Thursday, October 17, 2019

Riung hufadz

_Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wa Barokaatuh_

*Kabar Gembira....*
Bagi orang tua yang menginginkan putra putrinya Hafal Al-Qur'an Bersanad dan fokus dalam Adab Islami serta pengenalan Ilmu Qiro'at dari segi Diroyah ataupun Riwayah.

Dibuka pendaftaran Angkatan ke-1 :

┏🔰♻━━━━━━━━━━━━━┓
  *KTATEEB RIUNG HUFFAZH*
  ```Sentra Al-Qur'an Bersanad```
     ```Anak Usia Dini```
   Tahun Ajaran 2020 - 2021
┗━━━━━━━━━━━━━♻🔰┛

Ktateeb merupakan bentuk plural dari Kuttab, sebagaimana disebut al-Mu’jam al-Wajiz adalah tempat anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an dan tempat belajar baca tulis.

*Ktateeb Riung Huffazh* adalah unit Sekolah setara SD/MI di bawah naungan Yayasan Riung Huffazh Indonesia (Keputusan MenKum dan HAM RI Nomor AHU-0021221.AH.01.04.Tahun 2016 Tanggal 19 April 2016) dengan memadukan pola pendidikan Salaf dan Kholaf yang menitikberatkan pada Iman dan Qur’an serta Qiro'at.

📚📚📚📚📚📚

✍ *VISI KTATEEB :*
Mengembalikan masa keemasan anak berperadaban untuk berkarya di bumi terkenal di langit serta menjadi Prototipe Pendidikan Dasar Islam.

✍ *MISI KTATEEB  :*
▪Mengajarkan dan menanamkan karakter Iman dan Qur'an serta Qiro'at.
▪Mendidik generasi dengan metode dakwah ‘ala minhajin nubuwah.
▪Menggali dan meneliti ke-Maha Besaran Allah melalui Qur'an dan Sunnah Nabawiyyah.

✍ *TUJUAN KTATEEB :*
Pengajaran dan penanaman :
▪Adab dan Akhlaq Islami
▪Membaca, menghafal dan mentadabburi Al-Qur’an dengan target 6-30 Juz
▪Membaca, menghafal dan memahami Ilmu Qiro'at Dasar baik Diroyah ataupun Riwayah
▪Menghafal Matn Kitab Tajwid Tuhfatul Athfal karya Imam Sulaiman al-Jamzury
▪Menghafal Matn Kitab Tajwid Al-Muqoddimah Al-Jazariyyah karya Imam Ibnu al-Jazary
▪Menghafal Matn Hadits Arba’in karya Imam An-Nawawi
▪Mampu berbahasa peradaban (Arab, Inggris, Indonesia)
▪Terampil dalam ilmu-ilmu IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dll (Terintegrasi Kurikulum 2013)
▪Tahsinul Kitabah (Menulis Arab)
▪Calistung (Baca Tulis Hitung)

📚📚📚📚📚📚

✍ *KEUNGGULAN & STANDAR LULUSAN :*
▪Dibimbing Guru Bersanad Al-Qur'an
▪Lulus dengan target hafal minimal 6-30 Juz
▪Lancar membaca Al-Qur'an Metode Ummi Jilid 1-6 ditambah Ghorib Al-Qur'an
▪Hafal Al-Qur'an Versi Beberapa Qiro'at
▪Hafal Matn Hadits
▪Hafal Matn Tuhfatul Athfal
▪Hafal Matn Al-Jazariyyah
▪Hafal Mahfudhat
▪Hafal Do'a-Do'a dan Bacaan Shalat
▪Mengerti Adab Islami
▪Tahsinul Kitabah
▪IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dll (Terintegrasi Kurikulum 2013)

📚📚📚📚📚📚

✍ *JENJANG KTATEEB :*

1⃣ *Mustawa Awwal, Tsaani, Tsaalits*
(Setara SD kelas 1, 2 dan 3)
Pada jenjang ini, santri Ktateeb Riung Huffazh belajar menghafal dan membaca Al-Qur’an dengan Metode Ummi, Ilmu ‘Aqidah dan Dasar Agama, Siroh, Calistung (Baca Tulis Hitung), Bahasa Dasar (Percakapan) dengan jam belajar hari Senin-Jumat Pukul 07.30 - 12.30 WIB

2⃣ *Mustawa Roobi’, Khoomis, Saadis*
(Setara SD Kelas 4, 5, dan 6)
Pada jenjang ini, santri Ktateeb Riung Huffazh melanjutkan pelajaran dan hafalan Al-Qur’an, memahami ilmu Qiro'at, menghafal Matn Tuhfatul Athfal dan Al-Muqoddimah Al-Jazariyyah, Siroh, Matn Hadits Arba’in, Mahfuzhat, Bahasa, dan IPA, IPS, Matematika, dll dengan jam belajar hari Senin-Jumat Pukul 07.30 - 14.00 WIB.

📚📚📚📚📚📚

✍ *TEMPAT BELAJAR :*
*MAKTAB DAN KTATEEB RIUNG HUFFAZH*
Jl. Anggrek Raya Blok AS 26 No.15 Kranggan Permai, Kel. Jatisampurna, Kec. Jatisampurna, Kota Bekasi

✍ *WAKTU BELAJAR :*
Hari : Senin s.d. Jumat
▪Kelas 1-3 = 07.30 s.d. 12.30 WIB
▪Kelas 4-6 = 07.30 s.d. 14.00 WIB

📚📚📚📚📚📚

✍ *WAKTU DAFTAR :*
1⃣ *Gelombang 1 =*
Oktober - Desember 2019
2⃣ *Gelombang 2 =*
Januari - Maret 2020
3⃣ *Gelombang 3 =*
April - Juni 2020

_Diskon 50% Uang Pendaftaran bagi pendaftar di Gelombang 1_

📚📚📚📚📚📚

✍ *BIAYA PENDIDIKAN :*
▪Pendaftaran : Rp 250.000,-
▪Seragam : Rp 700.000,-
▪SarPras : Rp 2.500.000,-
▪KBM 1 Tahun : Rp 1.500.000,-
▪Kegiatan : Rp 1.750.000,-

*TOTAL : Rp 6.700.000,-*
_Belum termasuk Uang Syahriyyah Bulan Juli 2020._

📚📚📚📚📚📚

✍ *BIAYA BULANAN :*
Rp 375.000,-
_Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah_

📕📗📘📙📒📔

Informasi :
🏚 *Markaz Riung Huffazh Indonesia*
```Jl. Raya Kranggan Blok S6 No.10 Kranggan Permai, Kel. Jatisampurna, Kec. Jatisampurna, Kota Bekasi 17433 Jawa Barat - Indonesia```

📱 *Call / WhatsApp Centre :*
085782327252
08561170530

📭 *Facebook :*
@ Ktateeb Riung Huffazh
https://www.facebook.com/ktateeb.riunghuffazh.9

🏮🏮🏮🏮🏮🏮

Pastikan putra putri anda termasuk dalam sejarah peradaban.

_Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatu_


📚 ```KEBAIKAN MENGHAPUS KEBURUKAN ```

Setiap orang tentu tak akan pernah terlepas dari dosa dan kesalahan, bahkan dalam kehidupannya sehari-hari, dari bangun tidur hingga tidur lagi, oleh karnanya Allah telah mengabarkan kepada kita bahwa ternyata ada hal yang bisa menghapus dosa dan kesalahan-kesalahan tersebut, yaitu kebaikan-kebaikan yang kita kerjakan, Allah ta'alaa berfirman :

(وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَیِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفࣰا مِّنَ ٱلَّیۡلِۚ إِنَّ ٱلۡحَسَنَـٰتِ یُذۡهِبۡنَ ٱلسَّیِّـَٔاتِۚ ذَ ٰ⁠لِكَ ذِكۡرَىٰ لِلذَّ ٰ⁠كِرِینَ)

Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).
[Surat Hud 114]

Nabi juga menyampaikan hal yang sama,

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

اتق الله حيثما كنت ، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، وخالق الناس بخلق حسن

Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad 21354, Tirmidzi 1987, ia berkata: ‘hadits ini hasan shahih’)

Yuk sahabat, jangan sampai berhenti berbuat kebaikan, jika kita yakin bahwa kita adalah hamba yang tak pernah lepas akan dosa, maka seharusnya kita juga tak pernah lelah untuk melakukan kebaikan agar dosa-dosa kita diampuni oleh Allah ta'alaa


_*Wallahu 'Alam Bis Showab*_

*Adab Guru dan Penuntut Ilmu*

Oleh : Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’dy rahimahullah

🖋📚⚖🗝📖📙

Adab utama yang harus dimiliki oleh seorang ahli ilmu dan penuntut ilmu adalah ikhlas mencari ridha Allah Ta’ala semata dan bermaksud untuk menghidupkan agama ini dengan mencontoh Rasulullah _Shallallahu Alaihi wa Sallam_ dalam segala tingkah lakunya. Begitu pula dalam proses belajar mengajar harus berniat mencari ridha Allah semata agar Allah Ta’ala menghilangkan kebodohan dan kegelapan dari dirinya dengan ilmu yang bermanfaat.

Seorang pendidik haruslah sabar ketika mengajar dan berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pemahaman kepada setiap siswa sesuai dengan kemampuan akalnya. Janganlah memberikan tugas yang tidak mampu dipikulnya.

Berilah motivasi kepadanya untuk mengikuti pelajaran secara rutin dan seringlah memberi pertanyaan dan mengujinya. Selain itu juga hendaklah melatihnya untuk mengkaji masalah-masalah tertentu agar mereka dapat menangkap dan menguasai permasalahan. Dengan menjelaskan hikmah dan tempat-tempat pengambilan dari ushul syariat, pengenalan akan ushul, kaidah-kaidah dan contoh-contoh permasalahan dengan berbagai macam ragamnya merupakan salah satu teknik pengajaran yang paling bermanfaat.

Penuntut ilmu akan bertambah semangat dan bertambah kuat pemahamannya jika merasakan nikmat dalam memahami apa yang ia pelajari dan ketika mendapat kemudahan dalam mencari rujukan.

Begitu pula bagi seorang pendidik. Hendaknya membuka pemahaman siswa dengan sering mengadakan pembahasan dan soal jawab. Menampakkan kegembiraan apabila ditanya atau ketika siswa mengutarakan hal-hal yang membingungkan atau apabila siswanya membantah apa yang disampaikannya. Semua itu dalam rangka mengambil manfaat dan mencari kebenaran, bukan untuk membela ucapan yang ia katakan atau untuk mempertahankan pendapat yang ia pegang.

Apabila ada orang yang dibawahnya dalam segi ilmu memberitahukan pendapatnya yang salah, hendaklah dia berterima kasih kepadanya dan membahasnya secara bersama-sama dengan maksud mencapai kebenaran yang sesungguhnya, bukan untuk mempertahankan jalan yang dia tempuh selama ini.

Rujuknya seorang guru kepada pemahaman siswanya -yang lebih mendekati kebenaran- lebih menunjukkan kepada keutamaan, ketinggian kedudukannya dan kebaikan akhlaknya serta kemurnian niatnya, yaitu ikhlas mencari ridha Allah Ta’ala.

Apabila dia belum sampai pada kedudukan seperti ini, maka biasakanlah diri untuk berbuat demikian dan melatihnya karena dengan kebiasaan akan menghasilkan kemampuan dan dengan latihan akan meningkatkan derajatnya kepada kesempurnaan.

Seorang penuntut ilmu haruslah mempunyai adab yang baik terhadap gurunya, bersyukur kepada Allah. Bersyukur kepada Allah yang telah memudahkan baginya mendapatkan seorang yang mendidiknya dengan ilmu. Padahal sebelumnya ia berada dalam kebodohan. Bersyukurlah kepada Allah yang telah berjasa menghidupkan dari kematian dan membangunkannya.

Hendaklah ia mempergunakan kesempatan emas ini dengan mengambil ilmu darinya setiap waktu. Seringlah berdo’a kepada Allah Ta’ala memohon kebaikan bagi gurunya, baik saat berjumpa dengannya ataupun pada saat dia tidak ada karena Nabi _Shallallahu Alaihi wa Sallam_ bersabda,

 وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

_“Siapa yang telah berbuat baik kepada kalian, maka balaslah kebaikannya. Apabila kalian tidak mendapatkan sesuatu untuk membalas budi kepadanya, maka do’akanlah (memohon kebaikan) untuknya sehingga kalian berpendapat seolah-olah telah membalas budinya.”_

(Diriwayatkan oleh Ahmad (2/28), Abu Daud (no.1672), an-Nasa’i (5/82), al-Bukhari dalam _al-Adab al-Mufrad_ (216), Ibnu Hibban (no.3408), al-Hakim (1/412 dan 2/13), ath-Thayalisi (no.1895), dan selain mereka, dari hadits Abdullah bin Umar _Radhiyallahu Anhuma_, Syaikh Ali Hasan menshahihkan derajat hadits ini)

Kebaikan apakah yang lebih agung kalau bukan kebaikan berupa ilmu.

Setiap kebaikan tidaklah langgeng, kecuali kebaikan berupa ilmu, nasihat dan bimbingan.
Setiap perkara yang bermanfaat bagi manusia -yang sampai kepada seorang siswa atau yang lainnya- maka hal itu termasuk kebaikan dan amal jariyah bagi si pemiliknya.

Hal ini sebagaimana terdapat dalam sabda Nabi _Shallallahu Alaihi wa Sallam_,

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

_“Barangsiapa yang mempelopori jalan yang baik, maka bagi dia pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya sampai hari Kiamat.”_ (Diriwayatkan oleh Muslim)

Seorang penuntut ilmu seharusnya bersikap lemah lembut terhadap gurunya dan sopan ketika bertanya. Janganlah bertanya kepada gurunya pada saat guru sedang gusar, penat, atau marah. Ini agar dia tidak mempunyai pemikiran yang menyalahi kebenaran -pada saat kacau pikirannya-, paling tidak nantinya akan memberikan jawaban yang kurang lengkap.

Apabila seorang penuntut ilmu mendapatkan gurunya berbuat kesalahan maka janganlah menyebutkan kesalahan tersebut secara terus terang. Tetapi, betulkanlah kesalahannya dengan cara bertanya dan bersikap sebagai seorang siswa terhadap gurunya. Hendaklah hal itu dilakukan berulang-ulang sampai terang bagi sang guru mana yang benar.

Kebanyakan manusia -apabila engkau tegur langsung kesalahannya, kecil sekali kemungkinannya untuk rujuk- berat bagi dia untuk mengakui kesalahan, kecuali orang yang telah menguasai diri dan menghiasinya dengan akhlak yang terpuji. Orang seperti ini tidak akan tersinggung apabila pendapatnya dikritik atau ditegur secara langsung. Akan tetapi, jarang sekali ada orang yang seperti ini. Hanya dengan taufik Allah dan melatih jiwa untuk menekan gengsi, barulah orang tersebut akan mempunyai jiwa besar untuk mengakui kesalahannya, dan merujuk kepada kebenaran.

Seorang guru haruslah memperlihatkan kecerdasan dan kemampuan siswanya dalam menerima pelajaran. Dia harus membimbing siswanya dalam menerima pelajaran. Janganlah ia membiarkan siswanya menyibukkan diri dengan buku yang tidak sesuai untuknya. Jika ia membiarkan saja, berarti dia tidak memberikan nasihat kepada siswanya. Sesungguhnya ilmu yang sedikit disertai dengan pemahaman dan pengertian lebih baik daripada ilmu yang banyak tetapi tidak dipahami dan besar kemungkinannya untuk lupa.

Begitu pula ketika ia menyampaikan pelajaran, hendaklah disertai dengan penjelasan yang disesuaikan dengan pemahaman dan daya tangkap siswanya. Janganlah mencampuradukkan antara masalah yang satu dengan yang lainnya. Janganlah pindah dari masalah yang satu ke masalah lainnya, sebelum materi tersebut dikuasai muridnya dengan baik. Disebabkan, antara satu materi dengan materi lainnya saling berkesinambungan sehingga akan memudahkan bagi siswa untuk memahami materi berikutnya. Kalau tidak demikian, berarti akan menyia-nyiakan yang pertama dan murid tidak dapat memahami yang berikutnya. Kemudian, semakin menumpuk masalah-masalah yang tidak dikuasai sehingga ia akan bosan dan sempit dadanya untuk mengulang-ulang masalah tersebut. Oleh karena itu, janganlah perkara ini diremehkan.

Seorang guru hendaklah selalu memberikan nasihat kepada siswa semaksimal mungkin. Dia harus bersabar akan kelambanan siswa dalam hal pemahaman. Demikian pula, dia harus bersabar atas kelakuan siswanya yang tidak baik atau kurang ajar. Bersabar dengan penuh perhatian dan pemantauan untuk memperbaiki dan meluruskan adabnya.

Hendaklah seorang penuntut ilmu duduk dengan sopan di hadapan gurunya, menampakkan kebutuhannya yang sangat kepada ilmunya, dan mendo’akan kebaikan untuknya. Baik pada saat bertemu dengannya, ataupun disaat tidak bertemu.

Apabila seorang guru sedang memberikan pelajaran atau sedang menjelaskan sesuatu, maka janganlah siswa menampakkan bahwa ia telah mengetahui masalah tersebut, meskipun sebenarnya ia telah mengetahui. Akan tetapi, hendaklah ia mendengarkan keterangan gurunya tersebut dengan serius. Meskipun dia telah mengetahui sebelumnya, lebih-lebih dengan keterangan gurunya yang belum ia ketahui ?! Adab seperti ini baik sekali untuk di praktekkan terhadap setiap orang. Baik dalam masalah ilmu, ataupun percakapan lainnya. Baik dalam masalah agama maupun dalam masalah keduniaan.

Apabila sang guru berbuat kesalahan dalam suatu hal, maka hendaklah penuntut ilmu menegurnya dengan penuh lemah lembut sambil memperhatikan situasi dan kondisi. Janganlah mengatakan kepadanya, “Engkau telah berbuat salah ! Sesungguhnya yang benar bukan seperti yang engkau katakan ! ”, tetapi hendaklah menegurnya dengan kata-kata yang sopan. Cara seperti ini akan menjadikan seorang guru sadar akan kesalahannya, tanpa ada rasa gusar dihatinya. Cara seperti ini merupakan keharusan dalam bersikap terhadap seorang guru. Hal ini lebih mengena untuk sampai kepada kebenaran. Kritikan yang disertai dengan adab yang buruk akan membuat hati orang yang dikritik menjadi gusar sehingga akan menghalanginya untuk dapat menangkap pemahaman yang benar dan menghalanginya untuk mengetahui maksud baik orang yang menegurnya.

Sebagaimana hal tadi merupakan keharusan sikap penuntut ilmu terhadap gurunya, maka haruslah bagi seorang guru apabila berbuat kesalahan agar merujuk kepada kebenaran meskipun sebelumnya ia telah menyampaikan satu pendapat, kemudian terbukti bahwa pendapat tersebut salah. Maka ia tidak segan-segan untuk rujuk kepada kebenaran karena sikap ksatria tadi merupakan tanda keadilan dan kerendahan hatinya terhadap kebenaran, baik yang datang dari anak kecil maupun orang dewasa.

Termasuk nikmat yang Allah berikan kepada seorang guru bahwa ia mendapatkan para siswa yang mau menegur kesalahannya dan membimbing kepada kebenaran sehingga kebodohan yang telah menyelimutinya selama ini menjadi lenyap. Maka seharusnya ia bersyukur kepada Allah Ta’ala, kemudian berterima kasih kepada orang yang menasihatinya, baik ia seorang siswa atau selainnya karena melalui sebab orang tersebut ia mendapatkan hidayah Allah _Subhanahu wa Ta’ala_.

Di antara hal yang paling agung yang harus dimiliki para ahli ilmu dan penuntut ilmu adalah mempraktekkan apa yang ia sampaikan tentang akhlak yang terpuji dan membuang segala akhlak yang hina.

Mereka adalah orang-orang yang paling utama untuk menjalankan segala kewajiban, baik kewajiban lahir maupun yang batin. Dan meninggalkan segala hal-hal yang haram, dikarenakan mereka memiliki keistimewaan berupa ilmu pengetahuan, yang tidak dimiliki oleh selain mereka. Juga dikarenakan mereka adalah teladan manusia. Manusia pada dasarnya selalu mencontoh ulama mereka dalam kebanyakan urusan, [1] baik diakui atau tidak. Juga dikarenakan protes dan kecaman atas mereka, apabila perbuatan mereka bertentangan dengan apa yang mereka katakan. Kecaman terhadap mereka jauh lebih besar daripada kecaman yang dilontarkan kepada selain mereka, dalam perbuatan yang sama.

Para salafush shalih juga memperoleh ilmu dengan mempraktekkan ilmu tersebut. Apabila ilmu itu diamalkan, maka akan membekas dan bertambah serta banyak barakahnya. Sebaliknya, apabila ilmu tersebut tidak diamalkan, maka akan hilang dan tidak membawa keberkahan. Ruh ilmu dan kehidupannya adalah dengan mengamalkannya, dengan akhlak yang terpuji. Dengan mengajarkannya dan memberi nasihat.

Tidak ada daya serta upaya, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung. [2]

📚🖋📙📖🗝⚖
[Disalin dari Buku Adab Bergaul halaman 117 - 126]


[1] Syaikh Ali Hasan berkata, “Maka bertakwalah kepada Allah pada diri-diri mereka, orang-orang yang telah menjadi idola para pemuda agar mereka mengetahui bahwa amanat itu sesungguhnya sangat berat dan kewajiban itu sangat besar. Sesungguhnya tergelincirnya seorang ulama berarti tergelincirnya seisi dunia. Saya katakan -dengan penuh kecintaan dan kejujuran- bahwa tergelincirnya seorang da’i akan mengakibatkan timbulnya segala kerusakan dan tidak ada yang dapat memberi jalan keluar, kecuali Allah.”

[2] Disarikan dari kitab _al-Mu’in ‘alaa Tahshi Adabil ‘ilmi wa akhlaaqil Muta’allimi_ yang dikumpulkan oleh Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid  dari buku _al-Fataawaa as-Sa’diyyah_, penerbit Dar ash-Shumai’i, Riyadh, Saudi Arabia, cet. 1 th. 1413 H - 1993.