BERSYUKUR
Suatu hari di suatu tempat, saya mengamati dua anak kecil (3,5 tahun dan 5 tahun) sedang bermain di dekat sebuah gundukan tanah dengan tinggi sekitar 80cm di bawah sebuah 'monkey bar'.
Keduanya anak-anak 'biasa'.
Tak ada yang berbeda.
Si 3,5 tahun asyik saja naik turun gundukan tanah.
Biasa saja.
Sama seperti anak-anak lain seusia itu.
Si 5 tahun kesulitan naik turun gundukan itu.
Dia harus meminta bantuan Si 3,5 tahun untuk naik dan turun gundukan itu.
Saya tidak bermaksud membandingkan.
Saya hanya terheran-heran dan berpikir bahwa naik turun sebuah gundukan itu pasti bukan sesuatu yang sederhana hingga ada anak yang kesulitan melakukannya.
Bertanyalah saya pada Mbak Dini (nggak saya colek ya, ntar kebanjiran pertemanan) tentang hal-hal terkait naik turun gundukan itu.
Ternyata ini berkaitan dengan:
- Sensor pada sendi
- Kekuatan otot core
- Motor planning
- Vestibular
Dll
Kompleks.
Masya Allah.
Saya tersadar.
Sungguh nikmat Allah luar biasa.
Untuk 'sekadar' naik turun,
Untuk 'sekadar' mengangkat tangan,
Untuk 'sekadar' mengukur besar kekuatan mengulek sambel,
Bahkan untuk 'sekadar' berkedip saja,
Banyak hal kait mengait yang mempengaruhinya.
Sungguh sangat kompleks.
Dan kita, karena tampak biasa dan umum pada hampir semua orang, kita tak menyadari nikmat 'sederhana' itu.
Hingga kita lupa mensyukurinya.
Astaghfirullah...
Semoga kita bukan termasuk orang yang kufur nikmat.
Sama halnya dgn nikmat penglihatan dan pendengaran,bnyak orang menganggapnya biasa2 sj bhkan jarang yg menyadari betapa luar biasanya kedua nikmat tersebut,toh semua orang memilikinya_sekalipun ada org di luar sana yg kehilangannya.
Nnti kemudian kita baru mnyadari bhw betapa pentingnya nikmat pendengaran/penglihatan tatkala suatu wkt kt mngalami gangguan pd salah satu indera kt,mata atau telinga.Dan,trnyata betapa penting dan berharganya nikmat itu,bahkan andaikan kt diminta menukarnya dgn uang segunung kt tdk akan rela kehilangan pendengaran/penglihatan kita demi uang itu.
======Copas====
No comments:
Post a Comment