Thursday, January 16, 2020



Halaqah - 08 Muhammad ﷺ Disusui

 Silsilah Sirah Nabawiyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang Ke - 8 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Muhammad ﷺ di susui

Setelah melahirkan, Aminah mengabarkan kepada Abdul Muththalib tentang kelahiran cucunya, maka datanglah Abdul Muththalib dalam keadaan sangat berbahagia kemudian memandang dan membawa masuk Muhammad ke dalam ka’bah, memberi nama beliau dengan Muhammad, sebuah nama yang asing di antara orang-orang Arab

Abdul Muththalib kemudian mencari wanita Arab Badui yang bisa menyusui Muhammad ﷺ, sebagaimana ini adalah kebiasaan orang-orang Arab kota, yang demikian adalah untuk menjauhkan beliau dari berbagai penyakit kota dan supaya kuat badannya dan menguasai bahasa Arab fasih, Namun saat itu banyak wanita-wanita Arab Badui yang tidak mau menyusui beliau karena beliau adalah seorang anak yatim tidak memiliki ayah yang bisa membayar upah bagi mereka

Akhirnya Halimah bintu Abi Dhuayb As-Sa’diyah seorang wanita Arab Badui dari Bani Sa’ad yang sedang mencari anak-anak yang bisa disusui, beliau lah yang bersedia menyusui Muhammad ﷺ setelah awalnya tidak mau menyusui namun karena beliau merasa iba dan kasihan dan tidak ingin pulang ke Bani Sa’ad dalam keadaan tidak membawa seorang bayi pun, maka Halimah bersedia menyusui Muhammad dan membawanya Bani Sa’ad

Di bawalah Muhammad ke lingkungan barunya dan Halimah merasakan berkah yang luar biasa setelah menyusui Muhammad ﷺ, berkah dan kebaikan dalam berbagai urusannya

Setelah dua tahun tinggal di Bani Sa’ad Muhammad ﷺ di bawa oleh Halimah kepada ibunya untuk dikembalikan dan saat itulah Halimah meminta dan merayu Aminah untuk memberinya kesempatan lagi mengasuh Muhammad karena melihat banyaknya kebaikan yang dia dapatkan dengan mengasuhnya dan supaya Beliau tidak terkena wabah penyakit yang ada di Mekkah, akhirnya Aminah menyetujui permintaan tersebut

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[15/1 10.15] Agent Resmi Umi Travel: Halaqah - 07 Kelahiran Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

by Rory Rachmad  |  in

 Silsilah Sirah Nabawiyah

at  21 Februari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 7 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Kelahiran Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

Rasulullah ﷺ di lahirkan di hari Senin, sebagaimana beliau kabarkan di dalam hadits Abu Qatadah al-Anshary yang di riwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya beliau ﷺ di tanya tentang berpuasa di hari Senin, maka beliau mengatakan

فيه ولدت وفيه أنزل علي

Di dalamnya aku dilahirkan dan didalamnya pertama kali turun wahyu kepadaku

Beliau dilahirkan ditahun Gajah yaitu tahun 570 M, tahun di mana terjadi kejadian besar yang mengisyaratkan kejadian yang lebih besar yang menunjukkan bahwa Allah menginginkan kebaikan bagi manusia.

Pada tahun tersebut Abrahah gubernur Yaman yang berada di bawah raja Habasyah membangun gereja besar dengan dimaksud untuk memindah haji orang-orang arab kesana yang selama ini mereka berduyun-duyun dan berpayah-payah ke Ka’bah dari berbagai tempat yang jauh yang demikian membuat marah orang-orang arab yang mengagungkan Ka’bah, salah seorang dari mereka mendatangi gereja besar tersebut dan membuang hajat didalamnya, Abrahah marah dan bersumpah untuk pergi ke Ka’bah untuk menghancurkannya. Maka Abrahah pergi dengan tentaranya dengan membawa Gajah, orang-orang Arab berusaha untuk menghalangi akan tetapi mereka tidak mampu, ketika sampai di luar Mekkah Abdul Muththalib sebagai pemuka Quraisy mendatangi Abrahah yang sudah mengambil 200 untanya, Abrahah setelah turun dari kursinya dan mendudukan Abdul Muththalib bersamanya sebagai penghormatan kepadanya dia bertanya kepada Abdul Muththalib

apa yang engkau inginkan dan apa keperluanmu?

Berkata Abdul Muththalib keperluanku adalah supaya Raja mengembalikan kepadaku 200 unta yang dia ambil dariku

Berkata Abrahah dengan nada menghina engkau meminta kepadaku 200 unta yang aku ambil darimu dan membiarkan rumah yang itu adalah agamamu dan agama bapak-bapakmu yang aku datang untuk menghancurkannya, engkau tidak berbicara kepadaku tentang rumah ini?

Berkata Abdul Muththalib aku adalah yang memiliki unta-unta tersebut sedangkan rumah itu di miliki oleh Tuhan yang akan menjaganya

Berkata Abrahah dia tidak bisa mencegahku

Abdul Muththalib menjawab itu adalah urusanmu

Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul diatas gunung-gunung Mekkah melihat apa yang akan terjadi, Abrohah bersiap-siap untuk memasuki kekota Mekkah dan mempersiapkan Gajah nya, tetapi Gajah tersebut menderung di jalan ketika di pukul supaya berdiri dia enggan, tetapi ketika di arahkan ke Yaman maka dia segera lari dalam keadaan demikian Allah mengirimkan burung-burung yang membawa batu-batu yang apabila mengenai salah seorang dari pasukan Abrahah dia akan meninggal, berlarianlah pasukan Abrahah dan berjatuhan, Abrahah pun terkena batu di jasadnya mereka membawa Abrahah ke Yaman dan terputus jari-jarinya nya satu demi satu dan sesampai dia di Yaman Abrahah pun meninggal dunia.

Dan inilah yang Allah kisahkan di dalam surat al-Fiil, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman


أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصۡحَـٰبِ ٱلۡفِيلِ (١) أَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِى تَضۡلِيلٍ۬ (٢) وَأَرۡسَلَ عَلَيۡہِمۡ طَيۡرًا أَبَابِيلَ (٣) تَرۡمِيهِم بِحِجَارَةٍ۬ مِّن سِجِّيلٍ۬ (٤) فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ۬ مَّأۡڪُولِۭ (٥

"Apakah engkau tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Rabbmu kepada tentara gajah, bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka dalam kesia-siaan dan mengirim kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu yang terbuat dari tanah yang mengeras, maka Allah menjadikan mereka hancur seperti daun-daun yang dimakan oleh hewan ternak" (Surat Al-Fiil : 1-5)

Kejadian ini adalah sejarah besar bagi orang-orang arab sehingga mereka menjadikan kejadian ini sebagai penanggalan, mereka mengatakan ini terjadi di tahun gajah atau mengatakan si fulan di lahirkan beberapa tahun setelah tahun gajah dan seterusnya

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[15/1 10.16] Agent Resmi Umi Travel: Halaqah - 06 Nasab Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah
 at  21 Februari

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 6 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Nasab Nabi ﷺ dan Keluarga Beliau

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadlhr bin Kinanah

Fihr memiliki gelar quraisy dan quraisy adalah keturunan kinanah dan kinanah adalah keturunan Isma'il bin Ibrahim alaihima salam

Rasulullah ﷺ bersabda

إنَّ اللهَ اصطفَى كِنانةَ من ولدِ إسماعيلَ . واصطفَى قريشًا من كنانةَ  واصطفَى من قريشٍ بني هاشمَ . واصطفاني من بني هاشمَ

“Sesungguhnya Allah telah memilih Kinanah dari anak Isma'il dan memilih quraisy dari kinanah dan memilih Bani Hasyim dari quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim” (HR Imam Muslim)

Hasyim bertanggung jawab tentang air zam-zam dan makanan untuk jamaah haji beliaulah yang pertama kali yang memulai dua perjalanan orang-orang quraisy perjalanan di musim dingin ke yaman dan perjalanan di musim panas ke syam dalam rangka untuk berdagang

Sebagaimana di dalam ayat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengatakan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ  - لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (١) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy kebiasaan mereka melakukan perjalanan di musim dingin dan  musim panas” (Surat Quraisy : 1-2)

Suatu saat hasyim melakukan perjalanan ke syam untuk berdagang ketika sampai madinah beliau menikah dengan salma bintu amr (salah seorang dari kabilah bani 'adi bin An-Najjar) berdiam sebentar di sana, kemudian melanjutkan perjalanan ke syam, sedangkan salma saat itu sedang mengandung Abdul Muththalib,

Meninggal Hasyim di Gaza dan Salma melahirkan anak yang di beri nama dengan Syaibah, besar Syaibah di kota Madinah dan keluarga di Mekkah tidak mengetahui bahwa Hasyim memiliki anak di Madinah

Setelah kematian hasyim maka yang memegang air zam-zam dan rifadah adalah saudara beliau al-Muththalib bin Abdul Manaf, ketika Syaibah mulai besar maka al-Muththalib mendengar keberadaan putra saudaranya di madinah, kemudian al-Muththalib pergi ke kota Madinah mencari Syaibah dan ketika melihatnya ia menangis dan memeluknya dan menaikkannya di atas unta, Al-Muththalib memohon izin kepada salma untuk membawa syaibah ke mekkah yang merupakan kekuasaan bapak syaibah tanah haram milik Allah

Ketika sampai ke mekkah dan saat itu syaibah membonceng al-Muththalib di atas untanya berkatalah manusia ini adalah Abdul Muththalib yaitu budak dari al-Muththalib, berkata al-Muththalib celakalah kalian ini adalah anak dari saudaraku hasyim

Setelah meninggal al-Muththalib maka Abdul Muththalib menggantikan peran beliau, suatu saat Abdul Muththalib bermimpi melihat posisi sumur zam-zam kemudian dia menggali tempat tersebut dan semenjak itulah Abdul Muththalib yang mengurus air zam-zam

Adapun Abdullah bapak Rasulullah ﷺ maka beliau adalah anak yang paling baik di antara anak-anak Abdul Muththalib paling terhormat paling di cintai Abdul Muththalib memilihkan untuk Abdullah Aminah binti wahb bin Abdul Manaf bin Zahrah bin Kilab dan dia adalah termasuk wanita termulia di antara wanita-wanita Quraisy bapaknya adalah pemuka Bani Zahrah

Setelah menikah Abdul Muththalib mengutus Abdullah ke Madinah untuk suatu keperluan, kemudian Abdullah meninggal di Madinah dan Rasulullah ﷺ ada di rahim Aminah, Abdullah meninggalkan 5 ekor unta dan ummu Aiman seorang budak wanita dari Habasyah yang kelak akan mengasuh Rasulullah ﷺ

Inilah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang
[16/1 08.15] Agent Resmi Umi Travel: Halaqah - 09

Pembelahan Dada Nabi ﷺ, Meninggalnya Aminah dan Abdul Muththalib
by Rory Rachmad  |  in Silsilah Sirah Nabawiyah at  21 Februari
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke - 9 dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah adalah tentang Pembelahan Dada Nabi ﷺ Meninggalnya Aminah dan Abdul Muththalib

Pada tahun ke-4 atau ke-5 semenjak kelahiran Nabi ﷺ terjadi kejadian besar yang menimpa Muhammad ﷺ

Di dalam shahih Muslim, Imam Muslim meriwayatkan bahwa datang Malaikat Jibril dan Muhammad ﷺ sedang bermain bersama anak-anak, kemudian Malaikat Jibril membelah dada beliau mengeluarkan dari jantungnya segumpal darah hitam, kemudian membuangnya dan mencuci jantungnya di dalam bejana yang terbuat dari emas yang di dalamnya ada air zam-zam sehingga jantung tersebut bersih kemudian mengembalikannya seperti semula

Datanglah anak-anak tersebut melapor kepada Halimah bahwa Muhammad telah terbunuh, kemudian mereka pun menyambut Muhammad dan beliau dalam keadaan sudah berubah wajahnya, Halimah sebagai ibu yang menyusui Muhammad ﷺ merasa takut dengan kejadian aneh yang menimpa Muhammad, maka dia pun mengembalikan beliau kepada ibunya sampai berumur 6 tahun

Pada tahun itulah Aminah mengajak Muhammad putranya yang sudah yatim untuk menziarahi kubur suaminya di kota Madinah dan bersama mereka Abdul Muththalib dan Ummu Aiman sang pembantu

Ketika kembali pulang Aminah sakit dan meninggal di al-Abwa sebuah kota antara Madinah dan Mekkah, jadilah Muhammad yang sangat masih kecil tersebut dan sangat kasih sayang dan perhatian hidup tidak memiliki orang tua

Kemudian kembalilah beliau bersama kakeknya yang sangat sayang kepada beliau ﷺ bahkan lebih di sayangi dari pada anak-anaknya yang lain

Dahulu Abdul Muththalib memiliki tikar di sekitar Ka’bah, tidak ada anak-anaknya yang berani duduk bersama Abdul Muththalib di atas tikar tersebut, karena menghormati bapaknya, namun Abdul Muththalib membiarkan Muhammad duduk bersamanya duduk diatas tikar dan mengusap punggungnya dan senang apa yang dia lakukan

Ketika berumur 8 tahun meninggallah Abdul Muththalib (kakek yang sangat sayang kepada beliau) dan sebelum meninggal Abdul Muththalib menyerahkan kepengurusan cucunya kepada Abu Thalib paman saudara kandung Abdullah bin Abdul Muththalib

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang

No comments:

Post a Comment