Kuttab
Kajian parenting
*Cara mengatasi anak nakal dalam Islam*
(Dengan cahaya keimanan)
Hari ini dunia miskin moral, ilmu tanpa moral, teknologi tanpa moral, pergaulan tanpa moral, masyarakat tanpa moral, bahkan pendidikan tanpa moral. Anak nakal tumbuh berkembang. Hal itu membuat orangtua khawatir dan kebingungan, "Bagaimana anak saya nanti? Apakah mereka akan menjadi anak nakal atau anak yang baik?" Kalimat tersebut terus membayang-bayangi pikiran orangtua.
Maka untuk menghilangkan kekhawatiran para pendidik, tidak ada salahnya kita membaca artikel tentang cara menangani anak nakal dan bandel menurut Islam (konsep Allah dan RasulNya). Karena pendidikan Nabi adalah pendidikan mulia yang menghasilkan orang-orang yang mulia. Sejarah mencatat, anak-anak yang mendapatkan sentuhan langsung dari Rasulullah, dia menjadi orang-orang yang mengukir kebesaran Islam. Bukan hanya menjadi baik, namun memiliki prestasi. *Baiklah langsung saja, berikut cara mengatasi anak nakal dengan konsep nabi:*
*Membangun Karakter Iman Bisa Membuat Anak Nakal Jadi Baik*
Sebelum menerapkan cara yang lainnya, sebaiknya cara yang pertama dalam mengatasi anak nakal ini wajib dipenuhi dulu. Karena membangun karakter adalah cara yang paling efektif, bisa untuk anak umur 6 tahun ke atas atau bahkan usia 4-3 tahun dan usia 2 tahun.
Konsep membangun karakter dalam dunia pendidikan sudah banyak didatangkan oleh para ahli. Ada yang mengambil dari kiblat dunia saat ini (Amerika) ada juga yang memodifikasi konsep yang sudah ada bahkan ada yang membuat teori sendiri dan meneliti sendiri. Namun, seperti apa hasilnya?? Moral anak bangsa masih belum bisa teratasi. Masih banyak anak nakal di sekolah. Masih banyak anak yang meninggalkan solat. Masih banyak anak nakal yang membantah perintah orangtuanya.
Setelah semuanya dicoba dan tidak membuahkan hasil, maka jalan satu-satunya adalah mengembalikannya kepada Al-Quran dan As-Sunnah, yaitu membangun karakter anak berdasarkan keduanya, atau bisa kita sebut dengan the real Islamic Character Building.
Agama Islam sendiri sudah ada panduan khusus dalam membangun karakter supaya anak tidak nakal, karena Islam adalah peradaban besar yang mempunyai sejarah yang sangat panjang,dikenal oleh siapapun. Menurut Islam, karakter yang harus dibangun pada anak yaitu karakter Iman. Sahabat Jundub bin Abdillah Radiyallahuanhu berkata tentang pengajaran Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam kepada muridnya:
عن جُنْدُبِ بن عبد الله قال: كنا مع النبي صلى الله عليه وسلم ونحن فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ فتعلمنا الإيمان قبل أن نتعلم القرآن ثم تعلمنا القرآن فازددنا به إيماناً ) رواه ابن ماجة (61) والطبراني في المعجم الكبير (1678) والبيهقي في سننه الكبرى (5075) وهو حديث صحيح
Dari Jundub bin Abdillah beliau berkata: "Dahulu kami ketika remaja bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, kami belajar iman sebelum Al Qur'an kemudian setelah kami belajar Al Qur'an bertambahlah keimanan kami. Sedangkan kalian sungguh pada hari ini justru belajar Al Qur'an dulu sebelum belajar iman"
(Riwayat At Thabrani, Al Baihaqi, Ibn Majah, dishahihkan Al Albani)
Karakter iman bisa diambil dari 6 rukun iman yang sudah kita hafal. Iman kepada Allah, kepada Nabi, kepada Kitab, kepada Rasul, kepada Malaikat, kepada hari kiamat dan Iman kepada Qadha dan Qadr. Dalam surat Makkiyah hampir semua ayat menjelaskan karakter-karakter iman. Mulai dari kebesaran Allah, hari akhir, Surga, Neraka dan lain sebagainya. Kalau di Kuttab Al Fatih sendiri menggunakan juz 30 sebagai kurikulum iman.
Dalam membangunnya, anak tidak hanya menghafalkan rukun Iman yang 6 di atas, tapi mereka juga merenungkan dan mengamalkannya.
Lihatlah contoh mengatasi anak nakal dengan menanamkan karakter iman di bawah ini:
1. Mengenalkan kekuasaan Allah (iman kepada Allah)
Sejak kecil anak sudah dikenalkan siapa penciptanya (Siapa Allah), supaya timbul pada diri anak rasa takut kepada Allah, rasa cinta kepada Allah, dan lain sebagainya.
*Sehingga jika anak kita nakal, maka cukup katakan, "Nak, Allah Maha Melihat, kalau kamu melakukan begini dan begitu, Allah tidak suka."*
*Apabila sudah tumbuh karakter iman pada anak dan dia sudah mengenal kekuasaan Allah,* saya yakin dia akan menghentikan langkahnya, namun sebaliknya jika dia tidak mengenal kekuasaanNya, maka, perkataan di atas tidak akan berpengaruh padanya. Sama halnya kita akan melawan musuh yang kuat dan besar. Namun kita tidak tahu jika musuh itu kuat, maka tidak akan ada rasa takut pada diri kita.
*Lihat contoh video penanaman iman terhadap kekuasaan Allah:*
2. Mengenalkan Surga dan Neraka (iman kepada hari akhir)
Selain kebesaran Allah, kita juga perlu mengenalkan 2 hal ini. Harus keduanya, tidak boleh salah satu, karena jika hanya dikenalkan Neraka saja, Islam terkesan menakutkan. Oleh sebab itu dalam Al-Quran setiap kali disebutkan kata Surga pasti ada Neraka atau sebaliknya.
Mungkin hanya 2 contoh itu saja, karena penjelasan ini sangatlah panjang. Insyaallah pada kesempatan lain, akan kami akan bahas tentang Cara Membangun Karakter Iman.
Yang jelas, poin pertama (Menanam karakter iman) dalam mengatasi anak nakal ini jangan sampai ditinggalkan, sebab fitrah anak-anak itu mudah kagum. Jika kita katakan, "Nak, Allah bisa begini dan begitu" Dia akan merasa sangat kagum terhadap Sang Pencipta, meskipun bagi orang dewasa perkataan itu kurang berpengaruh. Namun bagi anak tidak demikian.
*Untuk lebih jelasnya silahkan baca Pendidikan Islam, Dari Mana Saya Memulai?*
Memberi Ketegasan Sangat Efektif Dalam Mengatasi Anak Nakal
Poin penting lainnya dalam mengatasi anak bandel menurut Islam adalah dengan ketegasan. Alhamdulillah *poin ini sudah saya bahas secara panjang lebar di sini: Cara Menghukum Anak Dalam Islam*
*Mengatasi Anak Nakal Dengan Menghafal Al-Qur'an*
Setelah menanamkan karakter iman dari juz 30, alangkah baiknya kita Juga mengajarkan anak untuk menghafal juz 30 tersebut. Bisa dimulai dari surat An-Nas sampai An-Naba. Lebih bagus lagi, apabila selesai penanaman iman, anak diajak menghafal ayat tersebut. Misalnya kita akan menjelaskan Qs.Al-Qariah:5 tentang kekuasaan Allah:
وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوشِ
"di hari kiamat, gunung-gunung beterbangan seperti bulu yang dihambur-hamburkan." (Al-Qariah:5)
Setelah orangtua selesai menjelaskan betapa hebatnya kekuatan Allah, sampai gunung yang besar akan diterbangkan seperti bulu. Selanjutnya anak disuruh menghafal satu ayat di atas. Dengan demikian, anak bisa hafal Al-Quran sekaligus mengamalkannya.
Berbeda dengan yang terjadi saat ini, di mana banyak para Hafidz Qur'an namun akhlaknya tidak menggambarkan Al-Qur'an. Hafalan mereka hanya di lisan tanpa mengetahui dan merenungi kandungan iman di dalamnya. Pondasi mereka kosong bak gubuk reyot. Itulah sebabnya mengapa penanaman karakter iman sejak dini diwajibkan dalam Islam. Selanjutnya, mari melihat poin terakhir tentang mengatasi anak nakal.
*Mentaqwakan Diri Kita dan Berdoa Menjadi Paling Utama Dalam Mengatasi Anak Nakal*
Dibalik keberhasilan Nabi dalam mendidik sahabat, sesungguhnya dalam diri beliau terdapat tauladan yang luar biasa. Kadangkala dengan kita mencontohkan akan lebih mudah memahamkan anak kita.
*Apabila orangtua tidak memiliki suri tauladan yang baik, maka jangan salahkan jikalau kita sudah menerapkan cara-cara di atas namun anak kita masih tetap nakal. Dia masih berkata kotor, meninggalkan solat dan suka membantah.*
*Poin ini sudah saya bahas secara mendetail di sini, 2 Poin Penting Kunci Kesolehan Anak.* Pada artikel tersebut dijelaskan bagaimana aplikasi Rasulullah dalam mentaqwakan diri dan mendoakan para sahabat sentuhannya.
Barakallah, kami akhiri pembahasan cara mengatasi anak nakal menurut Islam terbukti dan efektif. Semoga bisa bermanfaat untuk diri kami pribadi dan pembaca sekalian. Silahkan Antum share, karena dengan menyebarkan, bisa menjadikan amal jariah di akhirat. Amiin.
Referensi:
Al-Qur'an Al-KarimTarbiyatu Aulad DR.Kholit SyantutPenulis: Mujahid Pendidikan Abu Zaid
_______________________________
Cara Menghukum Anak Dalam Islam Yang Mendidik
Abu Zaid Amir
Cara menghukum anak dalam Islam yang mendidik- dunia pendidikan kita hari ini benar benar sedang kebingungan. Selain itu keadaannya juga mengkhawatirkan. Di mana konsep menghukum anak di bawah umur, SD-SMP terdengar menakutkan.
Amerika sebagai negara adikuasa telah memegang kendali pendidikan di negara kita. Setelah di masa lalunya dunia barat sengaja memperlakukan anak-anak seperti binatang dan budak dengan cara kasarnya. Akhirnya saat ini bermunculan konsep konsep pendidikan yang terbilang lembut.
Namun pendidikan Islam tidak memiliki masa kelam. Dari dulu hingga sekarang konsep Islam tidak pernah berubah walaupun terjadi pergantian zaman dan keadaan. Masalahnya ada pada diri kita. Keyakinan yang telah bergeser membuat hasil pendidikan kita berubah sangat jauh dengan hasil pendidikan Islam di masa kebesarannya.
Sampai-sampai memunculkan konsep larangan memukul pada anak. Atau lebih parah lagi ada konsep "Jangan Berkata Jangan". Hal itu bertentangan dengan Al-Qur'an. Dalam Islam, berkata "Jangan" itu diperbolehkan. Saat Luqman berkata kepada anaknya.
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Dan ingatlah ketika Luqman berkata sama anaknya, di waktu ia memberi nasihat kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu adalah benar-benar kezaliman yang besar". (Qs.Luqman:13)
DR. Khalid Ahmad Asy-Syantut berkata dalam kitab Tarbiyatul Athfal Fil Ahadits Asyarif,
"Di lingkungan pendidikan barat dan para pengikutnya di dunia Arab, tersebar pemahaman bahwa pukulan bukan merupakan sarana pendidikan. Tetapi merupakan sarana pendidikan kuno yang telah gagal. Tidak dipakai kecuali oleh guru yang gagal, keras, kasar, menakuti siswa dan membuat mereka tidak mau bersekolah. Untuk itulah keluar keputusan kementerian pendidikan di berbagai negara tentang larangan menggunakan metode ini (menghukum dengan pukulan). Lalu mengancam guru yang memakainya akan dijatuhi hukuman yang berat"
Padahal pukulan dalam Islam merupakan sarana pendidikan. Jelas ini bertentangan dengan pernyataan pakar pendidikan hari ini. Meski demikian Islam dibangun atas kelembutan, hikmah dalam memberi nasihat.
Ustadz Galan (Manajer Kuttab) dalam stadium general mengatakan tentang hukuman,
"Meski di Kuttab dibolehkan menghukum (dipukul atau dicubit), tapi guru guru itu dibekali ilmu menghukum (tidak sembarangan menghukum anak). Digambarkan hukuman itu seperti 'Obat'. Kalau dosisnya kurang maka tidak menyembuhkan penyakit. Tapi kalau kebanyakan dosisnya maka membahayakan pasien. Jadi harus bisa mengatur dosis/mengimbangi dalam menghukum anak"
Buat yang belum tahu apa itu Kuttab silahkan baca: Sejarah Pendidikan Islam Kuttab
Tujuan Hukuman Dalam Pendidikan Islam
Sebelum abanaonline.com menjelaskan kaidah-kaidah hukum dalam Islam. Terlebih dahulu kita ketahui apa itu tujuan dari hukuman pendidikan Islam. Jamal Abdurrahman dalam kitab Athfaul Muslimin Kaifa Robbahum Nabiyyil Amin mengatakan,
"Tujuan dari hukuman pendidikan Islam adalah memberikan arahan dan perbaikan. Bukan balas dendam dan penguasaan diri. Untuk itulah harus diperhatikan kebiasaan anak dan karakternya sebelum menghukumnya. Memotivasi anak untuk berusaha memahami dan memperbaiki kesalahannya. kemudian kesalahan tersebut dimaafkan setelah diperbaiki."
Cara Menghukum Anak Dalam Islami
Karena hukuman itu ibarat obat. Maka supaya kita tidak kekurangan dan kelebihan dosis, perlu mengetahui kaidah-kaidah hukuman yang sesuai dalam Islam sebagaimana yang sudah diajarkan dalam Alquran dan as-sunnah.
Konsep menghukum anak nakal agar jera tidak harus memukul dan bisa dengan ketegasan tanpa kekerasan, namun tidak juga mengabaikannya. Kelembutan dan pendekatan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum hukuman.
Bahkan hukuman pukulan merupakan hukuman terberat. Sehingga metode ini tidak boleh dipakai kecuali jika semua bentuk hukuman sudah tidak berguna lagi. Jika anak anak melakukan kesalahan. Berikut bentuk teguran sebelum memukul:
1. Menasehati Anak dan Memberikan Petunjuk
Rasulullah shallallahu alaihi sallam pernah memberi nasihat dan petunjuk kepada Umar bin Abi Salamah ketika sedang makan,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
Artinya, "Nak, sebutlah nama Allah ta'ala. Makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang ada di hadapanmu" (Muttafaqun alaihi, Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022).
2. Berpaling Darinya dan Menunjukkan Ekspresi Wajah Tidak Senang
Bentuk hukuman Islam pada anak kedua bisa dengan berpaling darinya, "Rasulullah shalallahu alaihi wassalam jika melihat dari salah satu keluarganya ada yang dusta. Beliau terus berpaling darinya sampai ia bertaubat". [Lihat, Shahih Jami As Shaghir, Al Albani]
Di samping itu bisa juga dengan menunjukkan ekspresi wajah ketidaksenangan atas perbuatan itu.
3. Menghentikan Perbuatan Anak yang Salah
Hukuman pendidikan Islam yang ketiga ini termasuk bentuk teguran. Apabila anak melakukan perbuatan salah maka seorang guru harus menghentikan perbuatannya. Hal ini berdasarkan sabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Di mana beliau pernah menghentikan orang yang berkali-kali mengeluarkan suara karena kekenyangan.
"Hentikan suara dahakmu (suara kekenyangan). Karena orang yang paling banyak kenyang di dunia adalah orang yang paling panjang laparnya di hari kiamat." [HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, Tirmidzi berkata: Hasan Gharib]
4. Menjauhi dan Menjewer Anak yang Salah
Apabila diperlukan seorang guru atau orang tua bisa menjauhi anak yang salah sebagai bentuk hukuman. Tetapi tidak boleh lebih dari tiga hari. Di samping itu nabi juga pernah menjewer anak-anak yang bernama Abdullah bin Bushr dan Nu'man bin Basyir. Bahkan disertai dengan kalimat, "Wahai anak yang tidak amanah!"
5. Hukuman Pukulan dalam Islam
Apabila semua hukuman sudah tidak bisa lagi memperbaiki. Maka hukuman bisa dengan pukulan tapi harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini:
Sebelum anak dipukul wajib dijelaskan sebab hukuman tersebut. Disertai penjelasan adab yang benar supaya tidak menyebabkan hukuman pukulan.Anak-anak tidak boleh dipukul jika belum mencapai 10 tahun.Jangan memukul anak lebih dari 10 kali pukulan.Pukulan dilarang membekas di kulit.Alat untuk memukul harus sedang tidak terlalu lembek dan tidak terlalu keras.Saat memukul harus di beberapa bagian tubuh. Tidak boleh di satu tempat.Berikan jeda dari pukulan satu ke pukulan berikutnya supaya rasa sakit yang diderita agak mereda.Dilarang memberi pukulan di bagian wajah kepala dan kemaluan lebih baik di bagian kaki dan tangan.Seorang guru dilarang memukul ketika sedang marah karena guru itu mendidik bukan membalas.Hentikan pukulan jika anak-anak berlindung kepada Allah ta'ala.
Itulah batasan-batasan memukul anak.
Menghukum anak Harus Dibarengi Ketegasan
Tegas berbeda dengan marah. Ketegasan untuk mendidik sedangkan marah untuk hawa nafsunya. Sejak saya mengajar di Kuttab Al Fatih, saya diajarkan untuk mengajarkan adab sebelum ilmu, Pentingnya adab sebelum ilmu.
Baca: Adab Menuntut Ilmu dalam Islam yang Wajib Diajarkan pada Murid
Sehingga sifat tegas harus dimiliki setiap guru. Karna ilmu saja tidak cukup jika guru tidak memiliki ketegasan. Ilmu yang tinggi memang penting, akan tetapi ketegasan itu lebih penting. Perlu diingat kualitas guru adalah kualitas murid.
Jika ada anak yang adabnya tidak bagus saat pelajaran maka tidak boleh dibiarkan. Seorang guru harus tegas dan mengarahkan. Yang jelek kita larang dan yang bagus kita apresiasikan. Untuk menggunakan konsep ketegasan harus dibarengi dengan tahapan yang sudah dijelaskan di atas.
Saya berikan analogi pesawat terbang yang akan landas. Setiap pesawat terbang yang akan turun, pasti tidak langsung turun dari atas ke bawah namun akan turun secara pelan-pelan. Apa yang akan terjadi jika dari atas langsung turun? Pesawat akan hancur.
Sehingga hukuman pada anak itu harus seperti landasnya pesawat terbang. Jika ada anak yang melanggar, jangan langsung dipukul namun harus dengan perlahan sesuai urutan.
Misalnya: Saya sedang mengajar anak-anak, dan membacakan adab-adab di kelas, seperti diam, tidak ngobrol saat pelajaran. Lalu saya memberi ketegasan bagi siapa yang melanggar. Ketegasan tersebut berupa urutan seperti di bawah ini:
Jika ada anak yang ngobrol setelah adanya peraturan maka dia akan mendapat 1 peringatan. Teguran/nasihatJika masih ngobrol, mendapat 2 peringatan.Masih ngobrol lagi? Berdiri 5 menit saja.Masih ngobrol lagi? Berdiri 10 menit, dan seterusnya sampai anak tidak mengulangi lagi. tentunya dengan tahapan yang lembut supaya anak terasa nyaman.Bila poin di atas diaplikasikan, Insyaallahanak akan berubah, karna dia tidak ingin dihukum lebih berat lagi. Selain itu, anak juga akan menerima secara ikhlas karna sebelumnya sudah ada rambu-rambu berupa hitungan dan tahapan dari kita.
Ingat. Apabila kita sudah memberi ketegasan,maka kita harus melaksanakan. Soalnya kalau tidak dilaksanakan, anak akan menilai jika gurunya hanya main-main. dia akan berfikir "Wah ini gurunya hanya main-main saat ngasih peraturan". Pada akhirnya hukuman ketegasan tidak berjalan.
Misalnya ana di kelas sering memperingatkan anak yang ribut untuk diam sebelum hitungan tiga kali. Jika melebihi hitungan tiga kali, anak tersebut berdiri. Setelah hukuman itu dijelaskan ke anak, maka saya harus tegas menerapkan bila suatu saat ada yang melanggar.
Agar Dikagumi Anak Meski Kita Pernah Menghukum
Tidak adil rasanya jika kita di depan anak-anak selalu cemberut atau tegas, tanpa diimbangi hal lain yang bisa membuat anak senang bahkan kagum pada sosok guru/ayah. Jika seorang anak sudah kagum, itu sangat luar biasa!! Anak akan menerima hukuman dengan logowo atau tidak sampai ke hati. Dengan kata lain, selain menghukum anak kita harus bisa menghibur anak.
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan dan membuat anak kagum! Sehingga mudah saat kita menerapkan hukuman pada mereka. Tidak mengganggu mental mereka dan fikiran mereka. Di antara contohnya, guru sering senyum pada anak. Guru menunjukkan kelebihan pada anak, entah membaca al quran dengan nada bagus atau lainnya.
Batasan Menghukum Anak dalam Pendidikan Islam
Terakhir sebelum kami tutup. Saya akan menuliskan batasan-batasan dalam menghukum anak menurut Islam:
Hukuman tidak diperbolehkan menjatuhkan kemuliaan diri sebagai manusia.Jangan sering melakukan hukuman karena bisa membuat anak semakin bertambah bodoh dan beku.Berilah kesempatan untuk memperbaiki kesalahan pertama.Jangan mengancam hukuman jika tidak dilaksanakan seperti yang sudah saya jelaskan tadi. Harus tegas.Jagalah lisan ketika menghukum anak jangan sampai keluar kata kotor.
Baiklah sekian saja dari kami semoga tulisan ini bermanfaat buat teman-teman sekalian. Cara menghukum anak di atas tadi berdasarkan referensi catatan Ustadz Budi Ashari LC dan pengalaman saya mengajar di Kuttab Al-Fatih. Wassalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mujahid Pendidikan Kuttab Al-Fatih Abu Zaid
https://www.abanaonline.com/2016/11/
pendidikan-kuttab-cara-menghukum-anak-dalam-islam.html
-------------------------------------
Kudapan
Setiap hari selasa dan rabu ada yang menarik di Kuttab Al Fatih. Pada hari itu santri-santri yang terjadwal berbagi makanan dan minuman di kelasnya masing-masing. Ketika kegiatan berbagi di kelas sudah selesai maka santri-santri akan berkeling ke kelas-kelas, ruangan-ruangan, menemui kepala kuttab, kepala TU, petugas kebersihan dan siapapun yang menjadi sasaran berbagi mereka hari itu.
Sebuah perjalanan dan proses yang tidak mudah untuk dijalani namun selalu dinanti. Orangtua santri yang jauh hari menabung, menyisihkan sebagian rizki, Bunda pergi berbelanja dan memasak di malam hari hingga tersaji. Ayah dengan pakaian rapi siap pergi bekerja berbelok sejenak menenteng, mengantarkan kudapan berbagi.
Sebuah proses yang yang tidak sederhana, keikhlasan semua yang terlibat terasa disetiap keronkongan yang merasakan kesegarannya.
Mereka umat Nabi shalallahu'alaihi wasallam, berusaha mengulang dan mengulang apa yang dulu dijalani di muka bumi. Generasi yang mau berbagi dengan apa yang dimiliki. Generasi yang mau berbagi sebagai bekal untuk hari yang sulit, sulittt sekali😭.
Selasa dan rabu, hari yang selalu dinanti mujahid pendidikan untuk menanam. Menanam iman pada hati-hati yang bersih. Iman menggerakkan semua, orangtua menabung, bunda ke pasar dan memasak, ayah mengantarkan ke kuttab, ananda membagi di kelas dan guru....
Guru membingkai semua aktifitas langka itu dalam satu momentum, mengaitkan dengan Robbnya.
Berbagilah nak...karena kelak ada hari yang sangat sulit walaupun hanya sekedar berbagi senyuman
*Iman sebelum Quran*
*Adab sebelum ilmu*
( Prastowo, kepala KAF Depok)
No comments:
Post a Comment