Friday, September 20, 2019

S A L A H  K A P R A H

Oleh: Abu Fuhairah az-Zahid

Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini senada dengan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam berikut ini:

طلب العلم فريضة على كل مسلم.

"Menuntut ilmu itu merupakan kewajiban atas setiap muslim". (HR. Ibnu Majah).

Sedarinya menuntut ilmu itu dimulai dari beberapa tahapan dasar hingga expert (ahli). Bak naik tangga, dimulai dari tangga dasar hingga menuju puncaknya. Mulai dari menghafal al-Qur'an hingga menjadi ulama di berbagai bidang disiplin keilmuan.

Dengan meniti tangga dasar keilmuan seorang penuntut ilmu akan digembleng, dibimbing menjadi pribadi-pribadi hebat di masa mendatang. Pribadi yang mumpuni di bidangnya, bukan karbitan. Tangguh dalam menghadapi tantangan zaman. Bijak dalam menghadapi perbedaan pendapat. Santun dalam berbicara dan berkepribadian tawadhu.

Orang yang tidak pernah merasakan pahit getirnya menuntut ilmu, maka ia akan hidup di alam kebodohan. Menjadi pecundang dan pengecut. Hobinya menyalahkan orang lain yang berbeda dengannya. Padahal ia tidak mengetahui pokok permasalahan yang sedang dibicarakan. Sikapnya agresif terhadap ahli ilmu yang berselisih dengannya. Dan senjata andalannya adalah memfitnah orang lain secara membabi buta tanpa klasifikasi terlebih dahulu.

Padahal banyak sekali dalil baik dari al-Qur'an maupun hadis Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang mewajibkan seorang muslim untuk menuntut dan menimba ilmu di mana pun berada. Dan tidak ada batasan usia dalam menuntut ilmu.

Sungguh memprihatinkan kondisi para penuntut ilmu hari ini, banyak dari mereka itu salah kaprah dalam memahami suatu permasalahan. Disebabkan ia hanya membaca satu kitab atau berguru hanya kepada satu orang saja. Itupun hanya sekedar ikut dalam kajian umum.

Misalnya, salah kaprah dalam memahami kalimat sunnah. Ia berpikir bahwa sunnah itu hanya satu saja. Yang tidak berlabel sunnah ditinggalkan, dan dihindari karena mengandung syubhat versinya. Hingga akhirnya muncul penyempitan makna kata sunnah itu sendiri. Dan ini berkembang pesat di tengah masyarakat kita hari ini, seperti istilah-istilah berikut ini: ustadz sunnah, ikhwan sunnah, masjid sunnah, sekolah sunnah, kampus sunnah, pengajian sunnah, mobil sunnah, baju dan celana sunnah, hingga merek sabun, yaitu sabun sunnah. Dan masih banyak lagi.

Islam bukanlah agama yang sempit. Jikalau seseorang sudah mengenal dan mengamalkan sunnah, menjadikannya pribadi yang alim, berilmu, dan punya otoritas khusus. Sehingga orang awam yang belum belajar, dianggap ahlu bid'ah semuanya. Karena amalan mereka tidak sesuai sunnah versi mereka. Eits....stop dulu, jangan sampai mengkambing hitamkan sunnah gegara pendek dan dangkalnya pemahaman kita terhadap ilmu.

Makanya tuntutlah ilmu hingga ke negeri orang. Jangan seperti katak berada dalam tempurung. Ia pikir, dunia itu sempit dan selebar daun kelor. Merantaulah ke kitab-kitab karangan para ulama, seperti: kitab Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Musnad Imam Ahmad, al-Muwatha', kitab-kitab Sunan dan lain-lain.

Bertamasyalah ke kitab-kitab fiqh seperti: al-Majmu', al-Umm, al-Mughni, ar-Risalah,  al-Fiqhu 'ala Madzahib al-Arba'ah, Fiqh al-Islam wa Adillatuhu, dan lain sebagainya.

Duduklah dengan kitab-kitab tafsir seperti: Tafsir al-Qur'an al-Karim karya Imam Ibnu Katsir, Tafsir al-Qurthubi, Tafsir ath-Thabari, Mafatihul Ghaib karya ar-Razi, Tafsir al-Jalalain, Tafsir as-Sa'di, dan masih banyak lagi.

Bacalah kitab-kitab sirah nabawiyah, seperti: al-Maghazi, Sirah Ibnu Ishaq, Sirah Ibnu Hisyam, Nurul Yaqin, ar-Rahiq al-Makhtum, Fiqh Sirah, Shahih Sirah Nabawiyah dan masih ada lagi.

Selanjutnya, belajarlah dari filosofi padi. Makin berisi, semakin merunduk. Makin berilmu, semakin tawadhu. Sebab, buah dari ilmu itu adalah amal shalih. Ketahuilah, mengenal sunnah itu seyogyianya menjadikan kita sebagai pribadi yang lemah lembut terhadap orang lain. Bukan sebaliknya, garang dan bengis terhadap sesama muslim dan lemah lembut terhadap orang di luar Islam.

Wallahu A'lam bish-Showab.

Catatan dakwah di pedalaman Aceh, sebagai bahan muhasabah diri penulis.

Banda Aceh.

💎📚💎📚💎📚💎📚💎📚

📲 Yuk share ke yang  lain *tanpa merubah isi artikel dan sumbernya* dan jangan lupa like halaman kami...!

🚿Dan jangan sampai ketinggalan, dengan ikuti jaringan medsos kami untuk mendapatkan artikel dan nasihat yang manfaat.

 •┈┈➖•◈◉✹❒📚❒✹◉◈•➖┈┈•

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.

🌍 Di bumi Allah *Kantor bersih.or.id*, Jum'at,  20 Muharram 1441 H.
⁠⁠⁠
🌎www.bersih.or.id
📱Apk: bit.ly/2nzgGlN
🐦twitter.com/BERSIH_TV
📹youtube : bit.ly/2nQkBIm
🖼instagram.com/bersih.tv
🏡 Lokasi : bit.ly/2mOm00e
📪telegram.me/berbaginasihat
🔵facebook.com/programbersih
♻Admin: wa.me/628170889103
📱WA Ikhwan 1: https://bit.ly/2O3xDSy
📱WA Ikhwan 2: https://bit.ly/2xOT5kn
📱WA Akhwat: https://bit.ly/2Dj1thG

No comments:

Post a Comment