"MENDADAK JADI USTADZ for 2019"
INNAA LILLAHI WA INNAA ILAIHI ROJI'UUN...
Musibah besar menimpa umat islam indonesia dengan tampilnya Kiyai mempromosikan cina kafir ke berbagai pesantren.
NA'UDZU BILLAAH MIN DZALIK...
Said Aqil Siraj yang mempromosikan KAFIR CINA masuk ke pesantren dan masjid dengan slogan :
"Lebih baik Orang Kafir Tapi Jujur dari Pada Muslim Koruptor"
Setelah memberikan "Mauidhoh Hasanah" lalu Said Aqil mengajak "Syeh" Hari Tanoe berkeliling pondok pesantrennya.
Tidak lupa, Said Aqil menunjukkan lokasi-lokasi bangunan yang sedang dikerjakan.
Sekarang yang paling berbahaya adalah hadapi Ketum Perindo HARI TANOE Tokoh China Kafir Sponsor MISS WORLD yang mulai masuk masjid dan pesantren dengan pakaian Baju Taqwa dan Peci Putih mengelabui umat ISLAM.
Para Santri Pria dan Wanita berebut cium tangan. Bahkan Deklarasi Perindo di Tasik diadakan di sebuah Pesantren.
Sejumlah Tokoh Islam Daerah mulai ikut jadi pengurus Perindo. Ini harus dicegah dan diusir scra ELEGAN untuk sadarkan umat jangan undang dia atau buka pintu untuknya.
SANGAT BERBAHAYA..!!!
Copas.
📝 Yang mengaku Orang Islam tolong Camkan ini...., Sebelum azab Allah menimpa karena tidak mengindahkan Peringatan Allah di dalam Al Qur'an:...
1. Al-Qur’an melarang jadikan orang kafir sbg PEMIMPIN : Aali Imraan : 28, An-Nisaa’ : 144, Al-Maa-idah : 57,
2. Al-Qur’an melarang menjadikan orang kafir sebagai PEMIMPIN walau KERABAT sendiri : At-Taubah: 23, Al-Mujaadilah: 22,
3. Al-Qur’an melarang menjadikan orang kafir sebagai TEMAN SETIA : Aali Imraan : 118, At-Taubah: 16.
4. Al-Qur’an melarang SALING TOLONG dengan kafir yang akan MERUGIKAN umat islam : Al-Qasshash : 86, Al-Mumtahanah: 13.
5. Al-Qur’an melarang MENTAATI orang kafir untuk MENGUASAI muslim : Aali Imraan : 149 – 150.
6. Al-Qur’an melarang beri PELUANG kepada orang kafir sehingga MENGUASAI Muslim : An-Nisaa’ : 141
7. Al-Qur’an memvonis MUNAFIQ kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin : An-Nisaa’ : 138 – 139.
8. Al-Qur’an memvonis ZALIM kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin : Al-Maa-idah: 51.
9. Al-Qur’an memvonis FASIQ kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin : Al-Maa-idah: 80 – 81.
10. Al-Qur’an memvonis SESAT kepada muslim yang menjadikan kafir sebagai pemimpin : Al-Mumtahanah : 1
11. Al-Qur’an mengancam AZAB bagi yang jadikan kafir sebagai pemimpin/ teman setia : Al-Mujaadilah : 14 – 15.
12. Al-Qur’an mengajarkan doa agar muslim tidak menjadi SASARAN FITNAH orang kafir : Al-Mumtahanah : 5.
Ya Allah, Ya Tuhan kami, sungguh telah kami sampaikan FirmanMu. Kami memohon ampun serta berlindung kepadaMu.
☝☝☝☝☝☝☝☝
Silahkan share, untuk menyelamatkan saudara2 kita yg belum mengetahuinya.
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Wednesday, April 27, 2016
Tuesday, April 26, 2016
Isti'raj
TAUSYIAH PAGI
Benarkah Allah subhanahu wata'ala tidak menghukum kita ketika kita bermaksiat??
ﻗﺎﻝ أﺣﺪ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﻟﺸﻴﺨﻪ :
ﻛﻢ ﻧﻌﺼﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﻗﺒﻨﺎ ..
Seorang santri bertanya kepada guru nya:
Berapa kali kita bermaksiat kepada Allah سبحانه وتعالى dan Dia tidak menghukum kita???
ﻓﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺦ :
Maka sang guru pun menjawab :
ﻛﻢ ﻳﻌﺎﻗﺒﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻧﺖ ﻻ ﺗﺪﺭﻱ .. ﺃﻟﻢ ﻳﺴﻠﺒﻚ ﺣﻼﻭﺓ ﻣﻨﺎﺟﺎﺗﻪ .. ﻭﻣﺎ ﺍبتلى أﺣﺪ ﺑﻤﺼﻴﺒﺔ ﺃﻋﻈﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﻗﺴﻮﺓ ﻗﻠﺒﻪ ..
Berapa kali Allah subhanahu wata'ala telah menghukummu namun kamu tidak mengetahuinya?
Bukankah ketika dihilangkannya dari dirimu akan rasa ni'mat bermunajat kepada-Nya adalah merupakan sebuah hukuman?
Dan tidak ada musibah yang lebih besar menimpa seseorang lebih dari kerasnya hati...
إﻥ أﻋﻈﻢ ﻋﻘﺎﺏ ﻣﻤﻜﻦ أﻥ ﺗﺘﻠﻘﺎﻩ ﻫﻮ ﻗﻠﺔ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ إﻟﻰ أﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺨﻴﺮ ..
Sesungguhnya hukuman yang paling besar yang mungkin kamu temui adalah sedikitnya taufik kepada perbuatan baik...
أﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﺍلأﻳﺎﻡ ﺩﻭﻥ ﻗﺮﺍﺀﺓ القرآﻥ ..
Bukankah telah berlalu nya hari-harimu tanpa bacaan Al Quran? (itu adalah sebuah hukuman)
أﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻠﻴﺎﻟﻲ ﺍﻟﻄﻮﺍﻝ ﻭﺃﻧﺖ ﻣﺤﺮﻭﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ..
Bukankah telah berlalu malam malam yang panjang sedangkan engkau terhalang dari shalat malam? (itu juga adalah sebuah hukuman)
أﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﺨﻴﺮ .. ﺭﻣﻀﺎﻥ .. ﺳﺖ ﺷﻮﺍﻝ .. ﻋﺸﺮ ﺫﻱ ﺍﻟﺤﺠﺔ .. ﺍﻟﺦ ﻭﻟﻢ ﺗﻮﻓﻖ إﻟﻰ ﺍﺳﺘﻐﻼﻟﻬﺎ ﻛﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ .. أﻱ ﻋﻘﺎﺏ أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ؟
Bukankah telah berlalu musim-musim kebaikan, Ramadhan, enam hari syawwal, sepuluh hari dzulhijjah, dan lainnya..., sedangkan engkau tidak mendapatkan taufik untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya... hukuman manalagi yang lebih banyak dari ini...?
أﻻ ﺗﺤﺲ ﺑﺜﻘﻞ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ..
Tidakkah engkau merasakan beratnya ketaatan?
أﻻ ﺗﺤﺲ ﺑﻀﻌﻒ أﻣﺎﻡ ﺍﻟﻬﻮﻯ ﻭﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ..
Tidakkah engkau merasa lemah dihadapan hawa nafsu dan syahwat?
أﻟﻢ ﺗﺒﺘﻠﻰ ﺑﺤﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﺠﺎﻩ ﻭﺍﻟﺸﻬﺮة ..
Bukankah engkau sedang diuji dengan cinta harta, kedudukan, dan popularitas..?
ﺃﻱ ﻋﻘﺎﺏ أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ..
Hukuman mana yang lebih banyak dari itu?
أﻟﻢ ﺗﺴﻬﻞ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ..
Bukankah engkau merasa ringan untuk berghibah, namimah dan dusta..?
أﻟﻢ ﻳﺸﻐﻠﻚ ﺑﺎﻟﻔﻀﻮﻝ ﻭﺍﻟﺘﺪﺧﻞ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻚ ..
Bukankah engkau tersibukkan untuk campur tangan pada hal yang tidak bermanfaat untukmu..?
أﻟﻢ ﻳﻨﺴﻴﻚ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻭﻳﺠﻌﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ أﻛﺒﺮ ﻫﻤﻚ ..
Bukankah dengan engkau melupakan akhirat menjadikan dunia sebagai tujuan utamamu?
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺨﺬﻻﻥ ﻣﺎ ﻫﻮ إﻻ ﺻﻮﺭ ﻣﻦ ﻋﻘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ..
Tipuan ini tidak lain kecuali bentuk hukuman dari Allah...
# ﺇﺣﺬﺭ ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ﻓﺎﻥ أﻫﻮﻥ ﻋﻘﺎﺏ ﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺤﺴﻮﺳﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﺃﻭ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻭ ﺍﻟﺼﺤﺔ ..
Hati-hatilah anakku, sesungguhnya hukuman Allah yang paling ringan adalah yang terletak pada materi, harta, anak, kesehatan ...
ﻭإﻥ أﻋﻈﻢ ﻋﻘﺎﺏ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ ..
Dan sesungguhnya hukuman terbesar adalah yang ada pada hati...
ﻓﺎﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ ﻭﺍﺳﺘﻐﻔﺮ ﻟﺬﻧﺒﻚ ..
Maka, mintalah keselamatan kepada Allah, dan mintalah ampunan untuk dosamu...
فإﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﺤﺮﻡ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻟﻠﻄﺎﻋﺎﺕ ﺑﺴﺒﺐ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻳﺼﻴﺒﻪ
Karena sesungguhnya seorang hamba yang diharamkan taufik untuk melakukan ketaatan karena sebab dosa yang menimpanya....
Ternyata hukuman Allah yang terberat itu bukanlah hanya ketika kita kehilangan materi, harta dan jabatan, tetapi hukuman yang terberat dari Allah itu adalah ketika Allah subhanahu wata'ala telah menutup diri kita untuk dapat berbuat dan melakukan kebaikan-kebaikan.
Semoga bermanfaat..
TAUSYIAH PAGI
Benarkah Allah subhanahu wata'ala tidak menghukum kita ketika kita bermaksiat??
ﻗﺎﻝ أﺣﺪ ﺍﻟﻄﻼﺏ ﻟﺸﻴﺨﻪ :
ﻛﻢ ﻧﻌﺼﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﻳﻌﺎﻗﺒﻨﺎ ..
Seorang santri bertanya kepada guru nya:
Berapa kali kita bermaksiat kepada Allah سبحانه وتعالى dan Dia tidak menghukum kita???
ﻓﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺦ :
Maka sang guru pun menjawab :
ﻛﻢ ﻳﻌﺎﻗﺒﻚ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻧﺖ ﻻ ﺗﺪﺭﻱ .. ﺃﻟﻢ ﻳﺴﻠﺒﻚ ﺣﻼﻭﺓ ﻣﻨﺎﺟﺎﺗﻪ .. ﻭﻣﺎ ﺍبتلى أﺣﺪ ﺑﻤﺼﻴﺒﺔ ﺃﻋﻈﻢ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﻗﺴﻮﺓ ﻗﻠﺒﻪ ..
Berapa kali Allah subhanahu wata'ala telah menghukummu namun kamu tidak mengetahuinya?
Bukankah ketika dihilangkannya dari dirimu akan rasa ni'mat bermunajat kepada-Nya adalah merupakan sebuah hukuman?
Dan tidak ada musibah yang lebih besar menimpa seseorang lebih dari kerasnya hati...
إﻥ أﻋﻈﻢ ﻋﻘﺎﺏ ﻣﻤﻜﻦ أﻥ ﺗﺘﻠﻘﺎﻩ ﻫﻮ ﻗﻠﺔ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ إﻟﻰ أﻋﻤﺎﻝ ﺍﻟﺨﻴﺮ ..
Sesungguhnya hukuman yang paling besar yang mungkin kamu temui adalah sedikitnya taufik kepada perbuatan baik...
أﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﺍلأﻳﺎﻡ ﺩﻭﻥ ﻗﺮﺍﺀﺓ القرآﻥ ..
Bukankah telah berlalu nya hari-harimu tanpa bacaan Al Quran? (itu adalah sebuah hukuman)
أﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻠﻴﺎﻟﻲ ﺍﻟﻄﻮﺍﻝ ﻭﺃﻧﺖ ﻣﺤﺮﻭﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻘﻴﺎﻡ ..
Bukankah telah berlalu malam malam yang panjang sedangkan engkau terhalang dari shalat malam? (itu juga adalah sebuah hukuman)
أﻟﻢ ﺗﻤﺮ ﻋﻠﻴﻚ ﻣﻮﺍﺳﻢ ﺍﻟﺨﻴﺮ .. ﺭﻣﻀﺎﻥ .. ﺳﺖ ﺷﻮﺍﻝ .. ﻋﺸﺮ ﺫﻱ ﺍﻟﺤﺠﺔ .. ﺍﻟﺦ ﻭﻟﻢ ﺗﻮﻓﻖ إﻟﻰ ﺍﺳﺘﻐﻼﻟﻬﺎ ﻛﻤﺎ ﻳﻨﺒﻐﻲ .. أﻱ ﻋﻘﺎﺏ أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ؟
Bukankah telah berlalu musim-musim kebaikan, Ramadhan, enam hari syawwal, sepuluh hari dzulhijjah, dan lainnya..., sedangkan engkau tidak mendapatkan taufik untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya... hukuman manalagi yang lebih banyak dari ini...?
أﻻ ﺗﺤﺲ ﺑﺜﻘﻞ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ..
Tidakkah engkau merasakan beratnya ketaatan?
أﻻ ﺗﺤﺲ ﺑﻀﻌﻒ أﻣﺎﻡ ﺍﻟﻬﻮﻯ ﻭﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ..
Tidakkah engkau merasa lemah dihadapan hawa nafsu dan syahwat?
أﻟﻢ ﺗﺒﺘﻠﻰ ﺑﺤﺐ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﻭﺍﻟﺠﺎﻩ ﻭﺍﻟﺸﻬﺮة ..
Bukankah engkau sedang diuji dengan cinta harta, kedudukan, dan popularitas..?
ﺃﻱ ﻋﻘﺎﺏ أﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ..
Hukuman mana yang lebih banyak dari itu?
أﻟﻢ ﺗﺴﻬﻞ ﻋﻠﻴﻚ ﺍﻟﻐﻴﺒﺔ ﻭﺍﻟﻨﻤﻴﻤﺔ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ..
Bukankah engkau merasa ringan untuk berghibah, namimah dan dusta..?
أﻟﻢ ﻳﺸﻐﻠﻚ ﺑﺎﻟﻔﻀﻮﻝ ﻭﺍﻟﺘﺪﺧﻞ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﻌﻨﻴﻚ ..
Bukankah engkau tersibukkan untuk campur tangan pada hal yang tidak bermanfaat untukmu..?
أﻟﻢ ﻳﻨﺴﻴﻚ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻭﻳﺠﻌﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ أﻛﺒﺮ ﻫﻤﻚ ..
Bukankah dengan engkau melupakan akhirat menjadikan dunia sebagai tujuan utamamu?
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺨﺬﻻﻥ ﻣﺎ ﻫﻮ إﻻ ﺻﻮﺭ ﻣﻦ ﻋﻘﺎﺏ ﺍﻟﻠﻪ ..
Tipuan ini tidak lain kecuali bentuk hukuman dari Allah...
# ﺇﺣﺬﺭ ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ﻓﺎﻥ أﻫﻮﻥ ﻋﻘﺎﺏ ﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺤﺴﻮﺳﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺎﻝ ﺃﻭ ﺍﻟﻮﻟﺪ ﺃﻭ ﺍﻟﺼﺤﺔ ..
Hati-hatilah anakku, sesungguhnya hukuman Allah yang paling ringan adalah yang terletak pada materi, harta, anak, kesehatan ...
ﻭإﻥ أﻋﻈﻢ ﻋﻘﺎﺏ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻠﺐ ..
Dan sesungguhnya hukuman terbesar adalah yang ada pada hati...
ﻓﺎﺳﺄﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﺎﻓﻴﺔ ﻭﺍﺳﺘﻐﻔﺮ ﻟﺬﻧﺒﻚ ..
Maka, mintalah keselamatan kepada Allah, dan mintalah ampunan untuk dosamu...
فإﻥ ﺍﻟﻌﺒﺪ ﻳﺤﺮﻡ ﺍﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﻟﻠﻄﺎﻋﺎﺕ ﺑﺴﺒﺐ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﻳﺼﻴﺒﻪ
Karena sesungguhnya seorang hamba yang diharamkan taufik untuk melakukan ketaatan karena sebab dosa yang menimpanya....
Ternyata hukuman Allah yang terberat itu bukanlah hanya ketika kita kehilangan materi, harta dan jabatan, tetapi hukuman yang terberat dari Allah itu adalah ketika Allah subhanahu wata'ala telah menutup diri kita untuk dapat berbuat dan melakukan kebaikan-kebaikan.
Semoga bermanfaat..
🔐 KUNCI SEGALA SESUATU 🔐
📘 Dari tulisan Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah
🔹 Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
🔖 “Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi segala sesuatu kunci untuk membukanya,
💦 Allah menjadikan kunci pembuka shalat adalah bersuci sebagaiman sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Kunci shalat adalah bersuci’,
🕋 Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kunci pembuka haji adalah ihram,
🔏 kunci kebajikan adalah kejujuran,
🔏 kunci surga adalah tauhid,
🔓 kunci ilmu adalah bagusnya bertanya dan mendengarkan,
🔓 kunci kemenangan adalah kesabaran,
💰 kunci ditambahnya nikmat adalah syukur,
⌛ kunci kewalian adalah mahabbah dan dzikir,
⏳ kunci keberuntungan adalah takwa,
💥 kunci taufik adalah harap dan cemas kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
🔏 kunci dikabulkan adalah doa,
🔏 kunci keinginan terhadap akhirat adalah zuhud di dunia,
⚖ kunci keimanan adalah tafakkur pada hal yang diperintahkan Allah, keselamatan bagi-Nya, serta keikhlasan terhadap-Nya di dalam kecintaan, kebencian, melakukan, dan meninggalkan,
❤ kunci hidupnya hati adalah tadabbur al-Qur’an, beribadah di waktu sahur, dan meninggalkan dosa-dosa,
❤ kunci didapatkannya rahmat adalah ihsan di dalam peribadatan terhadap Khaliq dan berupaya memberi manfaat kepada para hamba-Nya,
💵 kunci rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa,
💎 kunci kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya,
💭 kunci persiapan untuk akhirat adalah pendeknya angan-angan,
🗝🔑kunci semua kebaikan adalah keinginan terhadap Allah dan kampung akhirat,
🔑🗝kunci semua kejelekan adalah cinta dunia dan panjangnya angan-angan.
🍃 “Ini adalah bab yang agung dari bab-bab ilmu yang paling bermanfaat, yaitu mengetahui pintu-pintu kebaikan dan kejelekan, tidaklah diberi taufik untuk mengetahuinya dan memperhatikannya kecuali seorang yang memiliki bagian dan taufik yang agung,
☝ karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kunci bagi setiap kebaikan dan kejelekan, kunci dan pintu untuk masuk kepadanya
🔥 sebagaimana Allah jadikan kesyirikan, kesombongan, berpaling dari apa yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya, dan lalai dari dzikir terhadap-Nya dan melaksanakan hak-Nya sebagai kunci ke neraka,
🐾 sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan khamr sebagai kunci segala dosa.
🎤 Dia jadikan nyanyian sebagai kunci perzinaan,
🏹 Dia jadikan melepaskan pandangan pada gamba-gambar sebagai kunci kegelisahan dan kegandrungan,
🎉 Dia jadikan kemalasan dan kesantaian sebagai kunci kerugian dan luputnya segala sesuatu,
🛍 Dia jadikan kemaksiatan-kemaksiatan sebagai kunci kekufuran,
👅 Dia jadikan dusta sebagai kunci kenifakan (kemunafikan -ed),
💳 Dia jadikan kekikiran dan ketamakan sebagai kunci kebakhilan, memutus silaturahim, serta mengambil harta dengan cara yang tidak halal
👣 dan Dia jadikan berpaling dari apa yang dibawa Rasul sebagai kunci segala kebid’ahan dan kesesatan.
♨ “Perkara-perkara ini tidaklah membenarkannya kecuali setiap orang yang memiliki ilmu yang shahih dan akal yang bisa mengetahui dengannya apa yang ada dalam dirinya dan apa yang berwujud dari kebaikan dan kejelekan. Maka sepantasnya seorang hamba memperhatikan dengan sebaik-baiknya ilmu terhadap kunci-kunci ini dan kunci-kunci yang dijadikan untuknya.”
📖 [Hadil Arwah 1/48-49]
📋 Dikutip dari artikel Kunci Kebaikan dan Kunci Kejelekan Majalah Al-Furqon No. 77 1429/2008 oleh Ummul Hasan
🌐Sumber: artikel www.muslimah.or.id
📘 Dari tulisan Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah
🔹 Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
🔖 “Sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi segala sesuatu kunci untuk membukanya,
💦 Allah menjadikan kunci pembuka shalat adalah bersuci sebagaiman sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ‘Kunci shalat adalah bersuci’,
🕋 Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kunci pembuka haji adalah ihram,
🔏 kunci kebajikan adalah kejujuran,
🔏 kunci surga adalah tauhid,
🔓 kunci ilmu adalah bagusnya bertanya dan mendengarkan,
🔓 kunci kemenangan adalah kesabaran,
💰 kunci ditambahnya nikmat adalah syukur,
⌛ kunci kewalian adalah mahabbah dan dzikir,
⏳ kunci keberuntungan adalah takwa,
💥 kunci taufik adalah harap dan cemas kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
🔏 kunci dikabulkan adalah doa,
🔏 kunci keinginan terhadap akhirat adalah zuhud di dunia,
⚖ kunci keimanan adalah tafakkur pada hal yang diperintahkan Allah, keselamatan bagi-Nya, serta keikhlasan terhadap-Nya di dalam kecintaan, kebencian, melakukan, dan meninggalkan,
❤ kunci hidupnya hati adalah tadabbur al-Qur’an, beribadah di waktu sahur, dan meninggalkan dosa-dosa,
❤ kunci didapatkannya rahmat adalah ihsan di dalam peribadatan terhadap Khaliq dan berupaya memberi manfaat kepada para hamba-Nya,
💵 kunci rezeki adalah usaha bersama istighfar dan takwa,
💎 kunci kemuliaan adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya,
💭 kunci persiapan untuk akhirat adalah pendeknya angan-angan,
🗝🔑kunci semua kebaikan adalah keinginan terhadap Allah dan kampung akhirat,
🔑🗝kunci semua kejelekan adalah cinta dunia dan panjangnya angan-angan.
🍃 “Ini adalah bab yang agung dari bab-bab ilmu yang paling bermanfaat, yaitu mengetahui pintu-pintu kebaikan dan kejelekan, tidaklah diberi taufik untuk mengetahuinya dan memperhatikannya kecuali seorang yang memiliki bagian dan taufik yang agung,
☝ karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan kunci bagi setiap kebaikan dan kejelekan, kunci dan pintu untuk masuk kepadanya
🔥 sebagaimana Allah jadikan kesyirikan, kesombongan, berpaling dari apa yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya, dan lalai dari dzikir terhadap-Nya dan melaksanakan hak-Nya sebagai kunci ke neraka,
🐾 sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan khamr sebagai kunci segala dosa.
🎤 Dia jadikan nyanyian sebagai kunci perzinaan,
🏹 Dia jadikan melepaskan pandangan pada gamba-gambar sebagai kunci kegelisahan dan kegandrungan,
🎉 Dia jadikan kemalasan dan kesantaian sebagai kunci kerugian dan luputnya segala sesuatu,
🛍 Dia jadikan kemaksiatan-kemaksiatan sebagai kunci kekufuran,
👅 Dia jadikan dusta sebagai kunci kenifakan (kemunafikan -ed),
💳 Dia jadikan kekikiran dan ketamakan sebagai kunci kebakhilan, memutus silaturahim, serta mengambil harta dengan cara yang tidak halal
👣 dan Dia jadikan berpaling dari apa yang dibawa Rasul sebagai kunci segala kebid’ahan dan kesesatan.
♨ “Perkara-perkara ini tidaklah membenarkannya kecuali setiap orang yang memiliki ilmu yang shahih dan akal yang bisa mengetahui dengannya apa yang ada dalam dirinya dan apa yang berwujud dari kebaikan dan kejelekan. Maka sepantasnya seorang hamba memperhatikan dengan sebaik-baiknya ilmu terhadap kunci-kunci ini dan kunci-kunci yang dijadikan untuknya.”
📖 [Hadil Arwah 1/48-49]
📋 Dikutip dari artikel Kunci Kebaikan dan Kunci Kejelekan Majalah Al-Furqon No. 77 1429/2008 oleh Ummul Hasan
🌐Sumber: artikel www.muslimah.or.id
Sebaik-Baik Shalat Wanita di Rumah
by Muhammad Abduh Tuasikal, MSc • 24/03/2012 •
Sebaik-baik shalat wanita adalah di rumahnya. Karena Allah memerintahkan pada wanita untuk berdiam diri di rumah. Namun tidak mengapa ia keluar asalkan memperhatikan aturan seperti menutup aurat dan tidak menggoda pria.
Dalam ajaran Islam, shalat wanita lebih baik di rumah. Dari Ummu Salamah, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ مَسَاجِدِ النِّسَاءِ قَعْرُ بُيُوتِهِنَّ
“Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah diam di rumah-rumah mereka.” (HR. Ahmad 6/297. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguatnya).
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا
“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya” (HR. Abu Daud no. 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kenapa sampai wanita lebih bagus shalat di rumahnya, bahkan lebih bagus di ruangan di kamarnya yang lebih khusus untuknya? Karena seperti itu akan lebih menutupi dirinya (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 2: 195).
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Shalat jama’ah bagi wanita itu lebih baik di rumahnya daripada mendatangi masjid. … Dan shalat wanita di rumahnya itu lebih menutupi dirinya dan lebih afdhol” (Al Majmu’, 4: 198).
Shalat wanita di rumah adalah pengamalan dari perintah Allah agar wanita diam di rumah. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki” (HR. Tirmidzi no. 1173, shahih).
Namun jika wanita ingin melaksanakan shalat berjama’ah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutupi aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang. Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin ‘Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا
“Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia” (HR. Muslim no. 442).
Sekali lagi, dilarang memakai harum-haruman ketika keluar rumah. Dari Abu Hurairah, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ أَصَابَتْ بَخُورًا فَلاَ تَشْهَدْ مَعَنَا الْعِشَاءَ الآخِرَةَ
“Wanita mana saja yang memakai harum-haruman, maka janganlah dia menghadiri shalat Isya’ bersama kami” (HR. Muslim no. 444).
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Jika setiap wanita memperhatikan shalatnya dan menjaga kehormatan dirinya, maka ia akan mendapatkan keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Wallahu waliyyut taufiq.
@ KSU, Riyadh, KSA, 1 Jumadal Ula 1433 H
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Tak hanya Wanita Yg Harus Bercermin
By Ummu Sa'id
Dalam sebagian konflik rumah tangga, terkadang istrilah yang sering merasa bersalah. Hal ini dikarenakan fitrah wanita yang lebih mendahulukan perasaannya yang lembut. Sehingga mungkin kesalahan itu berasal dari suami namun sang istri yang capek-capek berkaca (introspeksi diri). Dengan demikian mana mungkin konflik akan selesai sedangkan sumber masalahnya tidak mau untuk menyatakan bahwa dirinya keliru.
Artikel ini sekaligus untuk membuka hati nurani setiap suami agar lebih berintrospeksi diri agar tercipta keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Sudah benarkah diri Anda wahai para suami? Keluarga yang diidam-idamkan oleh setiap pasangan suami istri adalah keluarga yang bahagia dunia hingga akhirat, bersatu padu dan bahu membahu untuk melewati masa didunia yang hanya sebentar ini, mengalahkan hawa nafsu dan melakukan ketaatan-ketaatan kepada-Nya.
Di bawah ini akan dikemukakan 10 gambaran ringkas tentang kesalahan-kesalahan penting yang banyak dilakukan para suami:
Tidak mengajarkan agama dan hukum syariat kepada Istri
Disana, kita dapati banyak para istri yang tidak mengetahui bagaimana cara shalat yang benar, bagaimana hukum haidh dan nifas, bagaimana berperilaku terhadap suami secara syar’i, bagaimana mendidik anak secara Islam. Bahkan terkadang ada diantara para istri yang terjerumus ke dalam berbagai jenis kesyirikan.
Akan tetapi sayang, yang menjadi perhatian besar bagi sang istri adalah bagaimana cara memasak dan menghidangkan makanan tertentu, bagaimana cara berdandan yang cantik dan sebagainya. Tidak lain karena memang suami yang sering menuntut hal itu dari sang istri. Sedangkan masalah agamanya, tentang ibadahnya, tidak pernah ditanyakan oleh suami.
Tidak ragu lagi, ini adalah pengabaian suami terhadap kewajibannya memelihara keluarga dari api neraka. Padahal Allah Subhanahu wata’alatelah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (Qs At Tahrim:6)
Maka hendaknya suami tidak mengabaikan hal ini, karena mereka akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Dan hendaknya suami benar-benar berusaha mengajarkan agama kepada istrinya, baik dia lakukan sendiri atau dengan perantaraan-perantaraan yang lain. Dan diantara cara yang bisa ditempuh untuk mengajarkan agama kepada istri:
- Menghadiahkan buku-buku tentang Islam dan hukum-hukumnya, kemudia mempelajarinya dan mendiskusikannya bersama istri. Bisa juga memintanya untuk meringkas isi buku tersebut
- Menghadiahkan kaset-kaset ceramah, dan meminta istri untuk meringkaskannya
- Mengajaknya menghadiri pengajian-pengajian yang disampaikan oleh orang yang berilmu
- Mengenalkannya kepada wanita-wanita shalihah, sehingga dia bisa bersahabat dan mengambil manfaat dari mereka.
- Membangun perpustakaan yang berisi buku-buku islam dirumah.
- Memberikan hadiah khusus kepadanya jika mampu menghafal sebagian dari Al Qur’an atau hadits
- Mendorongnya mendengarkan radio-radio islam
- Dan sarana-sarana lain yang masih banyak.
Mencari-cari kekurangan dan kesalahan istri
Dalam suatu hadits riwayat al Bukhari dan Muslim, RasulullahShallallahu’alaihi wasalam melarang laki-laki yang bepergian dalam waktu yang lama, pulang menemui keluarganya di waktu malam. Hal itu karena dikhawatirkan laki-laki tersebut akan mendapati berbagai kekurangan dan cela istrinya. Dan barangsiapa mencari-cari aib saudara sesama muslim, Allah akan mencari-cari aibnya. Barangsiapa dicari aibnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walaupun dia berada di ruang tersembunyi dalam rumahnya.
Bahkan hendaknya seorang suami bersabar dan menahan diri dari kekurangan yang ada pada istrinya, juga ketika istri tidak melaksanakan kewajibannya dangan benar. Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalambersabda,
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
“Bersikap baiklah kepada para istri. Karena mereka tercipta dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atas. Jika kamu hendak meluruskannya niscaya kamu akan mematahkannya. Dan jika kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Maka bersikap baiklah kepada para istri.” (Muttafaqun’alaih)
Hadits ini memiliki pelajaran yang sangat agung, diantaranya; meluruskan bengkoknya istri harus dengan lembut sehingga tidak mematahkannya, namun juga tidak dibiarkan saya karena jika dibiarkan dia tetap bengkok. Apalagi jika bengkoknya itu bisa menjalar menjadi kemaksiatan atau kemungkaran.
Dan ingatlah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam,
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya.” (HR Muslim)
Pemberian hukuman yang tidak sesuai dengan kesalahan istri
Ini termasuk bentuk kezhaliman terhadap istri. Diantara bentuk hukuman yang zhalim itu:
– Menggunakan pukulan di tahap awal pemberian hukuman. Padahal Allah ta’ala berfirman,
وَاللاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz-nya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka.”(Qs An Nisa’:34)
Maka tahapan yang benar adalah nasihat terlebih dahulu, kemudian pisah di tempat tidur, kemudian baru dengan pukulan yang bukan untuk menyakiti.
– Mengusir istri dari rumahnya tanpa ada pembenaran secara syar’i. Allah ta’ala berfirman yang artinya:
لا تُخْرِجُوهُنَّ مِنْ بُيُوتِهِنَّ وَلا يَخْرُجْنَ إِلا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ
“Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang .” Qs Ath Thalaq:1
– Memukul wajah, mencela dan menghina. Ada seseorang yang datang bertanya kepada Rasulullah, apa hak istri atas suaminya? Beliau menjawab,
أَنْ يُطْعِمَهَا إِذَا طَعِمَ وَأَنْ يَكْسُوَهَا إِذَا اكْتَسَى وَلَا يَضْرِبْ الْوَجْهَ وَلَا يُقَبِّحْ وَلَا يَهْجُرْ إِلَّا فِي الْبَيْتِ
“Dia (suami) memberinya makan jika dia makan, memberinya pakaian jika dia berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkan dan tidak menghajr (boikot) kecuali di dalam rumah.” (HR Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani)
Pelit dalam menafkahi istri
Sesungguhnya kewajiban suami memberi nafkah kepada istri telah ditetapkan dalam al Qur’an, hadits dan juga ijma’. Allah berfirman:
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf.” Qs Al-Baqarah:233
Istri berhak mendapat nafkah, karena dia telah membolehkan suaminya bersenang-senang dengannya, dia telah menaati suaminya, tinggal dirumahnya, mengatur rumahnya, mengasuh dan mendidik anak-anaknya.
Dan jika seorang istri mendapatkan suami yang pelit, bakhil, tidak memberi nafkah kepadanya tanpa ada pembenaran syar’i, maka dia boleh mengambil harta suami untuk mencukupi kebutuhannya secara ma’ruf (tidak berlebihan), meski tanpa sepengetahuan suami.
Dan bagi suami, hendaknya memperhatikan sabda Nabishallallahu’alaihi wasalam,
إِذَا أَنْفَقَ الرَّجُلُ عَلَى أَهْلِهِ يَحْتَسِبُهَا فَهُوَ لَهُ صَدَقَةٌ
“Jika seorang muslim mengeluarkan nafkah untuk keluarganya, sedangkan dia mengharapkan pahalanya, maka nafkah itu adalah sedekah baginya.” (Muttafaq’alaih)
Sikap keras, kasar, dan tidak lembut terhadap Istri
Rasulullah shallallahu ’alahi wasalam telah bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR Tirmidzi, dishahihkan al Albani)
Maka hendaknya seorang suami berakhlak bagus terhadap istrinya, dengan bersikap lembut, dan menjauhi sikap kasar. Diantara bentuk sikap lembut seorang suami kepada istri seperti membahagiakan istri dengan canda-canda yang dibolehkan, berlomba dengan istrinya, menyuapi makanan untuk istrinya, memanggilnya dengan panggilan-panggilan mesra dan lain sebagainya.
Kesombongan suami membantu istri dalam urusan rumah
Ini adalah satu kesalahan yang mungkin banyak menjangkiti suami yang telah menyadari bahwa dirinya adalah pemimpin dalam keluarga, yang harus ditaati. Bahkan ada di antara mereka yang menganggapnya sebagai bentuk kejantanan, sedangkan membantu pekerjaan rumah adalah suatu hal yang merusak kelaki-lakiannya.
Padahal, laki-laki yang paling utama, yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak segan-segan membantu pekerjaan istrinya. Ketika ‘Aisyah ditanya tentang apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dirumahnya, beliau menjawab,
كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا سَمِعَ الْأَذَانَ خَرَجَ
“Beliau membantu pekerjaan istrinya. Dan jika datang waktu shalat, maka beliau pun keluar untuk shalat.” (HR Bukhari)
Menyebarkan rahasia dan aib istrinya
Nabi shallallahu’alaihi wasalam telah bersabda,
أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا
“Sesungguhnya di antara orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang menggauli istrinya dan istrinya menggaulinya, kemudian dia menyebarkan rahasia-rahasia istrinya.” (HR Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah berkata menjelaskan hadits ini, “Dalam hadits ini, diharamkan seorang suami menyebarkan apa yang terjadi antara dia dengan istrinya dari perkara jima’. Juga diharamkan menyebutkan perinciannya, serta apa yang terjadi pada istrinya baik berupa perkataan maupun perbuatan dan yang lain.”
Keterburu-buruan dalam menceraikan istri
Wahai suami yang mulia, sesungguhnya hubungan antara engkau dan istrimu adalah hubungan yang kuat lagi suci. Hal ini bisa ditunjukkan dengan penamaan hubungan pernikahan ini sebagai al-miitsaq al-ghalizh ( perjanjian yang kuat).
وَأَخَذْنَ مِنْكُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا
“Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (Qs An Nisa:21)
Oleh karena itu, islam menganggap perceraian adalah perkara besar yang tidak bisa diremehkan. Karena perceraian akan berbuntut kepada rusaknya rumahtangga, kacaunya pendidikan anak dan lain sebagainya. Maka sangat tidak pantas bagi seorang muslim untuk menceraikan istrinya, tanpa pembenaran yang bisa diterima.
Wahai suami yang mulia, sesungguhnya talak(perceraian) tidaklah disyariatkan dalam islam untuk dijadikan sebagai pedang yang dihunuskan ke leher para istri, sebagaimana diyakini oleh sebagian suami. Tidak pula disyariatkan untuk dijadikan sebagai sumpah dalam rangka menguatkan dan menegaskan berita, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang. Tidak pula untuk memuliakan tamu, atau untuk mendorong oranglain melakukan suatu hal atau meninggalkan sesuatu, sebagaimana biasa dilakukan sebagian orang ketika berbicara kepada temannya, “Akan aku ceraikan istriku kecuali engkau melakukan ini dan itu …” Maka ini adalah kesalahan dan penyimpangan besar dalam penggunaan yang disyariatkan ini.
Dan hendaknya kata-kata cerai itu tidak digunakan sebagai bahan canda atau mainan. Karena Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam telah bersabda,
ثَلَاثٌ جَدُّهُنَّ جَدٌّ وَهَزْلُهُنَّ جَدٌّ النِّكَاحُ وَالطَّلَاقُ وَالرَّجْعَةُ
“Tiga perkara yang seriusnya adalah serius dan candanya adalah dinilai serius, yaitu; nikah, perceraian, dan rujuk.” (HR Abu Daud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah, dinilai hasan oleh al-Albani)
Ketahuilah, sesungguhnya islam tidak lari dari berbagai kenyataan yang terjadi. Memang perselisihan antar suami istri kadang terjadi dan bisa mengarah kepada perceraian. Akan tetapi perceraian ini tidak boleh dijadikan sebagai langkah pertama dalam menyelesaikan perselisihan ini.
Bahkan harus diusahakan dengan berbagai cara terlebih dahulu untuk menyelesaikannya, sebelum melakukan perceraian. Maka janganlah seorang suami terburu atau tergesa-gesa dalam mencerai istrinya, karena kemungkinan besar dia akan banyak menyesal.
Dan perlu diketahui oleh setiap suami, dia tidak boleh mencerai istrinya ketika sedang haidh, atau ketika suci namun telah digauli pada masa suci itu, atau mencerainya dengan tiga kali talak dalam sekali waktu.
Berpoligami tanpa memperhatikan ketentuan syariat
Tidak ragu lagi bahwa menikah untuk yang kedua kali, ketiga kali dan yang keempat kali merupakan salah satu perkara yang Allah syariatkan. Akan tetapi yang menjadi catatan di sini bahwa sebagian orang yang ingin menerapkan syariat ini atau yang memang benar telah menerapkannya, tidak memperhatikan sikapnya yang tidak memenuhi kewajiban-kewajiban serta tanggung jawabnya terhadap para istri. Terutama istri yang pertama dan anak-anaknya. Padahal Allahsubhanahu wata’ala telah berfirman,
فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً
“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” Qs An Nisa: 3
Dan sikap semacam ini jelas bukan merupakan keadilan yang Allah perintahkan.
Wahai para suami yang mulia, sesungguhnya poligami memang benar merupakan syariat islam. Akan tetapi, jika seseorang tidak mampu melaksanakannya dengan baik, tidak memenuhi syarat-syaratnya atau tidak bisa memikul tanggung jawabnya, hal ini hanya akan merusak rumah tangga, menghancurkan anak-anak dan akan menambah permasalahan keluarga dan masyarakat.
Maka ukurlah akibatnya, perhatikan dengan seksama perkaranya, sebelum masuk kedalamnya. Semoga Allah merahmati orang yang mengetahui kapasitas dirinya.
Lemahnya kecemburuan
Inilah salah satu penyakit yang sangat disayangkan telah banyak tersebar dikalangan kaum muslimin. Sangat banyak sekali para suami yang membiarkan keelokan, keindahan dan kecantikan istrinya dinikmati oleh banyak orang. Dia membiarkan istrinya menampakkan auratnya ketika keluar rumah, membiarkannya berkumpul-kumpul dengan lelaki lain. Bahkan ada sebagian orang yang merasa bangga jika memiliki istri cantik yang bisa dinikmati oleh siapa saja yang melihatnya. Padahal seorang wanita di mata islam adalah makhluk yang sangat mulia, sehingga keindahan dan keelokkannya hanya diperuntukkan bagi suaminya saja, tidak diumbar kemana-mana.
Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap istri, tidak akan membiarkan istrinya berjabat tangan dengan lelaki yang bukan mahram. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam bersabda,
“Ditusuknya kepala seorang lelaki dengan jarum dari besi lebih baik daripada dia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (Ash Shahihah:226)
Seorang suami yang memiliki kecemburuan terhadap istri, dia kan memperhatikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ
“Janganlah kalian masuk menemui para wanita.” Lalu seorang Anshar berkata, wahai Rasulullah, bagaimana dengan al-hamw(kerabat suami)?Beliau mengatakan, “Al hamwu adalah kematian.”(Muttafaqun’alaih)
Perhatikan juga ancaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamterhadap lelaki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarga (istri)nya. Beliau bersabda,
ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَالْمَرْأَةُ الْمُتَرَجِّلَةُ وَالدَّيُّوثُ
“Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat; seorang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, wanita yang menyerupai laki-laki dan ad-dayyuts.” (HR An Nasa’i, dinilai hasan oleh Al Albani, lihat Ash Shahihah:674)
Dan yang dimaksud dengan ad-dayyuts adalah laki-laki yang tidak memiliki kecemburuan terhadap keluarganya.
Jika Anda termasuk mempunyai salah satu atau bahkan lebih kesalahan-kesalahan diatas, maka segeralah taubat. Laksana istrimu yang dengan mudahnya mengulurkan tangan dengan penuh senyuman untuk meminta maaf, hendaknya dirimu wahai para suami meneladaninya, menekan rasa egomu, dan katakan “Maafkan kesalahanku selama ini, Duhai sayangku.” Maka badai yang menerjang biduk kapal rumah tanggamu laksana tergantikan dengan semilir angin sepoi yang membawanya ke dermaga cinta. Segala masalah bisa hilang begitu saja, dengan ucapan itu. Sungguh beruntunglah wahai istri yang memiliki suami penuh dengan kerendah hatian seperti itu. Wallahu a’lam.
***
muslimah.or.id
Diambil dari Sakinah vol 8 no 11, safar-rabiul awal 1431, dengan sedikit pengeditan.
muslimah.or.id
Diambil dari Sakinah vol 8 no 11, safar-rabiul awal 1431, dengan sedikit pengeditan.
Friday, April 22, 2016
⭐⭐⭐ 8 HAL AGAR MENGHAFAL AL-QUR’AN TERASA NIKMAT 🍎
Berikut ini adalah 8 hal yang insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an.
Tips ini kami dapatkan dari ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan.
Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.
Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau.
“ustadz.. menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa hatam??”
“SEUMUR HIDUP” jawab ust. Deden dengan santai.
Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz???”
“targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ust. Deden.
“Mm.. kalo pencapaiannya ustadz???” Ibu itu terus bertanya.
“pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH” kata ust. Deden.
Menggelitik, tapi sarat makna. Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari hawa nafsu dan syaithan”…
(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi 1 jam)
Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau beserta sedikit penjelasan dari saya.
⭐⭐1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda2 pada tiap orang.
Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs yg mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.
Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
⭐⭐2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya,
Maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.
Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal.
Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah.
1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe.
Toh 1 huruf 10 pahala bukan??
So jangan buru2…
Tapi ingat!
Juga bukan untuk ditunda2.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’
⭐⭐3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR.
Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan??
Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja.
Kesannya ayat2 itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat2 kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam).
Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN.
Untuk apa hatam jika tidak pernah diulang??
Setialah bersama Al-Qur’an.
⭐⭐4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat2 yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, tu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita.
Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe.
Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi tu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.
Jangan buru2 suntuk dan sumpek ketika gak hafal2, senanglah jadi orang yang dirindukan ayat..
⭐⭐5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya.
Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang2.
Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat.
Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (entong) bikin muntah karena terlalu banyak.
Menghafalpun demikian.
Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang2, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang2.
Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.
⭐⭐6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN“
Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yang ada di surat Ar-Rahman.
Sudah hampir separuh surat kita hafal.
Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
⭐⭐7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yang akan dihafal.
Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap.
Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur2 bisa lebih dari 1 jam.
1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!!
5 persen untuk qur’an
⭐⭐8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita.
Bacaan tidak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya).
Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.
✍🏻NB: setiap point dari 1 – 8 saling terkait…
Semoga bermanfaat, niat kami hanya ingin berbagi..
Mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal.
Kami yakin ada yang tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yang wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan.
Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama2 berkutat dalam mencari2 metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yang marketable.
Percayalah..
1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y.
Dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE...
Semoga bermanfaat...
🌐Sumber: channel telegram Info Online Tajwid
***
Repost by :
👥 Grup WA & Telegram SOBAT MUSLIM
📱 Admin: +62 896-8283-6833 , utk daftar kirim nama#domisili
📮 Join Channel Telegram SOBAT MUSLIM di : https://goo.gl/g64jcQ
Berikut ini adalah 8 hal yang insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an.
Tips ini kami dapatkan dari ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan.
Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.
Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau.
“ustadz.. menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa hatam??”
“SEUMUR HIDUP” jawab ust. Deden dengan santai.
Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz???”
“targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ust. Deden.
“Mm.. kalo pencapaiannya ustadz???” Ibu itu terus bertanya.
“pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH” kata ust. Deden.
Menggelitik, tapi sarat makna. Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari hawa nafsu dan syaithan”…
(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi 1 jam)
Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau beserta sedikit penjelasan dari saya.
⭐⭐1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda2 pada tiap orang.
Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs yg mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.
Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
⭐⭐2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya,
Maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.
Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal.
Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah.
1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe.
Toh 1 huruf 10 pahala bukan??
So jangan buru2…
Tapi ingat!
Juga bukan untuk ditunda2.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’
⭐⭐3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR.
Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan??
Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja.
Kesannya ayat2 itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat2 kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam).
Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN.
Untuk apa hatam jika tidak pernah diulang??
Setialah bersama Al-Qur’an.
⭐⭐4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat2 yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, tu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita.
Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe.
Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi tu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.
Jangan buru2 suntuk dan sumpek ketika gak hafal2, senanglah jadi orang yang dirindukan ayat..
⭐⭐5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya.
Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang2.
Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat.
Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (entong) bikin muntah karena terlalu banyak.
Menghafalpun demikian.
Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang2, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang2.
Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.
⭐⭐6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN“
Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yang ada di surat Ar-Rahman.
Sudah hampir separuh surat kita hafal.
Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
⭐⭐7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yang akan dihafal.
Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap.
Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur2 bisa lebih dari 1 jam.
1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!!
5 persen untuk qur’an
⭐⭐8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita.
Bacaan tidak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya).
Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.
✍🏻NB: setiap point dari 1 – 8 saling terkait…
Semoga bermanfaat, niat kami hanya ingin berbagi..
Mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal.
Kami yakin ada yang tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yang wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan.
Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama2 berkutat dalam mencari2 metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yang marketable.
Percayalah..
1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y.
Dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE...
Semoga bermanfaat...
🌐Sumber: channel telegram Info Online Tajwid
***
Repost by :
👥 Grup WA & Telegram SOBAT MUSLIM
📱 Admin: +62 896-8283-6833 , utk daftar kirim nama#domisili
📮 Join Channel Telegram SOBAT MUSLIM di : https://goo.gl/g64jcQ
Monday, April 18, 2016
Ada segudang manfaat di balik kata 'maaf. Semakin diteliti, semakin tersingkap hikmah-hikmahnya, termasuk secara kesehatan.
Permintaan maaf ternyata dapat menurunkan risiko serangan jantung. Ini bukan 'kata orang' melainkan hasil penelitian. Para ilmuwan membuktikan bahwa permintaan maaf yang ditujukan pada seseorang bisa meningkatkan kesehatan jantungnya.
Orang yang diperlakukan secara kasar akan meningkat tekanan darahnya, di mana ini dapat memicu serangan jantung atau stroke. Namun tatkala mendengar kata 'maaf', tekanan darahnya akan turun kembali. Mendekati normal.
Ini nggak main-main. Tekanan darah, jika terlalu tinggi atau terjadi terlalu lama, dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung atau stroke. Dan rupa-rupanya, kemungkinan buruk itu dapat dicegah dengan satu kata saja. Apa itu? Maaf.
Meminta maaf bukan saja sehat buat diri kita, namun juga buat orang lain. Yang lebih menarik, saling memaafkan itu membuka pintu-pintu rezeki. Kesimpulannya, menyehatkan juga mengayakan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Permintaan maaf ternyata dapat menurunkan risiko serangan jantung. Ini bukan 'kata orang' melainkan hasil penelitian. Para ilmuwan membuktikan bahwa permintaan maaf yang ditujukan pada seseorang bisa meningkatkan kesehatan jantungnya.
Orang yang diperlakukan secara kasar akan meningkat tekanan darahnya, di mana ini dapat memicu serangan jantung atau stroke. Namun tatkala mendengar kata 'maaf', tekanan darahnya akan turun kembali. Mendekati normal.
Ini nggak main-main. Tekanan darah, jika terlalu tinggi atau terjadi terlalu lama, dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung atau stroke. Dan rupa-rupanya, kemungkinan buruk itu dapat dicegah dengan satu kata saja. Apa itu? Maaf.
Meminta maaf bukan saja sehat buat diri kita, namun juga buat orang lain. Yang lebih menarik, saling memaafkan itu membuka pintu-pintu rezeki. Kesimpulannya, menyehatkan juga mengayakan. Sekian dari saya, Ippho Santosa.
Keutamaan Menghafal Al Quran – Ustadz Kholid Syamhudi, Lc
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Afwan Ustadz ana ganggu. Ana mau tanya, apa saja keutamaan atau faedah bagi seorang hafidz untuk dirinya dan keluarga, beserta dalil yang menerangkan demikian dari Al Quran dan al-Hadits. Ana sangat mengharapkan jawaban tersebut. Syukran wa jazakallahu khairan.
0819xxxxxxxxx
JAWAB:
Banyak sekali keutamaan menghafal Al Quran yang dijelaskan Allah dan Rasuln-Nya, agar kita lebih semangat dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Quran khususnya menghafal, di antaranya:
KEUTAMAAN DI DUNIA
1.Hifzhul Qur’an Merupakan Nikmat Rabbani Yang Datang Dari Allah
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an.
“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Quran kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat.'” (Riwayat Bukhari)
2. Al Quran Menjanjikan Kebaikan, Berkah, Dan Kenikmatan Bagi Penghafalnya
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
3. Seorang Hafizh Al Quran Adalah Orang Yang Mendapatkan Tasyrif Nabawi (Penghargaan Khusus Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam)
Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat penghafal Al Quran adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Quran. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, ‘Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.’”(Riwayat Bukhari)
4. Hifzhul Qur’an Merupakan Ciri Orang Yang Diberi Ilmu
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (al-Ankabut : 49)
5. Hafizh Qur’an Adalah Keluarga Allah Yang Berada Di atas Bumi
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia.” para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Para ahli Al Quran. Mereka lah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.”‘ (Riwayat Ahmad)
6. Menghormati Seorang Hafizh Al Quran Berarti Mengagungkan Allah
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Quran yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan penguasa yang adil.”(Riwayat Abu Daud)
KEUTAMAAN DI AKHIRAT
1. Al Quran Akan Menjadi Penolong (syafa’at) Bagi Penghafalnya.
Dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah olehmu Al Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).” (Riwayat Muslim)
2. Hifzhul Qur’an Akan Meninggikan Derajat Manusia Di Surga.
Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Quran, ‘Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Quran di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (Riwayat Abu Daud dan Turmudzi)
3. Para Penghafal Al Quran Bersama Para Malaikat Yang Mulia Dan Taat.
“Dan perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ‘alaih)
4. Bagi Para Penghafal Kehormatan Berupa Tajul Karamah (Mahkota Kemuliaan).
“Mereka akan dipanggil, ‘Dimana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?’ Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya.” (Riwayat at-Tabrani)
5. Kedua Orang Tua Penghafal Al Quran Mendapat Kemuliaan
“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran.’” (Riwayat al-Hakim)
6. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Paling Banyak Mendapatkan Pahala Dari Al Quran
Untuk sampai tingkat hafal terus-menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya, sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipat gandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Riwayat at-Turmudzi)
7. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Akan Mendapatkan Untung Dalam Perdagangannya dan Tidak Akan Merugi.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Faathir: 29-30)
Melihat semua ini nampaknya, kita semua harus memulai untuk menghafal Al Quran. Mari kita mulai…!(***)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Afwan Ustadz ana ganggu. Ana mau tanya, apa saja keutamaan atau faedah bagi seorang hafidz untuk dirinya dan keluarga, beserta dalil yang menerangkan demikian dari Al Quran dan al-Hadits. Ana sangat mengharapkan jawaban tersebut. Syukran wa jazakallahu khairan.
0819xxxxxxxxx
JAWAB:
Banyak sekali keutamaan menghafal Al Quran yang dijelaskan Allah dan Rasuln-Nya, agar kita lebih semangat dan bergairah dalam berinteraksi dengan Al Quran khususnya menghafal, di antaranya:
KEUTAMAAN DI DUNIA
1.Hifzhul Qur’an Merupakan Nikmat Rabbani Yang Datang Dari Allah
Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an.
“Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Quran kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat.'” (Riwayat Bukhari)
2. Al Quran Menjanjikan Kebaikan, Berkah, Dan Kenikmatan Bagi Penghafalnya
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
3. Seorang Hafizh Al Quran Adalah Orang Yang Mendapatkan Tasyrif Nabawi (Penghargaan Khusus Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam)
Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat penghafal Al Quran adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al Quran. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, ‘Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.’”(Riwayat Bukhari)
4. Hifzhul Qur’an Merupakan Ciri Orang Yang Diberi Ilmu
“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (al-Ankabut : 49)
5. Hafizh Qur’an Adalah Keluarga Allah Yang Berada Di atas Bumi
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia.” para sahabat bertanya, ‘Siapakah mereka ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Para ahli Al Quran. Mereka lah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.”‘ (Riwayat Ahmad)
6. Menghormati Seorang Hafizh Al Quran Berarti Mengagungkan Allah
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah menghormati orang tua yang muslim, penghafal Al Quran yang tidak melampaui batas (di dalam mengamalkan dan memahaminya) dan tidak menjauhinya (enggan membaca dan mengamalkannya) dan penguasa yang adil.”(Riwayat Abu Daud)
KEUTAMAAN DI AKHIRAT
1. Al Quran Akan Menjadi Penolong (syafa’at) Bagi Penghafalnya.
Dari Abi Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah olehmu Al Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).” (Riwayat Muslim)
2. Hifzhul Qur’an Akan Meninggikan Derajat Manusia Di Surga.
Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Quran, ‘Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Quran di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (Riwayat Abu Daud dan Turmudzi)
3. Para Penghafal Al Quran Bersama Para Malaikat Yang Mulia Dan Taat.
“Dan perumpamaan orang yang membaca Al Quran sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ‘alaih)
4. Bagi Para Penghafal Kehormatan Berupa Tajul Karamah (Mahkota Kemuliaan).
“Mereka akan dipanggil, ‘Dimana orang-orang yang tidak terlena oleh menggembala kambing dari membaca kitabku?’ Maka berdirilah mereka dan dipakaikan kepada salah seorang mereka mahkota kemuliaan, diberikan kepadanya kesuksesan dengan tangan kanan dan kekekalan dengan tangan kirinya.” (Riwayat at-Tabrani)
5. Kedua Orang Tua Penghafal Al Quran Mendapat Kemuliaan
“Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, ‘Mengapa kami dipakaikan jubah ini?’ Dijawab, ‘Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran.’” (Riwayat al-Hakim)
6. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Paling Banyak Mendapatkan Pahala Dari Al Quran
Untuk sampai tingkat hafal terus-menerus tanpa ada yang lupa, seseorang memerlukan pengulangan yang banyak, baik ketika sedang atau selesai menghafal. Dan begitulah sepanjang hayatnya, sampai bertemu dengan Allah. Sedangkan pahala yang dijanjikan Allah adalah dari setiap hurufnya. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipat gandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (Riwayat at-Turmudzi)
7. Penghafal Al Quran Adalah Orang Yang Akan Mendapatkan Untung Dalam Perdagangannya dan Tidak Akan Merugi.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Faathir: 29-30)
Melihat semua ini nampaknya, kita semua harus memulai untuk menghafal Al Quran. Mari kita mulai…!(***)
Perusak-Perusak Ilmu dan Kiat Mengatasi Kesulitan Pemahaman
Bismillah mohon Ustadz jelaskan musuh-musuh ilmu? Karena seringnya kami mengalami kesulitan untuk memahami suatu ilmu? Adakah kiat lain yang bisa dilakukan selain muroja’ah dan berdoa agar mudah memahami ilmu? jazaakallaahu khairan wa baarakallaahu fiikum
Jawab: Di antara musuh-musuh ilmu atau perusak-perusak ilmu yang disebutkan oleh para Ulama adalah kemalasan dan kelalaian. Kedua hal ini menjadi penghalang terbesar bagi thalabatul ‘ilmi dalam memahami ilmu yang dipelajarinya. Allah berfirman:
ولا تكن من الغافلين
“Janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 205)
Sedangkan lawannya dari kemalasan dan kelalaian adalah kesungguhan hati dan kesabaran. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز
“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah pada Allah dan jangan merasa lemah.” (HR. Muslim 2664)
Oleh sebab itu kita dapati para Ulama Salaf ada yang mempelajari kitab "Shahih Al-Bukhari" hanya beberapa malam seperti Al-Khathib Al-Baghdadi yang mulai mengkajinya sejak Maghrib sampai Shubuh. Adapula Ulama yang menghabiskan waktunya dalam sehari mempelajari 12 bab ilmu yang berbeda seperti Al-Imam An-Nawawi. Bahkan ada Ulama yang sampai buta dan kencing darah lantaran ilmu yang dituntutnya. Berkat kesungguhan dan pengorbanan mereka, Allah anugerahkan pemahaman kepada para Ulama dan keshalihan dalam beramal.
Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah menasehatkan:
يا أبنائي لو كان العلم يسقى في كأس لأسقيتموه ، ولكن لا يتحصّل عليه إلا بكد وحكِ الركب ، وقد قال يحيى بن أبي كثير لولده عبد الله : لا يستطاع العلم براحة الجسد
"Wahai anak-anakku, seandainya ilmu bisa dituang ke dalam gelas, niscaya akan kutuangkan untuk kalian. Akan tetapi ilmu ini mustahil diperoleh kecuali dengan kerja keras dan penuh pengorbanan. Dan Yahya bin Abi Katsir telah berkata kepada anaknya, "Ilmu tidaklah akan dicapai dengan badan yang santai." (Nubdzah Mukhtasharah hal. 44)
Perhatikan air yang terus-menerus menetes di atas batu yang keras saja bisa berlubang. Begitupula dengan kesungguhan dan kesabaran dalam thalabul 'ilmi kelak akan mendatangkan kemudahan.
Kemudian perusak berikutnya adalah perasaan ‘ujub (besar diri). Ibnul Qayyim berkata, “Tak ada suatu perkara pun yang lebih merusak amalan daripada ‘ujub dan berlebihan memandang jasa diri.” (Al-Fawa’id hal. 147)
Sifat ‘ujub yang bercokol dalam hati sangat berbahaya, karena ia akan merusak keikhlasan dan akibatnya ilmu yang dipelajarinya itu tidak barakah sehingga seseorang akan mengalami kesulitan dalam pemahaman. Sedangkan lawan dari sifat ‘ujub ini adalah tawadhu’ (rendah hati). Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وما تواضع أحدٌ لله إلا رفعه
“Tidaklah seseorang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Malik 1885, Ahmad 8782, Muslim 2588, At-Tirmidzi 2029, Ad-Darimi 1676)
Ibnu Rajab Al-Hanbali, "Pertanda ilmu yang bermanfaat akan nampak pada diri seseorang manakala ia mengamalkan ilmunya, tidak suka disanjung atau merasa besar diri, semakin tawadhu’ (rendah hati), menjauh dari cinta kepemimpinan, ketenaran, cinta dunia, menghindar dari mengaku-ngaku berilmu, berburuk sangka terhadap dirinya dan baik sangka terhadap orang lain.” (Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘ala ‘Ilmil Khalaf hal. 56-57)
Juga termasuk perusak ilmu ialah mengandalkan logika dalam beragama. Sedangkan lawan dari sikap ini adalah merujuk kepada dalil-dalil Al-Qur’an was Sunnah dan memahami keduanya itu dengan atsar para Shahabat. Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya, bertaqwalah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (Al-Hujurat: 1)
Salah seorang Ulama dari kalangan tabi'it tabi'in yaitu Al-Imam Al-Auza’i menasehatkan, “Wajib atas engkau berpegang dengan atsar sekalipun orang-or
ang menolakmu. Dan hati-hatilah engkau dari pikiran-pikiran orang meskipun mereka menghiasinya dengan berbagai omongan. Karena perkara agama ini telah sangat jelas dengan atsar dan bila engkau beragama di atas dasar atsar itu, maka engkau akan berjalan di atas "shirathal mustaqim" (yakni jalan yang lurus) .” (Al-Adabus Syar’iyyah 2/70)
Adapun kiat lain agar memudahkan seseorang dalam memahami ilmu selain muraja’ah (mengulang-ngulang pelajaran) dan berdoa ialah dengan bertanya kepada para ahlinya. Allah berfirman:
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
“Maka bertanyalah kalian kepada para ahlinya jika kalian tidak mengerti.” (Al-Anbiya': 7)
✒____
Fikri Abul Hasan
🌍 WhatsApp Group
"Al-Madrasah As-Salafiyyah"
Bismillah mohon Ustadz jelaskan musuh-musuh ilmu? Karena seringnya kami mengalami kesulitan untuk memahami suatu ilmu? Adakah kiat lain yang bisa dilakukan selain muroja’ah dan berdoa agar mudah memahami ilmu? jazaakallaahu khairan wa baarakallaahu fiikum
Jawab: Di antara musuh-musuh ilmu atau perusak-perusak ilmu yang disebutkan oleh para Ulama adalah kemalasan dan kelalaian. Kedua hal ini menjadi penghalang terbesar bagi thalabatul ‘ilmi dalam memahami ilmu yang dipelajarinya. Allah berfirman:
ولا تكن من الغافلين
“Janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raf: 205)
Sedangkan lawannya dari kemalasan dan kelalaian adalah kesungguhan hati dan kesabaran. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز
“Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu, minta tolonglah pada Allah dan jangan merasa lemah.” (HR. Muslim 2664)
Oleh sebab itu kita dapati para Ulama Salaf ada yang mempelajari kitab "Shahih Al-Bukhari" hanya beberapa malam seperti Al-Khathib Al-Baghdadi yang mulai mengkajinya sejak Maghrib sampai Shubuh. Adapula Ulama yang menghabiskan waktunya dalam sehari mempelajari 12 bab ilmu yang berbeda seperti Al-Imam An-Nawawi. Bahkan ada Ulama yang sampai buta dan kencing darah lantaran ilmu yang dituntutnya. Berkat kesungguhan dan pengorbanan mereka, Allah anugerahkan pemahaman kepada para Ulama dan keshalihan dalam beramal.
Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah menasehatkan:
يا أبنائي لو كان العلم يسقى في كأس لأسقيتموه ، ولكن لا يتحصّل عليه إلا بكد وحكِ الركب ، وقد قال يحيى بن أبي كثير لولده عبد الله : لا يستطاع العلم براحة الجسد
"Wahai anak-anakku, seandainya ilmu bisa dituang ke dalam gelas, niscaya akan kutuangkan untuk kalian. Akan tetapi ilmu ini mustahil diperoleh kecuali dengan kerja keras dan penuh pengorbanan. Dan Yahya bin Abi Katsir telah berkata kepada anaknya, "Ilmu tidaklah akan dicapai dengan badan yang santai." (Nubdzah Mukhtasharah hal. 44)
Perhatikan air yang terus-menerus menetes di atas batu yang keras saja bisa berlubang. Begitupula dengan kesungguhan dan kesabaran dalam thalabul 'ilmi kelak akan mendatangkan kemudahan.
Kemudian perusak berikutnya adalah perasaan ‘ujub (besar diri). Ibnul Qayyim berkata, “Tak ada suatu perkara pun yang lebih merusak amalan daripada ‘ujub dan berlebihan memandang jasa diri.” (Al-Fawa’id hal. 147)
Sifat ‘ujub yang bercokol dalam hati sangat berbahaya, karena ia akan merusak keikhlasan dan akibatnya ilmu yang dipelajarinya itu tidak barakah sehingga seseorang akan mengalami kesulitan dalam pemahaman. Sedangkan lawan dari sifat ‘ujub ini adalah tawadhu’ (rendah hati). Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وما تواضع أحدٌ لله إلا رفعه
“Tidaklah seseorang tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Malik 1885, Ahmad 8782, Muslim 2588, At-Tirmidzi 2029, Ad-Darimi 1676)
Ibnu Rajab Al-Hanbali, "Pertanda ilmu yang bermanfaat akan nampak pada diri seseorang manakala ia mengamalkan ilmunya, tidak suka disanjung atau merasa besar diri, semakin tawadhu’ (rendah hati), menjauh dari cinta kepemimpinan, ketenaran, cinta dunia, menghindar dari mengaku-ngaku berilmu, berburuk sangka terhadap dirinya dan baik sangka terhadap orang lain.” (Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘ala ‘Ilmil Khalaf hal. 56-57)
Juga termasuk perusak ilmu ialah mengandalkan logika dalam beragama. Sedangkan lawan dari sikap ini adalah merujuk kepada dalil-dalil Al-Qur’an was Sunnah dan memahami keduanya itu dengan atsar para Shahabat. Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا بين يدي الله ورسوله واتقوا الله إن الله سميع عليم
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya, bertaqwalah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Dia Mahamendengar lagi Mahamengetahui.” (Al-Hujurat: 1)
Salah seorang Ulama dari kalangan tabi'it tabi'in yaitu Al-Imam Al-Auza’i menasehatkan, “Wajib atas engkau berpegang dengan atsar sekalipun orang-or
ang menolakmu. Dan hati-hatilah engkau dari pikiran-pikiran orang meskipun mereka menghiasinya dengan berbagai omongan. Karena perkara agama ini telah sangat jelas dengan atsar dan bila engkau beragama di atas dasar atsar itu, maka engkau akan berjalan di atas "shirathal mustaqim" (yakni jalan yang lurus) .” (Al-Adabus Syar’iyyah 2/70)
Adapun kiat lain agar memudahkan seseorang dalam memahami ilmu selain muraja’ah (mengulang-ngulang pelajaran) dan berdoa ialah dengan bertanya kepada para ahlinya. Allah berfirman:
فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون
“Maka bertanyalah kalian kepada para ahlinya jika kalian tidak mengerti.” (Al-Anbiya': 7)
✒____
Fikri Abul Hasan
🌍 WhatsApp Group
"Al-Madrasah As-Salafiyyah"
MENGATASI STRESS SAAT MENGASUH ANAK
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
1| Kerja yg padat, fisik yg lelah, anak-anak yg sulit diatur, utang yg menumpuk, berujung pada stress. Dampaknya marah-marah ke anak
2| Akibatnya anak jadi tak nyaman berinteraksi. Lebih senang di luar rumah, bermain dengan teman. Pulang bawa perilaku membangkang. Ortu pun makin stress
3| Bagi anak usia dini, saat berinteraksi dengan ortu yg stress akan kehilangan rasa nyaman dan cenderung pasif tak bisa berprestasi
4| Anak pun juga belajar cara ekspresikan perasaan dari ortu yg stress. Jika marah membentak, melempar, bahkan memukul
5| Ikatan emosional juga cenderung berkurang yang berujung hilangnya rasa nyaman dan percaya. Saat remaja 'tertutup' dari orang tua
6| Stress ibarat sampah. Sementara anak seharusnya menerima bunga. Mengasuh dengan stress menjejalkan sampah hingga menumpuk di anak
7| Ingat-ingat kembali tentang harapan saat menikah yakni memiliki anak, hadiah dari Allah. Tegakah kita menyakiti amanah Allah ini?
8| Sementara begitu banyak pasangan yg belum dikaruniakan anak? Bersyukurlah dengan cara tidak menyakiti anak dalam kondisi apapun
9| Kenali pemicu stress : lapar, ngantuk, lelah ataupun sedih. Jika alami hal tersebut lebih baik menghindar dari anak agar tak jadi korban
10| Coba jujur akan masalah yg dihadapi. Apakah dari luar atau dari perilaku anak? Jangan sampai marah2 ke anak tersebab kita habis dimarahi oleh bos
11| Kerjasama antarpasangan amatlah membantu. Saat kita stress minta pasangan kita untuk memegang anak dulu. Atau cari pihak lain yg amanah
12| Ingatlah, bahwa anak ini tanggung jawab bersama. Jadi bukan hanya satu pihak yang mengasuh. Apalagi kalau memiliki anak yg banyak. Lelahnya
13| Sekali-kali rencanakan waktu sendiri > "me time" guna melakukan relaksasi dan refleksi diri. Jika sudah relax, lebih mudah mengatasi masalah anak
14| Buat program "me time" dalam sepekan beberapa jam. Agar tidak banyak emosi negatif yang menumpuk. Komunikasikan ke pasangan
15| Analisis kembali perilaku anak yg bisa menambah stress dan siapkan antisipasinya. Contoh : anak rebutan mainan » beli mainan baru hehe..pihak ayah malah jadi stress
16| Banyak baca2 buku tentang anak. Kadang pemicu stress karena ketidaktahuan akan tahap kembang anak. Jika perlu bertanya kepada ahli
17| Kalau terlanjur stress ketika bersama anak, tarik nafas dalam2 guna mengurangi ketegangan syaraf
18| Ubah posisi tubuh. Jika sedang di atas pohon segera turun :D. Jika sedang berdiri segera duduk. Jika duduk segera berbaring atau keluar rumah agar dapat suasana baru
19| Ungkapkan perasaan secara jujur kepada anak "maaf ya nak. Ayah kesal kamu teriak2 trus. Ayah terganggu". Anak belajar ungkap perasaan
20| Segera minta bantuan pihak lain jika makin stress. Tinggalkan anak sejenak. Jangan ikuti emosi saat itu. Rugi
21| Jika kesal berkecamuk terhadap perilaku anak, pandangi fotonya saat bayi. Tegakah kita menyakiti bayi yg sudah tumbuh itu?
22| Segera berwudhu dan sholat 2 rakaat. Jika sedang berhalangan, bagi para ibu, cukup wudhu saja. Doa dan curhat jujur kepada Pemberi Amanah
23| Minta maaf kepada Allah karena hendak marah sama anak yg merupakan pemberianNya. Berharap Allah kasih jalan segera dan lembutkan hati
24| Jika terlanjur marah kepada anak, dan Anda tersadar. Buru-buru minta maaf. Jangan biarkan anak terlalu lama dalam prasangka 'takut' kepada kita
25| Semoga kita bisa kendalikan stress agar anak selalu terjaga perasaannya. Terus berlatihlah kendalikan emosi kita. Silahkan sebar jika ada guna. Salam. (bendri jaisyurrahman)
by : bendri jaisyurrahman (twitter : @ajobendri)
1| Kerja yg padat, fisik yg lelah, anak-anak yg sulit diatur, utang yg menumpuk, berujung pada stress. Dampaknya marah-marah ke anak
2| Akibatnya anak jadi tak nyaman berinteraksi. Lebih senang di luar rumah, bermain dengan teman. Pulang bawa perilaku membangkang. Ortu pun makin stress
3| Bagi anak usia dini, saat berinteraksi dengan ortu yg stress akan kehilangan rasa nyaman dan cenderung pasif tak bisa berprestasi
4| Anak pun juga belajar cara ekspresikan perasaan dari ortu yg stress. Jika marah membentak, melempar, bahkan memukul
5| Ikatan emosional juga cenderung berkurang yang berujung hilangnya rasa nyaman dan percaya. Saat remaja 'tertutup' dari orang tua
6| Stress ibarat sampah. Sementara anak seharusnya menerima bunga. Mengasuh dengan stress menjejalkan sampah hingga menumpuk di anak
7| Ingat-ingat kembali tentang harapan saat menikah yakni memiliki anak, hadiah dari Allah. Tegakah kita menyakiti amanah Allah ini?
8| Sementara begitu banyak pasangan yg belum dikaruniakan anak? Bersyukurlah dengan cara tidak menyakiti anak dalam kondisi apapun
9| Kenali pemicu stress : lapar, ngantuk, lelah ataupun sedih. Jika alami hal tersebut lebih baik menghindar dari anak agar tak jadi korban
10| Coba jujur akan masalah yg dihadapi. Apakah dari luar atau dari perilaku anak? Jangan sampai marah2 ke anak tersebab kita habis dimarahi oleh bos
11| Kerjasama antarpasangan amatlah membantu. Saat kita stress minta pasangan kita untuk memegang anak dulu. Atau cari pihak lain yg amanah
12| Ingatlah, bahwa anak ini tanggung jawab bersama. Jadi bukan hanya satu pihak yang mengasuh. Apalagi kalau memiliki anak yg banyak. Lelahnya
13| Sekali-kali rencanakan waktu sendiri > "me time" guna melakukan relaksasi dan refleksi diri. Jika sudah relax, lebih mudah mengatasi masalah anak
14| Buat program "me time" dalam sepekan beberapa jam. Agar tidak banyak emosi negatif yang menumpuk. Komunikasikan ke pasangan
15| Analisis kembali perilaku anak yg bisa menambah stress dan siapkan antisipasinya. Contoh : anak rebutan mainan » beli mainan baru hehe..pihak ayah malah jadi stress
16| Banyak baca2 buku tentang anak. Kadang pemicu stress karena ketidaktahuan akan tahap kembang anak. Jika perlu bertanya kepada ahli
17| Kalau terlanjur stress ketika bersama anak, tarik nafas dalam2 guna mengurangi ketegangan syaraf
18| Ubah posisi tubuh. Jika sedang di atas pohon segera turun :D. Jika sedang berdiri segera duduk. Jika duduk segera berbaring atau keluar rumah agar dapat suasana baru
19| Ungkapkan perasaan secara jujur kepada anak "maaf ya nak. Ayah kesal kamu teriak2 trus. Ayah terganggu". Anak belajar ungkap perasaan
20| Segera minta bantuan pihak lain jika makin stress. Tinggalkan anak sejenak. Jangan ikuti emosi saat itu. Rugi
21| Jika kesal berkecamuk terhadap perilaku anak, pandangi fotonya saat bayi. Tegakah kita menyakiti bayi yg sudah tumbuh itu?
22| Segera berwudhu dan sholat 2 rakaat. Jika sedang berhalangan, bagi para ibu, cukup wudhu saja. Doa dan curhat jujur kepada Pemberi Amanah
23| Minta maaf kepada Allah karena hendak marah sama anak yg merupakan pemberianNya. Berharap Allah kasih jalan segera dan lembutkan hati
24| Jika terlanjur marah kepada anak, dan Anda tersadar. Buru-buru minta maaf. Jangan biarkan anak terlalu lama dalam prasangka 'takut' kepada kita
25| Semoga kita bisa kendalikan stress agar anak selalu terjaga perasaannya. Terus berlatihlah kendalikan emosi kita. Silahkan sebar jika ada guna. Salam. (bendri jaisyurrahman)
# SEANDAINYA ANAKKU SEPERTI MUSA #
Sejak 1,5 tahun lalu nama Musa banyak diperbincangkan orang. Usianya yang masih sangat muda membuat decak kagum bagi siapapun yang melihatnya. Saat itu baru 5,5 tahun tapi ia sudah hafal Al-Qur’an 29 juz, kemudian genap 6 tahun ia menyempurnakan hafalannya 30 juz.
Yang mempopulerkan Musa adalah acara acara hafidz Indonesia. Program lomba hafalan Al-Qur’an dengan peserta anak-anak yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta ini menyedot perhatian orang. Saat Musa tampil, hampir semua orang yang melihtnya menangis. Bahkan tak jarang dewan juri pun meneteskan air mata karena haru menyaksikan anak sekecil itu bisa menghafalkan Al-Qur’an dengan mutqin.
Jika dahulu ada kisah para ulama yang hafal Al-Qur’an semenjak belia, seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i, maka zaman ini, di negeri yang jauh dari jazirah Arab dan tak bisa berbahasa Arab, ada Musa. Musa bukan saja mengguncang Indonesia, tapi dunia.
Beberapa hari lalu, Musa kembali menorehkan prestasinya. Ia meraih juara ketiga pada lomba hafalan Al-Qur’an tingkat internasional di Mesir. Dewan juri menentukan demikian, karena penilaian bukan hanya dilihat dari kekuatan hafalan, tetapi memperhatikan juga makhorijul huruf. Mengingat Musa masih cadel, sehingga ia tidak menempati urutan pertama. Meski demikian, dewan juri menyampaikan rasa kagum luar biasa, mendapati ada anak kecil dari Indonesia yang memiliki kemampuan sehebat itu. Musa berusia paling muda diantara peserta-peserta yang ada, ia baru berusia tujuh tahun. Musa kemudian diminta oleh pemerintah Mesir pada Ramadhan mendatang untuk hadir di negeri para nabi tersebut.
Bagaimana Proses Belajar Musa?
Banyak orang tua yang mendambakan memiliki anak seperti Musa. Siapa yang tidak ingin punya anak menjadi penghafal Al-Qur’an?, terlebih di usia yang masih sangat dini. Ini merupakan idaman bagi setiap orang tua, dimana ia adalah aset berharga yang tak ternilai harganya.
Musa sering diundang oleh lembaga-lembaga Islam untuk berbagi kisah bagaimana ia berhasil menjadi seorang hafidz cilik. Para orang tua juga sering bertanya dan konsultasi kepada orang tua Musa, La Ode Abu Hanafi dan Yulianti, meminta resep agar anak-anaknya bisa menjadi seperti Musa.
Musa tidaklah tiba-tiba menjadi Musa seperti sekarang. Untuk menjadi hafidz Qur’an, tidak melalui proses dan tahapan yang instan. Orang tua Musa mendidiknya dengan ketat dan disiplin. Musa bukanlah santri pondok pesantren atau sekolah Islam terpadu. Ia adalah didikan langsung kedua orang tuanya. Begini caranya:
1. Sebelum subuh, seisi rumah Musa sudah bangun. Kedua orang tuanya dan adik-adik Musa melakukan sholat tahajud,
2. kemudian melanjutkan sholat subuh di masjid. Setelah itu ia mengulang hafalan dimbing oleh ayahnya sampai pukul 9 pagi.
3. Usai mengulang hafalan, Musa sarapan kemudian tidur sampai dzuhur.
4. Setelah dzuhur, Musa ngaji lagi sampai ashar.
5. Setelah ashar Musa mengahafal kitab-kitab hadits, dan saat ini sudah hafal kitab arba’in nawawi, bulughul maram dan umdatul ahkam.
6. Pukul 17 sampai menjelang maghrib adalah waktu bermain bagi Musa.
7. Sedangkan setelah maghrib sampai isya, Musa diajak ayahnya untuk ke pengajian. Seringkali Musa diminta untuk mengulang-ulang hafalannya di hadapan jamaah yang hadir.
Keluarga Musa berbeda dengan lainnya. Saat waktu kosong biasanya dimanfaatkan dengan menonton televisi, tidak demikian bagi Musa. Di rumahnya tidak ada televisi bahkan orang tuanya sebisa mungkin untuk menghindari tontonan-tontonan televisi, yang memang kebanyakan bersifat negatif dan tidak mendidik.
Ayah Musa yang berprofesi sebagai pedagang dan berkebun karet, memudahkan ia untuk mendidik dan mengontrol langsung perkembangan Musa di rumah sendiri, tanpa mengandalkan pihak lain seperti sekolah atau pesantren. Awalnya Abu Hanafi bekerja ke luar kota, tapi demi pendidikan dan kebaikan bagi anak-anaknya, ia balik kampung dan membuka usaha sendiri.
Ingin Anak Kita Seperti Musa?
Jika melihat pengorbanan dan perjuangan orang tua Musa, sangat luar biasa hebatnya. Abu Hanafi rela meninggalkan pekerjaannya demi pendidikan anak-anaknya, sedangkan ki
ta? Berapa jam berkumpul bersama anak-anak?.
Keluarga Musa bangun sebelum subuh, kemudian mengajari Musa membaca dan menghafal Al-Qur’an sampai sore hari. Apakah kita demikian?
Tak ada televisi di rumah Musa, orang tuanya melarang itu untuk kebaikan keluarganya. Lalu bagaimana dengan kita?, apakah justru mengajari anak-anak untuk rutin melihat acara-acara musik dan sinetron?.
Ketika melihat Musa, mata menangis, kemudian muncul keinginan kuat agar anak kita bisa menjadi seperti Musa. Tapi pertanyaannya, apakah kita sudah menciptakan lingkungan dan mendidik seperti ayah Musa kepada Musa?.
😍🌺🌺💪💪🌹🌹👆👆🌺🌺😍
Sejak 1,5 tahun lalu nama Musa banyak diperbincangkan orang. Usianya yang masih sangat muda membuat decak kagum bagi siapapun yang melihatnya. Saat itu baru 5,5 tahun tapi ia sudah hafal Al-Qur’an 29 juz, kemudian genap 6 tahun ia menyempurnakan hafalannya 30 juz.
Yang mempopulerkan Musa adalah acara acara hafidz Indonesia. Program lomba hafalan Al-Qur’an dengan peserta anak-anak yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta ini menyedot perhatian orang. Saat Musa tampil, hampir semua orang yang melihtnya menangis. Bahkan tak jarang dewan juri pun meneteskan air mata karena haru menyaksikan anak sekecil itu bisa menghafalkan Al-Qur’an dengan mutqin.
Jika dahulu ada kisah para ulama yang hafal Al-Qur’an semenjak belia, seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i, maka zaman ini, di negeri yang jauh dari jazirah Arab dan tak bisa berbahasa Arab, ada Musa. Musa bukan saja mengguncang Indonesia, tapi dunia.
Beberapa hari lalu, Musa kembali menorehkan prestasinya. Ia meraih juara ketiga pada lomba hafalan Al-Qur’an tingkat internasional di Mesir. Dewan juri menentukan demikian, karena penilaian bukan hanya dilihat dari kekuatan hafalan, tetapi memperhatikan juga makhorijul huruf. Mengingat Musa masih cadel, sehingga ia tidak menempati urutan pertama. Meski demikian, dewan juri menyampaikan rasa kagum luar biasa, mendapati ada anak kecil dari Indonesia yang memiliki kemampuan sehebat itu. Musa berusia paling muda diantara peserta-peserta yang ada, ia baru berusia tujuh tahun. Musa kemudian diminta oleh pemerintah Mesir pada Ramadhan mendatang untuk hadir di negeri para nabi tersebut.
Bagaimana Proses Belajar Musa?
Banyak orang tua yang mendambakan memiliki anak seperti Musa. Siapa yang tidak ingin punya anak menjadi penghafal Al-Qur’an?, terlebih di usia yang masih sangat dini. Ini merupakan idaman bagi setiap orang tua, dimana ia adalah aset berharga yang tak ternilai harganya.
Musa sering diundang oleh lembaga-lembaga Islam untuk berbagi kisah bagaimana ia berhasil menjadi seorang hafidz cilik. Para orang tua juga sering bertanya dan konsultasi kepada orang tua Musa, La Ode Abu Hanafi dan Yulianti, meminta resep agar anak-anaknya bisa menjadi seperti Musa.
Musa tidaklah tiba-tiba menjadi Musa seperti sekarang. Untuk menjadi hafidz Qur’an, tidak melalui proses dan tahapan yang instan. Orang tua Musa mendidiknya dengan ketat dan disiplin. Musa bukanlah santri pondok pesantren atau sekolah Islam terpadu. Ia adalah didikan langsung kedua orang tuanya. Begini caranya:
1. Sebelum subuh, seisi rumah Musa sudah bangun. Kedua orang tuanya dan adik-adik Musa melakukan sholat tahajud,
2. kemudian melanjutkan sholat subuh di masjid. Setelah itu ia mengulang hafalan dimbing oleh ayahnya sampai pukul 9 pagi.
3. Usai mengulang hafalan, Musa sarapan kemudian tidur sampai dzuhur.
4. Setelah dzuhur, Musa ngaji lagi sampai ashar.
5. Setelah ashar Musa mengahafal kitab-kitab hadits, dan saat ini sudah hafal kitab arba’in nawawi, bulughul maram dan umdatul ahkam.
6. Pukul 17 sampai menjelang maghrib adalah waktu bermain bagi Musa.
7. Sedangkan setelah maghrib sampai isya, Musa diajak ayahnya untuk ke pengajian. Seringkali Musa diminta untuk mengulang-ulang hafalannya di hadapan jamaah yang hadir.
Keluarga Musa berbeda dengan lainnya. Saat waktu kosong biasanya dimanfaatkan dengan menonton televisi, tidak demikian bagi Musa. Di rumahnya tidak ada televisi bahkan orang tuanya sebisa mungkin untuk menghindari tontonan-tontonan televisi, yang memang kebanyakan bersifat negatif dan tidak mendidik.
Ayah Musa yang berprofesi sebagai pedagang dan berkebun karet, memudahkan ia untuk mendidik dan mengontrol langsung perkembangan Musa di rumah sendiri, tanpa mengandalkan pihak lain seperti sekolah atau pesantren. Awalnya Abu Hanafi bekerja ke luar kota, tapi demi pendidikan dan kebaikan bagi anak-anaknya, ia balik kampung dan membuka usaha sendiri.
Ingin Anak Kita Seperti Musa?
Jika melihat pengorbanan dan perjuangan orang tua Musa, sangat luar biasa hebatnya. Abu Hanafi rela meninggalkan pekerjaannya demi pendidikan anak-anaknya, sedangkan ki
ta? Berapa jam berkumpul bersama anak-anak?.
Keluarga Musa bangun sebelum subuh, kemudian mengajari Musa membaca dan menghafal Al-Qur’an sampai sore hari. Apakah kita demikian?
Tak ada televisi di rumah Musa, orang tuanya melarang itu untuk kebaikan keluarganya. Lalu bagaimana dengan kita?, apakah justru mengajari anak-anak untuk rutin melihat acara-acara musik dan sinetron?.
Ketika melihat Musa, mata menangis, kemudian muncul keinginan kuat agar anak kita bisa menjadi seperti Musa. Tapi pertanyaannya, apakah kita sudah menciptakan lingkungan dan mendidik seperti ayah Musa kepada Musa?.
😍🌺🌺💪💪🌹🌹👆👆🌺🌺😍
Tuesday, April 12, 2016
🏡 RUMAHKU BUKAN KUBURAN 🕸
Hari-hari manusia dipenuhi dengan kesibukan terhadap urusan dunia. Hidup yang penuh kebisingan dan kepenatan. Hiruk pikuk dunia telah menyita seluruh waktu mereka, sampai-sampai jarang lagi terdengar di rumah-rumah kaum muslimin suara lantunan Al-Quran yang dibaca oleh penghuninya. Pulang rumah sudah capek dengan setumpuk pekerjaan esok hari, sehingga begitu pagi hari sudah tancap gas kembali menuju tempat bekerja, sekolah atau kesibukan lainnya.
Rumah yang sejatinya tempat ketenangan hanya jadi tempat ganti pakaian.
Rumah yang sejatinya ladang pahala, kini jadi ladang maksiat. Sebagai ganti penat diluar rumah maka menenangkannya dengan sesuatu yg haram yaitu MUSIK.
Rumah yang sejatinya terdengar Alquran dibacakan, justru sunyi dan senyap bak kuburan-kuburan tua.
Teringat dengan sabda Rasulullah ﷺ:
« لا تجعلوا بيوتكم مقابر ، إن الشيطان ينْفِرُ من البيت الذي تُقرأ فيه سورة البقرة »
"janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian bagaikan kuburan, sesungguhnya syaithon lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-baqoroh"
📔[ رواه مسلم ]
Makna janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian bagaikan kuburan yaitu
خالية من الذكر والطاعة فتكون كالمقابر وتكونون كالموتى فيها.
"kosong dari dzikir dan amal ketaatan di dalamnya sehingga bagaikan kuburan, dan kalian pun seperti mayit-mayit dalam kuburan tersebut.
🍃Padahal dengan dibacakan Al-quran maka hati penghuni rumah pun tenang, turun rahmat di dalamnya dan syeitan pun lari menjauh dari menyesatkan penghuninya.
ييأس من إغواء أهله ببركة هذه السورة، أو لما يرى من جدهم في الدين واجتهادهم في طلب اليقين .
"yakni syeitan berputus asa dalam menyesatkan penghuni rumah tsb karena keberkahan surat al-baqoroh ini, atau juga karena kesungguhan penghuni rumah tersebut di dalam beragama (menjalankan syariat) dan kesungguhannya dalam mencari keyakinan".
📓[مرقاة المفاتيح:1460/4]
Sesibuk apapun.....
Yuk .....kembali hidupkan ruh AGAMA dalam rumah kita. dengan beragam amal ketaatan:
✍🏻Tilawatul Quran
✍🏻Shalat-shalat sunnah
✍🏻Berdzikir
✍🏻Taubat dan Istighfar
✍🏻Belajar
✍🏻Bercengkerama dengan keluarga sesuai adab-adab islam
✍🏻Pendidikan dan Pembiasaan Adab dan Kebaikan
✍🏻dan lain-lain yang bermanfaat dan bernilai ketaatan di sisi Allah ta'ala.
Dengan demikian, Rumahku bukan lagi kuburan.....
Semoga bermanfaat.
📝Ust. Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
(Alumni Al-Madinah International University, Jurusan Dakwah dan Usuluddin)
➖✽ஜ🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃ஜ✽➖
Hari-hari manusia dipenuhi dengan kesibukan terhadap urusan dunia. Hidup yang penuh kebisingan dan kepenatan. Hiruk pikuk dunia telah menyita seluruh waktu mereka, sampai-sampai jarang lagi terdengar di rumah-rumah kaum muslimin suara lantunan Al-Quran yang dibaca oleh penghuninya. Pulang rumah sudah capek dengan setumpuk pekerjaan esok hari, sehingga begitu pagi hari sudah tancap gas kembali menuju tempat bekerja, sekolah atau kesibukan lainnya.
Rumah yang sejatinya tempat ketenangan hanya jadi tempat ganti pakaian.
Rumah yang sejatinya ladang pahala, kini jadi ladang maksiat. Sebagai ganti penat diluar rumah maka menenangkannya dengan sesuatu yg haram yaitu MUSIK.
Rumah yang sejatinya terdengar Alquran dibacakan, justru sunyi dan senyap bak kuburan-kuburan tua.
Teringat dengan sabda Rasulullah ﷺ:
« لا تجعلوا بيوتكم مقابر ، إن الشيطان ينْفِرُ من البيت الذي تُقرأ فيه سورة البقرة »
"janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian bagaikan kuburan, sesungguhnya syaithon lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-baqoroh"
📔[ رواه مسلم ]
Makna janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian bagaikan kuburan yaitu
خالية من الذكر والطاعة فتكون كالمقابر وتكونون كالموتى فيها.
"kosong dari dzikir dan amal ketaatan di dalamnya sehingga bagaikan kuburan, dan kalian pun seperti mayit-mayit dalam kuburan tersebut.
🍃Padahal dengan dibacakan Al-quran maka hati penghuni rumah pun tenang, turun rahmat di dalamnya dan syeitan pun lari menjauh dari menyesatkan penghuninya.
ييأس من إغواء أهله ببركة هذه السورة، أو لما يرى من جدهم في الدين واجتهادهم في طلب اليقين .
"yakni syeitan berputus asa dalam menyesatkan penghuni rumah tsb karena keberkahan surat al-baqoroh ini, atau juga karena kesungguhan penghuni rumah tersebut di dalam beragama (menjalankan syariat) dan kesungguhannya dalam mencari keyakinan".
📓[مرقاة المفاتيح:1460/4]
Sesibuk apapun.....
Yuk .....kembali hidupkan ruh AGAMA dalam rumah kita. dengan beragam amal ketaatan:
✍🏻Tilawatul Quran
✍🏻Shalat-shalat sunnah
✍🏻Berdzikir
✍🏻Taubat dan Istighfar
✍🏻Belajar
✍🏻Bercengkerama dengan keluarga sesuai adab-adab islam
✍🏻Pendidikan dan Pembiasaan Adab dan Kebaikan
✍🏻dan lain-lain yang bermanfaat dan bernilai ketaatan di sisi Allah ta'ala.
Dengan demikian, Rumahku bukan lagi kuburan.....
Semoga bermanfaat.
📝Ust. Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc.
(Alumni Al-Madinah International University, Jurusan Dakwah dan Usuluddin)
➖✽ஜ🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃ஜ✽➖
Sunday, April 10, 2016
Bertemu Amanda Musa Al Hafidz
Saat menunggu di bandara Soeta kemarin bertemu dg Abu Musa. Pertemuan yang pasti direncanakan Allah.
Ngobrol dari jam 14.30-16.00, ana nyontek ilmu bagaimana beliau menjadikan Musa yang berumur 7 tahun itu sudah mutqin hafal 30 juz.
Info tambahan, Musa sudah hafal
'Umdatul Ahkam,
Arbain Nawawi,
Arbain hadits ust Yazid, dan telah selesai
Durusul Lughoh.
Sekarang sedang menghafal Bulughul Maram.
Semua program menghafalnya Musa dilakukan mandiri oleh Abu Musa di rumah saja!
1. Pada awalnya Musa kata beliau juga sulit menghafal sebagaimana umumnya anak, namun dengan ketekunan akhirnya hafal juga.
Kunci paling penting adalah Murajaahnya alias mengulang-ulang hafalan. Perlu diketahui juga Abu Musa tidak hafal semua itu, namun bisa menjadikan Musa hafal dengan kuat.
2. Pergaulan dijaga. Bisa dikatakan Musa kurang bergaul dengan banyak anak, karena memang niat abinya untuk menjaga hafalan.
3. Televisi jauh jauh dah. Musa sangat dijaga jangan sampai nonton televisi.
Bukti, pas ana ngobrol dengan beliau di ruang tunggu kebetulan pas di depan televisi beliau minta pindah. Pindah yuk, akh. Takut Musa nantinya lihat televisi, kata beliau.
4. Makanan dijaga. Sari kurma, madu dan propolis selalu diberikan kepada Musa dan adik-adiknya. Menghafal membutuhkan banyak energi!
5. Rutinitas harian Musa adalah:
pagi setengah jam sebelum subuh, tahajud menjadi imam untuk adik-adiknya.
Kemudian Subuh berjamaah di masjid. Setelah Subuh murajaahnya sampai jam 9 pagi.
Musa kuat murajaah 10 juz dalam sehari secara rutin! Antum berapa, hayoo..
6. Jam 9-10 Makan pagi dll.
7. Jam 10-Dhuhur: Tidur siang. Tidur ini hukumnya wajib untuk Musa.
8. Habis Dhuhur nambah hafalan baru sampai Ashar.
9. Bada Ashar sekarang Musa sedang menghafal Bulughul Maram.
10. Jam 5-maghrib: Waktu bermain
11. Maghrib-Isya: Ikut taklim abinya. Sebelum Abinya nyampaikan taklim, Musa mengawali dengan membaca hafalannya.
Dan terkadang hadirin dipersilakan bertanya mengetes. Ini berjalan hampir setiap hari.
Dan unik dan kadang bikin geli, banyak sekolah-sekolah yang mengundang Musa dan ayahnya, dan pengin belajar cara menghafal. Padahal semua tahu, Musa kan 'tidak sekolah'. Jadi yang sekolah malah belajar sama yang 'tidak sekolah'. :)
Saat bertemu, saya langsung tanya, Abu Musa, ya? Kemudian langsung menebak beliau mau ke Mesir untuk lomba Tahfidz sedunia. Dan benar. Dia satu-satunya yang mewakili Indonesia. Semoga menang, Musa!
Semoga obrolan ini menginspirasi semua orang tua. Monggo...
Oleh: Ustadz Rohmanto Abu Al Laits
Saat menunggu di bandara Soeta kemarin bertemu dg Abu Musa. Pertemuan yang pasti direncanakan Allah.
Ngobrol dari jam 14.30-16.00, ana nyontek ilmu bagaimana beliau menjadikan Musa yang berumur 7 tahun itu sudah mutqin hafal 30 juz.
Info tambahan, Musa sudah hafal
'Umdatul Ahkam,
Arbain Nawawi,
Arbain hadits ust Yazid, dan telah selesai
Durusul Lughoh.
Sekarang sedang menghafal Bulughul Maram.
Semua program menghafalnya Musa dilakukan mandiri oleh Abu Musa di rumah saja!
1. Pada awalnya Musa kata beliau juga sulit menghafal sebagaimana umumnya anak, namun dengan ketekunan akhirnya hafal juga.
Kunci paling penting adalah Murajaahnya alias mengulang-ulang hafalan. Perlu diketahui juga Abu Musa tidak hafal semua itu, namun bisa menjadikan Musa hafal dengan kuat.
2. Pergaulan dijaga. Bisa dikatakan Musa kurang bergaul dengan banyak anak, karena memang niat abinya untuk menjaga hafalan.
3. Televisi jauh jauh dah. Musa sangat dijaga jangan sampai nonton televisi.
Bukti, pas ana ngobrol dengan beliau di ruang tunggu kebetulan pas di depan televisi beliau minta pindah. Pindah yuk, akh. Takut Musa nantinya lihat televisi, kata beliau.
4. Makanan dijaga. Sari kurma, madu dan propolis selalu diberikan kepada Musa dan adik-adiknya. Menghafal membutuhkan banyak energi!
5. Rutinitas harian Musa adalah:
pagi setengah jam sebelum subuh, tahajud menjadi imam untuk adik-adiknya.
Kemudian Subuh berjamaah di masjid. Setelah Subuh murajaahnya sampai jam 9 pagi.
Musa kuat murajaah 10 juz dalam sehari secara rutin! Antum berapa, hayoo..
6. Jam 9-10 Makan pagi dll.
7. Jam 10-Dhuhur: Tidur siang. Tidur ini hukumnya wajib untuk Musa.
8. Habis Dhuhur nambah hafalan baru sampai Ashar.
9. Bada Ashar sekarang Musa sedang menghafal Bulughul Maram.
10. Jam 5-maghrib: Waktu bermain
11. Maghrib-Isya: Ikut taklim abinya. Sebelum Abinya nyampaikan taklim, Musa mengawali dengan membaca hafalannya.
Dan terkadang hadirin dipersilakan bertanya mengetes. Ini berjalan hampir setiap hari.
Dan unik dan kadang bikin geli, banyak sekolah-sekolah yang mengundang Musa dan ayahnya, dan pengin belajar cara menghafal. Padahal semua tahu, Musa kan 'tidak sekolah'. Jadi yang sekolah malah belajar sama yang 'tidak sekolah'. :)
Saat bertemu, saya langsung tanya, Abu Musa, ya? Kemudian langsung menebak beliau mau ke Mesir untuk lomba Tahfidz sedunia. Dan benar. Dia satu-satunya yang mewakili Indonesia. Semoga menang, Musa!
Semoga obrolan ini menginspirasi semua orang tua. Monggo...
Oleh: Ustadz Rohmanto Abu Al Laits
Saturday, April 9, 2016
Assalamualaikum Wr. Wb.
TERTIPU WAKTU
🍀 Waktu berlalu...
↪ Begitu halus menipu...
🍀 Tadi pagi belum sempat dzikir pagi
↪ Tahu2 sudah jam 9.00 pagi.
🍀 Belum sempat sedekah pagi
↪ Matahari sudah meninggi
🍀 Rencananya jam 9.30 mau sholat dhuha,
↪ Tiba2 adzan Dhuhur sudah terdengar.
🍀 Pinginnya setiap pagi menghabiskan baca 1 juz Al Qur'an atau minimal surat Al Waqi'ah yang hanya 96 ayat.
↪ Tapi ya itu, "pinginnya itu" sudah setahun yang lalu dan kebiasaan itu belum terlaksana.
🍀 Sebenarnya ada komitmen pada diri sendiri, tidaklah berlalu malam kecuali dengan tahajud dan witir, sekalipun hanya 3 rakaat singkat saja.
↪ Dan komitmen itu belum dilaksanakan sejak 2 tahun lewat.
↪ Tanpa hukuman diri atas pengkhianatan komitmen dan tanpa perasaan bersalah lebih sehingga belum merasa taubat.
🍀 Dulu juga pernah terpikir punya anak asuh, entah yatim, entah anak miskin, yang di santuni tiap bulannya.
↪ Ya karena kesibukan lupa merealisasikannya,
↪ dan itu sudah berlangsung sekitar 3 tahunan yang lalu...
🍀 Akan terus beginikah nasib "hidup" kita ?
↪ menghabis-habiskan umur ?
↪ Berhura-hura dengan usia ?
↪ Tiba2 masuklah usia di angka 30, sebentar kemudian 40 tahun, dan kini lebih dari 50 tahun....
🍀 Tak lama terasa kemudian orang memanggil kita dengan sebutan
↪"mbah, eyang, aki, nini, Jidah, jidi dll ...."
Pertanda kita sudah tua.
↪ Uban yang mulai menghias kepala, keriput yang menghias kulit, tenaga yang tidak seberapa.
🍀 Menunggu ajal tiba...
↪ Sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat pernah berbuat apa ?
🍀 Astaghfirullah....
↪ Tak seberapa,
↪ Sedekah dan wakaf juga sekedarnya,
↪ Malah lebih banyak harta yang kita makan, buat: tanah, rumah, usaha, dan katanya untuk investasi dan warisan anak cucu.
Padahal belum tentu mereka suka.
🍀 Jika demikian..
↪ Apakah ruh tidak melolong menjerit saat harus berpisah dari tubuh..?
🍀 Tambahkan usiaku ya Allaah....
↪ Aku butuh waktu untuk beramal dan berbekal...
🍀 Belum cukupkah main2mu selama 50 tahun atau 60 tahun ?
🍀 Butuh berapa tahun lagi untuk mengulang pagi, sore, hari, minggu, bulan dan tahun yang sama ?
↪ Tanpa pernah merasa kehilangan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya.
↔ Tidak akan pernah cukup 1000 tahun bagi yang terlena....
Astaghfirullahal adziim....
Renungan buat diri pribadi dan kita semua...
Wassalamualaikum
TERTIPU WAKTU
🍀 Waktu berlalu...
↪ Begitu halus menipu...
🍀 Tadi pagi belum sempat dzikir pagi
↪ Tahu2 sudah jam 9.00 pagi.
🍀 Belum sempat sedekah pagi
↪ Matahari sudah meninggi
🍀 Rencananya jam 9.30 mau sholat dhuha,
↪ Tiba2 adzan Dhuhur sudah terdengar.
🍀 Pinginnya setiap pagi menghabiskan baca 1 juz Al Qur'an atau minimal surat Al Waqi'ah yang hanya 96 ayat.
↪ Tapi ya itu, "pinginnya itu" sudah setahun yang lalu dan kebiasaan itu belum terlaksana.
🍀 Sebenarnya ada komitmen pada diri sendiri, tidaklah berlalu malam kecuali dengan tahajud dan witir, sekalipun hanya 3 rakaat singkat saja.
↪ Dan komitmen itu belum dilaksanakan sejak 2 tahun lewat.
↪ Tanpa hukuman diri atas pengkhianatan komitmen dan tanpa perasaan bersalah lebih sehingga belum merasa taubat.
🍀 Dulu juga pernah terpikir punya anak asuh, entah yatim, entah anak miskin, yang di santuni tiap bulannya.
↪ Ya karena kesibukan lupa merealisasikannya,
↪ dan itu sudah berlangsung sekitar 3 tahunan yang lalu...
🍀 Akan terus beginikah nasib "hidup" kita ?
↪ menghabis-habiskan umur ?
↪ Berhura-hura dengan usia ?
↪ Tiba2 masuklah usia di angka 30, sebentar kemudian 40 tahun, dan kini lebih dari 50 tahun....
🍀 Tak lama terasa kemudian orang memanggil kita dengan sebutan
↪"mbah, eyang, aki, nini, Jidah, jidi dll ...."
Pertanda kita sudah tua.
↪ Uban yang mulai menghias kepala, keriput yang menghias kulit, tenaga yang tidak seberapa.
🍀 Menunggu ajal tiba...
↪ Sejenak mengintip catatan amal yang kita ingat pernah berbuat apa ?
🍀 Astaghfirullah....
↪ Tak seberapa,
↪ Sedekah dan wakaf juga sekedarnya,
↪ Malah lebih banyak harta yang kita makan, buat: tanah, rumah, usaha, dan katanya untuk investasi dan warisan anak cucu.
Padahal belum tentu mereka suka.
🍀 Jika demikian..
↪ Apakah ruh tidak melolong menjerit saat harus berpisah dari tubuh..?
🍀 Tambahkan usiaku ya Allaah....
↪ Aku butuh waktu untuk beramal dan berbekal...
🍀 Belum cukupkah main2mu selama 50 tahun atau 60 tahun ?
🍀 Butuh berapa tahun lagi untuk mengulang pagi, sore, hari, minggu, bulan dan tahun yang sama ?
↪ Tanpa pernah merasa kehilangan untuk menghasilkan pahala di setiap detiknya.
↔ Tidak akan pernah cukup 1000 tahun bagi yang terlena....
Astaghfirullahal adziim....
Renungan buat diri pribadi dan kita semua...
Wassalamualaikum
Thursday, April 7, 2016
Kisah suami yg sholih ....
Seorang suami memarahi istrinya, maka Istrinya sedih dan murung...
Lalu istrinya mulai menyimpan pakaian-pakainnya di Tas, bertekad pergi ke rumah keluarganya...
❗Dari sini suami merasakan kehidupan rumah tangga keduanya ada dalam marabahaya..
💘 Maka ia segera mengucapkan kata-kata yang indah, Senyuman lembut, dan ciuman dikelopak matanya..
💟Lalu suami bertanya : apa yang ingin engkau lakukan?
💗Istrinya menjawab: "Saya sedang merapihkan sebagian barang-barangku,,,"
💖Suami tertegun sejenak dengan kata-kata istrinya yang tadinya bertekad pergi menjadi :
"..Sedang merapihkan sebagian barang-barangku"
💖 Suami merasakan bahwa tabiat wanita adalah lemah sehingga mengingatkan dirinya dengan sabda Nabi shallahu'alaihi wasallam:
"Tidaklah yang memuliakan mereka kecuali orang yang mulia dan tidaklah yang merendahkan mereka kecuali orang yang hina"
Islam Mengajarkan Suami Untuk Bersikap Lembut & Memuliakan Istrinya
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)." -Hadis-
Seorang suami dituntut untuk dapat bersikap lembut terhadap istrinya. Karena, sebagaimana telah dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassalam, istri (wanita) diibaratkan seperti tulang rusuk. Jika diluruskan dengan paksa, maka tulang itu akan patah. Dan sebaliknya, jika dibiarkan akan tetap bengkok.
Suami adalah nakhoda dalam bahtera rumah tangga, demikian syariat telah menetapkan.
Dengan kesempurnaan hikmah-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat suami sebagai qawwam (pemimpin).
“Kaum pria adalah qawwam bagi kaum wanita….” (An-Nisa: 34)
Suamilah yang kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang keluarganya, sebagaimana diberitakan oleh Rasul yang mulia shalallahu alaihi wassalam :
“Laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarganya dan kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang mereka.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
Dalam menjalankan fungsinya ini, seorang suami tidak boleh bersikap masa bodoh, keras, kaku dan kasar terhadap keluarganya. Bahkan sebaliknya, ia harus mengenakan perhiasan akhlak yang mulia, penuh kelembutan, dan kasih sayang.
Meski pada dasarnya ia adalah seorang yang berwatak keras dan kaku, namun ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih lagi dengan istri dan anak-anaknya, ia harus bisa bersikap lunak agar mereka tidak menjauh dan berpaling. Dan sikap lemah lembut ini merupakan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana kalam-Nya ketika memuji Rasul-Nya yang mulia:
“Karena disebabkan rahmat Allah lah engkau dapat bersikap lemah lembut dan lunak kepada mereka. Sekiranya engkau itu adalah seorang yang kaku, keras lagi berhati kasar, tentu mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Ali ‘Imran: 159)
Dalam tanzil-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan seorang suami untuk bergaul dengan istrinya dengan cara yang baik.
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) dengan cara yang baik.” (An-Nisa: 19)
Al-Hafidz Ibnu Katsir t ketika menafsirkan ayat di atas, menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbagus perbuatan dan penampilan kalian sesuai kadar kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat hal yang sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hal ini:
“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassalam sendiri telah bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)."
Termasuk akhlak Nabi Shalallahu ‘alahi wassalam, beliau sangat baik hubungannya dengan para istrinya. Wajahnya senantiasa berseri-seri, suka bersenda gurau dan bercumbu rayu dengan istri, bersikap lembut dan melapangkan mereka dalam hal nafkah serta tertawa bersama istri-istrinya. Sampai-sampai, beliau pernah mengajak ‘Aisyah Ummul Mukminin berlomba, untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang beliau terhadapnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/477)
Ustadz Nuruddin Abu Faynan,
Makkah
Seorang suami memarahi istrinya, maka Istrinya sedih dan murung...
Lalu istrinya mulai menyimpan pakaian-pakainnya di Tas, bertekad pergi ke rumah keluarganya...
❗Dari sini suami merasakan kehidupan rumah tangga keduanya ada dalam marabahaya..
💘 Maka ia segera mengucapkan kata-kata yang indah, Senyuman lembut, dan ciuman dikelopak matanya..
💟Lalu suami bertanya : apa yang ingin engkau lakukan?
💗Istrinya menjawab: "Saya sedang merapihkan sebagian barang-barangku,,,"
💖Suami tertegun sejenak dengan kata-kata istrinya yang tadinya bertekad pergi menjadi :
"..Sedang merapihkan sebagian barang-barangku"
💖 Suami merasakan bahwa tabiat wanita adalah lemah sehingga mengingatkan dirinya dengan sabda Nabi shallahu'alaihi wasallam:
"Tidaklah yang memuliakan mereka kecuali orang yang mulia dan tidaklah yang merendahkan mereka kecuali orang yang hina"
Islam Mengajarkan Suami Untuk Bersikap Lembut & Memuliakan Istrinya
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)." -Hadis-
Seorang suami dituntut untuk dapat bersikap lembut terhadap istrinya. Karena, sebagaimana telah dijelaskan Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassalam, istri (wanita) diibaratkan seperti tulang rusuk. Jika diluruskan dengan paksa, maka tulang itu akan patah. Dan sebaliknya, jika dibiarkan akan tetap bengkok.
Suami adalah nakhoda dalam bahtera rumah tangga, demikian syariat telah menetapkan.
Dengan kesempurnaan hikmah-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat suami sebagai qawwam (pemimpin).
“Kaum pria adalah qawwam bagi kaum wanita….” (An-Nisa: 34)
Suamilah yang kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang keluarganya, sebagaimana diberitakan oleh Rasul yang mulia shalallahu alaihi wassalam :
“Laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarganya dan kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang mereka.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
Dalam menjalankan fungsinya ini, seorang suami tidak boleh bersikap masa bodoh, keras, kaku dan kasar terhadap keluarganya. Bahkan sebaliknya, ia harus mengenakan perhiasan akhlak yang mulia, penuh kelembutan, dan kasih sayang.
Meski pada dasarnya ia adalah seorang yang berwatak keras dan kaku, namun ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih lagi dengan istri dan anak-anaknya, ia harus bisa bersikap lunak agar mereka tidak menjauh dan berpaling. Dan sikap lemah lembut ini merupakan rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana kalam-Nya ketika memuji Rasul-Nya yang mulia:
“Karena disebabkan rahmat Allah lah engkau dapat bersikap lemah lembut dan lunak kepada mereka. Sekiranya engkau itu adalah seorang yang kaku, keras lagi berhati kasar, tentu mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (Ali ‘Imran: 159)
Dalam tanzil-Nya, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan seorang suami untuk bergaul dengan istrinya dengan cara yang baik.
“Dan bergaullah dengan mereka (para istri) dengan cara yang baik.” (An-Nisa: 19)
Al-Hafidz Ibnu Katsir t ketika menafsirkan ayat di atas, menyatakan: “Yakni perindah ucapan kalian terhadap mereka (para istri) dan perbagus perbuatan dan penampilan kalian sesuai kadar kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat hal yang sama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hal ini:
“Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228)
Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassalam sendiri telah bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku (istriku)."
Termasuk akhlak Nabi Shalallahu ‘alahi wassalam, beliau sangat baik hubungannya dengan para istrinya. Wajahnya senantiasa berseri-seri, suka bersenda gurau dan bercumbu rayu dengan istri, bersikap lembut dan melapangkan mereka dalam hal nafkah serta tertawa bersama istri-istrinya. Sampai-sampai, beliau pernah mengajak ‘Aisyah Ummul Mukminin berlomba, untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang beliau terhadapnya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/477)
Ustadz Nuruddin Abu Faynan,
Makkah
Subscribe to:
Comments (Atom)