Saturday, October 29, 2016

๐Ÿ’๐Ÿ’  MUTIARA NASEHAT MUSLIMAH ๐Ÿ’๐Ÿ’:
๐Ÿ’Ž MUTIARA NASEHAT UNTUK WANITA MUSLIMAH ๐Ÿ’Ž


Faedah Dauroh sabtu, 28 Muharram 1438H  yang disampaikan oleh Ustadz Abu Qotadah ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰

1⃣ Meyakini bahwa seluruh hukum Allah adalah yang paling sempurna. Dan Allah adalah hakim yang paling adil.

2⃣ Kebahagiaan dan kemuliaan seorang wanita terletak pada sejauh mana dia mengamalkan agamanya dan punya komitmen yang kuat.

3⃣ Ingatlah bahwa para wanita mempunyai musuh-musuh yaitu syaitan dan bala tentaranya (kafir, maksiat, ahli bid'ah).

4⃣ Seseorang yang berada dalam ketaatan dan kebaikan merupakan sebuah takdir. Dianjurkan untuk memperbanyak do'a.

[Qs Al Hajj 17-18]

5⃣ Wajib bagi wanita untuk mengetahui bahwa hukum Allah itu adalah baik, tidak ada kezaliman, melainkan penuh kebaikan sesuai dengan fitrah manusia. Dan in syaa Allah mudah diamalkan.

6⃣ Wajib diketahui wanita muslimah bahwa kesempurnaan iman dan islamnya ditunjukkan dengan sejauh mana seorang wanita tersebut tunduk kepada hukum-hukum Allah/syariat-Nya yang mulia.

[Qs. An-nisa : 65, An-nisa : 59, Qs. Al-Ahzab : 32].

๐Ÿ”– AMALAN-AMALAN PENTING UNTUK WANITA MUSLIMAH DIRUMAHNYA

1⃣ Memperbanyak ibadah kepada Allah.

2⃣ Menciptakan kedamaian dan ketentraman untuk suaminya.

[Qs. Ar-Rum : 21].

3⃣ Tarbiatul Aulad, Ibu adalah guru yang pertama dan yang utama untuk anak-anaknya.

4⃣ Mengemas, memanage rumahnya, mengelola isi rumahnya. Jadikan rumah agar baik, rapi dan bersih.

5⃣ Menjaga kehormatan suaminya, tidak boleh membuka aib suami, baik urusan ranjang atau lainnya.

6⃣ Mengatur waktu.

๐ŸŽ€ PAKAIAN WANITA ๐ŸŽ€

1⃣ Rumahnya karena sesuai hadist bahwa wanita itu adalah aurat yang apabila dia keluar akan dihiasi oleh syaitan. Maka rumahnya bisa melindungi dia atau menutup auratnya

2⃣ Pakaiannya sendiri.

Terakhir, wanita yang menjaga sholatnya, afdholnya sholat dirumahnya, menjaga puasa ramadhan dan puasa sunnah jika ada, patuh pada suaminya, dan  menjaga kehormatannya, maka dia bisa masuk syurga dari pintu mana dia suka. Sedangkan pintu syurga itu ada 8.

✍๐Ÿป Ummu Ashfiyah
Ditulis ulang dengan sedikit editan oleh Admin Mutiara Nasehat Muslimah

•┈┈┈•❀❁❦๐ŸŒธ๐ŸŒน๐ŸŒธ๐ŸŒน๐ŸŒธ❦❁❀•┈┈┈•
๐Ÿ‘†๐Ÿผ๐Ÿ“– Besaran Nafkah Suami pada Istri

✒ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Apakah ada besaran tertentu yang ditetapkan oleh Islam untuk nafkah suami pada istrinya?
Jika ada, berapa besaran tersebut?

▶ Dalil Yang Memerintahkan Suami untuk Memberi Nafkah

Allah Ta’ala berfirman,

ู„ِูŠُู†ْูِู‚ْ ุฐُูˆ ุณَุนَุฉٍ ู…ِู†ْ ุณَุนَุชِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ู‚ُุฏِุฑَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฑِุฒْู‚ُู‡ُ ูَู„ْูŠُู†ْูِู‚ْ ู…ِู…َّุง ุขَุชَุงู‡ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„َุง ูŠُูƒَู„ِّูُ ุงู„ู„َّู‡ُ ู†َูْุณًุง ุฅِู„َّุง ู…َุง ุขَุชَุงู‡َุง

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.  Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya”
(QS. Ath Tholaq: 7).

Dalam ayat lain disebutkan,

ูˆَุนَู„َู‰ ุงู„ْู…َูˆْู„ُูˆุฏِ ู„َู‡ُ ุฑِุฒْู‚ُู‡ُู†َّ ูˆَูƒِุณْูˆَุชُู‡ُู†َّ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf”
(QS. Al Baqarah: 233).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Suami punya kewajiban dengan cara yang ma’ruf (baik) memberi nafkah pada istri, termasuk pula dalam hal pakaian. Yang dimaksud dengan cara yang ma’ruf adalah dengan memperhatikan kebiasaan masyarakat. Nafkah tersebut tidak berlebih dan tidak pula kurang.
Hendaklah suami memberi nafkah sesuai kemampuannya dan yang mudah untuknya, serta bersikap pertengahan dan hemat”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2: 375).

Dari Jabir, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika haji wada’,

ูَุงุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ูِู‰ ุงู„ู†ِّุณَุงุกِ ูَุฅِู†َّูƒُู…ْ ุฃَุฎَุฐْุชُู…ُูˆู‡ُู†َّ ุจِุฃَู…َุงู†ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงุณْุชَุญْู„َู„ْุชُู…ْ ูُุฑُูˆุฌَู‡ُู†َّ ุจِูƒَู„ِู…َุฉِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู„َูƒُู…ْ ุนَู„َูŠْู‡ِู†َّ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ูŠُูˆุทِุฆْู†َ ูُุฑُุดَูƒُู…ْ ุฃَุญَุฏًุง ุชَูƒْุฑَู‡ُูˆู†َู‡ُ. ูَุฅِู†ْ ูَุนَู„ْู†َ ุฐَู„ِูƒَ ูَุงุถْุฑِุจُูˆู‡ُู†َّ ุถَุฑْุจًุง ุบَูŠْุฑَ ู…ُุจَุฑِّุญٍ ูˆَู„َู‡ُู†َّ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุฑِุฒْู‚ُู‡ُู†َّ ูˆَูƒِุณْูˆَุชُู‡ُู†َّ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ

“Bertakwalah kepada Allah pada (penunaian hak-hak) para wanita, karena kalian sesungguhnya telah mengambil mereka dengan amanah Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Kewajiban istri bagi kalian adalah tidak boleh permadani kalian ditempati oleh seorang pun yang kalian tidak sukai.
Jika mereka melakukan demikian, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti. Kewajiban kalian bagi istri kalian adalah memberi mereka nafkah dan pakaian dengan cara yang ma’ruf”
(HR. Muslim no. 1218).

Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu ‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai kewajiban suami pada istri, lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฃَู†ْ ุชُุทْุนِู…َู‡َุง ุฅِุฐَุง ุทَุนِู…ْุชَ ูˆَุชَูƒْุณُูˆَู‡َุง ุฅِุฐَุง ุงูƒْุชَุณَูŠْุชَ – ุฃَูˆِ ุงูƒْุชَุณَุจْุชَ – ูˆَู„ุงَ ุชَุถْุฑِุจِ ุงู„ْูˆَุฌْู‡َ ูˆَู„ุงَ ุชُู‚َุจِّุญْ ูˆَู„ุงَ ุชَู‡ْุฌُุฑْ ุฅِู„ุงَّ ูِู‰ ุงู„ْุจَูŠْุชِ

“Engkau memberinya makan sebagaimana engkau makan.
Engkau memberinya pakaian sebagaimana engkau berpakaian -atau engkau usahakan-, dan engkau tidak memukul istrimu di wajahnya, dan engkau tidak menjelek-jelekkannya serta tidak memboikotnya (dalam rangka nasehat) selain di rumah”
(HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).

▶ Besaran Nafkah Suami Pada Istri

Kebutuhan primer yang mesti dipenuhi oleh suami pada istri adalah
1⃣ tempat tinggal,
2⃣ kebutuhan makan dan minum,
3⃣ pakaian.
Di samping itu ada hajat lainnya yang tak bisa diabaikan seperti nafkah pada istri agar ia bisa menuntut ilmu, nafkah untuk berobat, membeli meubel dan perabot rumah tangga, juga nafkah untuk pembantu dan pengasuh anak.

Nafkah di atas tersebut kembali kepada kebiasaan yang ada di tengah masyarakat. Kadang pembantu memang begitu mendesak di sebagian masyarakat atau di suatu keluarga. Karenanya menghadirkan pembantu kala itu dan mengeluarkan nafkah untuk itu wajib bagi seorang suami.

Ada juga di masyarakat, pembantu bukanlah sesuatu yang dianggap penting karena istri sudah bisa menangani seluruh pekerjaan rumah.

Jika demikian, berarti menyediakan pembantu tidaklah perlu.

▶ Lalu besaran nafkah bagaimana?

Yang tepat dikembalikan pada kebiasaan masyarakat setempat, bisa jadi nafkah untuk keluarga di kota berbeda dengan di desa.

Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah berkata, “Yang tepat dan lebih benar sebagaimana yang dinyatakan oleh kebanyakan ulama (baca: jumhur) bahwa nafkah suami pada istri kembali pada kebiasaan masyarakat (kembali pada ‘urf) dan tidak ada besaran tertentu yang ditetapkan oleh syari’at. Nafkah itu berbeda sesuai dengan perbedaan tempat, zaman, keadaan suami istri dan adat yang ada.”
(Majmu’ Al Fatawa, 34: 83)

▶ Jika Suami Tak Memberi Nafkah

Dari Aisyah, sesungguhnya Hindun binti ‘Utbah berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang suami yang pelit.
Dia tidak memberi untukku dan anak-anakku nafkah yang mencukupi kecuali jika aku mengambil uangnya tanpa sepengetahuannya”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ุฎُุฐِู‰ ู…َุง ูŠَูƒْูِูŠูƒِ ูˆَูˆَู„َุฏَูƒِ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ

“Ambillah dari hartanya yang bisa mencukupi kebutuhanmu dan anak-anakmu dengan kadar sepatutnya”
(HR. Bukhari no. 5364).

Hanya Allah yang memberi taufik. Semoga jadi ilmu yang bermanfaat.


๐ŸŒ rumaysho.com


Friday, October 28, 2016

*"ALLAH MENJAWAB AL-FATIHAH KITA"*

Banyak sekali orang yang tegesa-gesa ketika membaca Al-Fatihah disaat shalat.. tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan shalatnya.

Padahal di saat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, ALLAH menjawab setiap ucapan kita.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT ber-Firman:

*"Aku membagi al-Fatihah menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku."*

■ Artinya, tiga ayat di atas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.

■ Ketika Kita mengucapkan "AlhamdulillahiRabbil 'aalamiin".

*Allah menjawab: "Hamba-Ku telah memuji-Ku."*

■ Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmaanir-Rahiim".

*Allah menjawab: "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku."*

■ Ketika kita mengucapkan "Maaliki yaumiddiin".

*Allah menjawab: "Hamba-Ku memuja-Ku."*

■ Ketika kita mengucapkan “Iyyaaka na’ budu wa iyyaaka nasta’iin”.

*Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan Hamba-Ku.”*

■ Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiraatal mustaqiim, Shiratalladziinaan’amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladdhaalliin.”

*Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.”*
(HR. Muslim dan At-Tirmidzi)

*■ Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat*

*Rasakanlah jawaban indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapan kita*

■ Selanjutnya kita ucapkan "Aamiin" dengan ucapan yang lembut, sebab Malaikat pun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.

*■ Barangsiapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dengan para Malaikat, maka Allah akan memberikan Ampunan kepada-Nya.”*
 (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud)

Saudaraku jika artikel ini bermanfaat silahkan dibagikan , sampaikan walau satu ayat

_*Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam; "Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala walaupun sudah tiada."*_
(HR. Muslim).

Semoga bermanfaat.

Thursday, October 27, 2016

๐Ÿƒ๐ŸŒผ  *10 Sifat Istri yang Mendatangkan Rezeki Bagi Suaminya*

๐Ÿ‘ฅBanyak suami yang mungkin tidak tahu bahwa rezekinya dengan izin Allah mengalir lancar atau sulit, atas peran istri.

๐ŸŒพMemang tidak bisa dilihat secara kasat mata, namun bisa dijelaskan secara spiritual bahwa 10 sifat istri ini ‘membantu’ mendatangkan rezeki bagi suaminya.

๐Ÿƒ1. Istri yang pandai bersyukur

๐ŸŒทIstri yang bersyukur atas segala karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk rezeki.

Punya suami, bersyukur. Menjadi ibu, bersyukur. Anak-anak bisa mengaji, bersyukur.
Suami memberikan nafkah, bersyukur. Suami memberikan hadiah, bersyukur.
Suami mencintai setulus hati, bersyukur.
Suami memberikan kenikmatan sebagai suami istri, bersyukur.

ูˆَุฅِุฐْ ุชَุฃَุฐَّู†َ ุฑَุจُّูƒُู…ْ ู„َุฆِู†ْ ุดَูƒَุฑْุชُู…ْ ู„َุฃَุฒِูŠุฏَู†َّูƒُู…ْ ูˆَู„َุฆِู†ْ ูƒَูَุฑْุชُู…ْ ุฅِู†َّ ุนَุฐَุงุจِูŠ ู„َุดَุฏِูŠุฏٌ

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan: jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya adzabku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7)

๐Ÿƒ2. Istri yang tawakal kepada Allah

๐Ÿ‘คDi saat seseorang bertawakkal kepada Allah, Allah akan mencukupi rezekinya.

ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَูˆَูƒَّู„ْ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูَู‡ُูˆَ ุญَุณْุจُู‡ُ

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq: 3)

๐ŸŒบJika seorang istri bertawakkal kepada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rezekinya.
Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selalu harus langsung diberikan kepada wanita tersebut.

Bisa jadi Allah akan memberikan rezeki yang banyak kepada suaminya, lalu suami tersebut memberikan nafkah yang cukup kepada dirinya.

๐Ÿƒ3. Istri yang baik agamanya

๐Ÿ’ŽRasulullah menjelaskan bahwa wanita dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya.

ูَุงุธْูَุฑْ ุจِุฐَุงุชِ ุงู„ุฏِّูŠู†ِ ุชَุฑِุจَุชْ ูŠَุฏَุงูƒَ

“Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

๐Ÿ’ฏBeruntung itu beruntung di dunia dan di akhirat. Beruntung di dunia, salah satu aspeknya adalah dimudahkan mendapatkan rezeki yang halal.

‼Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya taat kepada Allah kemudian mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan.

๐ŸŒ‘Lalu bagaimana dengan seorang suami yang banyak bermaksiat kepada Allah tetapi rezekinya lancar? Bisa jadi Allah hendak memberikan rezeki kepada istri dan anak-anaknya melalui dirinya.
Jadi berkat taqwa istrinya dan bayi atau anak kecilnya yang belum berdosa, Allah kemudian mempermudah rezekinya.
Suami semacam itu sebenarnya berhutang pada istrinya.

๐Ÿƒ4. Istri yang banyak beristighfar

๐Ÿ‘๐ŸปDi antara keutamaan istighfar adalah mendatangkan rezeki. Hal itu bisa dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 hingga 12.
Bahwa dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.

ูَู‚ُู„ْุชُ ุงุณْุชَุบْูِุฑُูˆุง ุฑَุจَّูƒُู…ْ ุฅِู†َّู‡ُ ูƒَุงู†َ ุบَูَّุงุฑًุง
ูŠُุฑْุณِู„ِ ุงู„ุณَّู…َุงุกَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ู…ِุฏْุฑَุงุฑًุง
ูˆَูŠُู…ْุฏِุฏْูƒُู…ْ ุจِุฃَู…ْูˆَุงู„ٍ ูˆَุจَู†ِูŠู†َ ูˆَูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َูƒُู…ْ ุฌَู†َّุงุชٍ ูˆَูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َูƒُู…ْ ุฃَู†ْู‡َุงุฑًุง

“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai untukmu” (QS. Nuh : 10-12)

๐Ÿƒ5. Istri yang gemar silaturahim

๐Ÿ“žIstri yang gemar menyambung silaturahim, baik kepada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, dan saudari-saudari seaqidah, pada hakikatnya ia sedang membantu suaminya memperlancar rezeki.
Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya.

ู…َู†ْ ุณَุฑَّู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠُุจْุณَุทَ ู„َู‡ُ ูِู‰ ุฑِุฒْู‚ِู‡ِ ، ูˆَุฃَู†ْ ูŠُู†ْุณَุฃَ ู„َู‡ُ ูِู‰ ุฃَุซَุฑِู‡ِ ، ูَู„ْูŠَุตِู„ْ ุฑَุญِู…َู‡ُ

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

๐Ÿƒ6. Istri yang suka bersedekah

๐ŸŒนIstri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rezeki suaminya. Sebab salah satu keutamaan sedekah sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah hingga 700 kali lipat. Bahkan hingga kelipatan lain sesuai kehendak Allah.

Jika istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak langsung dibalas melaluinya.

Namun bisa jadi dibalas melalui suaminya. Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rezekinya berlimpah.

ู…َุซَู„ُ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠُู†ْูِู‚ُูˆู†َ ุฃَู…ْูˆَุงู„َู‡ُู…ْ ูِูŠ ุณَุจِูŠู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูƒَู…َุซَู„ِ ุญَุจَّุฉٍ ุฃَู†ْุจَุชَุชْ ุณَุจْุนَ ุณَู†َุงุจِู„َ ูِูŠ ูƒُู„ِّ ุณُู†ْุจُู„َุฉٍ ู…ِุฆَุฉُ ุญَุจَّุฉٍ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูŠُุถَุงุนِูُ ู„ِู…َู†ْ ูŠَุดَุงุกُ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุงุณِุนٌ ุนَู„ِูŠู…ٌ

“Perumpamaan orang-orang yang menaf­kahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)

๐Ÿƒ7. Istri yang bertaqwa

☄Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.

ูˆَู…َู†ْ ูŠَุชَّู‚ِ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุฌْุนَู„ْ ู„َู‡ُ ู…َุฎْุฑَุฌًุง
ูˆَูŠَุฑْุฒُู‚ْู‡ُ ู…ِู†ْ ุญَูŠْุซُ ู„َุง ูŠَุญْุชَุณِุจُ

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (QS. At Thalaq: 2-3)

๐Ÿƒ8. Istri yang selalu mendoakan suaminya

๐Ÿ‘คJika seseorang ingin mendapatkan sesuatu, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya. Ia tidak bisa mendapatkan sesuatu tersebut melainkan dari pemiliknya.

๐Ÿ›Begitulah rezeki. Rezeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rezeki. Maka jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi namun perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya.

Doakan suami agar senantiasa mendapatkan limpahan rezeki dari Allah, dan yakinlah jika istri berdoa kepada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.

ูˆَู‚َุงู„َ ุฑَุจُّูƒُู…ُ ุงุฏْุนُูˆู†ِูŠ ุฃَุณْุชَุฌِุจْ ู„َูƒُู…ْ

“DanTuhanmu berfirman: Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan” (QS. Ghafir: 60)

๐Ÿƒ9. Istri yang gemar shalat dhuha

⛅Shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya. Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah tiap persendian.

Shalat dhuha empat rakaat, Allah akan menjami rezekinya sepanjang hari.

ูِู‰ ุงู„ุฅِู†ْุณَุงู†ِ ุซَู„ุงَุซُู…ِุงุฆَุฉٍ ูˆَุณِุชُّูˆู†َ ู…َูْุตِู„ุงً ูَุนَู„َูŠْู‡ِ ุฃَู†ْ ูŠَุชَุตَุฏَّู‚َ ุนَู†ْ ูƒُู„ِّ ู…َูْุตِู„ٍ ู…ِู†ْู‡ُ ุจِุตَุฏَู‚َุฉٍ. ู‚َุงู„ُูˆุง ูˆَู…َู†ْ ูŠُุทِูŠู‚ُ ุฐَู„ِูƒَ ูŠَุง ู†َุจِู‰َّ ุงู„ู„َّู‡ِ ู‚َุงู„َ ุงู„ู†ُّุฎَุงุนَุฉُ ูِู‰ ุงู„ْู…َุณْุฌِุฏِ ุชَุฏْูِู†ُู‡َุง ูˆَุงู„ุดَّู‰ْุกُ ุชُู†َุญِّูŠู‡ِ ุนَู†ِ ุงู„ุทَّุฑِูŠู‚ِ ูَุฅِู†ْ ู„َู…ْ ุชَุฌِุฏْ ูَุฑَูƒْุนَุชَุง ุงู„ุถُّุญَู‰ ุชُุฌْุฒِุฆُูƒَ

“Di dalam tubuh manusia terdapat 360 sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?”

Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)

ูŠَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ูŠَุง ุงุจْู†َ ุขุฏَู…َ ู„ุงَ ุชُุนْุฌِุฒْู†ِู‰ ู…ِู†ْ ุฃَุฑْุจَุนِ ุฑَูƒَุนَุงุชٍ ูِู‰ ุฃَูˆَّู„ِ ู†َู‡َุงุฑِูƒَ ุฃَูƒْูِูƒَ ุขุฎِุฑَู‡ُ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)

๐Ÿƒ10. Istri yang taat dan melayani suaminya

๐Ÿ’žSalah satu kewajiban istri kepada suami adalah mentaatinya. Sepanjang perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, istri wajib mentaatinya.

๐ŸŽฏApa hubungannya dengan rezeki? Ketika seorang istri taat kepada suaminya, maka hati suaminya pun tenang dan damai. Ketika hatinya damai, ia bisa berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul.

๐Ÿ’ช๐ŸปSemangat kerjanya pun menggebu.
Ibadah juga lebih tenang.
Subhanallah..

BaarakAllah Fiikum...                    

✒Ustadz Ahmad Zainuddin -hafidzahullaah-
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
๐ŸŒน๐ŸŒฟ๐ŸŒน๐ŸŒฟ๐ŸŒน๐ŸŒฟ๐ŸŒน๐ŸŒฟ๐ŸŒน๐ŸŒฟ

Wednesday, October 26, 2016

☄10 Materi Pokok☄

1⃣Apa itu HE
2⃣How to Start HE
3⃣Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7 tahun
4⃣Tehnik Pendidikan Pre Aqil Baligh 0-7 tahun
5⃣Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 tahun
6⃣Tehnik Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 tahun
7⃣Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 11-14 tahun
8⃣Tehnik Pendidikan Pre Aqil Baligh 11-14 tahun
9⃣Konsep Pendidikan Post Aqil Baligh >15 tahun
1⃣0⃣Tehnik Pendidikan Post Aqil Baligh >15 tahun.

Untuk yg baru bergabung,, monggo bisa dikunyah2 dulu ini,, kompilasi materi pokok Home Education๐Ÿ‘‡๐Ÿป

✴♻✴

https://bermainbersamabapak.wordpress.com/2016/09/29/kompilasi-10-materi-pokok-he

✴♻✴♻✴♻

Wednesday, October 19, 2016

Ustadz Najmi Umar Bakar:
* Bagaimana hukum mencium tangan orang tua atau yang lainnya ? *

(1). Dari asy-Sya’bi, ia berkata Zaid bin Tsaabit pernah mengendarai hewan tunggangannya, lalu Ibnu ‘Abbas mengambil tali kekangnya dan menuntunnya. Zaid berkata : "Jangan engkau lakukan wahai anak paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam"

Ibnu ‘Abbas berkata : "Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan (menghormati) ulama kami".

Zaid berkata : "Kemarikanlah tanganmu".

Lalu Ibnu ‘Abbas mengeluarkan tangannya, kemudian Zaid menciumnya dan berkata : "Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan (menghormati) ahli bait Nabi kami shallallaahu  ‘alaihi wa sallam" [Diriwayatkan oleh Abu Bakr Ad-Diinawariy dalam Al-Mujaalasah wa Jawaahirul-‘Ilm 4/146-147 no. 1314, dihasankan oleh Masyhuur Hasan Salmaan dalam takhrij-nya atas kitab tersebut].

(2). Dari Tamiim bin Salamah, bahwasannya Abu ‘Ubaidah (bin Al-Jarraah) pernah mencium tangan ‘Umar". Tamiim berkata : "Ciuman (tangan) adalah sunnah" [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf no. 26611]

(3). Dari Thalhah, bahwasannya ia mencium tangan Khaitsamah. Maalik berkata : "Dan Thalhah mencium tanganku" [Diriwayatkan oleh Ibnul-‘Arabiy dalam al-Qubal no. 6]

(4). Al-Marwazi rahimahullah berkata :

"Aku pernah bertanya kepada Abu ‘Abdillah (Ahmad bin Hanbal) tentang mencium tangan, maka ia memandang hal itu tidak mengapa jika dilakukan karena alasan agama dan ia memakruhkan jika dilakukan karena alasan keduniaan" [Al-Wara’ no. 476]

(5). An-Nawawi rahimahullah berkata :

“Mencium tangan seorang laki-laki dikarenakan kezuhudan, keshalihan, ilmu yang dimiliki, kemuliaannya, penjagaannya, atau yang lainnya dari perkara-perkara agama tidaklah dibenci, bahkan disukai. Namun apabila hal itu dilakukan karena faktor kekayaan, kekuasaan atau kedudukannya di mata orang-orang, maka hal itu sangat dibenci. Dan berkata Abu Sa’iid Al-Mutawalliy : "Tidak diperbolehkan" [Fathul-Baari 11/57].

(7). Syaikh Jibriin rahimahullah berkata :

ู†ุฑู‰ ุฌูˆุงุฒ ุฐู„ูƒ ุฅุฐุง ูƒุงู† ุนู„ู‰ ูˆุฌู‡ ุงู„ุงุญุชุฑุงู… ูˆุงู„ุชูˆู‚ูŠุฑ ู„ู„ูˆุงู„ุฏูŠู† ูˆุงู„ุนู„ู…ุงุก ูˆุฐูˆูŠ ุงู„ูุถู„ ูˆูƒุจุงุฑ ุงู„ุฃุณู†ุงู† ู…ู† ุงู„ุฃู‚ุงุฑุจ ูˆู†ุญูˆู‡ู…، ูˆู‚ุฏ ุฃู„ู ููŠ ุฐู„ูƒ ุงุจู† ุงู„ุฃุนุฑุงุจูŠ ุฑุณุงู„ุฉ ููŠ ุฃุญูƒุงู… ุชู‚ุจูŠู„ ุงู„ูŠุฏ ูˆู†ุญูˆู‡ุง، ูู„ูŠุฑุฌุน ุฅู„ูŠู‡ุง، ูˆู…ุชู‰ ูƒุงู† ู‡ุฐุง ุงู„ุชู‚ุจูŠู„ ู„ู„ุฃู‚ุงุฑุจ ุงู„ู…ُุณู†ูŠู† ูˆุฐูˆูŠ ุงู„ูุถู„ ูุฅู†ู‡ ูŠูƒูˆู† ุงุญุชุฑุงู…ًุง ูˆู„ุง ูŠูƒูˆู† ุชุฐู„ู„ุง ูˆู„ุง ูŠูƒูˆู† ุชุนุธูŠู…ًุง، ูˆู‚ุฏ ุฑุฃูŠู†ุง ุจุนุถ ู…ุดุงุฆุฎู†ุง ูŠُู†ูƒุฑูˆู† ุฐู„ูƒ ูˆูŠู…ู†ุนูˆู†ู‡، ูˆุฐู„ูƒ ู…ู†ู‡ู… ู…ู† ุจุงุจ ุงู„ุชูˆุงุถุน ู„ุง ู„ุชุญุฑูŠู…ู‡ ููŠู…ุง ูŠุธู‡ุฑ. ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู…

"Kami berpendapat bolehnya hal itu (yaitu mencium tangan), jika tujuannya untuk menghormati dan menghargai kedua orang tua, ulama, orang yang mulia dan yang berusia lanjut dari karib kerabat dan yang lainnya.

Ibnul 'Arabi telah menulis buku tentang hukum mencium tangan dan semisalnya, maka silahkan merujuk kepadanya. Jika mencium tangan ini ditujukan kepada karib kerabat yang berusia lanjut dan orang yang mulia, maka hal itu untuk menghormati, bukan merupakan bentuk perendahan diri dan pengagungan kepadanya.

Kami telah melihat sebagian guru kami mengingkari hal itu dan melarangnya. Hal itu karena sifat tawadlu' dari mereka, bukan karena mengharamkannya. wallahu a'lam (Fataawa Ulama al-Balad al-Haram hal 1020).

Berdasarkan keterangan di atas maka tidak mengapa dan boleh mencium tangan kedua orang tua dll seperti yang telah disebutkan.

Bukankah Allah telah memerintahkan untuk merendahkan diri di hadapan kedua orang tua, yaitu tawadhu' dan tidak menyombongkan diri di hadapan mereka ?

Allah Ta'ala berfirman :

ูˆَุงุฎْูِุถْ ู„َู‡ُู…َุง ุฌَู†َุงุญَ ุงู„ุฐُّู„ِّ ู…ِู†َ ุงู„ุฑَّุญْู…َุฉِ ูˆَู‚ُู„ْ ุฑَุจِّ ุงุฑْุญَู…ْู‡ُู…َุง ูƒَู…َุง ุฑَุจَّูŠَุงู†ِูŠ ุตَุบِูŠุฑًุง

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (yaitu kedua orang tua) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil" (QS. Al-Isra' [17]: 24).

✍ Ust Najmi Umar Bakkar

Monday, October 17, 2016

Al-Firqatunnajiyyah: Jalan Golongan Yang Selamat : 8
http://alfirqatunnajiyyah.blogspot.my/2010/05/jalan-golongan-yang-selamat-8.html?m=1
MAKNA "IYYAAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN"
Penulis : Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

ุฅِูŠَّุงูƒَ ู†َุนْุจُุฏُ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒَ ู†َุณْุชَุนِูŠู†ُ
"KepadaMu Kami menyembah dan KepadaMu Kami memohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5)

Maksudnya, kami mengkhususkan kepada diriMu dalam beriba-dah, berdo'a dan memohon pertolongan.

1. Para ulama dan pakar di bidang bahasa Arab mengatakan, didahulukannya maf'ul bih (obyek) " Iyyaaka " atas fi'il (kata kerja) " na'budu wa Nasta'in " dimaksudkan agar ibadah dan memohon pertolongan tersebut dikhususkan hanya kepada Allah semata, tidak kepada selainNya.

2. Ayat Al-Qur'an ini dibaca berulang-ulang oleh setiap mus-lim, baik dalam shalat maupun di luarnya. Ayat ini merupakan ikhtisar dan intisari surat Al-Fatihah, yang merupakan ikhtisar dan intisari Al-Qur'an secara keseluruhan.

3. Ibadah yang dimaksud oleh ayat ini adalah ibadah dalam arti yang luas, termasuk di dalamnya shalat, nadzar, menyembelih hewan kurban, juga do'a. Karena Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ุงู„ุฏุนุงุก ู‡ูˆุงู„ุนุจุงุฏุฉ
"Do'a adalah ibadah." (HR At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)

Sebagaimana shalat adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada rasul atau wali, demikian pula halnya dengan do'a. Ia adalah ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Allah semata. Allah ber-firman,

ู‚ُู„ْ ุฅِู†َّู…َุง ุฃَุฏْุนُูˆ ุฑَุจِّูŠ ูˆَู„َุง ุฃُุดْุฑِูƒُ ุจِู‡ِ ุฃَุญَุฏًุง
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun denganNya." (Al-Jin: 20)

4. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ุฏุนูˆุฉ ุฐูŠ ุงู„ู†ูˆู† ุฅุฐ ุฏุนุง ุจู‡ุง ูˆู‡ูˆ ููŠ ุจุทู† ุงู„ุญูˆุช : ู„ุงุงู„ู‡ ุงู„ุง ุงู†ุช ุณุจุญุงู†ูƒ ุฅู†ูŠ ูƒู†ุช ู…ู† ุงู„ุธุง ู„ู…ูŠู†، ู„ู… ูŠุฏุน ุจู‡ุง ุฑุฌู„ ู…ุณู„ู… ููŠ ุดูŠูŠุก ู‚ุท ุงู„ุง ุงุณุชุฌุงุจ ุงู„ู„ู‡ ู„ู‡
"Do'a yang dibaca oleh Nabi Dzin Nun (Yunus) ketika berada dalam perut ikan adalah, 'Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.' Tidaklah seorang muslim berdo'a dengannya untuk (meminta) sesuatu apapun, kecuali Allah akan mengabulkan padanya." (Hadits shahih menurut Al-Hakim, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)

MEMOHON PERTOLONGAN HANYA KEPADA ALLAH

Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ุฅุฐุง ุณุฃู„ุช ูุงุณุฃู„ ุงู„ู„ู‡ ูˆุฅุฐุง ุงุณุชุนู†ุช ูุงุณุชุนู† ุจุงู„ู„ู‡
"Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah dan jika eng-kau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan Kepada Allah." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)

1. Imam Nawawi dan Al-Haitami telah memberikan penjelasan terhadap makna hadits ini, secara ringkas penjelasan tersebut sebagai berikut, "Jika engkau memohon pertolongan atas suatu urusan, baik urusan dunia maupun akhirat maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Apalagi dalam urusan-urusan yang tak seorang pun kuasa atasnya selain Allah. Seperti menyembuhkan penyakit, mencari rizki dan petunjuk. Hal-hal tersebut merupakan perkara yang khusus Allah sendiri yang kuasa." Allah berfirman,

ูˆَุฅِู†ْ ูŠَู…ْุณَุณْูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِุถُุฑٍّ ูَู„َุง ูƒَุงุดِูَ ู„َู‡ُ ุฅِู„َّุง ู‡ُูˆَ
"Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu maka tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Dia sendiri." (A1-An'am: 17)

2. Barangsiapa menginginkan hujjah (argumentasi/dalil) maka cukup baginya Al-Qur'an, barangsiapa menginginkan seorang peno-long maka cukup baginya Allah, barangsiapa menginginkan seorang penasihat maka cukup baginya kematian. Barangsiapa merasa belum cukup dengan hal-hal tersebut maka cukup Neraka baginya. Allah berfirman,

ุฃَู„َูŠْุณَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِูƒَุงูٍ ุนَุจْุฏَู‡ُ
"Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hambaNya?" (Az-Zumar: 36)

3. Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Al-Fathur Rabbani berkata, "Mintalah kepada Allah dan jangan meminta kepada selain-Nya. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan memohon per-tolongan kepada selainNya. Celakalah kamu, di mana kau letakkan mukamu kelak (ketika menghadap Allah di akhirat), jika kamu me-nentangNya di dunia, berpaling daripadaNya, menghadap (meminta dan menyembah) kepada makhlukNya serta menyekutukanNya. Engkau keluhkan kebutuhan-kebutuhanmu kepada mereka. Engkau bertawakkal (menggantungkan diri) kepada mereka. Singkirkanlah perantara-perantara antara dirimu dengan Allah. K
arena ketergan-tunganmu kepada perantara-perantara itu suatu kepandiran. Tidak ada kerajaan, kekuasaan, kekayaan dan kemuliaan kecuali milik Allah . Jadilah kamu orang yang selalu bersama Allah, jangan bersama makhluk (maksudnya, bersama Allah dengan berdo'a kepadaNya tanpa perantara melalui makhlukNya).

4. Memohon pertolongan yang disyari'atkan Allah adalah dengan hanya memintanya kepada Allah agar Ia melepaskanmu dari berbagai kesulitan yang engkau hadapi.

Adapun memohon pertolongan yang tergolong syirik adalah dengan memintanya kepada selain Allah. Misalnya kepada para nabi dan wali yang telah meninggal atau kepada orang yang masih hidup tetapi mereka tidak hadir. Mereka itu tidak memiliki manfaat atau mudharat, tidak mendengar do'a, dan kalau pun mereka mendengar tentu tak akan mengabulkan permohonan kita. Demikian seperti dikisahkan oleh Al-Qur'an tentang mereka.
Adapun meminta pertolongan kepada orang hidup yang hadir untuk melakukan sesuatu yang mereka mampu, seperti membangun masjid, memenuhi kebutuhan atau lainnya maka hal itu dibolehkan. Berdasarkan firman Allah,

ูˆَุชَุนَุงูˆَู†ُูˆุง ุนَู„َู‰ ุงู„ْุจِุฑِّ ูˆَุงู„ุชَّู‚ْูˆَู‰
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa." (Al-Ma'idah: 2)

Dan sabda Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam ,

ูˆุงู„ู„ู‡ ููŠ ุนูˆู† ุงู„ุนุจุฏ، ู…ุง ูƒุงู† ุงู„ุนุจุฏ ููŠ ุนูˆู† ุฃุฎูŠู‡
"Allah (akan) memberikan pertolongan kepada hamba, selama hamba itu memberikan pertolongan kepada saudaranya." (HR. Muslim)

Di antara contoh meminta pertolongan kepada orang hidup yang dibolehkan adalah seperti dalam firman Allah,

ูَุงุณْุชَุบَุงุซَู‡ُ ุงู„َّุฐِูŠ ู…ِู†ْ ุดِูŠุนَุชِู‡ِ ุนَู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠ ู…ِู†ْ ุนَุฏُูˆِّู‡ِ
"… maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang dari musuhnya …". (Al-Qashash: 15)

Juga firman Allah yang berkaitan dengan Dzul Qarnain,

ูَุฃَุนِูŠู†ُูˆู†ِูŠ ุจِู‚ُูˆَّุฉٍ
"… maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat) …". (Al-Kahfi: 95)
๐Ÿƒ๐ŸŒน *Ini Hakekatnya* ๐ŸŒน๐Ÿƒ

Sebagian manusia bekerja, siang malam, kedinginan, dan kepanasan tetapi tidak mendapat kecuali sedikit dari rupiah...

Sebagian manusia hanya duduk di atas meja, ruangan ber-AC, sedikit bergerak tapi mendapatkan banyak dari harta dunia...

Itulah rezeki, Allah-lah yang mengaturnya, Dia melapangkan kepada siapa yang dikehendaki dan menahannya dari siapa yang dikehendakiNya...

Tapi masalahnya adalah pemahaman kita tentang arti dari *KEKAYAAN ...*

_Apakah itu...?_

_Siapakah orang kaya yang sesungguhnya..?_

Selama seseorang tidak memahami hakekatnya maka ia akan berada di dalam kubangan kekurangan dan kemiskinan walaupun hartanya melimpah...

Mari kita perhatikan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berikut :

ู„ูŠุณ ุงู„ุบู†ู‰ ุนู† ูƒุซุฑุฉ ุงู„ุนุฑุถ ูˆ ู„ูƒู† ุงู„ุบู†ู‰ ุบู†ู‰ ุงู„ู†ูุณ

"(Hakekat) kaya bukanlah dengan banyaknya harta benda, akan tetapi hakekat kaya adalah kaya jiwa".
[HR Bukhari : 6446, Muslim : 1051]

*Kaya jiwa, kaya hati inilah hakikatnya...*

Karena kaya jiwa seseorang bisa tersenyum tulus dari hatinya yang lapang...

Karena kaya jiwa seseorang bisa berbagi rezeki walaupun hidup kekurangan...

Karena kaya jiwa makan, minum dan menjalani hidup dengan tenang tanpa stress walaupun hidup seadanya...

Tapi kalau jiwa miskin, maka kesusahan dan kesempitan yang dirasakan, tidak bahagia, sulit berinfaq dan berbagi, dan hidup sesalu dihantui kekurangan dan kekurangan...

Sudah saatnya kita merubah pandangan kita agar tidak menyesal...

*Bacalah Al-Quran dan hadits-hadits Nabi, hadirilah kajian-kajian ilmu yang bermanfaat...*

Mengejar dunia tanpa mengetahui hakikatnya, akan membuahkan kesempitan, kejenuhan, was-was, stress dst...

Seseorang akan mengalami kejenuhan, ya kejenuhan...

*Kebahagiaan ada dalam kekayaan jiwa, dan ketaatan pada Allah...*

Selamat beraktifitas, dan selamat berbagi dengan sesama...


✏Ustaadz Abu Ya'la Kurnaedi
Mereka Yang Diinginkan Kebaikan Oleh Allah

Ustadz Badrusalam March 8, 2013 Artikel Tulis Komentar 159 Views

Siapakah diantara kita yang tidak ingin diberikan kebaikan oleh Allah? Namun di sana, ada orang-orang yang diinginkan kebaikan oleh Allah Azza waJalla. Semoga kita termasuk dari mereka:

1. Dibukanya pintu amal sebelum kematian menjelang.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ุฅุฐุง ุฃุฑุงุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจุนุจุฏ ุฎูŠุฑุง ุงุณุชุนู…ู„ู‡ ู‚ูŠู„ : ู…ุง ูŠุณุชุนู…ู„ู‡ ؟ ู‚ุงู„ : ูŠูุชุญ ู„ู‡ ุนู…ู„ุง ุตุงู„ุญุง ุจูŠู† ูŠุฏูŠ ู…ูˆุชู‡ ุญุชู‰ ูŠุฑุถูŠ ุนู„ูŠู‡ ู…ู† ุญูˆู„ู‡

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan jadikan ia beramal.” Dikatakan, “Apakah dijadikan beramal itu?” Beliau bersabda, “Allah bukakan untuknya amalan shalih sebelum meninggalnya, sehingga orang-orang yang berada di sekitarnya ridla kepadanya.” (HR Ahmad dan Al Hakim dari Amru bin Al Hamq).[1]

2. dipercepat sanksinya di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ุฅุฐุง ุฃุฑุงุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจุนุจุฏู‡ ุงู„ุฎูŠุฑ ุนุฌู„ ู„ู‡ ุงู„ุนู‚ูˆุจุฉ ููŠ ุงู„ุฏู†ูŠุง ูˆ ุฅุฐุง ุฃุฑุงุฏ ุจุนุจุฏู‡ ุงู„ุดุฑ ุฃู…ุณูƒ ุนู†ู‡ ุจุฐู†ุจู‡ ุญุชู‰ ูŠูˆุงููŠ ุจู‡ ูŠูˆู… ุงู„ู‚ูŠุงู…ุฉ

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hambaNya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hambaNya, Allah akan membiarkan dosanya (di dunia) sampai Allah membalasnya pada hari kiamat.” (HR At Tirmidzi dan Al Hakim dari Anas bin Malik).[2]

Namun kita tidak diperkenankan untuk meminta kepada Allah agar dipercepat sanksi kita di dunia, karena kita belum tentu mampu menghadapinya.

ุนَู†ْ ุฃَู†َุณٍ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุนَุงุฏَ ุฑَุฌُู„ุงً ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠู†َ ู‚َุฏْ ุฎَูَุชَ ูَุตَุงุฑَ ู…ِุซْู„َ ุงู„ْูَุฑْุฎِ ูَู‚َุงู„َ ู„َู‡ُ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- « ู‡َู„ْ ูƒُู†ْุชَ ุชَุฏْุนُูˆ ุจِุดَู‰ْุกٍ ุฃَูˆْ ุชَุณْุฃَู„ُู‡ُ ุฅِูŠَّุงู‡ُ ». ู‚َุงู„َ ู†َุนَู…ْ ูƒُู†ْุชُ ุฃَู‚ُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู…َุง ูƒُู†ْุชَ ู…ُุนَุงู‚ِุจِู‰ ุจِู‡ِ ูِู‰ ุงู„ุขุฎِุฑَุฉِ ูَุนَุฌِّู„ْู‡ُ ู„ِู‰ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง. ูَู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- « ุณُุจْุญَุงู†َ ุงู„ู„َّู‡ِ ู„ุงَ ุชُุทِูŠู‚ُู‡ُ – ุฃَูˆْ ู„ุงَ ุชَุณْุชَุทِูŠุนُู‡ُ – ุฃَูَู„ุงَ ู‚ُู„ْุชَ ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุขุชِู†َุง ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَูِู‰ ุงู„ุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณَู†َุฉً ูˆَู‚ِู†َุง ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู†َّุงุฑِ ». ู‚َุงู„َ ูَุฏَุนَุง ุงู„ู„َّู‡َ ู„َู‡ُ ูَุดَูَุงู‡ُ.

“Dari Anas, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang telah kurus bagaikan anak burung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu berdo’a dengan sesuatu atau kamu memintanya?” Ia berkata, “Ya, aku berdo’a, “Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat segerakanlah untukku di dunia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Subhanallah, kamu tidak akan mampu itu. Mengapa kamu tidak berkata, “Ya Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari adzab Neraka.” Maka orang itupun berdo’a dengannya. Allah pun menyembuhkannya.” (HR Muslim).

3. Diberikan cobaan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ู…ู† ูŠุฑุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ ุฎูŠุฑุง ูŠุตุจ ู…ู†ู‡

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah.” (HR Ahmad dan Al Bukhari dari Abu Hurairah).

Cobaan pasti akan menerpa kehidupan mukmin, karena itu janji Allah:

ูˆَู„َู†َุจْู„ُูˆَู†َّูƒُู…ْ ุจِุดَูŠْุกٍ ู…ِّู†َ ุงู„ْุฎَูˆْูِ ูˆَุงู„ْุฌُูˆุนِ ูˆَู†َู‚ْุตٍ ู…ِّู†َ ุงู„ุฃَู…َูˆَุงู„ِ ูˆَุงู„ุฃَู†ูُุณِ ูˆَุงู„ุซَّู…َุฑَุงุชِ

“Sungguh, Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.” (QS Al Baqarah: 155).

Cobaan itu untuk menggugurkan dosa dan mengangkat derajat.

ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู„َุง ูŠَุฒَุงู„ُ ุงู„ْุจَู„َุงุกُ ุจِุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِ ุฃَูˆْ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†َุฉِ ูِูŠ ุฌَุณَุฏِู‡ِ ูˆَูِูŠ ู…َุงู„ِู‡ِ ูˆَูِูŠ ูˆَู„َุฏِู‡ِ ุญَุชَّู‰ ูŠَู„ْู‚َู‰ ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَู…َุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†ْ ุฎَุทِูŠุฆَุฉٍ

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Senantiasa ujian itu menerpa mukmin atau mukminah pada jasadnya, harta dan anaknya sampai ia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa.” (HR Ahmad dengan sanad yang hasan).

4. Difaqihkan dalam agama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ู…ู† ูŠุฑุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ ุฎูŠุฑุง ูŠูู‚ู‡ู‡ ููŠ ุงู„ุฏูŠู†

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam agama.” HR Al Bukhari dan Muslim).

Kefaqihan adalah pemahaman yang Allah berikan kepada seorang hamba. Pemahaman yang lurus terhadap Al Qur’an dan hadits berasal dari kebeningan hati dan aqidah yang shahih. Karena hati yang dipenuhi oleh hawa nafsu tidak akan dapat memahami Al Qur’an dan hadits dengan benar. Sebagaimana yang dikabarkan oleh nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kaum khawarij yang membaca Al Qur’an:

ูŠَุฎْุฑُุฌُ ู‚َูˆْู…ٌ ู…ِู†ْ ุฃُู…َّุชِู‰ ูŠَู‚ْุฑَุกُูˆู†َ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ู„َูŠْุณَ ู‚ِุฑَุงุกَุชُูƒُู…ْ ุฅِู„َู‰ ู‚ِุฑَุงุกَุชِู‡ِู…ْ ุจِุดَู‰ْุกٍ ูˆَู„ุงَ ุตَู„ุงَุชُูƒُู…ْ ุฅِู„َู‰ ุตَู„ุงَุชِู‡ِู…ْ ุจِุดَู‰ْุกٍ ูˆَู„ุงَ ุตِูŠَุงู…ُูƒُู…ْ ุฅِู„َู‰ ุตِูŠَุงู…ِู‡ِู…ْ ุจِุดَู‰ْุกٍ ูŠَู‚ْุฑَุกُูˆู†َ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ูŠَุญْุณِุจُูˆู†َ ุฃَู†َّู‡ُ ู„َู‡ُู…ْ ูˆَู‡ُูˆَ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ

“Akan keluar suatu kaum dari umatku, mereka membaca Al Qur’an. Bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan Al Qur’an mereka, shalat dan puasa kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan shalat dan puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an dan menyangka bahwa Al Qur’an mendukung mereka padahal Al Qur’an tidak mendukung mereka.” (HR Muslim).

Itu semua akibat kedangkalan ilmu dan mengikuti hawa nafsu, sehingga mereka tidak diberikan pemahaman yang benar terhadap Al Qur’an dan hadits. Mereka mengira bahwa ayat Al Qur’am mendukung perbuatan mereka, padahal tidak demikian. Tentu yang memahaminya adalah orang-orang yang Allah faqihkan dalam agama dan selamatkan dari hawa nafsu.

5. Diberikan kesabaran.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ูˆ ู…ุง ุฃุนุทูŠ ุฃุญุฏ ุนุทุงุก ุฎูŠุฑุง ูˆ ุฃูˆุณุน ู…ู† ุงู„ุตุจุฑ

“Tidaklah seseorang diberikan dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran.” (HR Al Bukhari dan Muslim).

Kesabaran dalam keimanan bagaikan kepala untuk badan. Badan tak akan hidup tanpa kepala, demikian pula iman tak akan hidup tanpa kesabaran. Untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya amat membutuhkan kesabaran. Karena Iblis dan balatentaranya tak pernah diam untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.

ูˆَู…َุง ูŠُู„َู‚َّุงู‡َุง ุฅِู„َّุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุตَุจَุฑُูˆุง ูˆَู…َุง ูŠُู„َู‚َّุงู‡َุง ุฅِู„َّุง ุฐُูˆ ุญَุธٍّ ุนَุธِูŠู…ٍ

“Tidak ada yang diberikan (sifat-sifat yang terpuji ini) kecuali orang-orang yang sabar, dan tidak ada yang diberikannya kecuali orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS Fushilat: 35).

Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang Engkau inginkan kebaikan padanya, beri kami kesabaran untuk menjalani perintahMu dan menjauhi laranganMu, beri kami kesabaran dalam menghadapi musibah yang menerpa, beri kami kefaqihan dalam agama dan bukakan untuk kami pintu amal shalih sebelum wafat kami. Aamiin.

 




[1] Dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani dalam shahih Jami’ no 304.

[2] Dishahihkan oleh Syaikh Al AlBani dalam shahih Jami’ no 308.

Nama beliau adalah Abu Yahya Badrussalam. Beliau lahir pada tanggal 27 April 1976 di desa Kampung Tengah, Cileungsi, Bogor, tempat dimana studio Radio Rodja berdiri. Beliau menamatkan pendidikan S1 di Universitas Islam Madinah Saudi Arabia Fakultas Hadits pada tahun 2001
Apakah Anda Termasuk Sebaik-baik Manusia?

By Ahmad Zainuddin, Lc. 18 January 2012


Setiap orang mendambakan menjadi yang terbaik. Sebagai seorang muslim, orientasi hidup untuk menjadi yang terbaik bukanlah dinilai dari ukuran manusia semata, tetapi karena ridha Allah Ta’ala. Inilah cara mudah menjadi orang terbaik dalam konsep Islam.

Pertama, tidak ingkar melunasi hutang

 ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุนู† ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฃู†ู‡ ูَู‚َุงู„َ « ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ุฃَุญْุณَู†ُูƒُู…ْ ู‚َุถَุงุกً » ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡

Artinya: Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” Muttafaqun ‘alaih

Kedua, belajar Al-Quran dan mengajarkannya

ุนَู†ْ ุนُุซْู…َุงู†َ – ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡- ุนَู†ِ ุงู„ู†َّุจِู‰ِّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ู‚َุงู„َ «ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ู…َู†ْ ุชَุนَู„َّู…َ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†َ ูˆَุนَู„َّู…َู‡ُ» ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ

Artinya: “Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” Hadits riwayat Bukhari.

Ketiga, yang paling diharapkan kebaikannya dan paling jauh keburukannya

ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุฃَู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ูˆَู‚َูَ ุนَู„َู‰ ุฃُู†َุงุณٍ ุฌُู„ُูˆุณٍ ูَู‚َุงู„َ « ุฃَู„ุงَ ุฃُุฎْุจِุฑُูƒُู…ْ ุจِุฎَูŠْุฑِูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุดَุฑِّูƒُู…ْ ». ู‚َุงู„َ ูَุณَูƒَุชُูˆุง ูَู‚َุงู„َ ุฐَู„ِูƒَ ุซَู„ุงَุซَ ู…َุฑَّุงุชٍ ูَู‚َุงู„َ ุฑَุฌُู„ٌ ุจَู„َู‰ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَุฎْุจِุฑْู†َุง ุจِุฎَูŠْุฑِู†َุง ู…ِู†ْ ุดَุฑِّู†َุง. ู‚َุงู„َ « ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ู…َู†ْ ูŠُุฑْุฌَู‰ ุฎَูŠْุฑُู‡ُ ูˆَูŠُุคْู…َู†ُ ุดَุฑُّู‡ُ …» ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐู‰

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri di hadapan beberapa orang, lalu bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan sebaik-baik dan seburuk-buruk orang dari kalian?” Mereka terdiam, dan Nabi bertanya seperti itu tiga kali, lalu ada seorang yang berkata:“Iya, kami mau wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sebaik-baik dan buruk-buruk kami,” beliau bersabda: “Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan sedangkan keburukannya terjaga…” Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 2603)

Keempat, menjadi suami yang paling baik terhadap keluarganya

ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง ู‚َุงู„َุชْ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ู„ุฃَู‡ْู„ِู‡ِ ูˆَุฃَู†َุง ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ู„ุฃَู‡ْู„ِู‰. ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐู‰

Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Rasulullah shallallau ‘alaihi wasallam berasabda: “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Ash Shahihah (no. 285).

Kelima, yang paling baik akhlaqnya dan menuntut ilmu

ุนَู†ْ ุฃَุจِู‰ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ู‚َุงู„َ ู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- «ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ุฅِุณْู„ุงَู…ุงً ุฃَุญَุงุณِู†ُูƒُู…ْ ุฃَุฎْู„ุงَู‚ุงً ุฅِุฐَุง ูَู‚ِู‡ُูˆุง» ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏ

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian islamnya adalah yang paling baik akhlaq jika mereka menuntut ilmu.” Hadits riwayat Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3312)

Keenam, yang memberikan makanan

ุนَู†ْ ุญَู…ْุฒَุฉَ ุจْู†ِ ุตُู‡َูŠْุจٍ ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠู‡ِ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚َุงู„َ: ูَุฅِู†َّ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ู‚َุงู„َ «ุฎَูŠْุฑُูƒُู…ْ ู…َู†ْ ุฃَุทْุนَู…َ ุงู„ุทَّุนَุงู…َ» ุฑูˆุงู‡ ุฃุญู…ุฏ

Artinya: “Hamzah bin Shuhaib meriwayatkan dari bapaknya radhiyallahu ‘anhu yang berkata: “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan.” Hadits riwayat Ahmad dan dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3318)

Ketujuh, yang panjang umur dan baik perbuatannya

ุนَู†ْ ุนَุจْุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุจْู†ِ ุจُุณْุฑٍ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ุฃَู†َّ ุฃَุนْุฑَุงุจِูŠًّุง ู‚َุงู„َ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ู…َู†ْ ุฎَูŠْุฑُ ุงู„ู†َّุงุณِ ู‚َุงู„َ «ู…َู†ْ ุทَุงู„َ ุนُู…ُุฑُู‡ُ ูˆَุญَุณُู†َ ุนَู…َู„ُู‡ُ» ุฑูˆุงู‡ ุงู„ุชุฑู…ุฐู‰

Artinya: “Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.” Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib (no. 3363).

Kedelapan, yang paling bermanfaat bagi manusia

ุนَู†ِ ุฌุงุจุฑ، ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ู‡ ุนَู†ْู‡ُู…َุง، ู‚َุงู„َ : ู‚ุงู„ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„ู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนَู„َูŠู‡ ูˆุณَู„َّู…: ุฎَูŠْุฑُ ุงู„ู†َّุงุณِ ุฃَู†ْูَุนُู‡ُู…ْ ู„ِู„ู†َّุงุณِ

Artinya: “Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289).

*) Ditulis oleh Abu Abdillah Ahmad Zain, Islamic Cultural Center 1430 H, Dammam KSA

Penulis: Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc



Sumber: http://muslim.or.id/8144-apakah-anda-termasuk-sebaik-baik-manusia.html

Wednesday, October 12, 2016

 *Hadits Shahiih Tentang Shalat Dhuha*

(1). Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu , Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda  :

"Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat dhuha sebanyak 2 raka’at" [HR. Muslim no. 720]

(2). Dari Buraidah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

"Pada manusia terdapat 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah". Para sahabat pun mengatakan : "Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah ?". Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda : "Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat dhuha dua raka’at" [HR. Ahmad V/354, lafazh hadits ini adalah lafazhnya Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.666)

(3). Dari Nu’aim bin Hammar al-Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Allah Ta’ala berfirman : "Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang" [HR. Ahmad V/286, Abu Dawud no. 1289, at-Tirmidzi no. 475, dan ad-Darimi no. 1451]

(4). Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata :

"Kekasihku Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menasihatkan 3 perkara kepadaku, aku tidak akan meninggalkannya selama aku hidup : Puasa 3 hari setiap bulan, shalat dhuha dan agar aku tidak tidur sebelum shalat witir" (HR. Muslim, Abu Dawud dan an-Nasaa'i, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 667).

(5). Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat dhuha melainkan ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat" (HR. Ath-Thabrani dan Ibnu Khuzaimah, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.676).

(6). Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu , Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Barang siapa shalat shubuh di masjid dengan berjamaah, lalu dia duduk berdzikir sampai matahari terbit (setinggi tombak), lalu shalat sunnah 2 rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna" (HR. At-Tirmidzi no.591, lihat Shahiih Sunan at-Tirmidzi no.480 dan Shahiihut Targhib wat Tarhiib no.464).

Dalam riwayat lain ada tambahan :

".....kemudian ia tetap di tempatnya hingga dia shalat dhuha karena Allah maka ia akan mendapatkan pahala....." (HR. Ath-Thabrani, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.469, hadits dari Uqbah bin Amir dan Utbah bin Abd).

*Hadits Dha'iif Tentang Shalat Dhuha*

(1). "Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan" (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dha'iif, lihat Dho'iifut Targhiib wat Tarhiib no.402)

(2). "Barangsiapa yang shalat dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga untuknya" (HR. Ath-Thabrani, dha'iif, lihat Dho'iifut Targhiib wat Tarhiib no.405)

(3). "Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru : "Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat dhuha ? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah" (HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath, dha'iif jiddan (lemah sekali), lihat Dho'iifut Targhiib wat Tarhiib no.408 dan Silsilah adh-Dha’iifah no. 392)

✍ Ust Najmi Umar Bakkar

 *Apakah Boleh Shalat Dhuha Dengan Berjama'ah ?*

Shalat sunnah yang utama adalah shalat sunnah yang dilakukan secara munfarid (sendiri) dan lebih utama lagi dilakukan di rumah, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ูَุตَู„ُّูˆุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ูِู‰ ุจُูŠُูˆุชِูƒُู…ْ ، ูَุฅِู†َّ ุฃَูْุถَู„َ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉِ ุตَู„ุงَุฉُ ุงู„ْู…َุฑْุกِ ูِู‰ ุจَูŠْุชِู‡ِ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ْู…َูƒْุชُูˆุจَุฉَ

(1). "Hendaklah kalian wahai manusia (yaitu laki-laki) melaksanakan shalat (sunnah) di rumah kalian, karena sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat wajib (di masjid)" (HR. Bukhari no. 731)

(2). "Shalat sunnah yang dilakukan oleh seseorang secara sembunyi-sembunyi, dimana tidak ada seorang pun yang melihatnya lebih utama dibandingkan dengan shalat di hadapan orang lain sebanyak 25" (HR. Abu Ya'la, lihat Shahihul Jaami' ash-Shaghiir no.3821, hadits dari Shuhaib).

(3). Seorang laki-kaki dari sahabat Nabi berkata : "Shalat (sunnah) seseorang di rumahnya atas shalatnya yang di lihat oleh manusia adalah seperti keutamaan shalat fardhu diatas shalat sunnah" (HR. Al-Baihaqi, hadits dari Shuhaib bin Nu'man, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.441 dan HR. Ath-Thabrani, lihat Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no. 4217)

(4). "(Shalat) sunnah lelaki di rumahnya (pahalanya) lebih banyak daripada shalat sunnahnya di hadapan orang banyak, seperti keutamaan shalat seorang lelaki bersama jama'ah atas shalatnya sendirian" (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf, lihat Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no. 2953)

*Lalu bolehkah sholat sunnah seperti sholat dhuha dikerjakan secara berjamaah ?*

(1). Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu berkata :

"Ada seorang laki-laki dari anshar berkata (kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) : "Saya tidak bisa shalat bersama Anda". Dalam lanjutan hadis dinyatakan:

ูَุตَู†َุนَ ู„ِู„ู†َّุจِูŠِّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุทَุนَุงู…ًุง، ูَุฏَุนَุงู‡ُ ุฅِู„َู‰ ู…َู†ْุฒِู„ِู‡ِ، ูَุจَุณَุทَ ู„َู‡ُ ุญَุตِูŠุฑًุง، ูˆَู†َุถَุญَ ุทَุฑَูَ ุงู„ุญَุตِูŠุฑِ ูَุตَู„َّู‰ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฑَูƒْุนَุชَูŠْู†ِ

Kemudian beliau membuat makanan untuk Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan mengundang Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam agar datang ke rumahnya. Dihamparkan tikar dan beliau memerciki bagian ujung-ujungnya dengan air, kemudian shalat dua rakaat di atas tikar tersebut". Ada seseorang dari keluarga al-Jarud bertanya kepada Anas : "Apakah Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melaksanakan shalat dhuha ?" jawab Anas : "Aku belum pernah melihat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melaksanakan dhuha kecuali hari itu" (HR. Bukhari no.670)

(2). Ubaidillah bin Abdillah bin ‘Uthbah berkata :

ุฏุฎู„ุช ุนู„ู‰ ุนู…ุฑ ุจู† ุงู„ุฎุทุงุจ ุจุงู„ู‡ุงุฌุฑุฉ، ููˆุฌุฏุชู‡ ูŠุณุจุญ، ูู‚ู…ุช ูˆุฑุงุกู‡، ูู‚ุฑุจู†ูŠ ุญุชู‰ ุฌุนู„ู†ูŠ ุญุฐุงุกู‡ ุนู† ูŠู…ูŠู†ู‡، ูู„ู…ุง ุฌุงุก (ูŠุฑูุฃ) ุชุฃุฎุฑุช ูุตููู†ุง ูˆุฑุงุกู‡

"Aku masuk menemui Umar di waktu matahari sedang terik, ternyata aku melihat beliau sedang shalat sunnah, lalu aku berdiri di belakangnya dan beliau menarikku sampai aku sejajar dengan pundaknya di sebelah kanan. Ketika datang Yarfa’ (pelayan Umar) aku mundur dan membuat shaf di belakang Umar radhiyallahu ’anhu" (HR. Malik no.523, lihat ash-Shahihah no.2590)

*Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata :*

"Apabila seseorang melaksanakan shalat sunnah terus menerus secara berjama’ah, maka ini adalah sesuatu yang tidak disyari’atkan. Adapun jika dia melaksanakan shalat sunnah tersebut kadang-kadang secara berjama’ah, maka tidaklah mengapa karena terdapat petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai hal ini seperti shalat malam yang beliau lakukan bersama Ibnu ‘Abbas. Sebagaimana pula beliau pernah melakukan shalat bersama Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dan anak yatim di rumah Ummu Sulaim, dan masih ada contoh lain semisal itu" (Majmu’ Fatawa wa Rosa-il Ibnu ‘Utsaimin 14/231, asy-Syamilah)

Berdasarkan keterangan di atas, maka shalat dhuha berjamaah dibolehkan dengan *"beberapa persyaratan"* :

◾Dilakukan kadang-kadang (tidak dijadikan kebiasaan).

◾Tidak terikat hari, waktu, atau moment tertentu.

◾Tidak ada kesepakatan sebelumnya, atau tidak ada pengumuman kepada masyarakat.

◾Tidak menjadi amalan yang menjamur dan banyak dilakukan masyarakat.

◾Jumlah orang yang ikut berjamaah sedikit, sehingga tidak boleh melaksanakan shalat dhuha berjamaah satu kampung, sebagaimana shalat fardhu.

◾Tidak dilaksanakan bersama-sama di masjid.

✍ Ust Najmi Umar Bakkar

* Apakah doa yang dibaca setelah shalat Dhuha ? *

Aisyah radhiyallahu 'anha berkata :

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan shalat Dhuha lalu membaca doa :

ุงู„ู„ู‡ู… ุงุบูุฑْ ู„ูŠ ูˆ ุชُุจْ ุนู„ูŠَّ ، ุฅู†ูƒ ุฃู†ุช ุงู„ุชَّูˆุงุจُ ุงู„ุฑุญูŠู…

(HR.Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, lihat Shahih al-Adabul Mufrad no.482).

(2). Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu 'anhu, ia berkata :

"Saat kami duduk-duduk, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang (ke kami). Kemudian beliau bersabda :

ู…َุง ุฃَุตْุจَุญْุชُ ุบَุฏَุงุฉً ู‚َุทٌّ ุฅِู„ุงَّ ุงِุณْุชَุบْูَุฑْุชُ ุงู„ู„ู‡َ ู…ِุงุฆَุฉَ ู…َุฑَّุฉٍ

“Tidaklah aku berada di pagi hari kecuali aku beristigfar kepada Allah sebanyak 100 kali” (HR. Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabrani di dalam al-Mu'jamul Ausath, lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahihah no. 1600)

Wallahul Muwaffiq (NUB)
[10/13, 11:15 AM] Ustadz Najmi Umar Bakar: * Benarkah Waktu Shalat Shubuh Di Indonesia Lebih Cepat 20-25 Menit Dari Waktu Yang Sebenarnya ? *

Berdasarkan infomasi itu, ada kaum muslimin yang mensiasatinya dengan tetap bergabung bersama jamaah masjid yang sedang shalat shubuh hingga selesai bersama imam, namun ia niatkan dalam hati bahwa ia sedang shalat qabliyah shubuh. Kemudian setelah lewat 20-25 menit dari waktu adzan shubuh, barulah ia melakukan shalat shubuh sendirian.

Ini terjadi karena mereka menganggap bahwa waktu shubuh belum masuk, karena langit masih gelap dan belum terlihat cahaya yang terang benderang. Perbuatan ini tidak benar dan harus diluruskan.

Fajar itu ada dua jenis yaitu :

(1). Fajar Kadzib :
persegi panjang berwarna putih yang terlihat di sisi langit, ia lalu hilang kemudian berganti dengan kegelapan.

(2). Fajar Shadiq :
warna putih yang bergaris dan terlihat di ufuk, cahayanya bertambah terang hingga matahari terbit.

Dan awal waktu shalat Fajar (shubuh) adalah mulai dari terbitnya fajar shadiq.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ูˆَูˆَู‚ْุชُ ุตَู„ุงَุฉِ ุงู„ุตُّุจْุญِ ู…ِู†ْ ุทُู„ُูˆุนِ ุงู„ْูَุฌْุฑِ

"Waktu shalat shubuh adalah mulai terbit fajar (shadiq)" (HR. Muslim no. 612, hadits dari Abdullah bin Amr).

Dalil yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat shubuh di akhir malam saat gelap masih menyelimuti, diantaranya adalah :

(1). Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata :

ูƒُู†َّ ู†ِุณَุงุกُ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†َุงุชِ ูŠَุดْู‡َุฏْู†َ ู…َุนَ ุฑَุณُูˆู„ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุตَู„ุงَุฉَ ุงู„ْูَุฌْุฑِ ู…ُุชَู„َูِّุนَุงุชٍ ุจِู…ُุฑُูˆุทِู‡ِู†َّ ، ุซُู…َّ ูŠَู†ْู‚َู„ِุจْู†َ ุฅِู„َู‰ ุจُูŠُูˆุชِู‡ِู†َّ ุญِูŠู†َ ูŠَู‚ْุถِูŠู†َ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉَ ، ู„ุงَ ูŠَุนْุฑِูُู‡ُู†َّ ุฃَุญَุฏٌ ู…ِู†َ ุงู„ْุบَู„َุณِ

"Dahulu para wanita mukminah menghadiri shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka melilit badan mereka dengan pakaian masing-masing. Kemudian mereka kembali ke rumah masing-masing ketika shalat telah selesai, tanpa seorang pun yang mengenali mereka karena hari masih gelap" (HR. Bukhari no. 578 dan Muslim no. 645)

(2). Dari Abu Barzah al-Aslami radhiyallahu 'anhu, ia berkata :

"Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan shalat shubuh, kemudian beliau tidak berpaling dari tempatnya dan tidak seorang pun di antara kami yang mengetahui tempat duduk beliau (saking gelapnya) dan saat itu beliau membaca 60 ayat hingga 100 ayat" (HR. Bukhari no. 541 dan Muslim no. 1097)

(3). Dari Abu Mas’ud al-Anshaari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

ูˆَุตَู„َّู‰ ุงู„ุตُّุจْุญَ ู…َุฑَّุฉً ุจِุบَู„َุณٍ ุซُู…َّ ุตَู„َّู‰ ู…َุฑَّุฉً ุฃُุฎْุฑَู‰ ูَุฃَุณْูَุฑَ ุจِู‡َุง ุซُู…َّ ูƒَุงู†َุชْ ุตَู„َุงุชُู‡ُ ุจَุนْุฏَ ุฐَู„ِูƒَ ุงู„ุชَّุบْู„ِูŠุณَ ุญَุชَّู‰ ู…َุงุชَ ูˆَู„َู…ْ ูŠَุนُุฏْ ุฅِู„َู‰ ุฃَู†ْ ูŠُุณْูِุฑَ

"Dan beliau (Rasulullah) shalat shubuh di saat gelap pada akhir malam. Kemudian beliau shalat pada kesempatan lain ketika cahaya mulai terang. Lalu setelah itu shalat beliau dilakukan saat gelap dan itu dilakukannya "Sampai Wafat". Beliau tidak lagi melakukannya di waktu hari telah terang" (lihat Shahih Sunan Abi Dawud no. 394)

Imam al-Albani rahimahullah berkata :

"Hadits inilah (no.3 diatas) yang diamalkan oleh jumhur (mayoritas) ulama dari Sahabat dan Tabi'in serta para imam mujtahid" (lihat Silsilah adh-Dha'iifah II/372).

Lalu kenapa ada pihak yang menyalah-nyalahkan shalat shubuh ketika masih gelap ?

Bukankah itu yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga wafatnya ?

"Mensegerakan dalam melaksanakan shalat shubuh adalah kebiasaan Khulafaa'ur Raasyidin" (Al-Ausath II/374 oleh Imam Ibnu Mundzir).

Ini merupakan pendapat mayoritas sahabat dan ulama setelahnya, seperti Umar, Utsman, Anas, Abu Hurairah, Ibnu Zubair, Abu Musa, Ibnu Mas’ud, Abu Mas’ud al-Anshari, penduduk Hijaz, dan dikalangan imam kaum muslimin seperti Malik, asy-Syafi’i, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, al-Auza’I, Dawud, Abu Ja’far ath-Thabari dll.

Syaikh Abdul Muhsin al-‘Abbad al-Badr hafizhahullah berkata :

ูˆุฅู†ู…ุง ูุนู„ู‡ ููŠ ุจุนุถ ุงู„ุฃุญูŠุงู† ู„ุจูŠุงู† ุงู„ุฌูˆุงุฒ ูˆู„ุจูŠุงู† ุฃู† ุฐู„ูƒ ุณุงุฆุบ، ูˆู„ูƒู† ุงู„ุฐูŠ ุฏุงูˆู… ุนู„ูŠู‡ ูˆุงู„ู…ุนุฑูˆู ู…ู† ูุนู„ู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ุฃู†ู‡ ูƒุงู† ูŠุตู„ูŠู‡ุง ุจุบู„ุณ.

"Sesungguhnya perbuatan Nabi pada sebagian waktu (melakukan saat terang) sebagai penjelas kebolehannya dan menjelaskan bahwa hal itu mudah, tetapi yang menjadi rutinitasnya dan diketahui sebagai perbuatannya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bahwa beliau shalat shubuh pada saat masih gelap" (Syarah Sunan Abi Dawud no. 60)

๐Ÿ”Š Ust Najmi Umar Bakkar

Tuesday, October 11, 2016

rasa khusyuk ibadah yg hilang..hafalan yg menghilang dll.

Seseorang yg diamanahi mengurus sekolah sunnah, lalu semua diniatkan sebagai amal jariyah / bukan materi. Dalam perjalanannya, krn mengurus sekolah itu banyak perkara yg harus dipikirkan, sehingga seseorang itu malah merasa futur, jadi jarang kajian..rasa khusyuk ibadah yg hilang..hafalan yg menghilang dll.

Ini adalah musibah. Coba evaluasi kembali niatnya, jika memang benar niatnya ikhlas, maka akan selalu bersemangat melakukan apa pun karena Allah.

Mungkin awalnya ikhlas, kemudian menjadi berkurang tingkat keikhlasannya. Maka perbanyaklah istighfar dan taubat kepada Allah, karena ini adalah bentuk gangguan syaitan untuk menjauhkan diri dari amal shalih.

Mengurus sekolah itu memang berat dengan berbagai masalahnya, tetapi jika diiringi dengan niat yang ikhlas, ilmu yang benar, sangat berharap ridho dan cintanya Allah, terampuninya dosa, besarnya pahala dst maka akan membuat masalah itu menjadi ringan.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Tidaklah seseorang muslim yang letih, terkena penyakit, bingung, sedih, terkena sesuatu penyakit dan duka cita bahkan terkena duri yang menusuknya, kecuali Allah menjadikan hal yang demikian sebagai pengggugur kesalahan-kesalahannya" (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad, lihat Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no.5818)

*Tidak ada masalah dengan masalah, karena semuanya telah terjadi dengan izin dari Allah...*

*Yang jadi persoalan adalah bagaimana sikap kita dalam menghadapi masalah itu...*

*Masalah yang menjadikan seseorang semakin dekat kepada Allah maka itu lebih baik dari pada kenikmatan yang membuat ia menjadi lalai...*

*Terkadang masalah yang menimpa dalam hidup ini menjadi penyebab kita bisa merasakan kenikmatan dalam beribadah, karena masalah itu semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala...*

*Masalah terbesar bukanlah apa yang kita rasakan, tapi akibat dari masalah itu yaitu karena ketidak sabaran kita maka hilanglah 7 perkara yaitu : pahala, terhapusnya dosa, keberkahan, rahmat, petunjuk, naiknya derajat dan cinta Allah Ta'ala...*

Ustadz Najmi Umar Bakar