Friday, June 28, 2019

Kajian Al Qur'an

*Idgham Kamil dan Idgham Naqish (Perbedaan dan Contohnya)*

Dalam ilmu tajwid ada istilah idgham kamil dan idgham naqish. Bagi seseorang yang belum terlalu mendalami ilmu tajwid pasti kedua istilah agak sedikit asing. Pembagian idgham menjadi kamil dan naqish berlaku pada seluruh hukum dilihat dari cara memasukkan atau meleburkan huruf.

Bahasannya :

1. Idgham Kamil
Idgham kamil artinya adalah idgham yang sempurna. Adapun dalam istilah ilmu tajwid idgham kamil adalah memasukkan huruf ke huruf yang lainnya secara sempurna baik makhraj maupun sifatnya. Contohnya:

عَبَدْتُّمْ – مِنْ نِّعْمَةٍ – عَصَوْا وَّكَانُوْا - اَلدَّهْرِ
Contoh diatas merupakan bacaan idgham kamil karena huruf yang pertama melebur ke huruf yang kedua sehingga lafal huruf yang pertama tidak tersisa sama sekali.

2. Idgham Naqish
Idgham naqish adalah memasukkan huruf ke huruf yang lainnya namun ada beberapa sifat yang masih muncul pada huruf yang pertama. Contoh:

مَنْ يَعْمَلْ – مِنْ وَّالٍ – بَسَطْتَ – اَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ
Mengapa contoh-contoh di atas dikategorikan idgham naqish:

> Idgham pada kata pertama dan kedua disertai dengan ghunnah. Ghunnah adalah sifat yang terdapat pada huruf nun. Sedangkan ya’ dan wau tidak memiliki sifat ghunnah. Ketika nun diidghamkan ke huruf ya’ dan wau masih menyisakan sifat yang terdapat pada nun yaitu ghunnah sehingga termasuk idgham naqish.

>Untuk membahas contoh ketiga dan keempat, perhatikan bait Matn Jazariyah berikut ini!

وَبَيِّنِ الإِطْـبَاقَ مِنْ أَحَطتُّ مَعْ»«بَسَطتَّ وَالخُلْفُ بِنَخْلُقْكُمْ وَقَعْ

Artinya:

Dan jelaskanlah sifat ithbaq pada kata (أَحَطتُّ) dan (بَسَطتَّ). Dan para ulama qiraat berbeda pendapat pada (نَخْلُقْكُمْ).

Idgham pada kata (بَسَطتَّ) masih menyisakan sifat ithbaq yang terdapat pada huruf tha’ sehingga idghamnya tidak sempurna. Adapun kata (نَخْلُقْكُمْ) ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan masih terdapat sifat isti’la pada huruf qaf ada juga yang mengatakan qaf didghamkan secara sempurna ke huruf kaf.
----------------------------------
(Untuk praktik yang betul silahkan bertalaqqi kepada guru yang ahli dalam bidang qiraat).

Kesimpulan:

👉Idgham kamil terdapat pada:
> Idgham syamsiyah
> Idgham bila ghunnah
> Idgham bighunnah (selain wau dan ya’)
> Idgham mutamatsilain
> Idgham mutajanisain (selain tha’ ke ta’)
> Idgham mutaqaribain

👉Idgham naqish terdapat pada:
> Idgham bighunnah (selain mim dan nun)
> idgham tha’ ke ta.

Itulah perbedaan idgham kamil dan idgham naqish yang harus diketahui oleh para pembaca Al-Qur’an supaya bacaannya lebih fasih.

والله اعلم
🌈 *KAJIAN ANAK - PASAR MINGGU*
🍃 *KHUSUS KELAS 2 SD - 3 SMP*
🍂 *SABTU 29 JUNI  2019*


💦 *Dhuha*
⏰  09:00-11:00
👤  *Kak ABU LUQMAN*
       (Pemateri Kajian Anak Rodja TV)
🏷  *Masa Kecil Rasulullah Yang Mengagumkan*

🔴  *GRATIS*
📝  *Pendaftaran:* https://bit.ly/kajian-anak

🕌 *Masjid Nurul Amal*
      Jl AUP Raya No.1A, Pasar Minggu, Jaksel
📍 https://bit.ly/maps-mna


⚠ *Tata Tertib*

1⃣ Hadir di awal waktu

2⃣ Membawa alat tulis (buku dan pensil/pulpen) dan mencatat 📒✏

3⃣ Peserta tidak di perkenankan membawa/ mengunakan /memainkan alat elektronik ( handphone, PC tablet, MP3 player dsb ) selama kegiatan kajian berlangsung📲💻

4⃣ Peserta & pengantar wajib berpakaian sesuai syariat islam:
🧕🏻 Peserta wanita (banat & umminya) tidak diperkenankan memakai pakaian yang memperlihatkan aurat/celana panjang dan wajib menggunakan baju panjang & kerudung sesuai syariat islam, memakai kaos kaki.
👳‍♀ Peserta pria (banin & abinya) tidak diperkenankan memakai celana pendek/berbahan jeans

5⃣ Bagi yang ingin INFAQ HADIAH 🎁 dapat di serahkan ke panitia di meja registrasi (hadiah games dengan harga wajar), atau diserahkan sebelum hari H.

6⃣ Wajib menjaga kebersihan 🚮

7⃣ Menjauhi ikhtilat

8⃣ Menjaga anak-anak tidak berlari-lari dan berisik, menjaga ketenangan saat kajian berlangsung

*INFO*
📞 0812-8990-4417 (a), 0812-9166-0123 (i)
*IG*             @baraka.alummah
*Telegram* barakaalummah
*Twitter*     barakaalummah
*Facebook* barakaalummah
*Youtube*   Baraka al Ummah


_*Baraka al Ummah*_
_*DKM Nurul Amal*_
Kepada Saudaraku Prabowo dan Sandy:

Bismillah.

Ini bukan akhir segalanya,pun bukan awal sebuah akhir,ini hanyalah akhir sebuah awal.

Bagi kami,kalian telah menang sejak awal,menang karena telah menunjukkan bahwa Pemimpin itu mendengar dan bicara dengan hati.

Tidak ada kebaikan yang sia-sia,jika kalian tulus menanamnya,maka in syaa ALLAH kalianlah yang pertama memanennya.

Teruslah menebar kebaikan,menginspirasi kami tentang makna mencintai negri dengan tulus,tak lelah berjuang menyuarakan kebenaran,menegakkan keadilan,peduli pada sesama,menepis kebencian,karena itulah yang kami lihat di mata,wajah serta senyum dan keseharian kalian.

Pasti kalian lelah dan letih,mereka pun sama,jika kalian  sedih,mereka pun pasti pernah merasakan itu,tetapi jika kalian tulus semata demi menemukan keridhoan ALLAH,jangan takut dan sedih semata karena apa yang mereka putuskan dan nyatakan,kesedihan utama bagi kita adalah ketika kehilangan kesempatan mengingat dan bermunajat kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.

Inilah Politik, dan begitulah seperti sudah kita perkirakan sebelumnya.Siasat adalah ruh utama politik dan ketika itu menafikan takut dan tanggung jawab pada ALLAH,tak ada kebaikan apapun disana.

Tak ada keadilan hakiki seperti menurut kalian,karena Keadilan hanya dan hanya jika kita menyerahkan sepenuh hati pada Syariat-NYA ,dan mengikuti keteladanan Rasulullah ShallALLAH Alaihi Wassalam.

Dunia hanyalah permainan,dan siapa yang menjual segalanya termasuk Keimanan demi sebuah permainan,maka dia tidak lebih baik dari seekor Keledai yang hidup demi sebatas perut dan kemaluannya.
Marilah menjemput kemenangan hakiki dengan terus bekerja mempelajari,memperdalam dan mengamalkan Dien,karena Akheratlah tujuan akhir kita,disanalah Negeri kita,disana  tak ada lagi kerja karena disana kita menuai hasil.

Perjuangan telah ditunaikan,ikhtiar telah dijalankan,masalah hasil itu adalah bagian-NYA,DIA lah sebaik-baik Penilai,semoga apa yang sudah dan akan diperjuangkan jadi bagian amal shaleh kalian dan meraih ridho-NYA...aaamiiin.
Faidza Azamta Fatawakkal AllALLAH.
Nashrun MinnALLAH Wa Fathun Qoriib.

Salam dan Cinta kami!

*H.A.Attamimi*
*Penuntut Ilmu Menahan Komentar yang Memperkeruh Suasana*


Di era sosmed ini, semua orang memiliki panggung untuk bicara. Siapa saja dan kapan saja seseorang bisa berkomentar tentang apa saja.

Hendak kita seorang penuntut ilmu agama menjaga adab agar kita lebih banyak diam dan tidak berkomentar terlalu banyak. Terlebih apabila terjadi fitnah atau pembahasan yang berat dan butuh ilmu untuk memberikan komentar.

 Hendaknya penuntut ilmu lebih banyak diam daripada ikut terlalu banyak berkomentar. Terkadang komentarnya tersebut justru memperkeruh suasana dan menambah beratnya pembahasan serta menambah fitnah.

Sungguh indah nasehat dari Adz-Dzahabi

إذا وقعت الفتن فتمسك بالسنة والزم الصمت ولا تخض فيما لايعنيك وماأشكل عليك

“Apabila terjadi fitnah, berpegang teguhlah pada Sunnah dan TETAPLAH DIAM. Janganlah engkau disibukkan dengan yang tidak bermanfaat (bukan urusanmu) dan apa yang masih meragukan (musykil).” [As-Siyar A’lam AN-Nubala 20/141]

Hendaklah kita sebagai penuntut ilmu menahan diri untuk tidak berkomentar terkait hal yang kita tidak punya ilmu dalam permasalahan tersebut.

Menahan diri dari berkoemntar apabila belum belajar bahasa Arab dan belum belajar ilmu-ilmu ushul. Terlebih permalasahan tersebut adalah permasalahan berat dan menyangkut hidup dan hajat orang banyak.

Apabila seseorang yang tidak berilmu berkomentar, maka akan muncul pendapat yang aneh dan justru akan memperkeruh suasana. Sebagaimana ungkapan:

من تكلم في غير فنه أتى بالعجائب

“Barangsiapa yang berbicara di luar ilmunya, akan muncul pendapat yang aneh-aneh.”

Salah satu adab bagi kita penuntut ilmu adalah banyak diam daripada berbicara.

Ibnu Jama’ah menukil perkataan salaf:

حق على العالم أن يتواضع لله في سره وعلانيته ويحترس من نفسه ويقف على ما أشكل عليه

“Hak bagi seorang berilmu adalah tawadhu’ (rendah hati) kepada Allah dalam keadaan sendiri maupun ramai, mawas diri dan diam (tawaqquf) terhadap hal yang masih meragukannya.” [Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim hal 26]

Menjaga lisan adalah suatu hal yang harus kita lakukan sebagaimana hadits berikut:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau hendaklah diam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah).

Kunci kebaikan adalah menjaga lisan sebagaimana hadits berikut:

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حَدِّثْنِي بِأَمْرٍ أَعْتَصِمُ بِهِ قَالَ قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَخْوَفُ مَا تَخَافُ عَلَيَّ فَأَخَذَ بِلِسَانِ نَفْسِهِ ثُمَّ قَالَ هَذَا

“Dari Sufyan bin ‘Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata: “Aku berkata, wahai Rasulullah, katakan kepadaku dengan satu perkara yang aku akan berpegang dengannya!” Beliau menjawab: “Katakanlah, ‘Rabbku adalah Allah’, lalu istiqamahlah”. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah yang paling anda khawatirkan atasku?”. Beliau memegang lidah beliau sendiri, lalu bersabda: “Ini”.[HR. Tirmidzi, Dishahihkan AL-Albani]

Demikian semoga bermanfaat


Penyusun: Ustadz Raehanul Bahraen