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฅِู†َّู‡ُ ู„َุง ูŠُุญِุจُّ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠู†َ

*Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS 42:40)*

Pahala orang yang memaafkan atas tanggungan Allah, ini menunjukkan besarnya pahala memaafkan, maka :

– jika anda membalas maka memang ada kepuasan hati, akan tetapi tidak ada manfaatnya sama sekali di akhirat

–kalau keburukan selalu dibalas dengan keburukan, maka kapan akan berakhir?

– pahala minimal memaafkan orang lain adalah diampuni oleh Allah (balasan sesuai amalan), bagaimana lagi dengan pahala yang Allah jamin nanti di akhirat??

*Yang lebih hebat adalah bukan hanya memaafkan, akan tetapi bahkan berbuat baik kepada orang yang menyakiti hatimu.*

Tentunya jika memaafkan kepada yang jahat saja berat apalagi berbuat baik kepadanya??. Karenanya Allah menyebutkan bahwa hanya orang-orang yang hebat yang mendapatkan keuntungan yang besar yang mampu mengalahkan nafsunya sehingga bisa membalas keburukan dengan kebaikan. Allah berfirman

ูˆَู„ุง ุชَุณْุชَูˆِูŠ ุงู„ْุญَุณَู†َุฉُ ูˆَู„ุง ุงู„ุณَّูŠِّุฆَุฉُ ุงุฏْูَุนْ ุจِุงู„َّุชِูŠ ู‡ِูŠَ ุฃَุญْุณَู†ُ ูَุฅِุฐَุง ุงู„َّุฐِูŠ ุจَูŠْู†َูƒَ ูˆَุจَูŠْู†َู‡ُ ุนَุฏَุงูˆَุฉٌ ูƒَุฃَู†َّู‡ُ ูˆَู„ِูŠٌّ ุญَู…ِูŠู…ٌ (ูฃูค)ูˆَู…َุง ูŠُู„َู‚َّุงู‡َุง ุฅِู„ุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุตَุจَุฑُูˆุง ูˆَู…َุง ูŠُู„َู‚َّุงู‡َุง ุฅِู„ุง ุฐُูˆ ุญَุธٍّ ุนَุธِูŠู…ٍ (ูฃูฅ)

*“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.*

*Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” (QS Fushhilat : 34-45)*

Marilah kita sama-sama belajar memaafkan…,

Memang sakitnya terasa di hati…, akan tetapi surga dan ampunan Allah lebih kita sukai dari pada hanya sekedar melampiaskan kemarahan…

Bersambung …

Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-,