Monday, May 16, 2016

Mengapa Laki-laki Disiapkan Bidadari Sedangkan Wanita Tidak Disiapkan Bidadara?

1i14ndex
Pertanyaan:
لماذا وعد الله الرجال في الجنة بالحور العين، ولم يعد النساء بشيء من ذلك؟ جزاكم الله خيرا
Mengapa Allah menjanjikan bidadari kepada laki-laki di surga sedangkan wanita tidak disiapkan sebagaimana laki-laki (bidadara)

Jawaban:
الحكمة في ذلك -والله أعلم- أن الرجال هم القوامون على النساء، وأنهم إذا وعدوا بهذه الأشياء صار هذا أقرب إلى نشاطهم في طلب الآخرة، وحرصهم على طلب الآخرة، وعدم ركونهم إلى الدنيا الركون الذي يحول بينهم وبين المسابقة إلى الخيرات والنساء تابعات للرجال في الأغلب، فإذا رزق الرجل الحور العين في الجنة مع ما وعد الله به النساء المؤمنات من الخير العظيم والدرجات العالية في الجنة فلهن من الأجر ما يجعلهن زوجات للخيرين من الرجال في الجنة والرجل يعطى زيادة من الحور العين وليس في الجنة أذى ولا منافسة ولا ضرر كما يقع للضرات في الدنيا بل كل واحدة مع زوجها ولو معه آلاف النساء ما تتضرر بذلك ولا تندم من ذلك ولا تحزن من ذلك فالكل في خير وفي نعمة وفي راحة في أنس وطمأنينة اً.
Hikmah dari hal tersebut – wallahu a’lam–  karena laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Jika laki-laki dijanjikan semisal ini maka mereka akan lebih semangat dan berupaya dalam mencari akhirat dan tidak adanya kecondongan terhadap dunia karena bisa menghalangi mereka dengan berlomba-lomba menuju kebaikan.
Wanita umumnya mengikuti laki-laki. Jika laki-laki (dijanjikan) diberikan bidadari di surga, bersamaan dengan itu, Allah juga menjanjikan bagi wanita yang beriman kebaikan yang besar dan kedudukan yang tinggi di surga (yaitu mereka jauh lebih cantik dari bidadari, sehingga terkadang bidadari tidak ditoleh oleh suaminya sedikitpun, pent). Bagi mereka pahala yang menjadikan mereka istri bagi suami mereka yang baik di surga (wanita di dunia akan mendapatkan suaminya di surga, menjadi suami-istri abadi, pent).
Di surga tidak ada gangguan, perselisihan dan bahaya sebagaimana yang terjadi pada para madu (istri-istri) di dunia. Bahkan mereka bersatu (hatinya) bersama suami mereka. Walaupun bersama suaminya 1000 wanita, maka tidak membahayakan, tidak membuat menyesal dan bersedih. Semuanya berada dalam kebaikan, kenikmataan, kenyamanan dan ketenangan.[1]

Catatan:
-salah satu hikmahnya juga karena laki-laki bertugas mendidik wanita para istri mereka. Dan laki-laki akan diminta pertanggungjawaban terhadap istri mereka. Ketika si istri melakukan kemaksiatan, maka suami juga akan ditanya diakhirat, “mengapa engkau biarkan istrimu bermaksiat? Mengapa tidak kau didik?”. Dan umumnya wanita terkadang mengingkari kebaikan suami mereka (sebagaimana dalam hadits) dan bidadari adalah sebagai motivasi serta hiburan bagi para suami dan laki-laki (misalnya semangat berperang dalam jihad).
Oleh karena itu jika si istri membangkang dan sulit dididik, maka para suami memiliki hiburan berupa bidadari. Sebagaimana sabda Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam,
لاَ تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا ؛ إِلاَّ قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ : لاَ تُؤْذِيْهِ قَاتَلَكِ اللهُ ؛ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكِ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا
“Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia kecuali istrinya di akhirat dari bidadari akan berkata, “Janganlah engkau mengganggunya, semoga Allah membinasakanmu. Sesungguhnya ia hanyalah tamu (sebentar) di sisimu, sebentar lagi ia akan meninggalkanmu menuju kami” [2]

-wanita juga mendapatkan kenikmatan laki-laki yang ganteng, tubuhnya atletis dan penampilan yang sangat menarik. Yaitu suami mereka di dunia (jika suaminya masuk surga). Para suami mereka akan diubah penampilannya menjadi sangat sempurna. Penduduk surga akan menyerupai bentuk bapak mereka nabi Adam ‘alahissalam . Dan Nabi Adam adalah manusia yang paling sempurna, paling ganteng dan paling sempurna penampilannya karena langsung diciptakan oleh tangan AllahAzza wa Jalla.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ آدَمَ
“Semua yang masuk surga seperti bentuknya Nabi Adam[3]
Dalam riwayat yang lain,
إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لاَ يَبُوْلُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ وَلاَ يَتْفُلُوْنَ وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ … وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُوْرُ الْعِيْنُ عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُوْرَةِ أَبِيْهِمْ آدَمَ سِتُّوْنَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ
“Sesungguhnya rombangan pertama yang masuk surga seperti rembulan yang bersinar di malam purnama, kemudian rombongan berikutnya seperti bintang yang paling terang di langit, mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak membuang ludah, tidak beringus….istri-istri mereka adalah para bidadari, mereka semua dalam satu perangai, rupa mereka semua seperti rupa ayah mereka Nabi Adam, yang tingginya 60 hasta menjulang ke langit[4]
Sebagaimana laki-laki, wanita juga ingin mendapatkan pasangan yang paras dan penampilannya indah. Maka para wanita surga juga akan mendapatkan apa yang mereka inginkan di surga. Sebagaimana firmanAllah,
لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ
Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah Balasan orang-orang yang berbuat baik” (Az-Zumar : 34)
لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya” (Qaaf : 35)

-jika ada yang bertanya: “Nanti kalau berubah wajahnya, istrinya tidak kenal”?
Jawabannya: Allah Maha Mampu, logikanya jika kita punya kenalan anak kecil (misalnya adik sepupu), parasnya kurang bagus, setelah bertahun-tahun tidak bertemu, kemudian kita bertemu sekarang dengan keadaan wajahnya yang ganteng. Tentu kita masih ingat si anak kecil tersebut sekarang sudah menjadi pemuda yang gagah.

-jika ada yang bertanya: “Bagaimana jika wanita yang tidak punya suami di dunia, atau tidak sempat menikah atau suaminya masuk neraka”?
Jawaban: mereka akan dipasangkan dengan laki-laki disurga (misalnya laki-laki yang belum sempat menikah di dunia, jika mereka ridha). Karena tidak ada yang membujang di surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
وَمَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبُ
“Tidak ada seorang yang membujang pun di surga”[5]

-tidak ada rasa cemburu dan sakit hati serta perselisihan bagi para istri (laki-laki yang memiliki lebih dari satu istri, maka di surga ia juga dipasangkan dengan istri-istrinya).
Allah Ta’ala berfirman,
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ
Dan Kami lenyapkan/hilangkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (Al-Hijr : 47)
-semua wanita dunia yang masuk surga lebih tinggi kedudukannya daripada bidadari, mereka lebih cantik. Bahkan jika amal mereka baik, maka kecantikan mereka mengalahkan bidadari. Bisa jadi para bidadari yang sedemikian cantiknya dalam gambaran Al-Quran dan Sunnah, mereka hanya sebutir pasir di pantai, para bidadari tidak lagi ditoleh sedikitpun oleh suami wanita terebut disurga. Oleh karena itu para wanita bisa membuat cemburu bidadari disurga sesuai dengan amal dan kepatuhan mereka terhadap suami dalam perkara yang baik.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

@perpus FK UGM, 20 Jumadil Awwal 1434 H
Penyusun: Raehanul Bahraen

——————————————————
🔘 TANDA-TANDA KEBAHAGIAAN.
——————————————————
🎓 Berkata Al-Imām As-Syāthibi råhimahulläh Ta'āla:

《 Diantara tanda-tanda kebahagiaan atas seorang hamba ialah:
▣ dimudahkan baginya ketaatan.

▣ mencocoki sunnah dalam perbuatan-perbuatannya.

▣ pertemanannya dengan orang-orang shaleh.

▣ baik akhlaknya bersama saudara-saudaranya.

▣ mencurahkan kebaikannya bagi semua makhluk.

▣ perhatiannya terhadap kaum muslimin.

▣ dan pandai menjaga waktunya. 》

           •┈┈┈••✦✿✦••┈┈┈•

📚 Al-I'tishäm (2/152).
——————————————————
📮 قال الإمام الشاطبي رحمه الله تعالى:

«من علامات السعادة على العبد

📌 - تيسير الطاعة عليه.
📌 - وموافقة السنة في أفعاله.
📌 - وصحبته لأهل الصلاح.
📌 - وحسن أخلاقه مع الإخوان.
📌 - وبذل معروفه للخلق.
📌 - واهتمامه للمسلمين.
📌 - ومراعاته لأوقاته ».

📚 |[الاعتصام  (٢/ ١٥٢]|
🌍قناة مجموعات شباب الخير السلفي🌎
http://bit.ly/1OLxPPE

🔄 Channel MutiaraASK

•═════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ═════•
📮 Join Channel @MuliaDenganSunnah
di Telegram :  https://goo.gl/X2h0P7
➡️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
📚 WA MULIA DENGAN SUNNAH
📱 081381173870 Admin
📢 @TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 Senin, 09 Sya'ban 1437 H / 16 Mei 2016 M

📖 Sadari Diri Anda!

Saudaraku sekalian yang mencintai sunnah dan dicintai oleh Alloh Subhana wa Ta’alaa..

Apakah Anda pernah mendapat cobaan dihadapkan pada suatu keadaan sulit? Berat? Tak berdaya? Atau tidak mampu membeli sebagian kebutuhan Anda?

 Maka biasanya disaat seperti itulah syetan membisikkan kepada kita sebuah pengandaian. Tidak jarang Andapun berkata dan berjanji pada diri sendiri, “Andai aku mendapat pekerjaan”, “Andai aku memiliki uang banyak”, “Aku akan berbuat demikian dan demikian….”

Coba Anda kembali mengingat-ingat pengalaman masa lalu Anda, rata-rata kita semua pernah melakukannya.

Oleh karena itu, marilah kita mengenali jati diri kita masing-masing melalui lamunan dan andaian tersebut. Bila Anda kuasa untuk membuktikan andaian dan lamunan Anda dalam dunia nyata, maka Anda adalah seorang yang benar-benar beriman, tapi jika sebaliknya, maka beristighfarlah...

Hadits dari Abu Hurairah : bahwa ia mendengar Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
”Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil; orang pertama menderita penyakit kusta, orang kedua berkepala botak, dan orang ketiga buta.

Allah hendak menguji mereka, maka Allahpun mengutus seorang malaikat. Malaikat utusan Allah itupun mendatangai orang pertama yang terkena kusta, dan bertanya: apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab : warna kulit yang bagus, dan sembuhnya penyakit yang aku derita dan menyebabkan orang lain memperolok-olokku. Sepontan malaikat tersebut mengusapnya, dan sekejap penyakitnya sembuh, dan ia diberi warna kulit yang bagus.

Selanjutnya Malaikat itu kembali bertanya kepadanya: Harta apa  yang paling engkau sukai? Ia menjawab : Onta atau sapi, –Ishaq perawi hadits ini ragu- maka ia diberi seekor onta bunting, dan malaikat itu berdoa untuknya : Semoga Allah meberkahi ontamu.

Selanjutnya malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak, dan bertanya kepadanya: apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab : rambut yang indah, dan sembuhnya penyakit yang aku derita dan menyebabkan orang lain memperolok-olokku.

Sepontan malaikat tersebut mengusapnya, dan sekejap penyakitnya hilang, serta ia dikarunia rambut indah. Selanjutnya malaikat itu kembali bertanya: Harta apa yang paling engkau sukai? Ia menjawab: Sapi atau onta, maka ia diberi sapi bunting, dan malaikat itu berdoa untuknya: Semoga Allah memberkahi sapimu.

Selanjutnya malaikat itu mendatangi orang yang buta, dan bertanya kepadanya : apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab : Allah mengembalikan penglihatanku, sehingga aku bisa melihat orang lain. Lalu malaikat itu mengusapnya, dan Allah-pun mengembalikan penglihatannnya.

Selanjutnya Malaikat itu bertanya kepadanya : Harta apa yang paling engkau dambakan? Ia menjawab: Kambing. Dan iapun segera diberi seekor kambing bunting.
Tidak selang berapa lama onta, sapi, dan kambing tersebut beranak pinak sehingga orang pertama memiliki satu lembah onta, orang kedua memiliki satu lembah sapi dan orang ketiga memiliki satu lembah kambing.

Nabi  melanjutkan ceritanya dengan bersabda : “Selang beberapa lama, malaikat itu dengan rupa yang sama dengan rupanya disaat mengobati ketiganya, orang yang dahulu menderita kusta, dan berkata: Aku adalah orang miskin, sedang dalam perjalanan dan kehabisan bekal, sehingga saat ini aku tidak mungkin dapat sampai ke tujuanku, kecuali dengan pertolongan Allah, lalu dengan pertolonganmu.

Demi Dzat yang telah memberimu warna yang elok, kulit halus, dan harta yang melimpah, aku minta kepadamu seekor onta, untuk menjadi bekalku melanjutkan perjalanan. Orang itu menjawab : Tanggunganku banyak sekali. Mendengar jawaban lelaki itu, malaikat tersebut berkata: Seakan aku pernah mengenalmu. Bukankah dahulu engkau menderita kusta, sehingga dijauhi oleh masyarakat, dan melarat.

 Selanjutnya Allah Azza wa Jalla mengaruniaimu kekayaan? Lelaki itupun menjawab: Sesungguhnya harta ini aku warisi secara turun-temurun dari nenek moyangku. Mendengar jawaban yang demikian, malaikat itupun  berkata: Jikalau engkau berbohong, semoga Allah mengembalikanmu kepada keadaanmu semula.

Nabi melanjutkan ceritanya dengan bersabda : Kemudian dengan rupa yang sama dengan rupanya disaat mengobati ketiganya, malaikat itu mendatangi orang yang dahulu berkepala botak. Iapun berkata seperti yang ia katakan kepada orang pertama, dan lelaki  itupun menjawab permintaan malaikat seperti jawaban orang pertama, sehingga malaikat itupun berkata: bila engkau berdusta, semoga Allah mengembalikanmu kepada keadaanmu semula.

Selanjutnya dengan rupa yang sama dengan rupanya disaat mengobati ketiganya, malaikat itu mendatangi orang yang dahulu buta, dan berkata : aku adalah orang miskin, yang sedang dalam perjalanan, dan kehabisan bekal, sehingga aku tidak bisa sampai pada tujuanku, kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolonganmu. Demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, aku meminta seekor kambing untuk menjadi bekal perjalananku.

Mendengar permintaan ini, lelaki itu menjawab : Dahulu aku buta, kemudian Allah kembalikan penglihatanku, maka ambillah dari kambingku sesuka hatimu, dan sisakan darinya sesuka hatimu. Sungguh demi Allah, aku tidak berkeberatan dengan kambing yang engkau ambil di jalan Allah.

Mendengar jawaban santun ini, malaikat itu berkata kepadanya : Jagalah hartamu, sesungguhnya kalian telah  diuji, dan sesungguhnya Allah telah meridhoimu, dan murka kepada dua sahabatmu”. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim).

Wahai Saudara-Saudariku...
Bagaimana nasib lamunan dan angan-angan kita semua?
Semoga Allah Ta’ala mengampuni kekhilafan kita dan membimbing jalan hidup kita, sehingga hati kita selaras dengan lahir kita.

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥 Facebook Page :
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel :
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 09 Sya'ban 1437 H / 16 Mei 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bulūghul Marām
🔊 Hadits ke-2 | Pandanglah Orang yang di Bawahmu dalam Masalah Dunia
~~~~~~~~~~~~~

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي اللّه عنه قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ  أن لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian. Sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allāh yang Allāh berikan kepada kalian".

(HR Imām Bukhāri dan Imām Muslim)
〰〰〰〰〰〰〰


بسم اللّه الرحمن الرحيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Para ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan hadits berikutnya.

HADITS 2

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي اللّه عنه قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ  أن لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ

Dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

"Lihatlah kepada yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang di atas kalian. Sesungguhnya hal ini akan menjadikan kalian tidak merendahkan nikmat Allāh yang Allāh berikan kepada kalian".

(HR Imām Bukhāri dan Imām Muslim, lafadz ini milik Muslim nomor 5264, versi Syarh Shahih Muslim nomor 2963)

Ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Hadits ini mengajarkan kita dalam masalah dunia; hendaknya kita melihat ke bawah.

Bagaimanapun kekurangan yang ada pada diri kita dalam masalah dunia, pasti masih ada orang-orang yang lebih parah daripada kita.

Lihatlah kita sekarang dalam keadaan sehat alhamdulillāh. Kalau kita melihat ke bawah, betapa banyak orang yang sakit, terkapar di tempat tidur tidak bisa bergerak karena sakit, juga orang yang cacat.

⇒Yang lebih parah dari kita lebih banyak. Dan seorangpun kalau diapun sakit masih ada yang lebih parah sakitnya. Senantiasa pasti ada yang lebih menderita daripada apa yang kita rasakan.

Kalau kita selalu melihat ke bawah dalam masalah kesehatan saja, maka kita akan senantiasa bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan ini memang berat, senantiasa bersyukur bukan perkara yang mudah.
Oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

"Hanya sedikit dari hamba-hambaKu yang bersyukur." (QS Saba': 13)

Kita berdo'a semoga Allāh menjadikan kita termasuk dari hamba-hamba Allāh yang sedikit tersebut.

Dan diantara hal yang membuat kita senantiasa bersyukur adalah melihat ke bawah dalam masalah dunia.

Demikian juga masalah harta, misalnya kita mungkin punya kendaraan yang mungkin kurang bagus, tetapi masih banyak orang di bawah kita yang kendaraannya lebih jelek daripada kendaraan milik kita.

Dan bisa jadi, masih banyak orang yang hanya memiliki motor atau memiliki sepeda. Bahkan masih banyak orang yang hanya bisa berjalan kaki, tidak memiliki kendaraan sama sekali.

Maka dalam hal dunia kita lihat ke bawah, jangan kita lihat ke atas. Karena dunia kalau lihat ke atas maka tidak akan ada habisnya.

Maka Rasūlullāh melarang untuk melihat ke atas masalah dunia. Dunia tidak akan pernah habisnya, orang yang mencari dunia akan senantiasa haus akan dunia.

Terkadang kita heran tatkala melihat ada seorang sudah tua, umur sudah 60 tahun atau 70 tahun atau bahkan 80 tahun, namun masih sibuk tenggelam dalam dunia, masih memikirkan ini memikirkan anu, kapan dia mau istirahat? Kapan dia mau menikmati dunianya?

Sementara dia terus mencari dunia dan demikian terus kehidupannya.
Mungkin kita heran, tapi dia sendiri tidak heran. Kenapa?

Karena memang tidak ada rasa batas terakhir masalah kepuasan dunia. Seorang kapan mendapatkan sesuatu, maka dia masih akan mencari yang lain lagi.

Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ

"Seandainya anak Ādam memiliki 2 lembah emas maka dia akan mencari lembah yang ke-3. Dan dia tidak akan berhenti kecuali kalau pasir sudah dimasukkan dalam mulutnya."
(HR Bukhari no. 5956, versi Fathul Bari no 6436 dari shahābat Ibnu 'Abbas)

⇒Kalau sudah meninggal baru dia berhenti.

Dunia itu ibarat air laut yang asin; semakin ditelan maka akan semakin membuat haus seseorang.

Makanya dalam masalah dunia, kita lihat dibawah agar kita senantiasa bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Berbeda halnya dengan masalah akhirat, masalah akhirat kita lihat ke atas.
Allāh mengajarkan kita untuk semangat dalam masalah akhirat.
Oleh karenanya tatkala kita shalat kita mengatakan :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ () صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ ()

"Ya Allāh, tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka."

Siapa? Mereka yaitu nabiyyīn wa shiddiqīn wasy syuhadā wash shālihīn (jalan para Nabi, jalan para orang shidiq, para syuhada dan orang-orang shalih).

Kita disuruh untuk melihat ke atas masalah akhirat senantiasa minta petunjuk mereka, petunjuk jalan yang pernah ditempuh oleh orang-orang yang hebat-hebat seperti para Nabi, para syuhada, para shalihīn.

Demikian juga Allāh mengatakan:

وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

"Dan untuk yang demikian (masalah surga), maka hendaknya orang-orang yang berlomba, berlomba-lombalah." (QS Al Muthaffifīn: 26)

Dalam masalah surga maka berlomba-lombalah. Kata Allāh :

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ

Berlomba-lombalah dalam kebaikan (QS Al Baqarah: 148)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ

"Berlomba-lombalah untuk meraih ampunan Allāh. Dan berlomba-lombalah untuk segera meraih surga yang luasnya seluas langit dan bumi." (QS Āli 'Imrān: 133)

Dalam masalah kebaikan (agama) maka seorang melihat ke atas sehingga dia tidak merasa puas dengan agama yang dia miliki, dia tidak merasa ujub (merasa bangga).

Bukan sebaliknya, sebaliknya orang masalah dunia lihat ke atas, masalah agama lihat ke bawah. Masalah dunia tidak pernah puas, melihat ke atas terus.

Sudah punya mobil masih melihat tertarik kepada mobil yang mewah, melihat tetangganya, melihat teman-temannya. Masalah agama malah justru lihat ke bawah.

Dia mengatakan: "Ah, alhamdulillāh saya sudah shalat, masih banyak orang yang tidak shalat".

Ya benar, memang masih banyak orang yang tidak shalat, bersyukur kepada Allāh.
Tapi lihat ke atas, agar kau merasa dirimu penuh kekurangan.

Masih banyak orang-orang yang lebih hebat dari engkau sehingga engkau terpacu untuk mencari yang lebih dalam masalah agama.

Karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan :

فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ، فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ، وَأَعْلَى الْجَنَّةِ

"Jika engkau minta surga maka mintalah surga Firdaus, surga yang paling tinggi. Karena itulah surga yang paling tinggi." (HR Al Bukhāri)

Rasūlullāh mengajarkan kepada kita untuk memiliki himmah 'āliyah (semangat yang tinggi) di dalam masalah agama dan kita tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki sekarang.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan kita orang-orang yang memandang ke bawah tatkala masalah dunia dan menjadikan kita orang-orang yang memandang ke atas dalam masalah agama.

وبالله التوفيق
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
______________________________
📦 Bimbingan Islam.com
بسم الله الرحمن الرحيم

📑 Nasehat Indah Ustad Yazid bin Abdul Qodir Jawas

1). Jangan berharap kepada manusia, karena engkau akan kecewa. Berharaplah kepada Allah, niscaya engkau tidak akan pernah kecewa.

2). Manusia yang mulia adalah yang dia bangun disepertiga malam terakhir, kemudian meminta kepada Allah. Jangan lewatkan waktumu untuk berbuat maksiat, karena tak tahu kapan ajalmu kan menjemput. Sehingga kematianmu menjadi su'ul khothimah.

3). Hidupmu di dunia ibarat satu hari atau setengah hari dibandingkan kehidupanmu di akherat kelak, persiapkanlah bekalmu, dan sebaik² bekal adalah taqwa.

3). Infakkanlah hartamu. Karena penyimpanan harta yang sesungguhnya adalah yang akan engkau bawa sampai mati, bukan yang engkau simpan untuk duniamu.

4). Jangan engkau tunda pekerjaan pagimu untuk sore harimu, niscaya banyak pekerjaan yang akan engkau selesaikan.

5). Aturlah waktumu sebaik mungkin, kapan mengurus pekerjaan rumah tanggamu, kapan engkau membaca al qur'an, kapan engkau membaca buku yang bermanfaat dan pekerjaan lainnya.

6). Orang yang tertipu adalah orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu luangnya padahal dia dalam kondisi sehat. Sesungguhnya setelah waktu luang akan ada waktu sibuk, setelah sehat akan ada masa sakit ... manfaatkanlah masa sehatmu dan waktu luangmu sebaik mungkin.

7). Sesungguhnya masa sakitmu dibandingkan masa sehatmu lebih banyak waktu sehatmu. Coba ingat berapa lama kamu sakit? Seminggu? Sebulan? Setahun? Bandingkan dengan masa sehatmu! Bersyukurlah

8). Janganlah engkau merasa aman dari perbuatan maksiat yang engkau lakukan secara diam-diam. Jika istri, suami atau orang lain tak ada yang mengetahui, akan tetapi Allah mengetahui perbuatanmu. Dan kelak perbuatanmu akan dipertanggungjawabkan.

9). Apabila perbuatan maksiat sudah engkau lakukan, menyesal lah! Bertobatlah Bertaubat dengan sebaik-baik taubat. Janganlah engkau ulangi. Tegakkanlah sholat niscaya akan menghapusnya. Berbuat baiklah kepada orangtuamu niscaya akan menghapus dosa-dosamu.

10). Berdo'alah. Sesungguhnya do'a yang paling banyak diucapkan nabi shalalallahu 'alaihi wa sallam adalah - Ya muqollibal quluub, tsabbit qolbii' alaa diinik - Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agamaMu.

11). Jangan engkau tinggalkan setelah sholat shubuh sebuah do'a - Allohumma innii as aluka 'ilman naa fi'an wa Rizqon thoyyiban wa'amalan mutaqobbalaan - Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.

12). Bacalah dzikir pagi dan sore, dia hanya meminta waktumu 10 menit. Kau bisa melakukan disela² aktivitasmu.

13). Bacalah buku yang bermanfaat. Karena ia dapat menghantarkanmu kepada kebaikan. Bacalah buku 4 jam dalam sehari.

14). Manusia yang paling utama adalah yang baik akhlaknya. Dan manusia yang paling cerdas adalah yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah kematian.

15). Janganlah engkau panjang angan-angan untuk kehidupan duniamu. Ketika usahamu telah mencukupi kebutuhan hidupmu, tak usah engkau tambahkan beban hidupmu dengan berutang untuk memperluas usahamu. Karena bisa jadi engkau akan mati meninggalkan hutang dan sesungguhnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam tak bersedia menyolati jenazah orang yang mati meninggalkan hutang.

16). Dapat engkau melakukan hal-hal mubah seperti menjaga kesehatan badanmu, akan tetapi janganlah hal tersebut membuatmu lupa menjaga kesehatan hatimu

17). Berikan rasa cintamu untuk orang-orang shalih, bukan untuk orang-orang kafir.

18). Terakhir, maafkanlah orang yang telah menyakiti hatimu..

🕋 MEMULAI DARI AL-QURAN 🕋

💊 Sebuah pertanyaan menarik dilontarkan, "Mengapa para Ulama terdahulu sanggup menguasai banyak cabang ilmu dalam usia muda..?"

💎 Jawabannya ternyata sederhana: Mereka memulai ilmu dari Al-Quran

📌Al Khatib Al-Baghdadi berkata,

“Selayaknya bagi setiap penuntut ilmu memulai dari menghafalkan Al-Quran .

Karena Al-Quran adalah ilmu yang paling mulia dan yang paling pantas didahulukan.”

(Al-Jaami’ li Akhlaaqir Rawi wa Li Aadabis Saami’)

✅ Diceritakan bahwa Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata, “Aku menghafal Al-Quran pada usia 7 tahun, aku mulai belajar shalat jama’ah pada usia 8 tahun dan aku mulai menulis hadits pada usia 9 tahun.”

✏️Ibnu Khaldun rahimahullaah berkata, “Ketahuilah bahwa mengajarkan Al-Quran kepada anak- anak merupakan bagian dari syi’ar agama Islam dan yang dipraktekkan umat ini. Praktek ini pun tersebar di setiap negeri. Pengaruhnya, hafalan Quran bisa lebih mengokohkan iman.

Setelah itu barulah kuasai akidah dari ayat-ayat Al-Quran, lalu kuasai sebagian matan hadits.”

⭐️ Al-Imam Asy-Syafii telah menghafalkan Al-Quran dengan hafalan yang sangat kuat pada usia 9 tahun. Setahun kemudian beliau telah menghafal kumpulan hadits dalam Kitab Al-Muwatha' Imam Malik, dan pada usia 15 tahun sudah memberikan fatwa.

🌙 Al-Imam Ibnul Jazari pada usia 14 tahun telah menghafal Al-Quran dengan beragam riwayat dan pada usia yang ke-24 telah diberikan ijazah mufti oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir.

📌 Maka, mulailah ilmu dan pendidikan dari Al-Quran. Salah satu guru kami mengatakan, "Orang yang telah terbiasa menghafal Al-Quran akan terus merasa lapar untuk menghafal..."

📌 Semoga Allaah Ta'aala menjadikan kita termasuk Ahlil Quran, di dunia dan di akhirat kelak.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

#ilmu #quran #pendidikan #riwayat #atsar

〰〰〰〰〰〰〰