Wednesday, June 26, 2019

*#FAEDAH TA'LIM SPESIAL*
--------------------------------------------------
_( Catatan Ta'lim yang disampaikan *Ust. Salman Mahmud Hafidzahulloh* di masjid Nur Zam-Zam Je'netallasa, 25 Juni 2019 )_

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

*YAA ALLAH... KUMOHON KERINDUAN BERTEMU DENGANMU*

*Orang yang cerdas adalah* orang yang beramal untuk kehidupannya setelah meninggal.

*Orang yang cerdas adalah* orang yang tahu persis tujuan hidupnya. Kemudian mempersiapkan diri sebaik-baiknya demi tujuan tersebut. Maka, jika akhir kesempatan bagi manusia untuk beramal adalah kematian, mengapa orang-orang yang cerdas tidak mempersiapkannya?

Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma berkata,
_“Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaqnya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab,_

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا, أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ

_‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’_
(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)[2]

Diakhir kehidupan saat manusia menghadapi sakaratul maut, mereka terbagi menjadi 2 golongan :

✓. Ada golongan yang merasa takut berjumpa dengan Allah Ta'ala karena dosa yang telah mereka lakukan

✓. Ada golongan yang senang untuk segera berjumpa dengan Allah Ta'ala, mereka adalah Orang yang beriman yang telah mempersiapkan amal sholehnya untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

_“Barang siapa yang suka berjumpa dengan Allah maka Allah suka berjumpa dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci untuk bertemu dengannya” (HR Muslim)_

Dari Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,

 “مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ“، قَالَتْ عَائِشَةُ أَوْ بَعْضُ أَزْوَاجِهِ: إِنَّا لَنَكْرَهُ المَوْتَ، قَالَ: “لَيْسَ ذَاكِ، وَلَكِنَّ المُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ المَوْتُ بُشِّرَ بِرِضْوَانِ اللَّهِ وَكَرَامَتِهِ، فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ، فَأَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ وَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ. وَإِنَّ الكَافِرَ إِذَا حُضِرَ بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَعُقُوبَتِهِ، فَلَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَهَ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ، كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ“.

_“Barang siapa menyukai perjumpaan dengan Allah, maka Allah pun akan menyukai perjumpaan dengannya. Barang siapa membenci perjumpaan dengan Allah, maka Allah pun akan membenci perjumpaan dengannya”._

_Aisyah atau sebagian istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Kita semua membenci kematian”._

_Beliau menjawab, “Bukan itu yang dimaksud. Namun seorang mukmin saat menghadapi sakaratul maut, dia akan diberi kabar gembira berupa ridha Allah dan karunia-Nya. Tidak ada sesuatu yang lebih ia sukai dibandingkan apa yang akan ia peroleh kelak. Saat itulah ia menyukai perjumpaan dengan Allah. Sehingga Allah pun menyukai perjumpaan dengannya. Adapun orang kafir, ketika menghadapi sakaratul maut, ia akan diancam dengan azab dan hukuman Allah. Tidak ada sesuatu yang lebih ia benci dibanding apa yang akan menimpanya kelak. Sehingga ia membenci perjumpaan dengan Allah. Maka Allah pun membenci perjumpaan dengannya”._
HR. Bukhari dan Muslim.

Sungguh Kita wajib berharap agar termasuk dalam kalangan hamba Allah Ta'ala yang cinta, senang, rindu bertemu dengan Allah Ta'ala karena ini ciri orang yang akan dimuliakan, ciri oang yang menghiasi dirinya dengan ketaatan, karena siapa yang rindu untuk bertemu dengan Allah Ta'ala maka Allah Ta'ala pun rindu bertemu dengan dirinya.

Golongan hamba inilah yang akan merasakan bahagianya kehidupan ini, karena beribadah hanya kepada Allah Ta'ala sehingga tidak ada satupun yang dia harapkan kecuali berjumpa dengan Allah Ta'ala. Yang dia harapkan hanya melihat wajah Allah Ta'ala pada hari kiamat nantinya.

Golongan hamba inilah yang saat sakaratul maut telah tiba, akan datang padanya Malaikat yang akan menyampaikan berita gembira untuk perjalannya selanjutnya
Bagaimana tidak rindu ... Jika diakhir kehidupan ini akan ada berita gembira dari langit akan kesenangan yang menanti di akhirat kelak
Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

_“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan jannah (surga) yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”_
(QS Fushilat [41]: 30)

*Ketahuilah...*
Bahwa Ada beberapa Malaikat yang diperintahkan untuk mendatangi saat sakaratul maut nya seorang hamba Allah Ta'ala yang beriman, untuk menyampaikan kabar gembira agar tidak takut (khawatir), dan tidak bersedih.

Ahli tafsir mengatakan :
Kalimat أَلَّا تَخَافُوا (janganlah takut ) maknanya jangan takut akan apa yang akan di hadapi di Akhirat karena kalian orang beriman dan dan tetap istiqamah diatas keimanan.

kalimat وَلَا تَحْزَنُوا (Jangan sedih) artinya jangan sedih dari apa yang di tinggalkan dari kehidupan dunia Karena kalian adalah orang yang beriman.

*Ketahuilah...*
Hamba golongan ini, baru saat sakratul maut telah mendapat berita gembira ini (akan kesenangan di akhirat kelak), maka pantaslah mereka (yang beriman dan beramal shaleh) ini akan senantiasa rindu berjumpa dengan Allah Ta'ala.

Mereka ini senantiasa rindu bertemu dengan Allah Ta'ala yang selama ini dia cintai, dia Harapkan, dia takuti, yang selama ini  yang telah memberikannya kebaikan, memberikan setiap kebutuhan dunianya, memberika hidayah dan petunjuk.

*Lihatlah keadaan para Nabi dan Rasul, orang-orang sholeh,  mereka itu senantiasa rindu berjumpa dengan Allah Ta'ala*

Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam adalah manusia yang sangat cinta pada Allah Ta'ala.
Buktinya Beliau senantiasa rindu berjumpa dengan Allah Ta'ala yang hal ini dapat di lihat (tersirat) dalam doa yang biasa Beliau shalallahu alaihi wassalam penjatkan

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ، وَالشَّوْقَ إِلَى لِقَائِكَ فِي غَيْرِ ضَرَّاءَ مُضِرَّةٍ، وَلَا فِتْنَةٍ مُضِلَّةٍ

_Ya Allah, Aku mohon kepada-Mu kenikmatan memandang wajah-Mu (di Surga), rindu bertemu dengan-Mu tanpa penderitaan yang membahayakan dan fitnah yang menyesatkan._
(HR. Nasai 1305 dan dishahihkan al-Albani).

Bukti lain yang menunjukkan bagaimana cinta dan kerinduan serta siapnya Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam berjumpa dengan Allah Ta'ala.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat menjelang ajal, Beliau dipandu keluar menemui para Sahabatnya dalam keadaan kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam diikat. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibawa keluar dari rumah Aisyah Radhiyallahu anhuma sampai ke mimbar lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk. Setelah memuja dan memuji Allâh Azza wa Jalla , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ ذَلِكَ الْعَبْدُ مَا عِنْدَ اللَّهِ

_Sesungguhnya Allâh telah memberikan pilihan kepada seorang hamba-Nya untuk memilih dunia atau memilih apa yang ada di sisi Allâh, lalu hamba tersebut memilih apa yang ada pada Allâh._

Mendengar apa yang dikatakan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Bakar Radhiyallahu anhu sedih,  menangis tersedu-sedu dan mengatakan,
_“Wahai Rasûlullâh! Kami siap menebus engkau dengan ayah-ayah kami dan ibu-ibu kami!”_

Abu Said al-Khudri Radhiyallahu anhu mengatakan,
_“Kami tercengang dan terheran-heran dengan Abu Bakar.” Kala itu, sebagian orang mengatakan, “Lihatlah orang ini! Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan tentang seorang hamba disuruh memilih oleh Allâh Azza wa Jalla antara memilih perhiasan dunia apapun yang dikehendakinya atau memilih apa yang ada di sisi Allâh Azza wa Jalla , namun orang ini mengatakan, ‘Kami siap menebus engkau dengan ayah-ayah kami dan ibu-ibu kami!’_

Namun akhirnya mereka sadar bahwa hamba yang dimaksudkan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah diri Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri, oleh karena itu Abu Bakar Radhiyallahu anhu menangis tersedu-sedu. Abu Bakar Radhiyallahu anhu sangat memahami maksud dari ucapan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Inilah Nabi kita, Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, beliau ternyata lebih memilih untuk kembali kepada Allah Ta'ala yang senantiasa Beliau rindukan dan sangat Beliau harapkan perjumpaan dengan Allah Ta'ala selama hidup Beliau shalallahu alaihi wasallam.
Beliau lebih Memilih Berjumpa dengan Allah Ta'ala daripada kembali kepada keluarga dan para sahabat yang mencintai dan mengharapkan kesembuhan Beliau shalallahu alaihi wassalam.

✓. Abu Darda Radhiyallahu Anhu berkata
_Sungguh saya sangat mencintai (mengharapkan) kematian karena didasari kerinduan berjumpa dengan Allah Ta'ala_

✓. Muadz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, seorang sahabat yang mulia. Manakala maut datang menjemput, beliau menyeru Allah Ta’ala,
_“Ya Rabbi, dulu aku takut kepada-Mu. Namun pada hari ini aku berharap kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku tidak mencintai dunia karena mengalirnya sungai-sungai, tidak pula karena ingin menanam pohon-pohon. Akan tetapi aku hanya ingin merasakan hausnya karena berpuasa di panas yang terik, mengisi saat demi saat dengan bergaul bersama orang-orang shaleh, dan menghadiri halaqah-halaqah ilmu.”_
Lalu ia mengulurkan tangan kanannya seolah hendak bersalaman dengan maut. Sesaat sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri, ia berkata,
_"Selamat datang, hai Maut. kekasih datang pada orang yang haus akan diri-Nya."_ Seketika Mu'adz Radhiyallahu Anhu pun berangkat menghadap Allah Ta'ala.

✓. Dikisahkan Sebagian Tabi'in, diantara mereka karena khusyuknya dalam ibadah dan tidak ada yang terpenting bagi dirinya selain berjumpa dengan Allah Ta'ala, mereka berkata :
_Seandainya saya diberikan kesempatan hidup 100 tahun diatas ketaatan atau meninggal sekarang, maka saya akan memilih kematian sekarang karena rindu berjumpa dengan Allah Ta'ala_

Kerinduan ini membuat mereka berangan-angan untuk menghadapi kematian, tapi bukan artinya mereka menginginkan kematian karena putus asa atas masalah/ujian dalam kehidupannya (seperti yang banyak terjadi sekarang)

✓. Diriwayatkan oleh Sahabat Anas Radhiyallahu Anhu,
Saat perang badar terjadi ada sahabat Umair Bin Hamman Radhiyallahu Anhu,  beliau berada ditengah pasukan muslimin dan berada diatas kuda dengan persenjataan yang lengkap dan mengamati kekuatan musuh sambil memakan beberapa biji kurma.

Saat Beliau Radhiyallahu Anhu berdengar Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda
Bangkit para sahabatku untuk segera menuju kedalam syurga yang Luasnya meliputi dari langit dan bumi.
Maka Beliau Radhiyallahu Anhu berkata , betapa lama kehidupan ini jika harus menghabiskan kurma ini, lalu beliau lemparkan kurmanya dan memacu kudanya ke kancah peperangan dan gugur dalam keadaan syahid.

*Inilah Keadaan para Hamba Allah Ta'ala yang merindukan berjumpa Allah Ta'ala*

*Adakah* diantara kita ini memiliki kerinduan yang berat untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala, jika tidak maka periksa keimanan dan  keaadan kita.

*Adakah* kerinduan untuk bertemu dengan Allah Ta'ala atau malah takut bertemu dengan_Nya karna banyak dosa atau karena besarnya kecintaan pada dunia, kepada para wanita, anak, harta atau jabatan.

*Ketahuilah....*
Siapa yang kecintaannya pada dunia  mengalahkan kecintaannya pada Allah Ta'ala maka tidak akan pernah akan ada kerinduan pada dirinya untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala.

*Ketahuilah...*
Jadikanlah angan-angan tertinggi dan kerinduan tertinggi untuk berjumpa dengan Allah Ta'ala di syurga_Nya kelak.

========================
_Wallahu 'alam_

Dari Abu Bakrah , Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
... لِيُبَلِّغ الشَّاهِدُ مِنْكُمْ الْغَائِبَ...

_...(Maka) Hendaklah yg hadir menyampaikan kepada yg tak hadir..._
(HR. Bukhari; 102)

🖋 Abdullah

No comments:

Post a Comment