Monday, March 11, 2019

*:: NASEHAT INDAH USTADZ YAZID BIN ABDUL QODIR JAWAS ::*


▪ Jangan berharap kepada manusia, karena engkau akan kecewa. Berharaplah kepada Allah, niscaya engkau tidak akan pernah kecewa.

▪ Manusia yang mulia adalah yang dia bangun di sepertiga malam terakhir, kemudian meminta kepada Allah.

▪ Jangan lewatkan waktumu untuk berbuat maksiat, karena engkau tak tahu kapan ajalmu akan menjemput. Sehingga kematianmu menjadi su'ul khothimah.

▪ Hidupmu di dunia ibarat satu hari atau setengah hari dibandingkan kehidupanmu di akhirat kelak, persiapkanlah bekalmu, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa.

▪Infakkanlah hartamu. Karena penyimpanan harta yang sesungguhnya adalah yang akan engkau bawa sampai mati, bukan yang engkau simpan untuk duniamu.

▪ Jangan engkau tunda pekerjaan pagimu untuk sore harimu, niscaya banyak pekerjaan yang akan engkau selesaikan.

▪ Aturlah waktumu sebaik mungkin, kapan mengurus pekerjaan rumah tanggamu, kapan engkau membaca Al-Qur'an, kapan engkau membaca buku yang bermanfaat dan pekerjaan lainnya.

▪ Orang yang tertipu adalah orang yang tidak dapat memanfaatkan waktu luangnya padahal dia dalam kondisi sehat.

▪ Sesungguhnya setelah waktu luang akan ada waktu sibuk, setelah sehat akan ada masa sakit. Manfaatkanlah masa sehatmu dan waktu luangmu sebaik mungkin.

▪ Sesungguhnya masa sakitmu dibandingkan masa sehatmu lebih banyak waktu sehatmu.
Coba ingat berapa lama kamu sakit? Seminggu? Sebulan? Setahun? Bandingkan dengan masa sehatmu! Bersyukurlah

▪ Janganlah engkau merasa aman dari perbuatan maksiat yang engkau lakukan secara diam-diam.
Jika istri, suami atau orang lain tak ada yang mengetahui, akan tetapi Allah mengetahui perbuatanmu. Dan kelak perbuatanmu akan dipertanggungjawabkan.

▪ Apabila perbuatan maksiat sudah engkau lakukan, menyesallah! Bertobatlah!
Bertaubat dengan sebaik-baik taubat. Janganlah engkau ulangi.
Tegakkanlah sholat niscaya akan menghapusnya.
Berbuat baiklah kepada orangtuamu niscaya akan menghapus dosa-dosamu.

▪ Berdo'alah. Sesungguhnya do'a yang paling banyak diucapkan Nabi -Shalalallahu 'alaihi wa sallam- adalah
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik” (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”

▪ Jangan engkau tinggalkan setelah sholat shubuh sebuah do'a
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a wa rizqon thoyyibaa wa ‘amalan mutaqobbalaa” (Ya Allah, aku memohon pada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang thoyyib dan amalan yang diterima).

▪ Bacalah dzikir pagi dan sore, dia hanya meminta waktumu 10 menit. Kau bisa melakukan disela-sela aktivitasmu.

▪ Bacalah buku yang bermanfaat. Karena ia dapat menghantarkanmu kepada kebaikan. Bacalah buku 4 jam dalam sehari.

▪ Manusia yang paling utama adalah yang baik akhlaknya. Dan manusia yang paling cerdas adalah yang selalu mengingat mati dan mempersiapkan bekal menghadapi kehidupan setelah kematian.

▪ Janganlah engkau panjang angan-angan untuk kehidupan duniamu. Ketika usahamu telah mencukupi kebutuhan hidupmu, tak usah engkau tambahkan beban hidupmu dengan berutang untuk memperluas usahamu. Karena bisa jadi engkau akan mati meninggalkan hutang dan sesungguhnya Nabi -Shalallahu 'alaihi wa sallam- tak bersedia mensholati jenazah orang yang mati meninggalkan hutang.

▪ Dapat engkau melakukan hal-hal mubah seperti menjaga kesehatan badanmu, akan tetapi janganlah hal tersebut membuatmu lupa menjaga kesehatan hatimu.

▪ Berikan rasa cintamu untuk orang-orang shalih, bukan untuk orang-orang kafir.

▪ Maafkanlah orang yang telah menyakiti hatimu.

--------------------
Disadur dari kajian dan buku Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas -Hafizhahullah- Tentang  “Waktumu dihabiskan untuk apa???” dan “Dunia Lebih Jelek Dari Bangkai Kambing”.
Mudah2an Nasehat ini Bermanfaat dan Menjadi Renungan bagi Kehidupan kita.
BaarokAllahu fiikum.


@Masjid Imam Ahmad bin Hanbal Bogor

Ahad 3 Rajab 1440 / 10 Maret 2019

======================
🌐 http://www.salamdakwah.com/artikel/5128-nasehat-indah-ustadz-yazid-bin-abdul-qodir-jawas
*Silsilah Fiqih Pendidikan Anak*

Oleh : _*Ustadz Abdullah Zaen Lc, M.A حفظه الله*_

*Ajarkan Bahasa Arab Kepada Anak*

Bahasa Arab adalah bahasa al-Quran. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْءَانًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan al-Quran dalam bahasa Arab, supaya kalian memahaminya”. [QS. Az-Zukhruf (43): 3].

Bahasa Arab adalah bahasa Nabi Muhammad shallallahu’alaihiwasallam dan bahasa verbal para sahabat. Hadits-hadits Nabi yang sampai kepada kita dengan berbahasa Arab. Demikian juga kitab-kitab akidah, fikih dan lain-lain, tertulis dengan bahasa ini. Oleh karena itu, penguasaan bahasa Arab menjadi pintu gerbang dalam memahaminya.

Selain itu, belajar bahasa Arab juga akan meningkatkan ketajaman daya pikir.
Dalam hal ini, Umar bin Khaththab memotivasi, ”Pelajarilah bahasa Arab. Sesungguhnya ia dapat menguatkan akal dan menambah kehormatan”.

Sungguh pengkajian bahasa Arab akan meningkatkan daya pikir seseorang, lantaran di dalam bahasa Arab terdapat susunan bahasa indah dan perpaduan yang serasi antar kalimat. Hal itu akan mengundang seseorang untuk mengoptimalkan daya imajinasi. Dan ini salah satu faktor yang secara perlahan akan menajamkan kekuatan intelektual seseorang. Pasalnya, seseorang diajak untuk selalu merenungi dan memikirkannya.

Karena itu, amat penting untuk menumbuhkan kecintaan anak pada bahasa Arab sejak dini. Dan ini tentu merupakan tugas orang tua, sebelum para guru di sekolahan. Pembelajaran akan maksimal bila orang tua menguasai bahasa Arab, atau minimal memiliki wawasan yang cukup tentangnya. Karena itu, tentulah amat penting bagi orang tua untuk belajar bahasa Arab, sebelum mengenalkannya kepada anak. Selain itu, untuk menunjang kelancaran bahasa Arab anak kita, jangan segan-segan untuk mengeluarkan biaya les bahasa Arab untuk mereka, atau mengundang ustadz privat.

Ajarkan bahasa Arab dari yang termudah dan teringan. Agar anak merasa suka dan menganggap bahasa Arab itu mudah. Apalagi kita yang tinggal di sini dan bahasa Arab bukanlah bahasa asli kita. Tidak perlu terburu-buru untuk mengajarkan ilmu Nahwu secara mendetail.

Biasakan mereka mengucapkan beberapa kosa kata dalam bahasa Arab. Dengan cara melontarkan beberapa patah kata dalam bahasa Arab kepadanya, sehingga ia terbiasa mendengarnya, kemudian lambat laun mengikutinya. Mulialah dari benda-benda yang ada di sekitarnya yang kerap kali dilihat dan dipegangnya.

Sekarang ini banyak sekali sarana yang bisa membantu pembelajaran bahasa Arab. Ada kartu menarik kosa kata Arab. Ada balok kayu huruf hijaiyah. Bahkan ada pula kaos anak yang bertuliskan kosa kata Arab. Juga ada mainan ipad yang berisikan pembelajaran bahasa Arab. Pendek kata, manfaatkanlah segala sarana yang memungkinkan dan diperbolehkan agama, untuk mengajarkan bahasa Arab kepada anak-anak kita. Sambil diiringi doa agar mereka dan kita bisa menguasainya dengan baik…


* Diramu oleh Ustadz Abdullah Zaen, Lc., MA dari buku Mencetak Generasi Rabbani karya Ust Ummu Ihsan dan Abu Ihsan (hal. 117-118) dan http://almanhaj.or.id/content/3102/slash/0/pentingnya-bahasa-arab/.