Wednesday, June 26, 2019

๐Ÿท๐Ÿ—’ *Cara Menasehati keluarga*

๐Ÿ–ŠUstadz Abu Salman Al-Kwasayni, MA ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡.

Nasihat kepada keluarga bukan hanya sekedar mengucapkan tanpa mendisiplinkan yang dinasehati.

๐Ÿƒ Wahai para suami dan ayah, ketika dirimu akan memberikan nasihat kepada istri dan anakmu, maka perhatilah hal-hal berikut ini.

1⃣ Panggilah istri atau anakmu untuk di hadapanmu sebelum dirimu mulai menasehatinya.

•Janganlah engkau mulai menasehati mereka, ketika keadaan mereka masih berdiri, tiduran atau jalan, sedang minum/makan, memegang sesuatu, menyaksikan sesuatu atau mendengar sesuatu, karena nasehat tak akan mereka gubris sedikitpun, walau lisan mereka bilang ya aku dengar nasehatnya, namun ini hanya pembenaran saja atau lipstik biar nampak baik.

2⃣ Suruh memperhatikan tutur katamu ketika dirimu menasehati mereka.

•Jangan ajari istri dan anakmu durhaka...!, karena jika seorang suami atau ayah menasehati keluarganya, namun yang dinasehati tak memperhatikan dengan serius yang menasehati dengan tidak tengak-tengok kemana-mana.

3⃣Menasehati keluarga harus ada 'amar ma'ruf dan nahi munkar.

•Yaitu ingkari dulu kesalahannya atau disiplinkan kelalaiannya, barulah mulailah memberikan nasihat.

•Jangan pernah mimpi istri dan anak-anakmu akan paham serta akan menjalani nasihatmu tanpa dirimu nahi munkar kesalahannya terlebih dahulu. *Ibarat seorang yang akan menambal bannya namun tak mencabut paku atau duri yang tertancap pada bannya, maka pastilah akan terus bocor bannya walau nampaknya ditambal berulang"*, inilah gambaran seorang suami atau ayah yang memberikan nasihat kepada keluarganya tanpa nahi munkar kemudian mendisiplinkan terlebih dahulu.

Begitu juga seorang ibu ketika ia menasehati anak-anaknya harus mengikuti adab-adab nasehat apa yang telah dicontohkan oleh suaminya.

Ingatlah wahai para suami dan ayah, bahwa suksesmu bukan banyak hartumu, namun suksesmu adalah jika engkau menjaga keluarga mu dari api neraka.

Allah Ta'ala berfiirman:

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู‚ُูˆุง ุฃَู†ْูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง ูˆَู‚ُูˆุฏُู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ูˆَุงู„ْุญِุฌَุงุฑَุฉُ ุนَู„َูŠْู‡َุง ู…َู„َุงุฆِูƒَุฉٌ ุบِู„َุงุธٌ ุดِุฏَุงุฏٌ ู„َุง ูŠَุนْุตُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡َ ู…َุง ุฃَู…َุฑَู‡ُู…ْ ูˆَูŠَูْุนَู„ُูˆู†َ ู…َุง ูŠُุคْู…َุฑُูˆู†َ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allรขh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
[At-Tahrim/66:6]

Begity juga engkau wahai para ibu, dirimu disebut sukses jika dirimu mampu menjaga anak-anakmu dari api neraka.

๐Ÿ“ *Sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin keluarga tergantung kondisi dan situasi yang dinasehati:*

1. Hukum asal lembut.
2. Bisa tegas.
3. Bisa bercanda.
4. Bisa romantis kepada pasangannya.

๐Ÿ“š๐Ÿ’Ž๐Ÿ“š๐Ÿ’Ž๐Ÿ“š๐Ÿ’Ž๐Ÿ“š๐Ÿ’Ž๐Ÿ“š๐Ÿ’Ž๐Ÿ“š

No comments:

Post a Comment