Sabtu, 21 Jumadil Akhir 1441 H / 15 Pebruari 2020.
*💥 JANGAN KAU SAKITI KEDUA ORANGTUAMU 💥*
✍🏽 *Ustadz Dr.Musyaffa' Ad Dariny, Lc.MA*
Sungguh memprihatinkan...
Sebagian orang menyangka bahwa DURHAKA itu sebatas bila si anak memukuli orang tua, atau mengusir orang tua, atau menghinakannya di depan umum.
Sehingga mereka dengan seenaknya mencampuri urusan pribadi orang tuanya, menyetir orang tuanya, membentak orang tuanya, memarahi orang tuanya, dan seterusnya
⭕ Padahal itu semuanya adalah bentuk durhaka kepada orang tua yang *hukumannya akan DISEGERAKAN di dunia*.
⭕ Jika Allah memasukkan kata _*uff (ah)*_ kepada orang tua sebagai *bentuk tindakan durhaka* karena bisa menyakiti hati orang tua
~ _Bagaimana dengan tindakan membentak, memarahi, menyetir mereka, mencampuri urusan mereka, dst... ??_
Yang tentunya jauh lebih menyakiti hati mereka.
~ _Anda ingin mengetahui perasaan mereka?_
*Bayangkanlah bila anda di posisi mereka*
Dan bayangkan betapa pilu dan tersayatnya hati Anda ketika *dibentak oleh anak yang anda lahirkan*
Anda perjuangkan hidupnya, Anda korbankan semuanya untuk dia..
_Subhanallah..._
Dimanakah sikap merendah mereka kepada orangtua yang diperintahkan Alqur'an.
Mana pula belas kasih sayang terhadap orang tua, seorang yang paling banyak berjasa kepada mereka setelah Allah ta'ala?!
*Jika mereka sudah merasa TIDAK butuh lagi dengan pahala berbakti* kepada orang tua yang sangat besar, maka paling tidak harusnya mereka takut dengan sabda Nabi Shallallahu'laihi wa sallam
Dari Nufai' bin Al-Harits Ats-Tsaqafi Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
*_“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini]–berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]–daripada perbuatan melampaui batas (kezaliman) dan memutus silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).”_*
_(HR. Tirmidzi, no. 2511; Abu Daud, no. 4902; dan Ibnu Majah, no. 4211. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)_
__________
*ICA-OFFICIAL DIGITAL MEDIA*
🌏 *ICA SAHABAT:* https://www.facebook.com/ICAsunnah
📮 *ICA Telegram:* https://telegram.me/icassunah
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
___🍃🕋🍃___
.
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Friday, February 14, 2020
◾ KENAPA MASIH BERLEHA-LEHA ? ◾
Tak tahu kapan maut mendatangi,
Menyergap dan memutus urat nadi,
Di dalam kubur mencekam sendiri,
Tapi mereka tidak juga bersiap diri...
Cukuplah kematian pemberi nasihat,
Dari kelalaian yang demikian cepat,
Tak berguna bagi yang tak kembali,
Merugi bagi yang tak menanggapi...
Semua kenikmatan tak lagi berarti saat maut menjemput, lantas mengapa masih bermaksiat kepada Allah tanpa takut...?
Bisa jadi sebentar lagi dalam barisan orang mati, tapi kenapa masih asyik berleha-leha tanpa taubat dan intropeksi diri...?
Ketahuilah, semenit yang telah terlewatkan adalah angan-angannya berjuta ruh, supaya mereka bisa beramal dan bertaubat, namun itu semua tidak mungkin bisa terjadi karena sudah terlambat...
Barangsiapa sibuk beribadah dan bertaubat, berdzikir serta mencintai Allah ketika hidup, maka dia akan disibukkan dengannya saat ruhnya keluar menuju Allah Ta'ala...
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar
Instagram : @najmiumar_official
Youtube : najmi umar official
_____________________
◾ SIAPAKAH ORANG BERILMU ? ◾
Mujahid bin Jabr رحمه الله berkata :
"Orang yang faqih adalah orang yang takut kpda Allah Ta'ala meskipun ilmunya sedikit, sedangkan orang yang bodoh adalah orang yg telah bermaksiat kepada Allah meskipun ilmunya banyak" (Al-Bidaayah wan Nihaayah IX/255)
Imam al-Barbahari رحمه الله berkata :
"Sesungguhnya orang yang disebut berilmu itu hanyalah orang yang mengikuti ilmu dan mengamalkan sunnah, meskipun ilmu serta kitabnya sedikit. Dan barangsiapa yang telah menyelisihi al-Qur'an dan as-Sunnah maka dia adalah ahli bid'ah, meskipun ilmu serta kitabnya banyak" (Syarhus Sunnah hal 99)
Ahlus Sunnah adalah orang2 yang berilmu, mereka tidak berbicara kecuali dengan dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah sebagaimana yang telah dipahami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, serta generasi2 berikutnya yang telah mengikuti mereka dengan baik, sedangkan orang-orang yang bodoh berbicara dengan mengambil dari ucapan tokoh-tokoh mereka, dan tidak ada yang keluar darinya kecuali kesesatan...
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar
Instagram : @najmiumar_official
Youtube : najmi umar official
Tak tahu kapan maut mendatangi,
Menyergap dan memutus urat nadi,
Di dalam kubur mencekam sendiri,
Tapi mereka tidak juga bersiap diri...
Cukuplah kematian pemberi nasihat,
Dari kelalaian yang demikian cepat,
Tak berguna bagi yang tak kembali,
Merugi bagi yang tak menanggapi...
Semua kenikmatan tak lagi berarti saat maut menjemput, lantas mengapa masih bermaksiat kepada Allah tanpa takut...?
Bisa jadi sebentar lagi dalam barisan orang mati, tapi kenapa masih asyik berleha-leha tanpa taubat dan intropeksi diri...?
Ketahuilah, semenit yang telah terlewatkan adalah angan-angannya berjuta ruh, supaya mereka bisa beramal dan bertaubat, namun itu semua tidak mungkin bisa terjadi karena sudah terlambat...
Barangsiapa sibuk beribadah dan bertaubat, berdzikir serta mencintai Allah ketika hidup, maka dia akan disibukkan dengannya saat ruhnya keluar menuju Allah Ta'ala...
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar
Instagram : @najmiumar_official
Youtube : najmi umar official
_____________________
◾ SIAPAKAH ORANG BERILMU ? ◾
Mujahid bin Jabr رحمه الله berkata :
"Orang yang faqih adalah orang yang takut kpda Allah Ta'ala meskipun ilmunya sedikit, sedangkan orang yang bodoh adalah orang yg telah bermaksiat kepada Allah meskipun ilmunya banyak" (Al-Bidaayah wan Nihaayah IX/255)
Imam al-Barbahari رحمه الله berkata :
"Sesungguhnya orang yang disebut berilmu itu hanyalah orang yang mengikuti ilmu dan mengamalkan sunnah, meskipun ilmu serta kitabnya sedikit. Dan barangsiapa yang telah menyelisihi al-Qur'an dan as-Sunnah maka dia adalah ahli bid'ah, meskipun ilmu serta kitabnya banyak" (Syarhus Sunnah hal 99)
Ahlus Sunnah adalah orang2 yang berilmu, mereka tidak berbicara kecuali dengan dalil dari al-Qur'an dan as-Sunnah sebagaimana yang telah dipahami Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya, serta generasi2 berikutnya yang telah mengikuti mereka dengan baik, sedangkan orang-orang yang bodoh berbicara dengan mengambil dari ucapan tokoh-tokoh mereka, dan tidak ada yang keluar darinya kecuali kesesatan...
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar
Instagram : @najmiumar_official
Youtube : najmi umar official
*M A R I B A R A J A .COM*
https://wp.me/pa7ASR-Dl
┏🔰━━━━━━━━━━━┓
*WASPADALAH! BAHAYA MENYERANG REMAJA*
┗━━━━━━━━━━━━━┛
Oleh: _Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc_
🏡Pada pembahasan yang lalu telah dibahas bagaimana orang tua menjauhkan perkara yang membahayakan putra dan putrinya pada usia remaja, tatkala mereka di rumah, misalnya: pakaian ibu dan saudari yang merangsang syahwat, tidur mereka tidak terpisah, kamar tidur keluarga terbuka, pergaulan orang tua yang tidak mendukung, orang tua tidak peduli dengan handphone putra dan putrinya, dan yang lainnya.
🖼Sesungguhnya bahaya yang mengancam mereka bukan hanya di rumah, tetapi di luar rumah pun masih banyak. Orang tua dan pendidik harus waspada agar anak yang shalih-shalihah tidak berubah menjadi rusak moralnya.
📝Tulisan ini hanyalah ringkasan...
🔍Simak artikel selengkapnya, *klik:*
https://maribaraja.com/waspadalah-bahaya-menyerang-remaja/
*Bahaya teman yang buruk agama dan akhlaknya*
🚷Orang tua hendaknya waspada dengan siapa anaknya berteman. Apakah mendukung kebaikan dirinya atau sebaliknya, malah merusak akidah dan akhlaknya?
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
وَمَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْهُ شَيْءٌ أَصَابَكَ مِنْ رِيحِهِ وَمَثَلُ جَلِيسِ السُّوءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْكِيرِ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْ سَوَادِهِ أَصَابَكَ مِنْ دُخَانِهِ
_“Perumpamaan kawan yang baik seperti pembawa minyak wangi. Bila kamu tidak mendapat sesuatu darinya (minyak tersebut) maka paling tidak kamu akan terkena aroma harumnya. Dan perumpamaan kawan yang jahat seperti pandai besi. Bila kamu tidak mendapat hitamnya, paling tidak kamu akan terkena asapnya.”_ (HR. Abu Dawud: 2/674, disahihkan oleh al-Albani)
Nabi Shallallahu'alaihi wasallam juga bersabda, _"Agama seseorang itu cenderung mengikuti agama temannya, oleh karena itu setiap orang dari kalian hendaknya melihat (memperhatikan) dengan siapa yang ia berteman."_ (HR. at-Tirmidzi: 2497, dihasankan oleh al-Albani)
*Berhubungan dengan wanita yang bukan mahram*
💞Di antara perusak kehidupan remaja adalah sering berhubungan dengan lain jenis yang bukan mahramnya. Bahkan itulah awal perbuatan zina. Orang tua harus berhati-hati dengan putra dan putrinya, dengan siapa mereka bergaul?
⚠Bahkan perbuatan keji ini bukan hanya dilakukan oleh remaja yang belum menikah. Yang sudah berkeluarga pun sering didapati. Itu berawal dari pandangan pertama yang dituruti. Sahabat Jarir Radhiallahu'anhu pernah berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tentang hukum memandang wanita dengan tiba-tiba (tanpa sengaja). Maka beliau menjawab, _"Palingkan pandanganmu!."_ (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh al-Albani: 5/148)
⏱Orang tua pernah menjadi remaja. Begitu berat rasanya menjaga syahwat bila kita tidak memiliki iman yang kuat. Padahal pada waktu kita masih muda belum ada handphone, televisi, internet dan perangsang syahwat lainnya. Maka bagaimana dengan pemuda dan pemudi kita pada zaman sekarang? Apakah kita tidak kasihan bila mereka kita biarkan tanpa pengawasan dan kontrol orang tua?
*Bahaya wanita pergi tanpa mahram*
🌹Wanita, semua tubuh dan geraknya adalah keindahan. Bahkan suaranya juga. Jika dia pergi tanpa mahram, tentu berbahaya, terutama bila usianya masih muda. Hal ini tidak bisa kita ingkari. Berapa banyak kejadian perbuatan keji, penyebabnya wanita pergi sendiri? Orang tua hendaknya waspada, ke mana putrinya pergi? Bersama siapa dia? Rasulullah mengingatkan kita sebelum bala menimpa, Beliau bersabda:
وَلَا تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ.
_“Dan janganlah wanita itu bepergian melainkan bersama mahramnya.”_ (HR. Muslim: 2391)
*Bahaya wanita bila keluar bertabarruj*
💍Kebiasaan buruk bagi wanita ketika keluar rumah, dia bertabarruj, yaitu bersolek dan berdandan melebihi dandanannya saat bertemu suaminya jika dia sudah berkeluarga. Bersoleknya wanita ketika keluar, sekalipun bersama mahramnya tetap memfitnah remaja atau dirinya. Oleh karenanya, ketika keluar rumah wanita dilarang bersolek. (Lihat QS. al-Ahzāb: 33)
👠Mujahid (ulama tafsir tabi’in) berkata, _“Wanita Jahiliyah jika keluar dia berjalan berlenggak-lenggok, genit di hadapan kaum pria.”_ Muqatil bin Hayyan berkata, _"Wanita Jahiliyah bila berdandan, dia menanggalkan kerudungnya sehingga kelihatan giwang, anting-anting, kalung dan kelihatan lehernya."_ (Taisirul Aliyil Qadir: 1/2028)
https://wp.me/pa7ASR-Dl
┏🔰━━━━━━━━━━━┓
*WASPADALAH! BAHAYA MENYERANG REMAJA*
┗━━━━━━━━━━━━━┛
Oleh: _Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron, Lc_
🏡Pada pembahasan yang lalu telah dibahas bagaimana orang tua menjauhkan perkara yang membahayakan putra dan putrinya pada usia remaja, tatkala mereka di rumah, misalnya: pakaian ibu dan saudari yang merangsang syahwat, tidur mereka tidak terpisah, kamar tidur keluarga terbuka, pergaulan orang tua yang tidak mendukung, orang tua tidak peduli dengan handphone putra dan putrinya, dan yang lainnya.
🖼Sesungguhnya bahaya yang mengancam mereka bukan hanya di rumah, tetapi di luar rumah pun masih banyak. Orang tua dan pendidik harus waspada agar anak yang shalih-shalihah tidak berubah menjadi rusak moralnya.
📝Tulisan ini hanyalah ringkasan...
🔍Simak artikel selengkapnya, *klik:*
https://maribaraja.com/waspadalah-bahaya-menyerang-remaja/
*Bahaya teman yang buruk agama dan akhlaknya*
🚷Orang tua hendaknya waspada dengan siapa anaknya berteman. Apakah mendukung kebaikan dirinya atau sebaliknya, malah merusak akidah dan akhlaknya?
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda:
وَمَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْهُ شَيْءٌ أَصَابَكَ مِنْ رِيحِهِ وَمَثَلُ جَلِيسِ السُّوءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْكِيرِ إِنْ لَمْ يُصِبْكَ مِنْ سَوَادِهِ أَصَابَكَ مِنْ دُخَانِهِ
_“Perumpamaan kawan yang baik seperti pembawa minyak wangi. Bila kamu tidak mendapat sesuatu darinya (minyak tersebut) maka paling tidak kamu akan terkena aroma harumnya. Dan perumpamaan kawan yang jahat seperti pandai besi. Bila kamu tidak mendapat hitamnya, paling tidak kamu akan terkena asapnya.”_ (HR. Abu Dawud: 2/674, disahihkan oleh al-Albani)
Nabi Shallallahu'alaihi wasallam juga bersabda, _"Agama seseorang itu cenderung mengikuti agama temannya, oleh karena itu setiap orang dari kalian hendaknya melihat (memperhatikan) dengan siapa yang ia berteman."_ (HR. at-Tirmidzi: 2497, dihasankan oleh al-Albani)
*Berhubungan dengan wanita yang bukan mahram*
💞Di antara perusak kehidupan remaja adalah sering berhubungan dengan lain jenis yang bukan mahramnya. Bahkan itulah awal perbuatan zina. Orang tua harus berhati-hati dengan putra dan putrinya, dengan siapa mereka bergaul?
⚠Bahkan perbuatan keji ini bukan hanya dilakukan oleh remaja yang belum menikah. Yang sudah berkeluarga pun sering didapati. Itu berawal dari pandangan pertama yang dituruti. Sahabat Jarir Radhiallahu'anhu pernah berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam tentang hukum memandang wanita dengan tiba-tiba (tanpa sengaja). Maka beliau menjawab, _"Palingkan pandanganmu!."_ (HR. Abu Dawud, dan dishahihkan oleh al-Albani: 5/148)
⏱Orang tua pernah menjadi remaja. Begitu berat rasanya menjaga syahwat bila kita tidak memiliki iman yang kuat. Padahal pada waktu kita masih muda belum ada handphone, televisi, internet dan perangsang syahwat lainnya. Maka bagaimana dengan pemuda dan pemudi kita pada zaman sekarang? Apakah kita tidak kasihan bila mereka kita biarkan tanpa pengawasan dan kontrol orang tua?
*Bahaya wanita pergi tanpa mahram*
🌹Wanita, semua tubuh dan geraknya adalah keindahan. Bahkan suaranya juga. Jika dia pergi tanpa mahram, tentu berbahaya, terutama bila usianya masih muda. Hal ini tidak bisa kita ingkari. Berapa banyak kejadian perbuatan keji, penyebabnya wanita pergi sendiri? Orang tua hendaknya waspada, ke mana putrinya pergi? Bersama siapa dia? Rasulullah mengingatkan kita sebelum bala menimpa, Beliau bersabda:
وَلَا تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ.
_“Dan janganlah wanita itu bepergian melainkan bersama mahramnya.”_ (HR. Muslim: 2391)
*Bahaya wanita bila keluar bertabarruj*
💍Kebiasaan buruk bagi wanita ketika keluar rumah, dia bertabarruj, yaitu bersolek dan berdandan melebihi dandanannya saat bertemu suaminya jika dia sudah berkeluarga. Bersoleknya wanita ketika keluar, sekalipun bersama mahramnya tetap memfitnah remaja atau dirinya. Oleh karenanya, ketika keluar rumah wanita dilarang bersolek. (Lihat QS. al-Ahzāb: 33)
👠Mujahid (ulama tafsir tabi’in) berkata, _“Wanita Jahiliyah jika keluar dia berjalan berlenggak-lenggok, genit di hadapan kaum pria.”_ Muqatil bin Hayyan berkata, _"Wanita Jahiliyah bila berdandan, dia menanggalkan kerudungnya sehingga kelihatan giwang, anting-anting, kalung dan kelihatan lehernya."_ (Taisirul Aliyil Qadir: 1/2028)
Subscribe to:
Comments (Atom)