Friday, May 1, 2015

Bagaimana Agar Anak Mampu Berpikir Positif
Membentuk kemampuan anak berpikir positif berakar pada ada rasa aman yang ada pada diri anak.
Tahukah Ayahbunda, jika rasa aman dibentuk sangat dini, yaitu ketika ia terlahir ke dunia hingga berusia dua tahun.
Responsifnya orangtua atau pengasuh terhadap anak, mencipta rasa aman pada anak. Responsif berarti segera memenuhi apa yang anak minta. Haus lapar segera disusui, rewel dimandikan air hangat, kedinginan di selimuti, minta diayun segera diayun. Walau komunikasi bayi relatif sama yaitu menangis, namun kepekaan orangtua atau pengasuh akan mampu meresponnya dengan benar.
Kepekaan bermula dari kelekatan. Semakin lekat kita pada anak, semakin peka kita akan kebutuhannya.
Sebaliknya anak anak yang tertolak, atau pengasuh tidak merespon yang ia minta, akan memiliki rasa tidak aman. Dampaknya ia memiliki kecemasan yang relatif tinggi.
Seiring dengan waktu kemampuan berpikir positif juga dipengaruhi oleh penilaiaj diri. Jika penilaian terhadap dirinya positif, ia akan yakin bahwa dirinya akan mampu melalui tantangan dalam hidupnya.
Sebaliknya anak yang memandang dirinya negatif, penuh kekurangan akan bersikap pesimis. Anak yang memiliki konsep diri negatif, juga akan sensitif terhadap perlakuan dan respon orang lain. Setiap ada saran dari orang lain, ia memandang hal itu sebagai sesuatu yang buruk, dan mudah tersinggung. Sulit baginya untuk berpikir biasa biasa saja atau berpikir positif.
Bagaimana agar anak memiliki
konsep diri positif. Mulailah dari apresiasi. Pujilah dengan tepat dan wajar dari setiap pencapaian positifnya.
Kurangi kritik, berikan nasihat dengan tepat.
Anak anak yang mampu berpikir positif akan bisa hidup secara efektif. Tak banyak waktunya habis untuk memikirkan hal yang kurang bermanfaat. Produktif, selalu optimis, tidak takut gagal.
Percayakah Ayahbunda bahwa pembentukan karakter ini justru masa pentingnya di usia emas anak 0-8 tahun?
Namun betapa kita kerapkali keliru dalam bersikap karena kurang terjaganya diri dari ilmu. Atau karena menyerah yang disebabkan lelah.
Semoga kita selalu dimudahkan ya untuk berikhtiar membentuk karakter anak sebagai pondasi kesehatan psikologis mereka.
- lita edia

No comments:

Post a Comment