Thursday, January 30, 2020

Halaqah - 19

Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ﷺ Bagian 2

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang Ke - 19 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah tentang Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ﷺ Bagian 2

Rasulullah ﷺ telah ditanya bagaimana wahyu datang kepadamu beliau ﷺ berkata

أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الجَرَسِ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ، فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِيَ المَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ

Kadang-kadang datang kepadaku seperti lonceng dan inilah yang paling berat bagiku kemudian di hentikan dan tiba-tiba aku sudah menyerap apa yang dia ucapkan dan kadang-kadang Malaikat menjelma untukku sebagai seorang laki-laki kemudian dia berbicara kepadaku dan aku pun menyerap apa yang dia ucapkan (HR Bukhari dan Muslim)

Dan wahyu datang kepada beliau ﷺ dalam keadaan bangun sebagaimana hal ini di tunjukkan oleh riwayat yang shahih yang di keluarkan oleh Al Imam Al Bukhari dan Muslim

Wahyu turun kepada beliau ﷺ selama 23 tahun, 13 tahun ketika beliau di Mekkah dan 10 tahun di kota Madinah

Wahyu adalah mukjizah di luar kebiasaan manusia, Nabi ﷺ menerima kalamullah dengan perantaraan Malaikat Jibril عليهم السلام dengan demikian wahyu ini tidak ada hubungannya dengan ilham dan perenungan hati

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
Dakwah ilallah , dakwah kepada Tauhid, dakwah kepada Islam yang orisinil , dakwah kepada keyakinan yang benar tidak hanya sekedar di mimbar saja

Saudaraku

Semua diantara kita mesti berdakwah walaupun tidak bisa menyampaikan ilmu di majlis-majlis ilmu.

Saudaraku

Dakwah dengan keteladan dalam  kesaharian kita sangat besar sekali pengaruh dalam dakwah ini.

Dengan taufiq Allah kemudian mu'amalah kita yang baik kepada sesama , Berapa banyak saudara-saudara kita yang simpati dengan dakwah salafiyyah ini, Berapa banyak diantara keluarga kita, kerabat kita, tetangga kita ikut serta mendengarkan kajian-kajian asatidz yang berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah nabi shallahu'alaihi wasallam diatas pemahaman salaf kita yang sholih

Semoga kita bisa menjadi pembuka kebaikan yang bisa mendekatkan ummat kepada agama ini. Aamin

Wednesday, January 29, 2020




 Halaqah - 18 - Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ﷺ Bagian 1
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang Ke - 18 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ﷺ Bagian yang pertama

Dahulu Rasulullah ﷺ mendapatkan kesusahan yang sangat ketika menerima wahyu sebagaimana di dalam shahih Muslim, dari beliau berkeringat deras di  hari yang sangat dingin dan berubah wajah beliau, sebagaimana juga di riwayatkan oleh Imam Muslim di dalam shahihnya, badan beliau menjadi berat ketika turun wahyu, berkata Zayd bin Tsabit رضي الله عنه

فأنزل على رسولِهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ، وفَخِذُهُ على فخذي ، فَثَقُلَتْ عليَّ حتى خِفْتُ أن تُرَضَّ فخذي

Maka diturunkan wahyu kepada Rasulullah ﷺ sedangkan paha beliau ada di atas pahaku maka menjadi berat paha beliau sampai aku takut pecah pahaku (HR Al Bukhari)

Dahulu beliau ﷺ sangat memusatkan konsentrasi beliau untuk menghafal apa yang di turunkan kepada beliau berupa ayat-ayat Al-Quran, Beliau menggerakkan lidah dan dua bibir beliau maka turunlah firman Allah ﷻ

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ ⑯ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ

"Janganlah engkau menggerakkan lisanmu dengannya karena engkau tergesa-gesa, sesungguhnya kewajiban Kami mengumpulkannya dan membacakannya" (Surat Al-Qiyamah : 16-17)

Maksudnya janganlah engkau wahai Nabi menggerakkan lisanmu untuk membaca Al-Quran ketika turun wahyu karena ingin bersegera untuk menghafalnya dan takut apabila Al-Quran tersebut lepas darimu sesungguhnya kewajiban bagi Kami mengumpulkan Al-Quran tersebut didalam dadamu, kemudian kewajiban Kami menjadikan engkau bisa membaca Al-Quran tersebut dengan lisanmu kapan saja engkau kehendaki dan dahulu kerinduan beliau ﷺ dan semangat beliau menjadikan beliau tergesa-gesa sebagaimana di jelaskan di dalam ayat, yaitu firman Allah

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ ۗ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَىٰ إِلَيْكَ وَحْيُهُ ۖ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا

"Dan janganlah engkau tergesa-gesa dengan membaca Al-Quran sebelum wahyu itu selesai di turunkan kepadamu dan katakanlah “Wahai Rabbku tambahkanlah kepadaku ilmu” (Surat Thaha : 114)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[29/1 16.13] Agent Resmi Umi Travel: Halaqah - 17 Terputusnya Wahyu
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke -17 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Terputusnya Wahyu

Setelah turun wahyu yang pertama tinggallah Rasulullah ﷺ tanpa ada wahyu turun kepada beliau, kemudian setelah itu turunlah firman Allah ﷻ

يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ ① قُمْ فَأَنْذِرْ ② وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ ③ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ ④ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ ⑤ وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ ⑥ وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ ⑦

"Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, kemudian berilah peringatan dan Rabbmu Agungkanlah dan pakaianmu bersihkanlah dan berhala tinggalkanlah dan janganlah engkau memberi untuk mendapatkan yang lebih banyak dan untuk Rabbmu hendaknya engkau bersabar" (Surat Al-Muddatstsir : 1-7)

Sebagaimana di dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim

Pernah terlambat wahyu turun kepada Nabi ﷺ kemudian berkata orang-orang musyrikin Rabb Muhammad telah meninggalkan Muhammad, maka Allah menurunkan firmanNya

وَالضُّحَىٰ ① وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ ② مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ

"Demi waktu Dhuha dan Demi malam apabila sunyi, tidaklah Rabbmu meninggalkan kamu dan tidak membenci" (Surat Adh-Dhuhaa : 1-3)

Adapun riwayat Nabi ﷺ hampir bunuh diri dengan melemparkan dirinya dari atas gunung dan bahwasanya Jibril datang dan mengabarkan bahwa beliau Rasulullah ﷺ maka riwayat ini tidak shahih dan maknanya bertentangan dengan kema'suman seorang Nabi

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang




Halaqah - 20

Dakwah Sirriiyyah Sembunyi-sembunyi


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang Ke - 20 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Dakwah Sirriiyyah Sembunyi-sembunyi

Setelah turun surat Al-Mudatsir 1 s/d 7 dan dengannya beliau ﷺ menjadi seorang Rasul, mulailah beliau berdakwah di Mekkah mendakwahi orang-orang Quraisy dan penduduk Makkah dengan dakwah sembunyi-sembunyi ada yang mengatakan bahwa ini berlangsung 3 tahun, Khadijah رضي الله عنها adalah wanita pertama yang masuk Islam dan membenarkan Rasulullah ﷺ sebagaimana dalam hadits Aisyah yang telah berlalu

Ali bin Abi Thalib yang dulu di asuh Rasulullah ﷺ semenjak sebelum menjadi Nabi adalah anak kecil yang pertama masuk Islam ada yang mengatakan umurnya 10 tahun

Ali bin Abi Thalib ikut Nabi ﷺ karena Abu Thalib adalah orang yang sedikit hartanya dan banyak tanggungannya, sehingga saat itu Rasulullah ﷺ mengasuh Ali untuk meringankan beban pamannya

Adapun yang pertama kali masuk Islam dari laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash Shidiq رضي الله عنه

Rasulullah ﷺ bersabda

إِنَّ اللَّهَ بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ: كَذَبْتَ، وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: صَدَقَ، وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ، فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُونَ لِي صَاحِبِي

Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian, kemudian kalian mengatakan “engkau berdusta” dan berkata Abu Bakar “dia telah benar” dan dia telah menghiburku dengan dirinya dan dia telah menolongku dengan dirinya dan dia telah menolongku dengan jiwanya dan hartanya, apakah kalian meninggalkan shahabatku (HR Al Bukhari)

Dengan Islamnya Abu Bakar, keluarganya juga mengikuti beliau di dalam Islam dan diantara yang pertama-tama masuk Islam adalah Zaid bin Haritsah Maula Rasulullah ﷺ dan di antara yang pertama-tama masuk Islam adalah

1. Utsman bin Affan
2. Az Jubair bin Awwam
3. Khalid bin Said bin Al ‘ash
4. Abdullah bin Mas’ ud
5. Khubbab bin Al-Arat
6. Bilal Al Habasy
7. Ammar bin Yasir
8. Sumaiyyah (Ibu Ammar bin Yasir)
9. Amr Ibnu Abasah
10. Abu Dzar Al Ghifari dan lain-lain

Beberapa riwayat menunjukkan bahwa beberapa shahabat mengaku dan merasa dirinya yang pertama masuk Islam dan ini tidak bertentangan karena mereka mengabarkan sesuai dengan apa yang dia lihat dan dia ketahui

Kemudian ini di antara yang menunjukkan kerahasiaan dakwah yang di lakukan oleh Rasulullah ﷺ saat itu,

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Tuesday, January 28, 2020

Nadwa



✒ Tim Nadwa

📚 *MATERI 10 : CONTOH KALIMAT MUBTADA KHOBAR* 📚
_________________________________________

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله

✍🏻 Diantara Ketentuan mubtada dan khabar adalah,

 1⃣ Bila _*mubtada-nya*_ *mufrad* maka _*khabar-nya*_ pun harus *mufrad*

        Contoh :
🍃 المُدَرِّسُ جَالِسٌ
         ( _Guru tersebut duduk_ )

          👉 _Al mudarrisu_ adalah isim *mufrad*,
_jaalisun_  juga isim *mufrad*.

          👉 Tanda Marfu' keduanya adalah dhammah.

 2⃣ Bila _*mubtada-nya*_ *mutsanna atau jamak* maka _*khabar-nya*_ pun harus *mutsanna atau jamak*

        Contoh :
         🔖 *Mutsanna*
🍃 المُدَرِّسَانِ جَالِسَانِ
               ( _Dua guru tersebut duduk_ )

                 👉 _al mudarrisaani_ isim *mutsanna*. Maka _jaalisaani_ yang merupakan khobarnya pun isim *mutsanna*.

                 👉 Tanda marfu' dari keduanya adalah *alif*.

          🔖 *Jamak*
🍃 المُدَرِّسُونَ جَالِسُوْنَ
               ( _Para guru tersebut duduk_ )

                  👉 _Al mudarrisuuna_ dan
_jaalisuuna_  keduanya adalah *jamak mudzakkar salim*. Tanda rafa'nya adalah wawu ( و ).

3⃣ Bila _*mubtada-nya*_ *muannats* maka _*khabar-nya*_ pun harus *muannats* pula,  demikian juga bila *mudzakkar*.

        🔖 Contoh yang  mudzakkar sebagaimana yang ada pada poin 1 dan 2.

        🔖 *Contoh muannats*,
🍃 المُدَرِّسَةُ جَالِسَةٌ
             ( _Guru Perempuan tersebut duduk_ )

🍃 المُدَرِّسَتَانِ جَالِسَتَانِ
             ( _Dua guru Perempuan tersebut duduk_ )

🍃 المُدَرِّسَاتُ جَالِسَاتٌ
             ( _Para guru Perempuan tersebut duduk_ )

📍 *KESIMPULAN*
        Dari contoh-contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa mubtada' dan khobar memiliki *kesesuaian* dalam hal,
         🔖 *Jenis* (Mudzakkar/Muannats)
         🔖 *Jumlah* (Mufrad/Mutsanna/Jamak)
         🔖 *I'rab* (Rafa')

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم

_________________


✒ Tim Nadwa
📚 *MATERI 11: FI'IL* 📚
_________________________

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله

*Fi'il* adalah kata yang memiliki makna *yang terikat dengan waktu*, dan berdasarkan waktunya fi'il terbagi menjadi *tiga* yaitu :

1⃣ *Fi'il madhi / الفِعْلُ المَاضِيْ*

        Fi'il madhi adalah fi'il yang menunjukkan kejadian pada *waktu lampau*.
        🌱 Contohnya :
🍃 ذَهَبَ
          ( _Dia (lk) *telah* pergi_ )


2⃣ *Fi'il mudhari' / الفِعْلُ المُضَارِعُ*

        Fi'il mudhari' adalah fi'il yang menunjukkan kejadian pada waktu *sekarang* atau *akan datang*.
        🌱 Contohnya :
🍃 يَذْهَبُ
          ( _Dia (lk) *sedang/akan* pergi_ )


3⃣ *Fi'il amr / الفِعْلُ الأَمْرُ*

        Fi'il amr adalah fi'il yang menunjukkan *perintah*, yang berarti harus dikerjakan pada waktu akan datang (yakni setelah adanya perintah).
        🌱 Contohnya :
🍃 اِذْهَبْ
          ( _Pergilah kamu!_ )

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم


_________________
✒ Tim Nadwa



12 . I'ROB FI'IL* 📚
__________________________________

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله

✍ Kita masuk pembahasan tentang i'rob pada fi'il


🏷 Sebagian fi'il ada yang *mabni* (tidak berubah akhiran katanya) dan ada yang *mu'rob* (berubah  akhiran katanya).

🏷 Yang termasuk *fi'il mabni* ada 2, yaitu:
       1⃣ *Fi'il madhi*
       2⃣ *Fi'il amr*

🏷 Yang termasuk *fi'il mu'rob* adalah *hanya* fi'il mudhari'.

🏷 Sebagaimana yang kita ketahui sebelumnya bahwa i'rab terbagi atas 4 jenis, namun *perlu diperhatikan bahwa i'rab pada fi'il mudhari' hanya berlaku 3 jenis saja*, yaitu :

       1⃣ *Marfu'/rafa' (مَرْفُوْعٌ/رَفْعٌ)*

               🌱 Contohnya :
🍃 أَذْهَبُ
                   (saya sedang/akan pergi)

               📌 Berharakat dhommah diakhir adalah *tanda asal* fi'il mudhari'.

       2⃣ *Manshub/nashab (مَنْصُوْبٌ/نَصْبٌ)*

               🌱 Contohnya :
🍃 لَنْ أَذْهَبَ
                    (saya tidak akan pergi)

               📌 Kata "لَنْ" berfungsi/menjadi *sebab manshubnya* fi'il mudhari'.

       3⃣ *Majzum/jazm (مَجْزُوْمٌ/جَزْمٌ)*

               🌱 Contohnya :
🍃 لَمْ أَذْهَبْ
                  (saya tidak pergi)

               📌 Kata "لَمْ" berfungsi/menjadi *sebab majzumnya* fi'il mudhari'.

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم

_______________



📚 *MATERI 13 : FI'IL DAN FA'IL* 📚
_____________________________________

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله

1⃣ *Fi'il* adalah setiap kata yang memiliki *makna* dan *terikat dengan waktu*. Dalam bahasa Indonesia Fi'il disebut *kata kerja/Predikat*. Misal,
🍃 ذَهَبَ ( _telah pergi_ )
🍃 يَذْهَبُ ( _sedang/akan pergi_ )
🍃 اِذْهَبْ ( _pergilah_ )

2⃣ *Fa'il* adalah *isim marfu'* yang terletak *setelah fi'il ma'lum* (kata kerja aktif) yang menunjukkan siapa yang melakukan perbuatan. Dalam bahasa Indonesia Fa'il disebut dengan *Subyek*.

3⃣ *Contoh kalimat* :
🌱 يَذْهَبُ زَيْدٌ
        ( _Zaid sedang pergi_ )
     🍃 يَذْهَبُ : fi'il
     🍃 زَيْدٌ : fa'il
       📍 *Kedua kata tersebut*,
                🔖 *mufrod* (tunggal),
                🔖 sama dari segi *jenisnya* yaitu *mudzakar*,
                🔖 dan *marfu'* dengan tanda dhommah untuk menunjukkan bahwa ia adalah *fa'il (subyek).* Dan fa'il (subyek) adalah *inti kalimat.*

4⃣ Kalimat,
🍃 يَذْهَبُ زَيْدٌ
        ( _Zaid sedang pergi_ )
         👉🏻 adalah *Jumlah Fi'liyyah*, yaitu kalimat yang *didahului oleh fi'il* (kata kerja).

 و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم

___________________


📚 *MATERI 14: KAIDAH FI'IL DAN FA'IL* 📚
______________________________________

بسم ﷲ الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاۃ والسلام علی رسول ﷲ

Ikhwatii fillaah... Kita akan memasuki pembahasan "kaidah fi'il dan fa'il dan contoh-contohnya".

🏷 Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kalimat yang dimulai dengan fi'il disebut dengan *jumlah fi'liyyah*.

🏷 Jumlah fi'liyyah ini memiliki beberapa kaidah yaitu :

1⃣ *Fi'il selalu bersesuaian jenis dengan fa'ilnya.*

         📌 Jika fa'ilnya berupa isim mudzakkar fi'ilnya juga mudzakkar

                 👉 Contoh :

🍃 كَتَبَ أَحْمَدُ
            (Ahmad telah menulis)
🍃 يَكْتُبُ أَحْمَدُ
            (Ahmad sedang/akan menulis)

        📌 Jika *fa'ilnya* berupa *isim muannats* maka fi'ilnya juga muannats dengan diberi tanda muannats yaitu menambahkan *ta' sukun (تْ) di akhir fi'il madhi* dan *ta' berharakat di awal fi'il mudhari*.

               👉 Contoh :
🍃 دَرَسَتْ عَائِشَةُ
            (Aisyah telah belajar)
🍃 تَدْرُسُ عَائِشَةُ
            (Aisyah sedang/akan belajar)

2⃣ *Fi'il selalu dalam keadaan mufrad*

          📌 Meskipun fa'ilnya berupa isim mutsanna atau jamak maka *fi'ilnya tetap mufrad (tunggal)*

                  👉 Contoh,

                         🌱 Untuk mudzakkar :
سَمِعَ / يَسْمَعُ الطَّالِبُ =
Pelajar (lk) itu telah / sedang mendengar
         يَسْمَعُ الطَّالِبَانِ =
Dua pelajar (lk) itu sedang mendengar
         يَسْمَعُ الطُّلَابُ =
Para pelajar (lk) itu sedang mendengar

                         🌱 Untuk muannats :
سَمِعَتْ / تَسْمَعُ الطَّالِبَةُ
Pelajar (pr) itu telah / sedang mendengar
             تَسْمَعُ الطَّالِبَتَانِ =
Dua pelajar (pr) itu sedang mendengar
             تَسْمَعُ الطَّالِبَاتُ =
Para pelajar (pr) itu sedang mendengar

📝Keterangan :
▪سَمِعَ = dia (lk) telah mendengar
▪يَسْمَعُ = dia (lk) sedang/telah mendengar
▪سَمِعَتْ = dia (pr) telah mendengar
▪تَسْمَعُ = dia (pr) sedang/akan mendengar

3⃣ *Fa'il harus dalam keadaan marfu' (ber-i'rab rafa')**, untuk menandakan bahwa ia inti kalimat.
*Tanda i'rab rafa' isim dapat dilihat pada materi 8.


وصلی ﷲ علی نبينا محمد وعلی آله وصحبه وسلم

__________________
✒ Tim Nadwa



✒ Tim Nadwa📚
 *MATERI 15 : TANDA NASHAB ISIM* 📚
________________________________

بسم الله الرحمن الرحيم
ااحمد لله رب العالمين و الصلاة و السلام على رسول الله

Kita telah mengetahui bahwa di antara jenis I'rab kata dalam bahasa Arab adalah *Nashab*.

❓ Apa saja *tanda nashab isim*? Berikut perinciannya,
       🔖 *Fathah* ( َ- )
         Ini merupakan *tanda asal* i'rab *Nashab*. Ada pada,
                🌱 *Mufrad*
🍃 مُحَمَّدًا
🍃 عَائِشَةَ
                🌱 *Jamak Taksir*
🍃 رُسُلًا
                  ( _Para rasul/utusan_ )

       🔖 *Alif* ( ا ). Ada pada,
                🌱 *Al-Asma' Al-Khomsah*
🍃 أَخَاكَ
                  ( _saudara laki-lakimu_ )

       🔖 *Kasrah* ( ِ- ). Ada pada,
                🌱 *Jamak Muannats Salim*
🍃 مُؤْمِنَاتٍ
                  ( _para perempuan yang beriman_ )

        🔖 *Ya'* ( ي ). Ada pada,
                 🌱 *Mutsanna*
🍃 وَالِدَيْنِ
                 ( _orang tua_ )

                 🌱 *Jamak Mudzakkar Salim*
🍃 مُسْلِمِيْنَ
                 ( _Orang-orang yang berislam_ )

_______________________
📌 *Catatan*
       💡 Penulisan *fathatain* ( ً- ) diikuti dengan *alif*. *Kecuali* pada,
               🔖 *ta' marbuthoh* ( ة ), seperti :
🍃 مُسْلِمَةً
                     ( _perempuan yang berislam_ )
🍃 ثَمَرَةً
                     ( _buah_ )
               🔖 dan *hamzah* ( ء ) yang *sebelumnya alif*. Seperti,
🍃 سَمَاءً ( _langit_ )
🍃 إِنْشَاءً ( _esai_ )

و صلى الله على نبينا محمد و على آله و صحبه و سلم


__________________
✒ Tim Nadwa



Monday, January 27, 2020

Amalan Rumah baru

*Amalan Menempati Rumah Baru*

By Ustadz Ammi Nur Baits


Pertanyaan:

Assalamualaikum ya ustadz. Saya ingin bertanya,

“Saudara saya akan memiliki rumah yang baru dan akan berpindah setelah siap.
Apa kah yang harus beliau lakukan sebelum beliau menginapi dirumah itu?

Shukran atas jawaban nya. Wasalam.”

Dari: Adlindaman

Jawaban:

Wa alaikumus salam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

 🏡 *Kami berharap semoga Allah memberkahi anda dengan rumah baru ini, dan menjadikannya sebagai kediaman yang baik, nyaman dan berkah.*

*Berikut beberapa hal yang dianjurkan untuk dilakukan bagi muslim yang mendiami rumah baru,*

*Pertama, bersyukur kepada Allah atas nikmat ini*

Allah berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Ingatlah ketika Tuhanmu mengumumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Imam As-Sa’di menjelaskan, inti syukur ada 3:

Mengakui bahwa nikmat itu dari Allah, dan bukan semata hasil karyanya
Memuji Allah atas nikmat yang telah Dia anugerahkan
Menggunakan nikmat itu untuk kegiatan yang Allah ridhai, dan bukan untuk sesuatu yang terlarang.
Kebalikan dari hal itu adalah kufur nikmat yang hukumnya terlarang. (Tafsir As-Sa’di, 422).

*Kedua, syukuran rumah baru*

Sebagai bentuk menyempurnakan rasa syukur itu, kita dianjurkan untuk mengadakan walimah, mengundang orang lain untuk makan-makan. Walimah ini sering diistilahkan dengan Al-Wakirah. Sebagian ulama sangat menganjurkan hal ini, diantaranya Al-Imam As-Syafii. Beliau mengatakan tentang Al-Wakirah:

ومنها الوكيرة، ولا أرخص في تركها

“Diantara bentuk walimah adalah Al-Wakirah. Saya tidak memberi kelonggoran untuk meninggalkannya.” (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 8/207).

*Ketiga, masuklah rumah baru dengan mambaca:*

مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

MASYAA-ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH

Bacaan ini terdapat dalam firman Allah di surat Al-Kahfi,

وَلَوْلَا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ إِن تُرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالاً وَوَلَداً

“Mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu *“maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)*. Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (QS. Al-Kahfi: 39).

Ketika membahas ayat ini, Ibnul Qayim mengatakan,

فينبغي لمن دخل بستانه أو داره أو رأى في ماله وأهله ما يعجبه ، أن يبادر إلى هذه الكلمة، فإنه لا يرى فيه سوءا

“Selayaknya bagi orang yang memasuki kebunnya, atau rumahnya, atau terheran terhadap harta dan keluarganya, hendaknya dia segera membaca kalimat ini. Karena dia tidak akan melihat sesuatu yang buruk terhadap nikmat itu.” (Al-Wabilus Shayyib, hlm. 165).

Kemudian Ibnul Qayim membawakan riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا أَنعَمَ اللهُ عَلَى عَبدٍ نِعمَةً فِي أَهلٍ وَمَالٍ وَوَلَدٍ فَقَالَ : (مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلا بِاللهِ)، فَيَرَى فِيهَا آفَةً دُونَ المَوتِ

Jika Allah memberi kepada seorang hamba nikmat kebaikan terhadap keluarga, harta, atau anak, kemudian dia membaca: “masyaa-allah, laa quwwata illaa billaah” maka dia tidak akan melihat adanya cacat dalam nikmat selain kematian. (HR. At-Thabrani dalam Al-Ausath 6/126, dishahihkan Ibnul Qoyim dalam Syifa Al-Alil 1/182, dan didhaifkan Al-Albani dalam Ad-Dhaifah).

❌⛔ *Keempat, kami tidak menjumpai adanya doa khusus atau bacaan khusus ketika memasuki rumah baru.*

*Hanya saja Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk banyak beramal ketika di rumah, namun sifatnya umum berlaku untuk semua rumah, tidak hanya rumah baru. Berikut diantaranya,*

*1. Rajin baca Alquran dan ibadah apapun di dalam rumah. Terutama membaca surat Al-Baqarah.*

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا تجعلوا بيوتكم مقابر، إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة

“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim 780, At-Turmudzi 2877)

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam men-kontras-kan antara rumah dengan kuburan. Beliau memerintahkan agar rumah kita tidak dijadikan seperti kuburan. Salah satu sifat yang mencolok dari kuburan adalah itu bukan tempat ibadah. Agar rumah kita tidak seperti kuburan yang bisa jadi banyak setan pengganggu, gunakan rumah kita untuk ibadah.

Hadis ini sekaligus menuntut Anda yang belum bisa membaca Alquran agar segera dan serius dalam belajar Alquran. Untuk menjadikan rumah Anda sebagai taman bacaan Alquran, tidak mungkin setiap hari Anda harus mengundang orang lain untuk membaca Alquran di rumah anda.

Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا

“Jadikanlah bagian shalat kalian di rumah kalian. Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan.” (HR. Bukhari 432, Muslim 777, dan yang lainnya).

Maksud shalat di sini adalah shalat sunah yang dikerjakan sendiri dan tidak berjamaah. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis:

إِنَّ أَفْضَلَ صَلاَةِ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الصَّلاَةَ المَكْتُوبَةَ

Sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan di rumahnya, kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari 7290 dan yang lainnya).

*2. Baca doa ketika masuk rumah*

Hal kecil yang mungkin perlu dibiasakan adalah memulai segala yang penting dengan doa atau dzikir. Salah satunya, ketika kita masuk rumah. Meskipun kelihatanya remeh, namun hasilnya luar biasa.

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، وَعِنْدَ طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يُذْكَرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ

“Apabila ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk, dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya): ‘Tidak ada tempat menginap dan tidak ada makan malam.’ Tapi apabila dia tidak mengingat Allah (bismillah dan jangan lupa ucapkan salam) ketika masuk, maka setan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’.” (HR. Muslim 2018, Abu Daud 3765 dan yang lainnya)

*3. Baca basamalah ketika tutup pintu*

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan banyak saran agar kita tidak terganggu setan. Salah satunya:

وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

“Tutuplah pintu, dan sebutlah nama Allah. Karena setan tidak akan membuka pintu yang tertutup (yang disebut nama Allah).” (HR. Bukhari 3304, Muslim 2012 dan yang lainnya)

*4. Berdoa ketika keluar rumah*

Satu doa ketika keluar rumah. Ringkas, mudah dihafal, tapi khasiatnya besar:

بسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

*Bismillahi  TAWAKKALTU ‘ALALLAAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAH*
Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.

Dalam hadis dinyatakan, siapa yang keluar rumah kemudian dia membaca doa di atas, maka disampaikan kepadanya: Kamu diberi petunjuk, dicukupi dan dilindungi. Maka setan kemudian berteriak:

كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ

“Bagaimana kalian bisa mengganggu orang yang sudah diberi hidayah, dicukupi, dan dilindungi.” (HR. Abu Daud 5095, Turmudzi 3426 dan dishahihkan al-Albani)

Disamping amalan dan dzikir di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada umatnya untuk melakukan sikap tertentu agar rumahnya dimasuki malaikat dan dihindari setan.

Diantara sikap itu adalah

*1. Menjauhkan rumah Anda dari gambar makhluk bernyawa*

Siapa sangka, ternyata gambar makhluk bernyawa bisa membuat jin dan setan nakal itu semakin betah di rumah kita.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَّ المَلاَئِكَةَ لاَ تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ

“Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya ada gambar.” (HR. Bukhari 3224, Nasai 5348 dan yang lainnya).

Ketika malaikat penebar rahmat tidak memasuki rumah Anda, di saat itulah makhluk lain, yang juga tidak kelihatan, akan menggantikan posisi mereka. Foto keluarga, gambar binatang dan seterusnya bisa jadi membuat rumah Anda makin indah bagi setan.

*2. Menjauhkan rumah Anda dari musik*

Banyak orang tidak sadar, ternyata suara ini berbahaya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutnya “mizmarus syaithan” (musik setan). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan salah satunya adalah lonceng. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ  فِي الْجَرَسِ مِزْمَارُ الشَّيْطَانِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang lonceng: musik setan. (HR. Abu Daud 2556)

*Di kesempatan yang sama, malaikat penebar rahmat menghindari rumah yang dipenuhi dengan musik.*

Dari Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَصْحَبُ رُفْقَةً فِيهَا جَرَسٌ

“Sesungguhnya malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di sana ada loncengnya.” (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, 1001).

Kita telah memahami, terjadi sikap kontradiktif antara malaikat penebar rahmat dengan setan pembangkang. Ketika salah satunya menghindar, di saat itulah yang satunya menggantikan.

*Jadikan rumah Anda seperti taman-taman malaikat penebar rahmat, bukan tempat peristirahatan yang nyaman bagi setan.*

*Selamat menempati rumah baru, semoga diberkahi ...Aamiin

Allahu a’lam

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembinan www.KonsultasiSyariah.com)

Read more https://konsultasisyariah.com/17140-amalan-ketika-menempati-rumah-baru.html
Halaqah - 16 -

Faedah-faedah Dari Hadīts Aisyah رضي الله عنها

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 16 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Faedah-faedah Dari Hadīts Aisyah رضي الله عنها

Diantara Faedah yang bisa kita ambil dari Hadits Aisyah رضي الله عنها

1. Pentingnya seorang muslim memiliki waktu berkhalwah dengan Allah ﷻ

Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah رٙحِمٙهُ اللهُ di dalam Majmu Al-Fatawa

لابد للعبد من أوقات ينفرد بها بنفسه في دعائه وذكره وصلاته وتفكره ومحاسبة نفسه وإصلاح قلبه…

Haruslah seorang hamba memiliki waktu-waktu yang di situ dia menyendiri dengan dirinya, di dalam doanya, dzikirnya, shalatnya, perenungannya, muhasabah terhadap dirinya dan memperbaiki hatinya

2. Hadits diatas menjelaskan bahwa surat Al-Alaq ayat 1-5 adalah yang pertama turun kepada Nabi ﷺ dan ini adalah pendapat jumhur ulama

3. Hadits ini menunjukkan bahwasanya sebelum menjadi Nabi, beliau ﷺ sudah memiliki sifat-sifat yang sangat mulia

4.  Akhlak yang baik adalah sebab seseorang selamat dari berbagai keburukan

5. Hadits ini menunjukkan keutamaan Khadijah ketika beliau رضي الله عنها berusaha menenangkan Nabi ﷺ dari ketakutan dengan cara menyebutkan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan beliau, yang ini semua adalah sebab Allah tidak akan menyia-nyiakan beliau ﷺ

6.  Usaha Khadijah sebagai seorang istri untuk mengetahui hakikat dari kejadian yang menimpa Nabi ﷺ dengan mendatangi seorang yang berilmu yaitu Waraqah supaya Nabi ﷺ semakin tenang menghadapi semua ini

7.  Kedudukan ilmu Waraqah bin Naufal tentang para Nabi sebelum Nabi Muhammad ﷺ

8. Bahwa dakwah memiliki tantangan dan rintangan, sebagaimana di kabarkan oleh Waraqah bin Naufal

9. Bahwa Khadijah adalah orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah ﷺ dari kalangan wanita

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Friday, January 24, 2020

Halaqah - 15 -


Kenabian Muhammad ﷺ
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 15 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Kenabian Muhammad ﷺ

Ketika beliau berumur kurang lebih 40 tahun, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ingin merahmati para hamba dan memberikan kebaikan bagi alam ini. Allah menjadikan Muhammad ﷺ saat itu senang bersendiri beribadah di gua hira yang berjarak sekitar 2 mil dari kota Mekkah, beliau membawa bekal secukupnya kemudian tinggal disana beberapa hari dan di sanalah beliau beribadah kepada Allah, merenungi alam semesta dan kebesaran Allah عَزَّ وَ جَلَّى Beliau merasa risih dan tidak tenang dengan apa yang di lakukan oleh kaumnya berupa kesyirikan kepada Allah dan keyakinan-keyakinan yang batil.

Diceritakan oleh Aisyah رضي الله عنها bahwa pada satu saat beliau di datangi oleh Malaikat dan berkata bacalah Beliau mengatakan aku tidak bisa membaca kemudian Malaikat memeluknya dengan erat sampai Nabi ﷺ kepayahan, kemudian melepasnya dan berkata kembali bacalah beliau mengatakan aku tidak bisa membaca terjadi hal ini sampai 3 kali, kemudian Malaikat membaca


ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ (١) خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِنۡ عَلَقٍ (٢) ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ (٣) ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (٤) عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ (٥



"Bacalah dengan nama Rabb mu yang menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah dan Rabb mu yang paling Mulia, yang mengajarkan dengan pena mengajarkan manusia apa yang dia tidak ketahui" (Surat Al-‘Alaq : 1-5)

Maka Rasulullãh ﷺ pulang kepada Khadijah dalam keadaan takut dan berkata:

selimuti aku, selimuti aku

maka khadijah menyelimuti beliau sampai hilang rasa takutnya, kemudian beliau pun mengabarkan kepada khadijah apa yang terjadi dan berkata:

aku takut atas keselamatan diriku

Khadijah pun berusaha untuk menenangkan Nabi Muhammad ﷺ dan berkata:

Tidak demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahim, penanggung kesusahan orang, memberi orang yang tidak punya, memberi hidangan kepada tamu dan menolong orang-orang yang membela kebenaran

kemudian Khadijah membawa Nabi Muhammad ﷺ kepada Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza (anak paman Khadijah) dan beliau adalah orang Nashrani dizaman Jahiliyyah beliau menulis kitab dengan bahasa Ibrani, orangnya sudah tua dan buta, kemudian Khadijah berkata

Wahai anak pamanku dengarkanlah dari anak saudara mu

Waraqah berkata :

Wahai anak saudaraku apa yang engkau lihat?

kemudian Rasulullah ﷺ mengabarkan apa yang beliau lihat, berkata Waraqah:

ini adalah Jibril yang Allah turunkan kepada Musa, seandainya aku masih hidup ketika kaummu akan mengeluarkanmu”

Berkata Rasulullah ﷺ :

apakah mereka akan mengeluarkanku?

Waraqah mengatakan

iya, tidaklah datang seseorang dengan yang semisal dengan apa yang engkau bawa kecuali dia akan di musuhi, seandainya hari tersebut menemui ku niscaya aku akan menolongmu dengan pertolongan yang kuat

Kemudian beberapa waktu setelah itu Waraqah meninggal dunia. (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian Rasulullah ﷺ menjadi seorang Nabi dengan turunnya surat Al-'alaq 1 sampai 5, jadilah Muhammad ﷺ seorang Nabi

Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Thursday, January 23, 2020

Halaqah - 14

Kabar Para Nabi Dengan Kedatangan Nabi ﷺ
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 14 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Kabar Para Nabi Dengan Kedatangan Nabi ﷺ

Disebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa Isa Ibnu Maryam عَلَيهِ السَّلَامُ telah memberi kabar gembira dengan kedatangan Nabi Muhammad ﷺ

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ

"Dan ketika Isa Ibnu Maryam berkata “wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah Rasulullah untuk kalian yang membenarkan at-Taurat yang datang sebelumku dan memberikan kabar gembira dengan kedatangan seorang Rasul yang datang setelahku yang bernama Ahmad” maka ketika Muhammad datang dengan ayat-ayat yang jelas mereka berkata ini adalah sihir yang nyata" (Surat Ash-Shaf : 6)

Di dalam ayat yang lain disebutkan bahwa kabar gembira ini ada di dalam Taurat dan Injil di sebutkan bahwa kedatangan Rasulullah ciri-ciri nya dan sifat-sifatnya

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ…

"Orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang Ummi yang mereka temukan tertulis namanya di dalam Taurat dan Injil, dia memerintahkan mereka dengan kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran dan menghalalkan untuk mereka perkara-perkara yang baik dan mengharamkan atas mereka perkara-perkata yang jelek dan menghilangkan dari mereka syariat yang berat dan susah yang dahulu diwajibkan atas mereka" (Surat Al-A’raf : 157]

Berkata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah

والأخبار بمعرفة أهل الكتاب صفة محمد – صلى الله عليه وسلم – في الكتب القديمة عندهم متواترة عنهم

Dan kabar-kabar bahwa Ahlul kitab mengetahui sifat Muhammad ﷺ yang ada di dalam kitab-kitab yang dulu adalah kabar-kabar yang mutawatir dari mereka (Al Jawabush Shahih I/340)

Demikian pula kabar dari orang-orang yang telah masuk Islam dan belum masuk Islam mereka mengabarkan demikian, seperti apa yang di alami oleh orang-orang Anshar saat mereka masih musyrik dahulu orang-orang yahudi yang merupakan tetangga mereka di kota madinah sering mengabarkan kepada mereka akan kedatangan Nabi terakhir yang mereka tunggu dan mereka mengancam akan memerangi orang-orang musyrikin bersama Nabi tersebut

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengabarkan

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

"Dan ketika datang kepada mereka kitab dari sisi Allah yang membenarkan apa yang ada bersama mereka padahal sebelumnya mereka mengabarkan bahwa mereka akan meminta tolong dengan Nabi tersebut untuk memerangi orang-orang kafir, maka ketika datang kepada mereka apa yang mereka ketahui tiba-tiba mereka kufur, maka laknat Allah atas Orang-orang yang kafir (Surat Al-Baqarah : 89)

Dalil dalil atas kebenaran kenabian Muhammad ﷺ tidak hanya dengan kabar-kabar gembira tersebut namun Al-Quran syariat yang sempurna, mu'jizat-mu'jizat beliau ﷺ yang telah disaksikan oleh banyak manusia, perjalanan hidup beliau baik ibadah, akhlak dakwah jihad dan lain-lain, ini semua menunjukkan kebenaran kenabian beliau ﷺ

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Wednesday, January 22, 2020

Halaqah - 13

Penjagaan Allah Kepada Muhammad ﷺ Sebelum Kenabian Beliau
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 13 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Penjagaan Allah Kepada Muhammad ﷺ Sebelum Kenabian Beliau

Diantara penjagaan Allah kepada Muhammad ﷺ sebelum di wahyukan ketika renovasi ka'bah Muhammad mengangkat batu bersama paman beliau Abbas, Abbas saat itu mengusulkan kepada Muhammad ﷺ supaya mengangkat izar beliau yaitu pakaian bagian bawah dan meletakkannya di atas leher bagian belakang supaya menjaga Muhammad dari bekas batu yang di angkat, ketika mereka jauh dari manusia, tatkala beliau akan melakukannya tiba-tiba beliau pingsan dan ketika bangun beliau pun meminta supaya di kencangkan izar nya (HR Al Bukhari dan Muslim)

Dan kejadian tersebut terjadi saat beliau berumur 35 tahun (diriwayatkan oleh Abdul Razaq di dalam al-Musanaf)

Dan sebagaimana yang diketahui bahwa telanjang pada saat itu bukan suatu yang aneh menurut orang-orang Arab Jahiliyah, dahulu mereka biasa thawaf dalam keadaan telanjang kecuali orang-orang Quraisy. Dan Thawaf dalam keadaan telanjang terus di lakukan oleh mereka sampai di larang oleh Rasulullãh ﷺ pada tahun 9 Hijriyah lewat perantaraan Abu Bakar Ash-Shidiq

Abu Bakar mengumumkan

أَلَا لَا يَحُجُّ بَعْدَ الْعَامِ مُشْرِكٌ وَلَا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ

Janganlah ada orang Musyrik yang berhaji setelah tahun ini dan jangan ada orang yang Thawaf di sekitar Baitullah dalam keadaan telanjang (HR Al-Bukhari)

Kejadian diatas menunjukkan bahwa Nabi ﷺ terjaga dari apa yang di anggap tercela baik sebelum kejadian maupun setelah kejadian

Diantara penjagaan Allah kepada beliau ﷺ Sebelum Kenabian, bahwa beliau berpegang teguh dengan warisan Nabi Ibrahim dan Ismail di dalam Aqidah, Haji, Pernikahan dan lain-lain

Pernah beliau ﷺ bersama Zaid Ibnu Haritsah kemudian Zaid menyentuh berhala dengan tangan kanannya, maka Muhammad ﷺ melarang Zaid, kemudian Zaid menyentuh lagi dan di larang kembali oleh Muhammad ﷺ Zaid bin Haritsah bersumpah bahwa Rasulullah ﷺ tidak pernah menyentuh berhala sedikit pun (Hadits Hasan di riwayat oleh Ath Thabrany di dalam al-Mu’jamul kabir)

Sebelum menjadi Nabi ﷺ pernah dihidangkan kepada beliau daging dan beliau tidak memakannya karena takut makanan tersebut termasuk yang di sembelih untuk berhala (HR al-Bukhari)

Beliau dahulu wukuf di 'Arafah sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihi salam berbeda dengan orang-orang  Quraisy yang mereka wukuf di Mudzalifah menyelisihi ajaran Nabi Ibrahim عَلَيهِ السَّلَامُ

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Tuesday, January 21, 2020

Halaqah - 12 Renovasi Ka’bah
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 12 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Renovasi Ka’bah

Ketika Muhammad ﷺ berumur 35 tahun, berkumpulah orang-orang Quraisy untuk merenovasi Ka’bah, ketika bangunan sudah selesai di renovasi dan tinggal menaruh hajar aswad maka terjadi perselisihan masing-masing kabilah merasa berhak untuk meletakkan kembali hajar aswad dan mereka menganggap ini adalah sebuah kehormatan sampai hampir-hampir terjadi peperangan

Kemudian setelah itu mereka bersepakat pada hari tertentu bahwa yang pertama kali memasuki Masjidil Haram di hari tersebut dialah yang memberi keputusan diantara mereka dan ternyata yang pertama kali masuk adalah Muhammad ﷺ merekapun berkata :

"ini adalah al-Amiin, kami meridhainya"

Maka Muhammad ﷺ meminta sebuah kain dan mengambil hajar aswad kemudian meletakkan hajar aswad di atas kain tersebut, setelah itu beliau meminta masing-masing kabilah untuk memegang kain dan membawa hajar aswad bersama-sama menuju tempatnya

Sehingga sudah sampai ketempatnya, Muhammad ﷺ mengambilnya dan meletakkan pada tempatnya dengan demikian selesailah renovasi Ka’bah

Demikianlah Muhammad dengan hikmahnya memadamkan api fitnah yang hampir berkobar di antara orang-orang Quraisy

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Monday, January 20, 2020

Tausiah dari Syaikh Abdul Karim Aruhaily
Asesor UIM (Universitas Islam Madinah)


Bismillah

Pertemuan bersama Syaikh Dr. Abdul Karim beliau Asesor dari UIM
Penerjemah : Ustadz Ali Salman

Ahad, 19 Januari 2020

Acara dimulai jam 14.00 sampe menjelang ashar

Tausyiah dari Syaikh :

Syaikh menasehati kpd kita semua bahwa memberikan
Pendidikan yg baik/sholih/benar adalah yg dapat memberikan manfaat utk orang itu sendiri dan juga sampai ke akheratnya kelak

Syaikh mengutip ayat alquran  Surat Al Ankabut : 69 , Allah berfirman:

وَا لَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا  ۗ وَاِ نَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 69)

Menuntut ilmu syar'i salah satu bagian dari jihad

Orang yg cape2 dan lelehnya utk mengharap pahala Allah maka Allah akan memberikan pahala di hari kiamat
Karena dunia hanya sepintas bukan tempat yg abadi dan  tempat kembali kita yg kekal adalah akherat

Sebaik2 yg dilakukan oleh manusia ketika di dunia adalah menunut ilmu syar'i atau ilmu agama
Karena dengan ilmu inilah yg akan ada bersama kita sampai kita meninggal dunia

Allah menyebutkan banyak sekali ayat yg menerangkan keutamaan menuntut ilmu syar'i /agama

Allah menyebutkan salah satunya keutamaan ilmu agama ini dengan pertanyaan

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Tentunya jawabanya TIDAK..
karena Orang yg memiliki ilmu agama akan memiliki kedudukan disisi Allah

saat kita mudah berbuat maksiat. Itu semua disebabkan karena kurangnya ilmu dan kurangnya akal.

Karena ilmu itulah yang dapat membuat kita punya rasa takut pada Allah, sebagaimana disebutkan dalam ayat,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

Syaikh juga menceritakan orang2 yg Allah berikan Rahmat,  di sebut sebagai rahimahullah dan nama nya selalu di ingat sampai akhir zaman karena ilmu yg dimiliki nya..seperti
# Azubair Ibnu Aqwam , ibunya bernama Sofiah beliau yg menjadikan anaknya  pemberani di medan perang
# Imam syafei ditinggal ayahnya sejak usia 6 tahun
# Anas bin malik, ada ibu yg hebat yg menyuruh anaknya menjadi pembantu Rasulullah
# Imam Bukhori
# Imam Muslim
# Imam nawawi meninggal di usia 45 tahun meninggalkan karya2 yg luar biasa di setiap masjid pasti ada buku dan dikaji Kitab Riyadhusolihin , penulis Kitab syarh Muslim, penulis kitab Majmu'
# Syaikh Muhammad Albani penulis Kitab silsilah hadist, sifat sholat Nabi, silsilah hadist dhoif dll

Mereka dalam memperoleh ilmu bukan dengan bersantai2 dan dengan tidur2 an tapi mereka dapatkan ilmu dengan belajar dan dengan peran orang tua terutama ibu karena ibu mempunyai peran  yg begitu besar

Orang2 yg memiliki ilmu maka namanya akan harum sampe sekarang bahkan sampe di akherat, didoakan dengan banyak orang ketika di dunia dg sebutan dan diabdikan dengan nama Rahimahullah itu semua adalah para penuntut ilmu

Beliau banyak membela dakwah Nabi dan sunnah2 Nabi

Wahai ayah dan bunda kita didik anak2 kita dengan menghafalkan alquran, menghafalkan hadist2 Nabi, menghafalkan mutun2 .

Kita didik anak2 kita agar kita bisa memperoleh pahala dari anak yg sholih mereka akan terus mendoakan kita sampe  kita telah tiada

Beliau menambahkan yg berkaitan tentang kesabaran terutama dalam menuntut ilmu syar'i dan mendidik anak2  kita
Allah sebutkan di Allah quran ada 60 X
Diantaranya , Allah berfirman:

قُلْ يٰعِبَا دِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَاَ رْضُ اللّٰهِ وَا سِعَةٌ ۗ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَا بٍ

"Katakanlah (Muhammad), Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan Bumi Allah itu luas. *Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas."*
(QS. Az-Zumar 39: Ayat 10)

Ada pahala yg besar bagi orang yg bersabar Yg begitu besar pahalanya

Begitu juga Nabi Nuh bersabar ketika dihina, disiksa, dicemooh oleh kaumnya selama 950 tahun berdakwah

Allah berfirman
Itu adalah cerita2 yg Allah berikan dari alam ghaib yg diceritakan oleh Muhammad dan kepada kaumnya yg tidak mengetahui hal ini
Bersabarlah engkau sesungguhnya Allah berikan kesabaran kepada orang2 yg bertaqwa

Alhamdulillah..

Semoga Allah memberikan kesabaran, keistiqomahan kpd kita semua di dalam belajar dan mengamalkan nya mengharapkan wajah Allah... Aamiin
Halaqah - 11

Pernikahan Muhammad ﷺ dengan Khadijah radiallahu anha

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 11 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Pernikahan Muhammad ﷺ dengan Khadijah radhiyallahu 'anha

Pada saat berumur 25 tahun Muhammad ﷺ menikah dengan Khadijah seorang wanita Quraisy yang memiliki kedudukan yang tinggi dan harta yang melimpah, ada yang mengatakan bahwa umur Khadijah saat itu 28 tahun dan ada yang mengatakan 40 tahun

Khadijah, beliau adalah Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay al-Qurasiyyah

Beliau adalah termasuk wanita Quraisy yang paling baik nasabnya harta dan akalnya dan beliaulah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Muhammad ﷺ dan beliau tidak menikah dengan seorang wanita pun setelah Khadijah sampai Khadijah meninggal

Setelah menikah dengan Khadijah telah lahir dari beliau enam orang anak :

Al Qasim
Abdullah
Zainab
Ruqayyah
Ummu kultsum
Fatimah

Al-Qasim dan Abdullah meninggal ketika masih kecil sedangkan yang wanita semuanya menemui kenabian Muhammad ﷺ dan masuk Islam tetapi semuanya meninggal dunia sebelum Rasulullah ﷺ kecuali Fatimah, maka beliau meninggal meninggal 6 bulan setelah kematian Rasulullah ﷺ

Adapun riwayat-riwayat perincian tentang bagaimana pernikahan beliau ﷺ seperti cerita bahwa beliau berdagang ke Syam dengan membawa harta Khadijah bintu Khuwaylid dan bahwasanya Khadijah mengutus Maysarah (seorang budak milik beliau) untuk menemani Muhammad di dalam perdagangan ini kemudian ketika pulang, Khadijah melihat keamanahan Muhammad dan Maysarah juga menceritakan kemuliaan akhlak pikiran yang jernih dan kejujuran Muhammad ﷺ dan kisah bahwa Khadijah mengutus utusan kepada Muhammad ﷺ menawarkan kepada beliau untuk menikah kemudian Muhammad setuju dan berbicara kepada para pamannya, kemudian setelah itu mereka pergi ke paman Khadijah dan meminangnya setelah itu di langsungkan pernikahan maka riwayat-riwayat tersebut adalah lemah

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Friday, January 17, 2020

Halaqah - 10

Muhammad ﷺ Dibawah Tanggungan Abu Thalib

by Rory Rachmad  | 
in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang kesepuluh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah Muhammad ﷺ Dibawah Tanggungan Abu Thalib

Setelah meninggal Abdul Muththalib, Abu Thalib sebagai paman berusaha menunaikan hak keponakannya dengan sebaik-baiknya, bahkan mendahulukan Muhammad diantara sekian banyak putranya selama lebih 40 tahun disampingnya, melindunginya dan membela dengan ucapan dan juga fisiknya

Rasulullah ﷺ tumbuh sebagai seorang pemuda yang dijaga oleh Allah terjauh dari kotoran-kotoran Jahiliyyah dan kebiasaan mereka. Paling menjaga kehormatan, paling baik akhlaknya, sangat pemalu, paling jujur ucapannya, sangat menjaga amanah, jauh dari perilaku jorok dan kasar, sehingga dikenal diantara masyarakat Jahiliyyah sebagai seorang Al-Amiin (yang dapat di percaya)

Beliau dikenal banyak silaturahim, menghormati tamu, membantu yang lain di dalam kebaikan, memakan dari usaha sendiri dan Qona'ah (merasa cukup) dengan apa yang Allah berikan

Ketika beliau berumur 14 atau 15 tahun terjadilah perang al-Fujar antara Quraisy dan Kinanah melawan Qais dan a‘inan, namun tidak ada riwayat yang shahih yang menyebutkan bahwa Muhammad ﷺ saat itu ikut berperang, kemudian beliau ﷺ sempat menghadiri sebuah kesepakatan antara Bani Hasyim, Bani Umayyah, Bani Zahrah dan juga Bani Makzum yang isi kesepakatan tersebut adalah untuk saling menolong dan saling membantu orang yang di dzhalimi serta mengembalikan kebaikan kepada yang memiliki.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Thursday, January 16, 2020


Siroh nabawiah -HSI


 Halaqah - 03

Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 2

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi ﷺ diutus Bagian yang Kedua

Orang-orang arab jahiliyyah beriman dengan para dukun (tukang ramal dan ahli Nujum)

Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa yang akan datang

Tukang ramal (mereka) adalah orang-orang yang mengaku mengetahui barang yang di curi atau barang yang hilang dengan melakukan amalan-amalan tertentu seperti melihat pada mangkok dan lain-lain

Ahli Nujum (mereka) adalah orang-orang yang melihat bintang untuk mengetahui apa yang terjadi di alam semesta di masa yang akan datang, apabila turun hujan mereka mengatakan ” hujan ini adalah dengan sebab dengan bintang ini dan itu

Diantara keyakinan orang-orang jahiliyyah adalah thiyarah (merasa sial karena sesuatu) apabila memiliki hajat mereka menerbangkan burung, bila burung tersebut terbang ke kanan mereka melanjutkan hajatnya dan apabila terbang ke kiri maka mereka tidak melanjutkan hajatnya

Demikian pula mereka merasa sial dengan adanya seekor hewan yang lewat di hadapan mereka, merasa sial dengan hari tertentu atau bulan tertentu dan lain-lain

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada Halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[10/1 08.09] Agent Resmi Umi Travel: *Halaqah - 05*

 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 4
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi ﷺ di utus bagian yang keempat

Masih ada diantara ahli jahiliyyah sisa-sisa ajaran Nabi Ibrahim عَلَيهِ السَّلَامُ, seperti pengagungan terhadap rumah Allah, tawaf, haji, umrah, wukuf di 'arafah, bermalam di muzdalifah dan lain-lain

Namun mereka membuat bid'ah di dalamnya, seperti misalnya :

Orang-orang quraisy melakukan wukuf di muzdalifah dan bukan di 'arafah yang demikian dengan alasan mereka (orang-orang quraisy) adalah penduduk tanah haram sehingga menurut mereka, mereka harus wukuf di tanah haram, padahal ini menyelisihi ajaran Nabi Ibrahim عَلَيهِ السَّلَامُ

Namun perlu di ketahui bahwasanya ahli jahiliyyah selain memiliki kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan keyakinan-keyakinan yang menyimpang sebagaimana sudah berlalu penjelasannya mereka juga memiliki sifat-sifat yang mulia di antaranya

1. Al-Karam

Yaitu kedermawanan Mereka saling berlomba di dalam memuliakan tamu terkadang datang tamu dan tuan rumah tidak memiliki harta kecuali satu untanya yang merupakan kehidupan dia dan keluarganya maka dia menyembelih unta tersebut untuk menghormati tamunya

2. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menyempurnakan perjanjian dengan orang lain

3. Mereka adalah orang yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Mereka dikenal sebagai orang yang sangat pemberani, memiliki kecemburuan yang besar dan mereka rela mengorbankan diri mereka untuk menjaga kehormatan mereka

4. Mereka adalah orang-orang yang sangat teguh apabila sudah memiliki tekad dan tidak mudah mundur

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[10/1 08.10] Agent Resmi Umi Travel: *Halaqah - 04*

Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 3
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi ﷺ diutus Bagian yang ketiga

Orang-orang jahiliyyah tidak menghargai wanita, menikahi wanita dengan jumlah tanpa batas, menikahi dua saudari sekaligus, menikah dengan istri bapaknya apabila dicerai oleh sang bapak atau ditinggal mati, itu semua biasa di zaman jahiliyyah

Ada di antara mereka yang mengubur hidup-hidup wanita yang tidak berdosa hanya takut di permalukan dengan sebab wanita tersebut

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


وَإِذَا ٱلۡمَوۡءُ ۥدَةُ سُٮِٕلَتۡ (٨) بِأَىِّ ذَنۢبٍ۬ قُتِلَتۡ (٩

"Dan apabila anak wanita yang di kubur ditanya, dengan sebab dosa apa dia di bunuh" (Surat At-Takwir : 8-9)

Wanita menjadi harta warisan sebagaimana barang yang di wariskan tersebar perzinaan dan pelacuran pada seluruh tingkatan, tersebar minuman keras dan perjudian

Ada diantara mereka yang membunuh anak karena takut menjadi miskin atau karena kemiskinan yang sudah menimpa dia

Mereka fanatik kepada kabilahnya dan membela orang yang berasal dari satu kabilah baik dia salah atau benar

Orang-orang jahiliyyah sangat taqlid kepada nenek moyangnya di dalam urusan agama, memandang bahwa adat istiadat itulah yang paling baik

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا إِلَىٰ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُوا حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۚ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ (١٠٤

"Dan apabila di katakan kepada mereka kesinilah kalian kepada apa yang di turunkan oleh Allah dan kepada Rasul, mereka mengatakan cukuplah bagi kami apa yang kami dapatkan di atasnya bapak-bapak kami meskipun bapak-bapak mereka tidak mengetahui sesuatu dan tidak mendapatkan petunjuk" (Surat Al-Maidah :104)

Mereka senang berperang dengan kabilah lain dan mudah sekali menumpahkan darah, berperang karena sebab yang sepele kemudian berperang selama puluhan tahun dan terbunuh ribuan manusia

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang


Halaqah - 08 Muhammad ﷺ Disusui

 Silsilah Sirah Nabawiyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang Ke - 8 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Muhammad ﷺ di susui

Setelah melahirkan, Aminah mengabarkan kepada Abdul Muththalib tentang kelahiran cucunya, maka datanglah Abdul Muththalib dalam keadaan sangat berbahagia kemudian memandang dan membawa masuk Muhammad ke dalam ka’bah, memberi nama beliau dengan Muhammad, sebuah nama yang asing di antara orang-orang Arab

Abdul Muththalib kemudian mencari wanita Arab Badui yang bisa menyusui Muhammad ﷺ, sebagaimana ini adalah kebiasaan orang-orang Arab kota, yang demikian adalah untuk menjauhkan beliau dari berbagai penyakit kota dan supaya kuat badannya dan menguasai bahasa Arab fasih, Namun saat itu banyak wanita-wanita Arab Badui yang tidak mau menyusui beliau karena beliau adalah seorang anak yatim tidak memiliki ayah yang bisa membayar upah bagi mereka

Akhirnya Halimah bintu Abi Dhuayb As-Sa’diyah seorang wanita Arab Badui dari Bani Sa’ad yang sedang mencari anak-anak yang bisa disusui, beliau lah yang bersedia menyusui Muhammad ﷺ setelah awalnya tidak mau menyusui namun karena beliau merasa iba dan kasihan dan tidak ingin pulang ke Bani Sa’ad dalam keadaan tidak membawa seorang bayi pun, maka Halimah bersedia menyusui Muhammad dan membawanya Bani Sa’ad

Di bawalah Muhammad ke lingkungan barunya dan Halimah merasakan berkah yang luar biasa setelah menyusui Muhammad ﷺ, berkah dan kebaikan dalam berbagai urusannya

Setelah dua tahun tinggal di Bani Sa’ad Muhammad ﷺ di bawa oleh Halimah kepada ibunya untuk dikembalikan dan saat itulah Halimah meminta dan merayu Aminah untuk memberinya kesempatan lagi mengasuh Muhammad karena melihat banyaknya kebaikan yang dia dapatkan dengan mengasuhnya dan supaya Beliau tidak terkena wabah penyakit yang ada di Mekkah, akhirnya Aminah menyetujui permintaan tersebut

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[15/1 10.15] Agent Resmi Umi Travel: Halaqah - 07 Kelahiran Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

by Rory Rachmad  |  in

 Silsilah Sirah Nabawiyah

at  21 Februari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 7 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Kelahiran Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

Rasulullah ﷺ di lahirkan di hari Senin, sebagaimana beliau kabarkan di dalam hadits Abu Qatadah al-Anshary yang di riwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya beliau ﷺ di tanya tentang berpuasa di hari Senin, maka beliau mengatakan

فيه ولدت وفيه أنزل علي

Di dalamnya aku dilahirkan dan didalamnya pertama kali turun wahyu kepadaku

Beliau dilahirkan ditahun Gajah yaitu tahun 570 M, tahun di mana terjadi kejadian besar yang mengisyaratkan kejadian yang lebih besar yang menunjukkan bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi manusia.

Pada tahun tersebut Abrahah gubernur Yaman yang berada di bawah raja Habasyah membangun gereja besar dengan dimaksud untuk memindah haji orang-orang arab kesana yang selama ini mereka berduyun-duyun dan berpayah-payah ke Ka’bah dari berbagai tempat yang jauh yang demikian membuat marah orang-orang arab yang mengagungkan Ka’bah, salah seorang dari mereka mendatangi gereja besar tersebut dan membuang hajat didalamnya, Abrahah marah dan bersumpah untuk pergi ke Ka’bah untuk menghancurkannya. Maka Abrahah pergi dengan tentaranya dengan membawa Gajah, orang-orang Arab berusaha untuk menghalangi akan tetapi mereka tidak mampu, ketika sampai di luar Mekkah Abdul Muththalib sebagai pemuka Quraisy mendatangi Abrahah yang sudah mengambil 200 untanya, Abrahah setelah turun dari kursinya dan mendudukan Abdul Muththalib bersamanya sebagai penghormatan kepadanya dia bertanya kepada Abdul Muththalib

apa yang engkau inginkan dan apa keperluanmu?

Berkata Abdul Muththalib keperluanku adalah supaya Raja mengembalikan kepadaku 200 unta yang dia ambil dariku

Berkata Abrahah dengan nada menghina engkau meminta kepadaku 200 unta yang aku ambil darimu dan membiarkan rumah yang itu adalah agamamu dan agama bapak-bapakmu yang aku datang untuk menghancurkannya, engkau tidak berbicara kepadaku tentang rumah ini?

Berkata Abdul Muththalib aku adalah yang memiliki unta-unta tersebut sedangkan rumah itu di miliki oleh Tuhan yang akan menjaganya

Berkata Abrahah dia tidak bisa mencegahku

Abdul Muththalib menjawab itu adalah urusanmu

Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul diatas gunung-gunung Mekkah melihat apa yang akan terjadi, Abrohah bersiap-siap untuk memasuki kekota Mekkah dan mempersiapkan Gajah nya, tetapi Gajah tersebut menderung di jalan ketika di pukul supaya berdiri dia enggan, tetapi ketika di arahkan ke Yaman maka dia segera lari dalam keadaan demikian Allah mengirimkan burung-burung yang membawa batu-batu yang apabila mengenai salah seorang dari pasukan Abrahah dia akan meninggal, berlarianlah pasukan Abrahah dan berjatuhan, Abrahah pun terkena batu di jasadnya mereka membawa Abrahah ke Yaman dan terputus jari-jarinya nya satu demi satu dan sesampai dia di Yaman Abrahah pun meninggal dunia.

Dan inilah yang Allah kisahkan di dalam surat al-Fiil, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصۡحَـٰبِ ٱلۡفِيلِ (١) أَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِى تَضۡلِيلٍ۬ (٢) وَأَرۡسَلَ عَلَيۡہِمۡ طَيۡرًا أَبَابِيلَ (٣) تَرۡمِيهِم بِحِجَارَةٍ۬ مِّن سِجِّيلٍ۬ (٤) فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ۬ مَّأۡڪُولِۭ (٥

"Apakah engkau tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Rabbmu kepada tentara gajah, bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka dalam kesia-siaan dan mengirim kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu yang terbuat dari tanah yang mengeras, maka Allah menjadikan mereka hancur seperti daun-daun yang dimakan oleh hewan ternak" (Surat Al-Fiil : 1-5)

Kejadian ini adalah sejarah besar bagi orang-orang arab sehingga mereka menjadikan kejadian ini sebagai penanggalan, mereka mengatakan ini terjadi di tahun gajah atau mengatakan si fulan di lahirkan beberapa tahun setelah tahun gajah dan seterusnya

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[15/1 10.16] Agent Resmi Umi Travel: Halaqah - 06 Nasab Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah
 at  21 Februari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 6 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Nasab Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadlhr bin Kinanah

Fihr memiliki gelar quraisy dan quraisy adalah keturunan kinanah dan kinanah adalah keturunan Isma'il bin Ibrahim alaihima salam

Rasulullah ﷺ bersabda

إنَّ اللهَ اصطفَى كِنانةَ من ولدِ إسماعيلَ . واصطفَى قريشًا من كنانةَ  واصطفَى من قريشٍ بني هاشمَ . واصطفاني من بني هاشمَ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak Isma'il dan memilih quraisy dari kinanah dan memilih Bani Hasyim dari quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim” (HR Imam Muslim)

Hasyim bertanggung jawab tentang air zam-zam dan makanan untuk jamaah haji beliaulah yang pertama kali yang memulai dua perjalanan orang-orang quraisy perjalanan di musim dingin ke yaman dan perjalanan di musim panas ke syam dalam rangka untuk berdagang

Sebagaimana di dalam ayat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengatakan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ  - لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (١) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy kebiasaan mereka melakukan perjalanan di musim dingin dan  musim panas” (Surat Quraisy : 1-2)

Suatu saat hasyim melakukan perjalanan ke syam untuk berdagang ketika sampai madinah beliau menikah dengan salma bintu amr (salah seorang dari kabilah bani 'adi bin An-Najjar) berdiam sebentar di sana, kemudian melanjutkan perjalanan ke syam, sedangkan salma saat itu sedang mengandung Abdul Muththalib,

Meninggal Hasyim di Gaza dan Salma melahirkan anak yang di beri nama dengan Syaibah, besar Syaibah di kota Madinah dan keluarga di Mekkah tidak mengetahui bahwa Hasyim memiliki anak di Madinah

Setelah kematian hasyim maka yang memegang air zam-zam dan rifadah adalah saudara beliau al-Muththalib bin Abdul Manaf, ketika Syaibah mulai besar maka al-Muththalib mendengar keberadaan putra saudaranya di madinah, kemudian al-Muththalib pergi ke kota Madinah mencari Syaibah dan ketika melihatnya ia menangis dan memeluknya dan menaikkannya di atas unta, Al-Muththalib memohon izin kepada salma untuk membawa syaibah ke mekkah yang merupakan kekuasaan bapak syaibah tanah haram milik Allah

Ketika sampai ke mekkah dan saat itu syaibah membonceng al-Muththalib di atas untanya berkatalah manusia ini adalah Abdul Muththalib yaitu budak dari al-Muththalib, berkata al-Muththalib celakalah kalian ini adalah anak dari saudaraku hasyim

Setelah meninggal al-Muththalib maka Abdul Muththalib menggantikan peran beliau, suatu saat Abdul Muththalib bermimpi melihat posisi sumur zam-zam kemudian dia menggali tempat tersebut dan semenjak itulah Abdul Muththalib yang mengurus air zam-zam

Adapun Abdullah bapak Rasulullah ﷺ maka beliau adalah anak yang paling baik di antara anak-anak Abdul Muththalib paling terhormat paling di cintai Abdul Muththalib memilihkan untuk Abdullah Aminah binti wahb bin Abdul Manaf bin Zahrah bin Kilab dan dia adalah termasuk wanita termulia di antara wanita-wanita Quraisy bapaknya adalah pemuka Bani Zahrah

Setelah menikah Abdul Muththalib mengutus Abdullah ke Madinah untuk suatu keperluan, kemudian Abdullah meninggal di Madinah dan Rasulullah ﷺ ada di rahim Aminah, Abdullah meninggalkan 5 ekor unta dan ummu Aiman seorang budak wanita dari Habasyah yang kelak akan mengasuh Rasulullah ﷺ

Inilah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[16/1 08.15] Agent Resmi Umi Travel: Halaqah - 09

Pembelahan Dada Nabi ﷺ, Meninggalnya Aminah dan Abdul Muththalib
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 9 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Pembelahan Dada Nabi ﷺ Meninggalnya Aminah dan Abdul Muththalib

Pada tahun ke-4 atau ke-5 semenjak kelahiran Nabi ﷺ terjadi kejadian besar yang menimpa Muhammad ﷺ

Di dalam shahih Muslim, Imam Muslim meriwayatkan bahwa datang Malaikat Jibril dan Muhammad ﷺ sedang bermain bersama anak-anak, kemudian Malaikat Jibril membelah dada beliau mengeluarkan dari jantungnya segumpal darah hitam, kemudian membuangnya dan mencuci jantungnya di dalam bejana yang terbuat dari emas yang di dalamnya ada air zam-zam sehingga jantung tersebut bersih kemudian mengembalikannya seperti semula

Datanglah anak-anak tersebut melapor kepada Halimah bahwa Muhammad telah terbunuh, kemudian mereka pun menyambut Muhammad dan beliau dalam keadaan sudah berubah wajahnya, Halimah sebagai ibu yang menyusui Muhammad ﷺ merasa takut dengan kejadian aneh yang menimpa Muhammad, maka dia pun mengembalikan beliau kepada ibunya sampai berumur 6 tahun

Pada tahun itulah Aminah mengajak Muhammad putranya yang sudah yatim untuk menziarahi kubur suaminya di kota Madinah dan bersama mereka Abdul Muththalib dan Ummu Aiman sang pembantu

Ketika kembali pulang Aminah sakit dan meninggal di al-Abwa sebuah kota antara Madinah dan Mekkah, jadilah Muhammad yang sangat masih kecil tersebut dan sangat kasih sayang dan perhatian hidup tidak memiliki orang tua

Kemudian kembalilah beliau bersama kakeknya yang sangat sayang kepada beliau ﷺ bahkan lebih di sayangi dari pada anak-anaknya yang lain

Dahulu Abdul Muththalib memiliki tikar di sekitar Ka’bah, tidak ada anak-anaknya yang berani duduk bersama Abdul Muththalib di atas tikar tersebut, karena menghormati bapaknya, namun Abdul Muththalib membiarkan Muhammad duduk bersamanya duduk diatas tikar dan mengusap punggungnya dan senang apa yang dia lakukan

Ketika berumur 8 tahun meninggallah Abdul Muththalib (kakek yang sangat sayang kepada beliau) dan sebelum meninggal Abdul Muththalib menyerahkan kepengurusan cucunya kepada Abu Thalib paman saudara kandung Abdullah bin Abdul Muththalib

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

Saturday, January 11, 2020

📚 *PERKARA YANG BUKAN TERMASUK MANHAJ SALAF*

Asy-Syaikh Prof. Dr. Muhammad bin Umar Bazmuul hafizhahullah berkata :

ليس من منهج السلف العمل قبل العلم، إنما كانوا يبدأون بالعلم قبل العمل، قال تعالى: فاعلم أنه لا إله إلا الله واستغفر لذنبك وللمؤمنين) محمد19

(1). Bukan termasuk manhaj salaf, beramal sebelum berilmu. Dahulu salaf memulai dengan ilmu sebelum beramal. Allah Ta’ala berfirman : “Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang haq) selain Allah, dan meminta ampunlah atas dosamu dan juga kaum mukminin” [QS. Muhammad: 19]

ليس من منهج السلف : ترك العمل بالعلم، فقد ورد: "هتف العلم بالعمل فإن أجابه وإلا ارتحل

(2). Bukan termasuk manhaj salaf, meninggalkan amal setelah berilmu. Disebutkan dalam sebuah riwayat : "Ilmu memanggil amal, apabila amal memenuhi panggilannya (maka ilmu akan tetap bersamanya), namun jika sebaliknya, maka ilmu akan pergi meninggalkannya"

ليس من منهج السلف أن يشتغل الطالب بأي شيء قبل القرآن والحديث، فإذا تفقه وتعلم ما يحتاجه لدينه طلب ما يريده بعد ذلك

(3). Bukan termasuk manhaj salaf, menyibukkan diri dengan sesuatu sebelum (menghafal dan mempelajari) al-Qur’an dan hadits. Apabila seorang telah mempelajari ilmu yang ia butuhkan untuk agamanya, silahkan ia mempelajari ilmu yang ia inginkan.

ليس من منهج السلف الأخذ عن أي أحد إلا بعد النظر في حاله مع السنة. فكان يقال: "إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم".

(4). Bukan termasuk manhaj salaf, mengambil (ilmu) dari setiap manusia kecuali setelah mengamati keadaannya apakah ia di atas sunnah. Dahulu dikatakan sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah kepada siapa kalian mengambil agama kalian.

ليس من منهج السلف ترك طلب العلم الواجب، وإهمال طلب العلم المستحب

(5). Bukan termasuk manhaj salaf, meninggalkan thalabul ilmi yang sifatnya wajib, serta meremehkan thalabul ilmi yang sifatnya sunnah.

ليس من منهج السلف الاهتمام بالعلوم العقلية البحتة، إنما علمهم قال الله قال رسوله قال الصحابة

(6). Bukan termasuk manhaj salaf, lebih mementingkan ilmu-ilmu yang hanya bersandar pada akal. Ilmu salaf tidak lain adalah perkataan Allah dan Rasul-Nya, serta perkataan sahabat.

ليس من منهج السلف ترك الاحتجاج بحديث الآحاد في العقائد

(7). Bukan termasuk manhaj salaf, tidak mau berhujjah dengan hadits ahad dalam permasalahan aqidah.

ليس من منهج السلف حصر افادة العلم في الحديث المتواتر

(8). Bukan termasuk manhaj salaf, membatasi ilmu hanya diambil dari hadits mutawatir.

ليس من منهج السلف رد الحديث إذا لم تبلغه العقول والاعتراض عليه، بل منهجهم الاتباع والتسليم، لآمنا به كل من عند ربنا

(9). Bukan termasuk manhaj salaf, menolak dan mengkritik hadits apabila tidak masuk akal. Bahkan manhaj salaf adalah mengikuti, menerima dan beriman dengan hadits, serta seluruh apa yang datang dari Rabb kita.

ليس من منهج السلف التحزب والتحالف والإجتماع سراً دون الناس ؛ فقد ورد : "إذا رأيت من يجتمع في المسجد من دون الناس فاعلم أنهم على ضلالة

(10). Bukan termasuk manhaj salaf, membuat kelompok-kelompok, persekutuan dan perkumpulan yang tersembunyi dari manusia. Diriwayatkan dari salaf : "Apabila engkau melihat orang-orang berkumpul di masjid secara sembunyi-sembunyi, maka ketahuilah bahwa mereka berada di atas kesesatan.

ليس من منهج السلف الابتداع والاختراع. وشعارهم : اتبعوا و لا تبتدعوا فقد كفيتم، وعليكم بالأمر العتيق

(11). Bukan termasuk manhaj salaf, mengada-adakan kebid’ahan dan perkara-perkara baru (dalam agama). Syiar salaf adalah "Ikutilah, janganlah kalian berbuat bid’ah, sungguh kalian telah dicukupkan. Berpegang teguhlah dengan perintah Nabi"

ليس من منهج السلف ترك الاقتداء والاتباع للرسول عليه الصلاة والسلام

(12). Bukan termasuk manhaj salaf, tidak mau mencontoh dan mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

ليس من منهج السلف الغلو في الرسول صلى الله عليه ، ومساواته بالله تعالى

(13). Bukan termasuk manhaj salaf, bersikap ghuluw kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyamakan kedudukan Rasul dengan Allah Ta’ala.

ليس من منهج السلف : ترك الاتباع لما كان عليه الصحابة، واختراع معاني يخرج بها عما في الشرع

(14). Bukan termasuk manhaj salaf, tidak mau mengikuti jalan para sahabat, dan membuat kaidah-kaidah baru yang menyelisihi syariat.

ليس من منهج السلف الطعن في الصحابة أو أحد منهم

(15). Bukan termasuk manhaj salaf, mencela para sahabat nabi atau mencela salah seorang dari sahabat Nabi.

ليس من منهج السلف تهييج الناس على الحكام وتحريضهم على الخروج أو المظاهرات أو الثورات. أو الانتقاد العلني لهم ولوزرائهم أو عمالهم

(16). Bukan termasuk manhaj salaf, memprovokasi manusia untuk melawan pemerintah dan menghasung mereka untuk keluar dari ketaatan baik berupa demonstrasi, pemberontakan maupun menyampaikan kritikan terbuka kepada pemerintah dan jajarannya terkait kesalahan-kesalahan mereka.

ليس من منهج السلف السكوت عن النصيحة لله ولرسوله ولكتابه ولأئمة المسلمين وعامتهم

(17). Bukan termasuk manhaj salaf, diam dan enggan memberikan nasihat karena Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya, serta nasihat kepada para pemimpin kaum muslimin dan manusia pada umumnya.

ليس من منهج السلف إحداث بيعة لغير الإمام المتولي شأن المسلمين وجماعتهم

(18). Bukan termasuk manhaj salaf, melakukan bai’at kepada selain pemimpin yang menguasai urusan kaum muslimin.

ليس من منهج السلف إهمال الكلام في توحيد الله تعالى وتقرير ذلك في النفوس، فإنه الأساس الذي يقوم عليه بناء الإسلام في كل أحد

(19). Bukan termasuk manhaj salaf, meremehkan pembahasan tauhid dan tidak menanamkannya dalam jiwa, karena tauhid merupakan pokok agama setiap manusia yang Islam dibangun di atasnya.

ليس من منهج السلف أن يكون موضوع الدعوة الأساس توزيع الثروات ولو باسم الاصلاح الاثتصادي، و لا العمل السياسي ولو باسم الإصلاح السياسي

(20). Bukan termasuk manhaj salaf, memprioritaskan dakwah dengan menyebarkan kekacauan meskipun dengan alasan perbaikan ekonomi, demikian pula terjun dalam politik meskipun dengan alasan memperbaiki politik.

ليس من منهج السلف : الاشتغال بما لا نفع فيه في الآخرة

(21). Bukan termasuk manhaj salaf, menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat.

ليس من منهج السلف الركون إلى الدنيا وترك العمل للآخرة

(22). Bukan termasuk manhaj salaf, merasa puas dengan kehidupan dunia dan meninggalkan beramal untuk akhirat.

ليس من منهج السلف الإكثار من الكلام والحديث، إنما كانوا يقولون: من كثر كلامه كثر سقطه. ويسكتون حتى يظن أن بهم عي وما بهم ذلك إنما خوف الله

(23). Bukan termasuk manhaj salaf, banyak berbicara dan bercakap-cakap. Dahulu salaf menyatakan barangsiapa yang banyak bicara, maka akan banyak kesalahannya. Mereka diam hingga orang-orang mengira bahwa ia memiliki cacat. Tidaklah mereka melakukan demikian melainkan karena takut kepada Allah.

ليس من منهج السلف الاستعلاء على الخلق، فهم دعاة خير، ورفق ورحمة

(24). Bukan termasuk manhaj salaf, menyombongkan diri terhadap makhluk. Salaf adalah para da’i yang menyeru kepada kebaikan, bersikap lembut lagi penyayang.

ليس من منهج السلف طلب الشهرة، والارتفاع على الناس، فإن حب الظهور يقصم الظهور، وإذا تسود الحدث فاته خير كثير

(25). Bukan termasuk manhaj salaf, mencari ketenaran dan kedudukan tinggi di tengah manusia, karena cinta ketenaran akan mematahkan punggung. Apabila seorang telah ditokohkan (sebelum waktunya), maka akan terluput darinya kebaikan yang banyak (maksudnya ia kehilangan kesempatan menuntut ilmu)

ليس من منهج السلف، الدخول في الكلام والجدال بل يستفرغون وسعهم في التفقه في الكتاب والسنة والعمل بهما والدعوة اليهما

(26). Bukan termasuk manhaj salaf, masuk dalam perdebatan dan perkataan yang sia-sia, bahkan salaf memfokuskan waktu mereka untuk mempelajari al-Qur’an dan as-Sunnah, mengamalkan keduanya dan mendakwahkannya.

ليس من منهج السلف : الخروج بدلالات النصوص عن أصول العربية وفهم السلف الصالح

(27). Bukan termasuk manhaj salaf, tidak memahami nash-nash syariat berdasarkan pokok bahasa arab dan pemahaman salaf yang shalih.

ليس من منهج السلف : الكلام بالمجملات وترك التفصيل والبيان

(28). Bukan termasuk manhaj salaf, membahas sesuatu secara global, tanpa merinci dan memberikan penjelasan.

ليس منهج السلف الاستدلال بكل آية أو حديث، حتى تكون الآية محكمة والحديث سنة متبعة

(29). Bukan termasuk manhaj salaf, berdalil dengan setiap ayat dan hadits hingga diketahui bahwa ayat tersebut muhkam dan hadits tersebut merupakan sunnah yang diikuti.

ليس من منهج السلف وضع القواعد والضوابط بالرأي، وإنما كان سبيلهم تتبع ألفاظ القرآن والسنة . فلايغادر في الفتوى الآية أو الحديث ما امكنه

(30). Bukan termasuk manhaj salaf, membuat kaidah-kaidah dan aturan agama berdasarkan akal. Jalan salaf adalah mengkaji lafazh-lafazh al-Qur’an dan as-Sunnah. Tidak tergesa-gesa dalam berfatwa terkait dengan ayat atau hadits sebisa mungkin.

ليس من منهج السلف التعصب للرأي والاعتداد به، فكان قائلهم يقول: ما أنا عليه صواب يحتمل الخطأ، وما مخالفي عليه خطأ يحتمل الصواب

(31). Bukan termasuk manhaj salaf, bersikap ta’ashub dan ghuluw terhadap suatu pendapat. Salaf menyatakan : "Pendapat yang aku yakini benar, tapi ada kemungkinan  salah, sedangkan pendapat orang yang menyelisihiku salah, tapi ada kemungkinan benar"

ليس من منهج السلف المعاداة لمجرد وقوع اختلاف، فكانوا يفرقون في ذلك بحسب حال الرجل وواقع المسألة، فالاختلاف مع صفاء النية لا يفسد للود قضية

(32). Bukan termasuk manhaj salaf, melakukan permusuhan hanya disebabkan oleh perselisihan. Salaf membedakan suatu perselisihan bergantung dengan keadaan seseorang dan permasalahan yang terjadi. Perselisihan yang dibarengi dengan niat yang bersih, tidak akan merusak kecintaan dan persaudaraan di antara mereka.

ليس من منهج السلف حصر الدين في مسألة فمن وافقني عليها هو سلفي ومن خالفني فيها فهو غير سلفي. فالسلفية منهج وليست مسألة

(33). Bukan termasuk manhaj salaf, membatasi agama ini hanya dalam permasalahan tertentu, barangsiapa yang sejalan denganku dalam permasalahan tersebut, maka ia salafy, dan barangsiapa yang menyelisihiku dalam permasalahan tersebut, maka ia bukan salafy. As-Salafiyyah adalah manhaj, bukan permasalahan tertentu.

ليس من منهج السلف التقليد والتعصب بدون دليل

(34). Bukan termasuk manhaj salaf, bersikap taklid (mengikuti pendapat seseorang tanpa dalil) dan ta’ashub (fanatisme) tanpa disertai dalil.

ليس من منهج السلف تكفير الناس إلا بما ورد أنه كفر في الشرع

(35). Bukan termasuk manhaj salaf, (bermudah-mudahan) dalam mengkafirkan manusia, kecuali yang ditunjukkan oleh syariat bahwa hal itu adalah penyebab kekufuran.

ليس من منهج السلف الحكم على المعين بالكفر قبل إقامة الحجة بثبوت الشروط وانتفاء الموانع

(36). Bukan termasuk manhaj salaf, memvonis kafir seseorang sebelum menegakkan hujjah dengan terpenuhinya syarat-syarat dan ketiadaan penghalang-penghalangnya.

ليس من منهج السلف الحكم على المعين ببدعته إلا بعد إقامة الحجة، بثبوت الشروط وانتفاء الموانع

(37). Bukan termasuk manhaj salaf, memvonis (mubtadi’) seseorang karena kebid’ahan yang ia lakukan, kecuali setelah ditegakkan hujjah dengan terpenuhinya syarat-syarat dan ketiadaan penghalang-penghalangnya.

ليس من منهج السلف العذر بمطلق الجهل، إنما يعذرون بالجهل من بذل وسعه في التعلم وطلب العلم و لم يقصر وكان الذي صدر منه هو مبلغه من العلم

(38). Bukan termasuk manhaj salaf, memberikan udzur jahl (kebodohan) secara mutlak, seorang diberikan udzur jahl hanyalah ketika ia telah berupaya untuk belajar dan menuntut ilmu, serta bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya. Dan penyelisihan yang ia lakukan berdasarkan kadar ilmu  yang sampai kepadanya.

ليس من منهج السلف إعطاء العصمة لأحد غير رسول الله صلى الله عليه وسلم

(39). Bukan termasuk manhaj salaf, memberikan sifat ma’shum kepada seseorang selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

ليس من منهج السلف : ترك الرجوع للعلماء، بل كانوا يدعون الناس إلى مجالسة العلماء، ولزوم غرسهم

(40). Bukan termasuk manhaj salaf, enggan untuk kembali kepada ulama, bahkan dahulu salaf menyeru manusia untuk duduk kepada ulama dan terus menapaki langkah mereka.

ليس من منهج السلف : إعمال التعديل مع وجود الجرح المفسر إلا إذا ذكره المعدل ورده بعلم

(41). Bukan termasuk manhaj salaf, mendahulukan ta’dil (pujian) saat terdapat jarh (kritikan) yang terperinci, kecuali apabila ulama yang men-ta’dil menyebutkan sebab jarh, kemudian menolak jarh tersebut dengan ilmu.

ليس من منهج السلف : إعمال الجرح المجمل في حق من ثبتت عدالته، إلا إذا فسر، أو صدر من إمام كبير، فالنفس أميل إليه

(42). Bukan termasuk manhaj salaf, mendahulukan jarh yang masih global terhadap orang-orang yang telah nampak keadilannya, kecuali apabila jarh tersebut dirinci atau berasal dari seorang imam (ulama besar ahlus-sunnah), maka jiwa ini akan condong kepadanya.

ليس من منهج السلف أن يعرف الحق بالرجال، فكل ما جاء عن فلان فهو حق، بل شعارهم أعرف الحق تعرف أهله، أعرف الحق تكن من أهله

(43). Bukan termasuk manhaj salaf, mengukur kebenaran dengan seseorang yaitu setiap apa yang datang dari fulan, maka itulah kebenaran. Bahkan syiar salaf adalah kenalilah kebenaran, niscaya engkau akan mengenal orang-orang yang berada di atasnya, dan kenalilah kebenaran, niscaya engkau termasuk ahlinya.

ليس من منهج السلف رد خبر الثقة، وعدم قبوله إلا مسموعاً أو مقروءا

(44). Bukan termasuk manhaj salaf, menolak khabar tsiqah, tidak mau menerimanya kecuali apabila khabar tersebut berupa rekaman suara atau tulisan.

ليس من منهج السلف أن يخوض كل طالب علم في الجرح والتعديل،فإن لكل فن رجاله فكما لا يؤخذ العلم عن كل أحد فإنه لا يتكلم في الجرح والتعديل أي أحد

(45). Bukan termasuk manhaj salaf, setiap penuntut ilmu berdalam-dalam dalam permasalahan jarh wat ta’dil, karena setiap cabang ilmu terdapat ahlinya, sebagaimana ilmu tidak diambil dari setiap orang, demikian pula setiap orang tidak berhak berbicara dalam permasalahan jarh wat ta’dil.

ليس من منهج السلف معاملة أخطاء أهل السنة كمعاملة أهل البدع. فإن كل
           ابن آدم خطاء، فينظر في منهج الرجل ويعامل الخطأ الذي وقع منه على أساس ذلك

(46). Bukan termasuk manhaj salaf, menyikapi kesalahan-kesalahan seorang ahlus-sunnah seperti menyikapi kesalahan ahlul-bid’ah, karena setiap anak Adam pasti memiliki kesalahan. (Apabila seorang ahlus-sunnah terjatuh dalam kesalahan), maka manhajnya dilihat, kesalahan tersebut disikapi sesuai dengan manhajnya.

ليس من منهج السلف الهجوم على العلماء والكلام فيهم واطراح علمهم وكتبهم والدعوة إلى حرقها وإتلافها وتارك الرجوع إليها لمجرد خطأ وقعوا فيه

(47). Bukan termasuk manhaj salaf, memusuhi, melawan, membicarakan ulama, serta membuang ilmu dan kitab-kitab mereka. Demikian pula menyerukan untuk membakar kitab-kitab mereka, merusaknya dan tidak mengambil ilmu dari ulama hanya karena mereka terjatuh dalam kesalahan.

ليس من منهج السلف : الركون إلى أهل البدع، والتبسط إليهم

(48). Bukan termasuk manhaj salaf, bergaul bersama ahlul-bid’ah dan melapangkan majelis untuk mereka.

ليس من منهج ألسلف محبة أهل البدع، أو إحسان الظن بهم، لا يغرهم فصاحتهم و لا بيانهم، يعلمون أن المرء مع من أحب، كما في الحديث

(49). Bukan termasuk manhaj salaf, mencintai ahlul-bid’ah atau berprasangka baik kepada mereka, tidak tertipu oleh kefasihan lisan dan penjelasan mereka. Salaf mengetahui bahwa seorang bersama orang yang ia cintai sebagaimana disebutkan dalam hadits.

ليس من منهج السلف توقير صاحب البدعةليس من منهج السلف توقير صاحب البدعة

(50). Bukan termasuk manhaj salaf, memuliakan ahlul-bid’ah.

ليس من منهج السلف : الدخول في جدال مع أهل الباطل، فإن المسلم لا يعرض ديبنه للأهواء

(51). Bukan termasuk manhaj salaf, masuk dalam perdebatan bersama orang-orang yang berada di atas kebatilan, karena seorang muslim tidak mempertaruhkan agamanya demi mengikuti hawa nafsu.

ليس منهج السلف الاستشراف للفتن والخوض فيها، بل كانوا يتجنبونها ويحذرون منها.

(52). Bukan termasuk manhaj salaf, menjadi corong dalam fitnah-fitnah dan menyibukkan diri di dalamya. Bahkan dahulu salaf menjauh dan memperingatkan dari berbagai fitnah.

ليس من منهج السلف الوقوع في الفرقة والاختلاف والتباغض، وشعارالسلف لا تباغضوا و لا تدابروا وكونوا - عباد الله – إخوانا

(53). Bukan termasuk manhaj salaf, perpecahan, perselisihan dan saling membenci. Syiar salaf adalah "janganlah kalian saling membenci, saling membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara"

ليس من منهج السلف منازعة العلماء، في كلامهم، فالطالب يعلم أنه طالب وأن بحث هذه المسائل متروك للعلماء، فما بالكم بالنوازل والمسائل الكبار!

(54). Bukan termasuk manhaj salaf, mempertentangkan perkataan ulama. Seorang penuntut ilmu harus tahu bahwa ia hanyalah penuntut ilmu. Permasalahan kontemporer dan permasalahan yang besar hendaklah ditinggalkan dan diserahkan kepada ulama, seorang penuntut ilmu tidak diperkenankan membahas permasalahan-permasalahan tersebut.

Sumber: Twitter Asy-Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul hafizhahullah (penterjemah Abul-Harits)

📑 https://telegram.me/najmiumar

✒ Editor : Admin Asy-Syamil.com

📡 Raih amal shalih dengan menyebarkan kiriman ini , semoga bermanfaat.
Jazakumullahu khoiron.

•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
📮CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH
🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah
🔄 https://t.me/RisalahSunnah
👥 https://bit.ly/JoinGrupKami
🗳 bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi
💠️ FB : https://goo.gl/tJdKZY
🛰 App : bit.ly/AsySyamilApp
📱 Admin : 081381173870

Friday, January 10, 2020

Akad bekerja
...Bab muamalah

Hadits Bukhari Nomor 2006

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَلَقَّوْا الرُّكْبَانَ وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا يَبِعْ حَاضِرٌ لِبَادٍ وَلَا تُصَرُّوا الْغَنَمَ وَمَنْ ابْتَاعَهَا فَهُوَ بِخَيْرِ النَّظَرَيْنِ بَعْدَ أَنْ يَحْتَلِبَهَا إِنْ رَضِيَهَا أَمْسَكَهَا وَإِنْ سَخِطَهَا رَدَّهَا وَصَاعًا مِنْ تَمْرٍ

Telah menceritakan kepada kami ['Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Abu Az Zanad] dari [Al A'raj] dari [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian mencegat rombongan dagang (sebelum sampai di pasar) dan jangan pula sebagian kalian membeli barang yang dibeli orang lain (sedang ditawar) dan janganlah melebihkan harga tawaran barang (yang sedang ditawar orang lain, dengan maksud menipu pembeli) dan janganlah orang kota membeli buat orang desa. Janganlah kalian menahan susu dari unta dan kambing (yang kurus dengan maksud menipu calon pembeli). Maka siapa yang membelinya setelah itu maka dia punya hak pilih, bila dia rela maka diambilnya dan bila dia tidak suka dikembalikannya dengan menambah satu sha' kurma".


Hadist larangan membeli barang yg dibeli orang lain (sedang di tawar)

ا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ

jangan pula sebagian kalian membeli barang yang dibeli orang lain (sedang ditawar)

Janganlah kalian membeli dari penjualan saudaramu atau dari pembelian saudaramu baik barang maupun jasa

Apabila orang itu karyawan di dalam suatu perusahaan kemudian  dia melamar ke perusahaan anda, harom anda Terima
Kecuali dia menyatakan saya sudah berhenti atau saya sudah lisain