Friday, March 13, 2020

*Tak Cuma Kurang Trombosit, Darah yang Kental Juga Bisa Bahayakan Pasien DBD*


Yogyakarta - Saat terkena demam berdarah dengue (DBD), pasien umumnya hanya fokus pada trombosit.
Padahal isu kekentalan darah juga penting.

*Penurunan trombosit dan darah yang kental bisa sama-sama membahayakan pasien demam berdarah.*

"Untuk mencegah kematian, tanya kekentalan darahnya. Darah yang kental itu berbahaya, bukan (hanya)trombosit.

Setiap menjenguk pasien, tanyakan hematokritnya (kekentalan darah) berapa. Ini mudah sekali diperiksa," ujar guru besar Fakultas Kedokteran UGM Prof Dr Sutaryo SpA(K) kepada wartawan di RSUP Dr Sardjito, Sleman, Selasa (16/2/2016).

Lalu, kapan kekentalan darah terjadi? "Pada hari ke 4 (demam).

Kalau kental ya diberi cairan, infus. Sederhana kok pengobatannya," tuturnya.

*Dengan semakin kentalnya darah, maka organ vital akan terganggu, misalnya kinerja otak, ginjal dan jantung.*

Jika ginjal tidak mendapat darah, maka buang air kecil menjadi jarang.

Sedangkan jika jantung dan otak yang tak dapat darah, maka penderita akan mengigau, tak bisa diajak komunikasi dengan baik, hingga shock.

"Sehingga kematian terjadi karena shock (terjadi pada hari ke 4-5 demam) karena kekentalan darahnya (tinggi). Bukan (sekadar) kurangnya trombosit," tegas dr Sutaryo.

Trombosit memang akan berkurang pada hari ke-4 hingga hari ke-6 demam. Nantinya pada hari ke-7 demam, trombosit akan naik. dr Sutaryo menegaskan *kondisi yang paling membahayakan adalah jika kekentalan darah pasien meningkat signifikan.*

Dia menjelaskan kekentalan darah masing-masing orang berbeda.

 Idealnya pasien diperiksa sebanyak dua kali dalam sehari untuk melihat kekentalan darahnya. "Semakin naik, berarti mengental. Kenaikkannya bahaya jika sampai 20 persen," kata dr Sutaryo.

Namun yang pertama harus diperhatikan dari pasien DBD, imbuh Sutaryo, di hari ke-4 demam, harus sudah diketahui apakah yang bersangkutan mengalami demam berdarah atau bukan. *"Ini penting karena kematian bisa terjadi di hari ke-5, 6, 7.* Meninggal saat demam di hari ke-4 nggak ada," jelas dr Sutaryo.

dr Sutaryo juga mengingatkan soal penggunaan obat penurun panas.

✅ *Obat penurun panas yang aman diberikan hanya paracetamol.*

❌ *"Ibuprofen dan salisilat dilarang WHO karena akan merusak hati, menyebabkan mual, muntah, dan pendarahan usus," ucapnya.*

Selain itu, kata dr Sutaryo, yang harus diperhatikan pada pasien demam berdarah yaitu jangan sampai terjadi shock. Dengan diberikannya cairan, shock akan teratasi.

Namun jika kondisi shock terjadi terlalu lama akan menimbulkan pendarahan usus dan buang air besar darah.

"Kalau sudah Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) yang seperti itu harus segera diberi trombosit dan Fresh Frozzen Plasma (FFP)," paparnya.

Yang membuat pasien tak tertolong selain penanganan yang terlambat, yakni rumah sakit tidak siap dengan FFP dan trombosit.

Sehingga dia menyarankan agar pasien dirawat di rumah sakit yang siap dengan segala fasilitas dan obat-obatan yang diperlukan.

*"Harus di rumah sakit yang lengkap," tegas dr Sutaryo.*

No comments:

Post a Comment