Saturday, December 31, 2016

30 Tahun Mendatang Anak Kita

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Jangan remehkan dakwah kepada anak-anak! Jika telah terikat hatinya dengan Islam, mereka akan mudah bersungguh-sungguh menetapi agama ini setelah dewasa. Jika engkau siapkan mereka untuk siap menghadapi kesulitan, maka kelak mereka tak mudah ambruk hanya karena langkah mereka terhalang oleh kendala-kendala yang menghadang. Tetapi jika engkau salah membekali, mereka akan menjadi beban bagi ummat ini di masa yang akan datang. Cemerlangnya otak sama sekali tidak memberi keuntungan jika hati telah beku dan kesediaan untuk berpayah-payah telah runtuh.

Maka, ketika engkau mengurusi anak-anak di sekolah, ingatlah sejenak. Tugas utamamu bukan sekedar mengajari mereka berhitung. Bukan! Engkau sedang berdakwah. Sedang mempersiapkan generasi yang akan mengurusi umat ini 30 tahun mendatang. Dan ini pekerjaan sangat serius. Pekerjaan yang memerlukan kesungguhan berusaha, niat yang lurus, tekad yang kuat serta kesediaan untuk belajar tanpa henti.

Karenanya, jangan pernah main-main dalam urusan ini. Apa pun yang engkau lakukan terhadap mereka di kelas, ingatlah akibatnya bagi dakwah ini 30 40 tahun yang akan datang. Jika mereka engkau ajari curang dalam mengerjakan soal saja, sesungguhnya urusannya bukan hanya soal bagaimana agar mereka lulus ujian. Bukan. Yang terjadi justru sebaliknya, masa depan umat sedang engkau pertaruhkan!!! Tidakkah engkau ingat bahwa induk segala dusta adalah ringannya lisan untuk berdusta dan tiadanya beban pada jiwa untuk melakukan kebohongan.

Maka, ketika mutu pendidikan anak-anak kita sangat menyedihkan, urusannya bukan sekedar masa depan sekolahmu. Bukan. Sekolah ambruk bukan berita paling menyedihkan, meskipun ini sama sekali tidak kita inginkan. Yang amat perlu kita khawatiri justru lemahnya generasi yang bertanggung-jawab menegakkan dien ini 30 tahun mendatang. Apa yang akan terjadi pada umat ini jika anak-anak kita tak memiliki kecakapan berpikir, kesungguhan berjuang dan ketulusan dalam beramal?

Maka…, ketika engkau bersibuk dengan cara instant agar mereka tampak mengesankan, sungguh urusannya bukan untuk tepuk tangan saat ini. Bukan pula demi piala-piala yang tersusun rapi. Urusannya adalah tentang rapuhnya generasi muslim yang harus mengurusi umat ini di zaman yang bukan zamanmu. Kitalah yang bertanggung-jawab terhadap kuat atau lemahnya mereka di zaman yang boleh jadi kita semua sudah tiada.

Hari ini, ketika di banyak tempat, kemampuan guru-guru kita sangat menyedihkan, sungguh yang paling mengkhawatirkan adalah masa depan umat ini. Maka, keharusan untuk belajar bagimu, wahai Para Guru, bukan semata urusan akreditasi. Apalagi sekedar untuk lolos sertifikasi. Yang harus engkau ingat adalah: “Ini urusan umat. Urusan dakwah.” Jika orang-orang yang sudah setengah baya atau bahkan telah tua, sulit sekali menerima kebenaran, sesungguhnya ini bermula dari lemahnya dakwah terhadap mereka ketika masih belia; ketika masih kanak-kanak. Mereka mungkin cerdas, tapi adab dan iman tak terbangun. Maka, kecerdasan itu bukan menjadi kebaikan, justru menjadi penyulit bagi mereka untuk menegakkan dien.

Wahai Para Guru, belajarlah dengan sungguh-sungguh bagaimana mendidik siswamu. Engkau belajar bukan untuk memenuhi standar dinas pendidikan. Engkau belajar dengan sangat serius sebagai ibadah agar memiliki kepatutan menjadi pendidik bagi anak-anak kaum muslimin. Takutlah engkau kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sungguh, jika engkau menerima amanah sebagai guru, sedangkan engkau tak memiliki kepatutan, maka engkau sedang membuat kerusakan.

Sungguh, jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggulah saatnya (kehancuran) tiba.

Ingatlah hadis Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

إِذَا ضُيِّعَتِ اْلأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ. قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا أُسْنِدَ اْلأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ.

“Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari Kiamat,” Dia (Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menyia-nyiakan amanah itu?” Beliau menjawab, “Jika satu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah hari Kiamat!” (HR. Bukhari).

Maka, keharusan untuk belajar dengan sungguh-sungguh, terus-menerus dan serius bukanlah dalam rangka memenuhi persyaratan formal semata-mata. Jauh lebih penting dari itu adalah agar engkau memiliki kepatutan menurut dien ini sebagai seorang guru. Sungguh, kelak engkau akan ditanya atas amanah yang engkau emban saat ini.

Wahai Para Guru, singkirkanlah tepuk tangan yang bergemuruh. Hadapkan wajahmu pada tugas amat besar untuk menyiapkan generasi ini agar mampu memikul amanah yang Allah Ta’ala berikan kepada mereka. Sungguh, kelak engkau akan ditanya di Yaumil-Qiyamah atas urusanmu.

Jika kelak tiba masanya sekolah tempatmu mengajar dielu-elukan orang sehingga mereka datang berbondong-bondong membawa anaknya agar engkau semaikan iman di dada mereka, inilah saatnya engkau perbanyak istighfar. Bukan sibuk menebar kabar tentang betapa besar nama sekolahmu. Inilah saatnya engkau sucikan nama Allah Ta’ala seraya senantiasa berbenah menata niat dan menelisik kesalahan diri kalau-kalau ada yang menyimpang dari tuntunan-Nya. Semakin namamu ditinggikan, semakin perlu engkau perbanyak memohon ampunan Allah ‘Azza wa Jalla.

Wahai Para Guru, sesungguhnya jika sekolahmu terpuruk, yang paling perlu engkau tangisi bukanlah berkurangnya jumlah siswa yang mungkin akan terjadi. Ada yang lebih perlu engkau tangisi dengan kesedihan yang sangat mendalam. Tentang masa depan ummat ini; tentang kelangsungan dakwah ini, di masa ketika kita mungkin telah tua renta atau bahkan sudah terkubur dalam tanah.

Ajarilah anak didikmu untuk mengenali kebenaran sebelum mengajarkan kepada mereka berbagai pengetahuan. Asahlah kepekaan mereka terhadap kebenaran dan cepat mengenali kebatilan. Tumbuhkan pada diri mereka keyakinan bahwa Al-Qur’an pasti benar, tak ada keraguan di dalamnya. Tanamkan adab dalam diri mereka. Tumbuhkan pula dalam diri mereka keyakinan dan kecintaan terhadap As-Sunnah Ash-Shahihah. Bukan menyibukkan mereka dengan kebanggaan atas dunia yang ada dalam genggaman mereka.

Ini juga berlaku bagi kita.

Ingatlah do’a yang kita panjatkan:

“اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ”

“Ya Allah, tunjukilah kami bahwa yang benar itu benar dan berilah kami rezeki kemampuan untuk mengikutinya. Dan tunjukilah kami bahwa yang batil itu batil, serta limpahilah kami rezeki untuk mampu menjauhinya.”

Inilah do’a yang sekaligus mengajarkan kepada kita agar tidak tertipu oleh persepsi kita. Sesungguhnya kebenaran tidak berubah menjadi kebatilan hanya karena kita mempersepsikan sebagai perkara yang keliru. Demikian pula kebatilan, tak berubah hakekatnya menjadi kebaikan dan kebenaran karena kita memilih untuk melihat segi positifnya. Maka, kepada Allah Ta’ala kita senantiasa memohon perlindungan dari tertipu oleh persepsi sendiri.

Pelajarilah dengan sungguh-sungguh apa yang benar; apa yang haq, lebih dulu dan lebih sungguh-sungguh daripada tentang apa yang efektif. Dahulukanlah mempelajari apa yang tepat daripada apa yang memikat. Prioritaskan mempelajari apa yang benar daripada apa yang penuh gebyar. Utamakan mempelajari hal yang benar dalam mendidik daripada sekedar yang membuat sekolahmu tampak besar bertabur gelar. Sungguh, jika engkau mendahulukan apa yang engkau anggap mudah menjadikan anak hebat sebelum memahami betul apa yang benar, sangat mudah bagimu tergelincir tanpa engkau menyadari. Anak tampaknya berbinar-binar sangat mengikuti pelajaran, tetapi mereka hanya tertarik kepada caramu mengajar, tapi mereka tak tertarik belajar, tak tertarik pula menetapi kebenaran.



***

Jangan sepelekan dakwah terhadap anak! Kesalahan mendidik terhadap anak kecil, tak mudah kelihatan. Tetapi kita akan menuai akibatnya ketika mereka dewasa. Betapa banyak yang keliru menilai. Masa kanak-kanak kita biarkan direnggut TV dan tontonan karena menganggap mendidik anak yang lebih besar dan lebih-lebih orang dewasa, jauh lebih sulit dibanding mendidik anak kecil. Padahal sulitnya melunakkan hati orang dewasa justru bersebab terabaikannya dakwah kepada mereka di saat belia.

Wallahu a’lam bish-shawab. Kepada Allah Ta’ala kita memohon pertolongan. Maafkan saya.

Monday, December 26, 2016

Makna kebahagiaan ....

*Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan,*

🌷 “Salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah

 tatkala seorang hamba semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya.

🌷 Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya.

🌷  Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya.

🌷 Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama.

🌷  Dan setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka.”

*Beliau melanjutkan,*

❌ “Dan tanda kebinasaan yaitu tatkala semakin bertambah ilmunya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakannya.

❌ Dan setiap kali bertambah amalnya maka bertambahlah keangkuhannya, dia semakin meremehkan manusia dan terlalu bersangka baik kepada dirinya sendiri.

❌ Semakin bertambah umurnya maka bertambahlah ketamakannya.

❌ Setiap kali bertambah banyak hartanya maka dia semakin pelit dan tidak mau membantu sesama.

❌  Dan setiap kali meningkat kedudukan dan derajatnya maka bertambahlah kesombongan dan kecongkakan dirinya.

📌  Ini semua adalah ujian dan cobaan dari Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Sehingga akan berbahagialah sebagian kelompok, dan sebagian kelompok yang lain akan binasa.

 Begitu pula halnya dengan kemuliaan-kemuliaan yang ada seperti kekuasaan, pemerintahan, dan harta benda.

 Allah ta’ala menceritakan ucapan Sulaiman tatkala melihat singgasana Ratu Balqis sudah berada di sisinya (yang artinya),

*“Ini adalah karunia dari Rabb-ku untuk menguji diriku. Apakah aku bisa bersyukur ataukah justru kufur.” (QS. An Naml : 40).”*

*Kembali beliau memaparkan,*

‼ “Maka pada hakekatnya berbagai kenikmatan itu adalah cobaan dan ujian dari Allah yang dengan hal itu akan tampak bukti syukur orang yang pandai berterima kasih dengan bukti kekufuran dari orang yang suka mengingkari nikmat.

📌 Berbagai bentuk musibah juga menjadi cobaan yang ditimpakan dari-Nya Yang Maha Suci. Itu artinya Allah menguji dengan berbagai bentuk kenikmatan,

📌  Sebagaimana Allah juga menguji manusia dengan berbagai musibah yang menimpanya.

*Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Adapun manusia, apabila Rabbnya mengujinya dengan memuliakan kedudukannya dan mencurahkan nikmat (dunia) kepadanya maka dia pun mengatakan, ‘Rabbku telah memuliakan diriku.’ Dan apabila Rabbnya mengujinya dengan menyempitkan rezkinya ia pun berkata, ‘Rabbku telah menghinakan aku.’ Sekali-kali bukanlah demikian…” (QS. Al Fajr : 15-17).*

📝 Artinya tidaklah setiap orang yang Aku lapangkan (rezkinya) dan Aku muliakan kedudukan (dunia)-nya serta Kucurahkan nikmat (duniawi) kepadanya adalah pasti orang yang Aku muliakan di sisi-Ku.
 Dan tidaklah setiap orang yang Aku sempitkan rezkinya dan Aku timpakan musibah kepadanya itu berarti Aku menghinakan dirinya.” (Al Fawa’id, hal. 149).

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi

Artikel www.muslim.or.id
*Belajar dari Ibnu Taimiyyah ttg kebahagiaan*

*Berikut adalah cerita dari murid beliau Ibnul Qayyim

 mengenai keadaannya yang penuh kesusahan, begitu juga keadaan yang penuh kesengsaraan di dalam penjara. Namun di balik itu, beliau termasuk orang yang paling berbahagia.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,

“Allah Ta’ala pasti tahu bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada beliau, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.

Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan.

Ditambah lagi dengan siksaan dan penderitaan yang beliau alami di jalan Allah Ta’ala, yaitu berupa siksaan dalam penjara, ancaman dan penindasan dari musuh-musuh beliau.

Namun bersamaan dengan itu semua, aku dapati bahwa beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya dan paling tenang jiwanya.

Terpancar pada wajah beliau sinar kenikmatan hidup yang beliau rasakan. Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah),
  *jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan kesempitan hidup, kami segera mendatangi beliau untuk meminta nasehat, maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”.*

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pun sering mengatakan berulang kali pada Ibnul Qoyyim, “Apa yang dilakukan oleh musuh-musuhku terhadapku? Sesungguhnya keindahan surga dan tamannya ada di hatiku.”

Begitu pula Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah mengatakan tatkala beliau berada di dalam penjara, padahal di dalamnya penuh dengan kesulitan, namun beliau masih mengatakan, “Seandainya benteng ini dipenuhi dengan emas, tidak ada yang bisa menandingi kenikmatanku berada di sini.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah juga pernah mengatakan, *“Sebenarnya orang yang dikatakan dipenjara adalah orang yang hatinya tertutup dari mengenal Allah ‘azza wa jalla. Sedangkan orang yang ditawan adalah orang yang masih terus menuruti (menawan) hawa nafsunya (pada kesesatan). ”*

Bahkan dalam penjara pun, Syaikhul Islam masih sering memperbanyak do’a agar dapat banyak bersyukur pada Allah, yaitu do’a:
*Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik (Ya Allah, aku meminta pertolongan agar dapat berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik pada-Mu).*
 Masih sempat di saat sujud, beliau mengucapkan do’a ini.

Padahal beliau sedang dalam belenggu, namun itulah kebahagiaan yang beliau rasakan.

Tatkala beliau masuk dalam sel penjara, hingga berada di balik dinding, beliau mengatakan,

فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ

“Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.” (QS. Al Hadid: 13)

Itulah kenikmatan yang dirasakan oleh orang yang memiliki keimanan yang kokoh. Kenikmatan seperti ini tidaklah pernah dirasakan oleh para raja dan juga pangeran.

Para salaf mengatakan,

لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ

“Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang.”

Mendapatkan Surga Dunia

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Di dunia itu terdapat surga. Barangsiapa yang tidak memasukinya, maka dia tidak akan memperoleh surga akhirat.”

*Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa surga dunia adalah mencintai Allah, mengenal Allah, senantiasa mengingat-Nya, merasa tenang dan thuma’ninah ketika bermunajat pada-Nya, menjadikan kecintaan hakiki hanya untuk-Nya, memiliki rasa takut dan dibarengi rasa harap kepada-Nya, senantiasa bertawakkal pada-Nya dan menyerahkan segala urusan hanya pada-Nya.*

Inilah surga dunia yang dirindukan oleh para pecinta surga akhirat.

Itulah saudaraku surga yang seharusnya engkau raih, dengan meraih kecintaan Allah, senantiasa berharap pada-Nya, serta dibarengi dengan rasa takut, juga selalu menyandarkan segala urusan hanya kepada-Nya.

Penutup

Inti dari ini semua adalah letak kebahagiaan bukanlah dengan memiliki istana yang megah, mobil yang mewah, harta yang melimpah.

Namun letak kebahagiaan adalah di dalam hati, yaitu hati yang memiliki keimanan, yang selalu merasa cukup dan selalu bersandar pada Allah Ta’ala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita dan memberikan kita surga dunia yaitu dengan memiliki hati yang selalu bersandar pada-Nya.

Hati yang selalu merasa cukup itulah yang lebih utama dari harta yang begitu melimpah.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi  wa sallam.

Sumber rujukan: Shahih Al Wabilush Shoyyib, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hl. 91-96, Dar Ibnul Jauzi

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id



Sumber: http://muslim.or.id/2538-letak-kebahagiaan-bukan-pada-kemewahan-dunia.html

Wednesday, December 21, 2016

*MENGGEMARKAN SHALAT SUNNAH RAWATIB*

Oleh
Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Para ulama sangat memperhatian shalat sunnah Rawâtib ini. Yang dimaksud dengan shalat sunnah Rawâtib, yaitu shalat-shalat yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau dianjurkan bersama shalat wajib, baik sebelum maupun sesudahnya. Ada yang mendefinisikannya dengan shalat sunnah yang ikut shalat wajib.[1] Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin mengatakan, yaitu shalat yang terus dilakukan secara kontinyu yang mendampingi shalat fardhu.[2]

Bagaimanakah kedudukan shalat sunnah Rawâtib ini, sehingga para ulama sangat memperhatikannya?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنْ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ

Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya. Apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses, dan bila rusak maka ia telah rugi dan menyesal. Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya maka Rabb k berfirman: “Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki shalat tathawwu’ (shalat sunnah)?” Lalu shalat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian. [HR at-Tirmidzi][3].

Dari hadits tersebut, menjadi jelaslah betapa shalat sunnah Rawâtib memiliki peran penting, yakni untuk menutupi kekurangsempurnaan yang melanda shalat wajib seseorang. Terlebih lagi harus diakui sangat sulit mendapatkan kesempurnaan tersebut, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Sesungguhnya seseorang selesai shalat dan tidak ditulis kecuali hanya sepersepuluh shalat, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya sepertiganya, setengahnya. [HR Abu Dawud dan Ahmad][4].

KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH RAWÂTIB
Ada beberapa hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan keutamaan shalat sunnah Rawâtib secara umum, dan ada juga yang khusus pada satu shalat sunnah Rawatib tertentu, seperti keutamaan shalat sunnah sebelum Subuh.

Di antara hadits yang menunjukkan keutamaan shalat sunah Rawâtib secara umum, ialah hadits Ummu Habîbah, yang berbunyi:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Tidaklah seorang muslim shalat karena Allah setiap hari dua belas raka’at shalat sunnah, bukan wajib, kecuali akan Allah membangun untuknya sebuah rumah di surga. [5]

Jumlah raka’at ini ditafsirkan dalam riwayat at-Tirmidzi dan an-Nasâ-i, dari hadits Ummu Habibah sendiri, yang berbunyi:

قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Ummu Habibah berkata,”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:’Barang siapa yang shalat dua belas raka’at maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga; empat raka’at sebelum Zhuhur dan dua raka’at setelahnya, dua raka’at setalah Maghrib, dua raka’at sesudah ‘Isya`, dan dua raka’at sebelum shalat Subuh’.”

Dalam riwayat lain dengan lafazh :

مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Barang siapa yang terus-menerus melakukan shalat dua belas raka’at, maka Allah membangunkan baginya sebuah rumah di surga. [HR an-Nasâ-i][6].

Riwayat ini menunjukkan sunnahnya membiasakan dan secara rutin agar kita mengerjakan shalat dua belas raka’at tersebut setiap hari. Sehingga, siapapun yang membiasakan diri melakukan sunnah-sunnah Rawâtib ini, ia termasuk dalam keutamaan tersebut. Dan ini dikuatkan dengan perbuatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sebagaimana tersebut dalam hadits Ibnu ‘Umar berikut ini.

حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا يُدْخَلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ أَنَّهُ كَانَ إِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَطَلَعَ الْفَجْرُ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ

Aku hafal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh raka’at: dua raka’at sebelum Zhuhur dan dua raka’at sesudahnya, dua raka’at setelah Maghrib, dua raka’at setelah ‘Isya, dan dua raka’at sebelum shalat Subuh. Dan ada waktu tidak dapat menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hafshah menceritakan kepadaku, bila muadzin beradzan dan terbit fajar, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dua raka’at.[7]

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim terdapat tambahan lafazh:

وَسَجْدَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ فَأَمَّا الْمَغْرِبُ وَالْعِشَاءُ فَفِي بَيْتِهِ

Dan dua raka’at setelah Jum’at. Adapun (shalat sunnah Rawatib) Maghrib dan ‘Isya dilakukan di rumahnya.[8]

Dalam riwayat Muslim berbunyi:

فَأَمَّا الْمَغْرِبُ وَالْعِشَاءُ وَالْجُمُعَةُ فَصَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَيْتِهِ

Adapun (shalat sunnah Rawâtib) Maghrib, Isya dan Jum’at, aku lakukan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya.[9]

JUMLAH RAKA’AT SUNNAH RAWÂTIB
Dalam masalah jumlah raka’at sunnah Rawatib ini, di kalangan para ulama terdapat perselisihan pendapat, yang terbagai dalam dua pendapat. Ini dikarenakan perbedaan dua hadits di atas.

Pertama, menyatakan jumlah raka’atnya adalah sepuluh dengan dasar hadits Ibnu ‘Umar z tersebut, dan inilah pendapat para ulama madzhab Hambaliyah dan Syafi’iyyah.[10]

Kedua, menyatakan jumlah raka’atnya ialah dua belas, berdasarkan hadits Ummu Habibah di atas, dan inilah pendapat madzhab Hanafiyyah dan Ibnu Taimiyyah.[11]

Ketiga, menyatakan tidak ada batasan jumlah raka’at, bahkan cukup dengan melakukan dua raka’at dalam setiap waktu untuk mendapatkan keutamaan shalat sunnah Rawatib, dan inilah pendapat madzhab Malikiyyah.

Keempat, menyatakan jumlah raka’atnya delapan belas. Demikian ini pendapat Imam asy-Sya-irazi dan disetujui Imam an-Nawawi dalam al-Majmû’ Syarhul-Muhadzdzab. Pendapat ini berdalil dengan hadits Ummu Habibah di atas, serta hadits Ummu Habibah lainnya yang berbunyi:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ

Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Barang siapa yang menjaga empat raka’at sebelum Zhuhur dan empat raka’at setelahnya maka Allah mengharamkannya dari neraka.” [12]

Juga hadits yang berbunyi:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا

Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Semoga Allah merahmati seseorang yang shalat sebelum ‘Ashar empat raka’at”[13].

Menurut Imam Nawâwi, beliau rahimahullah mengatakan, yang paling sempurna dalam Rawatib yang mendampingi shalat fardhu selain witir, adalah delapan belas raka’at, sebagaimana dijelaskan penulis (asy-Sya-irazi), dan paling sedikit adalah sepuluh, sebagaimana yang beliau sebutkan. Di antara ulama ada yang berpendapat delapan raka’at dengan menghapus sunnah Isya’; (demikian) ini pendapat al-Khudari. Dan ada yang menyatakan bahwa jumlahnya dua belas, (yaitu) dengan menambah dua raka’at lain sebelum Zhuhur, dan ada yang menambah dua raka’at sebelum shalat ‘Ashar. Semua ini sunnah, namun perbedaan pendapat ada pada yang muakkad (yang lebih ditekankan) darinya.[14]

Yang rajih –Wallahu A’lam– yaitu mengembalikan definisi shalat sunnah Rawâtib sebagai shalat sunnah pendamping shalat fardhu yang dilakukan sebelum atau sesudah, dan ada anjuran dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sehingga yang lengkap ialah delapan belas raka’at, sebagaimana disampaikan Imam an-Nawawi di atas.

Namun, manakah yang sunnah muakkad dari semua itu?

Dalam persoalan ini, pendapat yang rajih ialah pernyataan yang disampaikan oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin,[15] yaitu duabelas raka’at dengan perincian dua raka’at sebelum Subuh, empat raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at setelah Zhuhur, dua raka’at setelah Maghrib, dan dua raka’at setelah ‘Isya`, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Habîbah, juga dikuatkan dengan hadits ‘Aisyah yang berbunyi:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ

Sesungguhnya dahulu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum Zhuhur.[16]

Hadits ini tidak bertentangan dengan hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhu yang menerangkan bahwa beliau Radhiyallahu anhu hafal dari Nabi sepuluh raka’at. Mengenai hal ini, Ibnul-Qayyim memiliki penjelasan: “Dahulu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menjaga sepuluh raka’at pada waktu muqim. Inilah yang disampaikan Ibnu ‘Umar . . . , dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang shalat empat raka’at sebelum Zhuhur, sebagaimana dijelaskan dalam Shahîhain dari ‘Aisyah bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan empat raka’at sebelum Zhuhur. Sehingga bisa dikatakan bahwasanya bila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di rumah, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat empat raka’at. Dan bila shalat di masjid, maka shalat dua raka’at. Demikianlah yang lebih rajih. Bisa juga dikatakan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berbuat demikian dan berbuat begitu, kemudian ‘Aisyah dan Ibnu ‘Umar masing-masing menyampaikan apa yang dilihatnya”.[17]

Adapun Syaikh ‘Abdullah bin Abdur-Rahman al-Bassâm melakukan kompromi terhadap hadits-hadits ini. Beliau mengatakan: “Pernyataan ’empat raka’at sebelum Zhuhur’, tidak bertentangan dengan hadits Ibnu ‘Umar yang terdapat pernyataan ‘dua raka’at sebelum Zhuhur’. Letak komprominya, terkadang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dua raka’at dan terkadang empat. Kemudian masing-masing dari mereka berdua (Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah), masing-masing menceritakan salah satu dari kedua amalan tersebut. Fenomena semacam ini terjadi juga pada banyak ibadah dan dzikir-dzikir sunnah.”[18]

FAIDAH SHALAT SUNNAH RAWÂTIB
Sebagaimana telah diuraikan pada awal uraian ini, shalat sunnah Rawâtib ini didefinisikan dengan shalat yang terus dilakukan secara kontinyu mendampingi shalat fardhu. Demikian Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin memberikan definisinya, sehingga berkaitan dengan faidah shalat sunnah Rawatib ini, beliau memberikan penjelasan: “Faidah Rawatib ini, ialah menutupi (melengkapi) kekurangan yang terdapat pada shalat fardhu”.[19]

Sedangkan Syaikh ‘Abdullah al-Basâm mengatakan dalam Ta-udhihul-Ahkam (2/383-384) bahwa shalat sunnah Rawâtib memiliki manfaat yang agung dan keuntungan yang besar. Yaitu berupa tambahan kebaikan, menghapus kejelekan, meninggikan derajat, menutupi kekurangan dalam shalat fardhu. Sehingga Syaikh al-Basâm mengingatkan, menjadi keharusan bagi kita untuk memperhatikan dan menjaga kesinambungannya.

Wallahul-Muwaffiq.
_______
Footnote
[1]. Shahîh Fiqhis-Sunnah, Abu Mâlik Kamâl bin as-Sayyid Sâlim, al-Maktabah at-Taufiqiyyah, Mesir, tanpa cetakan dan tahun (1/372).
[2]. Syarhul-Mumti’ ‘ala Zâdil-Mustaqni’, Syaikh Muhammad bin Shalih al- ‘Utsaimin, Tahqîq: Dr. Khâlid al-Musyaiqih dan Sulaimân Abu Khail, Muassasah Âsâm, Cetakan Kedua, Tahun 1414 H (3/93).
[3]. HR At-Tirmidzi no. 413 dan Ibnu Majah no. 1425. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ Ash-Shagir no. 2020
[4]. HR Abu Daud no. 796 dan dihasankan Al-Albani dalam Shahih Abu Daud dan Shahih At-Targhib wa At-Tarhib no. 537
[5]. HR Muslim, kitab Shalat al-Musâfir wa Qashruha, Bab: Fadhlus-Sunan ar-Râtibah Qablal-Farâ-idh wa Ba’daha, no. 1199.
[6]. HR An-Nasa’i no. 1804 dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa’i (Lihat no. 1804, 261 dan 1696)
[7]. HR al-Bukhari, kitab Tahajjud, Bab: ar-Rak’atain Qablal-Zhuhur (no. 1180), dan Muslim, kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab: Fadhlus-Sunan ar-Râtibah (no. 729).
[8]. HR al-Bukhari, kitab Jum’at, Bab: Tathawwu’ Ba’dal-Maktubah (no. 1120), dan Muslim, kitab Shalat al-Musafirin wa Qashruha, Bab: Fadhlus-Sunan ar-Râtibah (no. 1200).
[9]. HR Muslim kitab Shalat al-Musafirîn wa Qashruha, Bab: Fadhlus-Sunan ar-Râtibah (no. 1200).
[10]. Syarhul-Mumti’ (3/93) dan Shahih Fiqhis-Sunnah (1/372).
[11]. Ibid.
[12]. HR at-Tirmidzi, kitab ash-Shalat (no. 428), Ibnu Majah, kitab ash-Shalat (no. 428), Abu Dawud, kitab ash-Shalat, Bab: al-Arba’ Qablal-Zhuhri wa Ba’daha (no. 1269) dan Ibnu Majah, kitab ash-Shalat was-Sunnah fiha, Bab: Mâ Jâ-a fiman Shalla Qablal-Zhuhri `Arba’an wa Ba’daha `Arba’an (no. 1160). Dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahîh Sunan Ibni Majah (1/191).
[13]. HR Ahmad dalam Musnad-nya (4/203), at-Tirmidzi dalam kitab ash-Shalat, Bab: Mâ Jâ-a fil-Arba’ Qablal-‘Ashr (no. 430), Abu Dawud dalam kitab ash-Shalat, Bab ash-Shalat Qablal-‘Ashr (no. 1271), dan dinilai hasan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahîh Sunan Abi Dawud (1/237).
[14]. Al- Majmu’ Syarhul-Muhadzab, Imam an-Nawawi dengan penyempurnaan oleh Muhammad Najîb al-Muthi’i, Dar Ihyâ-ut-Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Tahun 1419H (3/502).
[15]. Syarhul-Mumti’ (4/96).
[16].HR al-Bukhari dalam kitab al-Jum’at, Bab: ar-Rak’ata-in Qablal-Zhuhri (no. 1110).
[17]. Zâdul-Ma’âd, Ibnul-Qayyim, Tahqiq: Syu’aib al-Arnauth, Mu-assasah ar-Risalah, Cetakan Kedua, Tahun 1418 H (1/298).
[18]. Ta-udhihul-Ahkâm min Bulughul-Maram, Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdur-Rahman al-Basâm, Maktabah al-Asadi, Mekkah, Cetakan Kelima, Tahun 1423 H (2/382-383).
[19]. Syarhul-Mumti’ (4/96).

Monday, December 12, 2016

Non Muslim menyumbang

Rumaysho:
DITERIMA GAK YAH?

Perlu dirinci antara menerima sumbangan untuk masjid, tanpa kita meminta, artinya atas kerelaan mereka menyumbangnya sendiri, dibedakan jika kita yang meminta sumbangan pada non-muslim.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menerangkan bahwa perlu dibedakan bahwa para ulama melarang menerima hadiah non-muslim jika mengakibatkan kita malah loyal pada agama mereka, semakin cinta dan mendukungnya.

Apalagi terkadang maksud menyumbang adalah untuk jalan naik ke tahta Presiden.

Para ulama juga katakan boleh menerima hadiah tersebut kalau memang untuk menarik si pemberi hadiah pada Islam. Karena ia akan menilai, orang muslim ternyata punya akhlak yang luhur.
Jadi kalau menerima hadiah atau sumbangan non-muslim selama tidak loyal pada mereka, maka tidaklah mengapa. Kalau diterima, boleh harta tersebut disalurkan untuk berbagai sarana kaum muslimin.

Adapun meminta sumbangan pada non-muslim, maka seperti itu mengandung mudarat atau bahaya yang akhirnya kita jadi rendah di hadapan mereka. Namun kalau memang tidak ada dampak mudarat seperti itu tidak masalah, selama kaum muslimin tidak sampai merendahkan diri. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah meminta tolong pada non-muslim dalam urusan dakwah, seperti dahulu beliau meminta tolong pada pamannya Abu Thalib dan lainnya.

Jadi bedakan antara meminta dan menerima sumbangan. Intinya, kaum muslimin sebenarnya banyak yang kaya kok, kenapa mau merendahkan diri di hadapan Ahok, Hary Tanoe dan orang kafir lainnya. Apalagi mereka tak setulus saudara kita -sesama muslim- yang menyumbang. Bahkan saudara sesama muslim sebenarnya lebih punya ghirah yang tinggi dalam membantu saudaranya. Orang muslim pun banyak yang kaya dan mampu untuk membantu.

Lalu apa Ahok, Hary Tanoe dan non-muslim jika menyumbang pada masjid jadi berpahala?

Ingat kata Imam Nawawi rahimahullah: PAHALA DAN BALASAN AKHIRAT hanya ditujukan khusus untuk kaum muslimin (bukan orang kafir).

Baca selengkapnya di sini: https://rumaysho.com/15004-ahok-hary-tanoe-dan-non-muslim-menyumbang-untuk-masjid-apakah-diterima.html

Tonton pula videonya:
https://www.youtube.com/watch?v=1x1JnCYAZxI

SEBAR ...
Tip Top

Kisah Sukses Swalayan Islami TIP TOP

#Stop memperkaya pengusaha non muslim#

[Penuturan Bapak Rusman Maamoer, pendiri Swalayan Tip Top]

Saya lahir pada tahun 1933, di Padang, Sumatera Barat. Alhamdulillah sejak kecil orang tua mendidik saya dengan ajaran Islam yang ketat. Ayah saya berlatar pedagang. Sejak saya kecil, ia juga mendidik saya untuk berdagang. Sekaligus mengajarkan akhlak berdagang.

Suatu saat tanpa disadari, ayah saya kurang mengembalikan uang pembeli. Tetapi pembeli itu diam saja dan berlalu. Ayah lalu tersadar, lekas dipanggilnya orang itu. Sewaktu saya bertanya mengapa dikembalikan sisa uangnya sedangkan orang itu tidak tahu. Ayah menjawab, Allah Maha Tahu. Sikap demikian akhirnya tertanam dalam hati nurani saya.

Sewaktu baru berumur 11 tahun, saya sudah diberinya sejumlah uang. “Kamu mau dagang apa, terserah,” ujarnya lembut. Setiap pulang “berdagang”, saya melaporkan pendapatan saya. “Berapa kamu dapat? Bagus,” pujinya. Waktu itu saya berinisiatif menjual kelapa. Dengan menggunakan gerobak, saya membeli kelapa di rumah penduduk, dan menjualnya ke pasar dengan jarak tempuh sampai 10 km.

Tapi ayah tetap mengutamakan pendidikan formal. “Jangan tinggalkan sekolah” itu selalu ia tekankan. Lulus SMA saya meneruskan studi ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Setelah lulus, saya bekerja sebagai Direktur BPD. Saya sudah bertekad, suatu saat harus mandiri. Setelah tujuh tahun bekerja di BPD, saya menolak diperpanjang masa jabatan. Saya merasa inilah titik awal permulaan usaha saya. Saya mesti berdiri di atas kaki sendiri.

Maka sejak 1967, saya mulai menekuni berbagai bidang usaha. Hingga sepuluh tahun kemudian, sewaktu mencoba bisnis properti kecil-kecilan, saya sadar, usaha itu sudah tidak bisa lagi saya kembangkan.

Lalu pada tahun 1978, saya memutuskan keliling Eropa, melakukan “studi banding”, apa sih yang sebaiknya saya kembangkan. Akhirnya saya menemukan, yang pokok diperlukan manusia itu sandang dan pangan. Ternyata siapa yang bergerak di bidang itu, asalkan mempraktekkan teori-teori yang benar, dapat berkembang.

Pada tahun 1979, mulailah saya membuka TIP TOP di Rawamangun, Jakarta. Waktu itu hanya toko kecil, semacam mini market. Saya memulai dari bawah, dari nol. Luas lantainya hanya 400 M2. Saya juga pergi ke pasar-pasar tradisional membeli bawang, cabai langsung sama mbok-mbok penjualnya. Ini berlangsung sekitar dua tahun. Bagi saya ini banyak hikmahnya, saya jadi tahu perputaran arus barang mulai dari bawah.

Sejak awal saya sudah mematok mini market itu harus berdasarkan prinsip-prinsip Islami. Bukan hanya tidak menjual daging babi dan minuman keras, tetapi saya juga selektif memilih barang. Misalnya daging sapi atau ayam, kalau harganya terlalu murah, atau tidak jelas memotongnya Islami atau tidak, saya tolak. Bagi saya justru nmencurigakan kalau harganya terlalu murah, dari mana dapat daging itu? Jadi barang-barang yang tidak jelas asal usulnya tak mau saya terima. Saya juga perlu melihat langsung tempat pemotongan hewannya. Saya berusaha memprotect, agar hanya barang yang halal dan thoyyib saja yang dijual.

Saya juga mencoba mengikuti bagaimana nabi berdagang, tentunya sepanjang yang saya ketahui. Nabi Muhammad berdagang sesuai dengan hati nuraninya, tidak mau menipu, mencelakakan atau menganiaya orang. Ini saya coba terapkan. Bagi saya kalau sudah cukup untung 2 sampai 3 % jangan mengambil 5 atau 10 %. Setahu saya prinsip dalam Islam itu, carilah pendapatan secukupnya untuk dirimu. Jadi walaupun barangnya halal, tapi kalau harganya mahal, bagi saya tidak baik, dan tidak Islami juga jadinya.

Ternyata dasar Islami ini mendapat respon positif dari masyarakat. Tip Top mendapat sambutan di luar dugaan saya. Perkembangannya demikian cepat, bagaikan air bah saja. Lahan seluas 400 M2 itu tidak mencukupi. Tiap tahun saya harus memperluas, dengan membongkar bagian rumah saya di samping mini market. Tahun 1985, Tip Top sudah berubah jadi Pasar Swalayan, dengan luas 3000 M2 dan kenaikan penjualan 20 hingga 30 kali lipat.

Berdasarkan pemantauan kami, pelanggannya tidak hanya yang tinggal di Rawamangun saja, tapi meluas hampir di seluruh Jakarta Timur. Saya merasa ini tak lain karena ridlo Allah. Dengan kesadaran ini, saya semakin takut untuk keluar dari jalur Islami. Tawaran dari supplier barang yang tidak Islami, misalnya minuman keras, bukannya tidak ada. Bahkan fasilitasnya mudah dan keuntungannya besar. Saya tetap menolak semuanya.

Ujian Datang

Hingga pada Juni 1991, Allah menguji saya. Kebakaran besar tiba-tiba menimpa Tip Top. Semuanya habis terbakar. Inventaris, stok-stok barang, gedung, ludes terbakar semuanya. Tak ada lagi yang tersisa. Hingga menjelang shubuh, api yang mengamuk sejak jam satu malam masih berkobar. Pemadam kebakaran boleh dibilang minim bantuannya, karena sedang terjadi kebakaran juga di Jatinegara.

Sewaktu melihat api yang menjilat-jilat itu, saya sempat berfikir, apakah ini hukuman atau cobaan dari Allah. Bagi saya, kalaupun ini hukuman, saya tetap bersyukur.

Berarti Allah masih berkenan memperingatkan saya dan masih memberi kesempatan saya memperbaiki diri. Sewaktu api masih mengganas, saya pulang untuk sholat shubuh. Setelah sholat, rasanya muncul cahaya, bahwa ternyata itu bukan hukuman. Tapi cobaan dari Allah. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa pada waktu itu saya dicoba.

Pagi hari para karyawan berdatangan. Tak pelak lagi mereka terkejut, sedih, bahkan menangis. Saya hadapi mereka, saya sampaikan apa yang saya yakini. Bahwa kita sedang dicoba oleh Allah, apakah mampu atau tidak kita melewatinya. Kalau mampu, kita akan “naik kelas”. Kalau tidak, malah akan ditutup segala pintu rizki oleh Allah. Sayapun sudah bertekad, harus bangkit kembali.

Setelah musibah itu, tanpa saya duga sama sekali, pihak Pemda meminta Tip Top harus berdiri kembali. Jam sepuluh pagi sesudah kebakaran itu, mereka bilang, ”Kalau perlu buka saja disini (areal Pemda-red). Kalau pun mau membangun kembali di tempat lama, apa kesulitannya, kami yang akan urus.” Saya sangat terharu. Rasaya mereka kok lebih berkepentingan daripada kami.

Wakil Gubernur saat itu menanyakan, berapa karyawan yang teraniaya akibat kebakaran itu. Saat itu ada sekitar 200 karyawan yang menggantungkan hidupnya pada Tip Top. Ternyata ia menyampaikan, mereka akan disantuni Pemerintah DKI. “Kalau soal ijin dan lainnya, saudara tidak usah khawatirkan. Pemerintah DKI akan berada di belakang saudara,” ujarnya pada saya. Itu suatu support luar biasa yang sama sekali tidak saya duga sebelumnya. Tambah kuat keyakinan saya bahwa ini cobaan dari Allah. Masalah-masalah setelah kebakaran rasanya dimudahkan saja oleh-Nya.

Hal lain yang juga di luar dugaan saya, adalah mudahnya saya memperoleh pinjaman dalam jumlah sangat besar buat membangun kembali Tip Top. Pertolongan-pertolongan yang tidak disangka sama sekali, ternyata saya dapatkan dengan mudah. Saya pikir itulah kehendak Allah. Sebagai manusia, saya dengan sendirinya sangat terharu dengan karunia Allah ini.

Sekitar dua minggu kemudian, Tip Top dibangun kembali. Di areal lama. Bulan September, separoh dari supermarket sudah dapat dibuka kembali. Saat itu hutang saya kepada supplier mencapai dua milyar lebih. Tapi, Alhamdulillaah, mereka tetap percaya kepada kami. Walaupun hutang itu belum bisa dibayar, mereka tetap mensupli kami dengan barang-barang baru.

Pada Februari 1992, keadaan kembali seperti semula,. Setelah enam bulan sebelumnya kami bekerja siang dan malam. Dengan sendirinya kami mengalami berbagai pembaharuan. Bergerak dengan semangat, kemampuan, situasi serta keadaan yang baru. Ternyata para pelanggan juga tidak meninggalkan kami. Akhirnya, masih pada tahun 1992 itu, semua hutang saya pada supplier sudah bisa terbayar. Suatu hal yamg tak saya sangka. Saat itu kembali saya disadarkan, kalau Allah berkenan memberi rizki, dengan mudah saja Ia berikan.

Pada tahun 1992, seseorang tiba-tiba menawarkan sebidang tanah seluas dua hektar di Bogor. Awalnya, saya sempat pikir-pikir, apa gunanya. Tapi kembali saya merenung, barangkali Allah mau menguji saya, mampukah saya mengambil manfaat dari tawaran tanah itu. Akhirnya tanah itu saya beli. Pada tahun 1993 saya dirikan Panti Yatim Piatu.

Pada tahun itu pula saya dapat membuka cabang. Padahal, terus terang, saya juga tidak tahu dari mana uangnya. Saya juga heran, kok bisa. Padahal baru dua tahun saya terkena musibah. Agaknya itu yang Allah janjikan, kalau engkau dekat dengan-Ku, Aku lebih dekat. Ternyata cabang Tip Top itu pesat perkembangannya. Pada tahun 1999 kami membuka cabang di kawasan Tangerang. Di setiap cabang itu, kami tetap menegakkan prinsip awal, yaitu supermarket berjiwa Islami.

Terhadap suppiler dan pembeli, sikap jujur tetap saya utamakan. Itu merupakan modal pokok usaha. Supplier mensuply barang puluhan milyar. Bagaimana mungkin mereka percaya, kalau saya tidak jujur. Pernah pula datang seorang pembeli yang mengeluhkan harga barang kami. Menurutnya, ternyata di tempat lain, ada barang serupa dengan harga lebih murah. Boleh jadi kami tertipu, “tertidur” atau pedagang lain berusaha men-cut prinsip kami. Setelah kami cek dan benar harga di sana lebih murah, kami kembalikan selisih harganya kepada pembeli itu.

Kini, kami mulai mempunyai anak-anak angkat, mereka ingin bergerak di bidang usaha ini tapi tidak tahu caranya. Mereka kami bimbing, tanpa memperhatikan unsur komersialnya. Kalau sudah berkembang, kami lepas. Sekarang sudah ada beberapa yang sudah bisa dilepas. Bahkan sudah membuka cabang-cabang mini marketnya.

Ke depannya, cita-cita saya, saya sangat ingin membuka supermarket di dekat Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.

Sekali lagi, saya sangat bersyukur, orang tua menganut Islam yang baik dan mengupayakan saya demikian juga. Yang saya sayangkan mereka keburu berpulang, dan belum sempat menikmati hasil kerja keras dan rizki Allah pada saya. Saya belum sempat menyenangkan mereka. Tapi Allah sudah memutuskan. Saya hanya bisa berdoa, mudah-mudahkan mereka mendapat tempat layak di sisi-Nya.

Kini, saya mempunyai generasi penerus, putra-putri saya. Insya Allah usaha ini akan jatuh ke tangan yang benar. Jangan sampai goyah membawa prinsip Islam dalam perjalanan selanjutnya. Saya optimis, Insya Allah, usaha-usaha apapun, termasuk swalayan yang berada dalam koridor Islam, akan dapat berkembang terus.

*Majalah Tarbawi, pengusahamuslim.com

Mari kita bangun perekonomian Islam dimulai Dr lingkungan terdekat kita.. belilah kebutuhan dan gunakanlah jasa di tempat2/toko2/warung Muslim trutama yg pemilik & pengelolanya sudah kita kenal (sodara, teman, tetangga,dll)
Dengan begitu akan terjadi perputaran harta/uang dari Muslim ke muslim yg otomatis akan mengangkat perekonomian Islam sekaligus menghancurkan pundi pundi perekonomian kaum kafir.

Stop memperkaya pengusaha non muslim..

KELEMBUTAN SEORANG MUKMIN
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




قال الحسن البصري رحمه الله=
المؤمن حليم لا يجهل وإن جهل عليه حليم لا يظلم وإن ظلم غفر .لا يقطع وإن قطع وصل.لا يبخل وإن بخل عليه صبر .





💬 Berkata Al Hasan Al Basri rahimahullah =

*"Seorang Mu'min penuh kelemah lembutan. Tidak akan mengganggu, apabila di ganggu justru bersikap lemah lembut. Tidak berbuat zalim, apabila di zalimi, ia akan memaafkan. Ia tidak akan memutus silaturrahmi, apabila di putus, ia akan menyambungnya. Ia pun tidak akan bakhil, apabila ada orang yang bakhil padanya, ia akan bersabar".*


📚 (Dikutip dari kitab Al Hilm, karya Ibnu Abid Dunya rahimahullah) .



Thursday, December 8, 2016

@Manfaat Pepaya ...

Kandungan Daun Pepaya

Sebagai tumbuhan bergizi tinggi sudah pasti karena kandungan nutrisinya yang melimpah, berikut diantaranya.

Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin C
Kalori
Protein
Karbohidrat
Lemak
Kalsium pembentuk tulang
Carposide sebagai obat cacing
Zat papain yang sama seperti pada buahnya, zat ini yang menjadikan rasanya pahit.


Manfaat Daun Pepaya

Sementara manfaat daun pepaya sendiri sudah banyak yang membuktikan keefektifannya. Anda bisa mempercayainya setelah tahu informasi yang akan diulas berikut ini.


1. Obat Batu Ginjal

Sediakan beberapa lembar daun pepaya segar dari pohon, bilas dengan air kemudian rebus selama 10 menit. Air rebusan daun pepaya diminum sampai habis, selang 30 menit minumlah air kelapa muda. (Bagi penderita tekanan darah tinggi tidak diperkenankan mencoba pengobatan ini).


2. Obat Sakit Perut Saat Haid

Persiapkan bahan berupa selembar daun pepaya, tumbuk bersama dengan buah asam dan garam. Tambahkan air matang, campuran tersebut diperas dan disaring, diakhiri dengan meminum airnya pada saat haid.

3. Disentri

Rebus 2 lembar daun pepaya yang telah dicuci bersih dalam panci berisikan 1 liter air dan 1 sendok teh bubuk kopi hitam, jika sudah mendidih saring dan minum airnya satu gelas perharinya.


4. Obat Diare

Persiapkan bahan berupa minyak kelapa dan daun pepaya secukupnya. Daun pepaya dilayukan dan rebus bersama minyak kelapa, tempelkan racikan bahan tersebut pada perut sampai diare sembuh.


5. Obat Cacing Perut

Siapkan bahan berupa 1 lembar daun pepaya, cuci bersih. Rebus dalam 2 cangkir air dalam panci bersamaan dengan tanaman adas pulowaras sampai mendidih. Saring air rebusan tadi dan minum setelah dingin setiap malam menjelang tidur.


6. Obat Keputihan

Gunakan 1 lembar daun pepaya yang bersih, kemudian rebus dalam 1,5 liter air bersama 50 gram akar alang-alang dan pulasari. Air rebusan daun pepaya dan akar alang-alang tersebut Anda saring dan minum airnya sampai habis setiap satu hari sekali.

7. Obat Jerawat

Langkah awal bersihkan wajah menggunakan air hangat. Kemudian haluskan daun pepaya dan tumbuk atau diblender, campurkan dengan air. Air hasil campuran daun pepaya (sari) tersebut dicampur dengan masker dan gunakan untuk membalur wajah. Setelah 15 menit mengering, bersihkan dengan air hangat lagi, terakhir usap wajah menggunakan air dingin.

8. Obat Flek Hitam

Jika bekas jerawat ataupun noda hitam yang menempel di wajah tidak terlalu banyak, gunakan metode ini. Caranya haluskan daun pepaya dengan cara dibubuhkan atau ditumbuk atau diblender dan tambahkan air. Air sari daun pepaya dicampurkan dalam masker dan aplikasikan pada wajah secara merata. Tunggu 15 menit sampai masker kering dan bersihkan menggunakan air hangat sampai masker terangkat.


Manfaat daun pepaya diatas tentu tidak terlepas pada kandungan yang terdapat di dalamnya. Perlu juga Anda ketahui bahwa beberapa masalah diatas akan sembuh total jika dilakukan secara teratur dan terkontrol oleh dokter. Walau bagaimanapun Anda tidak bisa mengabaikan saran dari ahli medis, yaitu dokter.


Sebetulnya masih banyak beberapa manfaat daun pepaya lain, misalnya untuk menambah nafsu makan, membasmi sel kanker, memperlancar sistem pencernaan manusia, mengobati DBD (Demam Berdarah Dengue), kebutuhan nutrisi Balita dan masih banyak lagi.


Segudang Manfaat dari Pahitnya Daun Pepaya

DokterSehat.com– Rasa pahit pada berbagai jenis makanan membuat sebagian orang menghindarinya.

 Padahal rasa pahit yang terkandung dalam makanan tersebut terkadang mengandung zat yang baik bagi tubuh. Sebagaimana rasa pahit pada daun pepaya. Meskipun rasa pahit pada bahan ini dapat diatasi saat mengolahnya menjadi sayur, sehingga banyak yang menyukainya.

 Rasa pahit dibalik daun dan pepaya inilah yang menyimpan segudang manfaat yang sangat berguna untuk kesehatan tubuh.

Berdasarkan sebuah penelitian, daun pepaya mengandung Tocophenol 35 mg dalam setiap 100 mg.

Sedangkan pada daun pepaya yang masih muda terkandung enzim papain. Enzim ini biasanya identik dengan getah berwarna putih kental yang berfungsi untuk memecah protein, karena bersifat proteolithik.

Sedangkan pada daun pepaya tua mengdung senyawa fenolik. Namun secara umum daun pepaya mengandung papain 10 %, khimoprotein 45 %, dan lisozim 20 %. Enzim khimoprotein akan berdungsi sebagai katalisator dalam reaksi hidrolisis antara protein dan poplipetida.

Sedangkan enzim lisizim merupakan zat antibakteri yang bekerja dengan cara memecah dinding sel bakteri.

 Sementara itu, rasa pahit daun pepaya disebabkan oleh kandungan alkaloid karpain yang sangat efektif digunakan untuk menurunkan demam, mereduksi tekanan darah, dan membunuh mikroba seperti amuba.

*Dengan kandungan zatnya yang begitu banyak, tentunya manfaatnya pun banyak pula.*

*Sebagai penambah nafsu makan*.Bagi anak yang susah makan dapat diatasi dengan ramuan daun pepaya. Tumbuk daun pepaya kemudian disaring, ambil airnya. Air inilah yang dapat digunakan sebagai obat penambah nafsu makan.

*Melancarkan Air Susu Ibu.* Bagi ibu yang sedang menyusui, daun pepaya dapat melancarkan ASI. Caranya adalah menggunakan lima lembar daun pepaya yang diletakkan di atas api hingga layu, kemudian tempelkan pada bagian payudara, kecuali pada puting saat masih hangat.

*Memperkuat tulang dan gigi.*Dengan kandungan alami yang dimiliki oleh daun pepaya, dapat memperkuat tulang dan gigi. Konsumsilah sayur daun pepaya yang dapat disajikan dengan berbagai sajian.

*Mengobati saat nyeri haid.*Sebagian perempuan mengalami nyeri perut saat dan menjelang haid. Kandungan daun pepaya dapat meredakannya. Gunakan satu lembar daun pepaya mentah, air, asam jawa, dan garam, rebus hingga matang. Minumlah air rebusan tersebut.

*Menghilangkan jerawat.*Tumbuk dua lembar daun pepaya tua yang sudah di jemur sebelumnya. Campurakan air hangat pada tumbukan tersebut, kemudian oleskan pada muka yang berjerawat selama kurang lebih 20-30 menit. Kemudian bilas dengan air bersih.

*Mengempukkan daging.* Sebelum dimasak, bungkuslah daging menggunakan daun pepaya selama dua hingga tiga jam. Tips ini akan membuat daging cepat empuk dan tidak alot ketika dimasak.

*Mengatasi tekanan darah tinggi.* Sebagai penurun darah tinggi dapat digunakan rebusan lima lembar daun pepaya dengan setengah liter air. Minum air rebusan tersebut dengan menambahkan gula tau madu sebagai pemanis.

*Mengobati demam berdarah.* Untuk mengatasi demam berdarah, rebuslah campur lima lembar daun pepaya, temulawak, gula merah, dan meniran. Minum  air rebusan tersebut.

*Mencegah penyakit kanker.* Pada batang daun pepaya mengandung getah putih seperti susu (white milky latex). Liquid inilah yang yang berpeluang dikembangkan sebagai zat antikanker.

Hasil penelitian ini dikutip oleh Journal Society of Biology. Getah ini pun secara otomatis akan ikut terkonsumsi ketika memakan daun pepaya dalam bentuk apa pun.


Read more:http://doktersehat.com/segudang-manfaat-dari-pahitnya-daun-pepaya/#ixzz4SIo7UrVh

Saturday, December 3, 2016

Kami ahlusunnah tidak mendukung Ahok tapi kami adalah singa yang tertahan oleh Sunnah, jika Allah Azza wa Jalla menakdirkan jihad maka kami ahluSunnah yang berada dibarisan depan

Khurofat Demonstrasi

Belakangan ini demonstrasi sudah bisa dikatakan sangat lumrah di negara kita. Banyak orang mengatakan bahwa “demonstrasi” adalah bagian dari amar makruf nahi munkar, sehingga seolah-olah menjadi hal yang harus dilakukan. Namun kita harus melihat dari kacamata syar’i apakah benar demonstrasi yang dinamakan oleh pemujanya sebagai metode amar ma’ruf nahi munkar merupakan manhaj (cara beragama) Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, ataukah sesuatu yang harus diluruskan? Dan ketahuilah, tidaklah nama yang indah itu akan merubah hakikat sesuatu yang buruk, walau dibumbui dengan labelIslami.

Metode Nabi Dalam Ber-Amar Ma’ruf

Rasulullah bersabda, “Agama adalah nasihat” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya,  para pemimpin kaum muslimin serta orang-orang awamnya.” (HR. Muslim no.55) Perhatikanlah saudaraku, agama kita mensyariatkan untuk memberi nasihat. Namun tidaklah nasihat tersebut disampaikan kecuali dengan cara yang baik, tidak dengan membuka aib penguasa. Simaklah baik-baik sabda Rasulullah shallollahu ‘alaihi wa sallam,“Barangsiapa yang hendak menasihati pemerintah dengan suatu perkara maka janganlah ia tampakkan di khalayak ramai. Akan tetapi hendaklah ia mengambil tangan penguasa (raja) dengan empat mata. Jika ia menerima maka itu (yang diinginkan) dan kalau tidak, maka sungguh ia telah menyampaikan nasihat kepadanya. Dosa bagi dia dan pahala baginya (orang yang menasihati)” (Shahih, riwayat Ahmad, Al Haitsami dan Ibnu Abi Ashim) Saudaraku, apakah seseorang dapat menerima saranmu dengan baik jika engkau jelek-jelekkan serta kau umbar aibnya di depan umum? Bagaimana jika kejengkelan hatinya telah mendahului nasihatmu?

Jatuh Dalam Riba yang Paling Mengerikan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya riba yang paling mengerikan adalah mencemarkan kehormatan seorang muslim tanpa alasan”(Shahih, riwayat Abu Dawud dan Ahmad). Kehormatan seorang muslim adalah haram, sedangkan dalam demonstrasi ini tidak jarang akan engkau temukan berbagai macam pelecehan kehormatan seorang muslim dengan mencelanya.

Fitnah Wanita dan Ikhtilath

Hampir di setiap gerakan massa diwarnai dengan hadirnya kaum wanita di jalan-jalan. Hal ini jelas bertentangan dengan syariat islam, karena Allah melarang wanita untuk keluar dari rumahnya kecuali dengan alasan yang syar’i. Selain itu, hal ini akan menimbulkan ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita yang bukan mahramnya secara terang-terangan! Maka cukuplah sabda Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini bagi mereka. Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, Rasulullah bersabda, “Tinggalkanlah olehmu bercampur baur dengan kaum wanita!” (HR. Bukhari).

Tasyabbuh (Meniru) Dengan Kaum Kuffar

Demonstrasi adalah produk barat yang jelas-jelas menganut sistem kuffar. Maka tidak pantas bagi seorang muslim untuk memasang label ‘islami’ karena memang Islam tidak mengajarkan cara seperti ini. Atau bahkan meyakininya sebagai metode dakwah yang islami. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa meniru suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud).

Ketahuilah sidang pembaca yang budiman, sesungguhnya Islam tidak akan menang dengan cara yang menyelisihi syariat, namun Islam akan menang dengan cara yang benar yang dibangun di atas aqidah yang benar, dan jalan yang telah ditunjukkan Nabi Muhammad. Maka sesungguhnya kebahagiaan dan keselamatan adalah dengan mengikuti Rasul, bukan dengan menyelisihi beliau.

***

Penulis: Muhammad Nur Ichwan Muslim
Artikel www.muslim.or.id

Sumber: http://muslim.or.id/213-khurofat-demonstrasi.html

Friday, December 2, 2016

Salafyways:
🌾🌾🌾 *RENUNGAN BAGI ORANG-ORANG YANG TAKUT MISKIN*
Telegram salafyways https://goo.gl/vLphkg

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ


🎓 Syaikh Abdul Qodir Al-Junaid حفظه اللّٰه berkata :

▪️ _Jika kalian memiliki rasa takut maka *janganlah takut dari kefaqiran*, dan jika kalian berada dalam kecemasan *maka janganlah cemas dari kefaqiran*. Dan janganlah kalian takut dan khawatir kecuali dari *dunia yang akan dibentangkan terhadap kalian* maka kalian *berlomba-lomba untuk mendapatkannya dan semangat terhadapnya sehingga kalian binasa* dengan sebab itu._

▪ ️Al Imam Al Bukhori dan Al Imam Muslim meriwayatkan hadits dalam Shohih keduanya dari Nabi _shollallohu alaihi wa sallam_ beliau bersabda kepada para sahabatnya :

(( فأبشروا وأملوا ما يسركم، فوالله لا الفقر أخشى عليكم، ولكن أخشى عليكم أن تبسط عليكم الدنيا كما بسطت على من كان قبلكم، فتنافسوها كما تنافسوها، وتهلككم كما أهلكتهم )).

_"Maka bergembiralah dan mengharaplah apa yang membuat kalian senang, demi Allah *bukanlah kefaqiran yang aku takutkan atas kalian* namun aku *mengkhawatirkan  dibentangkannya dunia atas kalian* sebagaimana dibentangkan atas orang-orang sebelum kalian, maka kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya, sebagaimana orang-orang sebelum kalian berlomba-lomba untuk mendapatkannya sehingga akan membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan orang-orang sebelum kalian"._

▪ Dan ketahuilah bahwa kalian tidaklah lebih dicintai Allah daripada Rosul-Nya dan kalian tidaklah lebih mulia dan lebih utama serta lebih besar kedudukannya di sisi-Nya daripada Rosul-Nya, namun beliau dicabut rohnya yang mulia dalam keadaan beliau hidup dengan penghidupan yang sedikit._

▪️ Al-Imam Muslim meriwayatkan dalam Shohih-Nya dari 'Aisyah _rodhiyallohu anhu_, ia berkata :

(( لقد مات رسول اللّٰه صلى اللّٰه عليه وسلم وما شبع من خبز وزيت في يوم واحد مرتين )).

*_"Sungguh Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam meninggal dunia dalam keadaan beliau tidaklah kenyang dari roti dan minyak dalam sehari dua kali"._*

▪ ️Dan telah tsabit dari 'Urwah Bin Zubair bahwa ia mendengar 'Aisyah _rodhiyallohu anha_ berkata :
*

(( كان يمر بنا هلال وهلال وما يوقد في بيت من بيوت رسول صلى اللّٰه عليه وسلم نار، قلت : يا خالة فعلى أي شيء كنتم تعيشون ؟ قلت : على الأسودين التمر والماء )). رواه الإمام أحمد وغيره.

*_"Dua bulan melewati kami dalam keadaan tidak dinyalakan api di rumah Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam maka aku bertanya : Wahai bibiku, dengan apa kalian hidup ? beliau (Aisyah) menjawab : dengan memakan kurma dan air"._*

▪️ Kemudian bahaya apakah yang akan dihadapi seseorang dan kesedihan apakah yang akan menimpanya ? seandainya ia hidup diantara manusia di dunia ini dalam keadaan faqir namun di sisi Allah di akhirat nanti ia mulia, bahagia, senang dan mendapatkan kenikmatan serta kemuliaan.

▪️ Tidakkah membuatnya senang apa yang disabdakan oleh Nabi _shollallohu alaihi wa sallam_ :

(( قمت على باب الجنة، فكان عامة من دخلها المساكين، وأصحاب الجد -أي : الغنى والوجاهة- محبوسون )).
رواه الإمامان البخاري ومسلم في صحيحيهما.

*_"Aku berdiri di pintu Jannah (Surga) ternyata keumuman orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin, adapun orang-orang kaya dan berkedudukan maka mereka tertahan"._*

▪️ Tidakkah apa yang disabdakan oleh Nabi _shollallohu alaihi wa sallam_ berikut ini membuat hatinya tenang, dan memutus ketamakan jiwanya serta menghentikan pandangannya terhadap apa yang ada di tangan-tangan manusia yaitu sabda Nabi _shollallohu alaihi wa sallam_ :

(( يدخل الفقراء الجنة قبل الأغنياء بخمس مائة عام )).

*_"Orang-orang faqir masuk ke dalam Jannah (Surga) 5000 tahun sebelum orang-orang kaya"._*


📝 Sumber : Khutbah yang berjudul _"Ilal Kho-ifina Minal Faqr"_ yang ditulis oleh syaikh  Ab
Salafyways:

Jika ingin meminum telaga nabi maka jagalah dirimu dari berbuat bid'ah
Telegram salafyways https://goo.gl/vLphkg

Telaga Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam adalah Telaga al-Kautsar sebagaimana dijelaskan dlm hadits lain. Kaum Muslimin minum darinya saat kehausan di Padang Mahsyar. Manusia berada di Padang Mahsyar selama 50.000 tahun berdasar hadits shahih.

“Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan. Airnya lebih putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada minyak kesturi, bejananya sebanyak bintang di langit. Barangsiapa yang minum darinya, ia tidak akan haus lagi selamanya.” al-Bukhari, no. 6093 dan Muslim, no. 4294).

“Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih karena wudhu.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 364)

Maka nabi pun mengenali umatnya yg datang ke telaganya. Semuanya kalau bisa minum, karena nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat sayang pada umatnya. Namun ada sejumlah orang Islam, umat nabi yang diusir dan tidak dapat mendekat ke telaga tersebut. Apalagi minum. Siapakah mereka?

“Aku adalah pendahulu kalian menuju telaga. Siapa saja yang melewatinya, pasti akan meminumnya. Dan barangsiapa meminumnya, niscaya tidak akan haus selamanya. Nanti akan lewat beberapa orang yang melewati diriku, aku mengenali mereka dan mereka mengenaliku, namun mereka terhalangi menemui diriku.” (Bukhari, no. 6528 dan Muslim, no. 4243)”


Orang yg membuat-buat / mengubah-ubah agama Islam sepeninggal Nabi. Dan mereka adalah orang-orang Islam, dikenali dari bekas wudhunya. Karena mengubah agama ini sama saja tidak berpegang teguh kepada 2 warisan utama Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam: Kitabullah wa Sunnati.


“Aku tinggalkan 2 perkara yang kalian TIDAK AKAN TERSESAT SELAMANYA jika kalian berpegang teguh kepada keduanya: Kitabullah wa Sunnati. Keduanya tidak akan berpisah hingga bertemu di telagaku.” (HR Hakim, hadits shahih)

Jika ngaku mencintai alquran dan nabi maka janganlah berbuat bid'ah.

Sumber : ust Abu Riyadl Nurcholis Madjid

Reposted by :  👥 Grup wa manhaj salaf  Channel telegram salafyways https://goo.gl/vLphkg
Media Da'wah Al-Furqon:
⚠💥📛🔇
Pergolakan Tunis, Berawal Dari Tetesan Darah 1 Orang Korban
……

Pergolakan Mesir Juga Berawal Dari Tetesan Darah 1 Orang Korban
………

*Saudaraku.......*
🔸Bukan niat anda yang saya ragukan
🔸dan bukan ketulusan anda membela kehormatan Al Qur'an yang saya sangsikan

_InsyaAllah saya berhusnuzzhon kepada anda semua. Semoga niat baik dan ketulusan anda membela Al Qur'an membuka pintu pintu hidayah untuk anda semua_

*Namun*... _yang saya kawatirkan ialah_ :

 *
api yang bisa saja terpercik di sekitar anda
*

✅Di dada anda, dan dada banyak orang sedang bergemuruh darah muda dan semangat perjuangan.

✅Gemuruh darah muda semakin menggelora seiring dengan kemerosotan ekonomi, kekacauan hukum dan politik.

Bisa jadi, gemuruh darah muda yang tak kuasa anda bendung dipantik oleh percikan api yang terpercik dari tetesan darah salah seorang dari anda.

💗Cintaku kepada negri yang merdeka berkat ♻karunia Allah,
♻dan kemudian perjuangan para syuhada'

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Mujahidin yang dengan gagah berani mengusir pasukan londo pembawa agama nachoro, menyebabkan saya tak kuasa membayangkan, apalagi mengungkapkan apa yang akan terjadi bila gelora semangat muda dipantik oleh tertetesnya kembali darah ummat Islam keturunan Fatahillah.

💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓💓

*Ingatlah saudaraku sekalian....*

⛔lautan bensin bila terpercik api sekecil apapun akan berkobar api besar yang bisa jadi tak kuasa anda padamkan.

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

‼Ingat pula bahwa setetes darah seorang pemuda di Tunis, ternyata membawa pergolakan yang menyebabkan banjir darah ummat Islam di sana.

‼Sebagaimana setetes darah pemuda di Mesir juga telah menyebabkan banjir darah di negri kelahiran nabi Musa 'alaihissalam.

‼Sebagaimana setetes darah beberapa anak muda di Suria telah menyebabkan bendungan darah ummat Islam di Suria runtuh dan hingga kini terus banjir bandang.



Walau saya tidak setuju dengan aksi aksi turun ke jalan, dan pengutaraan sikap secara terbuka, karena potensi terjadinya kerusuhan yang lebih besar,
namun bukan berarti saya tidak sayang kepada saudaraku-saudaraku yang tetap turun ke jalan`

💡Iman yang masih melekat di dada anda adalah pemersatu antara kita

💡sedangkan dosa yang menodai jiwa anda dan juga diri saya adalah biang terbentangnya jurang pemisah antara kita.

🎯Walau jalan perjuangan kita berbeda, tetap saja anda adalah saudaraku seiman, semoga esok Allah Ta'ala menyatukan kita di atas sunnah Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, dan selanjutnya di surga-Nya.
Ya Allah, Lindungilah darah saudara-saudaraku seiman yang pada tanggal 2/12 akan mengadakan aksi, dan jangan Engkau biarkan setetespun dari darah mereka membasahi bumi Fatahillah.
Ya Allah satukanlah ummat Islam di negri ini bersama aparat dan pemimpin negri tercinta ini. Dan runtuhkan tipu daya anak keturan dan kaki tangan londo penebar agama nachoro. Amiin.

✒ Ditulis oleh.
Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA حفظه الله تعالى                                                                                                                      
***
Tausiyah Bimbingan Islam:
📢 @TausiyahBimbinganIslam
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📆 Jum'at, 03 Rabi'ul Awwal 1438H / 02 Desember 2016M

📖 Keikhlasan pun Sangat Membutuhkan Kesabaran

1) Sabar untuk mengikhlaskan niat dan membersihkannya dari riya' dan tujuan duniawi tatkala sebelum beramal dan juga tatkala sedang beramal.

Jangan pernah membohongi diri, dengan menyatakan saya sedang berjuang di jalan Allah akan tetapi ternyata ada udang di balik batu. Jika engkau membohongi dirimu, yang sekaligus berarti engkau membohongi Allah dan publik maka suatu saat Allah akan memunculkan udangmu tersebut dihadapan publik...maka berhati-hatilah...!

2) Setelah beramal harus sabar agar amalan tersebut tidak dirusak oleh ujub dan takabbur yang sewaktu waktu timbul karena kekaguman terhadap amalan tersebut atau merasa jasa dan peranmu yang besar sehingga jadilah engkau merasa sok "penting". Padahal semua keberhasilanmu datangnya dari Allah semata.

3) Sabar untuk menyembunyikan amalan tersebut dan tidak menampakannya kepada orang lain, karena pahala amalan yg tersembunyi lebih besar. Inipun butuh kesabaran yang besar, karena jiwa selalu ingin menceritakan amalannya kepada orang lain agar dihargai dan dihormati

4) Jika engkau berbuat baik kepada orang lain maka bersabarlah dengan menjaga keikhlasanmu dengan tidak marah tatkala air susumu dengan air tuba oleh orang yang kau bantu. Karena sesungguhnya engkau tidak mengarapkan "balas jasanya" dan tidak pula ucapan "terima kasihnya". Akan tetapi engkau hanya mengharapkan wajah Allah.

Allah berfirman:

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

Setelah itu Allah berfirman :

وَجَزَاهُم بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, (QS Al-Insan 9, 12)


« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »

“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.”

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
👥 Facebook Page :
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel :
Telegram.me/TausiyahBimbinganIslam
*Bismillahirrohmanirohiim*

Wahai ayah, bunda ... jadikan setiap moment yang kita lalui untuk mendidik buah hati kita . Jangan lewatkan moment dan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Lakukan diskusi dan dialog sejak dini. ‎

Saya sangat mengerti ada kekhawatiran dalam diri kita,bahwa anak-anak kita masih kecil, belum saatnya mengenal politik.

Tapi dari peristiwa #aksibelaislam ini begitu banyak pelajaran yang bisa diambil. Bahkan bukan soal berpolitiknya. Yakinlah rasa cinta pada agama dan negara tak tumbuh dalam 1 hari, 1 bulan, bahkan 1 tahun. ‎

Banyak sekali yang kita bisa ambil sebagai pelajaran dari peristiwa beruntun akibat perbuatan sang penguasa, bahwa...

1. Nak, selalu jaga lisanmu ya, lebih baik diam jika tidak bisa berkata-kata yang baik dan benar.

Setiap perbuatan kita, termasuk perkataan kita kelak akan dimintai pertanggung jawaban olehNya ‎

Allah berfirman :‎

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar ... (QS Al Ahzab ayat 70)‎‎

Rasulullah bersabda.‎

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam” (HR Bukhari dan Muslim)

Apa yg Kita ucapkan Nak baik langsung atau nulis di medsos  sesungguhnya harus yg baik2 sebagai pemberat amal baik  karena malaikat akan mencatatnya ..

Allah berfirman dalam surat Maaf: 17_18

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ

(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

2. Nak, jadilah hamba yang patuh dan taat pada Allah, "sami'na wa atho'na". Kelak saat kau dewasa, kau harus tau bahwa kita orang muslim, tidak dipimpin oleh orang kafir, karena telah jelas Allah berfirman dalam Qur'an Surat Al-maidah ayat 51 - 57.

3. Nak, Orang munafik akan tetap selalu ada, mulai sejak jaman Rasulullah ,  Abdullah bin Ubay hingga sekarang.

 Kau harus tahu ciri-ciri orang munafiq, supaya kelak engkau bisa membedakannya. Senantiasa teguhkanlah hatimu,berpeganglah erat pada Al Qur'an dan hadist.

Pandai2 lah mencari kawan Nak agar agamamu tak dikorbankan dan kelak kau di akherat tak menyesal..,janganlah berteman dg orang kafir dan orang  munafiq ...

يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku). Q.S. 25:28

4, Nak, sesungguhnya setiap orang adalah pemimpin, sekalipun itu untuk dirinya sendiri, maka memimpinlah dengan adil, sayangi saudara seimanmu, hargai mereka jikapun tak sependapat, jikapun cara setiap orang menyampaikan kebenaran berbeda.

Yang perlu kau ingat, kita membela hal yang sama, kita sama-sama membela agama kita.

Berbeda Pendapat Bukan Berarti Mesti Bermusuhan

Sungguh mengagumkan apa yang dikatakan oleh ulama besar semacam Imam Syafi’i kepada Yunus Ash Shadafiy -nama kunyahnya Abu Musa-. Imam Syafi’i berkata,

يَا أَبَا مُوْسَى، أَلاَ يَسْتَقِيْمُ أَنْ نَكُوْنَ إِخْوَانًا وَإِنْ لَمْ نَتَّفِقْ فِيْ مَسْأَلَةٍ

“Wahai Abu Musa, bukankah kita tetap bersaudara (bersahabat) meskipun kita tidak bersepakat dalam suatu masalah?” (Siyar A’lamin Nubala’, 10: 16).

5. Nak, miliki ahlaq yang sempurna, contohlah Rasulullah  dalam berprilaku. Tauladani Rasulmu.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

 Sungguh-sungguhlah kamu Nak dalam mempelajari akhlaq dan adab menjadi seorang muslim. Karena nak, Umat muslim adalah umat yang terbaik, Allah yang bilang.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Q.S. 3:110

 Penting sekali bahwa kita ber-adab. Semua prilaku kita, haruslah ber-adab. Termasuk adab bertamu, dan adab menerima tamu.

6. Nak, saat ini, hari ini, umat islam kembali berkumpul di monas, untuk melakukan aksi super damai.

Tidak ada yang bisa menghentikan mereka, tidak ada hambatan bagi mereka, sekalipun panas terik, hujan mengguyur, tanpa kendaraan, saudara seiman kita rela berjalan jauh dr desanya untuk membela agamanya, mereka memiliki semangat untuk membela agamanya.

 Kelak setiap keringat, lelah dan kepayahan mereka akan dibalas Allah dengan balasan yang berlipat. Kelak kaki mereka yang terluka, lecet, perih yang tak tertahankan akan bersaksi di yaumul hisab.

7. Nak, semua peristiwa yang terjadi, peristiwa yang baik dan yang buruk terjadi atas kehendak Allah juga. Telah tertulis di Lauhul Mahfudz.
Hal ini supaya manusia dapat belajar, juga untuk menguji hambanya. Supaya tampak yang beriman dengan yang munafiq.

8. Berjihad lah Nak dengan apa yg kamu punya . Ketika engkau besar nanti Allah akan memberikan rejeki berupa harta maka infaqkanlah utk kemenangan agama Alalh ..... Lihatlah ketika mereka datang dari tempat yg jauh ada yg berjalan kaki, ada yg mengendarai Mobil, ada yg naik pesawat terbang dll ..mereka semua dg ringannya membantu saudara seiman dg tulus ikhlas karena mereka berharap Ridho Allah saja ...

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Q.S. 3:180

9. Jadilah anak yg pemberani karena orang yg beriman itu harus bermental baja dan berani karena orang yg beriman akan di tolong oleh Allah ketika mempunyai niat yg ikhlas karena Allah ....
Orang2 kafir lah yg pantas takut karena mereka musyrik ....

سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا ۖ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۚ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ

Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim. Q.S. 3:151

Yang saya sebutkan diatas hanyalah sedikit point dari banyak hikmah yang bisa kita diskusikan dengan anak kita, sayang jika terlewatkan begitu saja. ‎

Semoga kelak Allah menjadikan anak-anak kita cinta pada agamanya, teguh berdiri membela agamanya.

Teruslah bersabar dan bertaqwa serta bertawakal sehingga tetap waspada karena ujian senantiasa akan kamu hadapi ..

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. Q.S. 3:200

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا ۚ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Q.S. 3:193

Wallahu a'lam bisawab

2 desember 2016
#212
#aksi_bela_Islam
#cara_pandang_seorang_Ibu
JANGAN TERGIUR DENGAN BUIH

Sesungguhnya kemenangan dalam sepanjang sejarah tidak pernah ditentukan oleh peralatan, persenjataan dan perhelatan akbar manusia.

Kejayaan, kemenangan dan kebangkitan umat Islam hanya dengan dakwah dan pendidikan yang benar bukan dengan revolusi dan makar terhadap pemimpin.

قالوا: هل الخروج على الظالم مخالف لأصول
أهل السنة؟

Apakah makar kepada pemimpin yang zalim bertentangan dengan prinsip beragama ahli Sunnah Wal jamaah.

⏪قلنا: نعم. قالوا: أين الدليل؟ قلنا: حديث عبادة ( إلا أن تروا كفرا بواحا)

Jawab, ya. Mereka bertanya, Mana dalilnya? Jawab, Hadits Ubadah bahwa Nabi bersabda, Melainkan kalian melihat kekufuran yang nyata.

  قالوا: الكفر = المعصية.

Mereka berkata, Kekufuran adalah maksiat.

⏪قلنا: خطأ، لحديث عوف بن مالك (إلا من ولي عليه والي فرآه يأتي شيئا من معصية الله فليكره ما يأتي من معصية الله و لا ينزعن يداً من طاعة)

Jawab, Demikian itu pendapat yang salah. Karena hadits Auf bin Malik menegaskan bahwa Nabi bersabda, Kecuali seorang yang mempunyai pemimpin yang melihatnya bermaksiat kepada Allah maka hendaklah membenci kemaksiatan yang diperbuat namun tidak memberontak.

  قالوا: عمر رضي الله عنه قال: (قوموني)
⏪قلنا: إن صحت فقد كانت مواجهة اي بحضوره ينصحونه وايضاً فالتقويم=الإصلاح وليس التغيير والخروج

Mereka berkata, Bukankah Umar berkata, luruskan aku.

Jawab, Jika benar riwayat itu maka maksud berhadapan langsung untuk menasihatinya.
Maksud taqwim adalah ishlah (perbaikan) bukan merubah dengan cara membuat makar.

  قالوا: نصبر إلى متى؟
⏪قلنا: حديث أسيد (حتى تلقوني على الحوض).

Mereka berkata, Sampai kapan kita bersabar.
Jawab, sebagaimana keterangan hadits Usaid bahwa Nabi bersabda, Bersabarlah hingga kalian bertemu aku di telaga.

  قالوا: كيف نأخذ حقنا؟
⏪قلنا: حديث ابن مسعود (وتسألون الله الذي لكم)

Mereka berkata, Bagaimana dengan hak-hak kita?
Jawab, sebagaimana hadits Ibnu Masud bahwa Nabi bersabda, Mintalah hak-hakmu kepada Allah.

  قالوا: الطاعة للحاكم الذي ارتضيناه، لا لمن تغلب.
⏪قلنا: حديث العرباض (وإن تأمر عليكم عبد حبشي)

Mereka berkata, Bukankah ketaatan hanya boleh kita berikan kepada pemimpin yang kita sukai bukan yang kita benci.
Jawab, sebagaimana hadits Irbadh bahwa Nabi bersabda, Kalian harus mendengar dan mentaatinya meskipun kalian dipimpin seorang budak.

  قالوا: الصبر على الذي يحكم بالشرع لكن يتجاوز أما من لا يهتدي بالشرع و يحكم بهواه فلا تجرى عليه هذه النصوص.
⏪قلنا: كذبتم، لحديث حذيفة (لا يهتدون بهداي ولا يستنون بسنتي.........فاسمع وأطع)

Mereka berkata, Sabar hanya atas pemimpin yang berhukum dengan hukum Syariat kemudian bersikap melampaui batas tetapi pemimpin yang tidak berhukum syar'i bahkan berhukum dengan hawa nafsu maka Nash-Nash tersebut tidak berlaku buatnya.
Jawab, Kalian berdusta karena hadits Hudzaifah menegaskan bahwa Rasulullah bersabda, Akan muncul pemimpin yang tidak memakai petunjukku dan menerapkan sunnahku maka tetaplah mendengar dan mentaati.

  قالوا: أين فهم السلف؟
⏪قلنا: أجمعوا على حرمة الخروج، نقل الإجماع: النووي وابن حجر وابن تيمية و الشوكاني.

Mereka berkata, Manakah pemahaman ulama salaf yang kalian pakai?
Jawab, Mereka berijma atas haramnya makar kepada pemimpin . Diantara ulama yang mengutip Ijma adalah Imam Nawawi, Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah dan Syaukani.

  قالوا: كيف أجمعوا وهذا ابن الزبير قد خرج؟
⏪قلنا: كذبتم، لم يخرج على ولي الأمر لأنه لم يكن آنذاك للمسلمين إمام و كان الأمر مترددا بعد و فاة يزيد، وابن الزبير بايعه أهل مكة وخضعت له الحجاز.

Mereka berkata, Bagaimana mereka bisa menyatakan Ijma sementara Abdullah bin Zubair pernah memberontak?
Jawab, Kalian berdusta, Beliau tidak memberontak kepada pemimpin sah pada waktu itu, bahkan saat itu masa kekosongan atas kepemimpinan kaum muslimin setelah wafatnya Yazid belum ada pengganti yang legitimid sementara Abdullah dibait oleh ahli Mekah dan dinobatkan menjadi pemimpin Hijaz.

  قالوا: فماذا عن خروج الحسين؟
⏪قلنا: لم يخرج لمنازعة الأمر وغرر به أهل البصرة و قالوا له أقبل إلينا ليس علينا إمام، فلما تبينت له الخدعة ندم وطالب بالرجوع إلى أهله أو الذهاب إلى يزيد أو إلى الثغور، فلم يمكنه الظلمة وقتلوه مظلوما شهيدا رضي الله عنه.

Mereka berkata, Bagaimana pandangan Anda terhadap pemberontakan Husain?
Jawab, Beliau keluar bukan dalam rangka memberontak pemimpin yang sah namun beliau keluar terpancing oleh propokasi warga Bashrah, di mana mereka mengatakan, wahai Husain silahkan bergabung kepada kami karena kami tidak punya pemimpin, setelah beliau tahu itu hanya tipuan maka beliau menyesal dan minta kembali, atau bergabung dengan Yazid atau pingin tinggal diperbatasan. Namun tukang fitnah yang zalim tidak memberinya kesempatan sama sekali, yang akhirnya beliau terbunuh dalam keadaan teraniaya dan Syahid.

 قالوا: وقد خرج غيرهما فأين الإجماع؟
⏪قلنا: قال ابن حجر (خروج جماعة من السلف كان قبل استقرار الإجماع على حرمة الخروج على الجائر) (مرقاة المفاتيح-ح:1125)
و نقل النووي: (و قيل إن هذا الخلاف كان أولاً ثم حصل الإجماع على منع الخروج عليهم)

Mereka berkata, Ada juga selain Abdullah bin Zubair dan Husain yang memberontak, bagaimana bisa dikatakan Ijma?
Jawab, Ibnu Hajar keluarnya beberapa pihak dari generasi salaf sebelum terjadinya konsensus Ijma atas haramnya memberontak pemimpin yang jahat ( Mirqatul Mafatih ) atau Imam Nawawi berkata, Atau boleh jadi perbedaan itu pernah terjadi namun akhirnya muncul Ijma secara permanen tentang larangan memberontak pemimpin yang sah.

 قالوا ( كلمة حق عند سلطان جائر )
⏪قلنا : 1-  النبى ﷺقال (كلمة) لا اعتصام أو مظاهرة
2- قال( حق) لا شتم وسب
3- قال( عند) أى فى مكانه لا فى الشوارع والميادين وعلى المنابر كما قال النبى ﷺ(من أراد أن ينصح لذي سلطان فلا يبده علانية، ولكن يأخذ بيده فيخلو به، فإن قبل منه فذاك وإلا كان قد أدى الذي عليه)
4- النبى ﷺأثبت أنه سلطان ظالم ومع ذلك لم يأذن فى الخروج عليه إنما قال (اسمع واطع ولو ضرب ظهرك وأخذ مالك) مسلم.

Mereka berkata, Bukankah jihad terbesar, adalah kalimat yang haq di sisi pemimpin yang jahat.
Jawab,
1. Nabi bersabda, Dengan kalimat ( nasehat ) bukan baikot dan demo.
2. Dengan kalimat yang haq bukan dengan cacian dan celaan.
3. Di sisi berarti tidak di jalan-jalan, tempat terbuka dan mimbar bebas karena Nabi bersabda, Jika diantara kalian ingin menasihati pemimpin maka jangan dengan terbuka, bahkan hendaknya ambil tangannya dan berdua saja. Bila dia menerima maka tujuan tercapai dan bila tidak menerima, maka dia telah menunaikan kewajiban.
4. Bahkan Nabi menegaskan bahwa akan muncul pemimpin yang zalim tapi beliau tidak menyuruh makar bahkan beliau bersabda, hendaklah kamu mendengar dan mentaati meskipun dia memukul punggungmu dan mengambil hartamu.(Shahih Muslim)

  قالوا: ارتفعت الأسعار وصعبت المعيشة بسبب ظلم الحاكم.
⏪قلنا: لو خرج الشعب لضاق العيش أكثر، ولفقد الأمن ولسفكت الدماء و هتكت الأعراض، وكل من عرف التاريخ يوقن أن الخروج ما جاء بيوم خير قط.

Mereka berkata, Harga-harga barang melambung, hidup mengalami krisis berat akibat pemimpin yang zalim.
Jawab, Kalau rakyat memberontak maka krisis akan lebih parah, karena tidak aman, terjadi pertumpahan darah dan pemerkosaan. Siapa yang mengetahui sejarah dengan baik pasti paham bahwa pemberontakan tidak mendatangkan kebaikan sama sekali.

   قالوا: إذن ما الحل؟
⏪قلنا: الله أكبر الله أكبر،
الحل: التوبة والاستغفار (إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم) غيروا الشرك إلى التوحيد و البدعة إلى السنة والمعصية إلى الطاعة...(و لو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض)[ الأعراف]
وقيل لبعض السلف: (غلت الأسعار قال: أخفضوها بالاستغفار).

Mereka berkata, Terus bagaimana solusi terbaik?
Jawab, Allahu akbar, Allahu akbar!
Solusinya, Taubat dan istighfar karena sesungguhnya Allah tidak akan merubah kondisi suatu kaum hingga kaum itu sendiri merubah dirinya. Rubahlah Syirik kepada tauhid, bid'ah menjadi Sunnah dan maksiat menuju ketaatan.
Allah berfirman, seandainya penduduk negeri beriman dan bertakwa maka akan kami kucurkan keberkahan dari langit dan bumi. (Al'araaf).

Dikatakan kepada salah seorang ulama salaf, harga-harga barang melambung tinggi. Maka beliau menjawab, Turunkan dengan istighfar.
منقوول....
🚧 APABILA CARA ‘JIHAD’ DAN ‘NAHI MUNKAR’ ANDA TIDAK SYAR’I MAKA ANDA TIDAK BERSABAR

Bersabar menghadapi kezaliman penguasa adalah prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Tidak sabar, lalu melakukan ‘jihad’ atau ‘nahi munkar’ dengan cara yang tidak syar’i adalah prinsip Khawarij, yaitu melakukan pemberontakan terhadap penguasa muslim, baik memberontak dengan senjata maupun dengan kata-kata, seperti dengan melakukan demontrasi; ‘jihad’ konstitusi yang berasas demokrasi, bukan jihad syar’i.

📚 PENJELASAN ULAMA BAHWA DEMONSTRASI ADALAH TRADISI ORANG-ORANG KAFIR

Al-Imam Al-'Allamah Al-Muhaddits Al-Albani rahimahullah berkata,

صحيح ان الوسائل إذا لم تكن مخالفة للشريعة فهي الأصل فيها الإباحة، هذا لا إشكال فيه، لكن الوسائل إذا كانت عبارة عن تقليد لمناهج غير إسلامية فمن هنا تصبح هذه الوسائل غير شرعية، فالخروج للتظاهرات او المظاهرات وإعلان عدم الرضا او الرضا وإعلان التاييد أو الرفض لبعض القرارات أو بعض القوانين، هذا نظام يلتقي مع الحكم الذي يقول الحكم للشعب، من الشعب وإلى الشعب، أما حينما يكون المجتمع إسلاميا فلا يحتاج الأمر إلى مظاهرات وإنما يحتاج إلى إقامة الحجة على الحاكم الذي يخالف شريعة الله.

"Benar bahwa sarana-sarana jika tidak menyelisihi syari'at maka hukum asalnya mubah, ini bukan masalah. Tetapi sarana-sarana jika merupakan taklid terhadap manhaj yang bukan Islam, maka menjadi tidak sesuai syari'at, maka keluar untuk aksi terbuka atau demonstrasi dan menampakkan penentangan atau persetujuan, atau menunjukkan dukungan atau penolakan atas sebagian aturan atau undang-undang; metode ini sama dengan aturan (demokrasi) yang mengatakan bahwa hukum milik rakyat; dari rakyat dan untuk rakyat. Adapun masyarakat Islam, tidaklah membutuhkan demonstrasi, melainkan iqomatul hujjah (penyampaian ilmu) kepada Penguasa yang menyelisihi syari'at Allah ta'ala." [Mauqi' Al-Albani]

Al-Imam Al-'Allamah Al-Muhaddits Al-Albani rahimahullah juga berkata,

هذه التظاهرات الأوربية ثم التقليدية من المسلمين، ليست وسيلة شرعية لإصلاح الحكم وبالتالي إصلاح المجتمع، ومن هنا يخطئ كل الجماعات وكل الأحزاب الاسلامية الذين لا يسلكون مسلك النبي صلى الله عليه وسلم في تغيير المجتمع، لا يكون تغيير المجتمع في النظام الاسلامي بالهتافات وبالصيحات وبالتظاهرات، وإنما يكون ذلك على الصمت وعلى بث العلم بين المسلمين وتربيتهم على هذا الاسلام حتى تؤتي هذه التربية أكلها ولو بعد زمن بعيد.

“Demonstrasi ini yang asalnya dari orang-orang kafir Eropa, kemudian diikuti oleh kaum muslimin, bukanlah sarana yang sesuai syari’at untuk memperbaiki hukum (pemerintah) ataupun memperbaiki masyarakat, maka dari sini jelas kesalahan semua kelompok-kelompok dan golongan-golongan Islam yang tidak menempuh jalan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam merubah masyarakat, karena tidaklah mungkin merubah masyarakat dalam aturan Islam dengan cara menyuarakan yel-yel, berteriak-teriak dan berdemonstrasi. Hanyalah melakukan perubahan itu dengan cara tidak menyuarakan kebatilan dan menyebarkan ilmu di tengah-tengah kaum muslimin dan mendidik mereka di atas agama Islam yang benar ini sampai usaha pendidikan ini membuahkan hasil walau menempuh waktu yang lama.” [Mauqi' Al-Albani]

Asy-Syaikh Al-‘Allamah Shalih Al-Fauzan hafizhahullah berkata,

المظاهرات ليست من دين الإسلام لما يترتب عليها من الشرور من ضياع كلمة المسلمين من تفريق بين المسلمين لما يصاحبها من التخريب وسفك الدماء لما يصاحبها من الشرور، وليست المظاهرات بحل صحيح للمشكلات، ولكن الحل يكون بإتباع الكتاب والسنة

“Demonstrasi bukan berasal dari agama Islam, karena kejelekan-kejelekan yang timbul darinya seperti terpecahnya kesatuan kaum muslimin, disertai dengan pengrusakan dan pertumpahan darah serta berbagai kejelekan lainnya. Demonstrasi bukan solusi yang benar, akan tetapi solusi itu adalah dengan mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah.” [Mauqi’ Al-Fauzan]

📚 PENJELASAN ULAMA BAHWA PEMBERONTAKAN TERJADI DENGAN SENJATA DAN KATA-KATA

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,

بل العجب أنه وُجّه الطعن إلى الرسول صلى الله عليه وسلم ، قيل لـه : اعدل، وقيل لـه: هذه قسمة ما أريد بها وجه الله. وهذا أكبر دليل على أن الخروج على الإمام يكون بالسيف ويكون بالقول والكلام، يعني: هذا ما أخذ السيف على الرسول صلى الله عليه وسلم، لكنه أنكر عليه.

ونحن نعلم علم اليقين بمقتضى طبيعة الحال أنه لا يمكن خروج بالسيف إلا وقد سبقه خروج باللسان والقول. الناس لا يمكن أن يأخذوا سيوفهم يحاربون الإمام بدون شيء يثيرهم، لا بد أن يكون هنـاك شيء يثـيرهم وهو الكلام. فيكون الخروج على الأئمة بالكلام خروجاً حقيقة، دلت عليه السنة ودل عليه الواقع

“Sangat mengherankan tatkala celaan itu diarahkan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam (yaitu yang dilakukan oleh pentolan Khawarij, Dzul Khuwaisiroh). Dikatakan kepada beliau, “Berlaku adillah!” Juga dikatakan, “Pembagianmu ini tidak menginginkan wajah Allah!” Ini adalah sebesar-besarnya dalil yang menunjukkan bahwa memberontak kepada penguasa bisa jadi dengan senjata, bisa jadi pula dengan ucapan dan kata-kata. Maksudnya, orang ini tidaklah memerangi Rasul -shallallahu’alaihi wa sallam- dengan pedang, akan tetapi ia mengingkari beliau (dengan ucapan di depan umum).

Kita tahu dengan pasti bahwa kenyataannya, tidak mungkin terjadi pemberontakan dengan senjata, kecuali telah didahului dengan pemberontakan dengan lisan dan ucapan. Manusia tidak mungkin mengangkat senjata untuk memerangi penguasa tanpa ada sesuatu yang bisa memprovokasi mereka. Mesti ada yang bisa memprovokasi mereka, yaitu dengan kata-kata. Jadi, memberontak terhadap penguasa dengan kata-kata adalah pemberontakan secara hakiki, berdasarkan dalil  As-Sunnah dan kenyataan.” [Fatawa Al-‘Ulama Al-Akabir, hal. 96]

Asy-Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi hafizhahullah berkata,

فلا يجوز للإنسان أن ينشر المعايب. هذا نوع من الخروج, إذا نُشِرَتِ المعايب -معايب الحكام والولاة- على المنابر, وفي الصحف والمجلات, وفي الشبكة المعلوماتية؛ أبغض الناس الولاة, وألبوهم عليهم, فخرج الناس عليهم

“Tidak boleh bagi seseorang untuk menyebarkan aib-aib Pemerintah, ini termasuk pemberontakan, apabila aib-aib Penguasa disebarkan di mimbar-mimbar, koran-koran, majalah-majalah dan jaringan informasi, maka membuat orang-orang marah dan berkumpul untuk melawan, maka mereka pun memberontak kepada Pemerintah.” [Syarhul Mukhtar fi Ushulis Sunnah, hal. 339]

📚 BERSABAR MENGHADAPI KEZALIMAN PENGUASA ADALAH PRINSIP AHLUS SUNNAH YANG MEMBEDAKAN DENGAN KHAWARIJ

Apabila penguasanya adil maka Ahlus Sunnah dan golongan-golongan sesat seperti Khawarij dan yang semisalnya tidaklah berbeda pendapat untuk tunduk dan patuh kepadanya, serta tidak memberontak.

Perbedaan Ahlus Sunnah dan Khawarij apabila penguasanya zalim, Ahlus Sunnah tetap tunduk dan patuh dalam hal yang ma’ruf kepada penguasa muslim yang zalim, Ahlus Sunnah bersabar atas kezalimannya dan tidak memberontak.

Adapun Khawarij melakukan pemberontakan terhadapnya, baik memberontak dengan kata-kata; dengan menjelek-jelekan pemerintah di depan khalayak maupun memberontak dengan senjata, baik pemerintah tersebut telah mereka kafirkan atau masih dianggap sebagai muslim yang fasik.

Maka ketahuilah saudaraku rahimakumullaah, bersabar atas kezaliman penguasa adalah salah satu pembeda Ahlus Sunnah dengan Khawarij. Karena Ahlus Sunnah tetap berpegang teguh dengan sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam walau hati tidak menyetujui dan marah terhadap kezaliman penguasa. Sedang Khawarij lebih menuruti kemarahan mereka dan lupa dengan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,

مَنْ رَأَى مِنْ أَمِيرِه شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَصْبِرْ فَإِنَّهُ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ شِبْرًا فَمَاتَ فَمِيتَةٌ جَاهِلِيَّةٌ

“Barangsiapa yang melihat suatu (kemungkaran) yang ia benci pada pemimpinnya, maka hendaklah ia bersabar, karena sesungguhnya barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah (pemerintah) sejengkal saja, kemudian ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu’anhuma]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

كَانَ مِنْ الْعِلْمِ وَالْعَدْلِ الْمَأْمُورِ بِهِ الصَّبْرُ عَلَى ظُلْمِ الْأَئِمَّةِ وَجَوْرِهِمْ كَمَا هُوَ مِنْ أُصُولِ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ وَكَمَا أَمَرَ بِهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأَحَادِيثِ الْمَشْهُورَةِ عَنْهُ

“Termasuk ilmu dan keadilan yang diperintahkan Allah ta’ala adalah bersabar atas kezaliman dan kesewenang-wenangan penguasa, sebagaimana itu juga termasuk prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan telah diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di dalam banyak hadits yang sudah masyhur.” [Majmu’ Al-Fatawa, 28/179]

📚 SOLUSINYA ADALAH TETAP BERSABAR DENGAN MEMENUHI HAK PENGUASA WALAU ZALIM DAN BERDOA KEPADA ALLAH

Apabila tertutup pintu mengingkari kemungkaran penguasa dengan tangan karena akan memunculkan mudarat yang lebih besar, tidak pula dengan lisan karena tidak memiliki akses, maka masih ada solusi dengan bersabar; mengingkari dengan hati, mengikuti syari'at dengan tetap memenuhi hak penguasa walau zalim, dan berdoa kepada Allah.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِي أَثَرَة وَأُمُورًا تُنْكِرُونَهَا قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ أَدُّوا إِلَيْهِمْ حَقَّهُمْ وَسَلُوا اللَّهَ حَقَّكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan melihat (pada pemimpin kalian) kecurangan dan hal-hal yang kalian ingkari (kemungkaran)”. Mereka bertanya, “Apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tunaikan hak mereka (pemimpin) dan mintalah kepada Allah hak kalian.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,

يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّة لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ

“Akan ada sepeninggalku para penguasa yang tidak meneladani petunjukku dan tidak mengamalkan sunnahku, dan akan muncul diantara mereka (para penguasa) orang-orang yang hati-hati mereka adalah hati-hati setan dalam jasad manusia.” Aku (Hudzaifah) berkata, “Bagaimana aku harus bersikap jika aku mengalami hal seperti ini?” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Engkau tetap dengar dan taat kepada pemimpin itu, meskipun punggungmu dipukul dan hartamu diambil, maka dengar dan taatlah.” [HR. Muslim dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu’anhu]

Namun sangat disayangkan, kemarahan terhadap penguasa zalim membuat sebagian orang lupa dengan perintah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam untuk bersabar dan berdoa. Setan pun menghiasi amal buruk mereka menjadi terlihat baik dengan sebutan ‘amar ma’ruf nahi munkar’, ‘nasihat’ dan ‘jihad’.

Bahkan sebagian mereka sadar bahwa cara yang mereka gunakan dalam menghadapi penguasa adalah bagian dari sistem demokrasi yang jelas-jelas diadopsi dari orang-orang kafir. Namun tidak sedikit yang masih berusaha mencari-cari dalil untuk membenarkannya dengan dalil-dalil umum.

Kemudian setan menghiasi lagi kejelekan mereka dengan kebanggaan dan kekaguman (‘ujub) pada diri mereka karena telah berani melakukan aksi dengan dihadiri banyak orang, plus memandang rendah orang yang menurut mereka tidak ikut ‘berjuang’ bersama mereka.

💻 Sumber: https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/704797406336411:0

💻 Artikel Terkait:

📋 MASA 'FITNAH' MENYINGKAP HAKIKAT
https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/701334563349362:0

📋 BEDA JIHAD SYAR’I DAN 'JIHAD' KONSTITUSI
https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/692960050853480:0

📋 MEMBABAT HABIS ALASAN-ALASAN MELAKUKAN DEMONSTRASI
https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/692488774233941:0

📋 MEWASPADAI BERBAGAI DAMPAK BURUK DEMONSTRASI
https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/692461127570039

📋 FATWA ULAMA BESAR AHLUS SUNNAH TERKAIT DEMONSTRASI THD PENISTA AL-QUR’AN DI INDONESIA
https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/691193887696763:0

📋 DEMONSTRASI DAN MENCELA PEMERINTAH DI MEDIA MASSA BUKAN AJARAN ISLAM
http://sofyanruray.info/demonstrasi-dan-mencela-pemerintah-di-media-massa-bukan-ajaran-islam/

📋 MENGENANG BUAH PAHIT DEMONSTRASI MENUNTUT REFORMASI 1998
https://www.facebook.com/sofyanruray.info/posts/691795030969982:0

══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah Sunnah Bersama Markaz Ta’awun Dakwah dan Bimbingan Islam ⤵

📮 Join Telegram: http://goo.gl/6bYB1k
📲 Gabung Group WA: 08111377787
🌍 Fb: www.fb.com/taawundakwah
🌐 Web: www.taawundakwah.com
📱 Android: http://bit.ly/1FDlcQo
🎬 Youtube: Ta’awun Dakwah
📒 Hastag: #Ustadz_Sunnah
[12/2, 7:39 AM] ‪+62 812-8019-0054‬: Alhamdulillah, ulama ahli hadits paling senior di kota Nabi -shollallohu alaihi wasallam- Syekh Abdul Muhsin Al-'Abbad -hafizhahulloh- telah mengeluarkan fatwa tentang demo yg akan dilaksanakan di jakarta 4 Nov nanti... Silahkan dicerna dengan baik pertanyaan dan jawabannya.

=====

*Pertanyaan:*

Kepala daerah Kota Jakarta telah melecehkan Alquran dan para ulama kaum muslimin, dia seorang nasrani. Dan pada tanggal 4 Nov nanti akan diadakan demonstrasi untuk menuntut agar dia diproses secara hukum. Bolehkah kita keluar (mengikuti demo itu)?

Untuk diketahui kepala daerah itu kafir, tidak berhak dibaiat, dan nantinya demo itu akan dilakukan secara beradab dan tidak ada pengrusakan fasilitas umum.

*Jawaban:*

"Demonstrasi dan mengikutinya tidak bisa dibenarkan, tetapi seharusnya mereka berusaha melakukan apa yg bisa mereka lakukan dg selain cara demonstrasi, (misalnya) dengan menulis surat, dan pergi kepada orang-orang (penting) untuk menghadap kepada pejabat tertinggi yg berada di atas kepala daerah itu.

Adapun menggunakan cara seperti demo yg (biasanya) terdapat kekacauan di dalamnya, (maka ini tidak dibenarkan). Apalagi cara demo tersebut memang tidak datang dari kaum muslimin, dia datangnya dari orang-orang kafir".

[Alih bahasa: Musyaffa' Addariny].

Inilah pendapat yg menurut penulis lebih pantas dipilih oleh kaum muslimin.. Karena ketakwaan dan keilmuan beliau yg sudah sangat teruji.. dan inilah pendapat yg paling baik bagi keselamatan kaum muslimin.

Namun, bila ada yg tidak sependapat dg fatwa ini dan masih ingin demo, penulis hanya bisa mendoakan semoga Allah menjaga mereka, dan memudahkan terwujudnya tuntutan mereka.

Semoga pemerintah terutama bapak presiden -hafizhahulloh- segera menginstruksikan lembaga yg berwenang untuk memprosesnya sesuai hukum yg berlaku, sehingga kerukunan beragama terjaga dg baik, dan NKRI tidak terancam keutuhannya.

Jangan sampai, hanya karena *satu orang yg bersalah*, menjadikan *semua warga negara yg tidak bersalah* menanggung akibat buruknya.

Sekali lagi, semoga Allah menjaga kaum muslimin, menyelamatkan mereka, memudahkan mereka... dan memuliakan agama-Nya... amin.