Monday, February 10, 2020






📚 Materi MQ-02 ( Muqaddimah )
bag. 01

📖 Mengenal Qiraah, Riwayah, Thariq dan Wajah dalam ilmu qiraat

✅Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan secara mutawâtir, cara bacanya pun ada aturannya, maka pembaca harus memperhatikan dan bisa membedakan antara qirâ’ah, riwâyah, dan tharîqah, sehingga tidak terjadi ikhthilâth (tumpang-tindih) bacaan yang menyebabkan jalur periwayatan menjadi tidak jelas dan tidah shahih.

📌 Mari kita belajar dengan tekun diiringi kesabaran dan istiqamah sehingga kita bisa membaca Al-Quran sesuai dengan jalur periwayatan yang sah dari Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam.

Berikut Sedikit penjelasan tentang Qiraah, Riwayah, Thariq dan Wajah dalam ilmu Tajwid

1⃣ QIRAAH (القراءة)

هِيَ كُلُّ قِرَاءَةٍ تُنْسَبُ إِلَى أَحَدِ الْقُرَّاءِ السَّبْعِةِ أَوْ الْعَشْرَةِ

✅ Qiraah adalah suatu jenis bacaan yang dinisbatkan kepada salah satu imam Qiraah yang tujuh atau yang sepuluh.

📌 Para imam qiraah tujuh adalah Nafi' Al Madaniy, Ibnu Katsir Al Makkiy, Abu Amr Al Bashriy, Ibnu Amir As Syaamiy, Ashim Al Kuufiy, Hamzah Al Kuufiy, dan Al-Kisai .

📌 Para Imam Qiraah sepuluh sebagai pelengkap Qiraah 10 adalah: Abu Ja'far Al-Madani, Ya'qub Al-Hadhrami, dan Khalaf Al-Baghdadi.

✅ Perlu diketahui bahwa mereka bukanlah membuat tatacara baru dalam membaca Al-Quran melainkan hanya menyampaikan apa yang diambil dari generasi sebelumnya sampai bersambung hingga Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

📌 Contoh perbedaan qiraat pada lafazh

ملك يوم الدين
pada Surat Al-Fâtihah.

📎 `Ashim (bersama Al-Kisâ’i) meng-itsbât-kan “alif” pada lafazh “mâliki” sehingga mim dibaca panjang (mad).

📎 Adapun imam lain (Nâfi`, Ibnu Katsîr, Abu `Amr, Ibnu `Amîr, dan Hamzah) membuang/tidak memakai “alif” (hadzfu alif) setelah huruf “mim” sehingga dibaca “maliki” pendek/tanpa mad (sama seperti lafazh “malikin-nâs” pada Surat An-Nâs).

2⃣ RIWAYAH (الرواية)

هِيَ مَا يُنْسَبُ لِلرَّاوِي عَنْ أَحَدِ هَؤُلَاءِ الْقُرَّاءِ السَّبعَةِ أو الْعَشْرَةِ

✅ Riwayah Adalah penisbatan ulama yang meriwayatkan para imam-imam Qiraah yang tujuh atau sepuluh.

📌 Setiap satu Qiraah memiliki 2 periwayat yang meriwayatkan bacaan darinya.

Perawi Imam Nafi adalah: Qalun dan Warsy
Perawi Imam Ibnu Katsir: Al-Bazzi dan Qunbul
Perawi Imam Abu Amr: Ad-Duuri dan As-Suusi
Perawi Imam Ibnu Amir: Hisyam dan Ibnu Dzakwan
Perawi Imam Ashim: Hafsh dan Syu'bah
Perawi Imam Hamzah: Khalaf dan Khallad
Perawi Imam Al-Kisai: Abu Harits dan Ad-Duuri Kisai
Perawi Imam Abu Ja'far: Ibnu Wardan dan Ibnu Jimas
Perawi Imam Ya'qub: Ruwais dan Rauh
Perawi Imam Khalaf : Ishaq dan Idris

📌 PERBEDAAN RIWAYAT (Misal pada Qiraah 'Ashim) Antara bacaan Syu`bah dengan Hafsh ada persamaan dan adapula perbedaan.

📎 Menurut atsar, imam `Ashim menerima bacaan (talaqqi) diantaranya dari Abu `Abdurrahman As-Sulami dan dari Zar bin Hubaisy.

🔘 Abu `Abdurrahman As-Sulami membaca dari `Ali bin Abi Thalib;

🔘 Zar bin Hubaisy membaca dari `Abdullah bin Mas`ud.

🔘 `Ali dan Ibnu Mas`ud menerima dari Rasulullah.

📎 Imam `Ashim mengajarkan bacaan dari jalur Abu `Abdurrahman (dari `Ali dari Nabi) kepada imam Hafsh. Sedangkan imam Syu`bah diajarkan bacaan dari jalur Zar bin Hubaisy (dari Ibnu Mas`ud dari Nabi).

📌 Jika kita membaca yang mana imam Syu`bah dan imam Hafsh sepakat (tidak terjadi perbedaan), misalnya Surat Al-Fatihah, maka kita dapat mengklaim bacaan kita sebagai “qira’ât `Ashim”.

📌 Tetapi apabila kita membaca yang mana antara Syu`bah dan Hafsh terdapat khilâf, maka bacaan tersebut harus dijuluki sebagai “Riwâyat”.

📎 Contoh perbedaan Syu`bah dan Hafsh adalah pada perkara saktah dan tashîl. Hafsh memakai saktah pada empat tempat (Surat Al-Kahfi, Yâsîn, Al-Qiyâmah, dan An-Nâzi`ât) serta tashîl pada Surat Fushshilat ayat 44. Sedang Syu`bah tidak memakai saktah dan tashil.

📎 Artinya bila kita sedang membaca dengan madzhab `Ashim kemudian menggunakan saktah dan tashîl maka bacaan kita merupakan “riwayat Hafsh `an `Ashim”. Namun bila kita tidak menggunakan saktah maupun tashil maka bacaan kita adalah “riwayat Syu`bah `an `Ashim”.

Bersambung ...

🌐 DAFTAR SUMBE

R:
📙Taisirur Rahman Fii Tajwidil Quran, DR Suad Abdul Hamid
📘At tuhfah Al Maalikiyyah fii Talkhish Ushuuli Riwayah Hafsh ‘an ‘Ashim Thariq Syatibiyyah
📗 Tajwid Syafii, Abu Ya'la Kurnaedi
📓 Rangkuman Perbedaan Jalur Syathibi dan Hamami, Syaikh Abdul Karim Al-Jazairiy
💻  http://miwitihombo.blogspot.co.id/2013/07/mengenal-thariqah-syathibiyyah-dan.html
💻 http://tashfiyah.or.id/hubungan-ilmu-tahsin-tajwid-dan-ilmu-qiraat/

Barakallah fiikum ...
➖➖➖➖

🚩 Facebook : https://www.facebook.com/AljazariyFoundation/
📱 Telegram : bit.ly/Telegram-KTO
📸 Instragram : https://www.instagram.com/aljazariy/


________________


📚 Materi MQ-02 ( Muqaddimah )
bag. 02

📖 Mengenal Qiraah, Riwayah, Thariq dan Wajah dalam ilmu qiraat

✅ Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan secara mutawâtir, cara bacanya pun ada aturannya, maka pembaca harus memperhatikan dan bisa membedakan antara qirâ’ah, riwâyah, tharîqah dan wajah sehingga tidak terjadi ikhthilâth (tumpang-tindih) bacaan yang menyebabkan jalur periwayatan menjadi tidak jelas dan tidah shahih.

📌 Mari kita belajar dengan tekun diiringi kesabaran dan istiqamah sehingga kita bisa membaca Al-Quran sesuai dengan jalur periwayatan yang sah dari Rasulullaah shallallaahu 'alayhi wa sallam.


3⃣ THARIQ (الطريق)

هِيَ مَايُنْسَبُ لِلآخِذِ عَنِ الرَّاوِي،وَإِنْ سُفُلَ

✅ Thariq Adalah sesuatu yang dinisbatkan kepada ulama yang menukil dari para perawi. Penukilan ini bisa langsung kepada Rawi atau juga beberapa generasi di bawahnya.

✅ Qiraah yang masyhur dan telah terbukti shahih jalur periwayatannya ada sepuluh. Setiap Qiraah memiliki 2 Riwayat, dan setiap Riwayat memiliki kurang lebih 50 Thariqah (Jalur).

✅ Baik “qira’ât”, “riwâyât”, maupun “tharîq” merupakan khilâf wâjib. Artinya perbedaan itu harus kita kenali dan ketahui serta dipraktekkan bagi bacaan yang kita gunakan.

📌 Penetapannya bergantung pada apa yang diterima dari talaqqi kepada guru Al-Quran serta validitas sanadnya. Seperti itulah keabsahan bacaan Al-Quran sebagaimana ia diajarkan dengan metoda musyafahah bersambung secara mutawâtir.

📌 Dengan demikian tegaslah bahwa bacaan kita adalah bacaan yang benar dan bersumber dari Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallam.

✅ Yang masyhur pada bacaan kaum muslimin di Indonesia adalah Qiraah Imam ‘Ashim Riwayat Imam Hafsh Jalur Syathibiyyah.

📌 Di antara ciri jalur Syathibiyyah adalah membaca mad jaiz sama dengan mad wajib, yakni empat atau lima harakat.

📌 Sedangkan pada jalur yang lain, mad jaiz boleh dibaca 2, 3, 4, atau 5 dan mad wajib bisa dibaca 4, 5, atau 6.

📌 Namun, bila kita ingin membaca dengan jalur yang lain, kita mesti memahami kaidah-kaidah yang berlaku pada jalur tersebut, sehingga kita tidak terjatuh pada kesalahan dan pencampuradukan jalur.

✅ Setidaknya ada sekitar 21 poin perbedaan yang mesti kita pahami sebelum memilih jalur dalam membaca Al-Quran, di antaranya yakni: mad jaiz, wajib, pada kata yabshut, bashthah, firqin, dha'fin, mushaythirun, bimushaythir, dan salasila, kemudian ghunnah pada idgham Lam & Ra, Isymam pada "Laa Ta'manna", Bacaan pada Mad Farq, Mad pada 'Ain Harfiy, Saktah, dan Takbir.


4⃣ WAJAH (الوجه)

مَا كَانَ عَلَى غَيْرِ مَا ذُكِرَ مِمَّا هُوَ رَاجِعٌ إِلَى تَخْيِيرِ الْقَارِئِ

✅ Wajah adalah suatu perbedaan dalam pelafalan dalam membaca Al Quran yang dikembalikan kepada Qari (pembaca) bacaan mana yang mau dipilih.
Perbedaan ini muncul dilihat dari dua segi :

📌 1. Perbedaan dari Riwayah (praktik) (وَجْهُ الرِّوَايَةِ)

هُوَ الْمَنْقُولُ عَنِ الشُّيُوخِ بِسَنَدٍ مُتَّصِلٍ إِلَى رَسُولِ لله . وَهُوَ وَجْهٌ إِلْزَامٌ

✔ Perbedaan bacaan dari jalur periwayatan secara praktik dari ulama-ulama qiraat yang bersambung kepada Rasulullaah, dan perbedaan ini sesuatu yang lazim.
Contoh :

📎 Dalam riwayat hafsh ‘an ashim thariq Asy syatibiyyah  cara Membaca
لَا تَأْمَنَّا
QS Yusuf : 11
bisa dibaca dengan dua cara yaitu tashil atau ikhtilas.

📎Atau Membaca  kalimat
ءَآلْئن
 ءَآلذّكَرَينِ
ءَآللَّه
bisa dibaca dengan dua cara ibdal atau tashil.

📌 2. Perbedaan dari segi dirayah (teori) (وَجْهُ الدِّرَايَةِ)

هُوَ عِبَارَةٌ عَنِ الْقِيَاسِ الْعلْميِّ وَاجْتِهَادِ الْعُلَمَاءِ

✔ Perbedaan yang bersumber yang berasal dari qiyas yang diambil dari kaidah-kaidah teori ilmu tajwid  dan ijtihad dari para ulama.
Contoh :

📎 a. Membaca basmalah diantara dua surat dalam kecuali antar surat Al Anfal dan At Taubah terdapat tiga cara yaitu :

📍 1) Berhenti seluruhnya
Maksudnya berhenti pada  akhir surat, berhenti pada basmallah dan kemudian awal surat
📍 2) Berhenti pada Akhir ayat dan menggabungkan basmallah dan awal surat
📍 3) Menggabungkan akhir surair surat, basmallah dan awal surat

📎 b. Membaca iqlab atau ikhfa syafawi dengan ithbaq (merapatkan bibir)

ini adalah pendapat ulama mutaqadimin atau furjah (tanpa merapatkan kedua bibir) ini pendapat ulama mutaakhirin.

🌐 DAFTAR SUMBER:
📙Taisirur Rahman Fii Tajwidil Quran, DR Suad Abdul Hamid
📘At tuhfah Al Maalikiyyah fii Talkhish Ushuuli Riwayah Hafsh ‘an ‘Ashim Thariq Syatibiyyah
📗 Tajwid Syafii, Abu Ya'la Kurnaedi
📓 Rangkuman Perbedaan Jalur Syathibi dan Hamami, Syaikh Abdul Karim Al-Jazairiy
💻  http://miwitihombo.blogspot.co.id/2013/07/mengenal-thariqah-syathibiyyah-dan.html
💻 http://tashfiyah.or.id/hubungan-ilmu-tahsin-tajwid-dan-ilmu-qiraat/
💻 https://vb.tafsir.net/tafsir16455/#.WgjtULUxXDc

Barakallah fiikum ...
➖➖➖➖
🚩 Facebook : https://www.facebook.com/AljazariyFoundation/
📱 Telegram : bit.ly/Telegram-KTO
📸 Instragram : https://www.instagram.com/aljazariy/

No comments:

Post a Comment