:: AMALMU ADALAH TANDA HATIMU ::
Berkata Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullahu:
Seringkali jika engkau bertanya kepada orang yang mughalithin atau orang yang maghrur (tertipu):
”Mengapa engkau pangkas jenggotmu ?”
"Mengapa engkau tidak shalat ?”
Dan pertanyaan lainnya, yang terkait dengan kewajiban syariat atau yang terkait dengan perkara sunnah yang mulia.
Mereka pun akan menjawab:
“Iman itu di hati !”
Kadang mereka berdalil dengan sabda Nabi ﷺ : “Taqwa itu di sini” -seraya mengisyaratkan kepada dadanya-..!
Benar, Iman itu di hati.
Akan tetapi jika di hati terdapat iman, niscaya amalnya akan baik.
Dan penampilannya pun akan baik.
Adapun memangkas jenggot dan meninggalkan shalat dan perkara lainnya (dari larangan Allah) adalah termasuk bagian dari dosa.
Suatu kelakuan jelek itu mesti menunjukkan akan alamat jeleknya hati.
Begitupun sebaliknya, jika pada perangainya terlihat sedang beramal baik, maka itu menunjukkan bahwa alamat hatinya baik pula..
(Silahkan lihat Syarah Kitab Al Kabair-Syaikh Shalih Fauzan, hal. 26-27, cet. Dar Ar Risalah Alamiyah 2012)
WA Sedikit Faidah Saja
Atsar ID | Arsip Fawaid Salafy
Telegram : t.me/atsarid
Twitter: twitter.com/atsarid
Line : https://line.me/R/ti/p/%40bqg5243o
YT : https://www.youtube.com/c/AtsarID
Website: www.atsar.id
Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Thursday, February 27, 2020
*JANGAN BENCI PADA ORANG YANG MENUNJUKKAN AIB KITA*
💎Sebenarnya, kita berkeinginan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dan kita sendiri tahu, bahwa masih banyak aib yang mesti diperbaiki. Akan tetapi, entah kenapa setiap kali ada yang mengingatkan, kita merasa tidak suka. Bahkan, tidak jarang orang yang mengingatkan akan cela kita tadi, menjadi musuh yang patut untuk dibenci dan dijauhi.
🔍Padahal, orang-orang shalih terdahulu justru sangat senang kala ada orang yang menunjukkan aib mereka. Sehingga mereka tahu dan bisa memperbaiki aib mereka tersebut. Umar bin Khattab radhiyallahu anhu ketika menjadi Amirul Mukminin pernah mengatakan:
رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً أَهْدَى إِلَيْنَا عُيُوْبَنَا
_“Semoga Allah merahmati seorang yang telah menunjukkan aib-aib kami pada kami.”_ (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 196)
⚙Inilah permasalahan dan perbedaan kita dengan orang-orang shalih terdahulu. Imam Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan:
وَقَدْ كَانَ السَّلَفُ يُحِبُّوْنَ مَنْ يُنَبِّهُهُمْ عَلَى عُيُوْبِهِمْ، وَنَحْنُ الآنَ فِي الغَالِبِ أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَيْنَا مَنْ يُعَرِّفُنَا عُيُوْبَنَا
_“Dahulu para salaf merasa senang jika ada seseorang yang mengingatkan kepada mereka tentang aib-aib mereka. Namun kita sekarang ini secara umum, orang yang paling kita benci adalah siapa saja yang menjelaskan kepada kita tentang aib-aib kita.”_ (Mukhtashar Minhajul Qashidin: 196)
🏷Hal ini tentu sebagai tanda bahwa kita tak jujur dalam niat kita untuk memperbaiki diri. Hati kita masih saja kotor oleh sifat sombong dan dengki. Oleh sebab itu, lihatlah diri kita saat ini, jika kita justru murka kepada orang-orang yang menunjukkan aib kita, maka segeralah untuk kembali menata hati.
🔍 *Baca juga artikel:*👇
https://maribaraja.com/siapa-diantara-kita-yang-tidak-memiliki-aib/
*🔰Semoga bermanfaat.*
Ditulis oleh: _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh: _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_
Allah Tau Apa yang terbaik untuk kita.
Sehubungan dengan informasi bahwa Kerajaan Saudi Arabia telah mengeluarkan *kebijakan larangan untuk jamaah Umrah indonesia berkunjung disebabkan upaya antisipasi terhadap penyebaran virus Corona* per tanggal 27 Februari 2020 pukul 01.00 WKSA.
Bagi para jamaah umrah yg telah siap untuk berangkat atau akan berangkat, InsyaAllah *pahalanya tidak akan sia-sia,* tercatat karena sudah niat, DENGAN SYARAT, Ridho dgn ketentuan Allah dan tetep Ikhlas.
1. Boleh jadi kita benci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kita.
Allah berfirman;
عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦)
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
2. Allah akan tulis satu kebaikan sempurna
Rasulullah - shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, Allah berfirman dalam Hadits Qudsi:
فَمَنْ هَمّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً
"Apabila hambaku berkeinginan kuat untuk melakukan kebaikan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah tulis satu kebaikan sempurna di sisiNya (HR Bukhori dan Muslim)
3. Jangan membuka pintu setan. Semua kehendak Allah
Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda:
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ .
“...Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan, dan kehendak oleh Allah pasti dilakukan. Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan setan.” [HR. Muslim]
Pemerintah Indonesia dan pihak terkait senantiasa berupaya mencari solusi yang terbaik.
Semoga Allah selamatkan kaum muslimin dan negerinya serta dimudahkan untuk ibadah di Tanah Suci.
Sehubungan dengan informasi bahwa Kerajaan Saudi Arabia telah mengeluarkan *kebijakan larangan untuk jamaah Umrah indonesia berkunjung disebabkan upaya antisipasi terhadap penyebaran virus Corona* per tanggal 27 Februari 2020 pukul 01.00 WKSA.
Bagi para jamaah umrah yg telah siap untuk berangkat atau akan berangkat, InsyaAllah *pahalanya tidak akan sia-sia,* tercatat karena sudah niat, DENGAN SYARAT, Ridho dgn ketentuan Allah dan tetep Ikhlas.
1. Boleh jadi kita benci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kita.
Allah berfirman;
عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦)
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
2. Allah akan tulis satu kebaikan sempurna
Rasulullah - shallallahu alaihi wa sallam- bersabda, Allah berfirman dalam Hadits Qudsi:
فَمَنْ هَمّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً
"Apabila hambaku berkeinginan kuat untuk melakukan kebaikan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka Allah tulis satu kebaikan sempurna di sisiNya (HR Bukhori dan Muslim)
3. Jangan membuka pintu setan. Semua kehendak Allah
Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda:
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ .
“...Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan, dan kehendak oleh Allah pasti dilakukan. Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan setan.” [HR. Muslim]
Pemerintah Indonesia dan pihak terkait senantiasa berupaya mencari solusi yang terbaik.
Semoga Allah selamatkan kaum muslimin dan negerinya serta dimudahkan untuk ibadah di Tanah Suci.
Wednesday, February 26, 2020
🎁 *Mahar Surga*🎁
💎Surga adalah barang dagangan Allah _azza wa jalla_ yang sangat mahal. Rasulullah _-shallallahu ‘alaihi wasallam-_ bersabda,
أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ الْجَنَّةُ
🌸Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu sangat mahal, ketahuilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah Surga. (HR. at-Tirmidzi dan al-Hakim)
Apa maharnya ?
🔊Yahya bin Mu’adz ar-Raziy _-semoga Allah merahmatinya-_ mengatakan :
تَرْكُ الدُّنْيَا شَدِيْدٌ وَفَوْتُ الْجَنَّةَ أَشَدُّ مِنْهُ. *وَإِنَّ مَهْرَ الْجَنَّةِ تَرْكُ الدُّنْيَا*
👑Meninggalkan dunia merupakan hal yang sangat berat, dan kehilangan kesempatan masuk Surga jauh lebih berat daripada meninggalkan dunia. *Sementara mahar Surga itu adalah meninggalkan dunia* (yang melalaikan seorang hamba dari Allah _azza wa jalla_).
📚 *(Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghzzali, _“Ihya Ulumiddin”_, 4/543)*
🎁🍁🎁🍁🎁
--------------------
🖥 Al-Sofwa Channel
🌎 alsofwa.com
🌎 alsofwah.or.id
🌎 donasi.alsofwa.com
🔵 bit.ly/alsofwa_fb
🔴 bit.ly/alsofwa_ig
🔴 bit.ly/sofwaTV_Youtube
☎ Konsultasi Islam & Keluarga
(021-78836327)
🤳 W.A Dakwah Al-Sofwa
+62 81 3336333 82
*💥📖 JANGAN LALAI DALAM MENUNTUT ILMU AGAMA 💥*
✍🏽 *Ustadz Muhammad Nuzul Dzikry, Lc hafidzahullah*
Ada sebuah hadis yang perlu kita renungi bersama, karena hal ini menyangkut nama baik kita di mata Allah Ta'ala.
*Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:*
إِنَّ اللهَ تَعَالىَ يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِالْآخِرَة
*"Sesungguhnya Allah Ta’ala membenci orang yang pandai dalam urusan dunia namun bodoh dalam perkara akhirat." [HR. Al-Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Jami' Shagir]*
Saudaraku, apalah artinya pendidikan tinggi atau prestasi akademis yang kita raih serta gelar yang melekat di belakang nama kita jika kita hanya menjadi makhluk yang dibenci oleh Allah Ta'ala.
*Coba kita renungkan: "Berapa tahun waktu yang kita habiskan untuk mempelajari ilmu dunia? Lalu kita bandingkan berapa hari dalam satu tahun kita langkahkan kaki kita ke sebuah majelis ilmu?!"*
Marilah kita luangkan waktu untuk mengkaji firman Allah Ta'ala dan hadis-hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kita berusaha menguasai ilmu agama sebagaimana selama ini selama belasan tahun kita pelajari ilmu dunia.
*Ingatlah, pintar dalam ilmu dunia dan kosong dari ilmu akhirat adalah sifat dasar orang-orang kafir yang telah dicela oleh Allah dalam firmannya:*
يَعْلَمُوْنَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۖ وَهُمْ عَنِ الْاٰ خِرَةِ هُمْ غٰفِلُوْنَ
*"Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai." [QS. Ar-Rum: 7]*
والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
💎 Permata Sunnah
🛰 http://telegram.me/PermataSunnah
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
___🍃🕋🍃___
.
Sunday, February 23, 2020
*Bijak Memaknai Pengalaman.*
Mencari,menemukan dan mencoba sesuatu yang baru memang selalu menarik dan memberi tantangan pada anak kita yang remaja,ini sesuai dengan suasana emosional mereka yang sedang mencari dan menemukan bentuk.
Judulnya adalah pengalaman baru, apa yang sering ada di benak mereka biasanya, baru itu segalanya dan membuktikan kedewasaan.
Sebagai orangtua atau kakak adalah sebuah kewajiban untuk menjelaskan pada mereka tentang makna pengalaman dan bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengumpulkan pengalaman tentu penting bagi mereka,sekalipun ada yang bilang 'pengalaman adalah guru terbaik',tetapi tidak seperti guru di sekolah, yang mengajarkan dulu sebelum kita mengalami dalam keseharian,justru pengalaman memberi pelajaran sesudah kita mengalaminya.
Kedewasaan dalam memaknai pengalaman juga sangat penting.Menyenangkan atau menyedihkan yang ditorehkan sebuah pengalaman,tidak akan membuatnya terlalu berbangga diri (Ujub) atau putus asa.
Menangguk hikmah adalah kebesaran jiwa dan hati untuk selalu menyadari betapa yang kita alami hakekatnya telah tertulis dalam ketentuan-NYA, maka bersyukur dan sabar adalah pilihan terindah yang menenangkan hati.
Maka untuk mencoba sesuatu apapun yang belum pernah diketahui dan dialami, 'baru' saja amat sangat tidak penting, karena yang akan dan harus dimiliki sebagai pelajaran pertama adalah ilmu tentang sesuatu tersebut.
Ilmu tersebut akan amat sangat membantu mereka untuk mengajak selalu berpikir analitis, tidak sekedar mempertanyakan apa dan bagaimana,tetapi juga memutuskan apakah sesuatu yang baru tersebut layak dicoba atau tidak.Disinilah pentingnya membuka seluas-luasnya atmosfir dialog,baik di rumah maupun di sekolah,agar mereka menemukan kenyamanan dalam bertanya tentang sesuatu yang belum mereka ketahui dan ingin mereka coba.
Untuk itu,sebagai Guru,Orangtua atau kakak,sepatutnya kita memberi seperangkat acuan bagi siswa atau anak-anak kita.Acuan atau rujukan terbaik adalah Dien (Agama), karena disitu mereka akan menemukan tuntunan hidup paripurna, dunia dan akherat,mengajarkan tentang bahwa segala apapun yang mereka lakukan akan berdampak dan harus dipertanggungjawabkan.
Anak diajarkan agar mereka selalu berilmu sebelum beramal baik dengan membaca atau bertanya, berpikir sebelum berbuat atau berkata,bertanya pada diri sendiri, apakah aku suka jika orang lain memperlakukanku seperti yang aku lakukan.
Sikap berani bertanggung jawab ini penting, karena akan membentuk dan menampilkan sosok yang dalam bersikap tidak semata demi kepuasan dan kepentingan pribadinya.
Mereka akan terpola untuk selalu mengedepankan hal-hal yang lebih penting, bahkan terpenting, dibandingkan sekedar menampilkan 'ini aku'.
Apakah yang akan kulakukan ini menurut agama dibenarkan atau tidak, bermanfaat atau malah menimbulkan mudharat, jika orangtua atau guru tau apakah mereka akan bangga atau sedih, jika bermanfaat buatku tapi merugikan orang lain apakah itu layak kulakukan???
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang seharusnya diteladankan dan diajarkan orangtua dan guru, dalam hal apa saja dan pada skala sekecil apa pun.
Rumah dan sekolah sama pentingnya dalam membentuk akhlak seorang anak, karena pada kedua tempat tersebut ada Role Model yang sepantasnya diteladani.Inilah bekal utama mereka dalam bergaul dengan lingkungannya, apakah mereka menjadi penuh empati atau tak perduli, menjadi pribadi yang penuh cinta dan dermawan atau kasar serta anti sosial, intinya kita ingin mereka menjadi pribadi utuh Shaleh dan Shalehah di rumah, sekolah dan masarakat.
Mereka memiliki kematangan spiritual, intelektual dan emosional, sehingga dimanapun mereka berada, ditampilkan kepribadian yang menebar manfaat dan kebaikan.
Teknologi dan media sosial yang berkembang cepat dan nyaris tak terkendali tak akan mencengkeram dan menjebak mereka, malah dengan penuh kedewasaan akan mereka manfaatkan demi sebesar-besarnya maslahat (kebaikan) bagi banyak orang.
Karena tak ada moto lain dalam hidup mereka selain kandungan Surat Al Ashr, bahwa sesungguhnya kita akan selalu hidup dalam Kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasehati dalam Kebenaran dan Kesabaran.
Wa ALLAHU A'lam.
*H.A.Attamimi*
*24022020*
Mencari,menemukan dan mencoba sesuatu yang baru memang selalu menarik dan memberi tantangan pada anak kita yang remaja,ini sesuai dengan suasana emosional mereka yang sedang mencari dan menemukan bentuk.
Judulnya adalah pengalaman baru, apa yang sering ada di benak mereka biasanya, baru itu segalanya dan membuktikan kedewasaan.
Sebagai orangtua atau kakak adalah sebuah kewajiban untuk menjelaskan pada mereka tentang makna pengalaman dan bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengumpulkan pengalaman tentu penting bagi mereka,sekalipun ada yang bilang 'pengalaman adalah guru terbaik',tetapi tidak seperti guru di sekolah, yang mengajarkan dulu sebelum kita mengalami dalam keseharian,justru pengalaman memberi pelajaran sesudah kita mengalaminya.
Kedewasaan dalam memaknai pengalaman juga sangat penting.Menyenangkan atau menyedihkan yang ditorehkan sebuah pengalaman,tidak akan membuatnya terlalu berbangga diri (Ujub) atau putus asa.
Menangguk hikmah adalah kebesaran jiwa dan hati untuk selalu menyadari betapa yang kita alami hakekatnya telah tertulis dalam ketentuan-NYA, maka bersyukur dan sabar adalah pilihan terindah yang menenangkan hati.
Maka untuk mencoba sesuatu apapun yang belum pernah diketahui dan dialami, 'baru' saja amat sangat tidak penting, karena yang akan dan harus dimiliki sebagai pelajaran pertama adalah ilmu tentang sesuatu tersebut.
Ilmu tersebut akan amat sangat membantu mereka untuk mengajak selalu berpikir analitis, tidak sekedar mempertanyakan apa dan bagaimana,tetapi juga memutuskan apakah sesuatu yang baru tersebut layak dicoba atau tidak.Disinilah pentingnya membuka seluas-luasnya atmosfir dialog,baik di rumah maupun di sekolah,agar mereka menemukan kenyamanan dalam bertanya tentang sesuatu yang belum mereka ketahui dan ingin mereka coba.
Untuk itu,sebagai Guru,Orangtua atau kakak,sepatutnya kita memberi seperangkat acuan bagi siswa atau anak-anak kita.Acuan atau rujukan terbaik adalah Dien (Agama), karena disitu mereka akan menemukan tuntunan hidup paripurna, dunia dan akherat,mengajarkan tentang bahwa segala apapun yang mereka lakukan akan berdampak dan harus dipertanggungjawabkan.
Anak diajarkan agar mereka selalu berilmu sebelum beramal baik dengan membaca atau bertanya, berpikir sebelum berbuat atau berkata,bertanya pada diri sendiri, apakah aku suka jika orang lain memperlakukanku seperti yang aku lakukan.
Sikap berani bertanggung jawab ini penting, karena akan membentuk dan menampilkan sosok yang dalam bersikap tidak semata demi kepuasan dan kepentingan pribadinya.
Mereka akan terpola untuk selalu mengedepankan hal-hal yang lebih penting, bahkan terpenting, dibandingkan sekedar menampilkan 'ini aku'.
Apakah yang akan kulakukan ini menurut agama dibenarkan atau tidak, bermanfaat atau malah menimbulkan mudharat, jika orangtua atau guru tau apakah mereka akan bangga atau sedih, jika bermanfaat buatku tapi merugikan orang lain apakah itu layak kulakukan???
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang seharusnya diteladankan dan diajarkan orangtua dan guru, dalam hal apa saja dan pada skala sekecil apa pun.
Rumah dan sekolah sama pentingnya dalam membentuk akhlak seorang anak, karena pada kedua tempat tersebut ada Role Model yang sepantasnya diteladani.Inilah bekal utama mereka dalam bergaul dengan lingkungannya, apakah mereka menjadi penuh empati atau tak perduli, menjadi pribadi yang penuh cinta dan dermawan atau kasar serta anti sosial, intinya kita ingin mereka menjadi pribadi utuh Shaleh dan Shalehah di rumah, sekolah dan masarakat.
Mereka memiliki kematangan spiritual, intelektual dan emosional, sehingga dimanapun mereka berada, ditampilkan kepribadian yang menebar manfaat dan kebaikan.
Teknologi dan media sosial yang berkembang cepat dan nyaris tak terkendali tak akan mencengkeram dan menjebak mereka, malah dengan penuh kedewasaan akan mereka manfaatkan demi sebesar-besarnya maslahat (kebaikan) bagi banyak orang.
Karena tak ada moto lain dalam hidup mereka selain kandungan Surat Al Ashr, bahwa sesungguhnya kita akan selalu hidup dalam Kerugian, kecuali yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasehati dalam Kebenaran dan Kesabaran.
Wa ALLAHU A'lam.
*H.A.Attamimi*
*24022020*
*Adakah Amalan Khusus di Bulan Rajab?*
http://sofyanruray.info/adakah-amalan-khusus-di-bulan-rajab/
By Sofyan Ruray - April 8, 2016
*Ayat ttg Bulan Haram*
✅ Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan dalam kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada 4 bulan yang haram, itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu.” [At-Taubah: 36]
✅ Empat bulan haram tersebut telah diterangkan dalam sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Tahun itu terdiri dari 12 bulan, diantaranya 4 bulan haram; tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhar, berada diantara Jumaada dan Sya’ban.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah radhiyallahu’anhu]
*Hadits ttg Bulan Haram*
➡ Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa Rajab termasuk bulan haram. Dinamakan bulan haram karena Allah ta’ala memberikan penkhususan terhadap bulan ini dengan mengagungkannya melebihi bulan-bulan yang lain, demikian pula dosa dan amal shalih di bulan-bulan ini dilipatgandakan.
✅ Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
وقال علي بن أبي طلحة، عن ابن عباس قوله: { إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا } الآية { فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ } في كلِّهن، ثم اختص من ذلك أربعة أشهر فجعلهن حراما، وعَظم حُرُماتهن، وجعل الذنب فيهن أعظم، والعمل الصالح والأجر أعظم.
“Dan berkata Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma: Firman Allah ta’ala, “Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan.” (At-Taubah: 36) “Maka janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu.” (At-Taubah: 36) Maksudnya adalah pada seluruh bulan diharamkan berbuat zalim, kemudian Allah ta’ala mengkhususkan empat bulan, menjadikannya haram (mulia) dan mengagungkan kemuliaan bulan-bulan tersebut, demikian pula Allah ta’ala menjadikan dosa di bulan-bulan itu lebih besar dan amal shalih serta pahala lebih agung.” [Tafsir Ibnu Katsir, 4/148]
➡ Ini menunjukkan bahwa meningkatkan amal shalih di bulan-bulan ini sangat dianjurkan, akan tetapi amal shalih yang dimaksud di sini adalah amalan-amalan yang biasa kita kerjakan (yang berdasarkan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah), seperti sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, dzikir, do’a. Contohnya, sholat tahajjud, sholat dhuha, puasa 3 hari tiap bulan, puasa Senin Kamis, memperbanyak puasa di bulan-bulan haram.
➡ Adapun melakukan amalan khusus di waktu-waktu khusus maka membutuhkan dalil, contohnya puasa Arafah tgl. 9 Dzulhijjah, Asyuro’ tgl. 10 Muharram, boleh dikhususkan karena adanya dalil yang menunjukkannya. Barangsiapa mengkhususkan suatu amalan tanpa dalil maka berarti ia telah mengada-ada; berbuat bid’ah dalam agama.
*Adakah Puasa Khusus di Bulan Rajab?*
✅ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
وأما صوم رجب بخصوصه فأحاديثه كلها ضعيفة بل موضوعة لا يعتمد أهل العلم على شيء منها وليست من الضعيف الذي يروى في الفضائل بل عامتها من الموضوعات المكذوبات
“Adapun puasa Rajab secara khusus, maka seluruh haditsnya lemah, bahkan palsu, tidak ada seorang ahli ilmu pun yang berpegang dengannya, dan bukan pula termasuk kategori lemah yang boleh diriwayatkan dalam fadhail (keutamaan-keutamaan beramal), bahkan seluruhnya termasuk hadits palsu yang dusta.” [Majmu’ Al-Fatawa, 25/290]
✅ Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
وكل حديث في ذكر صوم رجب وصلاة بعض الليالي فيه فهو كذب مفترى
“Dan semua hadits yang berbicara tentang puasa Rajab dan shalat pada sebagian malamnya adalah dusta yang diada-adakan.” [Al-Manaarul Muniif, 96]
✅ Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
لم يرد في فضل شهر رجب ولا في صيامه ولا صيام شيء منه معين ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة
“Tidak ada satu hadits shahih pun yang yang dapat dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, tidak puasanya, tidak pula puasa khusus di hari tertentu dan tidak pula sholat malam di malam yang khusus.” [Tabyinul ‘Ajab, hal. 11]
Maka tidak boleh menyebarkan hadits-hadits palsu tersebut. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengingatkan,
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang berdusta atasku dengan sengaja, maka siapkan tempat duduknya di neraka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ حَدَّثَ عَنِّى بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
“Barangsiapa menyampaikan hadits atas namaku padahal dia menyangka bahwa itu adalah dusta maka dia termasuk salah satu pendusta.” [HR. Muslim dari Al-Mughiroh bin Syu’bah radhiyallahu’anhu]
*Hukum Sholat Roghaib*
Sebagian orang mengamalkan sholat Roghaib pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab sebanyak 12 raka’at di antara Maghrib dan Isya, padahal tidak ada satu pun dalil shahih yang menunjukkan amalan tersebut.
✅ Imam Besar Mazhab Syafi’i, An-Nawawi rahimahullah berkata,
الصلاة المعروفة بصلاة الرغائب وهي ثنتى عشرة ركعة تصلي بين المغرب والعشاء ليلة أول جمعة في رجب وصلاة ليلة نصف شعبان مائة ركعة وهاتان الصلاتان بدعتان ومنكران قبيحتان ولا يغتر بذكرهما في كتاب قوت القلوب واحياء علوم الدين ولا بالحديث المذكور فيهما فان كل ذلك باطل ولا يغتر ببعض من اشتبه عليه حكمهما من الائمة فصنف ورقات في استحبابهما فانه غالط في ذلك
“Sholat yang dikenal dengan nama sholat roghoib, yaitu sholat 12 raka’at antara maghrib dan isya pada malam Jum’at pertama bulan Rajab, demikian pula sholat malam nishfu Sya’ban sebanyak 100 raka’at, maka dua sholat ini adalah bid’ah yang mungkar lagi jelek. Dan janganlah tertipu dengan penyebutan dua sholat ini dalam kitab Quthul Qulub dan Ihya ‘Ulumid Diin, dan jangan tertipu dengan hadits (palsu) yang disebutkan pada dua kitab tersebut, karena semua itu batil. Jangan pula tergelincir dengan mengikuti sebagian ulama yang masih tersamar bagi mereka tentang hukum dua sholat ini, sehingga mereka menulis berlembar-lembar kertas tentang sunnahnya dua sholat ini, karena mereka telah salah besar dalam hal tersebut.” [Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, 4/56]
✅ Dalam kitab Asy-Syafi’iyah yang lain, berkata Ad-Dimyathi rahimahullah,
قال المؤلف في إرشاد العباد: ومن البدع المذمومة التي يأثم فاعلها ويجب على ولاة الامر منع فاعلها: صلاة الرغائب اثنتا عشرة ركعة بين العشاءين ليلة أول جمعة من رجب، وصلاة ليلة نصف شعبان مائة ركعة، وصلاة آخر جمعة من رمضان سبعة عشر ركعة، بنية قضاء الصلوات الخمس التي لم يقضها، وصلاة يوم عاشوراء أربع ركعات أو أكثر، وصلاة الاسبوع، أما أحاديثها فموضوعة باطلة، ولا تغتر بمن ذكرها. اه
“Berkata penulis dalam kitab Irsyadul Ibad: Dan termasuk bid’ah yang tercela, yang pelakunya berdosa, serta wajib bagi pemerintah untuk mencegah pelakunya adalah:
(1) Sholat raghoib 12 raka’at yang dikerjakan di antara Maghrib dan Isya pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab,
(2) Sholat nishfu Sya’ban 100 raka’at,
(3) Sholat di Jum’at terakhir Ramadhan sebanyak 17 raka’at dengan niat qodho sholat 5 waktu yang belum ia kerjakan,
(4) Sholat hari Asyuro 4 raka’at atau lebih,
(5) Sholat sunnah pekanan.
Adapun hadits-haditsnya maka palsu lagi batil, dan janganlah tertipu dengan orang yang menyebutkannya –Selesai-.” [Haasyiah I’anatit Thalibin, 1/312]
*Hukum Perayaan Isra’ Mi’raj*
Sebagian orang merayakan perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di bulan Rajab, maka perayaan ini mungkar dari beberapa sisi:
*➡ Pertama: Bid’ah (mengada-ada) dalam agama, karena tidak ada dalil yang menunjukkannya.*
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengingatkan,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami ini apa yang tidak berasal darinya maka ia tertolak.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَد
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak kami perintahkan maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Ammaa ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad (shallallahu’alaihi wa sallam) dan seburuk-buruk urusan adalah perkara baru (dalam agama) dan semua perkara baru (dalam agama) itu sesat.” [HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah serta mendengar dan taat kepada pemimpin (negara) meskipun pemimpin tersebut seorang budak dari Habasyah, karena sesungguhnya siapa pun diantara kalian yang masih hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak (dalam agama), maka wajib bagi kalian (menghindari perselisihan tersebut) dengan berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Al-Khulafa’ur Rasyidin yang telah mendapat petunjuk. Peganglah sunnah itu dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara baru (bid’ah dalam agama) karena setiap bid’ah itu sesat.” [HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu’anhu]
✅ Sahabat yang Mulia Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma berkata,
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةُ وَإِنْ رَآهَا النَّاس حَسَنَة
“Setiap bid’ah itu sesat, meski manusia menganggapnya hasanah (baik).” [Dzammul Kalaam: 276]
*➡ Kedua: Tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir, yaitu menyerupai perayaan paskah (kenaikan) Yesus dalam keyakinan Nasrani.*
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahih Al-Jaami’: 6149]
*➡ Ketiga: Berbagai kemungkaran yang terjadi dalam perayaannya seperti;*
• Ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan wanita,
• Lagu-lagu, nyanyian dan musik,
• Mengada-adakan dzikir-dzkir dan doa-doa khusus tanpa petunjuk dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
• Menyampaikan atau mendengarkan ceramah-ceramah tanpa ilmu, tanpa berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, melainkan kisah-kisah dan hadits-hadits palsu,
• Bahkan yang lebih tragis adalah terlalaikan dari melakukan sholat 5 waktu atau sholat wajib secara berjama’ah, padahal esensi perjalanan Isra’ Mi’raj adalah sholat 5 waktu itu sendiri, maka buktikanlah lebih ramai mana antara sholat 5 waktu berjama’ah di masjid dan perayaan Isra’ Mi’raj!?
*➡ Keempat: Menyelisihi larangan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam terhadap perayaan apa pun selain ‘iedul adha dan ‘iedul fitri.*
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا
“Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha]
✅ Sahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata,
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ
“Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mendatangi kota Madinah, para sahabat memiliki dua hari perayaan yang padanya mereka bersenang-senang. Maka beliau bersabda: Dua hari apa ini? Mereka menjawab: Dua hari yang sudah biasa kami bersenang-senang padanya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu ‘iedul adha dan ‘iedul fitri.” [HR. Abu Daud, Shahih Sunan Abi Daud: 1039]
*➡ Kelima: Penetapan tanggal terjadinya Isra’ Mi’raj secara dusta.*
Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
وذكر بعض القصاص أن الإسراء كان في رجب، قال: وذلك كذب
“Dan sebagian tukang dongeng telah menyebutkan bahwa peristiwa Isra’ terjadi di bulan Rajab. Beliau berkata: Dan itu adalah dusta.” [Tabyinul ‘Ajab, hal. 11]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
══════ ❁✿❁ ══════
http://sofyanruray.info/adakah-amalan-khusus-di-bulan-rajab/
By Sofyan Ruray - April 8, 2016
*Ayat ttg Bulan Haram*
✅ Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan dalam kitab Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada 4 bulan yang haram, itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu.” [At-Taubah: 36]
✅ Empat bulan haram tersebut telah diterangkan dalam sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Tahun itu terdiri dari 12 bulan, diantaranya 4 bulan haram; tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhar, berada diantara Jumaada dan Sya’ban.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Bakrah radhiyallahu’anhu]
*Hadits ttg Bulan Haram*
➡ Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa Rajab termasuk bulan haram. Dinamakan bulan haram karena Allah ta’ala memberikan penkhususan terhadap bulan ini dengan mengagungkannya melebihi bulan-bulan yang lain, demikian pula dosa dan amal shalih di bulan-bulan ini dilipatgandakan.
✅ Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
وقال علي بن أبي طلحة، عن ابن عباس قوله: { إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا } الآية { فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ } في كلِّهن، ثم اختص من ذلك أربعة أشهر فجعلهن حراما، وعَظم حُرُماتهن، وجعل الذنب فيهن أعظم، والعمل الصالح والأجر أعظم.
“Dan berkata Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhuma: Firman Allah ta’ala, “Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah adalah 12 bulan.” (At-Taubah: 36) “Maka janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di bulan-bulan itu.” (At-Taubah: 36) Maksudnya adalah pada seluruh bulan diharamkan berbuat zalim, kemudian Allah ta’ala mengkhususkan empat bulan, menjadikannya haram (mulia) dan mengagungkan kemuliaan bulan-bulan tersebut, demikian pula Allah ta’ala menjadikan dosa di bulan-bulan itu lebih besar dan amal shalih serta pahala lebih agung.” [Tafsir Ibnu Katsir, 4/148]
➡ Ini menunjukkan bahwa meningkatkan amal shalih di bulan-bulan ini sangat dianjurkan, akan tetapi amal shalih yang dimaksud di sini adalah amalan-amalan yang biasa kita kerjakan (yang berdasarkan dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah), seperti sholat, puasa, membaca Al-Qur’an, dzikir, do’a. Contohnya, sholat tahajjud, sholat dhuha, puasa 3 hari tiap bulan, puasa Senin Kamis, memperbanyak puasa di bulan-bulan haram.
➡ Adapun melakukan amalan khusus di waktu-waktu khusus maka membutuhkan dalil, contohnya puasa Arafah tgl. 9 Dzulhijjah, Asyuro’ tgl. 10 Muharram, boleh dikhususkan karena adanya dalil yang menunjukkannya. Barangsiapa mengkhususkan suatu amalan tanpa dalil maka berarti ia telah mengada-ada; berbuat bid’ah dalam agama.
*Adakah Puasa Khusus di Bulan Rajab?*
✅ Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
وأما صوم رجب بخصوصه فأحاديثه كلها ضعيفة بل موضوعة لا يعتمد أهل العلم على شيء منها وليست من الضعيف الذي يروى في الفضائل بل عامتها من الموضوعات المكذوبات
“Adapun puasa Rajab secara khusus, maka seluruh haditsnya lemah, bahkan palsu, tidak ada seorang ahli ilmu pun yang berpegang dengannya, dan bukan pula termasuk kategori lemah yang boleh diriwayatkan dalam fadhail (keutamaan-keutamaan beramal), bahkan seluruhnya termasuk hadits palsu yang dusta.” [Majmu’ Al-Fatawa, 25/290]
✅ Al-‘Allamah Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
وكل حديث في ذكر صوم رجب وصلاة بعض الليالي فيه فهو كذب مفترى
“Dan semua hadits yang berbicara tentang puasa Rajab dan shalat pada sebagian malamnya adalah dusta yang diada-adakan.” [Al-Manaarul Muniif, 96]
✅ Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
لم يرد في فضل شهر رجب ولا في صيامه ولا صيام شيء منه معين ولا في قيام ليلة مخصوصة فيه حديث صحيح يصلح للحجة
“Tidak ada satu hadits shahih pun yang yang dapat dijadikan hujjah tentang keutamaan bulan Rajab, tidak puasanya, tidak pula puasa khusus di hari tertentu dan tidak pula sholat malam di malam yang khusus.” [Tabyinul ‘Ajab, hal. 11]
Maka tidak boleh menyebarkan hadits-hadits palsu tersebut. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengingatkan,
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang berdusta atasku dengan sengaja, maka siapkan tempat duduknya di neraka.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ حَدَّثَ عَنِّى بِحَدِيثٍ يُرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
“Barangsiapa menyampaikan hadits atas namaku padahal dia menyangka bahwa itu adalah dusta maka dia termasuk salah satu pendusta.” [HR. Muslim dari Al-Mughiroh bin Syu’bah radhiyallahu’anhu]
*Hukum Sholat Roghaib*
Sebagian orang mengamalkan sholat Roghaib pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab sebanyak 12 raka’at di antara Maghrib dan Isya, padahal tidak ada satu pun dalil shahih yang menunjukkan amalan tersebut.
✅ Imam Besar Mazhab Syafi’i, An-Nawawi rahimahullah berkata,
الصلاة المعروفة بصلاة الرغائب وهي ثنتى عشرة ركعة تصلي بين المغرب والعشاء ليلة أول جمعة في رجب وصلاة ليلة نصف شعبان مائة ركعة وهاتان الصلاتان بدعتان ومنكران قبيحتان ولا يغتر بذكرهما في كتاب قوت القلوب واحياء علوم الدين ولا بالحديث المذكور فيهما فان كل ذلك باطل ولا يغتر ببعض من اشتبه عليه حكمهما من الائمة فصنف ورقات في استحبابهما فانه غالط في ذلك
“Sholat yang dikenal dengan nama sholat roghoib, yaitu sholat 12 raka’at antara maghrib dan isya pada malam Jum’at pertama bulan Rajab, demikian pula sholat malam nishfu Sya’ban sebanyak 100 raka’at, maka dua sholat ini adalah bid’ah yang mungkar lagi jelek. Dan janganlah tertipu dengan penyebutan dua sholat ini dalam kitab Quthul Qulub dan Ihya ‘Ulumid Diin, dan jangan tertipu dengan hadits (palsu) yang disebutkan pada dua kitab tersebut, karena semua itu batil. Jangan pula tergelincir dengan mengikuti sebagian ulama yang masih tersamar bagi mereka tentang hukum dua sholat ini, sehingga mereka menulis berlembar-lembar kertas tentang sunnahnya dua sholat ini, karena mereka telah salah besar dalam hal tersebut.” [Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, 4/56]
✅ Dalam kitab Asy-Syafi’iyah yang lain, berkata Ad-Dimyathi rahimahullah,
قال المؤلف في إرشاد العباد: ومن البدع المذمومة التي يأثم فاعلها ويجب على ولاة الامر منع فاعلها: صلاة الرغائب اثنتا عشرة ركعة بين العشاءين ليلة أول جمعة من رجب، وصلاة ليلة نصف شعبان مائة ركعة، وصلاة آخر جمعة من رمضان سبعة عشر ركعة، بنية قضاء الصلوات الخمس التي لم يقضها، وصلاة يوم عاشوراء أربع ركعات أو أكثر، وصلاة الاسبوع، أما أحاديثها فموضوعة باطلة، ولا تغتر بمن ذكرها. اه
“Berkata penulis dalam kitab Irsyadul Ibad: Dan termasuk bid’ah yang tercela, yang pelakunya berdosa, serta wajib bagi pemerintah untuk mencegah pelakunya adalah:
(1) Sholat raghoib 12 raka’at yang dikerjakan di antara Maghrib dan Isya pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab,
(2) Sholat nishfu Sya’ban 100 raka’at,
(3) Sholat di Jum’at terakhir Ramadhan sebanyak 17 raka’at dengan niat qodho sholat 5 waktu yang belum ia kerjakan,
(4) Sholat hari Asyuro 4 raka’at atau lebih,
(5) Sholat sunnah pekanan.
Adapun hadits-haditsnya maka palsu lagi batil, dan janganlah tertipu dengan orang yang menyebutkannya –Selesai-.” [Haasyiah I’anatit Thalibin, 1/312]
*Hukum Perayaan Isra’ Mi’raj*
Sebagian orang merayakan perjalanan Isra’ Mi’raj Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di bulan Rajab, maka perayaan ini mungkar dari beberapa sisi:
*➡ Pertama: Bid’ah (mengada-ada) dalam agama, karena tidak ada dalil yang menunjukkannya.*
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam telah mengingatkan,
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengada-adakan perkara baru dalam agama kami ini apa yang tidak berasal darinya maka ia tertolak.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَد
“Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak kami perintahkan maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim dari Aisyah radhiyallahu’anha]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Ammaa ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad (shallallahu’alaihi wa sallam) dan seburuk-buruk urusan adalah perkara baru (dalam agama) dan semua perkara baru (dalam agama) itu sesat.” [HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhuma]
✅ Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku wasiatkan kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah serta mendengar dan taat kepada pemimpin (negara) meskipun pemimpin tersebut seorang budak dari Habasyah, karena sesungguhnya siapa pun diantara kalian yang masih hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak (dalam agama), maka wajib bagi kalian (menghindari perselisihan tersebut) dengan berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah Al-Khulafa’ur Rasyidin yang telah mendapat petunjuk. Peganglah sunnah itu dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan berhati-hatilah kalian terhadap perkara baru (bid’ah dalam agama) karena setiap bid’ah itu sesat.” [HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu’anhu]
✅ Sahabat yang Mulia Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma berkata,
كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةُ وَإِنْ رَآهَا النَّاس حَسَنَة
“Setiap bid’ah itu sesat, meski manusia menganggapnya hasanah (baik).” [Dzammul Kalaam: 276]
*➡ Kedua: Tasyabbuh (menyerupai) orang-orang kafir, yaitu menyerupai perayaan paskah (kenaikan) Yesus dalam keyakinan Nasrani.*
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia bagian dari mereka.” [HR. Abu Daud dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, Shahih Al-Jaami’: 6149]
*➡ Ketiga: Berbagai kemungkaran yang terjadi dalam perayaannya seperti;*
• Ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan wanita,
• Lagu-lagu, nyanyian dan musik,
• Mengada-adakan dzikir-dzkir dan doa-doa khusus tanpa petunjuk dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam,
• Menyampaikan atau mendengarkan ceramah-ceramah tanpa ilmu, tanpa berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, melainkan kisah-kisah dan hadits-hadits palsu,
• Bahkan yang lebih tragis adalah terlalaikan dari melakukan sholat 5 waktu atau sholat wajib secara berjama’ah, padahal esensi perjalanan Isra’ Mi’raj adalah sholat 5 waktu itu sendiri, maka buktikanlah lebih ramai mana antara sholat 5 waktu berjama’ah di masjid dan perayaan Isra’ Mi’raj!?
*➡ Keempat: Menyelisihi larangan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam terhadap perayaan apa pun selain ‘iedul adha dan ‘iedul fitri.*
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِكُلِّ قَوْمٍ عِيدًا وَهَذَا عِيدُنَا
“Sesungguhnya setiap kaum memiliki hari raya, dan ini adalah hari raya kita.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu’anha]
✅ Sahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiyallahu’anhu berkata,
قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ
“Ketika Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mendatangi kota Madinah, para sahabat memiliki dua hari perayaan yang padanya mereka bersenang-senang. Maka beliau bersabda: Dua hari apa ini? Mereka menjawab: Dua hari yang sudah biasa kami bersenang-senang padanya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu ‘iedul adha dan ‘iedul fitri.” [HR. Abu Daud, Shahih Sunan Abi Daud: 1039]
*➡ Kelima: Penetapan tanggal terjadinya Isra’ Mi’raj secara dusta.*
Al-Hafizh Ibnu Hajar Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
وذكر بعض القصاص أن الإسراء كان في رجب، قال: وذلك كذب
“Dan sebagian tukang dongeng telah menyebutkan bahwa peristiwa Isra’ terjadi di bulan Rajab. Beliau berkata: Dan itu adalah dusta.” [Tabyinul ‘Ajab, hal. 11]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
══════ ❁✿❁ ══════
*5 Keistimewaan dari Allah bagi Ahli Shalat Subuh*
SHALAT shubuh menyimpan satu kekuatan yang luar biasa. Shalat shubuh adalah ibadah fardhu paling berat, dikarenakan, bayangkan, ketika tengah terlelap, kita dibangunkan untuk menunaikan panggilan Allah SWT.
Namun shalat shubuh juga menyimpan berbagai keutamaannya. Ada lima keutamaan jika kita menjaga shalat subuh ketika hidup.
*1. Jaminan masuk surga*
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat Shubuh dan Ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari, no. 574 dan Muslim, no. 635).
*2. Tidak akan masuk neraka*
Dari ‘Umaroh bin Ruwaibah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّ ى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat Shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat Ashar).” (HR. Muslim, no. 634).
*3. Pembelaan dari Allah*
Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَىْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang shalat Shubuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim, no. 657).
*4. Disaksikan oleh para malaikat*
Allah Ta’ala berfirman
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ
الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’: 78)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ ، يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ : اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ : (وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat Shubuh.” Abu Hurairah berkata, ‘Bacalah ketika itu sesukamu karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Lakukanlah shalat Shubuh karena sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)’” (HR. Bukhari, no. 4717 dan Muslim, no. 649).
*5. *Berat bagi orang-orang munafik*
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat Isya. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari, no. 657).
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan bahwa semua shalat itu berat bagi orang munafik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى
“Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas.” (QS. At-Taubah: 54). Akan tetapi, shalat Isya dan shalat Shubuh lebih berat bagi orang munafik karena rasa malas yang menyebabkan enggan melakukannya. Karena shalat Isya adalah waktu di mana orang-orang beristirahat, sedangkan waktu Shubuh adalah waktu nikmatnya tidur. (Fath Al-Bari, 2:141). []
SUMBER: RUMAYSHO
SHALAT shubuh menyimpan satu kekuatan yang luar biasa. Shalat shubuh adalah ibadah fardhu paling berat, dikarenakan, bayangkan, ketika tengah terlelap, kita dibangunkan untuk menunaikan panggilan Allah SWT.
Namun shalat shubuh juga menyimpan berbagai keutamaannya. Ada lima keutamaan jika kita menjaga shalat subuh ketika hidup.
*1. Jaminan masuk surga*
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat Shubuh dan Ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari, no. 574 dan Muslim, no. 635).
*2. Tidak akan masuk neraka*
Dari ‘Umaroh bin Ruwaibah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّ ى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat Shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat Ashar).” (HR. Muslim, no. 634).
*3. Pembelaan dari Allah*
Dari Jundab bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِى ذِمَّةِ اللَّهِ فَلاَ يَطْلُبَنَّكُمُ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَىْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِى نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang shalat Shubuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu, janganlah menyakiti orang yang shalat Shubuh tanpa jalan yang benar. Jika tidak, Allah akan menyiksanya dengan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim, no. 657).
*4. Disaksikan oleh para malaikat*
Allah Ta’ala berfirman
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ
الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra’: 78)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ ، يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ : اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ : (وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat Shubuh.” Abu Hurairah berkata, ‘Bacalah ketika itu sesukamu karena Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Lakukanlah shalat Shubuh karena sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat)’” (HR. Bukhari, no. 4717 dan Muslim, no. 649).
*5. *Berat bagi orang-orang munafik*
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat Isya. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” (HR. Bukhari, no. 657).
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan bahwa semua shalat itu berat bagi orang munafik sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى
“Dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas.” (QS. At-Taubah: 54). Akan tetapi, shalat Isya dan shalat Shubuh lebih berat bagi orang munafik karena rasa malas yang menyebabkan enggan melakukannya. Karena shalat Isya adalah waktu di mana orang-orang beristirahat, sedangkan waktu Shubuh adalah waktu nikmatnya tidur. (Fath Al-Bari, 2:141). []
SUMBER: RUMAYSHO
Saturday, February 22, 2020
MENYELAMATKAN HATI
Abu Asma Andre
MUQADIMMAH 1
Inilah beberapa ayat Al Qur-an dan Hadits – Hadits Nabawiyyah serta perkataan Salaful Ummah yang menjelaskan tentang pentingnya memperhatikan masalah hati.
Karena hati ibarat raja, tidak ada keselamatan bagi manusia melainkan dengan membereskan hatinya dari noda kesyirikan,
bid'ah dan maksiat yang dengan itu semua dapat menghijab manusia dari nikmatnya beribadah kepada Allah, menjalankan Sunnah Nabi Muhammad dan menikmati perjumpaan dengan Rabb-Nya.
Semoga bermanfaat.
Yang sangat membutuhkan ampunan Rabb-Nya
Abu Asma Andre
13 Shafar 1430 H / 9 Februari 2009
Ciangsana , Gunung Putri – Bogor
Komplek TNI AL
1)
_________________________
Allah berfirman :
“(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
( QS Asy Syu’ara : 88 - 89 )
Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
“ Yaitu pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, artinya : harta seseorang tidak akan bisa menjaga diri orang tersebut dari adzab Allah, walaupun dia menebusnya dengan emas seluas dan sepenuh bumi.
Dan tidak pula anak-anak laki-laki, artinya : tidak pula bisa menghindarkan dirinya dari adzab Allah, walaupun dia menebus dirinya dengan semua manusia yang bisa memberikan manfaat kepadanya.
Yang bermanfaat pada hari kiamat hanyalah keimanan kepada Allah dan memurnikan peribadatan hanya untuk-Nya, serta berlepas diri dari kesyirikan dan dari para pelakunya.
Oleh karena itu, Allah kemudian berfirman :
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.2 Yaitu, hati yang terhindar dari kesyirikan dan dari kotoran-kotoran hati.”
Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata : “ Harta dan kerabat tidak bisa memberikan manfaat kepada seseorang pada hari kiamat. Yang bisa memberikan manfaat kepadanya hanyalah hati yang selamat. Dan hati yang selamat dan sehat adalah hati seorang mukmin yang sejati.”
Allah berfirman :
“ Ingatlah ketika dia ( Ibrahim ) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.”
(QS Ash Shaffat : 84)
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa‘di rahimahullah berkata di dalam tafsirnya : “ Yakni dia ( Ibrahim) datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat dari kesyirikan, syubhat -syubhat, dan syahwat-syahwat yang bisa menghalanginya dari mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.
Apabila hati seorang hamba telah selamat dari hal-hal di atas, maka hati tersebut akan terhindar dari segala keburukan-keburukan, dan sebaliknya hati tersebut akan memunculkan kebaikan-kebaikan.
2)
Dan di antara bentuk keselamatan hati adalah bahwa ia selamat dari perbuatan menipu daya manusia, serta selamat dari hasad dan dari berbagai bentuk akhlak yang tercela.
3)
_____________
Allah berfirman :
“ Dan orang-orang yang datang sesudah mereka ( Muhajirin dan Anshar ), mereka berdoa, ‘Ya Rabb
kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. " ( QS Al Hasyr : 10 )
Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata tentang ayat di atas yang maknanya : “ Bahwa yang dimaksud orang-orang yang datang setelah para shahabat adalah semua orang yang mengikuti mereka sampai hari kiamat. Dalam ayat ini Allah memerintahkan mereka untuk memohon ampunan untuk diri mereka sendiri dan juga untuk para pendahulu mereka yang telah mendahului
mereka dalam beriman. Allah juga memerintahkan mereka untuk berdoa kepada-Nya agar dihilangkan dari hati mereka perasaan ghill, yaitu rasa dendam, dongkol, dan dengki terhadap kaum mukminin – dan tentunya yang menduduki peringkat utama dalam golongan kaum mukminin adalah para shahabat karena merekalah generasi paling mulia dari umat ini. “
4)
____________
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa‘di rahimahullah berkata :
“ Doa ini ( QS Al Hasyr : 10 ) berlaku secara umum untuk semua kaum mukminin baik dari kalangan shahabat atau umat sebelum
sahabat atau generasi-generasi setelah shahabat.
Dan ini termasuk di antara keutamaan-
keutamaan iman, yaitu bahwa kaum mukminin itu saling memberi manfaat satu sama lain, saling mendoakan satu sama lain.
Semua itu karena adanya kebersamaan dalam keimanan yang berimplikasi adanya ikatan ukhuwwah antar mukmin, yang di antara cabangnya adalah saling mendoakan dan saling mencintai antara satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, Allah menyebutkan dalam doa tersebut permintaan dihilangkannya rasa ghill dari hati mereka, sedikit ataupun banyak.
Apabila sifat ghill tersebut telah hilang dari hati, maka akan muncul sifat yang menjadi lawan dari sifat tersebut, yaitu rasa cinta antara sesama mukmin, saling menolong dan
menasehati, serta sifat-sifat terpuji lainnya yang termasuk hak-hak orang mukmin yang harus ditunaikan.”
Hadits - Hadits Rasulullah
Hadits 1
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash , beliau berkata : “ Rasulullah pernah ditanya : “ Siapakah orang yang paling utama ? “ Beliau menjawab : “ Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.”
Para shahabat berkata : “ Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya ? “ Rasulullah menjawab : “ Dia adalah orang yang bertakwa 5)
( takut ) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya serta tidak ada pula dendam dan hasad. “ ( HR Imam IbnuMajah no 4216 ) 6)
_________________________
Hadits 2
Dari An Nu‘man bin Basyir , dia berkata : “ Rasulullah bersabda :
“…Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka menjadi baik pula semua anggota
tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia ( segumpal darah ) itu adalah hati. “ ( Muttafaqun ‘Alaihi )
Hadits 3
Dari Anas bin Malik beliau berkata : “ Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah.
Tiba-tiba beliau berkata : “ Akan lewat di hadapan kalian saat ini seorang calon penghuni surga.” Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal.
Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda
lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu lewatlah pemuda tersebut dengankeadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama.
Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash segera mengikuti pemuda tersebut ( ke rumahnya ), lalu berkata kepadanya : “ Sesungguhnya antara aku dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari.
________________
Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut. “ Pemuda tersebut berkata :
“ Ya, tidak apa-apa. “
Selanjutnya Anas berkata : “ Maka Abdullah menceritakan bahwa selama 3 hari bersama
pemuda tersebut, dia tidak melihatnya melakukan qiyamul lail ( shalat malam ) sedikitpun.
Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berdzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah berkata : “ Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik.”
Setelah 3 hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya :
“ Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang engkau tiga kali : “ Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni surga.”
Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, aku jadi ingin tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang
bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah ?“
Orang tersebut berkata : " Aku tidak melakukan kecuali apa yang kamu lihat.
“ Maka ketika aku telah berpaling ( pergi ), dia memanggilku dan berkata : “ Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat.
Hanya saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.”
Maka Abdullah berkata : “ Inilah amalan yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan
inilah yang tidak mampu kami lakukan. “ ( HR Imam Ahmad )
______________
Perkataan Para Salaf
Abu Dujanah berkata : “ Tidak ada sebuah amalan yang paling aku yakini bisa memberi manfaat bagiku di akhirat selain dua perkara.
Yang pertama, aku tidak pernah berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku.
Dan yang kedua, selamatnya hatiku terhadap kaum muslimin.” ( Siyar A ‘lamAn Nubala’ 1/243, Imam Adz Dzahabi rahimahullah ).
Sufyan bin Dinar rahimahullah berkata : “Aku berkata kepada Abu Bisyr – dan dia termasuk di antara murid-murid Ali bin Abu Thalib – :
" Beri tahu kepadaku amalan-amalan orang-orangs ebelum kita. " Abu Bisyr berkata :
" Mereka sedikit beramal tetapi mendapatkan pahala yang banyak."
Aku berkata : " Mengapa bisa demikian ? "
Abu Bisyr berkata : " Karena selamatnya
( bersihnya ) hati mereka. " ( Az Zuhud 2/600)
Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata : " Tidak akan bisa mengejar kami orang yang mengejar dengan memperbanyak puasa dan shalat, akan tetapi kami hanya bisa dikejar dengan bermurah hati dan selamatnya hati dan memberi nasehat kepada umat.” ( Jami‘ul ‘Ulum Wa Al Hikam 1/225,Imam Ibnu Rajab rahimahullah )
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
“ Jadi, hati adalah ibarat raja bagi anggota tubuh. Anggota tubuh akan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh hati dan akan menerima semua arahan - arahan hati. Anggota tubuh tidaklah akan melaksanakan sesuatu kecuali yang berasal dari
tujuan dan keinginan hati.
Jadi, hati tersebut merupakan penanggung jawab mutlak terhadap anggota tubuh karena seorang pemimpin akan ditanya tentang yang dipimpinnya.
Jika demikian adanya, maka upaya memberi perhatian yang besar terhadap hal-hal yang menyehatkan hati dan meluruskannya merupakan upaya yang terpenting, dan memperhatikan penyakit-penyakit hati
serta berusaha untuk mengobatinya merupakan ibadah yang paling besar.”
( Ighatsah Al Lahfan halaman 5, Imam Ibnu Qayyim rahimahullah )
Di tempat yang lain Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :
“ Jenis hati yang ketiga adalah hati
yang sakit, yaitu hati yang hidup namun berpenyakit.
Dengan begitu, di dalam hati tersebut terdapat dua unsur,
di mana unsur yang pertama terkadang mengalahkan yang kedua dan begitu
pula sebaliknya.
Sedangkan hati sendiri akan mengikuti yang menang di antara keduanya.
Di dalam hati tersebut terdapat perasaan cinta dan iman kepada Allah , ikhlas dan bertawakkal hanya kepada-Nya.
Semua itu merupakan unsur kehidupan hati.
Namun, di dalam hati tersebut juga terdapat perasaan cinta kepada syahwat, lebih mementingkan syahwat dan berupaya untuk
memperturutkannya, dan terdapat pula rasa hasad, sombong, ujub, dan ambisi untuk menjadi orang yang paling unggul, serta bertindak semena-mena di muka bumi dengan kekuasaan yangdimiliki.
Semua itu merupakan unsur yang akan membuat diri hancur dan binasa.”
Al Imam Ibnu Qayyim rahimahullah juga berkata : “ Karena itu, surga tidak bisa dimasuki oleh orang-orang yang berhati kotor, dan tidak pula bisa dimasuki oleh orang yang di hatinya terdapat noda-noda dari kotoran tersebut.
Barangsiapa yang berusaha untuk mensucikan hatinya di dunia, lalu menemui Allah ( mati ) dalam keadaan bersih dari najis-najis hati, maka dia akan memasuki surga tanpa penghalang.
Adapun tentang orang yang belum membersihkan hatinya selama di dunia, maka jika najis hati tersebut najis murni – seperti hatinya orang-orang kafir –, maka dia
tidak bisa masuk surga sama sekali.
Dan jika najis tersebut sekadar noda-noda yang mengotori hati, maka dia akan memasuki surga tersebut setelah dia disucikan di dalam neraka dari najis-najis tersebut.”
Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:
“ Dan ketahuilah bahwasanya Allah apabila
menghendaki kebaikan pada seseorang, maka dia akan dibuat mengetahui aibnya.
Siapa yang mempunyai mata hati yang tajam, maka tidak akan tersembunyi baginya aib-aib dirinya, dan apabila dia telah mengenali aib-aibnya, maka memungkinkan baginya untuk mengobatinya penyakit-penyakit tersebut. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenal aib-aib dirinya sendiri. Mereka bisa melihat kotoran yang ada di mata saudaranya, tetapi tidak bisa melihat anak sapi yang ada di matanya sendiri.”
Di tempat yang lain Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata :
“ Siapa yang mengenal hatinya, maka dia akan mengenal Rabbnya. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenali dirinya sendiri. Allah-lah yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya, dan penghalang tersebut berupa ketidakmampuan seseorang mengenali hatinya dan terhalangnya dirinya dari
mengawasi hatinya, padahal mengenali hati dan sifat-sifatnya adalah merupakan pokok agama.”
________________________
Penutup
Kita akhiri pembahasan ini dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah :
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْىَاهَا وَزَكِّهَا أَنِتَ خَيِرُ مَنِ زَكَّاهَا
" Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan bersihkanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik
zat yang bisa membersihkannya.” ( HR Imam Muslim ) .
7
DIPERBOLEHKAN MENYEBARLUASKAN MAKALAH INI
DENGAN TETAP MENJAGA AMANAT-AMANAT ILMIAH
DAN TIDAK DENGAN TUJUAN KOMERSIAL
Catatan kaki
1) Muqadimmah dari Abu Asma Andre, makalah ini saya ( Abu Asma Andre ) ketik ulang dari majalah Fatawa, semoga
bermanfaat dan apabila terdapat tambahan maka saya akan sertakan didalam catatan kaki.
2) Abu Idris rahimahullah berkata : “ Hati yang bersih di dalam pakaian yang kotor lebih baik daripada hati yang penuh
kotoran di dalam selubung pakaian yang bersih. “ ( At Tahdzibul Maudhu'i li Hilyat Al Auliyaa' hal 661)
3 )Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata : “ Sesungguhnya hasad adalah akhlaq yang
tercela, tetapi sangat disayangkan bahwa sifat hasad tersebut ada pada para ulama, penuntut ilmu, dan orang orang
kaya. Mereka saling hasad kepada saudaranya, dan setiap orang yang mempunyai profesi hasad kepada rekannya,
tetapi yang aneh bahwa sifat ini di kalangan para ulama dan penuntut ilmu lebih banyak dan besar, padahal orang
yang berilmu adalah orang yang paling lanyak untuk menjauhi sifat yang tercela ini dan menghiasi diriya dengan
akhlaq yang mulia.
Wahai saudaraku jika engkau melihat ada seseorang yang telah diberikan nikmat oleh Allah , maka engkau
berusalah untuk menjadi yang serupa dengannya, dan jangan sekali-kali benci terhadap nikmat Allah tersebut, dan
hendaklah engkau berdo'a : “ ya Allah tambahkan nikmatmu kepada dia, dan jadikan aku lebih baik darinya. “ Karena
sesungguhnya hasad tidak mungkin merubah taqdir Allah". (Kitabul llmi hal 74)
4) Hatim Al 'Asham rahimahullah berkata : “ Pokok segala musibah ada tiga : yaitu kesombongan, ketamakan, dan
hasad/dengki. “ (At Tahdzibul Maudhu'i li Hilyat Al Auliyaa' hal 670)
5) Thalq bin Habib rahimahullah berkata : “ Takwa adalah kamu mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan
cahaya dari Allah seraya mengharap pahala dari Allah, dan kamu menlnggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan
bimbingan cahaya dari Allah seraya merasa takut terhadap siksaan dari Allah. “ (Tafsir Ibnu Katsir 6/222, Jami'ul 'Ulum
wal Hikaam hal 211)
6 Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Silsilah Hadits Shahihah no 948.
6) Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Silsilah Hadits Shahihah no 948.
Abu Asma Andre
MUQADIMMAH 1
Inilah beberapa ayat Al Qur-an dan Hadits – Hadits Nabawiyyah serta perkataan Salaful Ummah yang menjelaskan tentang pentingnya memperhatikan masalah hati.
Karena hati ibarat raja, tidak ada keselamatan bagi manusia melainkan dengan membereskan hatinya dari noda kesyirikan,
bid'ah dan maksiat yang dengan itu semua dapat menghijab manusia dari nikmatnya beribadah kepada Allah, menjalankan Sunnah Nabi Muhammad dan menikmati perjumpaan dengan Rabb-Nya.
Semoga bermanfaat.
Yang sangat membutuhkan ampunan Rabb-Nya
Abu Asma Andre
13 Shafar 1430 H / 9 Februari 2009
Ciangsana , Gunung Putri – Bogor
Komplek TNI AL
1)
_________________________
Allah berfirman :
“(Yaitu) pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
( QS Asy Syu’ara : 88 - 89 )
Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
“ Yaitu pada hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, artinya : harta seseorang tidak akan bisa menjaga diri orang tersebut dari adzab Allah, walaupun dia menebusnya dengan emas seluas dan sepenuh bumi.
Dan tidak pula anak-anak laki-laki, artinya : tidak pula bisa menghindarkan dirinya dari adzab Allah, walaupun dia menebus dirinya dengan semua manusia yang bisa memberikan manfaat kepadanya.
Yang bermanfaat pada hari kiamat hanyalah keimanan kepada Allah dan memurnikan peribadatan hanya untuk-Nya, serta berlepas diri dari kesyirikan dan dari para pelakunya.
Oleh karena itu, Allah kemudian berfirman :
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.2 Yaitu, hati yang terhindar dari kesyirikan dan dari kotoran-kotoran hati.”
Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata : “ Harta dan kerabat tidak bisa memberikan manfaat kepada seseorang pada hari kiamat. Yang bisa memberikan manfaat kepadanya hanyalah hati yang selamat. Dan hati yang selamat dan sehat adalah hati seorang mukmin yang sejati.”
Allah berfirman :
“ Ingatlah ketika dia ( Ibrahim ) datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.”
(QS Ash Shaffat : 84)
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa‘di rahimahullah berkata di dalam tafsirnya : “ Yakni dia ( Ibrahim) datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat dari kesyirikan, syubhat -syubhat, dan syahwat-syahwat yang bisa menghalanginya dari mengetahui kebenaran dan mengamalkannya.
Apabila hati seorang hamba telah selamat dari hal-hal di atas, maka hati tersebut akan terhindar dari segala keburukan-keburukan, dan sebaliknya hati tersebut akan memunculkan kebaikan-kebaikan.
2)
Dan di antara bentuk keselamatan hati adalah bahwa ia selamat dari perbuatan menipu daya manusia, serta selamat dari hasad dan dari berbagai bentuk akhlak yang tercela.
3)
_____________
Allah berfirman :
“ Dan orang-orang yang datang sesudah mereka ( Muhajirin dan Anshar ), mereka berdoa, ‘Ya Rabb
kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan
janganlah Engkau membiarkan ada kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. " ( QS Al Hasyr : 10 )
Al Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata tentang ayat di atas yang maknanya : “ Bahwa yang dimaksud orang-orang yang datang setelah para shahabat adalah semua orang yang mengikuti mereka sampai hari kiamat. Dalam ayat ini Allah memerintahkan mereka untuk memohon ampunan untuk diri mereka sendiri dan juga untuk para pendahulu mereka yang telah mendahului
mereka dalam beriman. Allah juga memerintahkan mereka untuk berdoa kepada-Nya agar dihilangkan dari hati mereka perasaan ghill, yaitu rasa dendam, dongkol, dan dengki terhadap kaum mukminin – dan tentunya yang menduduki peringkat utama dalam golongan kaum mukminin adalah para shahabat karena merekalah generasi paling mulia dari umat ini. “
4)
____________
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa‘di rahimahullah berkata :
“ Doa ini ( QS Al Hasyr : 10 ) berlaku secara umum untuk semua kaum mukminin baik dari kalangan shahabat atau umat sebelum
sahabat atau generasi-generasi setelah shahabat.
Dan ini termasuk di antara keutamaan-
keutamaan iman, yaitu bahwa kaum mukminin itu saling memberi manfaat satu sama lain, saling mendoakan satu sama lain.
Semua itu karena adanya kebersamaan dalam keimanan yang berimplikasi adanya ikatan ukhuwwah antar mukmin, yang di antara cabangnya adalah saling mendoakan dan saling mencintai antara satu dengan yang lain.
Oleh karena itu, Allah menyebutkan dalam doa tersebut permintaan dihilangkannya rasa ghill dari hati mereka, sedikit ataupun banyak.
Apabila sifat ghill tersebut telah hilang dari hati, maka akan muncul sifat yang menjadi lawan dari sifat tersebut, yaitu rasa cinta antara sesama mukmin, saling menolong dan
menasehati, serta sifat-sifat terpuji lainnya yang termasuk hak-hak orang mukmin yang harus ditunaikan.”
Hadits - Hadits Rasulullah
Hadits 1
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash , beliau berkata : “ Rasulullah pernah ditanya : “ Siapakah orang yang paling utama ? “ Beliau menjawab : “ Setiap orang yang bersih hatinya dan benar ucapannya.”
Para shahabat berkata : “ Orang yang benar ucapannya telah kami pahami maksudnya. Lantas apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya ? “ Rasulullah menjawab : “ Dia adalah orang yang bertakwa 5)
( takut ) kepada Allah, yang suci hatinya, tidak ada dosa dan kedurhakaan di dalamnya serta tidak ada pula dendam dan hasad. “ ( HR Imam IbnuMajah no 4216 ) 6)
_________________________
Hadits 2
Dari An Nu‘man bin Basyir , dia berkata : “ Rasulullah bersabda :
“…Ketahuilah sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal darah. Apabila dia baik, maka menjadi baik pula semua anggota
tubuhnya. Dan apabila rusak, maka menjadi rusak pula semua anggota tubuhnya. Ketahuilah dia ( segumpal darah ) itu adalah hati. “ ( Muttafaqun ‘Alaihi )
Hadits 3
Dari Anas bin Malik beliau berkata : “ Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah.
Tiba-tiba beliau berkata : “ Akan lewat di hadapan kalian saat ini seorang calon penghuni surga.” Lalu lewatlah seorang pemuda Anshar dalam keadaan dari jenggotnya menetes sisa-sisa air wudhu dan tangan kirinya menenteng sandal.
Pada keesokan harinya, Rasulullah bersabda
lagi persis sebagaimana sabdanya kemarin, lalu lewatlah pemuda tersebut dengankeadaan persis dengan keadaannya yang kemarin. Dan pada hari yang ketiga Rasulullah mengulang lagi sabdanya seperti sabdanya yang pertama dan pemuda itu pun muncul lagi dengan keadaan seperti keadaannya yang pertama.
Maka, ketika Rasulullah beranjak pergi, Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash segera mengikuti pemuda tersebut ( ke rumahnya ), lalu berkata kepadanya : “ Sesungguhnya antara aku dan bapakku telah terjadi perselisihan, maka aku bersumpah tidak akan masuk ke rumahnya selama 3 hari.
________________
Jika engkau tidak keberatan, aku ingin menumpang padamu selama 3 hari tersebut. “ Pemuda tersebut berkata :
“ Ya, tidak apa-apa. “
Selanjutnya Anas berkata : “ Maka Abdullah menceritakan bahwa selama 3 hari bersama
pemuda tersebut, dia tidak melihatnya melakukan qiyamul lail ( shalat malam ) sedikitpun.
Yang dia lakukan hanyalah bertakbir dan berdzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh. Selain itu, Abdullah berkata : “ Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik.”
Setelah 3 hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya :
“ Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang engkau tiga kali : “ Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni surga.”
Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak 3 kali itu. Karena itu, aku jadi ingin tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang
bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah ?“
Orang tersebut berkata : " Aku tidak melakukan kecuali apa yang kamu lihat.
“ Maka ketika aku telah berpaling ( pergi ), dia memanggilku dan berkata : “ Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat.
Hanya saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya.”
Maka Abdullah berkata : “ Inilah amalan yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan
inilah yang tidak mampu kami lakukan. “ ( HR Imam Ahmad )
______________
Perkataan Para Salaf
Abu Dujanah berkata : “ Tidak ada sebuah amalan yang paling aku yakini bisa memberi manfaat bagiku di akhirat selain dua perkara.
Yang pertama, aku tidak pernah berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku.
Dan yang kedua, selamatnya hatiku terhadap kaum muslimin.” ( Siyar A ‘lamAn Nubala’ 1/243, Imam Adz Dzahabi rahimahullah ).
Sufyan bin Dinar rahimahullah berkata : “Aku berkata kepada Abu Bisyr – dan dia termasuk di antara murid-murid Ali bin Abu Thalib – :
" Beri tahu kepadaku amalan-amalan orang-orangs ebelum kita. " Abu Bisyr berkata :
" Mereka sedikit beramal tetapi mendapatkan pahala yang banyak."
Aku berkata : " Mengapa bisa demikian ? "
Abu Bisyr berkata : " Karena selamatnya
( bersihnya ) hati mereka. " ( Az Zuhud 2/600)
Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata : " Tidak akan bisa mengejar kami orang yang mengejar dengan memperbanyak puasa dan shalat, akan tetapi kami hanya bisa dikejar dengan bermurah hati dan selamatnya hati dan memberi nasehat kepada umat.” ( Jami‘ul ‘Ulum Wa Al Hikam 1/225,Imam Ibnu Rajab rahimahullah )
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
“ Jadi, hati adalah ibarat raja bagi anggota tubuh. Anggota tubuh akan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh hati dan akan menerima semua arahan - arahan hati. Anggota tubuh tidaklah akan melaksanakan sesuatu kecuali yang berasal dari
tujuan dan keinginan hati.
Jadi, hati tersebut merupakan penanggung jawab mutlak terhadap anggota tubuh karena seorang pemimpin akan ditanya tentang yang dipimpinnya.
Jika demikian adanya, maka upaya memberi perhatian yang besar terhadap hal-hal yang menyehatkan hati dan meluruskannya merupakan upaya yang terpenting, dan memperhatikan penyakit-penyakit hati
serta berusaha untuk mengobatinya merupakan ibadah yang paling besar.”
( Ighatsah Al Lahfan halaman 5, Imam Ibnu Qayyim rahimahullah )
Di tempat yang lain Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata :
“ Jenis hati yang ketiga adalah hati
yang sakit, yaitu hati yang hidup namun berpenyakit.
Dengan begitu, di dalam hati tersebut terdapat dua unsur,
di mana unsur yang pertama terkadang mengalahkan yang kedua dan begitu
pula sebaliknya.
Sedangkan hati sendiri akan mengikuti yang menang di antara keduanya.
Di dalam hati tersebut terdapat perasaan cinta dan iman kepada Allah , ikhlas dan bertawakkal hanya kepada-Nya.
Semua itu merupakan unsur kehidupan hati.
Namun, di dalam hati tersebut juga terdapat perasaan cinta kepada syahwat, lebih mementingkan syahwat dan berupaya untuk
memperturutkannya, dan terdapat pula rasa hasad, sombong, ujub, dan ambisi untuk menjadi orang yang paling unggul, serta bertindak semena-mena di muka bumi dengan kekuasaan yangdimiliki.
Semua itu merupakan unsur yang akan membuat diri hancur dan binasa.”
Al Imam Ibnu Qayyim rahimahullah juga berkata : “ Karena itu, surga tidak bisa dimasuki oleh orang-orang yang berhati kotor, dan tidak pula bisa dimasuki oleh orang yang di hatinya terdapat noda-noda dari kotoran tersebut.
Barangsiapa yang berusaha untuk mensucikan hatinya di dunia, lalu menemui Allah ( mati ) dalam keadaan bersih dari najis-najis hati, maka dia akan memasuki surga tanpa penghalang.
Adapun tentang orang yang belum membersihkan hatinya selama di dunia, maka jika najis hati tersebut najis murni – seperti hatinya orang-orang kafir –, maka dia
tidak bisa masuk surga sama sekali.
Dan jika najis tersebut sekadar noda-noda yang mengotori hati, maka dia akan memasuki surga tersebut setelah dia disucikan di dalam neraka dari najis-najis tersebut.”
Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:
“ Dan ketahuilah bahwasanya Allah apabila
menghendaki kebaikan pada seseorang, maka dia akan dibuat mengetahui aibnya.
Siapa yang mempunyai mata hati yang tajam, maka tidak akan tersembunyi baginya aib-aib dirinya, dan apabila dia telah mengenali aib-aibnya, maka memungkinkan baginya untuk mengobatinya penyakit-penyakit tersebut. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenal aib-aib dirinya sendiri. Mereka bisa melihat kotoran yang ada di mata saudaranya, tetapi tidak bisa melihat anak sapi yang ada di matanya sendiri.”
Di tempat yang lain Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata :
“ Siapa yang mengenal hatinya, maka dia akan mengenal Rabbnya. Sayangnya, kebanyakan manusia tidak mengenali dirinya sendiri. Allah-lah yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya, dan penghalang tersebut berupa ketidakmampuan seseorang mengenali hatinya dan terhalangnya dirinya dari
mengawasi hatinya, padahal mengenali hati dan sifat-sifatnya adalah merupakan pokok agama.”
________________________
Penutup
Kita akhiri pembahasan ini dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah :
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْىَاهَا وَزَكِّهَا أَنِتَ خَيِرُ مَنِ زَكَّاهَا
" Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada jiwaku dan bersihkanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik
zat yang bisa membersihkannya.” ( HR Imam Muslim ) .
7
DIPERBOLEHKAN MENYEBARLUASKAN MAKALAH INI
DENGAN TETAP MENJAGA AMANAT-AMANAT ILMIAH
DAN TIDAK DENGAN TUJUAN KOMERSIAL
Catatan kaki
1) Muqadimmah dari Abu Asma Andre, makalah ini saya ( Abu Asma Andre ) ketik ulang dari majalah Fatawa, semoga
bermanfaat dan apabila terdapat tambahan maka saya akan sertakan didalam catatan kaki.
2) Abu Idris rahimahullah berkata : “ Hati yang bersih di dalam pakaian yang kotor lebih baik daripada hati yang penuh
kotoran di dalam selubung pakaian yang bersih. “ ( At Tahdzibul Maudhu'i li Hilyat Al Auliyaa' hal 661)
3 )Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata : “ Sesungguhnya hasad adalah akhlaq yang
tercela, tetapi sangat disayangkan bahwa sifat hasad tersebut ada pada para ulama, penuntut ilmu, dan orang orang
kaya. Mereka saling hasad kepada saudaranya, dan setiap orang yang mempunyai profesi hasad kepada rekannya,
tetapi yang aneh bahwa sifat ini di kalangan para ulama dan penuntut ilmu lebih banyak dan besar, padahal orang
yang berilmu adalah orang yang paling lanyak untuk menjauhi sifat yang tercela ini dan menghiasi diriya dengan
akhlaq yang mulia.
Wahai saudaraku jika engkau melihat ada seseorang yang telah diberikan nikmat oleh Allah , maka engkau
berusalah untuk menjadi yang serupa dengannya, dan jangan sekali-kali benci terhadap nikmat Allah tersebut, dan
hendaklah engkau berdo'a : “ ya Allah tambahkan nikmatmu kepada dia, dan jadikan aku lebih baik darinya. “ Karena
sesungguhnya hasad tidak mungkin merubah taqdir Allah". (Kitabul llmi hal 74)
4) Hatim Al 'Asham rahimahullah berkata : “ Pokok segala musibah ada tiga : yaitu kesombongan, ketamakan, dan
hasad/dengki. “ (At Tahdzibul Maudhu'i li Hilyat Al Auliyaa' hal 670)
5) Thalq bin Habib rahimahullah berkata : “ Takwa adalah kamu mengerjakan ketaatan kepada Allah dengan bimbingan
cahaya dari Allah seraya mengharap pahala dari Allah, dan kamu menlnggalkan kemaksiatan kepada Allah dengan
bimbingan cahaya dari Allah seraya merasa takut terhadap siksaan dari Allah. “ (Tafsir Ibnu Katsir 6/222, Jami'ul 'Ulum
wal Hikaam hal 211)
6 Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Silsilah Hadits Shahihah no 948.
6) Dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Silsilah Hadits Shahihah no 948.
Tujuan hidup utk apa????
Aku punya blog saat tahun 2010..masya Allah yg buat anakku namanya kakak ammar...
Apa aja aku tulis jadi mirip buku harian.. Hehe
Qodarullah akunya gaptek jadi gak bisa aku perbaiki dan aku revisi..
Berharap nanti suatu saat ada yg membantu..
Masa2 jadi IRT yg sangat dinamis cita2, idealis yg kadang jadi kurang terarah karena kurang ilmu..
Mulai dari hobi sampe cita2 terkadang jadi banyak angan2..
Semuanya ada di blog itu ..
Kayaknya perlu di revisi karena isinya ada juga curhatan ku... Hadeuhhh
Kalo ingat itu.. Maluuu..
Sekarang mau ana update belum ada waktu dan belum paham juga caranya
Rencana ke depan mau ada penyegaran blog
Semuanya penuh dg proses dan perjuangan serta pengorbanan yg tidak bisa dianggap remeh dan sepele...
Saat jadi IRT cita2 pengen jadi ibu profesional.. Segala seminar dan kurus diikuti, segala organisasi diikuti.. Hahaha
Alhamdulillah setalah mengenal manhaj salaf mulailah mengerucut gak mau belak belok lagi.. Mau lurus2 ajaa ..
Bismillah...sekarang pengen fokus dg alquran, tadabur, tajwid, qiroat sab'ah, bahasa Arab dan assunnah ( kajian ilmu syari) dan bisa bersedekah..
Dan punya usaha utk membiayai yayasan nya nanti..
Masih punya cita2 lagi pengen punya yayasan yg dikelola dg team yg solid, jujur, amanah dan diatas ilmu syariah sesuai assunnah
Dibimbing oleh ulama..
Yayasan yg bergerak di bidang dakwah, sosial dan pendidikan..
Semoga Allah mudahkan.. Aamiin
Pengen buka sekolah tahfidz buat anak2..
Entah kapan teeaslisai...hanya Allah tempat kita berharap dan meminta..
Wallahu alam
Tapi ini sebagai motivasi ana pribadi saja agar bisa fokus sesuai cita2 .. Cita2 akherat yg harus menjadi prioritas..
Semoga Allah menuntun kita semua utk ikhlas, tawadhu, mencari ridho-Nya terus belajar dengan ulama yg benar yg bisa diambil ilmunya dan semoga bisa istiqomah...
Intinya tugas wanita di rumah adalah sebagai istri dan ibu yg paling prioritas..selainnya mah bonus ajaaa..
Wanita mah cari kunci surganya ada pada suami...gak usah neko2.. Gak usah cari ketenaran, kepemimpinan, dll
Jika kita sholat, puasa di bulan Ramadhan, taat kpd suami.. *Apa ya satunya?*
Maka Allah masukkan ke surga dari pintu mana saja...
Enak ya simple meraih surga bagi wanita......masya Allah..
# indahnya Islam
# indahnya Asunnah
Apalagi ana allah berikan usia yg sudah lewat dari usia 40 tahun ...
Usia warning kudu banyak2 cari bekal buat akherat.. Bekal buat kematian...
Pengen jadi orang yg bemanfaat
Pengen ilmunya berkah bisa diamalkan buat kasih pahala orangtua yg sudah meninggal
Pengen beramal sholeh yg baik bukan yg banyak...
Pengen menjadi pintu2 kebaikan buat orang utk mendapatkan hidayah...
Pengen sedekah
Semua itu Kuncinya ikhlas dan diatas ilmu, serta punya teman2 yg baik yg selalu mengingatkan / menasehati dalam kebaikan dan kebenaran..
Ujian demi ujian pasti akan hadir dalam mewujudkan ini semua.. Baik yg datangnya dari keluarga, lingkungan keluarga dan teman
Belum lagi syahwat dan hawa nafsu serta syubhat..
Semoga Allah berikan hidayah dengan taufiq-Nya agar bisa mencari hikmah dalam setiap kejadian yg berbuat pahala yg besar disisi Allah...aamiin
Nasehat kepada lembaga Dakwah dan Pendidik oleh ustadz Ali Musri Semjan Putra
*Sekilas Nasehat Kepada Segenap Pelaksana Lembaga Dakwah Dan Pendidikan*
Penulis : Ustadz Ali Musri Semjan Putra
Sudah tidak asing lagi ditelinga kita banyaknya perselisihan dan perpecahan dalam sebuah lembaga dakwah atau lembaga Pendidikan, bahkan ada yang berujung sampai pada pengadilan.
Berbagai persoalan mengganjal dan menghambat untuk majunya sebuah lembaga yang timbul dari internal lembaga itu sendiri. Penyebabnya cukup banyak dan beragam, mulai dari kurangnya keikhlasan dan cinta kedudukan, akan tetapi saya akan menulis di sini sesuai pengamatan dan pengalaman yang lansung saya alami dan saya temui di lapangan.
Ada beberapa penyebab utama terjadinya konflik dalam sebuah lembaga:
1. ketidak jelasan sebuah aturan dari awal merintis.
2. Kesepakatan yang tidak tertulis sejak awal.
3. Pelanggaran terhadap peraturan resmi lembaga atau kesepakatan yang sudah dibuat Bersama.
Dalam nasehat ini, terlebih dahulu saya akan menekankan pembicaraan tentang hal pelanggaran terhadap peraturan atau kesepakatan yang sudah disepakati dari awal, atau berupa peraturan pemerintah tentang sebuah lembaga resmi.
Yang saya maksud dengan peraturan pemerintah tentang sebuah lembaga resmi adalah peraturan dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk berdirinya sebuah lembaga.
Tujuan pemerintah adalah untuk mengantisipasi berbagai masalah dikemudian hari, seperti disyaratakannya untuk sebuah Yayasan tentang adanya akta, AD dan ART. Atau untuk sebuah perguruan tinggi disyaratkan ketika mengajukan izin operasional disyaratkan adanya Statuta perguruan tinggi.
Semua pejabat struktural mestinya harus membaca, memahami dan melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawab masing-masing.
Kadangkala sebagian pejabat struktural tidak mengetahui fungsi dan tugasnya sendiri, atau kadangkala bertindak melampaui wewenang dan tugas yang sudah digariskan, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kegaduhan dalam organisasi/ lembaga.
Sering kita dapati pengurus atau pelaksana lembaga dakwah atau lembaga Pendidikan menganggap sepele pelanggaran terhadap sebuah peraturan dan ketentuan atau kesepakatan yang sudah disepakati dari awal ketika saat awal merintis sebuah lembaga, atau menyepelekan pelanggaran terhadap peraturan pemerintah tentang lembaga
Sering kita dapati pengurus atau pelaksana lembaga dakwah atau lembaga Pendidikan menganggap sepele pelanggaran terhadap sebuah peraturan dan ketentuan atau kesepakatan yang sudah disepakati dari awal ketika saat awal merintis sebuah lembaga, atau menyepelekan pelanggaran terhadap peraturan pemerintah tentang sebuah lembaga resmi.
Seakan-akan pelanggaran itu tidak ada masalah dalam menyalahi dan melangkahinya. Padahal ini merupakan sebuah dosa besar yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak di akhirat, sekaligus telah membuat perpecahan dalam tubuh sebuah lembaga dan berdampak sangat buruk bagi dakwah dan perkembangannya.
Membuat perselisihan sesama muslim ini adalah perbuatan dosa besar bagi seorang muslim dan adalah perkara yang sangat diharamkan dalam agama Islam.
Disamping itu bukankah sebuah janji atau kesepakatan antara sesama muslim merupakan hal yang akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Begitu banyak dalil yang mewajibkan untuk menepati janji dan jujur dalam segala hal. demikian pula tidak sedikit dalil yang mengharamkan sikap membuat perselisihan sesama muslim.
Menyepelekan peraturan pemerintah ini sudah jelas menyelisih salah satu prinsip dasar ahlus sunnah tentang wajibnya untuk taat kepada penguasa dan bersabar atas kezoliman mereka.
Yang lebih fatal lagi adalah hal tersebut terjadi pada lembaga agama yang dipimpin oleh orang-orang yang dianggap berilmu oleh masyarakat banyak, yang biasanya menyampaikan nasehat dan kajian agama di tengah masyarakat, bahkan dari lembaga tersebut diharapkan lahir generasi yang jujur dan amanah.
Seharusnya bisa menjadi tauladan dan panutan yang baik bagi masyarakat, baik dalam hal menjaga uhkuwah maupun dalam hal mematuhi peraturan pemerintah.
Maka tidak dipungkiri kadangkala berbagai program yang dilakukan jauh dari keberkahan, yang terjadi hanyalah masalah demi masalah.
*PETIK BUAHNYA BUANG RANTINGNYA*
📖 Ilmu agama adalah jalan keselamatan kita. Oleh sebab itu, di samping semangat, satu hal yang harus diperhatikan yaitu sumbernya, dari mana dan siapa ilmu itu diambil. Harus selektif dan jangan sembarangan. Dengan kata lain, belajar agama itu memang harus pilah pilih guru. Dalam hal ini, jangan mengatakan seperti pepatah arab:
اِجْتَنِ الثِّمَار وَ أَلْقِ الخَشَبَةَ فِيْ النَّار
_“Petik buahnya dan campakkan rantingnya ke api.”_ (al-‘Adzbul Munir: 2/189 cet. Daru ‘Alamul Fawaid)
🍒 _“Ambil baiknya tinggalkan buruknya.”_ Memangnya tidak boleh??? Ya boleh saja, asalkan anda seorang ulama yang bisa membedakan antara buah dengan rantingnya. Kalau bukan ulama, jangan coba-coba bisa jadi anda akan menyesal untuk selamanya.
👤 Zamakhsyari, seorang gembong dan pemuka ‘mu’tazilah’ yaitu satu di antara kelompok menyimpang yang menyelisihi Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Ia mempunyai sebuah kitab tafsir yang diberi nama Al-Kasysyaf. Dengarkan komentar ulama mengenai kitab ini.
💬 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin رحمه الله menjelaskan: “Kitabnya al Kasysyaf mengandung pemikiran-pemikiran mu’tazilah yang sangat banyak yang terkadang tidak dapat diketahui oleh setiap orang. Sampai-sampai al-Bulqini (Ulama madzhab Syafi’i wafat: 824H) pernah mengatakan:
أَخْرَجْتُ مِنَ الكَشَّافِ اِعْتِزَالِيَّاتٍ بِالمَنَاقِيْشِ
_‘Aku mengeluarkan pemikiran-pemikiran mu’tazilah dari kitab al-Kasysyaf dengan mengunakan catut pencabut.’_
♨️ Hal ini menunjukkan bahwa syubhat pemikiran-pemikiran mu’tazilah itu sangat samar dalam kitab tersebut.” (Syarh al-Manzhumah al-Baiquniyyah: 19 cet. Darul Tsurayya)
🔖 Ini komentar ulama. Padahal, jika yang bukan ulama membaca kitab tersebut maka niscaya ia akan mengatakan bahwa kitab itu adalah kitab yang sangat bagus. Terlebih dalam pembahasan segi bahasanya, karena memang Zamakhsyari handal dalam bidang tersebut.
⚠️ Ini salah satu contoh mudah, sehingga seorang yang bukan ulama tidak akan mampu menerapkan kaidah _“Petik buahnya dan buang rantingnya. Ambil baiknya buang buruknya.”_ Kenapa? Karena ia tidak bisa membedakan mana buah mana ranting. Bisa jadi yang dibawa pulang rantingnya dan yang dibuang justru buahnya.
🔥 Pulang menuntut ilmu, bukan ilmu yang didapat tapi justru syubhat yang membinasakan. Oleh sebab itu camkanlah baik-baik nasehat dan wasiat Imam Muhammad bin Sirin رحمه الله, beliau pernah mengatakan:
إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ
_“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian.”_ (Sunan ad-Darimi: 438 Darul Mughni)
💡Oleh sebab itu mari kita ingat kembali, ilmu agama ini adalah jalan keselamatan maka cari dan ambillah dari orang-orang yang terpercaya. Pilah pilih dan selektif memilih guru, agar kita benar-benar berjalan di atas jalan keselamatan itu.
🔍 *Baca juga artikel*👇
https://maribaraja.com/dakwah-tanpa-ilmu-selamanya-tidak-akan-lurus/
*🔰Semoga bermanfaat.*
Ditulis oleh: _Zahir al-Minangkabawi_
Diterbitkan oleh: _Lajnah Dakwah Yayasan Maribaraja_
👥Daftar Grup *Maribaraja.com*, klik: *http://bit.ly/2SYzXh9*
_📢Gabungkan admin kami; *0896-7109-1390* ke grup Anda, *untuk support artikel* dakwah setiap hari in syaa Allah._
♻Silahkan dishare, follow;
Telegram: *http://bit.ly/2TEqyHj*
Fanspage: *http://bit.ly/2NVdxeH*
Instagram: *http://bit.ly/2S38siB*
Twitter: *http://bit.ly/2VGvOfu*
*════ 🗞Kaba Maribaraja ════*
*Bagi anda yang mampu bahasa Arab*, dapatkan Artikel faidah (berbahasa Arab) setiap hari melalui Grup *Majmuu' Al-Fawaa'id* - Maribaraja.com, daftar di *0896-0867-7802*
*Qira'at Sab'ah Imam Hamzah*
Oleh: Akhmad Ma'sum Rosyadi
A. Biografi Imam Hamzah
Biografi singkat ImamQiraat
(ImamHamzah) Nama lengkapnya adalah Abu Ummah Hamzah bin Hubaib az-Ziyat Rabi' at-Taimy. Beliau lahir di kota Kuufah pada tahun 80 H juga wafat di kota Kuufah pada tahun 156 H. Semasa hidupnya Imam Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam Qiraat di kota Kuufah. Selain itu ia juga dikenal sebagai orang yang menguasai bahasa Arab, ilmu Fara'id dan Hadits. Demikian pula ia dikenal sebagai seorang yang waro'. Imam Abu Hanifah pernah mengatakan tentang Imam Hamzah ini bahwa ada dua hal yang tidak dapat dibantah dari Imam Hamzah, Al-Quran dan Fara'id. Hamzah sendiri pernah mengatakan bahwa ia tidak membaca satu huruf pada Alquran kecuali ada atsarnya. Sanad yag dimiliki Imam Hamzah adalah sebagai berikut, ia menerima Qiraat dari Abu Muhammad bin Sulaiman bun Marhan Al-A'masiy. Al-A'masiy membawa dari abu Muhammad Yahya Al-Asadiy,Yahya menerima dariAl-Qomah bin Qois dan Al-Qomah belajar dati sahabat Abdullah bin Mas'ud kemudian Ibnu Mas'ud ini menerima dari Rasulullah saw,dua perawinya antara lain:
a. Kholaf Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Kholaf bin Hisyam Al-Bazzaz lahir pada tahun 150 H dan wafat di Baghdad tahun 229H. Pada umur 10 tahun ia telah hafal AlQuran dan mulai belajar ilmu yang lain pada usia 13 tahun.
b. Kholad Nama lengkapnya adalah Abu Isa Khollad bin Kholid as-Sayrafi. Ia dilahirkan di kota Kuufah demikian pula wafatnya pada tahun 220 H semasa hidupnya terkenal sebagai imam qiraat yang baik dan arif[1].
B. Qiraat Hamzah
1. Riwayat Khalaf
1) Memisah diantara dua surat
Khalaf memisah diantara dua surat dengan mewashalkan kedua surat dengan tanpa basmalah.
2) Mim Jama’
a. Khalaf membaca dhummah ha’ dan sukunnya mim lafal لَدَيْهُمْ اِلَيْهُمْ عليْهُمْ
b. Khalaf membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang sesudahnya berupa sukun dari sebelumnya berupa ha’, baik sebelumnya ada huruf ya’ sukun ataupun tidak, seperti عليْهُم الدلة
3) Panjang dan Pendek bacaannya.
a. Apabila mad muttashil maka khalaf membaca 3 alif seperti جَاء
b. Apabila mad munfashil maka khalaf membaca 3 alif, seperti بما أُنزِلَ
4) Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata baik harakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khalaf pun biasa, yakni tahqiq semua, sepertiء أنذرتهم
5) Isymam
Khalaf membaca Isymam dengan suara shad ke huruf za’ pada:
a. Lafal المُصَيترُون
b. Setiap huruf ص sukun yang jatuh setelah huruf د seperti dalam lafal أصدقُ
c. Setiap lafalصِرَاطَ الصِّراط
6) Saktah
a. Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunnya ال ta’rif, dalam satu kata dalam keadaan washal maka khalaf membaca dengan saktah, seperti lafalوبِالأَخِرة
b. Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 2 versi ketika washal dan ditambah naql ketika waqaf
c. Setiap lafal شيئ (rafa’ dan jer) dalam keadaan washal, seperti كلِّةشيئ قدير
d. Setiap terdapat hamzah qatha’ yang sebelumnya berupa tanwin atausukun yang berada di kalimah lain dalam keadaan washal, maka khalaf membaca dengan 2 versi yakni saktah dan tanpa saktah pada setiap, seperti عذابٌ أليم
e. Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 3 versi, yakni tanpa saktah dan ditambah naql.
7) Idzhar dan Idgham
a. Setiap terdapat nun sukun atau tanwin yang bertemu و atau ي , baik dalam satu kalimat maka khalaf membaca dengan bila ghunnah (tanpa dengung)
b. Setiap huruf dal lafal اِذْ bertemu hurufت dan د , maka khalaf membaca idgham
c. Setiap hurufdzal lafal قد bertemu hurufج ز ذ س صض ظ ش maka khalaf membaca idgham,
d. Setiap ta’nits (ت) bertemu pada huruf ت ج ز س ص ظ , maka khalaf idgham
e. Setiap huruf lam lafalهل bertemu dengn huruf ث ت maka khalaf membaca idgham
f. Setiap huruf lam lafal بل bertemu dengan huruf ظ س maka khalaf membaca idgham
g. Setiap lafal tertentu yang berdekatan makhrajnya, seperti ذْ bertemu hurufت dalam lafal اتَّخذْتُم maka khalaf membaca idgham
h. Adapun pada lafal فالزَّاجرات زجرًا maka khalaf membaca dengan idgham kabir.
8) Fathah dan Imalah
Khalaf membaca imalah pada :
a) Setiap lafal dzawatil ya’, seperti الهدى
b) Setiap alif ta’nits sepeti lafalالموتى
c) Setiap lafal متى
d) Setiap lafalرأى imalah ra’ dan hamzahnya
e) Setiap lafal نأى imalah nun dan hamzahnya
f) Setiap lafal شاء حاق خاب
g) Setiap huruf hijaiyah ح ي ط ه ر ,pada awal surat (fawatih as-suwar),sepert الر طه
h) Dalam akhir ayat dalam 11 surat tertentu, khalaf membacaseluruh alif yang aslinya ya’, atau alif yang berbentuk ya’ (dzawatil ya’) dengan imalah semua tanpa dibaca fathah. Surat tersebut ialah Taha, an-Najm , al-Ma’arij, al-Qiyamah, an-Naziat, ‘Abasa, al-A’la, asy-Syams, al-Lail, ad-Duha, dan al-‘Alaq, selain itu terkadang khalaf juga membaca dengan taqlil, yakni pada :
a. Setiap lafalالـتَّرَى
b. Setiap lafal ابوار القهّضرُ
9) Khalaf dalam keadaan Waqaf
a. Setiap terdapat hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harokatnya, maka dalam keadaan waqaf khalaf membaca ibdal hamzah (mengganti hamzah menjad ي/وْ ) seperti يؤمنون – يومنون
b. Setiap hamzahyang berada diujun g kalimah dan sebelumnya berupa alif, maka khalaf dalam keadan waqaf mengganti hamzah menjadi alif (ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab Fayd al- Barakat sepertiالسفهأ
c. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa waw, maka khalaf dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi, yakni tashil hamzah dan ibdal ya’ dan memindah ya’ kepada huruf sebelumnya disertai membuang hamzah dari, sepert مستهزئون ن – مستهزيون – مستهزون .
d. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf zaidah (huruf tambahan) و ق danل maka dalam keadaan waqaf khalaf membaca tahqiq hamzah dan tashil dalam keadaan waqaf dari, seperti وابصارهم
e. Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ba’ zaidah(tambahan), maka khalaf membaca tahqiq hamzah dan menggantinya dengan ya’ dalam keadaan waqaf dari sepert بيمر – بأمر
f. Setiap lafal شيئ baik ketika rafa’ dan jer, maka ketika waqaf khalaf membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya dengan sukun, raum dan ibdal, seperti شيئ – شيّ – شيّ – شيّ (samaseperti bacaan Hisyam)
g. Setiap lafal شيئا yang dibaca nashab, maka khalaf ketika waqaf membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya’ kemudian di idghamkan sehingga menjadi ya’ bertasydid, dan naql lafal, seperti شيا – شيًّ – شيئّا
h. Setiap hamzah yang berad di akhir kalimat yang sebelumnya alif, maka ketika waqaf khalaf membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat dari sepertiبنا – بناء [2]
2. Riwayat Khallad
1) Memissah diantara dua surat
Khallad memisah diantara dua surat dengan mewasalkan kedua surat dengan tanp basmalah
2) Mim jama’
a) Khallad membaca dhummah, ha’, dan sukunnya mim lafal عليهم اليهم لديهم
b) Khallad membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang sesudahnya berupa sukun, dan sebelumnya berupa ha’ baik sebelumnya ada huruf ya’ sukun ataupun tidak, contoh sepertiعليهم الذلة
3) Panjang dan pendek bacaannya
a. Apabila mad muttashil maka khallad membaca tiga alif, seperti جأ
b. Apabila mad munfashil maka khallad membaca 3 alif, sepertiبما انزل
4) Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata, baik harakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khallad pun biasa, yakni tahqiq semua, seperti ءأنذرتهم
5) Isymam
a. Khallad membaca Isymam dengan suara shad ke huruf ya’ hanya pada lafal..... dalam surat al-fatihah.
6) Sktah
a. Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunnya ال ta’rif, dalam satu kata dlam keadaan washal, maka khallad membaca dengan dua versi, yakni tanpa saktah dan saktah, seperti lafal وب الاخرة
b. Adapun dalam keadaan waqaf, menurut kitab faydh al-Barakat maka dibaca dengan tiga versi, yakni tanpa saktah, saktah dan ditambah naql, sedangkan menurut kitab lain ialahdua versi, yakni naql dan saktah.
c. Setiap lafal شيء (rafa’ dan jer) dalam keadaan washal dengan dua versi dalam keadaan tanpa saktah dan saktah.
d. Setiap terdapat hamzah qatha’ yang sebelumnya berupa tanwin atausukun yang berada dikalimat lain dalam keadaan waqaf, maka khallad membaca dengan dua versi yakni tahqiq dan naq, seperti pada lafalعذاب اليم
7) Idzhar dan Idgham
a. Setiap huruf dzal lafal اذ bertemu huruf ta’ dan dal, maka khallad membaca idgham seperti ادّخل
b. Setiap huruf dal lafal قد bertemu huruf ج ز ذ س ش ص ض ظ . maka khallad membaca idgham seperti قد جاءكم
c. Setiap ta’ ta’nits bertemu pada huruf ث ج ز س ص ظ maka khallad membaca idgham seperti انبتتت سبع
d. Setiap huruf lam lafal مل bertemu huruf ت , maka khallad membaca idgham seperti هل ثُوِّب
e. Setiap lafal tertentu yang brdekatan makhrajnya seperti ذْ bertemu huruf تdalam lafal اتخذتُ maka khallad membaca idgham
f. Adapun pada lafal طائفة بيَّت
g. فالزَّاجِرات زجرًا maka khallad membaca dengan idgham kabir.
8) Fathah dan Imalah
Khallad membaca imalah pada :
a. Seperti lafal dzawatil ya’, seperti lafal الهدَي
b. Seperti alif ta’nits seperti lafal الموتى
c. Setiap lafal متى بلى عمى
d. Setiap lafal زأى (imalah ra’ dan hamzahnya)
e. Setiap lafal نأى ( imalah nun dan hamzahnya)
f. Setiap lafal طَابَ زَاغَ خافَ
g. Setiap huruf hijaiyah ح ي ط ه ر pada awal surat ( fawatih as- suwar ) sepert طه الر
h. Dalam akhir ayat dalam sebelas surat tertentu, khallad membaca seluruh alif yang aslinya ya’ atau alifyang berbentuk ya’ ( dzawatil a’) dengan imalah semua tanpa dibaca fathah.
Surat tersebut ialah Taha, an-Najm, al-Ma’arij, al-Qiyamah, an-Nazi’at, ‘Abasa al- A’la, as-Syam, al-Lail, ad-Dhuha, dan al-Alaq
Selain itu terkadang khallad juga membaca dengan taklil, yakni pada :
a. Setiap lafal التَّورِقُ
b. Setiap lafalالبَوارِ, القهَّا
9) Khallad dalam keadaan Waqaf
a. Setiap terdapat hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harakatnya maka dalam keadaan waqaf khalld membaca ibdal hamzah ( mengganti hamzah menjadi وْ\ يْ ) sepertiيُؤمِنُونَ
b. Setiap hamzah yang berada diujung kalimat yang sebelumnya berupa alif, maka khallad dalam keadaan waqaf mengganti hamzah dengan alif ( ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab fayd al-Barakat seperti السُّفَهَا
Adapun cara membaca lafal ini menurut riwayat ulama’ qiraat dari mesir yang diterima penulis, ada lebih banyak ragam cara membacanya, akan tetapi disini penulis menyukupkan dengan pendapat yang lebih ringkas untuk lebih memudahkan di faham bagi para pemula.
c. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa و, maka khallad dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi, yakni tashil hamzah dan ibdal ya’ dan memindah ya’ kepada huruf sebelumnya disertai membuang hamzah dari, seperti مُسْتَهزِونَ - مُستهزيوْنَ - مُستَهزُونَ
d. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf za’idah (huruf tambahan) و ف dan ل, maka dalam keadaan waqaf khallad membaca tahqiq hamzah dan tashil dalam keadaan waqaf dari, seperti وأَبْصَارِهِم
e. Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ب zaidah, maka khallad membaca tahqiq hamzah dan menggantinya dengan ya’ dalam keadaan waqaf dari sepert بِيَمْره - بأَمرِه
f. Setiap lafal... baik ketika rafa’ dan jer, maka ketika waqaf khallad membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya dengan sukun, raum, dan ibdal, seperti شيئ – شيّ – شيّ – شيّ ( sama seperti bacaan Hisyam)
g. Setiap lafal شيئًاyang di baca nashab, maka khallad ketika waqaf membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya’ kemudian di idghamkan sehingga menjadi ya’ bertasydid) dan naql lafal, sepertiشَيا- شَيٌّا- شيئًا
h. Setiap hamzah yang berada diakhir kalimat yang sebelumnya berupa alif, maka ketika waqaf khallad membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat dari seperti بِنا-بِناءً
10) Kalimat- kalimat yang cara bacanya berbeda dengan Hafsh[3]
Adapun diantara sebagian kalimat- kalimat yang cara bacanya berbeda dengan riwayat Hafsh ialah
a. Membaca lafalيُبْنَيَّ dalam surat Hud, Yusuf, Luqman, dan al-Shaffat dengan kasrah ya’nya sehingga menjadi يُبنَيَّ, dan masih banyak lagi lainnya dalam kaidah farsy
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Imam Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam Qiraat di kota Kuufah, dua perawinya yaitu Khalaf dan Khalad, ada beberapa perbedaan yang diriwayatkan oleh khalaf dan khalad.
Daftar Pustaka
Albab, Chasan, Pengantar Qira’at Tujuh, Semarang : Moncer Press, 2016.
http://supris-returns.blogspot.co.id/2010/01/biografi-imam-hamzah-qiraat-sabah.html
Oleh: Akhmad Ma'sum Rosyadi
A. Biografi Imam Hamzah
Biografi singkat ImamQiraat
(ImamHamzah) Nama lengkapnya adalah Abu Ummah Hamzah bin Hubaib az-Ziyat Rabi' at-Taimy. Beliau lahir di kota Kuufah pada tahun 80 H juga wafat di kota Kuufah pada tahun 156 H. Semasa hidupnya Imam Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam Qiraat di kota Kuufah. Selain itu ia juga dikenal sebagai orang yang menguasai bahasa Arab, ilmu Fara'id dan Hadits. Demikian pula ia dikenal sebagai seorang yang waro'. Imam Abu Hanifah pernah mengatakan tentang Imam Hamzah ini bahwa ada dua hal yang tidak dapat dibantah dari Imam Hamzah, Al-Quran dan Fara'id. Hamzah sendiri pernah mengatakan bahwa ia tidak membaca satu huruf pada Alquran kecuali ada atsarnya. Sanad yag dimiliki Imam Hamzah adalah sebagai berikut, ia menerima Qiraat dari Abu Muhammad bin Sulaiman bun Marhan Al-A'masiy. Al-A'masiy membawa dari abu Muhammad Yahya Al-Asadiy,Yahya menerima dariAl-Qomah bin Qois dan Al-Qomah belajar dati sahabat Abdullah bin Mas'ud kemudian Ibnu Mas'ud ini menerima dari Rasulullah saw,dua perawinya antara lain:
a. Kholaf Nama lengkapnya adalah Abu Muhammad Kholaf bin Hisyam Al-Bazzaz lahir pada tahun 150 H dan wafat di Baghdad tahun 229H. Pada umur 10 tahun ia telah hafal AlQuran dan mulai belajar ilmu yang lain pada usia 13 tahun.
b. Kholad Nama lengkapnya adalah Abu Isa Khollad bin Kholid as-Sayrafi. Ia dilahirkan di kota Kuufah demikian pula wafatnya pada tahun 220 H semasa hidupnya terkenal sebagai imam qiraat yang baik dan arif[1].
B. Qiraat Hamzah
1. Riwayat Khalaf
1) Memisah diantara dua surat
Khalaf memisah diantara dua surat dengan mewashalkan kedua surat dengan tanpa basmalah.
2) Mim Jama’
a. Khalaf membaca dhummah ha’ dan sukunnya mim lafal لَدَيْهُمْ اِلَيْهُمْ عليْهُمْ
b. Khalaf membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang sesudahnya berupa sukun dari sebelumnya berupa ha’, baik sebelumnya ada huruf ya’ sukun ataupun tidak, seperti عليْهُم الدلة
3) Panjang dan Pendek bacaannya.
a. Apabila mad muttashil maka khalaf membaca 3 alif seperti جَاء
b. Apabila mad munfashil maka khalaf membaca 3 alif, seperti بما أُنزِلَ
4) Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata baik harakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khalaf pun biasa, yakni tahqiq semua, sepertiء أنذرتهم
5) Isymam
Khalaf membaca Isymam dengan suara shad ke huruf za’ pada:
a. Lafal المُصَيترُون
b. Setiap huruf ص sukun yang jatuh setelah huruf د seperti dalam lafal أصدقُ
c. Setiap lafalصِرَاطَ الصِّراط
6) Saktah
a. Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunnya ال ta’rif, dalam satu kata dalam keadaan washal maka khalaf membaca dengan saktah, seperti lafalوبِالأَخِرة
b. Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 2 versi ketika washal dan ditambah naql ketika waqaf
c. Setiap lafal شيئ (rafa’ dan jer) dalam keadaan washal, seperti كلِّةشيئ قدير
d. Setiap terdapat hamzah qatha’ yang sebelumnya berupa tanwin atausukun yang berada di kalimah lain dalam keadaan washal, maka khalaf membaca dengan 2 versi yakni saktah dan tanpa saktah pada setiap, seperti عذابٌ أليم
e. Adapun dalam keadaan waqaf, maka dibaca dengan 3 versi, yakni tanpa saktah dan ditambah naql.
7) Idzhar dan Idgham
a. Setiap terdapat nun sukun atau tanwin yang bertemu و atau ي , baik dalam satu kalimat maka khalaf membaca dengan bila ghunnah (tanpa dengung)
b. Setiap huruf dal lafal اِذْ bertemu hurufت dan د , maka khalaf membaca idgham
c. Setiap hurufdzal lafal قد bertemu hurufج ز ذ س صض ظ ش maka khalaf membaca idgham,
d. Setiap ta’nits (ت) bertemu pada huruf ت ج ز س ص ظ , maka khalaf idgham
e. Setiap huruf lam lafalهل bertemu dengn huruf ث ت maka khalaf membaca idgham
f. Setiap huruf lam lafal بل bertemu dengan huruf ظ س maka khalaf membaca idgham
g. Setiap lafal tertentu yang berdekatan makhrajnya, seperti ذْ bertemu hurufت dalam lafal اتَّخذْتُم maka khalaf membaca idgham
h. Adapun pada lafal فالزَّاجرات زجرًا maka khalaf membaca dengan idgham kabir.
8) Fathah dan Imalah
Khalaf membaca imalah pada :
a) Setiap lafal dzawatil ya’, seperti الهدى
b) Setiap alif ta’nits sepeti lafalالموتى
c) Setiap lafal متى
d) Setiap lafalرأى imalah ra’ dan hamzahnya
e) Setiap lafal نأى imalah nun dan hamzahnya
f) Setiap lafal شاء حاق خاب
g) Setiap huruf hijaiyah ح ي ط ه ر ,pada awal surat (fawatih as-suwar),sepert الر طه
h) Dalam akhir ayat dalam 11 surat tertentu, khalaf membacaseluruh alif yang aslinya ya’, atau alif yang berbentuk ya’ (dzawatil ya’) dengan imalah semua tanpa dibaca fathah. Surat tersebut ialah Taha, an-Najm , al-Ma’arij, al-Qiyamah, an-Naziat, ‘Abasa, al-A’la, asy-Syams, al-Lail, ad-Duha, dan al-‘Alaq, selain itu terkadang khalaf juga membaca dengan taqlil, yakni pada :
a. Setiap lafalالـتَّرَى
b. Setiap lafal ابوار القهّضرُ
9) Khalaf dalam keadaan Waqaf
a. Setiap terdapat hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harokatnya, maka dalam keadaan waqaf khalaf membaca ibdal hamzah (mengganti hamzah menjad ي/وْ ) seperti يؤمنون – يومنون
b. Setiap hamzahyang berada diujun g kalimah dan sebelumnya berupa alif, maka khalaf dalam keadan waqaf mengganti hamzah menjadi alif (ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab Fayd al- Barakat sepertiالسفهأ
c. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa waw, maka khalaf dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi, yakni tashil hamzah dan ibdal ya’ dan memindah ya’ kepada huruf sebelumnya disertai membuang hamzah dari, sepert مستهزئون ن – مستهزيون – مستهزون .
d. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf zaidah (huruf tambahan) و ق danل maka dalam keadaan waqaf khalaf membaca tahqiq hamzah dan tashil dalam keadaan waqaf dari, seperti وابصارهم
e. Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ba’ zaidah(tambahan), maka khalaf membaca tahqiq hamzah dan menggantinya dengan ya’ dalam keadaan waqaf dari sepert بيمر – بأمر
f. Setiap lafal شيئ baik ketika rafa’ dan jer, maka ketika waqaf khalaf membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya dengan sukun, raum dan ibdal, seperti شيئ – شيّ – شيّ – شيّ (samaseperti bacaan Hisyam)
g. Setiap lafal شيئا yang dibaca nashab, maka khalaf ketika waqaf membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya’ kemudian di idghamkan sehingga menjadi ya’ bertasydid, dan naql lafal, seperti شيا – شيًّ – شيئّا
h. Setiap hamzah yang berad di akhir kalimat yang sebelumnya alif, maka ketika waqaf khalaf membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat dari sepertiبنا – بناء [2]
2. Riwayat Khallad
1) Memissah diantara dua surat
Khallad memisah diantara dua surat dengan mewasalkan kedua surat dengan tanp basmalah
2) Mim jama’
a) Khallad membaca dhummah, ha’, dan sukunnya mim lafal عليهم اليهم لديهم
b) Khallad membaca dhummah ha’ dan mim dari setiap mim jama’ yang sesudahnya berupa sukun, dan sebelumnya berupa ha’ baik sebelumnya ada huruf ya’ sukun ataupun tidak, contoh sepertiعليهم الذلة
3) Panjang dan pendek bacaannya
a. Apabila mad muttashil maka khallad membaca tiga alif, seperti جأ
b. Apabila mad munfashil maka khallad membaca 3 alif, sepertiبما انزل
4) Dua hamzah berurutan dalam satu kalimat maupun dua kalimat
Adapun dalam bacaan hamzah berurutan baik dalam satu dan dua kata, baik harakatnya sama maupun beda, maka bacaannya khallad pun biasa, yakni tahqiq semua, seperti ءأنذرتهم
5) Isymam
a. Khallad membaca Isymam dengan suara shad ke huruf ya’ hanya pada lafal..... dalam surat al-fatihah.
6) Sktah
a. Setiap hamzah hidup dan sebelumnya berupa sukunnya ال ta’rif, dalam satu kata dlam keadaan washal, maka khallad membaca dengan dua versi, yakni tanpa saktah dan saktah, seperti lafal وب الاخرة
b. Adapun dalam keadaan waqaf, menurut kitab faydh al-Barakat maka dibaca dengan tiga versi, yakni tanpa saktah, saktah dan ditambah naql, sedangkan menurut kitab lain ialahdua versi, yakni naql dan saktah.
c. Setiap lafal شيء (rafa’ dan jer) dalam keadaan washal dengan dua versi dalam keadaan tanpa saktah dan saktah.
d. Setiap terdapat hamzah qatha’ yang sebelumnya berupa tanwin atausukun yang berada dikalimat lain dalam keadaan waqaf, maka khallad membaca dengan dua versi yakni tahqiq dan naq, seperti pada lafalعذاب اليم
7) Idzhar dan Idgham
a. Setiap huruf dzal lafal اذ bertemu huruf ta’ dan dal, maka khallad membaca idgham seperti ادّخل
b. Setiap huruf dal lafal قد bertemu huruf ج ز ذ س ش ص ض ظ . maka khallad membaca idgham seperti قد جاءكم
c. Setiap ta’ ta’nits bertemu pada huruf ث ج ز س ص ظ maka khallad membaca idgham seperti انبتتت سبع
d. Setiap huruf lam lafal مل bertemu huruf ت , maka khallad membaca idgham seperti هل ثُوِّب
e. Setiap lafal tertentu yang brdekatan makhrajnya seperti ذْ bertemu huruf تdalam lafal اتخذتُ maka khallad membaca idgham
f. Adapun pada lafal طائفة بيَّت
g. فالزَّاجِرات زجرًا maka khallad membaca dengan idgham kabir.
8) Fathah dan Imalah
Khallad membaca imalah pada :
a. Seperti lafal dzawatil ya’, seperti lafal الهدَي
b. Seperti alif ta’nits seperti lafal الموتى
c. Setiap lafal متى بلى عمى
d. Setiap lafal زأى (imalah ra’ dan hamzahnya)
e. Setiap lafal نأى ( imalah nun dan hamzahnya)
f. Setiap lafal طَابَ زَاغَ خافَ
g. Setiap huruf hijaiyah ح ي ط ه ر pada awal surat ( fawatih as- suwar ) sepert طه الر
h. Dalam akhir ayat dalam sebelas surat tertentu, khallad membaca seluruh alif yang aslinya ya’ atau alifyang berbentuk ya’ ( dzawatil a’) dengan imalah semua tanpa dibaca fathah.
Surat tersebut ialah Taha, an-Najm, al-Ma’arij, al-Qiyamah, an-Nazi’at, ‘Abasa al- A’la, as-Syam, al-Lail, ad-Dhuha, dan al-Alaq
Selain itu terkadang khallad juga membaca dengan taklil, yakni pada :
a. Setiap lafal التَّورِقُ
b. Setiap lafalالبَوارِ, القهَّا
9) Khallad dalam keadaan Waqaf
a. Setiap terdapat hamzah yang berharakat sukun jatuh setelah huruf hidup yang sesuai dengan harakatnya maka dalam keadaan waqaf khalld membaca ibdal hamzah ( mengganti hamzah menjadi وْ\ يْ ) sepertiيُؤمِنُونَ
b. Setiap hamzah yang berada diujung kalimat yang sebelumnya berupa alif, maka khallad dalam keadaan waqaf mengganti hamzah dengan alif ( ibdal) dengan 2 dan 6 harakat menurut versi kitab fayd al-Barakat seperti السُّفَهَا
Adapun cara membaca lafal ini menurut riwayat ulama’ qiraat dari mesir yang diterima penulis, ada lebih banyak ragam cara membacanya, akan tetapi disini penulis menyukupkan dengan pendapat yang lebih ringkas untuk lebih memudahkan di faham bagi para pemula.
c. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa kasrah dan sesudahnya berupa و, maka khallad dalam keadaan waqaf membaca dengan 3 versi, yakni tashil hamzah dan ibdal ya’ dan memindah ya’ kepada huruf sebelumnya disertai membuang hamzah dari, seperti مُسْتَهزِونَ - مُستهزيوْنَ - مُستَهزُونَ
d. Setiap hamzah yang sebelumnya berupa huruf za’idah (huruf tambahan) و ف dan ل, maka dalam keadaan waqaf khallad membaca tahqiq hamzah dan tashil dalam keadaan waqaf dari, seperti وأَبْصَارِهِم
e. Setiap hamzah yang berharakat fathah sebelumnya berupa ب zaidah, maka khallad membaca tahqiq hamzah dan menggantinya dengan ya’ dalam keadaan waqaf dari sepert بِيَمْره - بأَمرِه
f. Setiap lafal... baik ketika rafa’ dan jer, maka ketika waqaf khallad membaca 4 versi, yakni dengan naql (memindah harakat) dan membacanya dengan sukun, raum, dan ibdal, seperti شيئ – شيّ – شيّ – شيّ ( sama seperti bacaan Hisyam)
g. Setiap lafal شيئًاyang di baca nashab, maka khallad ketika waqaf membaca ibdal (dengan mengganti hamzah menjadi ya’ kemudian di idghamkan sehingga menjadi ya’ bertasydid) dan naql lafal, sepertiشَيا- شَيٌّا- شيئًا
h. Setiap hamzah yang berada diakhir kalimat yang sebelumnya berupa alif, maka ketika waqaf khallad membaca tashil hamzah dengan 2 dan 6 harakat dari seperti بِنا-بِناءً
10) Kalimat- kalimat yang cara bacanya berbeda dengan Hafsh[3]
Adapun diantara sebagian kalimat- kalimat yang cara bacanya berbeda dengan riwayat Hafsh ialah
a. Membaca lafalيُبْنَيَّ dalam surat Hud, Yusuf, Luqman, dan al-Shaffat dengan kasrah ya’nya sehingga menjadi يُبنَيَّ, dan masih banyak lagi lainnya dalam kaidah farsy
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Imam Hamzah ini terkenal sebagai seorang imam Qiraat di kota Kuufah, dua perawinya yaitu Khalaf dan Khalad, ada beberapa perbedaan yang diriwayatkan oleh khalaf dan khalad.
Daftar Pustaka
Albab, Chasan, Pengantar Qira’at Tujuh, Semarang : Moncer Press, 2016.
http://supris-returns.blogspot.co.id/2010/01/biografi-imam-hamzah-qiraat-sabah.html
Friday, February 21, 2020
_"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ... nasehat anak kecil kepada Imam Abu Hanifah
Nu'man bin Tsabit yang dikenal
dengan sebutan
*Abu Hanifah*,
atau populer disebut
*IMAM HANAFI*,
pernah berpapasan
dengan anak kecil yang berjalan
mengenakan sepatu kayu
(terompah kayu).
Sang Imam berkata:
_"Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir."_
Bocah ini pun tersenyum
dan mengucapkan terima kasih,
dan bertanya:
_"Bolehkah saya tahu namamu Tuan?"_
_"Nu'man namaku",_
Jawab sang Imam.
_"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar *Al-imam Al-a'dhom*. (Imam Agung) itu..??"_
tanya si bocah.
_"Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakat-lah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku."_
Si bocah berkata lagi:
_"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. *Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal,* jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya."_
Ulama terkenal yang diikuti banyak umat itupun tersungkur menangis.
*Imam Abu Hanifah*
bersyukur.
Siapa sangka,
peringatan datang dari lidah
seorang bocah.
Betapa banyak manusia
*tertipu karena popularitas,*
*tertipu karena kedudukan dan jabatan,*
*tertipu karena gelar*
*tertipu karena maqom dan posisi,*
*tertipu karena harta yang berlimpah,*
*tertipu karena status sosial dll.*
Jangan sampai kita
~tergelincir...
~jadi angkuh
&
~sombong.
karenanya,
PEPATAH MENGATAKAN:
*_"SEPASANG TANGAN YANG MEMEGANGMU KALA TERJATUH, LEBIH HARUS KAU PERCAYAI_* _*DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA ENGKAU TIBA DI PUNCAK SUKSESMU".*
Jazakumullah
dengan sebutan
*Abu Hanifah*,
atau populer disebut
*IMAM HANAFI*,
pernah berpapasan
dengan anak kecil yang berjalan
mengenakan sepatu kayu
(terompah kayu).
Sang Imam berkata:
_"Hati-hati nak dengan sepatu kayumu itu, jangan sampai kau tergelincir."_
Bocah ini pun tersenyum
dan mengucapkan terima kasih,
dan bertanya:
_"Bolehkah saya tahu namamu Tuan?"_
_"Nu'man namaku",_
Jawab sang Imam.
_"Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar *Al-imam Al-a'dhom*. (Imam Agung) itu..??"_
tanya si bocah.
_"Bukan aku yang memberi gelar itu, masyarakat-lah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku."_
Si bocah berkata lagi:
_"Wahai Imam, hati-hati dengan gelarmu. Jangan sampai tuan tergelincir ke neraka karena gelar itu...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. *Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal,* jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya."_
Ulama terkenal yang diikuti banyak umat itupun tersungkur menangis.
*Imam Abu Hanifah*
bersyukur.
Siapa sangka,
peringatan datang dari lidah
seorang bocah.
Betapa banyak manusia
*tertipu karena popularitas,*
*tertipu karena kedudukan dan jabatan,*
*tertipu karena gelar*
*tertipu karena maqom dan posisi,*
*tertipu karena harta yang berlimpah,*
*tertipu karena status sosial dll.*
Jangan sampai kita
~tergelincir...
~jadi angkuh
&
~sombong.
karenanya,
PEPATAH MENGATAKAN:
*_"SEPASANG TANGAN YANG MEMEGANGMU KALA TERJATUH, LEBIH HARUS KAU PERCAYAI_* _*DARIPADA SERIBU TANGAN YANG MENYAMBUTMU KALA ENGKAU TIBA DI PUNCAK SUKSESMU".*
Jazakumullah
4 keutamaan mempelajari bahasa arab yg disebutkan didalam Al Qur'an yg membedakan ia dengan bahasa lainnya :
4 keutamaan mempelajari bahasa arab yg disebutkan didalam Al Qur'an yg membedakan ia dengan bahasa lainnya :
Bismillah.
1. (QS. Yusuf [12]: 2)
Bahasa arab adalah bahasa yang
(fasih, jelas, luas makna
dan kosa katanya) - Tafsir Ibn
Katsir رحمه الله تعالی
2. (QS. Asy-Syu’ara [26]: 192-195)
bahasa yang paling mulia yang
mana dengannya diutus kepada
rasul/manusia yang paling utama
- Tafsir Abdurahman as sa'dy
3. (QS. Az-Zumar: 27-28)
“Bahasa Arab adalah syi’ar Islam
dan syi’ar kaum muslimin.” -
Syaikhul islam ibn taimiyah dalam
Iqtidha’ Shirath Al-Mustaqim.
4. (ar Ra'du : 37)
Bahasa Arab adalah bahasa yang
lurus, mudah dipahami dan
mudah digunakan sebagai hukum
bagi manusia - Tafsir al Jalalin
Sumber : yufid.com
_______________
1.bahasa arab adalah bahasa yg lurus.seperti dalam surat azzumar ayat 28
قرانا عربيا غير ذي عوج لعلهم يتقون
ialah alquran dlm bahasa arab yg tdk ada kebengkokan(di dalamnya)supaya mereka bertaqwa
2.diturunkan dg bhs yg mulia yaitu bahasa arab.seperti dlm surat yusuf ayat 2
إنا أنزلناه قرانا عربيا لعلكم تعقلون
sesungguhnya kami menurunkannya berupa alquran dg bahasa arab agar kamu memahaminya
3.bahasa arab bahasa yang mudah diucapkan.seperti dalam surat maryam ayat 97
فانما يسرنٰه بلسانك
sungguh telah Aku mudahkan alquran hanya dengan bahasamu
4.bahasa arab mudah dipelajari.seperti di surat Alqomar ayat 17
و لقد يسرناالقران للذكر فهل من مدكر
dan sungguh telah kami mudahkan Alquran untuk dipelajari.adakah yang mau mengambil pelajaran.
-------------
Keutamaan Bahasa Arab Dalam Al-Qur'an.
1. Bahasa untuk memahami.
إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّۭا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.
2. Bahasa yang terang.
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُۥ بَشَرٌۭ ۗ لِّسَانُ ٱلَّذِى يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِىٌّۭ وَهَـٰذَا لِسَانٌ عَرَبِىٌّۭ مُّبِينٌ
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya Al Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)". Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa 'Ajam, sedang Al Quran adalah dalam bahasa Arab yang terang.
(An-Nahl 16 : 103)
3. Bahasa yang tidak ada kebengkokan padanya.
قُرْءَانًا عَرَبِيًّا غَيْرَ ذِى عِوَجٍۢ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
(Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.
(Az-Zumar 39 : 28)
4. Bahasa yang jelas.
بِلِسَانٍ عَرَبِىٍّۢ مُّبِينٍۢ
dengan bahasa Arab yang jelas.
(Ash-Suu'ara 26 : 195)
____________________
🌹. Dalam Q. S. Ar-Ra'du: 37
وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا
" _dan demikianlah, kami telah menurunkan Al-Qur`an itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab." (QS.Ar-Ra'du:37)_
🌹. بَلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِيْنٍ
" _Al- Qur`an itu turun dengan bahasa Arab yang mubin." (QS.as-Syu'ara:195)_
🌹. إنا أنزلناه قرآنا عربيا لعلكم تعقلون
"sesungguhnya kami menurunkan berupa Al- Qur`an dengan bahasa Arab supaya kamu memahaminya". ( QS yusuf ayat 2)
🌹ولقظ ضربنا للناس في هذا القرآن من كل مثل لعلهم يتذكرون. قرآنا عربيا غيرذي عوج لعلهم يتقون
" sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur`an ini setiap macam perumpaan supaya mereka dapat pelajaran (ialah) Al-Qur`an dengan bahasa arab yg tidak ada kebengkokan di dalamnya supaya mereka bertakwa (Q. S azzumar 27-28)
_________________
4 Keutamaan mempelajari bahasa arab yg disebutkan didalam al-quran yg membedakan ia dg bahasa yg lainnya :
1. Bahasa Arab adalah bahasa Al Quran untuk meningkatkan taqwa (QS Az-Zumar: 28).
2. Bahasa Arab itu jelas dan lugas (QS Asy-Syuara: 195).
3. Bahasa Arab adalah sumber ilmu atau informasi bagi kaum yang mengetahui (QS Fushilat: 3)
4. Bahasa Arab adalah bahasa kaum yang berakal/berpikir (QS Yusuf: 2).
Keutamaan Menahan Amarah
📋 *KEUTAMAAN MENAHAN MARAH*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا - وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ - دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan marah, padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah akan menyerunya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, hingga ia dipersilahkan oleh Allah ta’ala untuk memilih bidadari mana saja yang ia kehendaki.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Mu’adz bin Anas radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 2753]
Penjelasan Makna Hadits:
Ath-Thiybi rahimahullah berkata,
وَإِنَّمَا حُمِدَ الْكَظْمُ لِأَنَّهُ قَهْرٌ لِلنَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوءِ ، وَلِذَلِكَ مَدَحَهُمْ اللَّهُ تَعَالَى بِقَوْلِهِ: {وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنْ النَّاسِ} وَمَنْ نَهَى النَّفْسَ عَنْ هَوَاهُ فَإِنَّ الْجَنَّةَ مَأْوَاهُ وَالْحُورَ الْعِينَ جَزَاهُ
"Hanyalah menahan marah itu terpuji karena adanya pengekangan terhadap jiwa yang memerintahkan kepada kejelekan, oleh karena itu Allah telah memuji orang-orang yang melakukannya, dalam firman-Nya,
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.” (Ali Imron: 134)
Maka barangsiapa yang menahan jiwanya dari hawa nafsu, surga adalah tempatnya dan bidadari adalah balasannya." [Tuhfatul Ahwadzi, 5/278]
Al-Qori rahimahullah berkata,
وَهَذَا الثَّنَاءُ الْجَمِيلُ وَالْجَزَاءُ الْجَزِيلُ إِذَا تَرَتَّبَ عَلَى مُجَرَّدِ كَظْمِ الْغَيْظِ فَكَيْفَ إِذَا اِنْضَمَّ الْعَفْوُ إِلَيْهِ أَوْ زَادَ بِالْإِحْسَانِ عَلَيْهِ
"Ini adalah sanjungan yang indah dan balasan yang besar apabila seseorang sekedar menahan marah, apalagi jika dia menambah dengan pemaafan, atau menambah dengan perbuatan baik kepada orang yang membuatnya marah (maka tentu balasannya akan lebih besar lagi)." [Tuhfatul Ahwadzi, 5/278]
✒ Ustadz Sofyan Chalid Ruray
〰〰〰〰〰〰〰
📱JOIN US
*Whatsapp* :
*Pria (Ikhwan):*
https://chat.whatsapp.com/KOIKoNRbMlL1Ecbl4I3i9P
*Wanita (Akhwat) :*
https://chat.whatsapp.com/LRky2Psu1wI6sDciw6IIJJ
*Telegram :*
https://t.me/moslemnextgeneration
*Telegram ThibbunNabawiy*
https://t.me/mp3kajiantibbunnabawiy
📸Dipersilahkan join dengan channel FB/IG/YT abdurrahman dani
〰〰〰〰〰〰〰
📡 Disebarkan dan diedit oleh :
_Grup📱WA *• MNG•*_
*(Moslem & Moslemah Next Generation)*
*مــــجموعــــة شـــباب الــــغد*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا - وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ - دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنَ الْحُورِ مَا شَاءَ
“Barangsiapa yang menahan marah, padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah akan menyerunya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, hingga ia dipersilahkan oleh Allah ta’ala untuk memilih bidadari mana saja yang ia kehendaki.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Mu’adz bin Anas radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 2753]
Penjelasan Makna Hadits:
Ath-Thiybi rahimahullah berkata,
وَإِنَّمَا حُمِدَ الْكَظْمُ لِأَنَّهُ قَهْرٌ لِلنَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوءِ ، وَلِذَلِكَ مَدَحَهُمْ اللَّهُ تَعَالَى بِقَوْلِهِ: {وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنْ النَّاسِ} وَمَنْ نَهَى النَّفْسَ عَنْ هَوَاهُ فَإِنَّ الْجَنَّةَ مَأْوَاهُ وَالْحُورَ الْعِينَ جَزَاهُ
"Hanyalah menahan marah itu terpuji karena adanya pengekangan terhadap jiwa yang memerintahkan kepada kejelekan, oleh karena itu Allah telah memuji orang-orang yang melakukannya, dalam firman-Nya,
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.” (Ali Imron: 134)
Maka barangsiapa yang menahan jiwanya dari hawa nafsu, surga adalah tempatnya dan bidadari adalah balasannya." [Tuhfatul Ahwadzi, 5/278]
Al-Qori rahimahullah berkata,
وَهَذَا الثَّنَاءُ الْجَمِيلُ وَالْجَزَاءُ الْجَزِيلُ إِذَا تَرَتَّبَ عَلَى مُجَرَّدِ كَظْمِ الْغَيْظِ فَكَيْفَ إِذَا اِنْضَمَّ الْعَفْوُ إِلَيْهِ أَوْ زَادَ بِالْإِحْسَانِ عَلَيْهِ
"Ini adalah sanjungan yang indah dan balasan yang besar apabila seseorang sekedar menahan marah, apalagi jika dia menambah dengan pemaafan, atau menambah dengan perbuatan baik kepada orang yang membuatnya marah (maka tentu balasannya akan lebih besar lagi)." [Tuhfatul Ahwadzi, 5/278]
✒ Ustadz Sofyan Chalid Ruray
〰〰〰〰〰〰〰
📱JOIN US
*Whatsapp* :
*Pria (Ikhwan):*
https://chat.whatsapp.com/KOIKoNRbMlL1Ecbl4I3i9P
*Wanita (Akhwat) :*
https://chat.whatsapp.com/LRky2Psu1wI6sDciw6IIJJ
*Telegram :*
https://t.me/moslemnextgeneration
*Telegram ThibbunNabawiy*
https://t.me/mp3kajiantibbunnabawiy
📸Dipersilahkan join dengan channel FB/IG/YT abdurrahman dani
〰〰〰〰〰〰〰
📡 Disebarkan dan diedit oleh :
_Grup📱WA *• MNG•*_
*(Moslem & Moslemah Next Generation)*
*مــــجموعــــة شـــباب الــــغد*
Thursday, February 20, 2020
kisah Seorang Putra Sholihah Yang Menakjubkan
*KISAH SEORANG PUTRI SHOLIHAH YANG MENAKJUBKAN*
________✒
Kisah seorang wanita yang bernama ‘Abiir yang sedang dilanda penyakit kanker. Ia mengirimkan sebuah surat berisi kisahnya ke acara keluarga mingguan _“Buyuut Muthma’innah”_ (rumah idaman) di Radio Qur’an Arab Saudi, lalu menuturkan kisahnya yang membuat para pendengar tidak kuasa menahan air mata mereka.
Kisah yang sangat menyedihkan ini dibacakan di salah satu hari dari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan lalu (tahun 2011).
Berikut ini kisahnya –sebagaimana dituturkan kembali oleh sang pembawa acara DR Adil Alu Abdul Jabbaar- :
Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik jelita dan mengagumkan, bahkan mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kecantikannya merupakan tanda kebesaran Allah.
Setiap lelaki yang disekitarnya berangan-angan untuk memperistrikannya atau menjadikannya sebagai menantu putra-putranya. Hal ini jelas dari pembicaraan ‘Abiir tatkala bercerita tentang dirinya dalam acara Radio Qur’an Saudi _“Buyuut Muthma’innah”._ Ia bertutur tentang dirinya:
“Umurku sekarang 28 tahun, seorang wanita yang cantik dan kaya raya, ibu seorang putri yang berumur 9 tahun yang bernama Mayaa’. Kalian telah berbincang-bincang tentang penyakit kanker, maka izinkanlah aku untuk menceritakan kepada kalian tentang kisahku yang menyedihkan….dan bagaimana kondisiku dalam menghadapi pedihnya kankerku dan sakitnya yang berkepanjangan, dan perjuangan keras dalam menghadapinya.
Bahkan sampai-sampai aku menangis akibat keluhan rasa sakit dan kepayahan yang aku rasakan.
Aku tidak akan lupa saat-saat dimana aku harus menggunakan obat-obat kimia, terutama tatkala pertama kali aku mengkonsumsinya karena kawatir dengan efek/dampak buruk yang timbul…akan tetapi aku sabar menghadapinya..meskipun hatiku teriris-iris karena gelisah dan rasa takut.
Setelah beberapa lama mengkonsumsi obat-obatan kimia tersebut mulailah rambutku berguguran…rambut yang sangat indah yang dikenal oleh orang yang dekat maupun yang jauh dariku.
Sungguh…rambutku yang indah tersebut merupakan mahkota yang selalu aku kenakan di atas kepalaku. Akan tetapi penyakit kankerlah yang menggugurkan mahkotaku…helai demi helai berguguran di depan kedua mataku.
Pada suatu malam datanglah Mayaa’ putriku lalu duduk di sampingku. Ia membawa sedikit manisan (kue). Kamipun mulai menyaksikan sebuah acara di salah satu stasiun televisi, lalu iapun mematikan televisi, lalu memandang kepadaku dan berkata,
_“Mama…engkau dalam keadaan baik..??”._
Aku menjawab, _“Iya”._
Lalu putriku memegang uraian rambutku…ternyata uraian rambut itupun berguguran di tangan putriku. Iapun mengelus-negelus rambutku ternyata berguguran beberapa helai rambutku di hadapannya. Lalu aku berkata kepada putriku,
_“Bagaimana menurutmu dengan kondisiku ini wahai Mayaa’..?”,_ iapun menangis.
Lalu iapun mengusap air matanya dengan kedua tangannya, seraya berkata,
_“Waha mama…rambutmu yang gugur ini adalah amalan-amalan kebaikan”,_
lalu iapun mulai mengumpulkan rambut-rambutku yang berguguran tadi dan meletakkannya di secarik tisu. Akupun menangis melihatnya hingga teriris-iris hatiku karena tangisanku, lalu aku memeluknya di dadaku, dan aku berdoa kepada Allah agar menyembuhkan aku dan memanjangkan umurku demi Mayaa’ putriku ini, dan agar aku tidak meninggal karena penyakitku ini, dan agar Allah menyabarkan aku menahan pedihnya penyakitku ini….
Keeseokan harinya akupun meminta kepada suamiku alat cukur, lalu akupun mencukur seluruh rambutku di kamar mandi tanpa diketahui oleh seorangpun, agar aku tidak lagi sedih melihat rambutku yang selalu berguguran… di ruang tamu…, di dapur…di tempat duduk…di tempat tidur…di mobil…tidak ada tempat yang selamat dari bergugurnya rambutku.
Setelah itu akupun selalu memakai penutup kepala di rumah, akan tetapi Mayaa putriku mengeluhkan akan hal itu lalu melepaskan penutup kepalaku. Iapun terperanjak melihat rambutku yang tercukur habis. Ia berkata,
_“Mama..kenapa engkau melakukan ini ?!, apakah engkau lupa bahwa aku telah berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu, dan agar rambutmu tidak berguguran lagi?!. Tidakkah engkau tahu bahwasanya Allah akan mengabulkan doaku…Allah akan menjawab permintaanku…!!, Allah tidak menolak permintaanku…!!. Aku telah berdoa untukmu mama dalam sujudku agar Allah mengembalikan rambutmu lebih indah lagi dari sebelumnya…lebih banyak dan lebih cantik._
_Mama…sudah sebulan aku tidak membeli sarapan pagi di sekolah dengan uang jajanku, aku selalu menyedekahkan uang jajanku untuk para pembantu yang miskin di sekolah, dan aku meminta kepada mereka untuk mendoakanmu. Mama…tidakkah engkau tahu bahwasanya aku telah meminta kepada sahabatku Manaal agar meminta neneknya yang baik untuk mendoakan kesembuhanmu??. Mamaa…aku cinta kepada Allah…dan Dia akan mengabulkan doaku dan tidak akan menolak permintaanku…dan Dia akan segera menyembuhkanmu”_
Mendengar tuturan putriku akupun tidak kuasa untuk menahan air mataku…begitu yakinnya ia…, begitu kuat dan berani jiwanya…lalu akupun memeluknya sambil menangis…”.
Putriku lalu duduk bertelekan kedua lututnya menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya berdoa agar Allah menyembuhkanku sambil menangis. Ia menoleh kepadaku dan berkata,
_“Mama..hari ini adalah hari jum’at, dan saat ini adalah waktu mustajaab (terkabulnya doa)…aku berdoa untuk kesembuhanmu. Ustadzah Nuuroh hari ini mengabarkan aku tentang waktu mustajab ini.”_
Sungguh hatiku teriris-iris melihat sikap putriku kepadaku… Akupun pergi ke kamarku dan tidur. Aku tidak merasa dan tidak terjaga kecuali saat aku mendengar lantunan ayat kursi dan surat Al-Fatihah yang dibaca oleh putriku dengan suaranya yang merdu dan lembut…aku merasakan ketentaraman…aku merasakan kekuatan…aku merasakan semangat yang lebih banyak. Sudah sering kali aku memintanya untuk membacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas kepadaku jika aku tidak bisa tidur karena rasa sakit yang parah…akupun memanggilnya untuk membacakan al-Qur’an untukku.
Sebulan kemudian –setelah menggunakan obat-obatan kimia- akupun kembali periksa di rumah sakit. Para dokter mengabarkan kepadaku bahwa saat ini aku sudah tidak membutuhkan lagi obat-obatan kimia tersebut, dan kondisiku telah semakin membaik. Akupun menangis karena saking gembiranya mendengar hal ini. Dan dokter marah kepadaku karena aku telah mencukur rambutku dan ia mengingatkan aku bahwasanya aku harus kuat dan beriman kepada Allah serta yakin bahwasanya kesembuhan ada di tangan Allah.
Lalu aku kembali ke rumah dengan sangat gembira…dengan perasaan sangat penuh pengharapan…putriku Mayaa’ tertawa karena kebahagiaan dan kegembiraanku. Ia berkata kepadaku di mobil,
_“Mama…dokter itu tidak ngerti apa-apa, Robku yang mengetahui segala-galanya”._
Aku berkata, _“Maksudmu?”._
Ia berkata, _“Aku mendengar papa berbicara dengan sahabatnya di HP, papa berkata padanya bahwasanya keuntungan toko bulan ini seluruhnya ia berikan kepada yayasan sosial panti asuhan agar Allah menyembuhkan uminya Mayaa”._
Akupun menangis mendengar tuturannya…karena keuntungan toko tidak kurang dari 200 ribu real (sekitar 500 juta rupiah), dan terkadang lebih dari itu.
Sekarang kondisiku –Alhamdulillah- terus membaik, pertama karena karunia Allah, kemudian karena kuatnya Mayaa putriku yang telah membantuku dalam perjuangan melawan penyakit kanker yang sangat buruk ini.
Ia telah mengingatkan aku kepada Allah dan bahwasanya kesembuhan di tangan-Nya…sebagaimana aku tidak lupa dengan jasa suamiku yang mulia yang telah bersedekah secara diam-diam tanpa mengabariku yang merupakan sebab berkurangnya rasa sakit yang aku rasakan.
Aku berdoa kepada Allah agar menyegerakan kesembuhanku dan juga bagi setiap lelaki atau wanita yang terkena penyakit kanker. Sungguh kami menghadapi rasa sakit yang pedih yang merusak tubuh kami dan juga jiwa kami…akan tetapi rahmat Allah dan karuniaNya lebih besar dan lebih luas sebelum dan susudahnya”
_(Diterjemahkan oleh Firanda Andirja, semoga Allah menyegerakan kesembuhan bagi ukhti ‘Abiir)_
www.firanda.com
*Oleh: Mutiara Risalah Islam*
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?
📝 Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, dan Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 Daftar Group WA: [Nama, Nomor wa, Jenis Kelamin]
kirim ke https://api.whatsapp.com/send?phone=6289628222285
________✒
Kisah seorang wanita yang bernama ‘Abiir yang sedang dilanda penyakit kanker. Ia mengirimkan sebuah surat berisi kisahnya ke acara keluarga mingguan _“Buyuut Muthma’innah”_ (rumah idaman) di Radio Qur’an Arab Saudi, lalu menuturkan kisahnya yang membuat para pendengar tidak kuasa menahan air mata mereka.
Kisah yang sangat menyedihkan ini dibacakan di salah satu hari dari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan lalu (tahun 2011).
Berikut ini kisahnya –sebagaimana dituturkan kembali oleh sang pembawa acara DR Adil Alu Abdul Jabbaar- :
Ia adalah seorang wanita yang sangat cantik jelita dan mengagumkan, bahkan mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kecantikannya merupakan tanda kebesaran Allah.
Setiap lelaki yang disekitarnya berangan-angan untuk memperistrikannya atau menjadikannya sebagai menantu putra-putranya. Hal ini jelas dari pembicaraan ‘Abiir tatkala bercerita tentang dirinya dalam acara Radio Qur’an Saudi _“Buyuut Muthma’innah”._ Ia bertutur tentang dirinya:
“Umurku sekarang 28 tahun, seorang wanita yang cantik dan kaya raya, ibu seorang putri yang berumur 9 tahun yang bernama Mayaa’. Kalian telah berbincang-bincang tentang penyakit kanker, maka izinkanlah aku untuk menceritakan kepada kalian tentang kisahku yang menyedihkan….dan bagaimana kondisiku dalam menghadapi pedihnya kankerku dan sakitnya yang berkepanjangan, dan perjuangan keras dalam menghadapinya.
Bahkan sampai-sampai aku menangis akibat keluhan rasa sakit dan kepayahan yang aku rasakan.
Aku tidak akan lupa saat-saat dimana aku harus menggunakan obat-obat kimia, terutama tatkala pertama kali aku mengkonsumsinya karena kawatir dengan efek/dampak buruk yang timbul…akan tetapi aku sabar menghadapinya..meskipun hatiku teriris-iris karena gelisah dan rasa takut.
Setelah beberapa lama mengkonsumsi obat-obatan kimia tersebut mulailah rambutku berguguran…rambut yang sangat indah yang dikenal oleh orang yang dekat maupun yang jauh dariku.
Sungguh…rambutku yang indah tersebut merupakan mahkota yang selalu aku kenakan di atas kepalaku. Akan tetapi penyakit kankerlah yang menggugurkan mahkotaku…helai demi helai berguguran di depan kedua mataku.
Pada suatu malam datanglah Mayaa’ putriku lalu duduk di sampingku. Ia membawa sedikit manisan (kue). Kamipun mulai menyaksikan sebuah acara di salah satu stasiun televisi, lalu iapun mematikan televisi, lalu memandang kepadaku dan berkata,
_“Mama…engkau dalam keadaan baik..??”._
Aku menjawab, _“Iya”._
Lalu putriku memegang uraian rambutku…ternyata uraian rambut itupun berguguran di tangan putriku. Iapun mengelus-negelus rambutku ternyata berguguran beberapa helai rambutku di hadapannya. Lalu aku berkata kepada putriku,
_“Bagaimana menurutmu dengan kondisiku ini wahai Mayaa’..?”,_ iapun menangis.
Lalu iapun mengusap air matanya dengan kedua tangannya, seraya berkata,
_“Waha mama…rambutmu yang gugur ini adalah amalan-amalan kebaikan”,_
lalu iapun mulai mengumpulkan rambut-rambutku yang berguguran tadi dan meletakkannya di secarik tisu. Akupun menangis melihatnya hingga teriris-iris hatiku karena tangisanku, lalu aku memeluknya di dadaku, dan aku berdoa kepada Allah agar menyembuhkan aku dan memanjangkan umurku demi Mayaa’ putriku ini, dan agar aku tidak meninggal karena penyakitku ini, dan agar Allah menyabarkan aku menahan pedihnya penyakitku ini….
Keeseokan harinya akupun meminta kepada suamiku alat cukur, lalu akupun mencukur seluruh rambutku di kamar mandi tanpa diketahui oleh seorangpun, agar aku tidak lagi sedih melihat rambutku yang selalu berguguran… di ruang tamu…, di dapur…di tempat duduk…di tempat tidur…di mobil…tidak ada tempat yang selamat dari bergugurnya rambutku.
Setelah itu akupun selalu memakai penutup kepala di rumah, akan tetapi Mayaa putriku mengeluhkan akan hal itu lalu melepaskan penutup kepalaku. Iapun terperanjak melihat rambutku yang tercukur habis. Ia berkata,
_“Mama..kenapa engkau melakukan ini ?!, apakah engkau lupa bahwa aku telah berdoa kepada Allah agar menyembuhkanmu, dan agar rambutmu tidak berguguran lagi?!. Tidakkah engkau tahu bahwasanya Allah akan mengabulkan doaku…Allah akan menjawab permintaanku…!!, Allah tidak menolak permintaanku…!!. Aku telah berdoa untukmu mama dalam sujudku agar Allah mengembalikan rambutmu lebih indah lagi dari sebelumnya…lebih banyak dan lebih cantik._
_Mama…sudah sebulan aku tidak membeli sarapan pagi di sekolah dengan uang jajanku, aku selalu menyedekahkan uang jajanku untuk para pembantu yang miskin di sekolah, dan aku meminta kepada mereka untuk mendoakanmu. Mama…tidakkah engkau tahu bahwasanya aku telah meminta kepada sahabatku Manaal agar meminta neneknya yang baik untuk mendoakan kesembuhanmu??. Mamaa…aku cinta kepada Allah…dan Dia akan mengabulkan doaku dan tidak akan menolak permintaanku…dan Dia akan segera menyembuhkanmu”_
Mendengar tuturan putriku akupun tidak kuasa untuk menahan air mataku…begitu yakinnya ia…, begitu kuat dan berani jiwanya…lalu akupun memeluknya sambil menangis…”.
Putriku lalu duduk bertelekan kedua lututnya menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya berdoa agar Allah menyembuhkanku sambil menangis. Ia menoleh kepadaku dan berkata,
_“Mama..hari ini adalah hari jum’at, dan saat ini adalah waktu mustajaab (terkabulnya doa)…aku berdoa untuk kesembuhanmu. Ustadzah Nuuroh hari ini mengabarkan aku tentang waktu mustajab ini.”_
Sungguh hatiku teriris-iris melihat sikap putriku kepadaku… Akupun pergi ke kamarku dan tidur. Aku tidak merasa dan tidak terjaga kecuali saat aku mendengar lantunan ayat kursi dan surat Al-Fatihah yang dibaca oleh putriku dengan suaranya yang merdu dan lembut…aku merasakan ketentaraman…aku merasakan kekuatan…aku merasakan semangat yang lebih banyak. Sudah sering kali aku memintanya untuk membacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas kepadaku jika aku tidak bisa tidur karena rasa sakit yang parah…akupun memanggilnya untuk membacakan al-Qur’an untukku.
Sebulan kemudian –setelah menggunakan obat-obatan kimia- akupun kembali periksa di rumah sakit. Para dokter mengabarkan kepadaku bahwa saat ini aku sudah tidak membutuhkan lagi obat-obatan kimia tersebut, dan kondisiku telah semakin membaik. Akupun menangis karena saking gembiranya mendengar hal ini. Dan dokter marah kepadaku karena aku telah mencukur rambutku dan ia mengingatkan aku bahwasanya aku harus kuat dan beriman kepada Allah serta yakin bahwasanya kesembuhan ada di tangan Allah.
Lalu aku kembali ke rumah dengan sangat gembira…dengan perasaan sangat penuh pengharapan…putriku Mayaa’ tertawa karena kebahagiaan dan kegembiraanku. Ia berkata kepadaku di mobil,
_“Mama…dokter itu tidak ngerti apa-apa, Robku yang mengetahui segala-galanya”._
Aku berkata, _“Maksudmu?”._
Ia berkata, _“Aku mendengar papa berbicara dengan sahabatnya di HP, papa berkata padanya bahwasanya keuntungan toko bulan ini seluruhnya ia berikan kepada yayasan sosial panti asuhan agar Allah menyembuhkan uminya Mayaa”._
Akupun menangis mendengar tuturannya…karena keuntungan toko tidak kurang dari 200 ribu real (sekitar 500 juta rupiah), dan terkadang lebih dari itu.
Sekarang kondisiku –Alhamdulillah- terus membaik, pertama karena karunia Allah, kemudian karena kuatnya Mayaa putriku yang telah membantuku dalam perjuangan melawan penyakit kanker yang sangat buruk ini.
Ia telah mengingatkan aku kepada Allah dan bahwasanya kesembuhan di tangan-Nya…sebagaimana aku tidak lupa dengan jasa suamiku yang mulia yang telah bersedekah secara diam-diam tanpa mengabariku yang merupakan sebab berkurangnya rasa sakit yang aku rasakan.
Aku berdoa kepada Allah agar menyegerakan kesembuhanku dan juga bagi setiap lelaki atau wanita yang terkena penyakit kanker. Sungguh kami menghadapi rasa sakit yang pedih yang merusak tubuh kami dan juga jiwa kami…akan tetapi rahmat Allah dan karuniaNya lebih besar dan lebih luas sebelum dan susudahnya”
_(Diterjemahkan oleh Firanda Andirja, semoga Allah menyegerakan kesembuhan bagi ukhti ‘Abiir)_
www.firanda.com
*Oleh: Mutiara Risalah Islam*
>>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?
📝 Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, dan Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 Daftar Group WA: [Nama, Nomor wa, Jenis Kelamin]
kirim ke https://api.whatsapp.com/send?phone=6289628222285
teknik / cara menghafalkan Al Qur'an
*Menghafal Al-Qur’an (Al-Hifdz At-Tarbawi)*
Sesungguhnya, menghafal Al-Qur’an dalam bentuk Al-Hifdz At-Tarbawi (hafalan untuk pendidikan) terangkum dalam tahapan-tahapan berikut ini.
1. Sebaiknya, permulaan hafalan Al-Qur’an dimulai dari surat An-Naas lalu Al-Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat Al-Qur’an.
Cara seperti ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya dalam shalat baik bagi murid yang masih kecil atau yang sudah dewasa.
Metode pengelompokkan berdasarkan surat lebih mudah dibandingkan dengan pengelompokkan berdasarkan juz.
2. Membagi hafalan menjadi dua bagian:
*Pertama, hafalan baru,*
*Kedua, membaca Al-Qur’an ketika shalat.*
3. Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga Maghrib untuk hafalan baru.
4. Mengkhususkan waktu malam hari, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca Al-Qur’an didalam shalat.
5. Membagi hafalan baru menjadi dua bagian:
*Pertama, hafalan dan kedua, pengulangan.*
Hafalan sebaiknya ditentukan waktunya setelah shalat Fajar dan setelah Ashar, sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.
6. Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih fokus pada pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.
7. Membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai dengan jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam. Inilah yang dinamakan membaca Al-Qur’an di dalam shalat yang lebih dikenal dengan muraja’ah.
8. Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka sebaiknya diulangi pembagian pengelompokkan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahannya.
9. Hafalan sebaiknya dibagi per surat.
10. Tidak dianjurkan bahkan tidak diperbolehkan untuk melewati surat apapun hingga ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun panjangnya.
11. Dianjurkan sekali untuk mendengarkan surat-surat yang akan digunakan shalat malam kepada orang lain.
*12. Apabila ditengah-tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka sebaiknya dilakukan pengulangan kembali di siang hari pada hari berikutnya.*
Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya jangan memulai hafalan baru.
13. Hindari tergesa-gesa ketika membaca Al-Qur’an-bahkan dalam menghafal surat-surat baru- dengan alasan ingin menguatkan hafalan.
Tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an merupakan salah satu sikap lalai terhadap Al-Qur’an.
14. Sangat baik mendidik keluarga dengan metode Al-Hifdz At-Tarbawi.
*Caranya, dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari,*
*mengingatkannya kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh dan berkembang di atas Al-Qur’an.*
15. Membaca apa yang telah ia hafal-walapun satu surat- setiap pekan.
*Pertama, membaca sebuah surat setiap tujuah hari, lalu membacanya lagi setiap tiga puluh hari.*
Sumber:
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur’an, Dr. Khalid bin Abdul Karim Al-Laahim: Pustaka An-Naba’
_______________________
*Selalu Optimis!*
*هُناكَ من يتذمّر لأنّ للورد شوكاً*
*وهُناكَ من يتفاءل لأن فوق الشوكِ وردة*
🌹 *Di sana ada orang yang mengeluh karena bunga mawar memiliki duri.*
🌹 *Di sana ada pula orang yang optimis karena di atas duri terdapat bunga mawar.*
Sesungguhnya, menghafal Al-Qur’an dalam bentuk Al-Hifdz At-Tarbawi (hafalan untuk pendidikan) terangkum dalam tahapan-tahapan berikut ini.
1. Sebaiknya, permulaan hafalan Al-Qur’an dimulai dari surat An-Naas lalu Al-Falaq, yakni kebalikan dari urutan surat-surat Al-Qur’an.
Cara seperti ini akan memudahkan tahapan dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an serta memudahkan latihan dalam membacanya dalam shalat baik bagi murid yang masih kecil atau yang sudah dewasa.
Metode pengelompokkan berdasarkan surat lebih mudah dibandingkan dengan pengelompokkan berdasarkan juz.
2. Membagi hafalan menjadi dua bagian:
*Pertama, hafalan baru,*
*Kedua, membaca Al-Qur’an ketika shalat.*
3. Mengkhususkan waktu siang, yaitu dari fajar hingga Maghrib untuk hafalan baru.
4. Mengkhususkan waktu malam hari, yaitu dari adzan Maghrib hingga adzan Fajar untuk membaca Al-Qur’an didalam shalat.
5. Membagi hafalan baru menjadi dua bagian:
*Pertama, hafalan dan kedua, pengulangan.*
Hafalan sebaiknya ditentukan waktunya setelah shalat Fajar dan setelah Ashar, sedangkan pengulangan dilakukan setelah shalat sunnah atau wajib sepanjang siang hari.
6. Meminimalkan kadar hafalan baru dan lebih fokus pada pengulangan ayat-ayat yang telah dihafal.
7. Membagi ayat-ayat yang telah dihafal menjadi tujuh bagian sesuai dengan jumlah hari dalam sepekan, sehingga membaca setiap bagian dalam shalat setiap malam. Inilah yang dinamakan membaca Al-Qur’an di dalam shalat yang lebih dikenal dengan muraja’ah.
8. Setiap kali bertambah kadar hafalan, maka sebaiknya diulangi pembagian pengelompokkan pekanannya agar sesuai dengan kadar tambahannya.
9. Hafalan sebaiknya dibagi per surat.
10. Tidak dianjurkan bahkan tidak diperbolehkan untuk melewati surat apapun hingga ia menghafalnya secara keseluruhan, seberapa pun panjangnya.
11. Dianjurkan sekali untuk mendengarkan surat-surat yang akan digunakan shalat malam kepada orang lain.
*12. Apabila ditengah-tengah shalat malam mengalami kelemahan dalam hafalan sebagian surat, maka sebaiknya dilakukan pengulangan kembali di siang hari pada hari berikutnya.*
Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya jangan memulai hafalan baru.
13. Hindari tergesa-gesa ketika membaca Al-Qur’an-bahkan dalam menghafal surat-surat baru- dengan alasan ingin menguatkan hafalan.
Tergesa-gesa dalam membaca Al-Qur’an merupakan salah satu sikap lalai terhadap Al-Qur’an.
14. Sangat baik mendidik keluarga dengan metode Al-Hifdz At-Tarbawi.
*Caranya, dengan membuat jadwal pekanan bagi setiap anggota keluarga dan memperdengarkan hafalan kepada mereka di siang hari,*
*mengingatkannya kepada mereka, memotivasi mereka untuk membacanya ketika shalat malam, serta membekali mereka supaya bisa berlatih sehingga tumbuh dan berkembang di atas Al-Qur’an.*
15. Membaca apa yang telah ia hafal-walapun satu surat- setiap pekan.
*Pertama, membaca sebuah surat setiap tujuah hari, lalu membacanya lagi setiap tiga puluh hari.*
Sumber:
Kunci-Kunci Tadabbur Al-Qur’an, Dr. Khalid bin Abdul Karim Al-Laahim: Pustaka An-Naba’
_______________________
*Selalu Optimis!*
*هُناكَ من يتذمّر لأنّ للورد شوكاً*
*وهُناكَ من يتفاءل لأن فوق الشوكِ وردة*
🌹 *Di sana ada orang yang mengeluh karena bunga mawar memiliki duri.*
🌹 *Di sana ada pula orang yang optimis karena di atas duri terdapat bunga mawar.*
Subscribe to:
Comments (Atom)
