*Tips Mengetahui Suatu Fiil Masuk Bab Berapa*
➖▫➖▫➖▫➖▫➖▫➖▫➖▫➖
๐Kalau wazannya *fa'ula* sudah pasti bab 5.
๐Kalau wazannya *fa'ila*, hampir pasti bab 4. Karena yg masuk bab 6 hanya hasiba saja.
๐ Berarti tinggal bab 1-3 dengan wazan *fa'ala*. Ini memang harus dihafal mana yang bab 1, 2, atau 3.
Hanya saja ada semacam petunjuk bahwa kebanyakan fi'il yang Lam fi'ilnya huruf halqiy / huruf idzhar ( ุฃ ุบ ุญ ุน ู ุฎ ) masuk bab 3 (mAnA). Contohnya fataHA, mana'A.
*_Baca diktatnya, dengarkan seluruh darsnya, insya Allah BISA!_*
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Tuesday, March 13, 2018
๐๐ฅ๐ฅ๐๐๐ฅ๐ฅ๐๐๐ฅ๐ฅ๐
๐ ฐ *Pilihlah jawaban yang benar* ❗
1. Kata ุชَุฑَْูุนَِْูู merupakan fi'il mudhari' dengan dhomir ?
A. ُูู َุง
B. َِูู
C. ุฃَْูุชِ ✅
2. Kata ุงَِْููุนُْูุง merupakan ...... dari fi'il madhy ََููุนَ
A. Fiil amr dhomir ุฃَْูุชُู ْ ✅
B. Fiil amr dhomir ุฃَْูุชَ
C. Fiil amr dhomi ุฃَْูุชَُّู
3. Bentuk fiil nahyi dhomir ุฃَْูุชُู ْ dari kata ุฑَุฌَุนَ adalah :
A. َูุง ุชَุฑْุฌَุนُْูุง
B. َูุง ุชَุฑْุฌِุนُْูุง ✅
C. َูุง ุชَุฑْุฌُุนُْูุง
4. Kata ุงِุถْุฑِุจَْู merupakan fi'il amr dari fi'il yang berwazan ?
A. َูุนََู - َْููุนُُู
B. َูุนََู - َْููุนُِู ✅
C. َูุนََู- َْููุนَُู
5. Kata َูุตَุฑُْูุง merupakan ..... dhamir .... dari kata َูุตَุฑَ
A. Fi'il Madhiy ; dhomir ُูู ْ ✅
B. Fi'il amr ; dhomir ุฃَْูุชُู ْ
C. Fi'il mudhari ; dhomir ُูู ْ
๐ ฑ *Terjemahkanlah kalimat dibawah ini ke dalam bahasa Arab*❗
1. Kalian (1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan) telah kembali
๐ *ุฑَุฌَุนْุชُู َุง*
2. Mereka (3 perempuan) sedang duduk
๐ *َูุฌِْูุณَْู / َْููุนُุฏَْู*
3. Angkatlah kalian (3 laki-laki) !
๐ *ุงِุฑَْูุนُْูุง*
๐. Tashriflah secara *_Lughawi kedalam bentuk yang diminta saja_*
dari Kata berikut ini ❗
1. *Fi'il mudhari* dari kata *ู َุณْู ُْูุนٌ*
๐ *َูุณْู َุนُ▪َูุณْู َุนَุงِู ▪َูุณْู َุนَُْูู▪ุชَุณْู َุนُ▪ุชَุณْู َุนَุงِู▪َูุณْู َุนَْู▪ุชَุณْู َุนُ▪ุชَุณْู َุนَุงِู▪ุชَุณْู َุนَُْูู▪ุชَุณْู َุนَِْูู▪ุชَุณْู َุนَุงِู▪ุชَุณْู َุนَْู▪ุฃَุณْู َุนُ▪َูุณْู َุนُ*
2. *Isim maf'ul* dari kata *َูุญْู َِูุงِู*
๐ *ู َุญْู ٌُْูู ▪ ู َุญْู َُْููุงِู/ู َุญْู َُِْْูููู ▪ ู َุญْู َُُْْูููู/ู َุญْู َُِْْูููู ▪ ู َุญْู َُْููุฉٌ ▪ ู َุญْู َُْููุชَุงِู/ู َุญْู َُْููุชَِْูู ▪ ู َุญْู َُْููุงุชٌ*
๐๐ฅ๐ฅ๐๐๐ฅ๐ฅ๐๐๐ฅ๐ฅ๐
๐ ฐ *Pilihlah jawaban yang benar* ❗
1. Kata ุชَุฑَْูุนَِْูู merupakan fi'il mudhari' dengan dhomir ?
A. ُูู َุง
B. َِูู
C. ุฃَْูุชِ ✅
2. Kata ุงَِْููุนُْูุง merupakan ...... dari fi'il madhy ََููุนَ
A. Fiil amr dhomir ุฃَْูุชُู ْ ✅
B. Fiil amr dhomir ุฃَْูุชَ
C. Fiil amr dhomi ุฃَْูุชَُّู
3. Bentuk fiil nahyi dhomir ุฃَْูุชُู ْ dari kata ุฑَุฌَุนَ adalah :
A. َูุง ุชَุฑْุฌَุนُْูุง
B. َูุง ุชَุฑْุฌِุนُْูุง ✅
C. َูุง ุชَุฑْุฌُุนُْูุง
4. Kata ุงِุถْุฑِุจَْู merupakan fi'il amr dari fi'il yang berwazan ?
A. َูุนََู - َْููุนُُู
B. َูุนََู - َْููุนُِู ✅
C. َูุนََู- َْููุนَُู
5. Kata َูุตَุฑُْูุง merupakan ..... dhamir .... dari kata َูุตَุฑَ
A. Fi'il Madhiy ; dhomir ُูู ْ ✅
B. Fi'il amr ; dhomir ุฃَْูุชُู ْ
C. Fi'il mudhari ; dhomir ُูู ْ
๐ ฑ *Terjemahkanlah kalimat dibawah ini ke dalam bahasa Arab*❗
1. Kalian (1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan) telah kembali
๐ *ุฑَุฌَุนْุชُู َุง*
2. Mereka (3 perempuan) sedang duduk
๐ *َูุฌِْูุณَْู / َْููุนُุฏَْู*
3. Angkatlah kalian (3 laki-laki) !
๐ *ุงِุฑَْูุนُْูุง*
๐. Tashriflah secara *_Lughawi kedalam bentuk yang diminta saja_*
dari Kata berikut ini ❗
1. *Fi'il mudhari* dari kata *ู َุณْู ُْูุนٌ*
๐ *َูุณْู َุนُ▪َูุณْู َุนَุงِู ▪َูุณْู َุนَُْูู▪ุชَุณْู َุนُ▪ุชَุณْู َุนَุงِู▪َูุณْู َุนَْู▪ุชَุณْู َุนُ▪ุชَุณْู َุนَุงِู▪ุชَุณْู َุนَُْูู▪ุชَุณْู َุนَِْูู▪ุชَุณْู َุนَุงِู▪ุชَุณْู َุนَْู▪ุฃَุณْู َุนُ▪َูุณْู َุนُ*
2. *Isim maf'ul* dari kata *َูุญْู َِูุงِู*
๐ *ู َุญْู ٌُْูู ▪ ู َุญْู َُْููุงِู/ู َุญْู َُِْْูููู ▪ ู َุญْู َُُْْูููู/ู َุญْู َُِْْูููู ▪ ู َุญْู َُْููุฉٌ ▪ ู َุญْู َُْููุชَุงِู/ู َุญْู َُْููุชَِْูู ▪ ู َุญْู َُْููุงุชٌ*
๐๐ฅ๐ฅ๐๐๐ฅ๐ฅ๐๐๐ฅ๐ฅ๐
*ุจุณู
ุงّููู ุงูุฑุญู
ู ุงูุฑุญูู
*
๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ
1⃣. Apa yang dimaksud dengan *wazan* dan *mauzun*?
๐ Wazan adalah suatu rumus baku, dimana setiap kata kerja nantinya akan masuk ke salah satu dari wazan yang ada
๐ Mauzun adalaha kata yang dibandingkan dan disandingkan dengan wazan misalnya
َูุชَุจَ๐
adalah Mauzun dari wazan َูุนَู
َْููุชُุจُ๐
adalah Mauzun dari wazan َْููุนُُู
2⃣. Apa yang dimaksud dengan *tsulatsy mujarrad*?
๐ Tsulatsi Mujarrad adalah kelompok fi'il yang tersusun dari 3 huruf asli
3⃣. Apa maksud dari rumus *"batu kali mana bisa turun sendiri"* atau *"aku yakin hanya dia untukku kini"*?
๐ Batu kali mana bisa sendiri adalah kalimat bantu untuk mempermudah menghafal rumus bab Tsulatsy Mujarrad dengan mudah
๐Batu - rumus bab 1
๐Kali - rumus bab 2
๐Mana - rumus bab 3
๐Bisa - rumus bab 4
๐Turun - rumus bab 5
๐Sendiri - rumus bab 6
Lalu apa yang kita jadikan rumus dari kata-kata ini?
๐Yang kita ambil adalah "Huruf Vocalnya"
๐นBatu - A-U
َูุนََู ⬅ َْููุนُُู
๐นKali - A-I
َูุนََู ⬅ َْููุนُِู
๐นMana - A-A
َูุนََู⬅ َْููุนَُู
๐นBisa - I-A
َูุนَِู ⬅ َْููุนَُู
๐นTurun - U-U
َูุนَُู ⬅ َْููุนُُู
๐นSendiri - I-I
َูุนَِู ⬅ َْููุนُِู
4⃣. Apa yang dimaksud dengan *tashrif*?
๐Tashrif adalah perubahan kata dari bentuk asal (kata kerja) menjadi bentuk- bentuk yang lain Contohnya
๐นَูุชَุจَ ⬅ َْููุชُุจُ ⬅ ِูุชَุงุจَุฉٌ ⬅ َูุงุชِุจٌ ⬅ ู َْูุชُْูุจٌ ⬅ ุงُْูุชُุจْ ⬅ َูุง ุชَْูุชُุจْ
5⃣. Apakah *semua Masdar* mengikuti *wazan "َูุนًْูุง"*?
๐ Tidak karena isim mashdar ini sifatnya "sima'iy" artinya berdasarkan apa yang kita dengar dari orang Arab. Tidak ada rumus baku untuk Isim Mashdar
6⃣. Mengapa bab 5 tsulatsy mujarrad memiliki *tashrif yang tidak lengkap*?
๐ Karena pada dasarnya fi'il-fi'il bab 5 itu bukan kata kerja tapi "Kata Sifat"
๐contohnya
َูุฑُุจَ ⬅ telah dekat (ini bukan kata kerja)
َูุนُุฏَ ⬅ telah jauh
sehingga ada beberapa kata yang tidak kita temukan, contohnya tadi
َูุนُุฏَ ⬅ telah jauh
َูุจْุนُุฏَ ⬅ sedang jauh
ุจُุนْุฏًุง ⬅ kejauhan
Kemudian isim fa'ilnya tidak ada. Isim maf'ul apalagi
7⃣. Apa yang dimaksud dengan *sifat musyabbahah*?
๐ Sifat Musyabbahah maksudnya sifat yang diserupakan dengan isim fa'il
๐contohnya
َูุฑُุจَ ⬅ sifat musyabbahahnya ⬅adalah َูุฑِْูุจٌ (dekat)
Kemudian
ุจَุนُุฏَ ⬅ sifat musyabbahahnya adalah⬅ ุจَุนِْูุฏٌ
Jadi untuk bab 5 ada pengecualian - jadi bab 5 tidak memiliki isim fa'il dan isim maf'ul, dia hanya memiliki sifat musyabbahah, Kata Sifat yg diserupakan dengan Isim fa'il.
ุงูุญู ุฏ ููู ุฑุจ ุงูุนุงูู ูู.
๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ
๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ
1⃣. Apa yang dimaksud dengan *wazan* dan *mauzun*?
๐ Wazan adalah suatu rumus baku, dimana setiap kata kerja nantinya akan masuk ke salah satu dari wazan yang ada
๐ Mauzun adalaha kata yang dibandingkan dan disandingkan dengan wazan misalnya
َูุชَุจَ๐
adalah Mauzun dari wazan َูุนَู
َْููุชُุจُ๐
adalah Mauzun dari wazan َْููุนُُู
2⃣. Apa yang dimaksud dengan *tsulatsy mujarrad*?
๐ Tsulatsi Mujarrad adalah kelompok fi'il yang tersusun dari 3 huruf asli
3⃣. Apa maksud dari rumus *"batu kali mana bisa turun sendiri"* atau *"aku yakin hanya dia untukku kini"*?
๐ Batu kali mana bisa sendiri adalah kalimat bantu untuk mempermudah menghafal rumus bab Tsulatsy Mujarrad dengan mudah
๐Batu - rumus bab 1
๐Kali - rumus bab 2
๐Mana - rumus bab 3
๐Bisa - rumus bab 4
๐Turun - rumus bab 5
๐Sendiri - rumus bab 6
Lalu apa yang kita jadikan rumus dari kata-kata ini?
๐Yang kita ambil adalah "Huruf Vocalnya"
๐นBatu - A-U
َูุนََู ⬅ َْููุนُُู
๐นKali - A-I
َูุนََู ⬅ َْููุนُِู
๐นMana - A-A
َูุนََู⬅ َْููุนَُู
๐นBisa - I-A
َูุนَِู ⬅ َْููุนَُู
๐นTurun - U-U
َูุนَُู ⬅ َْููุนُُู
๐นSendiri - I-I
َูุนَِู ⬅ َْููุนُِู
4⃣. Apa yang dimaksud dengan *tashrif*?
๐Tashrif adalah perubahan kata dari bentuk asal (kata kerja) menjadi bentuk- bentuk yang lain Contohnya
๐นَูุชَุจَ ⬅ َْููุชُุจُ ⬅ ِูุชَุงุจَุฉٌ ⬅ َูุงุชِุจٌ ⬅ ู َْูุชُْูุจٌ ⬅ ุงُْูุชُุจْ ⬅ َูุง ุชَْูุชُุจْ
5⃣. Apakah *semua Masdar* mengikuti *wazan "َูุนًْูุง"*?
๐ Tidak karena isim mashdar ini sifatnya "sima'iy" artinya berdasarkan apa yang kita dengar dari orang Arab. Tidak ada rumus baku untuk Isim Mashdar
6⃣. Mengapa bab 5 tsulatsy mujarrad memiliki *tashrif yang tidak lengkap*?
๐ Karena pada dasarnya fi'il-fi'il bab 5 itu bukan kata kerja tapi "Kata Sifat"
๐contohnya
َูุฑُุจَ ⬅ telah dekat (ini bukan kata kerja)
َูุนُุฏَ ⬅ telah jauh
sehingga ada beberapa kata yang tidak kita temukan, contohnya tadi
َูุนُุฏَ ⬅ telah jauh
َูุจْุนُุฏَ ⬅ sedang jauh
ุจُุนْุฏًุง ⬅ kejauhan
Kemudian isim fa'ilnya tidak ada. Isim maf'ul apalagi
7⃣. Apa yang dimaksud dengan *sifat musyabbahah*?
๐ Sifat Musyabbahah maksudnya sifat yang diserupakan dengan isim fa'il
๐contohnya
َูุฑُุจَ ⬅ sifat musyabbahahnya ⬅adalah َูุฑِْูุจٌ (dekat)
Kemudian
ุจَุนُุฏَ ⬅ sifat musyabbahahnya adalah⬅ ุจَุนِْูุฏٌ
Jadi untuk bab 5 ada pengecualian - jadi bab 5 tidak memiliki isim fa'il dan isim maf'ul, dia hanya memiliki sifat musyabbahah, Kata Sifat yg diserupakan dengan Isim fa'il.
ุงูุญู ุฏ ููู ุฑุจ ุงูุนุงูู ูู.
๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ
๐น Materi Tematik BISA
๐ Pekan 3
๐ Empat Kewajiban Muslim dan Muslimah
Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, bahwa wajib bagi kita untuk mengetahui empat masalah yaitu:
1⃣. Ilmu, yaitu ilmu tentang ma'rifatullah (mengenal Allah) , ma'rifatunnabiyyihi (mengenal nabi-Nya), dan ma'rifatu diini (mengenal agama Islam) ini berdasarkan dalil2.
(Inilah ilmu yang paling utama yang wajib kita tuntut sebelum yang lainnya).
2⃣. Mengamalkan ilmu tersebut, yaitu mengamalkan konsekwensi dari ma'rifah ini, berupa iman kepada Allah, mengerjakan ketaatan kepada Allah yaitu dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, baik berupa ibadah2 khusus seperti shalat, puasa dan haji, maupun muta'addiyah, seperti amar ma'ruf nahi mungkar dan jihad fi sabilillah.
Amal adalah buah dari ilmu, barang siapa beramal tanpa ilmu berarti dia telah serupa dengan kaum Nasrani, dan barang siapa memiliki ilmu tapi tidak mengamalkan maka ia serupa dengan kaum Yahudi.
3⃣. Dakwah, yaitu mendakwahkan ilmu yang datang dari Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam dari syariat Allah ini dengan tiga atau empat tingkatan sebagaimana dalam firman Allah Annahl 125.
ุงุฏْุนُ ุฅَِٰูู ุณَุจِِูู ุฑَุจَِّู ุจِุงْูุญِْูู َุฉِ َูุงْูู َْูุนِุธَุฉِ ุงْูุญَุณََูุฉِ ۖ َูุฌَุงุฏُِْููู ْ ุจِุงَّูุชِู َِูู ุฃَุญْุณَู َ
"Serulah ke jalan Allah dengan hikmah, mau'idhoh hasanah dan bantahlah mereka dengan cara yang baik"
Adapun seorang dai hendaklah ia:
➡ Alim terhadap hukum2 syari
➡ Paham terhadap cara berdakwah, dan
➡ Mengetahui kondisi mad'u (orang yang didakwahi).
Adapun sarana dakwah seperti:
➡ khutbah, muhadhoroh, makalah2,halaqah ilmu, menyusun dan menyebarkan ilmu dengan mengarang kitab, dll.
Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib Radhiallahu'anhu,
ََูู ุงِّููู َูุฃَْู َْููุฏَِู ุงُّููู ุจَِู ุฑَุฌًُูุง َูุงุญِุฏًุง ุฎَْูุฑٌ ََูู ู ِْู ุญُู ْุฑِ ุงَّููุนَู ِ
"Demi Allah, sekiranya jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan (perantara)mu, itu lebih baik bagimu daripada seekor unta merah" Muttafaqun 'alaihi.
4⃣. Sabar yaitu bersabar ketika mencari ilmu, bersabar dalam mengamalkannya serta bersabar saat berdakwah dan banyak gangguan di dalamnya .
Dan penjelasan tentang keempat kewajiban muslim dan muslimah secara panjang lebar bukan disini tempatnya.
Semoga Allah senantiasa memberikan kepada kita ilmu yang bermanfaat dan amal shalih serta berkesempatan untuk andil dalam dakwah terhadap agama ini, serta senantiasa dikaruniai kesabaran di dalamnya. Wallahu waliyuttaufiq.
✒Tim BISA
๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ
๐ Pekan 3
๐ Empat Kewajiban Muslim dan Muslimah
Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, bahwa wajib bagi kita untuk mengetahui empat masalah yaitu:
1⃣. Ilmu, yaitu ilmu tentang ma'rifatullah (mengenal Allah) , ma'rifatunnabiyyihi (mengenal nabi-Nya), dan ma'rifatu diini (mengenal agama Islam) ini berdasarkan dalil2.
(Inilah ilmu yang paling utama yang wajib kita tuntut sebelum yang lainnya).
2⃣. Mengamalkan ilmu tersebut, yaitu mengamalkan konsekwensi dari ma'rifah ini, berupa iman kepada Allah, mengerjakan ketaatan kepada Allah yaitu dengan mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, baik berupa ibadah2 khusus seperti shalat, puasa dan haji, maupun muta'addiyah, seperti amar ma'ruf nahi mungkar dan jihad fi sabilillah.
Amal adalah buah dari ilmu, barang siapa beramal tanpa ilmu berarti dia telah serupa dengan kaum Nasrani, dan barang siapa memiliki ilmu tapi tidak mengamalkan maka ia serupa dengan kaum Yahudi.
3⃣. Dakwah, yaitu mendakwahkan ilmu yang datang dari Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam dari syariat Allah ini dengan tiga atau empat tingkatan sebagaimana dalam firman Allah Annahl 125.
ุงุฏْุนُ ุฅَِٰูู ุณَุจِِูู ุฑَุจَِّู ุจِุงْูุญِْูู َุฉِ َูุงْูู َْูุนِุธَุฉِ ุงْูุญَุณََูุฉِ ۖ َูุฌَุงุฏُِْููู ْ ุจِุงَّูุชِู َِูู ุฃَุญْุณَู َ
"Serulah ke jalan Allah dengan hikmah, mau'idhoh hasanah dan bantahlah mereka dengan cara yang baik"
Adapun seorang dai hendaklah ia:
➡ Alim terhadap hukum2 syari
➡ Paham terhadap cara berdakwah, dan
➡ Mengetahui kondisi mad'u (orang yang didakwahi).
Adapun sarana dakwah seperti:
➡ khutbah, muhadhoroh, makalah2,halaqah ilmu, menyusun dan menyebarkan ilmu dengan mengarang kitab, dll.
Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib Radhiallahu'anhu,
ََูู ุงِّููู َูุฃَْู َْููุฏَِู ุงُّููู ุจَِู ุฑَุฌًُูุง َูุงุญِุฏًุง ุฎَْูุฑٌ ََูู ู ِْู ุญُู ْุฑِ ุงَّููุนَู ِ
"Demi Allah, sekiranya jika Allah memberi petunjuk kepada seseorang dengan (perantara)mu, itu lebih baik bagimu daripada seekor unta merah" Muttafaqun 'alaihi.
4⃣. Sabar yaitu bersabar ketika mencari ilmu, bersabar dalam mengamalkannya serta bersabar saat berdakwah dan banyak gangguan di dalamnya .
Dan penjelasan tentang keempat kewajiban muslim dan muslimah secara panjang lebar bukan disini tempatnya.
Semoga Allah senantiasa memberikan kepada kita ilmu yang bermanfaat dan amal shalih serta berkesempatan untuk andil dalam dakwah terhadap agama ini, serta senantiasa dikaruniai kesabaran di dalamnya. Wallahu waliyuttaufiq.
✒Tim BISA
๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ๐ฅ
*ุจุณู
ุงّููู ุงูุฑุญู
ู ุงูุฑุญูู
*
๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ
1⃣. Yang dimaksud dengan *wazan* dan *mauzun*
๐ *Wazan*
Secara *bahasa*, bermakna timbangan, atau acuan atau rumus.
Secara *istilah* adalah *suatu rumus baku untuk setiap kata kerja yang menggunakan pola dengan kata َูุนََู.*
๐ *Mauzun* adalah *kata yang dibandingkan dan disandingkan dengan wazan*
⏩⏩Contohnya : َูุตَุฑَ adalah mauzun dari َูุนََู.
2⃣. Yang dimaksud dengan *tsulatsy mujarrad* adalah :
๐ก๐ก๐ก *Kata kerja yang tersusun dari 3 huruf asli tanpa adanya penambahan huruf apapun dari huruf aslinya.*
⏩⏩ Contohnya : ุนَِูู َ (telah mengetahui), atau َูุฑُู َ (telah mulia).
3⃣. Maksud dari rumus *"batu kali mana bisa turun sendiri"* atau *"aku yakin hanya dia untukku kini"* adalah :
๐๐๐๐Setiap kata dari dua kalimat tersebut mengandung/menunjukkan *pola pada setiap bab*.
๐Bab 1 di kata bAtU dan AkU (A - U),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf U adalah harokat dhommah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐กJadi pola bab 1 adalah َูุนََู - َْููุนُُู.
๐ Bab 2 di kata kAlI dan yAkIn (A - I),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf I adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 2 adalah َُูุนََู - َْููุนِู
๐ Bab 3 di kata mAnA dan hAnyA (A - A),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf A juga adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 3 adalah َُูุนََู - َْููุนَู
๐ Bab 4 di kata bIsA dan dIA (I - A),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf I adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 4 adalah َูุนَِู - َْููุนَُู
๐ Bab 5 di kata tUrUn dan untUkkU (U - U),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf U adalah harokat dhommah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf U juga adalah harokat dhommah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 5 adalah َูุนَُู - َْููุนُُู
๐ Bab 6 di kata sendIrI dan kInI (I - I),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf I adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf I juga adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 6 adalah َูุนَِู - َْููุนُِู
4⃣. Yang dimaksud dengan *tashrif*
➡️๐ Perubahan sebuah kata kerja menjadi bentuk-bentuk yang lain
5⃣. Apakah *semua Masdar* mengikuti *wazan "َูุนًْูุง"*?
๐๐▶️ Jawabannya adalah *TIDAK* karena isim mashdar *tidak termasuk dalam jenis qiyasiy* (memiliki wazan yang baku) *akan tetapi dia masuk ke dalam jenis sama'iy* (hanya dapat diketahui dari apa yang bangsa Arab gunakan dalam bahasa mereka sehari-hari).
6⃣. Bab 5 tsulatsy mujarrad memiliki *tashrif yang tidak lengkap*
๐๐๐ Karena ia termasuk ke dalam *golongan fi'il lazim* (intransitive), sehingga *tidak memiliki isim maf'ul*. Bab 5 terdiri dari kumpulan kata kerja mempunyai makna seperti kata sifat, misalnya ุญَุณَُู (baik/bagus).
7⃣. Yang dimaksud dengan *sifat musyabbahah*?
๐ป๐ก๐ก✏️ Bab 5 tidak memiliki isim fa'il, akan tetapi ia memiliki sifat musyabbahah. Dengan kata lain, sifat musyabbahah adalah istilah isim fa'il untuk bab 5.
➡️➡️➡️➡️ Berbeda dengan isim fa'il, sifat musyabbahah tidak memiliki rumus baku dan memiliki arti kata sifat.
๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ
*ุงูุญู ุฏ ููู .......*
๐๐ฅ๐๐ฅ๐๐ฅ๐๐ฅ๐๐ฅ
๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ๐น๐ฟ
1⃣. Yang dimaksud dengan *wazan* dan *mauzun*
๐ *Wazan*
Secara *bahasa*, bermakna timbangan, atau acuan atau rumus.
Secara *istilah* adalah *suatu rumus baku untuk setiap kata kerja yang menggunakan pola dengan kata َูุนََู.*
๐ *Mauzun* adalah *kata yang dibandingkan dan disandingkan dengan wazan*
⏩⏩Contohnya : َูุตَุฑَ adalah mauzun dari َูุนََู.
2⃣. Yang dimaksud dengan *tsulatsy mujarrad* adalah :
๐ก๐ก๐ก *Kata kerja yang tersusun dari 3 huruf asli tanpa adanya penambahan huruf apapun dari huruf aslinya.*
⏩⏩ Contohnya : ุนَِูู َ (telah mengetahui), atau َูุฑُู َ (telah mulia).
3⃣. Maksud dari rumus *"batu kali mana bisa turun sendiri"* atau *"aku yakin hanya dia untukku kini"* adalah :
๐๐๐๐Setiap kata dari dua kalimat tersebut mengandung/menunjukkan *pola pada setiap bab*.
๐Bab 1 di kata bAtU dan AkU (A - U),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf U adalah harokat dhommah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐กJadi pola bab 1 adalah َูุนََู - َْููุนُُู.
๐ Bab 2 di kata kAlI dan yAkIn (A - I),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf I adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 2 adalah َُูุนََู - َْููุนِู
๐ Bab 3 di kata mAnA dan hAnyA (A - A),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf A juga adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 3 adalah َُูุนََู - َْููุนَู
๐ Bab 4 di kata bIsA dan dIA (I - A),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf I adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf A adalah harokat fathah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 4 adalah َูุนَِู - َْููุนَُู
๐ Bab 5 di kata tUrUn dan untUkkU (U - U),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf U adalah harokat dhommah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf U juga adalah harokat dhommah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 5 adalah َูุนَُู - َْููุนُُู
๐ Bab 6 di kata sendIrI dan kInI (I - I),
๐ฏ️๐๐๐ maksudnya adalah huruf I adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il madhi. Dan huruf I juga adalah harokat kasrah pada huruf ุน di fi'il mudhori.
๐ก๐ก๐ก๐ก Jadi pola bab 6 adalah َูุนَِู - َْููุนُِู
4⃣. Yang dimaksud dengan *tashrif*
➡️๐ Perubahan sebuah kata kerja menjadi bentuk-bentuk yang lain
5⃣. Apakah *semua Masdar* mengikuti *wazan "َูุนًْูุง"*?
๐๐▶️ Jawabannya adalah *TIDAK* karena isim mashdar *tidak termasuk dalam jenis qiyasiy* (memiliki wazan yang baku) *akan tetapi dia masuk ke dalam jenis sama'iy* (hanya dapat diketahui dari apa yang bangsa Arab gunakan dalam bahasa mereka sehari-hari).
6⃣. Bab 5 tsulatsy mujarrad memiliki *tashrif yang tidak lengkap*
๐๐๐ Karena ia termasuk ke dalam *golongan fi'il lazim* (intransitive), sehingga *tidak memiliki isim maf'ul*. Bab 5 terdiri dari kumpulan kata kerja mempunyai makna seperti kata sifat, misalnya ุญَุณَُู (baik/bagus).
7⃣. Yang dimaksud dengan *sifat musyabbahah*?
๐ป๐ก๐ก✏️ Bab 5 tidak memiliki isim fa'il, akan tetapi ia memiliki sifat musyabbahah. Dengan kata lain, sifat musyabbahah adalah istilah isim fa'il untuk bab 5.
➡️➡️➡️➡️ Berbeda dengan isim fa'il, sifat musyabbahah tidak memiliki rumus baku dan memiliki arti kata sifat.
๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ๐๐ฑ
*ุงูุญู ุฏ ููู .......*
๐๐ฅ๐๐ฅ๐๐ฅ๐๐ฅ๐๐ฅ
๐น *Tematik pekan 1*
ุจุณู ุงููู ุงูุฑุญู ู ุงูุฑุญูู
๐Faidah Basmalah dan Maknanya๐
๐ทSegala perkara yang baik yang hendak kita kerjakan hendaknya kita awali dengan bacaan basmalah karena hal tersebut dalam rangka:
1⃣.Mengikuti al Quran ,karena Al Quran dimulai dgn basmalah
2⃣.Ittiba pada hadits nabi
ูู ุฃู ุฑ ุฐู ุจุงู ูุง ูุจุฏุฃ ุจุจุณู ุงููู ููู ุฃุจุชุฑ
"Setiap perkara yang penting yang tidak dimulai dengan basmalah maka ia terputus."
( As suyuthi di dlm kitab al jami'us shaghir dan diriwayatkn Al khatib dlm Al Jami')
3⃣.Mengikuti rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau memulai tulisan2nya dengan basmalah.
๐ทFaidah diawalkannya jar majrur(Bismillahi) daripada Arrahmanirrahiim.
1⃣.Untuk tabarruk(mengambil berkah) dengan memulai dengan nama Allah.
2⃣.Berfaidah pembatasan(yaitu hanya dengan nama Allah saja, bukan dengan nama selainNya) ,karena diawalkannya muta'alliq berfaidah hashr(pembatasan) .
๐ทAllah, Arrahman dan Arrahiim
๐นAllah adalah nama bagi dzat yang mengadakan segala sesuatu(Al baari) dan ia adalah nama yang diikuti oleh seluruh nama Allah.
๐นArrahman Salah satu nama dari nama2 Allah yang khusus bagi Allah, dan tidak boleh dipakai untuk selainNya.
Arrahman maknanya adalah yang disifati dengan rahmat yang luas, yakni rahmat bagi seluruh alam ini.
๐นArrahim dipakai untuk nama Allah dan selainNya.
Arrahim bermakna yang memiliki rahmat yang sampai pada hamba2Nya yang dikehendaki.
✒Tematik BISA
Refrensi : Disarikan dari Syarh Al Ushul Atsalatsah Li Syaikh Ibnu Utsaimin.
ุจุณู ุงููู ุงูุฑุญู ู ุงูุฑุญูู
๐Faidah Basmalah dan Maknanya๐
๐ทSegala perkara yang baik yang hendak kita kerjakan hendaknya kita awali dengan bacaan basmalah karena hal tersebut dalam rangka:
1⃣.Mengikuti al Quran ,karena Al Quran dimulai dgn basmalah
2⃣.Ittiba pada hadits nabi
ูู ุฃู ุฑ ุฐู ุจุงู ูุง ูุจุฏุฃ ุจุจุณู ุงููู ููู ุฃุจุชุฑ
"Setiap perkara yang penting yang tidak dimulai dengan basmalah maka ia terputus."
( As suyuthi di dlm kitab al jami'us shaghir dan diriwayatkn Al khatib dlm Al Jami')
3⃣.Mengikuti rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau memulai tulisan2nya dengan basmalah.
๐ทFaidah diawalkannya jar majrur(Bismillahi) daripada Arrahmanirrahiim.
1⃣.Untuk tabarruk(mengambil berkah) dengan memulai dengan nama Allah.
2⃣.Berfaidah pembatasan(yaitu hanya dengan nama Allah saja, bukan dengan nama selainNya) ,karena diawalkannya muta'alliq berfaidah hashr(pembatasan) .
๐ทAllah, Arrahman dan Arrahiim
๐นAllah adalah nama bagi dzat yang mengadakan segala sesuatu(Al baari) dan ia adalah nama yang diikuti oleh seluruh nama Allah.
๐นArrahman Salah satu nama dari nama2 Allah yang khusus bagi Allah, dan tidak boleh dipakai untuk selainNya.
Arrahman maknanya adalah yang disifati dengan rahmat yang luas, yakni rahmat bagi seluruh alam ini.
๐นArrahim dipakai untuk nama Allah dan selainNya.
Arrahim bermakna yang memiliki rahmat yang sampai pada hamba2Nya yang dikehendaki.
✒Tematik BISA
Refrensi : Disarikan dari Syarh Al Ushul Atsalatsah Li Syaikh Ibnu Utsaimin.
๐ Materi Tematik ๐
๐ Pendahuluan
๐นAdab-Adab Menuntut Ilmu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan tentang Islam, termasuk di dalamnya masalah adab. Seorang penuntut ilmu harus menghiasi dirinya dengan adab dan akhlak mulia. Dia harus mengamalkan ilmunya dengan menerapkan akhlak yang mulia, baik terhadap dirinya maupun kepada orang lain.
๐ Berikut diantara adab-adab yang selayaknya diperhatikan ketika seseorang menuntut ilmu syar’i.
1⃣ Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu
Seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah.
Orang yang menuntut ilmu bukan karena mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api neraka untuknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
2⃣ Rajin berdoa kepada Allah Ta’ala, memohon ilmu yang bermanfaat
Hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta selalu merasa butuh kepadaNya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk selalu memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan berlindung kepadaNya dari ilmu yang tidak bermanfaat.
3⃣ Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu
Dalam menuntut ilmu syar’i diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam barsabda, “ Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR. Al-Baihaqi)
4⃣ Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’ala
Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa Allah Ta’ala.
5⃣ Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.
Imam Mujahid mengatakan,
ูุงَ َูุชَุนََّูู ُ ุงْูุนِْูู َ ู ُุณْุชَุญٍْู َููุงَ ู ُุณْุชَْูุจِุฑٌ
“Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong” (HR. Bukhari secara muallaq)
6⃣ Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “… sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az-Zumar: 17-18)
7⃣ Diam ketika pelajaran disampaikan
Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Allah Ta’ala berfirman, “dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raaf: 204)
8⃣ Berusaha memahami ilmu syar’i yang disampaikan
Kiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di hadapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalaman. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
9⃣ Menghafalkan ilmu syar’i yang disampaikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya…” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Ta’ala agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang mendengar, memahami, menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka kita pun diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1⃣0⃣ Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan
Ketika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran dan poin-poin penting agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi pelajarannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah ilmu dengan tulisan” (HR. Ibnu ‘Abdil Barr)
1⃣1⃣ Mengamalkan ilmu syar’i yang telah dipelajari
Menuntut ilmu syar’i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _“Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia, namun membakar dirinya sendiri.” (HR Ath-Thabrani)_
๐ Tematik BISA
Referensi:
Disarikan dari berbagai sumber..
Jaahidna ... ✊✊✊
๐ Pendahuluan
๐นAdab-Adab Menuntut Ilmu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkan tentang Islam, termasuk di dalamnya masalah adab. Seorang penuntut ilmu harus menghiasi dirinya dengan adab dan akhlak mulia. Dia harus mengamalkan ilmunya dengan menerapkan akhlak yang mulia, baik terhadap dirinya maupun kepada orang lain.
๐ Berikut diantara adab-adab yang selayaknya diperhatikan ketika seseorang menuntut ilmu syar’i.
1⃣ Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu
Seseorang tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah.
Orang yang menuntut ilmu bukan karena mengharap wajah Allah termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api neraka untuknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad)
2⃣ Rajin berdoa kepada Allah Ta’ala, memohon ilmu yang bermanfaat
Hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta selalu merasa butuh kepadaNya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk selalu memohon ilmu yang bermanfaat kepada Allah Ta’ala dan berlindung kepadaNya dari ilmu yang tidak bermanfaat.
3⃣ Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu
Dalam menuntut ilmu syar’i diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam barsabda, “ Dua orang yang rakus yang tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah kenyang dengannya.” (HR. Al-Baihaqi)
4⃣ Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada Allah Ta’ala
Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang bermanfaat, bahkan dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan siksa Allah Ta’ala.
5⃣ Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dirinya.
Imam Mujahid mengatakan,
ูุงَ َูุชَุนََّูู ُ ุงْูุนِْูู َ ู ُุณْุชَุญٍْู َููุงَ ู ُุณْุชَْูุจِุฑٌ
“Dua orang yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong” (HR. Bukhari secara muallaq)
6⃣ Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh atau guru
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “… sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az-Zumar: 17-18)
7⃣ Diam ketika pelajaran disampaikan
Ketika belajar dan mengkaji ilmu syar’i tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat, tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syar’i yang disampaikan, tidak boleh ngobrol. Allah Ta’ala berfirman, “dan apabila dibacakan Al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raaf: 204)
8⃣ Berusaha memahami ilmu syar’i yang disampaikan
Kiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di hadapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang berpengalaman. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, mengulang pelajaran setelah kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
9⃣ Menghafalkan ilmu syar’i yang disampaikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar perkataanku, kemudian ia memahaminya, menghafalkannya, dan menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih faham daripadanya…” (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa kepada Allah Ta’ala agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang mendengar, memahami, menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka kita pun diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
1⃣0⃣ Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan
Ketika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran dan poin-poin penting agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi pelajarannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ikatlah ilmu dengan tulisan” (HR. Ibnu ‘Abdil Barr)
1⃣1⃣ Mengamalkan ilmu syar’i yang telah dipelajari
Menuntut ilmu syar’i bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian, barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _“Perumpamaan seorang alim yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia, namun membakar dirinya sendiri.” (HR Ath-Thabrani)_
๐ Tematik BISA
Referensi:
Disarikan dari berbagai sumber..
Jaahidna ... ✊✊✊
Latihan soal tashrif
๐ ฐ๐ *QS. An-Nisaa : 20-26* ๐
๐ َูุฅِْู ุฃَุฑَุฏุชُّู ُ ุงุณْุชِุจْุฏَุงَู ุฒَْูุฌٍ ู ََّูุงَู ุฒَْูุฌٍ َูุขุชَْูุชُู ْ ุฅِุญْุฏَุงَُّูู ِููุทَุงุฑًุง ََููุง ุชَุฃْุฎُุฐُูุง ู ُِْูู ุดَْูุฆًุง ۚ ุฃَุชَุฃْุฎُุฐَُُููู ุจُْูุชَุงًูุง َูุฅِุซْู ًุง ู ُّุจًِููุง (20)
1⃣▪ุงِุณْุชِุจْุฏَุงَู
๐ ุงِุณْุชَุจْุฏََู ~ َูุณْุชَุจْุฏُِู ~ ุงِุณْุชِุจْุฏَุงูุงً ~ ู ُุณْุชَุจْุฏٌِู ~ ู ُุณْุชَุจْุฏٌَู ~ ุงِุณْุชَุจْุฏِْู ~ َูุงุชَุณْุชَุจْุฏِْู
2⃣▪ู ُّุจًِููุง
๐ ุจَََّูู ~ ُูุจَُِّูู ~ ุชَุจًِْْูููุง ~ ู ُุจٌَِّูู/ู ُุจٌِْูู ~ ู ُุจٌََّูู ~ ุจَِّْูู ~ َูุง ุชُุจَِّْูู
3⃣▪ุฃَุชَุฃْุฎُุฐَُُููู
๐ ุฃَุฎَุฐَ ~ َูุฃَุฎُุฐُ ~ ุฃَุฎْุฐًุง ~ ุขุฎِุฐٌ ~ ู َุฃْุฎُْูุฐٌ ~ ุงُْูุฎُุฐْ/ ุฎُุฐْ ~ َูุงุชَุฃْุฎُุฐْ
4⃣▪ุจُْูุชَุงًูุง
๐ ๏บَ๏ปฌَ๏บَ ~ ๏ปณَ๏บْ๏ปฌَ๏บُ ~ ๏บَ๏ปฌْ๏บَ๏บً/๏บُ๏ปฌْ๏บَ๏บ๏ปงً๏บ ~ ๏บَ๏บ๏ปซِ๏บٌ ~ ๏ปฃَ๏บْ๏ปฌُ๏ปฎْ๏บٌ ~ ุงِุจَْูุชْ ~ َูุงุชَุจَْูุชْ
5⃣▪َูุฅِุซْู ًุง
๐ ุฃَุซِู َ ~ َูุฃْุซَู ُ ~ ุฃَุซَู ًุง/ุฅِุซْู ًุง/ุฃَุซَุงู ًุง/ู َุฃْุซَู ًุง ~ ุขุซِู ٌ/ุฃَุซِْูู ٌ/ุฃَุซَّุงู ٌ/ุฃُุซُْูู ٌ ~ ู َุฃْุซُْูู ٌ ~ ุงِْูุซَู ْ ~ َูุงุชَุฃْุซَู ْ
๐ َََْูููู ุชَุฃْุฎُุฐَُُููู ََููุฏْ ุฃَْูุถَٰู ุจَุนْุถُُูู ْ ุฅَِٰูู ุจَุนْุถٍ َูุฃَุฎَุฐَْู ู ُِููู ู ِّูุซَุงًูุง ุบَِููุธًุง (21)
▪ุชَุฃْุฎُุฐَُُููู
๐ ุฃَุฎَุฐَ ~ َูุฃْุฎُุฐُ ๐
๐กsudah ditasrif 3⃣
▪ุฃَุฎَุฐَْู
๐ ุฃَุฎَุฐَ ~ َูุฃْุฎُุฐُ ๐
๐กsudah ditasrif 3⃣
๐▪ุบَِููุธًุง
๐ ุบَُูุธَ ~ َูุบُْูุธُ ~ ุบِูุงَุธَุฉً/ุบَِูุธًุง/ุบِْูุธَุฉً ~ ุบِููุธٌ
๐ ََููุง ุชَِููุญُูุง ู َุง ََููุญَ ุขุจَุงุคُُูู ู َِّู ุงِّููุณَุงุกِ ุฅَِّูุง ู َุง َูุฏْ ุณَََูู ۚ ุฅَُِّูู َูุงَู َูุงุญِุดَุฉً َูู َْูุชًุง َูุณَุงุกَ ุณَุจًِููุง (22)
6⃣▪ุชَِููุญُูุง
๐ ََููุญَ ~ َِูููุญُ ~ َِููุงุญًุง ~ َูุงِูุญٌ ~ ู َُْْูููุญٌ ~ ุงِِْููุญْ ~ َูุงุชَِْููุญْ
▪ََููุญَ
๐ ََููุญَ ~ َِูููุญُ ๐
๐กsudah ditasrif 6⃣
7⃣▪ุณَََูู
๐ ุณَََูู ~ َูุณُُْูู ~ ุณًََููุง / ุณًُُْูููุง ~ ุณَุงٌِูู ~ ู َุณٌُْْููู ~ ุงُุณُْْูู ~ َูุงุชَุณُْْูู
8⃣▪َูุงุญِุดَุฉً
๐َูุญَุดَ ~ َْููุญُุดُ ~ ُูุญْุดًุง ~ َูุงุญِุดٌ ~ ู َْูุญُْูุดٌ ~ ุงُْูุญُุดْ ~ َูุงุชَْูุญُุดْ
๐ َูุญُุดَ ~ َููุญُุดُ ~ ُูุญْุดًุง / َูุญَุงุดَุฉً
9⃣▪َูู َْูุชًุง
๐ ู ََูุชَ ~ َูู ُْูุชُ ~ ู َْูุชًุง ~ ู َุงِูุชٌ ~ ู َู ُْْููุชٌ ~ ุงُู ُْูุชْ ~ َูุงุชَู ُْูุชْ
๐ ู َُูุชَ ~ َูู ُْูุชُ ~ ู ََูุงุชَุฉً ~ ู َِْููุชٌ
๐ ุญُุฑِّู َุชْ ุนََُْูููู ْ ุฃُู ََّูุงุชُُูู ْ َูุจََูุงุชُُูู ْ َูุฃَุฎََูุงุชُُูู ْ َูุนَู َّุงุชُُูู ْ َูุฎَุงَูุงุชُُูู ْ َูุจََูุงุชُ ุงْูุฃَุฎِ َูุจََูุงุชُ ุงْูุฃُุฎْุชِ َูุฃُู ََّูุงุชُُูู ُ ุงَّููุงุชِู ุฃَุฑْุถَุนَُْููู ْ َูุฃَุฎََูุงุชُُูู ู َِّู ุงูุฑَّุถَุงุนَุฉِ َูุฃُู ََّูุงุชُ ِูุณَุงุฆُِูู ْ َูุฑَุจَุงุฆِุจُُูู ُ ุงَّููุงุชِู ِูู ุญُุฌُูุฑُِูู ู ِّู ِّูุณَุงุฆُِูู ُ ุงَّููุงุชِู ุฏَุฎَْูุชُู ุจَِِّูู َูุฅِู َّูู ْ ุชَُُููููุง ุฏَุฎَْูุชُู ุจَِِّูู ََููุง ุฌَُูุงุญَ ุนََُْูููู ْ َูุญََูุงุฆُِู ุฃَุจَْูุงุฆُِูู ُ ุงَّูุฐَِูู ู ِْู ุฃَุตَْูุงุจُِูู ْ َูุฃَู ุชَุฌْู َุนُูุง ุจََْูู ุงْูุฃُุฎْุชَِْูู ุฅَِّูุง ู َุง َูุฏْ ุณَََูู ۗ ุฅَِّู ุงََّููู َูุงَู ุบَُููุฑًุง ุฑَّุญِูู ًุง (23)
๐▪ุญُุฑِّู َุชْ
๐ ุญَุฑَّู َ ~ ُูุญَุฑِّู ُ ~ ุชَุญْุฑِْูู ًุง ~ ู ُุญَุฑِّู ٌ ~ ู ُุญَุฑَّู ٌ ~ ุญَุฑِّู ْ ~ َูุงุชُุญَุฑِّู ْ
1⃣1⃣▪ุฃَุฑْุถَุนَُْููู ْ
๐ ุฃَุฑْุถَุนَ ~ ُูุฑْุถِุนُ ~ ุฅِุฑْุถَุงุนًุง ~ ู ُุฑْุถِุนٌ / ู ُุฑْุถِุนَุฉٌ ~ ู ُุฑْุถَุนٌ ~ ุฃَุฑْุถِุนْ ~ َูุงุชُุฑْุถِุนْ
2⃣1⃣▪ุงูุฑَّุถَุงุนَุฉِ
๐ ุฑَุถَุนَ ~ َูุฑْุถَุนُ / َูุฑْุถِุนُ ~ ุฑِุถَุงุนَุฉً / ุฑَุถَุงุนَุฉً / ุฑَุถْุนًุง / ุฑَุถَุงุนًุง / ุฑِุถَุงุนًุง ~ ุฑَุงุถِุนٌ ~ ู َุฑْุถُْูุนٌ ~ ุงِุฑْุถَุนْ / ุงِุฑْุถِุนْ ~ َูุงุชَุฑْุถَุนْ / َูุงุชَุฑْุถِุนْ
3⃣1⃣▪ุฏَุฎَْูุชُู
๐ ุฏَุฎََู ~ َูุฏْุฎُُู ~ ุฏُุฎُْููุงً ~ ุฏَุงุฎٌِู ~ ู َุฏْุฎُُْูู ~ ุงُุฏْุฎُْู ~ َูุงุชَุฏْุฎُْู
4⃣1⃣▪ุชَุฌْู َุนُูุง
๐ ุฌَู َุนَ ~ َูุฌْู َุนُ ~ ุฌَู ْุนًุง ~ ุฌَุงู ِุนٌ / ุฌَู ُูุนٌ ~ ู َุฌْู ُْูุนٌ ~ ุงِุฌْู َุนْ ~ َูุงุชَุฌْู َุนْ
▪ุณَََูู
๐ ุณَََูู ~ َูุณُُْูู ๐
๐กsudah ditasrif 7⃣
๐ َูุงْูู ُุญْุตََูุงุชُ ู َِู ุงِّููุณَุงุกِ ุฅَِّูุง ู َุง ู َََููุชْ ุฃَْูู َุงُُููู ْ ۖ ِูุชَุงุจَ ุงَِّููู ุนََُْูููู ْ ۚ َูุฃُุญَِّู َُููู ู َّุง َูุฑَุงุกَ ุฐَُِٰููู ْ ุฃَู ุชَุจْุชَุบُูุง ุจِุฃَู َْูุงُِููู ู ُّุญْุตَِِููู ุบَْูุฑَ ู ُุณَุงِูุญَِูู ۚ َูู َุง ุงุณْุชَู ْุชَุนْุชُู ุจِِู ู َُِّْููู َูุขุชَُُّููู ุฃُุฌُูุฑََُّูู َูุฑِูุถَุฉً ۚ ََููุง ุฌَُูุงุญَ ุนََُْูููู ْ ِููู َุง ุชَุฑَุงุถَْูุชُู ุจِِู ู ِู ุจَุนْุฏِ ุงَْููุฑِูุถَุฉِ ۚ ุฅَِّู ุงََّููู َูุงَู ุนَِููู ًุง ุญَِููู ًุง (24)
5⃣1⃣▪َูุงْูู ُุญْุตََูุงุชُ
๐ ุฃَุญْุตََู ~ ُูุญْุตُِู ~ ุฅِุญْุตَุงًูุง ~ ู ُุญْุตٌِู ~ ู ُุญْุตٌَู ~ ุฃَุญْุตِْู ~ َูุง ุชُุญْุตِْู
6⃣1⃣▪ู َََููุชْ
๐ ู َََูู ~ َูู ُِْูู ~ ู ًُْููุง/ู ًََููุง/ู َู َُْููุฉً ~ ู َุงٌِูู ~ ู َู ٌُْْููู ~ ุงِู ِْْูู ~ َูุงุชَู ِْْูู
7⃣1⃣▪ِูุชَุงุจَ
๐ َูุชَุจَ ~ َْููุชُุจُ ~ ِูุชَุงุจَุฉً / ِูุชَุงุจًุง / َูุชْุจًุง ~ َูุงุชِุจٌ ~ ู َْูุชُْูุจٌ ~ ุงُْูุชُุจْ ~ َูุงุชَْูุชُุจْ
▪ู ُّุญْุตَِِููู
๐ ุฃَุญْุตََู ~ ُูุญْุตُِู ๐
๐กsudah ditasrif 1⃣5⃣
8⃣1⃣▪ู ُุณَุงِูุญَِูู
๐ ุณَุงَูุญَ ~ ُูุณَุงِูุญُ ~ ู ُุณَุงَูุญَุฉً ~ ู ُุณَุงِูุญٌ ~ ู ُุณَุงَูุญٌ ~ ุณَุงِูุญْ ~ َูุงุชُุณَุงِูุญْ
9⃣1⃣▪ุงุณْุชَู ْุชَุนْุชُู
๐ ุงِุณْุชَู ْุชَุนَ ~ َูุณْุชَู ْุชِุนُ ~ ุงِุณْุชِู ْุชَุงุนًุง ~ ู ُุณْุชَู ْุชِุนٌ ~ ู ُุณْุชَู ْุชَุนٌ ~ ุงِุณْุชَู ْุชِุนْ ~ َูุงุชَุณْุชَู ْุชِุนْ
0⃣2⃣▪ุฃُุฌُูุฑََُّูู
๐ ุฃَุฌَุฑَ ~ َูุฃْุฌُุฑُ ~ ุฃَุฌْุฑًุง / ุฅِุฌَุงุฑًุง / ุฃُุฌُูุฑًุง ~ ุขุฌِุฑٌ ~ ู َุฃْุฌُْูุฑٌ ~ ุงُْูุฌُุฑْ (ุฌُุฑْ) ~ َูุง ุชَุฃْุฌُุฑْ
๐ ุฃَุฌَุฑَ ~ َูุฃْุฌِุฑُ ~ ุฃَุฌْุฑًุง / ุฅِุฌَุงุฑًุง / ุฃُุฌُูุฑًุง ~ ุขุฌِุฑٌ ~ ู َุฃْุฌُْูุฑٌ ~ ุงِْูุฌِุฑْ (ุฌِุฑْ) ~ َูุง ุชَุฃْุฌِุฑْ
๐ َูู َู َّูู ْ َูุณْุชَุทِุนْ ู ُِููู ْ ุทًَْููุง ุฃَู َِูููุญَ ุงْูู ُุญْุตََูุงุชِ ุงْูู ُุคْู َِูุงุชِ َูู ِู ู َّุง ู َََููุชْ ุฃَْูู َุงُُููู ู ِّู َูุชََูุงุชُِูู ُ ุงْูู ُุคْู َِูุงุชِ ۚ َูุงَُّููู ุฃَุนَْูู ُ ุจِุฅِูู َุงُِููู ۚ ุจَุนْุถُُูู ู ِّู ุจَุนْุถٍ ۚ َูุงِููุญَُُّููู ุจِุฅِุฐِْู ุฃََِِّْูููู َูุขุชَُُّููู ุฃُุฌُูุฑََُّูู ุจِุงْูู َุนْุฑُِูู ู ُุญْุตََูุงุชٍ ุบَْูุฑَ ู ُุณَุงِูุญَุงุชٍ ََููุง ู ُุชَّุฎِุฐَุงุชِ ุฃَุฎْุฏَุงٍู ۚ َูุฅِุฐَุง ุฃُุญْุตَِّู َูุฅِْู ุฃَุชََْูู ุจَِูุงุญِุดَุฉٍ َูุนَََِّْูููู ِูุตُْู ู َุง ุนََูู ุงْูู ُุญْุตََูุงุชِ ู َِู ุงْูุนَุฐَุงุจِ ۚ ุฐََِٰูู ِูู َْู ุฎَุดَِู ุงْูุนََูุชَ ู ُِููู ْ ۚ َูุฃَู ุชَุตْุจِุฑُูุง ุฎَْูุฑٌ َُّููู ْ ۗ َูุงَُّููู ุบَُููุฑٌ ุฑَّุญِูู ٌ (25)
▪َِูููุญَ
๐ ََููุญَ ~ َِูููุญُ ๐
๐กsudah ditasrif 6⃣
▪ุงْูู ُุญْุตََูุงุชِ
๐ ุฃَุญْุตََู ~ ُูุญْุตُِู ๐
๐กsudah ditasrif 1⃣5⃣
1⃣2⃣▪ุงْูู ُุคْู َِูุงุชِ
๐ ุขู ََู ~ ُูุคْู ُِู ~ ุฅِْูู َุงًูุง ~ ู ُุคْู ٌِู ~ ู ُุคْู ٌَู ~ ุขู ِْู ~ َูุงุชُุคْู ِْู
ู َََููุชْ
๐ ู َََูู ~ َูู ِْูู ๐
๐กsudah ditasrif 1⃣6⃣
▪ุงْูู ُุคْู َِูุงุชِ
๐ ุขู ََู ~ ُูุคْู ِู ๐
๐กsudah ditasrif 2⃣1⃣
▪ุจِุฅِูู َุงُِููู
๐ ุขู ََู ~ ُูุคْู ِู ๐
๐กsudah ditasrif 2⃣1⃣
▪َูุงِููุญَُُّููู
๐ ََููุญَ ~ َِูููุญُ ๐
๐กsudah ditasrif 6⃣
2⃣2⃣▪ุจِุฅِุฐِْู
๐ ุฃَุฐَِู ~ َูุฃْุฐَُู ~ ุฅِุฐًْูุง /ุฃَุฐًْูุง ~ ุขุฐٌِู ~ ู َุฃْุฐٌُْูู ~ ุงِْูุฐَْู ~ َูุงุชَุฃْุฐَْู
▪ุฃُุฌُูุฑََُّูู
๐ ุฃَุฌَุฑَ ~ َูุฃْุฌُุฑُ/َูุฃْุฌِุฑُ ๐
๐กsudah ditasrif 2⃣0⃣
3⃣2⃣▪ุจِุงْูู َุนْุฑُِูู
๐ ุนَุฑََู ~ َูุนْุฑُُู ~ ุนَุฑَุงَูุฉً ~ ุนَุงุฑٌِู ~ ู َุนْุฑٌُْูู ~ ุงُุนْุฑُْู ~ َูุงุชَุนْุฑُْู
๐ ุนَุฑََู ~ َูุนْุฑُِู ~ ุนِุฑَْูุงًูุง/ู َุนْุฑَِูุฉً ~ ุนَุงุฑٌِู ~ ู َุนْุฑٌُْูู ~ ุงِุนْุฑِْู ~ َูุงุชَุนْุฑِْู
▪ู ُุญْุตََูุงุชٍ
๐ ุฃَุญْุตََู ~ ُูุญْุตُِู ๐
๐กsudah ditasrif 1⃣5⃣
▪ู ُุณَุงِูุญَุงุชٍ
๐ ุณَุงَูุญَ ~ ُูุณَุงِูุญُ ๐
๐กsudah ditasrif 1⃣8⃣
4⃣2⃣▪ู ُุชَّุฎِุฐَุงุชِ
๐ ุงِุชَّุฎَุฐَ ~ َูุชَّุฎِุฐُ ~ ุงِุชِّุฎَุงุฐًุง ~ ู ُุชَّุฎِุฐٌ ~ ู ُุชَّุฎَุฐٌ ~ ุงِุชَّุฎِุฐْ ~ َูุงุชَุชَّุฎِุฐْ
▪ุจَِูุงุญِุดَุฉٍ
๐ َูุญَุดَ/َูุญُุดَ ~ َููุญُุดُ ๐
๐กsudah ditasrif 8⃣
▪ุงْูู ُุญْุตََูุงุชِ
๐ ุฃَุญْุตََู ~ ُูุญْุตُِู ๐
๐กsudah ditasrif 1⃣5⃣
5⃣2⃣▪ุงْูุนََูุชَ
๐ ุนَِูุชَ ~ َูุนَْูุชُ ~ ุนَِูุชًุง/ุนََูุชًุง ~ ุนَุงِูุชٌ - ู َุนُْْููุชٌ - ุงِุนَْูุชْ ~ َูุงุชَุนَْูุชْ
6⃣2⃣▪ุชَุตْุจِุฑُูุง
๐ ุตَุจَุฑَ ~ َูุตْุจِุฑُ ~ ุตَุจْุฑًุง ~ ุตَุงุจِุฑٌ ~ ู َุตْุจُْูุฑٌ ~ ุงِุตْุจِุฑْ ~ َูุงุชَุตْุจِุฑْ
๐ ُูุฑِูุฏُ ุงَُّููู ُِููุจََِّูู َُููู ْ ََْูููุฏَُِููู ْ ุณََُูู ุงَّูุฐَِูู ู ِู َูุจُِْููู ْ ََููุชُูุจَ ุนََُْูููู ْ ۗ َูุงَُّููู ุนَِููู ٌ ุญَِููู ٌ (26)
ُِููุจََِّูู
๐ ุจَََّูู ~ ُูุจَُِّูู ๐
๐ก sudah ditasrif 2⃣
๐ ฑ *_Tashrif Acak_* ๐
1⃣ ( ุฃุตَْูุญَ - ُูุตِْูุญُ ) memperbaiki, mengembalikan, memugar, mengoreksi
๐ _Bab 3 tsulasty mazid_
๐ *Tasrif Istilahiy*
๐กุฃَุตَْูุญَ ~ ُูุตِْูุญُ ~ ุฅِุตَْูุงุญًุง ~ ู ُุตِْูุญٌ~ ู ُุตَْูุญٌ ~ ุฃَุตِْูุญْ ~ َูุงุชُุตِْูุญْ
๐ *Tasrif lughowi*
๐ก *_madhi_*
⬅ ุฃَุตَْูุญَ ~ ุฃَุตَْูุญَุง ~ ุฃَุตَْูุญُْูุง ~ ุฃَุตَْูุญَุชْ ~ ุฃَุตَْูุญَุชَุง ~ ุฃَุตَْูุญَْู ~ ุฃَุตَْูุญْุชَ ~ ุฃَุตَْูุญْุชُู َุง ~ ุฃَุตَْูุญْุชُู ْ ~ ุฃَุตَْูุญْุชِ ~ ุฃَุตَْูุญْุชُู َุง ~ ุฃَุตَْูุญْุชَُّู ~ ุฃَุตَْูุญْุชُ ~ ุฃَุตَْูุญَْูุง
๐ก *_mudhari_*
⬅ ُูุตِْูุญُ ~ ُูุตِْูุญَุงِู ~ ُูุตِْูุญَُْูู ~ ุชُุตِْูุญُ ~ ุชُุตِْูุญَุงِู ~ ُูุตِْูุญَْู ~ ุชُุตِْูุญُ ~ ุชُุตِْูุญَุงِู ~ ุชُุตِْูุญَُْูู ~ ุชُุตِْูุญَِْูู ~ ุชُุตِْูุญَุงِู ~ ุชُุตِْูุญَْู ~ ุฃُุตِْูุญُ ~ ُูุตِْูุญُ
๐ก *_masdar_*
⬅ ุฅِุตَْูุงุญًุง
๐ก *_isim fail_*
⬅ ู ُุตِْูุญٌ ~ ู ُุตِْูุญَุงِู / ู ُุตِْูุญَِْูู ~ ู ُุตِْูุญَُْูู / ู ُุตِْูุญَِْูู ~ ู ُุตِْูุญَุฉٌ ~ ู ُุตِْูุญَุชَุงِู / ู ُุตِْูุญَุชَِْูู ~ ู ُุตِْูุญَุงุชٌ
๐ก *_isim maf'ul_*
⬅ ู ُุตَْูุญٌ ~ ู ُุตَْูุญَุงِู / ู ُุตَْูุญَِْูู ~ ู ُุตَْูุญَُْูู / ู ُุตَْูุญَِْูู ~ ู ُุตَْูุญَุฉٌ ~ ู ُุตَْูุญَุชَุงِู / ู ُุตَْูุญَุชَِْูู ~ ู ُุตَْูุญَุงุชٌ
๐ก *_fi'il amar_*
⬅ ุฃَุตِْูุญْ ~ ุฃَุตِْูุญَุง ~ ุฃَุตِْูุญُْูุง ~ ุฃَุตِْูุญِْู ~ ุฃَุตِْูุญَุง ~ ุฃَุตِْูุญَْู
๐ก *_fi'il nahyi_*
⬅ َูุงุชُุตِْูุญْ ~ َูุงุชُุตِْูุญَุง ~ َูุงุชُุตِْูุญُْูุง ~ َูุงุชُุตِْูุญِْู ~ َูุงุชُุตِْูุญَุง ~ َูุงุชُุตِْูุญَْู
2⃣ ( ู َุฒَุญَ - َูู ْุฒَุญُ ) berkelakar, berolok-olok, bercanda, berguyon, berseloroh, mempermainkan, mengelabui
๐ _Bab 3 tsulasty mujarrod_
๐ *Tasrif Istilahy*
๐กู َุฒَุญَ ~ َูู ْุฒَุญُ ~ ู َุฒْุญًุง / ู ُุฒَุงุญًุง ~ ู َุงุฒِุญٌ ~ ู َู ْุฒُْูุญٌ ~ ุงِู ْุฒَุญْ ~ َูุงุชَู ْุฒَุญْ
๐ *Tasrif lughowi*
๐ก *_madhi_*
⬅ ู َุฒَุญَ ~ ู َุฒَุญَุง ~ ู َุฒَุญُْูุง ~ ู َุฒَุญَุชْ ~ ู َุฒَุญَุชَุง ~ ู َุฒَุญَْู ~ ู َุฒَุญْุชَ ~ ู َุฒَุญْุชُู َุง ~ ู َุฒَุญْุชُู ْ ~ ู َุฒَุญْุชِ ~ ู َุฒَุญْุชُู َุง ~ ู َุฒَุญْุชَُّู ~ ู َุฒَุญْุชُ ~ ู َุฒَุญَْู
๐ก *_mudhari_*
⬅ َูู ْุฒَุญُ ~ َูู ْุฒَุญَุงِู ~ َูู ْุฒَุญَُْูู ~ ุชَู ْุฒَุญُ ~ ุชَู ْุฒَุญَุงِู ~ َูู ْุฒَุญَْู ~ ุชَู ْุฒَุญُ ~ ุชَู ْุฒَุญَุงِู ~ ุชَู ْุฒَุญَُْูู ~ ุชَู ْุฒَุญَِْูู ~ ุชَู ْุฒَุญَุงِู ~ ุชَู ْุฒَุญَْู ~ ุฃَู ْุฒَุฎُ ~ َูู ْุฒَุญُ
๐ก *_masdar_*
⬅ ู َุฒْุญًุง / ู ُุฒَุงุญًุง
๐ก *_isim fail_*
⬅ ู َุงุฒِุญٌ ~ ู َุงุฒِุญَุงِู / ู َุงุฒِุญَِْูู ~ ู َุงุฒِุญَُْูู / ู َุงุฒِุญَِْูู ~ ู َุงุฒِุญَุฉٌ ~ ู َุงุฒِุญَุชَุงِู / ู َุงุฒِุญَุชَِْูู ~ ู َุงุฒِุญَุงุชٌ
๐ก *_isim maf'ul_*
⬅ ู َู ْุฒُْูุญٌ ~ ู َู ْุฒُْูุญَุงِู / ู َู ْุฒُْูุญَِْูู ~ ู َู ْุฒُْูุญَُْูู / ู َู ْุฒُْูุญَِْูู ~ ู َู ْุฒُْูุญَุฉٌ ~ ู َู ْุฒُْูุญَุชَุงِู / ู َู ْุฒُْูุญَุชَِْูู ~ ู َู ْุฒُْูุญَุงุชٌ
๐ก *_fi'il amar_*
⬅ ุงِู ْุฒَุญْ ~ ุงِู ْุฒَุญَุง ~ ุงِู ْุฒَุญُْูุง ~ ุงِู ْุฒَุญِْู ~ ุงِู ْุฒَุญَุง ~ ุงِู ْุฒَุญَْู
๐ก *_fi'il nahyi_*
⬅ َูุงุชَู ْุฒَุญْ ~ َูุงุชَู ْุฒَุญَุง ~ َูุงุชَู ْุฒَุญُْูุง ~ َูุงุชَู ْุฒَุญِْู ~ َูุงุชَู ْุฒَุญَุง ~ َูุงุชَู ْุฒَุญَْู
3⃣ ( ุตَุนِุฏَ - َูุตْุนَุฏُ ) mendaki, memanjat, menaiki, bertambah tinggi, meningkat
๐ _Bab 4 tsulasty mujarrod_
๐ *Tasrif Istilahy*
๐กุตَุนِุฏَ ~ َูุตْุนَุฏُ ~ ุตُุนُูุฏًุง ~ ุตَุงุนِุฏٌ ~ ู َุตْุนُْูุฏٌ ~ ุงِุตْุนَุฏْ ~ َูุงุชَุตْุนَุฏْ
๐ *Tasrif lughowi*
๐ก *_madhi_*
⬅ ุตَุนِุฏَ ~ ุตَุนِุฏَุง ~ ุตَุนِุฏُْูุง ~ ุตَุนِุฏَุชْ ~ ุตَุนِุฏَุชَุง ~ ุตَุนِุฏَْู ~ ุตَุนِุฏْุชَ ~ ุตَุนِุฏْุชُู َุง ~ ุตَุนِุฏْุชُู ْ ~ ุตَุนِุฏْุชِ ~ ุตَุนِุฏْุชُู َุง ~ ุตَุนِุฏْุชَُّู ~ ุตَุนِุฏْุชُ ~ ุตَุนِุฏَْูุง
๐ก *_mudhari_*
⬅ َูุตْุนَุฏُ ~ َูุตْุนَุฏَุงِู ~ َูุตْุนَุฏَُْูู ~ ุชَุตْุนَุฏُ ~ ุชَุตْุนَุฏَุงِู ~ َูุตْุนَุฏَْู ~ ุชَุตْุนَุฏُ ~ ุชَุตْุนَุฏَุงِู ~ ุชَุตْุนَุฏَُْูู ~ ุชَุตْุนَุฏَِْูู ~ ุชَุตْุนَุฏَุงِู ~ ุชَุตْุนَุฏَْู ~ ุฃَุตْุนَุฏُ ~ َูุตْุนَุฏُ
๐ก *_masdar_*
⬅ ุตُุนُูุฏًุง
๐ก *_isim fail_*
⬅ ุตَุงุนِุฏٌ ~ ุตَุงุนِุฏَุงِู / ุตَุงุนِุฏَِْูู ~ ุตَุงุนِุฏَُْูู / ุตَุงุนِุฏَِْูู ~ ุตَุงุนِุฏَุฉٌ ~ ุตَุงุนِุฏَุชَุงِู / ุตَุงุนِุฏَุชَِْูู ~ ุตَุงุนِุฏَุงุชٌ
๐ก *_isim maf'ul_*
⬅ ู َุตْุนُْูุฏٌ ~ ู َุตْุนُْูุฏَุงِู / ู َุตْุนُْูุฏَِْูู ~ ู َุตْุนُْูุฏَُْูู / ู َุตْุนُْูุฏَِْูู ~ ู َุตْุนُْูุฏَุฉٌ ~ ู َุตْุนُْูุฏَุชَุงِู / ู َุตْุนُْูุฏَุชَِْูู ~ ู َุตْุนُْูุฏَุงุชٌ
๐ก *_fi'il amar_*
⬅ ุงِุตْุนَุฏْ ~ ุงِุตْุนَุฏَุง ~ ุงِุตْุนَุฏُْูุง ~ ุงِุตْุนَุฏِْู ~ ุงِุตْุนَุฏَุง ~ ุงِุตْุนَุฏَْู
*_fi'il nahyi_*
⬅ َูุงุชَุตْุนَุฏْ ~ َูุงุชَุตْุนَุฏَุง ~ َูุงุชَุตْุนَุฏُْูุง ~ َูุงุชَุตْุนَุฏِْู ~ َูุงุชَุตْุนَุฏَุง ~ َูุงุชَุตْุนَุฏَْู
๐✨✨✨✨✨✨✨✨✨๐
๐ธ *PEMENANG KUBIS PEKAN 5 PERIODE 2* ๐ธ
~.....................................................~
_Selamat kepada :_
๐ฅ *Nurul Husna*
๐ฑ *Kelas 32.43 Akhawaat*
Yang telah berhasil menjawab soal KUBIS dengan CEPAT dan BENAR dalam waktu
*_19 MENIT !!!_*
ุจุงุฑู ุงّٰููู ูููุง ๐
๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ
___________________________________
⚠ Silakan tashrif surah *Al Insaan (76) Ayat 23-24.*
Temukan *_4 (empat) kata_* yang bisa ditashrif. Bisa dalam bentuk fiil, mashdar, isim fa'il, ataukah isim maf'ul. Tugas antum menentukan fiil madhinya (kembalikan ke dhamir ูู) kemudian *_tashrif isthilahiy_*❗
๐ณ *(ูขูฃ). ุฅَِّูุง َูุญُْู َูุฒََّْููุง ุนَََْููู ุงُْููุฑْุขَู ุชَْูุฒًِْููุง*
1⃣ *َูุฒََّْููุง --> َูุฒََّู*
*َูุฒََّู - َُููุฒُِّู - ุชَْูุฒًِْููููุง - ู َُูุฒٌِّู - ู َُููุฒٌَّู - َูููุฒِّْู - َูุง ุชَُูุฒِّْู*
2⃣ *ุงُْููุฑْุขَู --» َูุฑَุฃَ*
*َูุฑَุฃَ - َْููุฑَุฃُ - ُูุฑْุขًููุง / ِูุฑَุงุฆَุฉً - َูููุงุฑِุฆٌ - ู َْูุฑُْูุกٌ - ุงِْูุฑَุฃْ - ูุงَ ุชَْูุฑَุฃْ*
๐ท *ุชَْูุฒًِْููุง --» َูุฒََّู*
❕ Sudah ditashrif pada nomor 1.
๐ณ *(ูขูค). َูุงุตْุจِุฑْ ِูุญُْูู ِ ุฑَุจَِّู ََููุง ุชُุทِุนْ ู ُِْููู ْ ุขุซِู ًุง ุฃَْู َُْูููุฑًุง*
3⃣ *ุงِุตْุจِุฑْ --» ุตَุจَุฑَ*
*ุตَุจَุฑَ - َููุตْุจِุฑُ - ุตَุจْุฑًุง - ุตَููุงุจِุฑٌ - ู َุตْุจُْูุฑٌ - ุงِุตْุจِุฑْ - َูุง ุชَุตْุจِุฑْ*
4⃣ *ِูุญُْูู ِ --» ุญََูู َ*
*ุญََูู َ - َูุญُْูู ُ - ุญُْูู ًููุง / ุญٌُْููู َููุฉً - ุญَูุงِูู ٌ - ู َุญُْْูููู ٌ - ุงُุญُْูู ْ - َูุง ุชَุญُْูู ْ*
5⃣ *ุขุซِู ًุง --» ุฃَุซِู َ*
*ุฃَุซِู َ - َูููุฃْุซَู ُ - ุฅِุซْู ًูุง / ุฃَุซَูุงู ًุง / ู َุฃْุซَู ًุง -ุกَุงุซِู ٌ /ุขุซِู ٌ - ู َูุฃْุซُْูู ٌ - ุงِุฆْุซَู ْ - َูุง ุชَุฃْุซَู ْ*
๐ *َُْูููุฑًุง --» ََููุฑَ*
*ََูููุฑَ - َُْูููุฑُ - ُْููุฑًุง / ُُْูููุฑًุง / ُْููุฑَุงًูุง - َูููุงِูุฑٌ - ู َُْْูููุฑٌ - ุงُُْููุฑْ - َูุงุชَُْูููุฑْ*
๐ธ *PEMENANG KUBIS PEKAN 5 PERIODE 2* ๐ธ
~.....................................................~
_Selamat kepada :_
๐ฅ *Nurul Husna*
๐ฑ *Kelas 32.43 Akhawaat*
Yang telah berhasil menjawab soal KUBIS dengan CEPAT dan BENAR dalam waktu
*_19 MENIT !!!_*
ุจุงุฑู ุงّٰููู ูููุง ๐
๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ๐ป๐บ
___________________________________
⚠ Silakan tashrif surah *Al Insaan (76) Ayat 23-24.*
Temukan *_4 (empat) kata_* yang bisa ditashrif. Bisa dalam bentuk fiil, mashdar, isim fa'il, ataukah isim maf'ul. Tugas antum menentukan fiil madhinya (kembalikan ke dhamir ูู) kemudian *_tashrif isthilahiy_*❗
๐ณ *(ูขูฃ). ุฅَِّูุง َูุญُْู َูุฒََّْููุง ุนَََْููู ุงُْููุฑْุขَู ุชَْูุฒًِْููุง*
1⃣ *َูุฒََّْููุง --> َูุฒََّู*
*َูุฒََّู - َُููุฒُِّู - ุชَْูุฒًِْููููุง - ู َُูุฒٌِّู - ู َُููุฒٌَّู - َูููุฒِّْู - َูุง ุชَُูุฒِّْู*
2⃣ *ุงُْููุฑْุขَู --» َูุฑَุฃَ*
*َูุฑَุฃَ - َْููุฑَุฃُ - ُูุฑْุขًููุง / ِูุฑَุงุฆَุฉً - َูููุงุฑِุฆٌ - ู َْูุฑُْูุกٌ - ุงِْูุฑَุฃْ - ูุงَ ุชَْูุฑَุฃْ*
๐ท *ุชَْูุฒًِْููุง --» َูุฒََّู*
❕ Sudah ditashrif pada nomor 1.
๐ณ *(ูขูค). َูุงุตْุจِุฑْ ِูุญُْูู ِ ุฑَุจَِّู ََููุง ุชُุทِุนْ ู ُِْููู ْ ุขุซِู ًุง ุฃَْู َُْูููุฑًุง*
3⃣ *ุงِุตْุจِุฑْ --» ุตَุจَุฑَ*
*ุตَุจَุฑَ - َููุตْุจِุฑُ - ุตَุจْุฑًุง - ุตَููุงุจِุฑٌ - ู َุตْุจُْูุฑٌ - ุงِุตْุจِุฑْ - َูุง ุชَุตْุจِุฑْ*
4⃣ *ِูุญُْูู ِ --» ุญََูู َ*
*ุญََูู َ - َูุญُْูู ُ - ุญُْูู ًููุง / ุญٌُْููู َููุฉً - ุญَูุงِูู ٌ - ู َุญُْْูููู ٌ - ุงُุญُْูู ْ - َูุง ุชَุญُْูู ْ*
5⃣ *ุขุซِู ًุง --» ุฃَุซِู َ*
*ุฃَุซِู َ - َูููุฃْุซَู ُ - ุฅِุซْู ًูุง / ุฃَุซَูุงู ًุง / ู َุฃْุซَู ًุง -ุกَุงุซِู ٌ /ุขุซِู ٌ - ู َูุฃْุซُْูู ٌ - ุงِุฆْุซَู ْ - َูุง ุชَุฃْุซَู ْ*
๐ *َُْูููุฑًุง --» ََููุฑَ*
*ََูููุฑَ - َُْูููุฑُ - ُْููุฑًุง / ُُْูููุฑًุง / ُْููุฑَุงًูุง - َูููุงِูุฑٌ - ู َُْْูููุฑٌ - ุงُُْููุฑْ - َูุงุชَُْูููุฑْ*
๐๐๐๐๐๐๐๐
*KJ WAAJIBAAT PEKAN 5 ANGKATAN 32*
๐ฅ *STANDAR PENILAIAN*๐ฅ
Nilai 3⃣.3⃣ untuk setiap kata yang benar. Artinya, harus benar 3⃣0⃣ kata untuk nilai mumtaz ๐ฏ.
Bila benar tashrifnya, tapi salah harakatnya atau ada yg kurang, maka poin 3.3 bisa dikurangi menjadi 3, 2.5, 2, 1.5, 1, 0.5 atau sesuai kebijaksanaan Musyrif/ah
๐๐๐๐๐๐๐๐
*Surat Al Anbiya ayat 1 - 10*
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
ุงْูุชَุฑَุจَ َِّูููุงุณِ ุญِุณَุงุจُُูู ْ َُููู ْ ِูู ุบََْููุฉٍ ู ُّุนْุฑِุถَُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 1]
1⃣ *ุงِْูุชَุฑَุจَ*
Fi'il madhi dhamir َُูู dari fiil madhi ุงِْูุชَุฑَุจَ
2⃣ *ุญِุณَุงุจُ*
Mashdar dari fi'il madhi ุญَุณَุจَ
3⃣ *ุบََْููุฉٍ*
Mashdar dari fi'il madhi ุบَََูู
4⃣ *ู ُุนْุฑِุถَُْูู*
Isim fa'il jamak mudzakkar dari fi'il madhi ุฃَุนْุฑَุถَ
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
ู َุง َูุฃْุชِِููู ْ ู ِّْู ุฐِْูุฑٍ ู ِّْู ุฑَّุจِِّูู ْ ู ُّุญْุฏَุซٍ ุฅَِّูุง ุงุณْุชَู َุนُُูู َُููู ْ َْููุนَุจَُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 2]
5⃣ *ุฐِْูุฑٍ*
Mashdar dari fi'il madhi ุฐََูุฑَ
6⃣ *ู ُุญْุฏَุซٍ*
Isim maf'ul mufrad mudzakkar dari fi'il madhi ุฃَุญْุฏَุซَ
7⃣ *ุงِุณْุชَู َุนُْูุง*
Fi'il madhi dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุงِุณْุชَู َุนَ
8⃣ *َْููุนَุจَُْูู*
Fi'il mudhari dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi َูุนِุจَ
๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ
َูุงَِููุฉً ُُูููุจُُูู ْ ۗ َูุฃَุณَุฑُّูุง ุงَّููุฌَْูู ุงَّูุฐَِูู ุธََูู ُูุง َْูู ٰูุฐَุงٓ ุฅَِّูุง ุจَุดَุฑٌ ู ِّุซُُْููู ْ ุฃََูุชَุฃْุชَُูู ุงูุณِّุญْุฑَ َูุฃَْูุชُู ْ ุชُุจْุตِุฑَُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 3]
9⃣ *ุธََูู ُูุง*
Fi'il madhi dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุธََูู َ
0⃣1⃣ *ุงูุณِّุญْุฑَ*
Mashdar dari fi'il madhi ุณَุญَุฑَ
1⃣1⃣ *ุชُุจْุตِุฑَُْูู*
Fi'il mudhori dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุฃَุจْุตَุฑَ
๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ
َูุงَู ุฑَุจِّู َูุนَْูู ُ ุงََْْูููู ِูู ุงูุณَّู َุงุٓกِ َูุงْูุฃَุฑْุถِ ۖ ََُููู ุงูุณَّู ِูุนُ ุงْูุนَِููู ُ
[QS. Al-Anbiya: Ayat 4]
2⃣1⃣ *َูุนَْูู ُ*
Fi'il mudhari dhamir َُูู dari fi'il madhi ุนَِูู َ
☂☂☂☂☂☂☂☂☂☂
ุจَْู َูุงُููุٓง ุฃَุถْุบٰุซُ ุฃَุญْٰูู ٍ ุจَِู ุงْูุชَุฑُٰูู ุจَْู َُูู ุดَุงุนِุฑٌ ََْูููุฃْุชَِูุง ุจِุฆَุงَูุฉٍ َูู َุงٓ ุฃُุฑْุณَِู ุงْูุฃَََُّูููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 5]
3⃣1⃣ *ุดَุงุนِุฑٌ*
Isim fa'il mufrad mudzakkar dari fi'il madhi ุดَุนَุฑَ
4⃣1⃣ *ุฃُุฑْุณَِู*
Fi'il madhi majhul dhamir َُูู dari fi'il madhi ุฃَุฑْุณََู
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
ู َุงٓ ุกَุงู ََูุชْ َูุจَُْููู ْ ู ِّْู َูุฑَْูุฉٍ ุฃَََْْٰูููููุงٓ ۖ ุฃََُููู ْ ُูุคْู َُِููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 6]
5⃣1⃣ *ุกَุงู ََูุชْ*
Fi'il madhi dhamir َِูู dari fi'il madhi ุกَุงู ََู/ ุขู ََู
6⃣1⃣ *ุฃَََْْููููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَََْููู
7⃣1⃣ *ُูุคْู َُِْููู*
Fi'il mudhari dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุกَุงู ََู/ ุขู ََู
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
َูู َุงٓ ุฃَุฑْุณََْููุง َูุจََْูู ุฅَِّูุง ุฑِุฌَุงًูุง ُّููุญِูٓ ุฅَِِْูููู ْ ۖ َูุณْุฆَُููุٓง ุฃََْูู ุงูุฐِّْูุฑِ ุฅِْู ُْููุชُู ْ َูุง ุชَุนَْูู َُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 7]
8⃣1⃣ *ุฃَุฑْุณََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَุฑْุณََู
9⃣1⃣ *ุงِุณْุฆَُْููุง*
Fi'il amr dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุณَุฃََู
0⃣2⃣ *ุงูุฐِّْูุฑِ*
Mashdar dari fi'il madhi ุฐََูุฑَ
1⃣2⃣ *ุชَุนَْูู َُْูู*
Fi'il mudhari dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุนَِูู َ
๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ
َูู َุง ุฌَุนَُْٰูููู ْ ุฌَุณَุฏًุง َّูุง َูุฃَُُْูููู ุงูุทَّุนَุงู َ َูู َุง َูุงُููุง ุฎِٰูุฏَِูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 8]
2⃣2⃣ *ุฌَุนََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฌَุนََู
3⃣2⃣ *ุฌَุณَุฏًุง*
Mashdar dari fi'il madhi ุฌَุณِุฏَ
4⃣2⃣ *َูุฃَُُْْูููู*
Fi'il mudhari dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุฃَََูู
5⃣2⃣ *ุงูุทَّุนَุงู َ*
Mashdar dari fi'il madhi ุทَุนِู َ
6⃣2⃣ *ุฎَุงِูุฏَِْูู*
Isim fa'il jamak mudzakkar dari fi'il madhi ุฎََูุฏَ
๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ
ุซُู َّ ุตَุฏَُْٰูููู ُ ุงَْููุนْุฏَ َูุฃَْูุฌَُْٰูููู ْ َูู َْู َّูุดَุงุٓกُ َูุฃَََْْููููุง ุงْูู ُุณْุฑَِِููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 9]
7⃣2⃣ *ุตَุฏََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุตَุฏََู
8⃣2⃣ *ุฃَََْْููููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَََْููู
9⃣2⃣ *ู ُุณْุฑَِِْููู*
Isim fa'il jamak mudzakkar dari fi'il madhi ุฃَุณْุฑََู
๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง
ََููุฏْ ุฃَْูุฒََْููุงٓ ุฅَُِْูููู ْ ِูุชٰุจًุง ِِููู ุฐِْูุฑُُูู ْ ุฃَََููุง ุชَุนَُِْูููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 10]
0⃣3⃣ *ุฃَْูุฒََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَْูุฒََู
1⃣3⃣ *ِูุชَุงุจًุง*
Mashdar dari fi'il madhi َูุชَุจَ
2⃣3⃣ *ุฐِْูุฑُ*
Mashdar dari fi'il madhi ุฐََูุฑَ
3⃣3⃣ *ุชَุนَُِْْูููู*
Fi'il mudhari dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุนَََูู
๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐
Note :
Kalo hasiba mashdarnya husbanan/hisbanan
Kebetulan...kata ini bisa dibaca 2, tp jarang kata2 yg bisa masuk 2 bab ukht...
huruf yang berada diakhir kata berharokat fathah tanwin maka penulisannya huruf terakhir ditambah alif
Contoh: ูุชุงุจุง
Kecuali huruf hamzah ุก dan ta' marbuthoh( ุฉ ) dia tdk perlu di tambah alif
# perhatikan perbedaannya : fiil madhi kata tambahannya dibelakang...ุช ูุง dll...coba dicek lagi
# kalo ada ุฃ didepan dan ada ูุง dibelakang, sudah pasti fiil madhi mazid
# Ingat kalo fiil mudhari : didepan harus ada huruf : ู ุช ุงٔ ู
*KJ WAAJIBAAT PEKAN 5 ANGKATAN 32*
๐ฅ *STANDAR PENILAIAN*๐ฅ
Nilai 3⃣.3⃣ untuk setiap kata yang benar. Artinya, harus benar 3⃣0⃣ kata untuk nilai mumtaz ๐ฏ.
Bila benar tashrifnya, tapi salah harakatnya atau ada yg kurang, maka poin 3.3 bisa dikurangi menjadi 3, 2.5, 2, 1.5, 1, 0.5 atau sesuai kebijaksanaan Musyrif/ah
๐๐๐๐๐๐๐๐
*Surat Al Anbiya ayat 1 - 10*
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
ุงْูุชَุฑَุจَ َِّูููุงุณِ ุญِุณَุงุจُُูู ْ َُููู ْ ِูู ุบََْููุฉٍ ู ُّุนْุฑِุถَُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 1]
1⃣ *ุงِْูุชَุฑَุจَ*
Fi'il madhi dhamir َُูู dari fiil madhi ุงِْูุชَุฑَุจَ
2⃣ *ุญِุณَุงุจُ*
Mashdar dari fi'il madhi ุญَุณَุจَ
3⃣ *ุบََْููุฉٍ*
Mashdar dari fi'il madhi ุบَََูู
4⃣ *ู ُุนْุฑِุถَُْูู*
Isim fa'il jamak mudzakkar dari fi'il madhi ุฃَุนْุฑَุถَ
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
ู َุง َูุฃْุชِِููู ْ ู ِّْู ุฐِْูุฑٍ ู ِّْู ุฑَّุจِِّูู ْ ู ُّุญْุฏَุซٍ ุฅَِّูุง ุงุณْุชَู َุนُُูู َُููู ْ َْููุนَุจَُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 2]
5⃣ *ุฐِْูุฑٍ*
Mashdar dari fi'il madhi ุฐََูุฑَ
6⃣ *ู ُุญْุฏَุซٍ*
Isim maf'ul mufrad mudzakkar dari fi'il madhi ุฃَุญْุฏَุซَ
7⃣ *ุงِุณْุชَู َุนُْูุง*
Fi'il madhi dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุงِุณْุชَู َุนَ
8⃣ *َْููุนَุจَُْูู*
Fi'il mudhari dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi َูุนِุจَ
๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ๐จ
َูุงَِููุฉً ُُูููุจُُูู ْ ۗ َูุฃَุณَุฑُّูุง ุงَّููุฌَْูู ุงَّูุฐَِูู ุธََูู ُูุง َْูู ٰูุฐَุงٓ ุฅَِّูุง ุจَุดَุฑٌ ู ِّุซُُْููู ْ ุฃََูุชَุฃْุชَُูู ุงูุณِّุญْุฑَ َูุฃَْูุชُู ْ ุชُุจْุตِุฑَُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 3]
9⃣ *ุธََูู ُูุง*
Fi'il madhi dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุธََูู َ
0⃣1⃣ *ุงูุณِّุญْุฑَ*
Mashdar dari fi'il madhi ุณَุญَุฑَ
1⃣1⃣ *ุชُุจْุตِุฑَُْูู*
Fi'il mudhori dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุฃَุจْุตَุฑَ
๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ๐ฆ
َูุงَู ุฑَุจِّู َูุนَْูู ُ ุงََْْูููู ِูู ุงูุณَّู َุงุٓกِ َูุงْูุฃَุฑْุถِ ۖ ََُููู ุงูุณَّู ِูุนُ ุงْูุนَِููู ُ
[QS. Al-Anbiya: Ayat 4]
2⃣1⃣ *َูุนَْูู ُ*
Fi'il mudhari dhamir َُูู dari fi'il madhi ุนَِูู َ
☂☂☂☂☂☂☂☂☂☂
ุจَْู َูุงُููุٓง ุฃَุถْุบٰุซُ ุฃَุญْٰูู ٍ ุจَِู ุงْูุชَุฑُٰูู ุจَْู َُูู ุดَุงุนِุฑٌ ََْูููุฃْุชَِูุง ุจِุฆَุงَูุฉٍ َูู َุงٓ ุฃُุฑْุณَِู ุงْูุฃَََُّูููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 5]
3⃣1⃣ *ุดَุงุนِุฑٌ*
Isim fa'il mufrad mudzakkar dari fi'il madhi ุดَุนَุฑَ
4⃣1⃣ *ุฃُุฑْุณَِู*
Fi'il madhi majhul dhamir َُูู dari fi'il madhi ุฃَุฑْุณََู
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
ู َุงٓ ุกَุงู ََูุชْ َูุจَُْููู ْ ู ِّْู َูุฑَْูุฉٍ ุฃَََْْٰูููููุงٓ ۖ ุฃََُููู ْ ُูุคْู َُِููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 6]
5⃣1⃣ *ุกَุงู ََูุชْ*
Fi'il madhi dhamir َِูู dari fi'il madhi ุกَุงู ََู/ ุขู ََู
6⃣1⃣ *ุฃَََْْููููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَََْููู
7⃣1⃣ *ُูุคْู َُِْููู*
Fi'il mudhari dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุกَุงู ََู/ ุขู ََู
๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
َูู َุงٓ ุฃَุฑْุณََْููุง َูุจََْูู ุฅَِّูุง ุฑِุฌَุงًูุง ُّููุญِูٓ ุฅَِِْูููู ْ ۖ َูุณْุฆَُููุٓง ุฃََْูู ุงูุฐِّْูุฑِ ุฅِْู ُْููุชُู ْ َูุง ุชَุนَْูู َُูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 7]
8⃣1⃣ *ุฃَุฑْุณََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَุฑْุณََู
9⃣1⃣ *ุงِุณْุฆَُْููุง*
Fi'il amr dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุณَุฃََู
0⃣2⃣ *ุงูุฐِّْูุฑِ*
Mashdar dari fi'il madhi ุฐََูุฑَ
1⃣2⃣ *ุชَุนَْูู َُْูู*
Fi'il mudhari dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุนَِูู َ
๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ๐ฟ
َูู َุง ุฌَุนَُْٰูููู ْ ุฌَุณَุฏًุง َّูุง َูุฃَُُْูููู ุงูุทَّุนَุงู َ َูู َุง َูุงُููุง ุฎِٰูุฏَِูู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 8]
2⃣2⃣ *ุฌَุนََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฌَุนََู
3⃣2⃣ *ุฌَุณَุฏًุง*
Mashdar dari fi'il madhi ุฌَุณِุฏَ
4⃣2⃣ *َูุฃَُُْْูููู*
Fi'il mudhari dhamir ُูู ْ dari fi'il madhi ุฃَََูู
5⃣2⃣ *ุงูุทَّุนَุงู َ*
Mashdar dari fi'il madhi ุทَุนِู َ
6⃣2⃣ *ุฎَุงِูุฏَِْูู*
Isim fa'il jamak mudzakkar dari fi'il madhi ุฎََูุฏَ
๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ๐พ
ุซُู َّ ุตَุฏَُْٰูููู ُ ุงَْููุนْุฏَ َูุฃَْูุฌَُْٰูููู ْ َูู َْู َّูุดَุงุٓกُ َูุฃَََْْููููุง ุงْูู ُุณْุฑَِِููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 9]
7⃣2⃣ *ุตَุฏََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุตَุฏََู
8⃣2⃣ *ุฃَََْْููููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَََْููู
9⃣2⃣ *ู ُุณْุฑَِِْููู*
Isim fa'il jamak mudzakkar dari fi'il madhi ุฃَุณْุฑََู
๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง๐ง
ََููุฏْ ุฃَْูุฒََْููุงٓ ุฅَُِْูููู ْ ِูุชٰุจًุง ِِููู ุฐِْูุฑُُูู ْ ุฃَََููุง ุชَุนَُِْูููู
[QS. Al-Anbiya: Ayat 10]
0⃣3⃣ *ุฃَْูุฒََْููุง*
Fi'il madhi dhamir َูุญُْู dari fi'il madhi ุฃَْูุฒََู
1⃣3⃣ *ِูุชَุงุจًุง*
Mashdar dari fi'il madhi َูุชَุจَ
2⃣3⃣ *ุฐِْูุฑُ*
Mashdar dari fi'il madhi ุฐََูุฑَ
3⃣3⃣ *ุชَุนَُِْْูููู*
Fi'il mudhari dhamir ุฃَْูุชُู ْ dari fi'il madhi ุนَََูู
๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ ๐
Note :
Kalo hasiba mashdarnya husbanan/hisbanan
Kebetulan...kata ini bisa dibaca 2, tp jarang kata2 yg bisa masuk 2 bab ukht...
huruf yang berada diakhir kata berharokat fathah tanwin maka penulisannya huruf terakhir ditambah alif
Contoh: ูุชุงุจุง
Kecuali huruf hamzah ุก dan ta' marbuthoh( ุฉ ) dia tdk perlu di tambah alif
# perhatikan perbedaannya : fiil madhi kata tambahannya dibelakang...ุช ูุง dll...coba dicek lagi
# kalo ada ุฃ didepan dan ada ูุง dibelakang, sudah pasti fiil madhi mazid
# Ingat kalo fiil mudhari : didepan harus ada huruf : ู ุช ุงٔ ู
Subscribe to:
Comments (Atom)