Sebab-Sebab Kegagalan dalam Bulan Ramadhan
1. KARENA DIA LUPA BERTAWAKAL KEPADA ALLAH
Karena mereka mengandalkan pengalaman Ilmunya. Lalu dia lupa meminta kepada yang Maha Pemberi Hidayah.
Imam Ibnul Qoyyim rohimahullahu ta’ala berkata, “Tawakal kepada Allah adalah setengah agama, dan kembali kepada Allah adalah setengahnya. Agama kita inti sarinya pada dua hal tersebut, dimana tawakal merupakan Ibadah sedangkan kembali kepada Allah merupakan bentuk Isti’annah. Itulah makna,
يَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami (ber-isti’anah) memohon pertolongan” (QS. Al Fatihah: 5)
Sebagaimana kisah nabi musa berdoa kepada Allah,
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي
“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” [QS. Thoha: 25-28]
Tujuanya agar ingat kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya. Itulah orang-orang besar, para masterclass. Hanya kebodohan ketika dihadapkan kepada suatu permasalahan, justru ia mengandalkan ilmunya, pengalamannya, fisiknya dan lupa bahwa ada Allah yang seharusnya kita minta , padahal kita manusia tempatnya segala kelemahan.
Imam Ahmad berdoa, “Ya Allah sebagaimana engkau menjaga jidat dan keningku untuk sujud kepada selain engkau maka jadikanlah doaku tidak meminta kepada selainmu.”
Abu Qotadah telah mengkhatamkan Qur’an dalam beberapa hari, itu bukan karena kekuatannya akan tetapi karena hidayah dan taufik dari Allah.
2. TIDAK PUNYA AGENDA, YANG PUNYA AGENDA TIDAK KOMITMEN DIBULAN RAMADHAN
Rosul memiliki agenda dibulan ramadhan, setiap malam malaikat jibril mengajarkan rosul tentang al-Qur’an, jika tidak bisa sekaligus maka bisa membaca qur’an secara sepotong demi sepotong. Seorang rosul pun. Komitmen dalam agenda itikaf, ketika rosul tidak bisa itikaf maka rosul mengqodho’nya setelah syawal. Jangan sampai disibukan dengan aktifitas lain, karena setiap yang berlebihan tidak baik dari aktifitas kita.
3. LUPA MEMPERHATIKAN MASALAH HATI
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Iman dan Ihtisab merupakan amalan hati, jika amalan hati tidak bermain maka tidak akan diterima puasanya sebagaimana Imam al-Khotthobi memerintahkan kepada kita untuk bergembira dalam melaksanakan puasa.
Demikian juga kita harus seneng untuk menghadapi malam lailatul qodr.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam sesungguhnya beliau bersabda:
من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه (رواه الجماعة إلا ابن ماجه)
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada Lailatul Qadar dengan iman dan berharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Diriwayatkan oleh jama’ah, kecuali Ibnu Majah)
Para ulama berkata, “Kita bisa bermain fisik untuk dunia anda, tapi anda tidak akan mendapatkan akhirat melainkan dengan hati anda.”
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.( QS Yunus:58)
4. KETIKA MEMASUKI BULAN RAMADHAN IA BERDOSA DAN TIDAK BERTAUBAT KEPADA ALLAH
Yang membuat kita lemah dalam beramal solih adalah dosa kita bukan kekuatan fisik kita, sehingga disaat kita melaksanakan shalat tarawih justru bisa jadi kita ngantuk, disaat kita kuat menonton TV namun beribadah kepada Allah tidak semangat. Ketahuilah itu adalah karena dosa kalian. Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu sekali tarawih sekali hatam Qur’an, padahal Utsman bin Affan seorang kaya, pedagang. Sedangkan kita kayak juga engga, terus gak pernah hatam ?
Imam Ahmad berkata, “Sesungguhnya ganjaran dari keburukan adalah keburukan setelahnya.”
5. TIDAK B
ERANI MEMPRIORITASKAN AKHIRAT DIATAS DUNIA PADA BULAN RAMADHAN
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
“Justru kalian menomor satukan dunia.” (Qs. Al-a’la :15)
Allah memberikan kepada kita 12 bulan, lalu kita tidak bisa memprioritaskan akhirat pada bulan Ramadhan, lalu mau prioritaskan akhirat pada bulan apalagi jika dibulan ramadhan saja tidak bisa diprioritaskan? padahal dibulan itu mengerjakan amalan penghuni surga Allah mudahkan.
Imam al-Mula’i mulai menutup toko dua bulan sebelum ramadhan, karena ingin fokus untuk mendapatkan keberkahan ramadhan.
Di bulan ramadhan harus berfikir out of the box artinya disaat orang-orang berfikir untuk dunia maka orang ini berfikir bagaimana bisa mendapatkan akhirat.
6. GAGAL DALAM MENGHADIRKAN RASA BISA JADI INI RAMADHAN TERAKHIR KITA
Bisa jadi ini terakhir kali mendengar merdunya suara para imam, mendengar lantunan azan yang berbeda dari bulan lainnya, mendengar lantunan ayat quran dibacakan, melihat keramaian jamaah disaat sholat. Maka bulan ini merupakan bulan kompetisi, jadikanlah ini ramadhan terakhir kita sehingga kita akan memaksimalkan bulan ini dengan segala kemampuan kita.
Wallahu 'Alam
[ Penulis meringkas Kajian Uts. Muhammad Nuzul ]
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Thursday, April 23, 2020
✏ KEUTAMAAN PENGHAFAL AL-QUR’AN.
💡 Pertama, seorang penghafal Al-Qur’an layak untuk menjadi Imam shalat rawatib (shalat 5 waktu) berdasarkan hadits, “Hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling hafal terhadap Kitabullah.”
💡 Kedua, Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan syafa’at dari Al-Qur’an saat hari hisab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai syafaat bagi shahibul Qur’an.”
💡 Ketiga, Seorang penghafal Al-Qur’an termasuk sebaik-baik manusia, baik dari yang terbaik -The best of the best- versi sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Dan masih banyak lagi keutamaan lainnya.
Sedangkan fadhilah dari membaca Al-Qur’an,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan dilipat-gandakan sepuluh kali lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”
✏ # Mari Membaca dan Mengkhatamkan Al Quran
💡 Jangan sampai Kita malas membaca Al Quran padahal di dalam terdapat petunjuk untuk hidup di dunia.
💡 Jangan sampai Kita merasa tidak punya waktu untuk membaca Al Quran padahal di dalamnya terdapat pahala yang besar.
💡 Jangan sampai Kita merasa tidak sanggup belajar Al Quran karena sulit katanya, padahal membacanya sangat mudah dan sangat mendatangkan kebaikan
📌 Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi
{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
💡 Pertama, seorang penghafal Al-Qur’an layak untuk menjadi Imam shalat rawatib (shalat 5 waktu) berdasarkan hadits, “Hendaknya yang mengimami sebuah kaum adalah yang paling hafal terhadap Kitabullah.”
💡 Kedua, Penghafal Al-Qur’an akan mendapatkan syafa’at dari Al-Qur’an saat hari hisab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai syafaat bagi shahibul Qur’an.”
💡 Ketiga, Seorang penghafal Al-Qur’an termasuk sebaik-baik manusia, baik dari yang terbaik -The best of the best- versi sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
Dan masih banyak lagi keutamaan lainnya.
Sedangkan fadhilah dari membaca Al-Qur’an,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan dilipat-gandakan sepuluh kali lipat. aku tidak mengatakan alif lam miim itu satu huruf, tapi alim satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.”
✏ # Mari Membaca dan Mengkhatamkan Al Quran
💡 Jangan sampai Kita malas membaca Al Quran padahal di dalam terdapat petunjuk untuk hidup di dunia.
💡 Jangan sampai Kita merasa tidak punya waktu untuk membaca Al Quran padahal di dalamnya terdapat pahala yang besar.
💡 Jangan sampai Kita merasa tidak sanggup belajar Al Quran karena sulit katanya, padahal membacanya sangat mudah dan sangat mendatangkan kebaikan
📌 Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi
{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Qiroah imam warasy
Al-Imam Warsy, Imam Qira’at yang Bersuara Indah
Oleh: Ustadz Moh. Fathurrozi
🌺 Ada ungkapan bahwa Al-Qur’an diturunkan di tanah Hijaz, ditulis di Turki dan dibaca dan dipelajari di Mesir. Sepertinya, ungkapan itu ada benarnya, sebab dari rahim Mesirlah lahir imam-imam qira’at, para ahli dalam bidang qira’at yang menjaga nilai-nilai transmisi periwatan Al-Qur’an, salah satunya adalah Imam Warsy.
🌺 Nama lengkapnya adalah Utsman bin ‘Abdullah bin ‘Amr bin Sulaiman bin Ibrahim, panggilannya Abu Sa’id. Leluhur beliau berasal dari daerah Qairuwan (kota yang terletak di Negara Tunisia), namun beliau lahir dan tumbuh besar di Mesir pada tahun 110 H di kota Qaft, wilayah Shoid (dataran tinggi: pegunungan). Dalam dunia intelektual Muslim, Imam Utsman ini lebih dikenal dengan julukan Imam Warsy, yang merupakan panggilan dari gurunya, Imam Nafi’.
🌺 Menurut riwayat, julukan Warsy disematkan kepada Imam kelahiran Mesir ini dikarenakan gerak langkah beliau yang lamban. Kata warsy (ورش) berasal dari kata warasyan (ورشان) yang berarti seekor burung yang mirip merpati putih. Kata warasyan ini kemudian disingkat menjadi “Warsy”. Sementara, sebagian riwayat lain menceritakan bahwa alasan utama disematkannya julukan Warsy kepada beliau ini karena kulit beliau yang berwarna putih. Sebab dalam bahasa Arab, kata Warsy berarti sesuatu yang dibuat dari susu. Julukan Warsy sangat melekat dalam diri Imam Utsman, sehingga beliau tidak dikenal kecuali dengan julukan tersebut. Beliaupun sangat menyukai julukan ini. Ketika seseorang bertanya perihal julukan tersebut, beliau menjawab: guruku yang menyematkan julukan itu. Dari segi fisik, beliau memiliki perawakan yang tidak terlalu tinggi, mungil, gemuk, berambut pirang, memiliki bola mata yang berwarna hijau serta warna kulit yang putih.
🌺 Perjalanan Intelektual Pada tahun 155 H, Imam Warsy berangkat merantau ke Madinah. Keberangkatan ini bukan bertujuan untuk menunaikan ibadah haji atau berdagang, akan tetapi hanya untuk belajar qira’at kepada Imam Nafi’ yang berdomisili di sana.
🌺 Dikisahkan bahwa Imam Warsy berangkat dari Mesir menuju Madinah untuk belajar kepada Imam Nafi’. Ketika beliau sudah sampai di Madinah, beliau langsung menuju ke masjid Imam Nafi’ untuk mengikuti pengajiannya. Dalam pengajiannya, Imam Nafi’ hanya mengajarkan 30 ayat saja kepada murid-muridnya, karena banyaknya murid yang hadir. Melihat keadaan yang demikian, maka beliau pindah ke belakang pengajian (halaqah) dan bertanya kepada seseorang tentang murid senior Imam Nafi’ yang bisa beliau temui. Maka diantarkanlah beliau untuk menemui salah seorang murid senior Imam Nafi’ yaitu Kabir al-Ja’farain (murid senior Imam Ja’far bin Qa’qa’ yang melanjutkan belajar kepada Imam Nafi’).
🌺 Ketika bertemu dengan Kabir al-Ja’farain, beliau berkeluh kesah tentang kesulitan yang beliau alami dalam menimba ilmu kepada Imam Nafi’ dan meminta Kabir al-Ja’farain untuk bersedia menjadi perantara beliau untuk menemui Imam Nafi’. Kabir al-Ja’farain pun bersedia dengan senang hati mengantarkan beliau menemui Imam Nafi’.
🌺 Saat bertemu Imam Nafi’, Kabir al-Ja’farain menyampaikan kepada gurunya tersebut bahwa ada seorang yang datang dari Mesir khusus untuk menimba ilmu qira’at kepada beliau tanpa ada tujuan yang lain. Imam Nafi’ pun menerima beliau sebagai murid dan meminta kepada Imam Warsy untuk bersedia tinggal di masjid selama belajar. Karena keinginan kuat untuk belajar qiraat, dengan lapang dada beliau menerima permintaan calon gurunya tersebut untuk tinggal di masjid. Sejak saat itulah beliau secara maksimal belajar kepada Imam Nafi’. Kepada Imam Nafi’ inilah beliau belajar Al-Qur’an dan qira’atnya, serta menghatamkannya berulang kali.
🌺 Sebagian riwayat mengatakan bahwa beliau mengkhatamkan Al-Qur’an hingga empat kali dalam satu bulan. Dalam artian bahwa setiap minggu beliau dapat mengkhatamkan Al-Qur’an.
🌺 Setelah dirasa cukup untuk berguru kepada Imam Nafi’, beliau memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan mengamalkan ilmu yang beliau miliki. Keaktifan dan kepiawaian beliau dalam menyampaikan ilmu, menjadikan beliau sebagai rais qurra’ (pemuka qari’) ternama pada masanya. Tidak ada orang yang dapat menggantikan posisi dan kedalaman ilmu yang beliau miliki dalam bidang linguistik Arab dan tajwid.
🌺 Imam Warsy juga memiliki suara yang memukau serta bacaan yang indah, sehingga membuat setiap orang berdecak kagum dan tidak bisa berpaling ketika mendengarkan bacaannya. Perlu diketahui bahwa sebelum beliau belajar dan meriwayatkan qira’at Imam Nafi’, Imam Warsy adalah seorang imam qari’ di negaranya, Mesir dan memiliki bacaan yang berbeda dengan guru beliau. Hanya saja, cuma bacaan Imam Nafi’ yang beliau ajarkan, sementara bacaan beliau sendiri tidak banyak yang meriwayatkan, sehingga tidak dikenal masyarakat dan khalayak umum.
🌺 Komentar Ulama Imam al-Dzahabiy mengatakan: "Dia (Warsy) adalah Imam yang tsiqah dalam melafalkan huruf-huruf Al-Qur’an dan menjadi hujjah bagi generasi setelahnya" . Sedangkan dalam bidang hadis, imam al-Dzahabiy tidak memberi komentar apapun. Imam Al-Hafidz Abu al-’Ala’ berkata: "Imam Warsy adalah imam yang tsiqah dan hujjah dalam bidang qira’at". Imam Azraq berkata: "Imam Warsy setelah mahir dalam bidang linguistik Arab, beliau mulai merintis membuka sebuah lembaga yang dikenal dengan “maqra’ah Warsy”.
🌺 Murid-murid Imam Warsy:
Imam Warsy memiliki murid yang tidak sedikit dalam meriwayatkan bacaannya, namun yang termasyhur adalah: Abu Ya’kub al-Azraq dan Muhammad bin Abdurrahim al-Asbahaniy. Abu Ya’kub al-Azraq dikenal sebagai penerus yang menjaga tonggak estafet bacaan beliau yang dipelajari dari Imam Nafi’.
Dalam disiplin ilmu Qira’at, al-Azraq ini dikenal sebagai thariq (jalur perawi).
🌺 Bacaan (riwayat Imam Warsy) ini tidak dikenal kecuali hanya di beberapa negara, seperti Maroko, Al-Jazair, Mauritania, sebagian Negeria dan Sudan. Diceritakan bahwa Imam al-Azraq meminta kepada Imam Warsy untuk mengajarkan bacaan Imam Nafi’ secara komprehensif tanpa ada campuran dari periwayatan lain.
🌺 Untuk mencapai keinginannya, al-Azraq senantiasa bersama Imam Warsy dan tinggal bersama beliau dalam kurun waktu yang cukup lama. Dalam kesempatan tersebut, al-Azraq berhasil menghatamkan bacaan dari qira’at Imam Nafi’ yang disetorkan kepada Imam Warsy sebanyak dua puluh kali, baik dengan bacaan pelan (tahqiq) yang dipelajari ketika berada di Masjid Abdullah, maupun bacaan cepat (hadr) yang dipelajari ketika berada di Iskandariah.
🌺 Di negeri seribu menara, Mesir, beliau mengembuskan napas terakhir pada tahun 197 H. Tepatnya pada masa pemerintahan al-Ma’mun di usia beliau yang mencapai 87 tahun. Semoga ilmu beliau selalu mengalir kepada kita semua. Amin.
Dikutip dari:
https://islam.nu.or.id/post/read/100497/warsy-imam-qiraat-yang-bersuara-indah
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Al-Imam Warsy, Imam Qira’at yang Bersuara Indah
Oleh: Ustadz Moh. Fathurrozi
🌺 Ada ungkapan bahwa Al-Qur’an diturunkan di tanah Hijaz, ditulis di Turki dan dibaca dan dipelajari di Mesir. Sepertinya, ungkapan itu ada benarnya, sebab dari rahim Mesirlah lahir imam-imam qira’at, para ahli dalam bidang qira’at yang menjaga nilai-nilai transmisi periwatan Al-Qur’an, salah satunya adalah Imam Warsy.
🌺 Nama lengkapnya adalah Utsman bin ‘Abdullah bin ‘Amr bin Sulaiman bin Ibrahim, panggilannya Abu Sa’id. Leluhur beliau berasal dari daerah Qairuwan (kota yang terletak di Negara Tunisia), namun beliau lahir dan tumbuh besar di Mesir pada tahun 110 H di kota Qaft, wilayah Shoid (dataran tinggi: pegunungan). Dalam dunia intelektual Muslim, Imam Utsman ini lebih dikenal dengan julukan Imam Warsy, yang merupakan panggilan dari gurunya, Imam Nafi’.
🌺 Menurut riwayat, julukan Warsy disematkan kepada Imam kelahiran Mesir ini dikarenakan gerak langkah beliau yang lamban. Kata warsy (ورش) berasal dari kata warasyan (ورشان) yang berarti seekor burung yang mirip merpati putih. Kata warasyan ini kemudian disingkat menjadi “Warsy”. Sementara, sebagian riwayat lain menceritakan bahwa alasan utama disematkannya julukan Warsy kepada beliau ini karena kulit beliau yang berwarna putih. Sebab dalam bahasa Arab, kata Warsy berarti sesuatu yang dibuat dari susu. Julukan Warsy sangat melekat dalam diri Imam Utsman, sehingga beliau tidak dikenal kecuali dengan julukan tersebut. Beliaupun sangat menyukai julukan ini. Ketika seseorang bertanya perihal julukan tersebut, beliau menjawab: guruku yang menyematkan julukan itu. Dari segi fisik, beliau memiliki perawakan yang tidak terlalu tinggi, mungil, gemuk, berambut pirang, memiliki bola mata yang berwarna hijau serta warna kulit yang putih.
🌺 Perjalanan Intelektual Pada tahun 155 H, Imam Warsy berangkat merantau ke Madinah. Keberangkatan ini bukan bertujuan untuk menunaikan ibadah haji atau berdagang, akan tetapi hanya untuk belajar qira’at kepada Imam Nafi’ yang berdomisili di sana.
🌺 Dikisahkan bahwa Imam Warsy berangkat dari Mesir menuju Madinah untuk belajar kepada Imam Nafi’. Ketika beliau sudah sampai di Madinah, beliau langsung menuju ke masjid Imam Nafi’ untuk mengikuti pengajiannya. Dalam pengajiannya, Imam Nafi’ hanya mengajarkan 30 ayat saja kepada murid-muridnya, karena banyaknya murid yang hadir. Melihat keadaan yang demikian, maka beliau pindah ke belakang pengajian (halaqah) dan bertanya kepada seseorang tentang murid senior Imam Nafi’ yang bisa beliau temui. Maka diantarkanlah beliau untuk menemui salah seorang murid senior Imam Nafi’ yaitu Kabir al-Ja’farain (murid senior Imam Ja’far bin Qa’qa’ yang melanjutkan belajar kepada Imam Nafi’).
🌺 Ketika bertemu dengan Kabir al-Ja’farain, beliau berkeluh kesah tentang kesulitan yang beliau alami dalam menimba ilmu kepada Imam Nafi’ dan meminta Kabir al-Ja’farain untuk bersedia menjadi perantara beliau untuk menemui Imam Nafi’. Kabir al-Ja’farain pun bersedia dengan senang hati mengantarkan beliau menemui Imam Nafi’.
🌺 Saat bertemu Imam Nafi’, Kabir al-Ja’farain menyampaikan kepada gurunya tersebut bahwa ada seorang yang datang dari Mesir khusus untuk menimba ilmu qira’at kepada beliau tanpa ada tujuan yang lain. Imam Nafi’ pun menerima beliau sebagai murid dan meminta kepada Imam Warsy untuk bersedia tinggal di masjid selama belajar. Karena keinginan kuat untuk belajar qiraat, dengan lapang dada beliau menerima permintaan calon gurunya tersebut untuk tinggal di masjid. Sejak saat itulah beliau secara maksimal belajar kepada Imam Nafi’. Kepada Imam Nafi’ inilah beliau belajar Al-Qur’an dan qira’atnya, serta menghatamkannya berulang kali.
🌺 Sebagian riwayat mengatakan bahwa beliau mengkhatamkan Al-Qur’an hingga empat kali dalam satu bulan. Dalam artian bahwa setiap minggu beliau dapat mengkhatamkan Al-Qur’an.
🌺 Setelah dirasa cukup untuk berguru kepada Imam Nafi’, beliau memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan mengamalkan ilmu yang beliau miliki. Keaktifan dan kepiawaian beliau dalam menyampaikan ilmu, menjadikan beliau sebagai rais qurra’ (pemuka qari’) ternama pada masanya. Tidak ada orang yang dapat menggantikan posisi dan kedalaman ilmu yang beliau miliki dalam bidang linguistik Arab dan tajwid.
🌺 Imam Warsy juga memiliki suara yang memukau serta bacaan yang indah, sehingga membuat setiap orang berdecak kagum dan tidak bisa berpaling ketika mendengarkan bacaannya. Perlu diketahui bahwa sebelum beliau belajar dan meriwayatkan qira’at Imam Nafi’, Imam Warsy adalah seorang imam qari’ di negaranya, Mesir dan memiliki bacaan yang berbeda dengan guru beliau. Hanya saja, cuma bacaan Imam Nafi’ yang beliau ajarkan, sementara bacaan beliau sendiri tidak banyak yang meriwayatkan, sehingga tidak dikenal masyarakat dan khalayak umum.
🌺 Komentar Ulama Imam al-Dzahabiy mengatakan: "Dia (Warsy) adalah Imam yang tsiqah dalam melafalkan huruf-huruf Al-Qur’an dan menjadi hujjah bagi generasi setelahnya" . Sedangkan dalam bidang hadis, imam al-Dzahabiy tidak memberi komentar apapun. Imam Al-Hafidz Abu al-’Ala’ berkata: "Imam Warsy adalah imam yang tsiqah dan hujjah dalam bidang qira’at". Imam Azraq berkata: "Imam Warsy setelah mahir dalam bidang linguistik Arab, beliau mulai merintis membuka sebuah lembaga yang dikenal dengan “maqra’ah Warsy”.
🌺 Murid-murid Imam Warsy:
Imam Warsy memiliki murid yang tidak sedikit dalam meriwayatkan bacaannya, namun yang termasyhur adalah: Abu Ya’kub al-Azraq dan Muhammad bin Abdurrahim al-Asbahaniy. Abu Ya’kub al-Azraq dikenal sebagai penerus yang menjaga tonggak estafet bacaan beliau yang dipelajari dari Imam Nafi’.
Dalam disiplin ilmu Qira’at, al-Azraq ini dikenal sebagai thariq (jalur perawi).
🌺 Bacaan (riwayat Imam Warsy) ini tidak dikenal kecuali hanya di beberapa negara, seperti Maroko, Al-Jazair, Mauritania, sebagian Negeria dan Sudan. Diceritakan bahwa Imam al-Azraq meminta kepada Imam Warsy untuk mengajarkan bacaan Imam Nafi’ secara komprehensif tanpa ada campuran dari periwayatan lain.
🌺 Untuk mencapai keinginannya, al-Azraq senantiasa bersama Imam Warsy dan tinggal bersama beliau dalam kurun waktu yang cukup lama. Dalam kesempatan tersebut, al-Azraq berhasil menghatamkan bacaan dari qira’at Imam Nafi’ yang disetorkan kepada Imam Warsy sebanyak dua puluh kali, baik dengan bacaan pelan (tahqiq) yang dipelajari ketika berada di Masjid Abdullah, maupun bacaan cepat (hadr) yang dipelajari ketika berada di Iskandariah.
🌺 Di negeri seribu menara, Mesir, beliau mengembuskan napas terakhir pada tahun 197 H. Tepatnya pada masa pemerintahan al-Ma’mun di usia beliau yang mencapai 87 tahun. Semoga ilmu beliau selalu mengalir kepada kita semua. Amin.
Dikutip dari:
https://islam.nu.or.id/post/read/100497/warsy-imam-qiraat-yang-bersuara-indah
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Soal2 tauhid
اختبر معلوماتك في العقيدة الإسلامية
Total points6/20
من كتاب الأصول الثلاثة لشيخ الإسلام الإمام محمد بن عبدالوهاب ، وشرحه للعلامة الشيخ صالح بن فوزان الفوزان
0 of 0 points
قناة التوحيد لنشر العلم النافع (منقول)
السؤال الأول
0 of 1 points
قال المؤلف : اعلم رحمك الله أنه يجب علينا تعلم أربع مسائل : الأولى: العلم. وهو معرفة الله، ومعرفة نبيه، ومعرفة دين الإسلام بالأدلة. الثانية : العمل به. الثالثة : الدعوة إليه. الرابعة: ............ (اختر الإجابة الصحيحة) مما يلي : *
0/1
Correct answer
Feedback
بهذه العبارة افتتح بها الشيخ محمد بن عبدالوهاب رحمه الله كتابه الأصول الثلاثة ، وقوله أربع مسائل أي مباحث ، وسميت مسائل لأنه يجب أن يسأل عنها الناس لأهميتها وهي : الأول : العلم وهو معرفة الله، ومعرفة نبيه، ومعرفة دين الإسلام بالأدلة، والثاني : العمل به ، والثالث :الدعوة إليه ، والرابع : الصبر على الأذى فيه.
السؤال الثاني
1 of 1 points
أعظم الذنوب عند الله *
1/1
السؤال الثالث
0 of 1 points
هو الاستسلام لله بالتوحيد، والانقياد له بالطاعة، والبراءة من الشرك وأهله .......... *
0/1
Correct answer
السؤال الرابع
1 of 1 points
ما حكم تعلم العقيدة وأحكام العبادات كالصلاة والصيام والحج والزكاة ؟ *
1/1
السؤال الخامس
0 of 1 points
الحنيفية هي ملة إبراهيم عليه السلام. فما معنى الحنيفية ؟ *
0/1
Correct answer
Feedback
الحنيفية لغةً تعني الميل والإعراض عن الشرك ، وهي ملة إبراهيم عليه السلام ، وهي أبعد ما تكون عن الشرك فكل من أشرك مع الله أحداً فإنه ليس على ملة إبراهيم وإن إدعى ذلك.
السؤال السادس
0 of 1 points
قال المؤلف : إعلم رحمك الله تعالى أن أول ما فرض الله على ابن آدم الكفر بالطاغوت والإيمان بالله. فما هو الطاغوت ؟ *
0/1
Correct answer
Feedback
الطاغوت هو : كل معبود من دون الله وهو راضٍ. الطواغيت كثيرون ورؤسهم خمسة : الأول : إبليس لعنه الله، فإنه رأس الطواغيت. والثاني : من عُبد من دون الله وهو راض. والثالث :: من دعا الناس إلى عبادة نفسه. والرابع : من ادعى شيئًا من علم الغيب، والخامس : من حكم بغير ما أنزل الله
السؤال السابع
0 of 1 points
من هو أول الرسل عليهم السلام ؟ *
0/1
Correct answer
Feedback
أول الرسل هو نوح عليه السلام قال الله تعالى : إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِن بَعْدِهِ ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ ۚ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
السؤال الثامن
1 of 1 points
مراتب الدين هي : *
1/1
السؤال التاسع
0 of 1 points
متى تكون الاستعانة بغير الله جائزة؟ *
0/1
Correct answer
Feedback
تجوز الاستعانة بالحي الحاضر فيما يقدر عليه ، أما دعاء الأموات أو الأحياء الغائيبين من الأولياء أو شيوخ الطريقة أو الأذمة فهو كفر مخرج من الملة.
السؤال العاشر
0 of 1 points
كم عدد أركان الإحسان ؟ *
0/1
Correct answer
Feedback
للإحسان ركن واحد وهو أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك
السؤال الحادي عشر
0 of 1 points
حق الله تعالى على العباد هو : *
0/1
Correct answers
Feedback
حق الله على العباد توحيد الألوهية وهو إفراد الله تعالى بالعبادة ، فلا يجوز أن تُصرف العبادة إلا لله وحده كالدعاء والنحر والمحبة والخوف والرجاء والتعظيم وسائر العبادات.
السؤال الثاني عشر
0 of 1 points
شهادة لا إله إلا الله لا تنفع قائلها إلا إذا تحققت فيه ......... شروط *
0/1
Correct answer
Feedback
شهادة لا إله إلا الله لا تنقع قائلها إلا إذا تحققت فيه سبعة شروط هي : العلم بمعناها ، واليقين والقبول ، والانقياد ، والصدق ، والإخلاص والمحبة.
السؤال الثالث عشر
0 of 1 points
هي اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه من الأقوال والأعمال الظاهرة والباطنة ............ *
0/1
Correct answer
Feedback
والعبادة لا تقتصر على الصلاة والصيام والحج والزكاة ولكنها تشمل كل عمل صالح ينوى به العبد وجه الله.
السؤال الرابع عشر
0 of 1 points
ما حكم التوسل لله بالأعمال الصالحة ؟ *
0/1
Correct answer
Feedback
يجوز للمسلم أن يتوسل إلى الله تعالى بالعمل الصالح كما فعل الثلاثة الذين أطبقت عليهم الصخرة وهم بداخل الكهف فتوسل كل واحد منهم بأرجأ عمل صالح عمله ففرج الله عنهم.
السؤال الخامس عشر
1 of 1 points
ماهي العبادة التي شرعت في السماء؟ *
1/1
السؤال السادس عشر
0 of 1 points
أي العبارات التالية غير صحيحة *
0/1
Correct answer
Feedback
لابد لكل مسلم أن يؤمن بجميع الكتب السماوية التي أنزلت على أنبياء الله لأن ذلك من صميم أركان الإيمان التي هي : الإيمان بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر والقدر خيره وشره.
السؤال السابع عشر
0 of 1 points
اختلاف السر عن العلانية في الأعمال دون الاعتقاد ، يسمى ....... *
0/1
Correct answer
Feedback
الجواب هو النفاق الأصغر ، أما النفاق الأكبر فهو الذي يتعلق بالاعتقاد كأن يظهر الشخص الإسلام ويبطن الكفر أو الشرك
السؤال الثامن عشر
1 of 1 points
ماهو أعظم مخلوقات الله ؟ *
1/1
السؤال التاسع عشر
1 of 1 points
لا يقبل الله العبادة إلا بشرطين هما : *
1/1
السؤال العشرون
0 of 1 points
(الحمد لله رب العالمين). العالمين هم : *
0/1
Correct answer
Feedback
العالمين تشمل جميع ما خلق الله ، وكل ماعدا الله فهو عالم من أصغر مخلوق إلى أكبر مخلوق.
سؤال التحقق
0 of 0 points
هذا السؤال للتحقق أن الرد ليس آلي
Subscribe to:
Comments (Atom)