Saturday, February 22, 2020

MENYELAMATKAN HATI
Abu Asma Andre


MUQADIMMAH 1

Inilah beberapa ayat Al Qur-an dan Hadits – Hadits Nabawiyyah serta perkataan Salaful Ummah yang menjelaskan tentang pentingnya memperhatikan masalah hati.

Karena hati ibarat raja, tidak ada keselamatan bagi manusia melainkan dengan membereskan hatinya dari noda kesyirikan,
bid'ah dan maksiat yang dengan itu semua dapat menghijab manusia dari nikmatnya beribadah kepada Allah, menjalankan Sunnah Nabi Muhammad  dan menikmati perjumpaan dengan Rabb-Nya.

Semoga bermanfaat.
Yang sangat membutuhkan ampunan Rabb-Nya

Abu Asma Andre
13 Shafar 1430 H / 9 Februari 2009
Ciangsana , Gunung Putri – Bogor
Komplek TNI AL

1)
_________________________

Allah  berfirman :

“(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
 ( QS Asy Syu’ara : 88 - 89 )

Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
“ Yaitu pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, artinya : harta seseorang tidak akan bisa menjaga diri orang tersebut dari adzab Allah, walaupun dia menebusnya dengan emas seluas dan sepenuh bumi.

Dan tidak pula anak-anak laki-laki, artinya : tidak pula bisa menghindarkan dirinya dari adzab Allah, walaupun dia menebus dirinya dengan semua manusia yang bisa memberikan manfaat kepadanya.

Yang bermanfaat pada hari kiamat hanyalah keimanan kepada Allah  dan memurnikan peribadatan hanya untuk-Nya, serta berlepas diri dari kesyirikan dan dari para pelakunya.

Oleh karena itu, Allah  kemudian berfirman :
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.2 Yaitu, hati yang terhindar dari kesyirikan dan dari kotoran-kotoran hati.”

Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata : “ Harta dan kerabat tidak bisa memberikan manfaat kepada seseorang pada hari kiamat. Yang bisa memberikan manfaat kepadanya hanyalah hati yang selamat. Dan hati yang selamat dan sehat adalah hati seorang mukmin yang sejati.”

Allah  berfirman :

“ Ingatlah ketika dia ( Ibrahim ) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.”
 (QS Ash Shaffat : 84)

Asy Syaikh Abdurrahman As Sa‘di rahimahullah berkata di dalam tafsirnya : “ Yakni dia ( Ibrahim) datang menghadap Allah  dengan membawa hati yang selamat dari kesyirikan, syubhat -syubhat, dan syahwat-syahwat yang bisa menghalanginya dari mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.

Apabila hati seorang hamba telah selamat dari hal-hal di atas, maka hati tersebut akan terhindar dari segala keburukan-keburukan, dan sebaliknya hati tersebut akan memunculkan kebaikan-kebaikan.
 2)

Dan di antara bentuk keselamatan hati adalah bahwa ia selamat dari perbuatan menipu daya manusia, serta selamat dari hasad dan dari berbagai bentuk akhlak yang tercela.

3)
_____________

Allah  berfirman :
“ Dan orang-orang yang datang sesudah mereka ( Muhajirin dan Anshar ), mereka berdoa, ‘Ya Rabb
kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. " ( QS Al Hasyr : 10 )

Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata tentang ayat di atas yang maknanya : “ Bahwa yang dimaksud orang-orang yang datang setelah para shahabat adalah semua orang yang mengikuti mereka sampai hari kiamat. Dalam ayat ini Allah memerintahkan mereka untuk memohon ampunan untuk diri mereka sendiri dan juga untuk para pendahulu mereka yang telah mendahului
mereka dalam beriman. Allah  juga memerintahkan mereka untuk berdoa kepada-Nya agar dihilangkan dari hati mereka perasaan ghill, yaitu rasa dendam, dongkol, dan dengki terhadap kaum mukminin – dan tentunya yang menduduki peringkat utama dalam golongan kaum mukminin adalah para shahabat karena merekalah generasi paling mulia dari umat ini. “
4)
____________

Asy Syaikh Abdurrahman As Sa‘di rahimahullah berkata :
“ Doa ini ( QS Al Hasyr : 10 ) berlaku secara umum untuk semua kaum mukminin baik dari kalangan shahabat atau umat sebelum
sahabat atau generasi-generasi setelah shahabat.

Dan ini termasuk di antara keutamaan-
keutamaan iman, yaitu bahwa kaum mukminin itu saling memberi manfaat satu sama lain, saling mendoakan satu sama lain.

Semua itu karena adanya kebersamaan dalam keimanan yang berimplikasi adanya ikatan ukhuwwah antar mukmin, yang di antara cabangnya adalah saling mendoakan dan saling mencintai antara satu dengan yang lain.

Oleh karena itu, Allah menyebutkan dalam doa tersebut permintaan dihilangkannya rasa ghill dari hati mereka, sedikit ataupun banyak.

Apabila sifat ghill tersebut telah hilang dari hati, maka akan muncul sifat yang menjadi lawan dari sifat tersebut, yaitu rasa cinta antara sesama mukmin, saling menolong dan
menasehati, serta sifat-sifat terpuji lainnya yang termasuk hak-hak orang mukmin yang harus ditunaikan.”

Hadits - Hadits Rasulullah

Hadits 1
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash  , beliau berkata : “ Rasulullah  pernah ditanya : “ Siapakah orang yang paling utama ? “ Beliau menjawab : “ Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.”
Para shahabat berkata : “ Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya ? “ Rasulullah  menjawab : “ Dia adalah orang yang bertakwa 5)
( takut ) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya serta tidak ada pula dendam dan hasad. “ ( HR Imam IbnuMajah no 4216 ) 6)

_________________________

Hadits 2
Dari An Nu‘man bin Basyir , dia berkata : “ Rasulullah  bersabda :
 “…Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka menjadi baik pula semua anggota
tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia ( segumpal darah ) itu adalah hati. “ ( Muttafaqun ‘Alaihi )

Hadits 3
Dari Anas bin Malik beliau berkata : “ Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah.
Tiba-tiba beliau  berkata : “ Akan lewat di hadapan kalian saat ini seorang calon penghuni surga.” Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal.

Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda
lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu lewatlah pemuda tersebut dengankeadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah  mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama.
Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash segera mengikuti pemuda tersebut ( ke rumahnya ), lalu berkata kepadanya : “ Sesungguhnya antara aku dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari.

________________

 Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut. “ Pemuda tersebut berkata :
“ Ya, tidak apa-apa. “
Selanjutnya Anas berkata : “ Maka Abdullah  menceritakan bahwa selama 3 hari bersama
pemuda tersebut, dia tidak melihatnya melakukan qiyamul lail ( shalat malam ) sedikitpun.
Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berdzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah  berkata : “ Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik.”

Setelah 3 hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya :
“ Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang engkau tiga kali : “ Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni surga.”

Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, aku jadi ingin tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang
bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah  ?“
Orang tersebut berkata : " Aku tidak melakukan kecuali apa yang kamu lihat.
 “ Maka ketika aku telah berpaling ( pergi ), dia memanggilku dan berkata : “ Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat.

Hanya saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.”

Maka Abdullah  berkata : “ Inilah amalan yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan
inilah yang tidak mampu kami lakukan. “ ( HR Imam Ahmad )

______________


Perkataan Para Salaf

Abu Dujanah  berkata : “ Tidak ada sebuah amalan yang paling aku yakini bisa memberi manfaat bagiku di akhirat selain dua perkara.

Yang pertama, aku tidak pernah berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku.

Dan yang kedua, selamatnya hatiku terhadap kaum muslimin.” ( Siyar A ‘lamAn Nubala’ 1/243, Imam Adz Dzahabi rahimahullah ).

Sufyan bin Dinar rahimahullah berkata : “Aku berkata kepada Abu Bisyr – dan dia termasuk di antara murid-murid Ali bin Abu Thalib  – :
" Beri tahu kepadaku amalan-amalan orang-orangs ebelum kita. " Abu Bisyr berkata :
" Mereka sedikit beramal tetapi mendapatkan pahala yang banyak."
Aku berkata : " Mengapa bisa demikian ? "
Abu Bisyr berkata : " Karena selamatnya
( bersihnya ) hati mereka. " ( Az Zuhud 2/600)

Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata : " Tidak akan bisa mengejar kami orang yang mengejar dengan memperbanyak puasa dan shalat, akan tetapi kami hanya bisa dikejar dengan bermurah hati dan selamatnya hati dan memberi nasehat kepada umat.” ( Jami‘ul ‘Ulum Wa Al Hikam 1/225,Imam Ibnu Rajab rahimahullah )

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
 “ Jadi, hati adalah ibarat raja bagi anggota tubuh. Anggota tubuh akan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh hati dan akan menerima semua arahan - arahan hati. Anggota tubuh tidaklah akan melaksanakan sesuatu kecuali yang berasal dari
tujuan dan keinginan hati.
Jadi, hati tersebut merupakan penanggung jawab mutlak terhadap anggota tubuh karena seorang pemimpin akan ditanya tentang yang dipimpinnya.

Jika demikian adanya, maka upaya memberi perhatian yang besar terhadap hal-hal yang menyehatkan hati dan meluruskannya merupakan upaya yang terpenting, dan memperhatikan penyakit-penyakit hati
serta berusaha untuk mengobatinya merupakan ibadah yang paling besar.”
( Ighatsah Al Lahfan halaman 5, Imam Ibnu Qayyim rahimahullah )

Di tempat yang lain Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :
“ Jenis hati yang ketiga adalah hati
yang sakit, yaitu hati yang hidup namun berpenyakit.

Dengan begitu, di dalam hati tersebut terdapat dua unsur,

di mana unsur yang pertama terkadang mengalahkan yang kedua dan begitu
pula sebaliknya.

Sedangkan hati sendiri akan mengikuti yang menang di antara keduanya.

Di dalam hati tersebut terdapat perasaan cinta dan iman kepada Allah , ikhlas dan bertawakkal hanya kepada-Nya.
Semua itu merupakan unsur kehidupan hati.

Namun, di dalam hati tersebut juga terdapat perasaan cinta kepada syahwat, lebih mementingkan syahwat dan berupaya untuk
memperturutkannya, dan terdapat pula rasa hasad, sombong, ujub, dan ambisi untuk menjadi orang yang paling unggul, serta bertindak semena-mena di muka bumi dengan kekuasaan yangdimiliki.

Semua itu merupakan unsur yang akan membuat diri hancur dan binasa.”
Al Imam Ibnu Qayyim rahimahullah juga berkata : “ Karena itu, surga tidak bisa dimasuki oleh orang-orang yang berhati kotor, dan tidak pula bisa dimasuki oleh orang yang di hatinya terdapat noda-noda dari kotoran tersebut.

Barangsiapa yang berusaha untuk mensucikan hatinya di dunia, lalu menemui Allah  ( mati ) dalam keadaan bersih dari najis-najis hati, maka dia akan memasuki surga tanpa penghalang.

Adapun tentang orang yang belum membersihkan hatinya selama di dunia, maka jika najis hati tersebut najis murni – seperti hatinya orang-orang kafir –, maka dia
tidak bisa masuk surga sama sekali.

Dan jika najis tersebut sekadar noda-noda yang mengotori hati, maka dia akan memasuki surga tersebut setelah dia disucikan di dalam neraka dari najis-najis tersebut.”

Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:
“ Dan ketahuilah bahwasanya Allah apabila
menghendaki kebaikan pada seseorang, maka dia akan dibuat mengetahui aibnya.
 Siapa yang mempunyai mata hati yang tajam, maka tidak akan tersembunyi baginya aib-aib dirinya, dan apabila dia telah mengenali aib-aibnya, maka memungkinkan baginya untuk mengobatinya penyakit-penyakit tersebut. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenal aib-aib dirinya sendiri. Mereka bisa melihat kotoran yang ada di mata saudaranya, tetapi tidak bisa melihat anak sapi yang ada di matanya sendiri.”

Di tempat yang lain Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata :
 “ Siapa yang mengenal hatinya, maka dia akan mengenal Rabbnya. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenali dirinya sendiri. Allah-lah yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya, dan penghalang tersebut berupa ketidakmampuan seseorang mengenali hatinya dan terhalangnya dirinya dari
mengawasi hatinya, padahal mengenali hati dan sifat-sifatnya adalah merupakan pokok agama.”


________________________


Penutup
Kita akhiri pembahasan ini dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah  :
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْىَاهَا وَزَكِّهَا أَنِتَ خَيِرُ مَنِ زَكَّاهَا
" Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan bersihkanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik
zat yang bisa membersihkannya.” ( HR Imam Muslim ) .
7
DIPERBOLEHKAN MENYEBARLUASKAN MAKALAH INI
DENGAN TETAP MENJAGA AMANAT-AMANAT ILMIAH
DAN TIDAK DENGAN TUJUAN KOMERSIAL



Catatan kaki
1) Muqadimmah dari Abu Asma Andre, makalah ini saya ( Abu Asma Andre ) ketik ulang dari majalah Fatawa, semoga
bermanfaat dan apabila terdapat tambahan maka saya akan sertakan didalam catatan kaki.

2) Abu Idris rahimahullah berkata : “ Hati yang bersih di dalam pakaian yang kotor lebih baik daripada hati yang penuh
kotoran di dalam selubung pakaian yang bersih. “ ( At Tahdzibul Maudhu'i li Hilyat Al Auliyaa' hal 661)

3 )Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata : “ Sesungguhnya hasad adalah akhlaq yang
tercela, tetapi sangat disayangkan bahwa sifat hasad tersebut ada pada para ulama, penuntut ilmu, dan orang orang
kaya. Mereka saling hasad kepada saudaranya, dan setiap orang yang mempunyai profesi hasad kepada rekannya,
tetapi yang aneh bahwa sifat ini di kalangan para ulama dan penuntut ilmu lebih banyak dan besar, padahal orang
yang berilmu adalah orang yang paling lanyak untuk menjauhi sifat yang tercela ini dan menghiasi diriya dengan
akhlaq yang mulia.
Wahai saudaraku jika engkau melihat ada seseorang yang telah diberikan nikmat oleh Allah , maka engkau
berusalah untuk menjadi yang serupa dengannya, dan jangan sekali-kali benci terhadap nikmat Allah  tersebut, dan
hendaklah engkau berdo'a : “ ya Allah tambahkan nikmatmu kepada dia, dan jadikan aku lebih baik darinya. “ Karena
sesungguhnya hasad tidak mungkin merubah taqdir Allah". (Kitabul llmi hal 74)

4) Hatim Al 'Asham rahimahullah berkata : “ Pokok segala musibah ada tiga : yaitu kesombongan, ketamakan, dan
hasad/dengki. “ (At Tahdzibul Maudhu'i li Hilyat Al Auliyaa' hal 670)


5) Thalq bin Habib rahimahullah berkata : “ Takwa adalah kamu mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan
cahaya dari Allah seraya mengharap pahala dari Allah, dan kamu menlnggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan
bimbingan cahaya dari Allah seraya merasa takut terhadap siksaan dari Allah. “ (Tafsir Ibnu Katsir 6/222, Jami'ul 'Ulum
wal Hikaam hal 211)
6 Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Silsilah Hadits Shahihah no 948.

6) Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Silsilah Hadits Shahihah no 948.

Tujuan hidup utk apa????

Aku punya blog saat tahun 2010..masya Allah yg buat anakku namanya kakak ammar...

Apa aja aku tulis jadi  mirip buku harian.. Hehe

Qodarullah akunya gaptek jadi gak bisa aku perbaiki dan aku revisi..
Berharap nanti suatu saat ada yg membantu..

Masa2 jadi IRT yg sangat dinamis cita2, idealis yg kadang jadi kurang terarah karena kurang ilmu..

Mulai dari hobi sampe cita2 terkadang jadi banyak angan2..
Semuanya ada di blog itu ..

Kayaknya perlu di revisi karena isinya ada juga curhatan ku... Hadeuhhh
Kalo ingat itu.. Maluuu..
Sekarang mau ana update belum ada waktu dan belum paham juga caranya
Rencana ke depan mau ada penyegaran blog

Semuanya penuh dg proses dan perjuangan serta pengorbanan yg tidak bisa dianggap remeh dan sepele...

Saat jadi IRT cita2 pengen jadi ibu profesional.. Segala seminar dan kurus diikuti, segala organisasi diikuti.. Hahaha

Alhamdulillah  setalah mengenal  manhaj salaf mulailah mengerucut gak mau belak belok lagi.. Mau lurus2 ajaa ..

Bismillah...sekarang pengen fokus dg alquran, tadabur, tajwid, qiroat sab'ah, bahasa Arab dan assunnah ( kajian ilmu syari)  dan bisa bersedekah..
Dan punya usaha utk membiayai yayasan nya nanti..

Masih punya cita2 lagi pengen punya yayasan  yg dikelola dg team yg solid,  jujur, amanah dan diatas ilmu syariah sesuai assunnah
Dibimbing oleh ulama..

Yayasan yg bergerak di bidang dakwah, sosial dan pendidikan..

Semoga Allah mudahkan.. Aamiin
Pengen buka sekolah tahfidz buat anak2..
Entah kapan teeaslisai...hanya Allah tempat kita berharap dan meminta..

Wallahu alam

Tapi ini sebagai motivasi ana pribadi saja agar bisa fokus sesuai cita2 .. Cita2 akherat yg harus menjadi prioritas..

Semoga Allah menuntun kita semua utk ikhlas, tawadhu, mencari ridho-Nya terus belajar dengan ulama yg benar  yg bisa diambil ilmunya dan semoga bisa istiqomah...

Intinya tugas wanita di rumah adalah sebagai istri dan ibu yg paling prioritas..selainnya mah bonus ajaaa..
Wanita mah cari kunci surganya ada pada suami...gak usah neko2.. Gak usah cari ketenaran, kepemimpinan, dll

Jika kita sholat, puasa di bulan Ramadhan, taat kpd suami..  *Apa ya satunya?*
Maka Allah masukkan ke surga dari pintu mana saja...

Enak ya simple meraih surga bagi wanita......masya Allah..
# indahnya Islam
# indahnya Asunnah

Apalagi ana allah berikan  usia yg sudah lewat dari usia 40 tahun ...
Usia warning kudu banyak2 cari bekal buat akherat.. Bekal buat kematian...

Pengen jadi orang yg bemanfaat
Pengen ilmunya berkah bisa diamalkan buat kasih pahala orangtua yg sudah meninggal
Pengen beramal sholeh yg baik bukan yg banyak...
Pengen menjadi pintu2 kebaikan buat orang utk mendapatkan hidayah...
Pengen sedekah

Semua itu Kuncinya ikhlas dan diatas ilmu, serta punya teman2 yg baik yg selalu mengingatkan / menasehati dalam kebaikan dan kebenaran..

Ujian demi ujian pasti akan hadir dalam mewujudkan ini semua.. Baik yg datangnya dari keluarga, lingkungan keluarga dan teman
Belum lagi syahwat dan hawa nafsu serta syubhat..

Semoga Allah berikan hidayah dengan taufiq-Nya agar bisa mencari hikmah dalam setiap kejadian yg berbuat pahala yg besar disisi Allah...aamiin

Nasehat kepada lembaga Dakwah dan Pendidik oleh ustadz Ali Musri Semjan Putra



*Sekilas Nasehat Kepada Segenap Pelaksana Lembaga Dakwah Dan Pendidikan*

Penulis : Ustadz Ali Musri Semjan Putra

Sudah tidak asing lagi ditelinga kita banyaknya perselisihan dan perpecahan dalam sebuah lembaga dakwah atau lembaga Pendidikan, bahkan ada yang berujung sampai pada pengadilan.

Berbagai persoalan mengganjal dan menghambat untuk majunya sebuah lembaga yang timbul dari internal lembaga itu sendiri. Penyebabnya cukup banyak dan beragam, mulai dari kurangnya keikhlasan dan cinta kedudukan, akan tetapi saya akan menulis di sini sesuai pengamatan dan pengalaman yang lansung saya alami dan saya temui di lapangan.

Ada beberapa penyebab utama terjadinya konflik dalam sebuah lembaga:

1. ketidak jelasan sebuah aturan dari awal merintis.

2. Kesepakatan yang tidak tertulis sejak awal.

3. Pelanggaran terhadap peraturan resmi lembaga atau kesepakatan yang sudah dibuat Bersama.

Dalam nasehat ini, terlebih dahulu saya akan menekankan pembicaraan tentang hal pelanggaran terhadap peraturan atau kesepakatan yang sudah disepakati dari awal, atau berupa peraturan pemerintah tentang sebuah lembaga resmi.

Yang saya maksud dengan peraturan pemerintah tentang sebuah lembaga resmi adalah peraturan dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk berdirinya sebuah lembaga.

 Tujuan pemerintah adalah untuk mengantisipasi berbagai masalah dikemudian hari, seperti disyaratakannya untuk sebuah Yayasan tentang adanya akta, AD dan ART. Atau untuk sebuah perguruan tinggi disyaratkan ketika mengajukan izin operasional disyaratkan adanya Statuta perguruan tinggi.

Semua pejabat struktural mestinya harus membaca, memahami dan melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawab masing-masing.

Kadangkala sebagian pejabat struktural tidak mengetahui fungsi dan tugasnya sendiri, atau kadangkala bertindak melampaui wewenang dan tugas yang sudah digariskan, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kegaduhan dalam organisasi/ lembaga.

Sering kita dapati pengurus atau pelaksana lembaga dakwah atau lembaga Pendidikan menganggap sepele pelanggaran terhadap sebuah peraturan dan ketentuan atau kesepakatan yang sudah disepakati dari awal ketika saat awal merintis sebuah lembaga, atau menyepelekan pelanggaran terhadap peraturan pemerintah tentang lembaga
Sering kita dapati pengurus atau pelaksana lembaga dakwah atau lembaga Pendidikan menganggap sepele pelanggaran terhadap sebuah peraturan dan ketentuan atau kesepakatan yang sudah disepakati dari awal ketika saat awal merintis sebuah lembaga, atau menyepelekan pelanggaran terhadap peraturan pemerintah tentang sebuah lembaga resmi.

Seakan-akan pelanggaran itu tidak ada masalah dalam menyalahi dan melangkahinya. Padahal ini merupakan sebuah dosa besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak di akhirat, sekaligus telah membuat perpecahan dalam tubuh sebuah lembaga dan berdampak sangat buruk bagi dakwah dan perkembangannya.

Membuat perselisihan sesama muslim ini adalah perbuatan dosa besar bagi seorang muslim dan adalah perkara yang sangat diharamkan dalam agama Islam.

Disamping itu bukankah sebuah janji atau kesepakatan antara sesama muslim merupakan hal yang akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak.

Begitu banyak dalil yang mewajibkan untuk menepati janji dan jujur dalam segala hal. demikian pula tidak sedikit dalil yang mengharamkan sikap membuat perselisihan sesama muslim.

Menyepelekan peraturan pemerintah ini sudah jelas menyelisih salah satu prinsip dasar ahlus sunnah tentang wajibnya untuk taat kepada penguasa dan bersabar atas kezoliman mereka.

Yang lebih fatal lagi adalah hal tersebut terjadi pada lembaga agama yang dipimpin oleh orang-orang yang dianggap berilmu oleh masyarakat banyak, yang biasanya menyampaikan nasehat dan kajian agama di tengah masyarakat, bahkan dari lembaga tersebut diharapkan lahir generasi yang jujur dan amanah.

Seharusnya bisa menjadi tauladan dan panutan yang baik bagi masyarakat, baik dalam hal menjaga uhkuwah maupun dalam hal mematuhi peraturan pemerintah.

Maka tidak dipungkiri kadangkala berbagai program yang dilakukan jauh dari keberkahan, yang terjadi hanyalah masalah demi masalah.




*PETIK BUAHNYA BUANG RANTINGNYA*

📖 Ilmu agama adalah jalan keselamatan kita. Oleh sebab itu, di samping semangat, satu hal yang harus diperhatikan yaitu sumbernya, dari mana dan siapa ilmu itu diambil. Harus selektif dan jangan sembarangan. Dengan kata lain, belajar agama itu memang harus pilah pilih guru. Dalam hal ini, jangan mengatakan seperti pepatah arab:

اِجْتَنِ الثِّمَار وَ أَلْقِ الخَشَبَةَ فِيْ النَّار

_“Petik buahnya dan campakkan rantingnya ke api.”_ (al-‘Adzbul Munir: 2/189 cet. Daru ‘Alamul Fawaid)

🍒 _“Ambil baiknya tinggalkan buruknya.”_  Memangnya tidak boleh??? Ya boleh saja, asalkan anda seorang ulama yang bisa membedakan antara buah dengan rantingnya. Kalau bukan ulama, jangan coba-coba bisa jadi anda akan menyesal untuk selamanya.

👤 Zamakhsyari, seorang gembong dan pemuka ‘mu’tazilah’ yaitu satu di antara kelompok menyimpang yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Ia mempunyai sebuah kitab tafsir yang diberi nama Al-Kasysyaf. Dengarkan komentar ulama mengenai kitab ini.

💬 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله menjelaskan: “Kitabnya al Kasysyaf mengandung pemikiran-pemikiran mu’tazilah yang sangat banyak yang terkadang tidak dapat diketahui oleh setiap orang. Sampai-sampai al-Bulqini (Ulama madzhab Syafi’i wafat: 824H) pernah mengatakan:

أَخْرَجْتُ مِنَ الكَشَّافِ اِعْتِزَالِيَّاتٍ بِالمَنَاقِيْشِ

_‘Aku mengeluarkan pemikiran-pemikiran mu’tazilah dari kitab al-Kasysyaf dengan mengunakan catut pencabut.’_

♨️ Hal ini menunjukkan bahwa syubhat pemikiran-pemikiran mu’tazilah itu sangat samar dalam kitab tersebut.” (Syarh al-Manzhumah al-Baiquniyyah: 19 cet. Darul Tsurayya)

🔖 Ini komentar ulama. Padahal, jika yang bukan ulama membaca kitab tersebut maka niscaya ia akan mengatakan bahwa kitab itu adalah kitab yang sangat bagus. Terlebih dalam pembahasan segi bahasanya, karena memang Zamakhsyari handal dalam bidang tersebut.

⚠️ Ini salah satu contoh mudah, sehingga seorang yang bukan ulama tidak akan mampu menerapkan kaidah _“Petik buahnya dan buang rantingnya. Ambil baiknya buang buruknya.”_ Kenapa? Karena ia tidak bisa membedakan mana buah mana ranting. Bisa jadi yang dibawa pulang rantingnya dan yang dibuang justru buahnya.

🔥 Pulang menuntut ilmu, bukan ilmu yang didapat tapi justru syubhat yang membinasakan. Oleh sebab itu camkanlah baik-baik nasehat dan wasiat Imam Muhammad bin Sirin رحمه الله, beliau pernah mengatakan:

  إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ

_“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”_ (Sunan ad-Darimi: 438 Darul Mughni)

💡Oleh sebab itu mari kita ingat kembali, ilmu agama ini adalah jalan keselamatan maka cari dan ambillah dari orang-orang yang terpercaya. Pilah pilih dan selektif memilih guru, agar kita benar-benar berjalan di atas jalan keselamatan itu.

🔍 *Baca juga artikel*👇
https://maribaraja.com/dakwah-tanpa-ilmu-selamanya-tidak-akan-lurus/

*🔰Semoga bermanfaat.*
Ditulis oleh: _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh: _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_
👥Daftar Grup *Maribaraja.com*, klik: *http://bit.ly/2SYzXh9*
_📢Gabungkan admin kami; *0896-7109-1390* ke grup Anda, *untuk support artikel* dakwah setiap hari in syaa Allah._
♻Silahkan dishare, follow;
Telegram: *http://bit.ly/2TEqyHj*
Fanspage: *http://bit.ly/2NVdxeH*
Instagram: *http://bit.ly/2S38siB*
Twitter: *http://bit.ly/2VGvOfu*

*════ 🗞Kaba Maribaraja ════*
*Bagi anda yang mampu bahasa Arab*, dapatkan Artikel faidah (berbahasa Arab) setiap hari melalui Grup *Majmuu' Al-Fawaa'id* - Maribaraja.com, daftar di *0896-0867-7802*
*Qira'at Sab'ah  Imam Hamzah*

Oleh: Akhmad Ma'sum Rosyadi

A.    Biografi Imam Hamzah

Biografi singkat ImamQiraat

 (ImamHamzah) Nama lengkapnya adalah Abu Ummah Hamzah bin Hubaib az-Ziyat Rabi' at-Taimy. Beliau lahir di kota Kuufah pada tahun 80 H juga wafat di kota Kuufah pada tahun 156 H. Semasa hidupnya Imam Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam Qiraat di kota Kuufah. Selain itu ia juga dikenal sebagai orang yang menguasai bahasa Arab, ilmu Fara'id dan Hadits. Demikian pula ia dikenal sebagai seorang yang waro'. Imam Abu Hanifah pernah mengatakan tentang Imam Hamzah ini bahwa ada dua hal yang tidak dapat dibantah dari Imam Hamzah, Al-Quran dan Fara'id. Hamzah sendiri pernah mengatakan bahwa ia tidak membaca satu huruf pada Alquran kecuali ada atsarnya. Sanad yag dimiliki Imam Hamzah adalah sebagai berikut, ia menerima Qiraat dari Abu Muhammad bin Sulaiman bun Marhan Al-A'masiy. Al-A'masiy membawa dari abu Muhammad Yahya Al-Asadiy,Yahya menerima dariAl-Qomah bin Qois dan Al-Qomah belajar dati sahabat Abdullah bin Mas'ud kemudian Ibnu Mas'ud ini menerima dari Rasulullah saw,dua perawinya antara lain:
a.       Kholaf Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Kholaf bin Hisyam Al-Bazzaz lahir pada tahun 150 H dan wafat di Baghdad tahun 229H. Pada umur 10 tahun ia telah hafal AlQuran dan mulai belajar ilmu yang lain pada usia 13 tahun.
b.      Kholad  Nama lengkapnya adalah Abu Isa Khollad bin Kholid as-Sayrafi. Ia dilahirkan di kota Kuufah demikian pula wafatnya pada tahun 220 H semasa hidupnya terkenal sebagai imam qiraat yang baik dan arif[1].

B.     Qiraat Hamzah
1.      Riwayat Khalaf
1)      Memisah diantara dua surat
Khalaf memisah diantara dua surat dengan mewashalkan kedua surat dengan tanpa basmalah.
2)      Mim Jama’
a.       Khalaf membaca dhummah ha’ dan sukunnya mim lafal لَدَيْهُمْ اِلَيْهُمْ عليْهُمْ
b.      Khalaf membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang sesudahnya berupa sukun dari sebelumnya berupa ha’, baik sebelumnya ada huruf ya’ sukun ataupun tidak, seperti  عليْهُم الدلة
3)      Panjang dan Pendek bacaannya.
a.       Apabila mad muttashil  maka khalaf membaca 3 alif seperti جَاء
b.      Apabila mad munfashil  maka khalaf membaca 3 alif, seperti بما أُنزِلَ
4)      Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata baik harakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khalaf pun biasa, yakni tahqiq semua, sepertiء أنذرتهم
5)      Isymam
Khalaf membaca Isymam dengan suara shad ke huruf za’ pada:
a.       Lafal المُصَيترُون
b.      Setiap huruf  ص sukun yang jatuh setelah huruf د seperti dalam lafal أصدقُ
c.       Setiap lafalصِرَاطَ  الصِّراط
6)      Saktah
a.       Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunnya ال ta’rif, dalam satu kata dalam keadaan washal maka khalaf membaca dengan saktah, seperti lafalوبِالأَخِرة
b.      Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 2 versi ketika washal dan ditambah naql ketika waqaf
c.       Setiap lafal شيئ (rafa’ dan jer) dalam keadaan washal, seperti كلِّةشيئ قدير
d.      Setiap terdapat hamzah qatha’ yang sebelumnya berupa tanwin atausukun yang berada di kalimah lain dalam keadaan washal, maka khalaf membaca dengan 2 versi yakni saktah dan tanpa saktah pada setiap, seperti عذابٌ أليم
e.       Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 3 versi, yakni tanpa saktah dan ditambah naql.
7)      Idzhar dan Idgham
a.       Setiap terdapat nun sukun atau tanwin yang bertemu و atau ي , baik dalam satu kalimat maka khalaf membaca dengan bila ghunnah (tanpa dengung)
b.      Setiap  huruf dal lafal اِذْ bertemu hurufت  dan د , maka khalaf membaca idgham
c.       Setiap hurufdzal lafal قد bertemu hurufج ز ذ س صض ظ ش maka khalaf membaca idgham,
d.      Setiap ta’nits (ت)  bertemu pada huruf ت ج ز س ص ظ , maka khalaf idgham
e.       Setiap huruf lam lafalهل  bertemu dengn huruf ث  ت    maka khalaf membaca idgham
f.       Setiap huruf lam lafal بل bertemu dengan huruf ظ س maka khalaf membaca idgham
g.      Setiap lafal tertentu yang berdekatan makhrajnya, seperti  ذْ bertemu hurufت  dalam lafal اتَّخذْتُم  maka khalaf membaca idgham
h.      Adapun pada lafal  فالزَّاجرات زجرًا maka khalaf membaca dengan idgham kabir.
8)      Fathah dan Imalah
Khalaf membaca imalah  pada :
a)      Setiap lafal dzawatil ya’, seperti الهدى
b)      Setiap alif ta’nits sepeti lafalالموتى
c)      Setiap lafal متى
d)     Setiap lafalرأى  imalah ra’ dan hamzahnya
e)      Setiap lafal نأى  imalah nun dan hamzahnya
f)       Setiap lafal شاء  حاق خاب
g)      Setiap huruf hijaiyah ح ي ط ه ر ,pada awal surat (fawatih as-suwar),sepert الر طه
h)      Dalam akhir ayat dalam 11 surat tertentu, khalaf membacaseluruh alif yang aslinya ya’, atau alif yang berbentuk ya’ (dzawatil ya’) dengan imalah semua tanpa dibaca fathah. Surat tersebut ialah Taha, an-Najm , al-Ma’arij, al-Qiyamah, an-Naziat, ‘Abasa, al-A’la, asy-Syams, al-Lail, ad-Duha, dan al-‘Alaq, selain itu terkadang khalaf juga membaca dengan taqlil, yakni pada :
a.       Setiap lafalالـتَّرَى
b.      Setiap lafal ابوار  القهّضرُ
9)      Khalaf dalam keadaan Waqaf
a.       Setiap terdapat  hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harokatnya, maka dalam keadaan waqaf khalaf membaca ibdal hamzah (mengganti hamzah menjad ي/وْ ) seperti يؤمنون – يومنون
b.      Setiap hamzahyang berada diujun g kalimah dan sebelumnya berupa alif, maka khalaf dalam keadan waqaf mengganti hamzah menjadi alif  (ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab Fayd al- Barakat sepertiالسفهأ
c.       Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa waw, maka khalaf dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi, yakni tashil hamzah dan ibdal ya’ dan memindah ya’ kepada huruf sebelumnya disertai membuang hamzah dari, sepert مستهزئون ن – مستهزيون – مستهزون  .

d.      Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf zaidah (huruf tambahan) و  ق  danل  maka dalam keadaan waqaf khalaf  membaca tahqiq hamzah dan tashil dalam keadaan waqaf dari, seperti وابصارهم

e.       Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ba’ zaidah(tambahan), maka khalaf membaca tahqiq hamzah dan menggantinya dengan ya’ dalam keadaan waqaf dari sepert بيمر – بأمر

f.       Setiap lafal شيئ baik ketika rafa’ dan jer, maka ketika waqaf khalaf membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya dengan sukun, raum dan ibdal, seperti شيئ – شيّ – شيّ – شيّ   (samaseperti bacaan Hisyam)

g.      Setiap lafal شيئا  yang dibaca nashab, maka khalaf ketika waqaf membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya’ kemudian di idghamkan sehingga menjadi ya’ bertasydid, dan naql lafal, seperti شيا – شيًّ – شيئّا

h.      Setiap hamzah yang berad di akhir kalimat yang sebelumnya alif, maka ketika waqaf khalaf membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat dari sepertiبنا – بناء   [2]


2.      Riwayat Khallad
1)      Memissah diantara dua surat
Khallad memisah diantara dua surat dengan mewasalkan kedua surat dengan tanp basmalah
2)      Mim jama’
a)      Khallad membaca dhummah, ha’, dan sukunnya mim lafal عليهم  اليهم  لديهم
b)      Khallad membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang sesudahnya berupa sukun, dan sebelumnya berupa ha’ baik sebelumnya ada huruf ya’ sukun ataupun tidak, contoh sepertiعليهم الذلة
3)      Panjang dan pendek bacaannya
a.       Apabila mad muttashil maka khallad membaca tiga alif, seperti جأ
b.      Apabila mad munfashil maka khallad membaca 3 alif, sepertiبما انزل
4)      Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata, baik harakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khallad pun biasa, yakni tahqiq semua, seperti ءأنذرتهم
5)      Isymam

a.       Khallad membaca Isymam dengan suara shad ke huruf ya’ hanya pada lafal..... dalam surat al-fatihah.

6)      Sktah

a.       Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunnya ال ta’rif, dalam satu kata dlam keadaan washal, maka khallad membaca dengan dua versi, yakni tanpa saktah dan saktah, seperti lafal وب الاخرة

b.      Adapun dalam keadaan waqaf, menurut kitab faydh al-Barakat maka dibaca dengan tiga versi, yakni tanpa saktah, saktah dan ditambah naql, sedangkan menurut kitab lain ialahdua versi, yakni naql dan saktah.

c.       Setiap lafal شيء (rafa’ dan jer) dalam keadaan washal dengan dua versi dalam keadaan tanpa saktah dan saktah.

d.      Setiap terdapat hamzah qatha’ yang sebelumnya berupa tanwin atausukun yang berada dikalimat lain dalam keadaan waqaf, maka khallad membaca dengan dua versi yakni tahqiq dan naq, seperti pada lafalعذاب اليم

7)      Idzhar dan Idgham
a.       Setiap huruf dzal lafal اذ bertemu huruf ta’ dan dal, maka khallad membaca idgham seperti ادّخل
b.      Setiap huruf dal lafal قد bertemu huruf  ج  ز ذ س ش ص ض ظ . maka khallad membaca idgham seperti قد جاءكم
c.       Setiap ta’ ta’nits bertemu pada huruf ث ج ز س ص ظ  maka khallad membaca idgham seperti انبتتت سبع
d.      Setiap huruf lam lafal مل bertemu huruf ت , maka khallad membaca idgham seperti هل ثُوِّب
e.       Setiap lafal tertentu yang brdekatan makhrajnya seperti  ذْ bertemu huruf  تdalam lafal  اتخذتُ maka khallad membaca idgham
f.       Adapun pada lafal طائفة بيَّت
g.      فالزَّاجِرات زجرًا maka khallad membaca dengan idgham kabir.

8)      Fathah dan Imalah
Khallad membaca imalah pada :
a.       Seperti lafal dzawatil ya’,  seperti lafal الهدَي
b.      Seperti alif ta’nits seperti lafal الموتى
c.       Setiap lafal متى  بلى  عمى
d.      Setiap lafal زأى (imalah ra’ dan hamzahnya)
e.       Setiap lafal نأى ( imalah nun dan hamzahnya)
f.       Setiap lafal طَابَ    زَاغَ   خافَ
g.      Setiap huruf hijaiyah   ح ي ط ه ر  pada awal surat ( fawatih as- suwar ) sepert  طه الر
h.      Dalam akhir ayat dalam sebelas surat tertentu, khallad membaca seluruh alif yang aslinya ya’ atau alifyang berbentuk ya’ ( dzawatil a’) dengan imalah semua tanpa dibaca fathah.

Surat tersebut ialah Taha, an-Najm, al-Ma’arij, al-Qiyamah, an-Nazi’at, ‘Abasa al- A’la, as-Syam, al-Lail, ad-Dhuha, dan al-Alaq
Selain itu terkadang khallad juga membaca dengan taklil, yakni pada :
a.       Setiap lafal التَّورِقُ
b.      Setiap lafalالبَوارِ, القهَّا

9)      Khallad dalam keadaan Waqaf
a.       Setiap terdapat hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harakatnya maka dalam keadaan waqaf khalld membaca ibdal hamzah ( mengganti hamzah menjadi وْ\ يْ ) sepertiيُؤمِنُونَ

b.      Setiap hamzah yang berada diujung kalimat yang sebelumnya berupa alif, maka khallad dalam keadaan waqaf mengganti hamzah dengan alif ( ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab fayd al-Barakat seperti السُّفَهَا

Adapun cara membaca lafal ini menurut riwayat ulama’ qiraat dari mesir yang diterima penulis, ada lebih banyak ragam cara membacanya, akan tetapi disini penulis menyukupkan dengan pendapat yang lebih ringkas untuk lebih memudahkan di faham bagi para pemula.

c.       Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa و, maka khallad dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi, yakni tashil hamzah dan ibdal ya’ dan memindah ya’ kepada huruf sebelumnya disertai membuang hamzah dari, seperti مُسْتَهزِونَ  -  مُستهزيوْنَ - مُستَهزُونَ

d.      Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf za’idah (huruf tambahan)  و ف dan ل, maka dalam keadaan waqaf khallad membaca tahqiq hamzah dan tashil dalam keadaan waqaf dari, seperti   وأَبْصَارِهِم

e.       Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ب zaidah, maka khallad membaca tahqiq hamzah dan menggantinya dengan ya’ dalam keadaan waqaf dari sepert بِيَمْره - بأَمرِه

f.       Setiap lafal... baik ketika rafa’ dan jer, maka ketika waqaf khallad membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya dengan sukun, raum, dan ibdal, seperti شيئ – شيّ – شيّ – شيّ ( sama seperti bacaan Hisyam)

g.      Setiap lafal شيئًاyang di baca nashab, maka khallad ketika waqaf membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya’ kemudian di idghamkan sehingga menjadi ya’ bertasydid) dan naql lafal, sepertiشَيا- شَيٌّا- شيئًا

h.      Setiap hamzah yang berada diakhir kalimat yang sebelumnya berupa alif, maka ketika waqaf khallad membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat dari seperti بِنا-بِناءً

10)  Kalimat- kalimat yang cara bacanya berbeda dengan Hafsh[3]
Adapun diantara sebagian kalimat- kalimat yang cara bacanya berbeda dengan riwayat Hafsh ialah

a.      Membaca lafalيُبْنَيَّ  dalam surat Hud, Yusuf, Luqman, dan al-Shaffat dengan kasrah ya’nya sehingga menjadi يُبنَيَّ, dan masih banyak lagi lainnya dalam kaidah farsy


BAB III
PENUTUP
Simpulan
            Imam Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam Qiraat di kota Kuufah, dua perawinya yaitu Khalaf dan Khalad, ada beberapa perbedaan yang diriwayatkan oleh khalaf dan khalad.


Daftar Pustaka
Albab, Chasan, Pengantar Qira’at Tujuh, Semarang : Moncer Press, 2016.
http://supris-returns.blogspot.co.id/2010/01/biografi-imam-hamzah-qiraat-sabah.html