Menolak kebenaran dan sulit melakukan ketaatan
Oleh ustadz Muhajir Jamaludin Hafidzahullah
Depok, 6 Agst 2019
2 sifat yang apabila ada di dalam diri setiap hamba maka akan sulit menerima kebenaran dan akan sulit menjalankan ketaatan :
1. Ghuluw artinya merasa tinggi/lebih
Sehingga orang2 yg lainnya di pandang enteng dan remeh sehingga dia rendahkan dan dia remehkan
2. Kibr yaitu sombong
Nabi bersabda : "kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain "
Terkadang seorang tahu kebenaran dan kebaikan tetapi utk mengikutinya berat bagi dia apabila ada 2 sifat ini di dalam dirinya.
Fir'aun bukan tidak tahu kebenaran sementara 9 mukjizat besar sudah ditampakkan kepadanya dan kepada bala tentaranya.
Demikianlah karena Fir'aun merasa tinggi di muka bumi ini. Fir'aun menentang ajakan semua dakwah nabi Musa , Fir'aun mengingkari sementara di dalam dirinya mereka yakin kebenaran itu .
Coba liat kejadian ketika Fir'aun mengumpulkan tukang2 sihir dan tukang sihir itu mampu menipu mata2 mereka ketika tali diblempar maka berubah menjadi ular padahal tali2 itu tetap tali karena para tukang sihir hanya mengelabui mata2 manusia dan nabi Musa pun terkelabui dg melihat ular ..
Namun ketika tongkat nabi Musa yg dari kayu itu diblempar oleh Musa dan kayu itu benar2 menjadi ular yang nyata kemudian para tukang sihir pun tersungkur sujud.
Fir'aun pun mengancam para tukang sihir dg ancaman ingin memotong tangan dan kaki secara bersilangan dan tukang sihir pun menjawab tidak ada masalah karena tukang sihir yakin bahwa ini sebuah kebenaran akan adanya Allah yaitu Tuhannya Nabi Musa.
Fir'aun menolak karena kesombongan dan merasa tinggi hal ini yg menyebabkan tidak mau menerima Al Haq .
Sebagianmana firman Allah Ta'ala
بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَآ أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ
وعَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.” (QS. An Naml: 14).
Fir’aun berkata sebagaimana dalam Al-Quran,
فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَى
Fir’aun berkata, “Aku adalah rabb kalian yang paling tinggi”. (QS : An Nazi’at: 24).
2 lawan sifat tadi adalah
1. Qona'ah yaitu merasa cukup atas nikmat yang Allah berikan kepada dia
2. Zuhud adalah seseorang tidak mengejar kelebihan dari keduniawian
Orang yang merasa tinggi dan sombong adalah karena orang tsb dipastikan tidak mempunya sifat qona'ah dan Zuhud.
Orang yang merasa tinggi dan sombong adalah karena orang tsb dipastikan tidak mempunya sifat qona'ah dan Zuhud.
Dikisahkan oleh seorang ulama yang mempunyai sifat Zuhud yang luar biasa sebagaimana yg disebutkan oleh Al Imam Al Dzahali dalam biografi Al Imam Al Ansi, beliau apabila keluar rumah dari masjid beliau selalu menggenggam tangan kanannya di atas tangan kirinya. Lalu ditanya kenapa melakukan itu ? Jawab beliau : saya khawatir kerusakan yang dimunculkan dari tangan ku".
Hal ini beliau lakukan agar tangannya tidak melakukan kerusakan dan untuk menahan kesombongan, karena saya takut ketika kesombongan/merasa tinggi itu muncul di dalam diri saya maka saya akan menolak kebenaran sebagaimana dalam hadist Nabi
"Tidak akan masuk surga orang2 yang memasukkan ke dalam dirinya seberat biji sawi berupa kesombongan".
--------+
sebab orang sulit menerima kebenaran. Ada pula sifat yang mudah menerima kebenaran.
Yang perlu dipahami, manusia hanyalah pemberi peringatan atau mengajarkan ilmu. Namun untuk membuat seseorang menjadi baik dan dapat hidayah adalah wewenang Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (7) إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (8) وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (9) وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10) إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (11)
Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.” (QS. Yasin: 7-11)
No comments:
Post a Comment