Tausiyah Bimbingan Islam:
📢 @TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 Kamis, 07 Rabi'ul Akhir 1438H / 05 Januari 2017M
📖 Diantara Ciri Wanita Penghuni Surga Bag 01
💐 Kepada Saudariku Muslimah, para istri yang mendambakan untuk menjadi penghuni surga..
Tentunya untuk menjadi penghuni surga, bukanlah perkara yang mudah, sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah mengisyaratkan hal ini dalam haditsnya.
Beliau bersabda:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
"Bahwasanya surga itu diliputi/dipagari dengan perkara-perkara yang dibenci."
(HR Muslim dari shahābat Anas bin Mālik)
⇒ Artinya seorang jika hendak masuk dalam surga, dia harus melewati hal-hal yang bertentangan dengan hawa nafsunya, yang dia benci, yang bertentangan dengan egonya (sikap egoisnya).
🍃 Ada satu sifat yang disebutkan oleh Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam diantara sifat penghuni surga.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
وَنِسَاؤُكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ الْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا الَّتِي إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا وَتَقُوْلُ لاَ أَذُوْقُ غَمْضًا حَتَّى تَرْضَى
"Dan istri-istri kalian yang akan masuk surga yaitu yang berusaha meraih kecintaan suami (penyayang), yang subur (mudah beranak banyak), serta yang senantiasa kembali kepada suaminya, yaitu jika suaminya marah maka diapun segera datang kepada suaminya dan meletakkan tangannya di tangan suaminya dan berkata:
'Wahai suamiku, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak sampai engkau maafkan aku (ridha kepadaku)'."
(HR An Nasāi dalam As Sunan Al Kubra 5/361, Ath Thabrāni dalam Al Awshath 6/11, dishahihkan oleh Syaikh Al Albāni karena syawahidnya (Ash Shahīhah 1/578 no 287), dari shahābat Ka’ab bin ‘Ujrah radhiyallāhu 'anhu)
🍂 AL WADŪD | Seorang wanita yang berusaha meraih kecintaan suaminya.
Dia berusaha dengan sifat dan akhlaqnya yang mulia; dengan ramah dan tutur kata yang indah, berusaha berpenampilan yang menarik agar meraih kecintaan suaminya.
🍂 AL WALŪD | Wanita yang subur yang memberikan keturunan kepada suaminya.
🍂 AL AŪD 'ALA ZAWJIHĀ | Seorang wanita yang senantiasa kembali kepada suaminya.
Inilah ciri wanita penghuni surga..
💐 Saudariku Muslimah, Ibu-ibu, dan para istri yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla...
Tahukah Anda yang dimaksud dengan seorang wanita yang senantiasa kembali kepada suaminya?
Kelihatannya sifat ini merupakan sifat yang sepele, namun sungguh kenyataannya tidaklah demikian.
Kenapa?
🍃 Karena banyak wanita atau sebagian wanita tidak mudah untuk meminta maaf kepada suaminya, meskipun (sebenarnya) terkadang dia yang salah.
Kenapa?
🍃 Karena egonya yang dia kedepankan.
Dan iblis/syaithan datang membisikan kepada dia untuk tidak minta maaf kepada suaminya, padahal dia tahu dia yang salah.
Bahkan terkadang dia ingin suaminya yang minta maaf.
Dia tahu dia bersalah namun dia ingin melemparkan kesalahan kepada suaminya dan dia ingin suaminya yang minta maaf (karena dia punya ego).
🍃 Dan ini adalah benih-benih yang bisa menimbulkan kerusakan dalam rumah tangga dan menghancurkan rumah tangga yang telah dibangun selama ini.
Oleh karenanya, seorang wanita harus mengalahkan egonya dan jika dia bersalah maka segera datang kepada suaminya.
Meskipun hati suaminya lagi marah/keras, tetapi tatkala melihat istrinya bersifat demikian, (yaitu) mengakui kesalahannya, apalagi sambil memegang tangan suaminya sambil mengatakan:
"Wahai suamiku, aku tidak bisa tidur sampai kau maafkan aku, sampai kau ridha kepadaku."
Maka inilah yang disebut wanita penghuni surga.
💐 Kami sampaikan kepada para istri dan para ibu-ibu,
🍃 Jangan pernah malu untuk meminta maaf jika Anda bersalah.
🗒 Jika Anda bersalah, maka segeralah datang kepada suami dan minta maaf, ini merupakan bentuk menjalankan sunnah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Jadilah Anda penghuni surga !
Kalahkan ego Anda.
🍂 Syaithān dan iblis ingin agar Anda berpisah dari suami Anda.
Bila tidak berpisah, iblis ingin kehidupan rumah tangga Anda dan suami dalam kondisi ruwet/semrawut; tidak ada kebahagian, tidak ada mawadah dan rahmah.
Inilah yang di inginkan iblis.
Bayangkan....
Jika Anda tidak minta maaf, maka api permusuhan berhari-hari akan menyala antara Anda dan suami.
Oleh karenanya...
🗒 Kalahkan ego, dan jika punya salah segeralah minta maaf kepada suami !
Terapkan sunnah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam !
Jadilah Anda sebagai wanita penghuni surga !
💐 Satu lagi nasehat kepada Saudariku Muslimah, Ummahat, dan istri solihah.
🍃 Selain Anda memiliki sifat mudah untuk minta maaf, maka usahakanlah agar semantiasa memberi udzur kepada suami.
Suami mungkin melakukan kesalahan di suatu waktu, namun suamipun punya ego sehingga enggan untuk meminta maaf terlebih dahulu.
Bila dia minta maaf kepada istrinya, maka seakan-akan harga dirinya akan jatuh, padahal tidak !
🍂 Suami yang sejati ialah suami yang mau mengakui kesalahan.
Apalagi mengakui kesalahan di hadapan istrinya, yaitu seorang wanita yang sayang kepada dia, yang menghabiskan waktunya berhikmad kepada suaminya.
Maka seorang suami yang sejati/gentle dia berani minta maaf kepada istrinya.
🍃 Namun, kalau seorang istri memiliki (menghadapi) model suami yang tidak mau minta maaf, maka hendaknya dia berusaha memahami kondisi suaminya.
Karena terkadang sebagian suami merasa berat jika mengucapkan minta maaf kepada istri dengan mengucapkan:
"Wahai istriku, maafkan aku."
Namun dia akan meminta maaf dengan cara yang lain.
Misalnya terjadi keributan dan sang suami merasa bersalah, kemudian dia mengatakan:
"Ayo, malam ini kita makan di restoran."
Sudah...!
🍃 Cukup untuk sang istri bila suaminya mengajak makan malam di restoran berarti maksudnya dia mengatakan:
"Saya minta maaf, saya salah."
Jangan kita tunggu suami harus mengungkapkan minta maaf dengan lisannya.
Ini tidak mudah bagi setiap suami.
Oleh karenanya, bila suami sudah mulai mengubah dan memperbaiki sikapnya, misalnya dengan mengajak makan malam atau mulai memijit-mijit istrinya, dielus-elus rambutnya, berarti sang suami sudah meminta maaf kepada Anda.
🍃 Dengan demikian hendaknya seorang istri memahami karakter suami yang cara minta maafnya terkadang tidak dengan lisan, tetapi dengan sikap.
Dengan demikian rumah tangga akan mudah dan berjalan dengan penuh mawadah & rahmah.
Setiap ada kesalahan dan benih keretakan, akan mudah untuk segera dikembalikan dan diperbaiki.
Semoga kita semua merasakan kehidupan rumah tangga yang penuh mawadah dan rahmah dan diberkahi oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
💐 Saudariku Muslimah dan Ummahatus Solihah..
Jadilah Anda sebagai wanita yang mudah meminta maaf !
Jadilah Anda sebagai penghuni surga !
🗒 Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā kumpulkan kita dan keluarga kita kelak nanti di Surga-Nya.
Aamiin.
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Thursday, February 2, 2017
Tausiyah Bimbingan Islam:
📢 @TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 Senin, 04 Rabi'ul Akhir 1438H / 02 Januari 2017M
📖 Mengasah Keikhlasan, Mengikis Kemunafikan
Saudaraku yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🍃 Ada sepetik hadits yang pantas kita renungi, dan kita pelajari serta kita amalkan. Hadits ini merupakan hadits yang cukup terkenal,
☑️ Hadits pertama dalam kitab shahih Bukhari,
☑️ Hadits pertama dalam kitab pertama dalam kitab 'Umdatul Ahkam
☑️ Dan banyak kitab lainnya termasuk Arbain An Nawawiyah,
📝 Ini menunjukan betapa pentingnya kita memahami serta merenungi hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam Shahihain.
Dari Sahabat Umar Bin Khatab Radhiyallāhu'anhu,
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
Artinya secara garis besar ialah,
"Setiap amalan sesungguhnya tergantung pada niatnya, dan masing-masing orang hanya akan mendapat sesuai dengan yang diniatkan, maka barangsiapa yang hijrah demi mencari ridha Allāh dan menolong Rasūlullāh maka hijrahnya adalah sesuai dengan apa yang dia niatkan, yaitu kepada Allāh dan Rasūlullāh.
Dan barangsiapa yang hijrah demi mencari nilai dunia atau menikahi seorang wanita dinegeri lain, maka dia hanya berhijrah mencari apa yang didapatkan"
Ma'āsyiral Muslimīn para Sahabat BIAS yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🍃 Masalah niat merupakan masalah yang sangat penting karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah dzat yang paling pencemburu yang paling tidak bisa disejajarkan dengan yang lain.
Dalam hadits yang lain, Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan (hadits qudsi),
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ؛ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فيه مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ".
(رواه مسلم)(وكذلك ابن ماجه)
"Aku adalah dzat yang paling tidak butuh kepada tandingan, kepada saingan, aku paling tidak bisa disaingi, maka barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang dia menunjukan dengan amalan itu sesuatu selainku (alias dia menunjukan kepadaku sebagian dan kepada yang lain juga sebagian yang lain) maka aku tinggalkan dia bersama tandinganku (bersama sainganku tadi)." (HR Muslim dan Ibnu Majah).
📝 Masalah niat merupakan masalah yang sangat penting yang harus selalu kita perhatikan dan kita luruskan dan kita jaga. Karena tanpa niat yang benar/ tanpa keikhlasan, maka amal ibadah kita akan sia-sia.
Saudaraku yang semoga hatinya sentiasa dilapangkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
Keikhlasan merupakan sesuatu yang sangat mahal, sangat berat. Tidak mudah untuk menjadi orang yang ikhlas dalam beramal. Oleh karena, itu para assalafus shalih senantiasa berusaha melatih diri mereka untuk senatiasa ikhlas dalam beramal.
Salah satu cara yang cukup efisien, cukup efektif untuk menjadi orang yang ikhlas ialah dengan memperbanyak amal ibadah yang tersembunyi, yang tidak diketahui oleh seorangpun termasuk orang-orang terdekat kita, termasuk oleh istri dan anak kita, sahabat, orangtua dan yang semisalnya.
Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu As Sakir dalam kitabnya Tarikh Al Dimashq, ada seseorang yang datang kepada Sahabat Hudzaifah Ibnu Al Yaman Rodhiyallohu 'Anhu.
سأله رجل، فقال : يا أبا عَبْد اللَّهِ (حذيفة ابن اليمن), إني أخشى أن أكون منافقا، قال : هل صليت إذا خلوت،، وتستغفر إذا أذنبت ؟ قال : نعم، قال : اذهب, فما جعلك الله منافقا.
"Wahai Abu Abdillāh Hudzaifah Ibnu Al Yaman, aku khawatir bilamana diriku ini termasuk orang munafik."
Maka Hudzaifah balik bertanya kepada nya, "Apakah ketika engkau sedang sendirian engkau tetap shalat? dan ketika engkau berbuat dosa-dosa besar, (lalu) engkau beristigfar?"
"Iyaa."
"Kalau begitu silahkan pergi, semoga Allāh tidak menjadikanmu sebagai orang yang munafik."
Saudaraku yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
Dari atsar tersebut, ada satu pelajaran penting yang bisa kita tangkap dan kita amalkan, yaitu bahwa keikhlasan itu perlu dilatih.
Salah satu cara paling efisien dan efektif untuk melatih keikhlasan dan menghindarkan diri dari kemunafikan adalah dengan memperbanyak ibadah-ibadah di kala kita sedang sendirian.
Saudaraku yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
Merupakan salah satu ciri khas kemunafikan ialah,
√ Riya'
√ Sum'ah,
√ Beramal semata-mata supaya dilihat dan diperhatikan orang lain yang kemudian dipuji oleh mereka.
Maka, usahakan agar setiap ibadah kita memiliki ibadah lain yang semisal dengannya yang tidak diketahui oleh seorangpun manusia.
Ada sebagian ibadah yang tidak mungkin kita sembunyikan dari manusia seperti ibadah-ibadah yang merupakan syiar islam yang kita lakukan secara berjam'ah seperti:
√ Shalat lima waktu dimasjid bagi laki-laki.
√ Puasa Ramadhan.
√ Membayar Zakat.
√ Menunaikan Ibadah haji.
√ Dan lain-lainnya.
Namun, pasti disamping ibadah-ibadah yang kita lakukan secara terang-terangan, Islam juga membuka kesempatan bagi kita untuk melakukan ibadah secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh seorangpun.
Selain kita melaksanakan shalat wajib lima waktu kita juga dituntut untuk banyak melakukan shalat sunnah di rumah.
Nah, ketika itulah usahakan Anda memiliki shalat-shalat yang tidak diketahui oleh seorang pun, yang dengan itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menjaga Anda, melindungi Anda dari perbuatan riya' dan sum'ah atau perbuatan kemunafikan pada amalan-amalan yang tidak tersembunyi dari manusia.
Makin banyak seseorang melalukan amalan-amalan yang tersembunyi, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menjaganya ketika dia harus menunjukan amalannya kepada orang lain, demikian juga dengan zakat kita juga diberi peluang oleh Allāh untuk bersedekah secara tersembunyi, bahkan ini pahalanya juga cukup besar.
Dalam hadist Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,
صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
"Sedekah yang tersembunyi itu akan memadamkan kemurkaan Allāh Subhānahu wa Ta'āla"
(Shahih at-Targhib)
Demikian juga dengan dzikrullāh, dengan tasbih, tahmid dan takbir kita bisa melakukannya tanpa diketahui oleh orang lain, demikian juga dengan puasa dan lain-lain.
Dan marilah kita segera mengamalkan dan memperbanyak ibadah-ibadah yang tersembunyi agar Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjaga ibadah-ibadah kita nampak dimata manusia.
Waallahu ta'ala a'lam.
-selesai-
📢 @TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 Senin, 04 Rabi'ul Akhir 1438H / 02 Januari 2017M
📖 Mengasah Keikhlasan, Mengikis Kemunafikan
Saudaraku yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🍃 Ada sepetik hadits yang pantas kita renungi, dan kita pelajari serta kita amalkan. Hadits ini merupakan hadits yang cukup terkenal,
☑️ Hadits pertama dalam kitab shahih Bukhari,
☑️ Hadits pertama dalam kitab pertama dalam kitab 'Umdatul Ahkam
☑️ Dan banyak kitab lainnya termasuk Arbain An Nawawiyah,
📝 Ini menunjukan betapa pentingnya kita memahami serta merenungi hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam Shahihain.
Dari Sahabat Umar Bin Khatab Radhiyallāhu'anhu,
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
Artinya secara garis besar ialah,
"Setiap amalan sesungguhnya tergantung pada niatnya, dan masing-masing orang hanya akan mendapat sesuai dengan yang diniatkan, maka barangsiapa yang hijrah demi mencari ridha Allāh dan menolong Rasūlullāh maka hijrahnya adalah sesuai dengan apa yang dia niatkan, yaitu kepada Allāh dan Rasūlullāh.
Dan barangsiapa yang hijrah demi mencari nilai dunia atau menikahi seorang wanita dinegeri lain, maka dia hanya berhijrah mencari apa yang didapatkan"
Ma'āsyiral Muslimīn para Sahabat BIAS yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🍃 Masalah niat merupakan masalah yang sangat penting karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla adalah dzat yang paling pencemburu yang paling tidak bisa disejajarkan dengan yang lain.
Dalam hadits yang lain, Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan (hadits qudsi),
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ؛ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فيه مَعِي غَيْرِي، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ".
(رواه مسلم)(وكذلك ابن ماجه)
"Aku adalah dzat yang paling tidak butuh kepada tandingan, kepada saingan, aku paling tidak bisa disaingi, maka barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang dia menunjukan dengan amalan itu sesuatu selainku (alias dia menunjukan kepadaku sebagian dan kepada yang lain juga sebagian yang lain) maka aku tinggalkan dia bersama tandinganku (bersama sainganku tadi)." (HR Muslim dan Ibnu Majah).
📝 Masalah niat merupakan masalah yang sangat penting yang harus selalu kita perhatikan dan kita luruskan dan kita jaga. Karena tanpa niat yang benar/ tanpa keikhlasan, maka amal ibadah kita akan sia-sia.
Saudaraku yang semoga hatinya sentiasa dilapangkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
Keikhlasan merupakan sesuatu yang sangat mahal, sangat berat. Tidak mudah untuk menjadi orang yang ikhlas dalam beramal. Oleh karena, itu para assalafus shalih senantiasa berusaha melatih diri mereka untuk senatiasa ikhlas dalam beramal.
Salah satu cara yang cukup efisien, cukup efektif untuk menjadi orang yang ikhlas ialah dengan memperbanyak amal ibadah yang tersembunyi, yang tidak diketahui oleh seorangpun termasuk orang-orang terdekat kita, termasuk oleh istri dan anak kita, sahabat, orangtua dan yang semisalnya.
Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu As Sakir dalam kitabnya Tarikh Al Dimashq, ada seseorang yang datang kepada Sahabat Hudzaifah Ibnu Al Yaman Rodhiyallohu 'Anhu.
سأله رجل، فقال : يا أبا عَبْد اللَّهِ (حذيفة ابن اليمن), إني أخشى أن أكون منافقا، قال : هل صليت إذا خلوت،، وتستغفر إذا أذنبت ؟ قال : نعم، قال : اذهب, فما جعلك الله منافقا.
"Wahai Abu Abdillāh Hudzaifah Ibnu Al Yaman, aku khawatir bilamana diriku ini termasuk orang munafik."
Maka Hudzaifah balik bertanya kepada nya, "Apakah ketika engkau sedang sendirian engkau tetap shalat? dan ketika engkau berbuat dosa-dosa besar, (lalu) engkau beristigfar?"
"Iyaa."
"Kalau begitu silahkan pergi, semoga Allāh tidak menjadikanmu sebagai orang yang munafik."
Saudaraku yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
Dari atsar tersebut, ada satu pelajaran penting yang bisa kita tangkap dan kita amalkan, yaitu bahwa keikhlasan itu perlu dilatih.
Salah satu cara paling efisien dan efektif untuk melatih keikhlasan dan menghindarkan diri dari kemunafikan adalah dengan memperbanyak ibadah-ibadah di kala kita sedang sendirian.
Saudaraku yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
Merupakan salah satu ciri khas kemunafikan ialah,
√ Riya'
√ Sum'ah,
√ Beramal semata-mata supaya dilihat dan diperhatikan orang lain yang kemudian dipuji oleh mereka.
Maka, usahakan agar setiap ibadah kita memiliki ibadah lain yang semisal dengannya yang tidak diketahui oleh seorangpun manusia.
Ada sebagian ibadah yang tidak mungkin kita sembunyikan dari manusia seperti ibadah-ibadah yang merupakan syiar islam yang kita lakukan secara berjam'ah seperti:
√ Shalat lima waktu dimasjid bagi laki-laki.
√ Puasa Ramadhan.
√ Membayar Zakat.
√ Menunaikan Ibadah haji.
√ Dan lain-lainnya.
Namun, pasti disamping ibadah-ibadah yang kita lakukan secara terang-terangan, Islam juga membuka kesempatan bagi kita untuk melakukan ibadah secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh seorangpun.
Selain kita melaksanakan shalat wajib lima waktu kita juga dituntut untuk banyak melakukan shalat sunnah di rumah.
Nah, ketika itulah usahakan Anda memiliki shalat-shalat yang tidak diketahui oleh seorang pun, yang dengan itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menjaga Anda, melindungi Anda dari perbuatan riya' dan sum'ah atau perbuatan kemunafikan pada amalan-amalan yang tidak tersembunyi dari manusia.
Makin banyak seseorang melalukan amalan-amalan yang tersembunyi, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan menjaganya ketika dia harus menunjukan amalannya kepada orang lain, demikian juga dengan zakat kita juga diberi peluang oleh Allāh untuk bersedekah secara tersembunyi, bahkan ini pahalanya juga cukup besar.
Dalam hadist Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda,
صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
"Sedekah yang tersembunyi itu akan memadamkan kemurkaan Allāh Subhānahu wa Ta'āla"
(Shahih at-Targhib)
Demikian juga dengan dzikrullāh, dengan tasbih, tahmid dan takbir kita bisa melakukannya tanpa diketahui oleh orang lain, demikian juga dengan puasa dan lain-lain.
Dan marilah kita segera mengamalkan dan memperbanyak ibadah-ibadah yang tersembunyi agar Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjaga ibadah-ibadah kita nampak dimata manusia.
Waallahu ta'ala a'lam.
-selesai-
📖 Mengobati Was-Was Syaithān
💐 Saudaraku yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Anda pernah merasakan was-was dari syaithān ketika berwudhu?
Atau pernahkah Anda was was ketika tengah solat?
🍃 Ketahuilah, bahwa penyakit was-was merupakan penyakit yang biasanya dimulai ketika seseorang bersuci dari buang air kecil.
⇒ Dia lama di dalam kamar mandinya.
⇒ Dia merasakan bahwasanya dia tidak bersih bersuci.
Setelah itu, syaithān pun beranjak ke tingkat berikutnya; digodalah orang tersebut dari cara wudhū'nya.
⇒ Dia selalu mengulang-ulang wudhunya.
⇒ Dia merasa bagian tubuhnya ada yang tidak kena wudhū'.
Akhirnya diulang-ulang mungkin sampai berjam-jam, kemudian dia ulangi.
Tidak sampai disitu, diajak lagi oleh syaithān ke tingkat berikutnya; diganggu shalatnya dari mengangkat takbiratul ihrām.
⇒ Dia tidak sanggup (susah/berat) mengangkat takbiratul ihram.
Kemudian, syaithān-pun menggoda dia; setelah dia bisa mengangkat takbiratul ihram kemudian digoda bacaan Al Fātihahnya.
⇒ Dia susah menyebut kalimat-kalimat Allāh (surat Al Fātihah) sehingga dia merasakan shalat begitu susah dan berat.
🍃 Tidak hanya sampai situ; puncaknya syaithān akan menggoda (meragukan) keimanan dia, sebagaimana disebutkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam sebuah hadits:
"Sesungguhnya syaithān datang kepada kalian, kemudian dia mengatakan kepada kalian:
'Siapa yang menciptakan kamu?'
Maka orang itu akan menjawab:
'Allāh lah yang menciptakan saya.'
Kemudian kata syaithān:
'Siapa yang menciptakan Allāh?'."
Kemudian kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:
"Jika salah seorang dari kalian mendapatkan demikian, katakan:
آمَنْتُ بِاللّهِ
'Saya beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla'."
🍃 Penyakit was-was bukan penyakit sembarangan, melainkan penyakit yang sangat berbahaya sehingga bisa menggoda/mempengaruhi/mengganggu keimanan (keyakinan) seseorang tentang adanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Lalu, apakah solusinya?
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Kiat selanjutnya untuk menghilangkan was-was Syaithān, ialah :
■ KETIGA | Bacalah ayat-ayat suci Al Qurān.
⇒ Sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadits diantaranya kita disuruh:
⑴ Membaca surat Al Ikhlāsh, surat Al Falaq, surat An Nās sebanyak 3 kali.
⑵ Meludah di samping kiri kita.
⑶ Mengatakan:
"Āmantu billāh,"
(Saya beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla).
Dengan membaca do'a-do'a semacam ini, in syā Allāh kita dihilangkan dari penyakit was-was.
■ KEEMPAT | Yakin dan jangan pesimis.
⇒ Janganlah Anda merasa anda orang yang paling dosa dan (telah) keluar dari agama Islam, karena sebagian syaithān membisikan bahwasanya Anda telah kufur akibat ada sesuatu yang ada di dalam hati Anda.
Janganlah Anda pesimis, optimis lah dalam hidup !
Sesungguhnya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda:
إن الله تجاوز عن أمتي ما وسوست بهصدورها ما لم تعمل به أو تتكلم
"Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengampuni (memaafkan) segala suatu yang ada (bisikan) dalam hati seorang hamba selama dia tidak mengerjakan atau selama dia tidak berbicara."
(Muttafaqun 'alayhi dari shahābat Abū Hurairah)
Kaum Muslimin yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Itulah beberapa kiat-kiat agar seseorang terhindar dari penyakit was-was.
Mudah-mudahan kita terhindar dan diselamatkan oleh Allāh dari penyakit yang berbahaya ini, sehingga bisa mengganggu keimanan kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Mudah-mudahan bermanfaat.
Tausiyah Bimbingan Islam:
📢 @TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 Kamis, 14 Rabi'ul Akhir 1438H / 12 Januari 2017M
📖 *Sempitnya Waktu*
✒ Ummu Sholih
💐 Saudara-Saudariku yang semoga selalu dilapangkan dalam kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🍃 Apakah kita..
Sering luput dari dzikir pagi dan petang?
Merasa tidak sempat untuk sholat rawatib?
Merasa sibuk untuk menghadiri majelis ilmu?
Kehabisan waktu untuk membaca 1 halaman Al Qur'an?
Merasa lelah ketika akan sholat malam?
Dan kehabisan agenda untuk mengunjungi teman yang sakit?
🍃 Tetapi kita...
Selalu sempat menonton berita di internet.
Tidak pernah ketinggalan up date dan mengikuti status di facebook.
Selalu aktif berkomentar dalam grup-grup watsapp.
Dan, tidak pernah absen dalam menghadiri majelis ghibah dan senda gurau.
🍃 Apakah kita...
Merasa waktu kita sangat sempit dan sedikit untuk melakukan hal-hal bermanfaat?
Merasa kesibukan dunia kita terlalu padat sehingga sering berudzur meninggalkan ibadah kita?
🍂 Mungkin... itu tanda tidak adanya keberkahan dalam waktu kita.
🌴 Berkata seorang sahabat Nabi yang mulia Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu:
"Aku tidaklah menyesali sesuatu lebih besar dari pada penyesalanku terhadap satu hari yang berlalu, berkurang umurku, dan tidaklah bertambah amalku."
🌴 Seorang ulama salaf, Hakim, juga berkata:
"Barangsiapa yang harinya berlalu tanpa ada kebenaran yang ia tegakkan; atau kewajiban yang ia laksanakan; atau kemuliaan yang ia raih; atau perbuatan terpuji yang ia kerjakan; atau kebaikan yang ia rintis, atau ilmu yang ia kutip. Sungguh ia telah mendurhakai waktunya, dan mendzolimi dirinya."
Maka mari kita perhatikan, bahwa para salafus shalih tidaklah menilai bahwa suatu waktu menjadi bermanfaat dari banyaknya kekayaan dihasilkan; atau gelar kehormatan yang diraih; atau ketenaran didapat.
🍃 Tetapi, dari banyaknya amal sholih yang dihasilkan dari waktu tersebut.
💐 Saudara-Saudariku yang semoga selalu dilapangkan dalam kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🌿 Para salaf terdahulu merupakan orang-orang yang sangat memperhatikan masalah waktu, mereka berkata:
"Sesungguhya menyia-nyiakan waktu itu lebih berat daripada kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskan seseorang dari Allah dan akhirat, sedangkan kematian memutuskan seseorang dari keluarga dan dunianya."
🌿 Berkata Hasan Al Bashri rahimahullah:
"Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah hari-hari. Apabila pergi harimu, berarti telah pergi sebagian dirimu."
🌿 Juga Beliau berkata:
"Tidaklah hari itu muncul bersama terbitnya fajar, keculai ia berkata:
'Wahai anak Adam, aku adalah makhluk yang baru, dan aku bersaksi atas amal-amalmu, maka berbekallah denganku, karena sesungguhnya bila aku pergi aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat nanti'."
🍃 Janganlah kita mengira bahwa perkataan mereka hanyalah perkataan kosong tanpa bukti.
Sebaliknya, sangat banyak catatan-catatan mengenai semangat mereka dan kesungguhan mereka dalam menjaga waktu.
🌱 Di antaranya perkataan orang-orang tentang Abdullah putra Imam Ahmad:
"Demi Allah, kita tidak melihatnya kecuali ia sedang tersenyum, sedang membaca atau sedang menelaah kitab."
🌱 Begitu pula, dikatakan tentang Al Khatib Al Baghdadi:
"Tidaklah kami melihat beliau kecuali beliau sedang menelaah sebuah kitab."
🌱 Imam Ad Dzahabi menyebutkan tentang Abdul Wahab Bin Abdil Wahhab Al Amiin:
"Sesungguhya ia sangat menjaga waktunya, tidaklah berlalu 1 jam kecuali ia membaca Al Qur'an atau berdzikir atau sholat tahajjud atau memperdengarkan bacaan Al Qur'an."
🌿 Masih banyak kisah yang menakjubkan dari para salaf dalam memanfaatkan waktu..
🌱 Berkata seorang murid Al Imam Abdur Rahman bin Mahdi rahimahullah tentang Imam Hammad bin Salamah:
"Seandainya dikatakan kepada Hamad bin Salamah bahwa esok ia mati, maka ia tidak sanggup lagi untuk menambah amalannya sedikitpun."
MasyaAllah..
Hal itu dikarenakan banyaknya amalan yang ia lakukan secara rutin!
🌱 Berkata Ammar bin Raja':
"Saya melewati 30 tahun tidak makan dengan tanganku di malam hari, dan saudara perempuankulah yang menyuapiku, karena kesibukanku menulis hadist."
Begitu pelitnya beliau dengan waktu, sampai tidak mau waktunya berkurang karena makan!
🌱 Tidak kalah mengagumkan kisah Imam Ibnu Jarir At Thabari. Dikisahkan bahwa ia berkata pada teman-temannya:
"Apakah kalian berminat menulis tafsir Al Qur'an?"
Mereka menjawab:
"Berapa panjangnya?"
Ia berkata:
"30 ribu lembar."
Para sahabatnya terkejut dan berkata:
"Kalau begitu bisa habis umur kami."
Maka beliau pun meringkasnya menjadi tiga ribu lembar dan mendiktekannya kepada para sahabatnya selama 7 tahun.
Setelah selesai, ia kembali berkata:
"Apakah kalian berminat pada tarikh (sejarah) sejak Nabi Adam sampai jaman kita ini?"
Mereka kembali bertanya:
"Berapa panjangnya?"
Dan beliau menyebutkan sebagaimana perkataan beliau pada tafsir, maka mereka menjawab dengan jawaban yang sama, maka Ibnu Jarir berkata:
"Inna lillah.. Sungguh telah mati kesungguhan."
Dan ia pun kembali meringkasnya sebagaimana ia meringkas tafsir.
🍃 Kita mungkin tidak bisa meraih keberkahan seperti mereka, tapi setidaknya kita dapat mengusahakannya, agar waktu kita dapat menjadi ladang amal yang bermanfaat di akhirat kelak.
🍂 Bukan sebaiknya, menjadi sumber penyesalan dan kerugian di akhirat nanti.
💐 Saudara-Saudariku yang semoga selalu dilapangkan dalam kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🗒 Berikut beberapa cara agar waktu kita menjadi barakah adalah:
▪️ Beriman dan bertakwa.
▪️ Melazimi Al Qur'an, karena Allah berfirman yang artinya:
"Dan Kitab ini (Al Qur'an) yang kami turunkan dengan penuh berkah, maka ikutilah ia dan bertakwalah agar engkau mendapat rahmat."
(QS Al An'am: 155)
▪️ Memperbanyak beramal sholih baik dengan hati, lisan dan perbuatan.
▪️ Bersegera beramal sejak pagi hari, sebagaimana doa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:
"Ya Allah, berkahilah umatku pada pagi hari mereka."
▪️ Menjaga sholat fajr (sholat subuh) karena menjaga sholat subuh adalah kunci keberkahan sepanjang hari.
▪️ Belajar ilmu atau mengajarkannya.
🍃 Maka, mari kita bersungguh sungguh memanfaatkan waktu kita.
Ingatlah, bahwa suatu saat nanti kita akan menghadapi hari dimana kita harus mempertanggung jawabkannya.
🍂 Hari di mana seorang raja tidak akan meminta kembali istananya; seorang pemimpin tidak akan meminta kembali kekuasaannya dan orang yang kaya tidak akan meminta dikembalikan hartanya.
Tetapi mereka semua akan meminta dikembalikan WAKTU yang mereka habiskan tanpa amal shalih!
جعلنا الله مباركاً أينما كنا
🌱 Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā selalu memberkahi dimanapun kita berada.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
📢 @TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 Kamis, 14 Rabi'ul Akhir 1438H / 12 Januari 2017M
📖 *Sempitnya Waktu*
✒ Ummu Sholih
💐 Saudara-Saudariku yang semoga selalu dilapangkan dalam kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🍃 Apakah kita..
Sering luput dari dzikir pagi dan petang?
Merasa tidak sempat untuk sholat rawatib?
Merasa sibuk untuk menghadiri majelis ilmu?
Kehabisan waktu untuk membaca 1 halaman Al Qur'an?
Merasa lelah ketika akan sholat malam?
Dan kehabisan agenda untuk mengunjungi teman yang sakit?
🍃 Tetapi kita...
Selalu sempat menonton berita di internet.
Tidak pernah ketinggalan up date dan mengikuti status di facebook.
Selalu aktif berkomentar dalam grup-grup watsapp.
Dan, tidak pernah absen dalam menghadiri majelis ghibah dan senda gurau.
🍃 Apakah kita...
Merasa waktu kita sangat sempit dan sedikit untuk melakukan hal-hal bermanfaat?
Merasa kesibukan dunia kita terlalu padat sehingga sering berudzur meninggalkan ibadah kita?
🍂 Mungkin... itu tanda tidak adanya keberkahan dalam waktu kita.
🌴 Berkata seorang sahabat Nabi yang mulia Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu:
"Aku tidaklah menyesali sesuatu lebih besar dari pada penyesalanku terhadap satu hari yang berlalu, berkurang umurku, dan tidaklah bertambah amalku."
🌴 Seorang ulama salaf, Hakim, juga berkata:
"Barangsiapa yang harinya berlalu tanpa ada kebenaran yang ia tegakkan; atau kewajiban yang ia laksanakan; atau kemuliaan yang ia raih; atau perbuatan terpuji yang ia kerjakan; atau kebaikan yang ia rintis, atau ilmu yang ia kutip. Sungguh ia telah mendurhakai waktunya, dan mendzolimi dirinya."
Maka mari kita perhatikan, bahwa para salafus shalih tidaklah menilai bahwa suatu waktu menjadi bermanfaat dari banyaknya kekayaan dihasilkan; atau gelar kehormatan yang diraih; atau ketenaran didapat.
🍃 Tetapi, dari banyaknya amal sholih yang dihasilkan dari waktu tersebut.
💐 Saudara-Saudariku yang semoga selalu dilapangkan dalam kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🌿 Para salaf terdahulu merupakan orang-orang yang sangat memperhatikan masalah waktu, mereka berkata:
"Sesungguhya menyia-nyiakan waktu itu lebih berat daripada kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskan seseorang dari Allah dan akhirat, sedangkan kematian memutuskan seseorang dari keluarga dan dunianya."
🌿 Berkata Hasan Al Bashri rahimahullah:
"Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau adalah hari-hari. Apabila pergi harimu, berarti telah pergi sebagian dirimu."
🌿 Juga Beliau berkata:
"Tidaklah hari itu muncul bersama terbitnya fajar, keculai ia berkata:
'Wahai anak Adam, aku adalah makhluk yang baru, dan aku bersaksi atas amal-amalmu, maka berbekallah denganku, karena sesungguhnya bila aku pergi aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat nanti'."
🍃 Janganlah kita mengira bahwa perkataan mereka hanyalah perkataan kosong tanpa bukti.
Sebaliknya, sangat banyak catatan-catatan mengenai semangat mereka dan kesungguhan mereka dalam menjaga waktu.
🌱 Di antaranya perkataan orang-orang tentang Abdullah putra Imam Ahmad:
"Demi Allah, kita tidak melihatnya kecuali ia sedang tersenyum, sedang membaca atau sedang menelaah kitab."
🌱 Begitu pula, dikatakan tentang Al Khatib Al Baghdadi:
"Tidaklah kami melihat beliau kecuali beliau sedang menelaah sebuah kitab."
🌱 Imam Ad Dzahabi menyebutkan tentang Abdul Wahab Bin Abdil Wahhab Al Amiin:
"Sesungguhya ia sangat menjaga waktunya, tidaklah berlalu 1 jam kecuali ia membaca Al Qur'an atau berdzikir atau sholat tahajjud atau memperdengarkan bacaan Al Qur'an."
🌿 Masih banyak kisah yang menakjubkan dari para salaf dalam memanfaatkan waktu..
🌱 Berkata seorang murid Al Imam Abdur Rahman bin Mahdi rahimahullah tentang Imam Hammad bin Salamah:
"Seandainya dikatakan kepada Hamad bin Salamah bahwa esok ia mati, maka ia tidak sanggup lagi untuk menambah amalannya sedikitpun."
MasyaAllah..
Hal itu dikarenakan banyaknya amalan yang ia lakukan secara rutin!
🌱 Berkata Ammar bin Raja':
"Saya melewati 30 tahun tidak makan dengan tanganku di malam hari, dan saudara perempuankulah yang menyuapiku, karena kesibukanku menulis hadist."
Begitu pelitnya beliau dengan waktu, sampai tidak mau waktunya berkurang karena makan!
🌱 Tidak kalah mengagumkan kisah Imam Ibnu Jarir At Thabari. Dikisahkan bahwa ia berkata pada teman-temannya:
"Apakah kalian berminat menulis tafsir Al Qur'an?"
Mereka menjawab:
"Berapa panjangnya?"
Ia berkata:
"30 ribu lembar."
Para sahabatnya terkejut dan berkata:
"Kalau begitu bisa habis umur kami."
Maka beliau pun meringkasnya menjadi tiga ribu lembar dan mendiktekannya kepada para sahabatnya selama 7 tahun.
Setelah selesai, ia kembali berkata:
"Apakah kalian berminat pada tarikh (sejarah) sejak Nabi Adam sampai jaman kita ini?"
Mereka kembali bertanya:
"Berapa panjangnya?"
Dan beliau menyebutkan sebagaimana perkataan beliau pada tafsir, maka mereka menjawab dengan jawaban yang sama, maka Ibnu Jarir berkata:
"Inna lillah.. Sungguh telah mati kesungguhan."
Dan ia pun kembali meringkasnya sebagaimana ia meringkas tafsir.
🍃 Kita mungkin tidak bisa meraih keberkahan seperti mereka, tapi setidaknya kita dapat mengusahakannya, agar waktu kita dapat menjadi ladang amal yang bermanfaat di akhirat kelak.
🍂 Bukan sebaiknya, menjadi sumber penyesalan dan kerugian di akhirat nanti.
💐 Saudara-Saudariku yang semoga selalu dilapangkan dalam kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā...
🗒 Berikut beberapa cara agar waktu kita menjadi barakah adalah:
▪️ Beriman dan bertakwa.
▪️ Melazimi Al Qur'an, karena Allah berfirman yang artinya:
"Dan Kitab ini (Al Qur'an) yang kami turunkan dengan penuh berkah, maka ikutilah ia dan bertakwalah agar engkau mendapat rahmat."
(QS Al An'am: 155)
▪️ Memperbanyak beramal sholih baik dengan hati, lisan dan perbuatan.
▪️ Bersegera beramal sejak pagi hari, sebagaimana doa Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam:
"Ya Allah, berkahilah umatku pada pagi hari mereka."
▪️ Menjaga sholat fajr (sholat subuh) karena menjaga sholat subuh adalah kunci keberkahan sepanjang hari.
▪️ Belajar ilmu atau mengajarkannya.
🍃 Maka, mari kita bersungguh sungguh memanfaatkan waktu kita.
Ingatlah, bahwa suatu saat nanti kita akan menghadapi hari dimana kita harus mempertanggung jawabkannya.
🍂 Hari di mana seorang raja tidak akan meminta kembali istananya; seorang pemimpin tidak akan meminta kembali kekuasaannya dan orang yang kaya tidak akan meminta dikembalikan hartanya.
Tetapi mereka semua akan meminta dikembalikan WAKTU yang mereka habiskan tanpa amal shalih!
جعلنا الله مباركاً أينما كنا
🌱 Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā selalu memberkahi dimanapun kita berada.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Subscribe to:
Comments (Atom)