*Bijak Memaknai Pengalaman.*
Mencari,menemukan dan mencoba sesuatu yang baru memang selalu menarik dan memberi tantangan pada anak kita yang remaja,ini sesuai dengan suasana emosional mereka yang sedang mencari dan menemukan bentuk.
Judulnya adalah pengalaman baru, apa yang sering ada di benak mereka biasanya, baru itu segalanya dan membuktikan kedewasaan.
Sebagai orangtua atau kakak adalah sebuah kewajiban untuk menjelaskan pada mereka tentang makna pengalaman dan bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengumpulkan pengalaman tentu penting bagi mereka,sekalipun ada yang bilang 'pengalaman adalah guru terbaik',tetapi tidak seperti guru di sekolah, yang mengajarkan dulu sebelum kita mengalami dalam keseharian,justru pengalaman memberi pelajaran sesudah kita mengalaminya.
Kedewasaan dalam memaknai pengalaman juga sangat penting.Menyenangkan atau menyedihkan yang ditorehkan sebuah pengalaman,tidak akan membuatnya terlalu berbangga diri (Ujub) atau putus asa.
Menangguk hikmah adalah kebesaran jiwa dan hati untuk selalu menyadari betapa yang kita alami hakekatnya telah tertulis dalam ketentuan-NYA, maka bersyukur dan sabar adalah pilihan terindah yang menenangkan hati.
Maka untuk mencoba sesuatu apapun yang belum pernah diketahui dan dialami, 'baru' saja amat sangat tidak penting, karena yang akan dan harus dimiliki sebagai pelajaran pertama adalah ilmu tentang sesuatu tersebut.
Ilmu tersebut akan amat sangat membantu mereka untuk mengajak selalu berpikir analitis, tidak sekedar mempertanyakan apa dan bagaimana,tetapi juga memutuskan apakah sesuatu yang baru tersebut layak dicoba atau tidak.Disinilah pentingnya membuka seluas-luasnya atmosfir dialog,baik di rumah maupun di sekolah,agar mereka menemukan kenyamanan dalam bertanya tentang sesuatu yang belum mereka ketahui dan ingin mereka coba.
Untuk itu,sebagai Guru,Orangtua atau kakak,sepatutnya kita memberi seperangkat acuan bagi siswa atau anak-anak kita.Acuan atau rujukan terbaik adalah Dien (Agama), karena disitu mereka akan menemukan tuntunan hidup paripurna, dunia dan akherat,mengajarkan tentang bahwa segala apapun yang mereka lakukan akan berdampak dan harus dipertanggungjawabkan.
Anak diajarkan agar mereka selalu berilmu sebelum beramal baik dengan membaca atau bertanya, berpikir sebelum berbuat atau berkata,bertanya pada diri sendiri, apakah aku suka jika orang lain memperlakukanku seperti yang aku lakukan.
Sikap berani bertanggung jawab ini penting, karena akan membentuk dan menampilkan sosok yang dalam bersikap tidak semata demi kepuasan dan kepentingan pribadinya.
Mereka akan terpola untuk selalu mengedepankan hal-hal yang lebih penting, bahkan terpenting, dibandingkan sekedar menampilkan 'ini aku'.
Apakah yang akan kulakukan ini menurut agama dibenarkan atau tidak, bermanfaat atau malah menimbulkan mudharat, jika orangtua atau guru tau apakah mereka akan bangga atau sedih, jika bermanfaat buatku tapi merugikan orang lain apakah itu layak kulakukan???
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang seharusnya diteladankan dan diajarkan orangtua dan guru, dalam hal apa saja dan pada skala sekecil apa pun.
Rumah dan sekolah sama pentingnya dalam membentuk akhlak seorang anak, karena pada kedua tempat tersebut ada Role Model yang sepantasnya diteladani.Inilah bekal utama mereka dalam bergaul dengan lingkungannya, apakah mereka menjadi penuh empati atau tak perduli, menjadi pribadi yang penuh cinta dan dermawan atau kasar serta anti sosial, intinya kita ingin mereka menjadi pribadi utuh Shaleh dan Shalehah di rumah, sekolah dan masarakat.
Mereka memiliki kematangan spiritual, intelektual dan emosional, sehingga dimanapun mereka berada, ditampilkan kepribadian yang menebar manfaat dan kebaikan.
Teknologi dan media sosial yang berkembang cepat dan nyaris tak terkendali tak akan mencengkeram dan menjebak mereka, malah dengan penuh kedewasaan akan mereka manfaatkan demi sebesar-besarnya maslahat (kebaikan) bagi banyak orang.
Karena tak ada moto lain dalam hidup mereka selain kandungan Surat Al Ashr, bahwa sesungguhnya kita akan selalu hidup dalam Kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasehati dalam Kebenaran dan Kesabaran.
Wa ALLAHU A'lam.
*H.A.Attamimi*
*24022020*
No comments:
Post a Comment