Thursday, April 23, 2020

Sebab-Sebab Kegagalan dalam Bulan Ramadhan

1. KARENA DIA LUPA BERTAWAKAL KEPADA ALLAH

Karena mereka mengandalkan pengalaman Ilmunya. Lalu dia lupa meminta kepada yang Maha Pemberi Hidayah.

Imam Ibnul Qoyyim rohimahullahu ta’ala berkata, “Tawakal kepada Allah adalah setengah agama, dan kembali kepada Allah adalah setengahnya. Agama kita inti sarinya pada dua hal tersebut, dimana tawakal merupakan Ibadah sedangkan kembali kepada Allah merupakan bentuk Isti’annah. Itulah makna,

يَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami (ber-isti’anah) memohon pertolongan” (QS. Al Fatihah: 5)

Sebagaimana kisah nabi musa berdoa kepada Allah,

قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

“Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” [QS. Thoha: 25-28]

Tujuanya agar ingat kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya. Itulah orang-orang besar, para masterclass. Hanya kebodohan ketika dihadapkan kepada suatu permasalahan, justru ia mengandalkan ilmunya, pengalamannya, fisiknya dan lupa bahwa ada Allah yang seharusnya kita minta , padahal kita manusia tempatnya segala kelemahan.

Imam Ahmad berdoa, “Ya Allah sebagaimana engkau menjaga jidat dan keningku untuk sujud kepada selain engkau maka jadikanlah doaku tidak meminta kepada selainmu.”

Abu Qotadah telah mengkhatamkan Qur’an dalam beberapa hari, itu bukan karena kekuatannya akan tetapi karena hidayah dan taufik dari Allah.

2. TIDAK PUNYA AGENDA, YANG PUNYA AGENDA TIDAK KOMITMEN DIBULAN RAMADHAN

Rosul memiliki agenda dibulan ramadhan, setiap malam malaikat jibril mengajarkan rosul tentang al-Qur’an, jika tidak bisa sekaligus maka bisa membaca qur’an secara sepotong demi sepotong. Seorang rosul pun. Komitmen dalam agenda itikaf, ketika rosul tidak bisa itikaf maka rosul mengqodho’nya setelah syawal. Jangan sampai disibukan dengan aktifitas lain, karena setiap yang berlebihan tidak baik dari aktifitas kita.

3. LUPA MEMPERHATIKAN MASALAH HATI

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Iman dan Ihtisab merupakan amalan hati, jika amalan hati tidak bermain maka tidak akan diterima puasanya sebagaimana Imam al-Khotthobi memerintahkan kepada kita untuk bergembira dalam melaksanakan puasa.

Demikian juga kita harus seneng untuk menghadapi malam lailatul qodr.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam sesungguhnya beliau bersabda:

من قام ليلة القدر إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه (رواه الجماعة إلا ابن ماجه)

“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada Lailatul Qadar dengan iman dan berharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Diriwayatkan oleh jama’ah, kecuali Ibnu Majah)

Para ulama berkata, “Kita bisa bermain fisik untuk dunia anda, tapi anda tidak akan mendapatkan akhirat melainkan dengan hati anda.”

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.( QS Yunus:58)

4.  KETIKA MEMASUKI BULAN RAMADHAN IA BERDOSA DAN TIDAK BERTAUBAT KEPADA ALLAH

Yang membuat kita lemah dalam beramal solih adalah dosa kita bukan kekuatan fisik kita, sehingga disaat kita melaksanakan shalat tarawih justru bisa jadi kita ngantuk, disaat kita kuat menonton TV namun beribadah kepada Allah tidak semangat. Ketahuilah itu adalah karena dosa kalian. Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu sekali tarawih sekali hatam Qur’an, padahal Utsman bin Affan seorang kaya, pedagang. Sedangkan kita kayak juga engga, terus gak pernah hatam ?

Imam Ahmad berkata, “Sesungguhnya ganjaran dari keburukan adalah keburukan setelahnya.”

5. TIDAK B

ERANI MEMPRIORITASKAN AKHIRAT DIATAS DUNIA PADA BULAN RAMADHAN

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

“Justru kalian menomor satukan dunia.” (Qs. Al-a’la :15)

Allah memberikan kepada kita 12 bulan, lalu kita tidak bisa memprioritaskan akhirat pada bulan Ramadhan, lalu mau prioritaskan akhirat pada bulan apalagi jika dibulan ramadhan saja tidak bisa diprioritaskan? padahal dibulan itu mengerjakan amalan penghuni surga Allah mudahkan.

Imam al-Mula’i mulai menutup toko dua bulan sebelum ramadhan, karena ingin fokus untuk mendapatkan keberkahan ramadhan.

Di bulan ramadhan harus berfikir out of the box artinya disaat orang-orang berfikir untuk dunia maka orang ini berfikir bagaimana bisa mendapatkan akhirat.

6. GAGAL DALAM MENGHADIRKAN RASA BISA JADI INI RAMADHAN TERAKHIR KITA

Bisa jadi ini terakhir kali mendengar merdunya suara para imam, mendengar lantunan azan yang berbeda dari bulan lainnya, mendengar lantunan ayat quran dibacakan, melihat keramaian jamaah disaat sholat. Maka bulan ini merupakan bulan kompetisi, jadikanlah ini ramadhan terakhir kita sehingga kita akan memaksimalkan bulan ini dengan segala kemampuan kita.

Wallahu 'Alam
[ Penulis meringkas Kajian Uts. Muhammad Nuzul ]

No comments:

Post a Comment