Rumah Tahfidz, Belajar Tahsin dan Tajwid Al Qur'an, Kajian Ilmu syar'i Hub: Diana Gasim (Ummu Achmad ) 085312837788)
Sunday, May 3, 2020
*MEMBACA DENGAN CEPAT DAPAT BANYAK, ATAU TARTIL TAPI DAPAT SEDIKIT?*
________✒
Orang-orang berbeda pendapat tentang mana yang lebih afdhol.
— _Apakah membaca (Alqur’an) dengan tartil tapi yang dibaca menjadi sedikit ?_
— _Atukah membaca dengan cepat sehingga yang dibaca menjadi banyak?_
*Ada DUA pendapat dalam hal ini:*
*(Pendapat Pertama):*
— Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas -Radhiallahu anhuma- dan yang lainnya berpendapat:
┏ •• _*Bahwa membaca dengan tartil dan tadabbur dengan kuantitas bacaan yang sedikit; lebih afdhol daripada bacaan yang cepat dengan kuantitas banyak.*_ •• ┛
✏ Mereka yang memilih pendapat ini *berhujjah:*
Karena tujuan membaca (Alqur’an) adalah _memahaminya, mentadabburinya, mendalaminya, dan mengamalkannya._
Adapun membaca dan menghapalnya adalah wasilah (yang mengantarkan) kepada makna-maknanya, sebagaimana sebagian ulama salaf mengatakan:
_“Alqur’an itu turun untuk diamalkan, maka buatlah bacaannya menjadi amalan”._
📌 Oleh karenanya, (yang disebut) *Ahlul Qur’an* adalah mereka yang mengetahui isinya dan mengamalkannya, meskipun mereka belum menghapalnya di luar kepala.
Adapun orang yang telah menghapalnya, namun tidak mengamalkan isinya; maka dia bukanlah Ahlul Quran, meskipun dia telah menegakkan huruf-hurufnya setegak busur panah.
✏ Mereka (juga) *berdalil:*
karena iman adalah amalan yang paling afdhol.
Sedang memahami dan mentadabburi Alqur’an itulah yang membuahkan keimanan.
Adapun hanya membacanya tanpa memahami dan mentadabburinya, maka itu bisa dilakukan oleh orang yang baik dan orang yang buruk, bisa dilakukan oleh orang mu’min dan orang munafik,
Sebagaimana sabda Nabi -Shalallahu 'alaihi wa sallam-
مثل المنافق الذي يقرأ القرآن، كمثل الريحانة، ريحها طيب، وطعمها مر
_“Perumpamaan orang MUNAFIK yang membaca Alqur’an , seperti tumbuhan rehanah (kemangi), baunya enak, tapi rasanya pahit”._
Dan manusia dalam hal ini ada empat tingkatan:
_*(a)* Ahli Qur’an dan Iman, inilah manusia yang paling utama. •
_*(b)* Orang tidak Ahli Qur’an dan Iman. •
_*(c)* Orang yang diberi hapalan Qur’an, tapi tidak diberi keimanan. •
_*(d)* Orang yang diberi keimanan, namun tidak diberi hapalan Qur’an. •
Mereka mengatakan:
Sebagaimana orang yang diberi keimanan tanpa hapalan Qur’an itu lebih utama daripada orang yang diberi hapalan qur’an tanpa keimanan,
Maka begitu pula orang yang diberi (kelebihan) mentadabburi dan memahami isi Alqur’an saat membacanya itu lebih utama daripada orang yang diberi (kelebihan) banyak dan cepat dalam membaca tapi tanpa tadabbur.
*(Pendapat Kedua):*
— Sedang para sahabatnya Imam Syafi’i -Rahimahullah-,
✏ Mereka mengatakan:
Bacaan yang banyak lebih utama, sebagaimana haditsnya Ibnu Mas’ud -Radhiallahu anhu-, bahwa Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wasallam- telah bersabda:
من قرأ حرفا من كتاب الله، فله به حسنة، والحسنة بعشر أمثالها، لا أقول: الم حرف، ولكن ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف
_“Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah; maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dengan pahala sepuluh kali lipatnya, aku tidak mengatakan: Alif Lam mim, itu satu haruf, namun Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf, dan Mim itu satu huruf”._
— *(HR. Attirmidzi dan dia menshahihkannya).* —
✏ Mereka juga *berdalil:*
Karena Utsman bin Affan membaca Alqur’an (30 juz) dalam satu rekaat, dan mereka atsar-atsar dari banyak generasi salaf tentang banyaknya bacaan qur’an mereka.
__________
Yang benar dalam masalah ini adalah dengan dikatakan:
🍃 ┏ *_Bahwa pahala bacaan dengan tartil dan tadabbur itu lebih agung dan mulia kedudukannya,_*
_*Sedang pahala bacaan yang banyak itu lebih banyak jumlahnya.*_ ┛🍃
— Maka, *orang yang pertama* itu seperti orang yang bersedekah dengan permata yang berharga tinggi.
Atau orang yang memerdekakan budak yang harganya mahal sekali.
— Sedang *orang yang kedua* itu seperti orang yang bersedekah dengan dirham yang banyak.
Atau orang yang memerdekakan beberapa budak yang harganya murah.
Disebutkan dalam *Shahih Bukhari,* bahwa Qoatadah mengatakan:
Aku telah bertanya Anas tentang bacaannya Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam-.
Maka dia menjawab:
_“Beliau dahulu benar-benar memanjangkan bacaannya”._
Syu’bah mengatakan:
Abu Jamroh mengatakan kepada kami:
_Aku pernah mengatakan kepada Ibnu Abbas bahwa aku orang yang cepat membaca, bisa saja aku membaca Qur’an dalam semalam; sebanyak sekali atau dua kali._
Maka Ibnu Abbas mengatakan:
_“Sunguh bila aku membaca satu surat saja, itu lebih aku senangi, daripada aku melakukan apa yang kamu lakukan itu. Jika kamu harus melakukannya, maka bacalah dengan bacaan yang didengar kedua telingamu, dan dipahami oleh hatimu!._
Ibnu Mas’ud mengatakan:
_“Janganlah kalian membaca Qur’an dengan cepat seperti bacaan syair, jangan pula ngawur membacanya seperti suara kurma kering yang bertabrakan, berhentilah pada keajaiban-keajaibannya, dan gerakkanlah hati dengannya, jangan sampai tujuan salah seorang dari kalian selesai hingga akhir suratnya”._
*[Oleh Ibnul Qoyyim -Rahimahullah-, Kitab: Zadul Ma’ad 1/327-329]*
🖊 Ustadz Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A.
_Dewan Pembina Yayasan Risalah Islam_
*Oleh: Mutiara Risalah Islam*
>>>>>>>🌺🌺<<<<<<<<
📚 Mau Dapat Tambahan Ilmu Setiap Hari dari Ust Dr. Musyaffa' ad Dariny Lc, M.A. ?
📝 Anda akan mendapatkan Nasehat, Artikel, dan Tanya Jawab Terbaik Setiap Hari di Group WA Mutiara Risalah Islam
📲 Daftar Group WA: [Nama, Nomor wa, Jenis Kelamin]
kirim ke https://api.whatsapp.com/send?phone=6289628222285
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment