Monday, September 9, 2019



Neuroparenting


BUNDA  SEBAGAI ORANGTUA SAYA MERASA KURANG SABAR (1)
;Berbagi tanya jawab kajian kitab Tarbiyyatul Aulad
M. Muttaqwiati, Trainer Parenting, Penulis Buku Bukan Ibu Biasa

Pertanyaan Bunda Ariesta:
1. Seringkali sbg orang tua sy masih kurang sabar menghadapi anak, shg sering marah. Efeknya memang anak jd takut sm ortu dan terasa krg dekat. Bgmn mengembalikan kedekatan itu ya mbak? Bisakah menghapus memori bentakan2 yg sdh terlanjur terjadi?😢
2.Bagaimana mengatur penggunaan gadget ortu? Kadang suami di rumah hrs membalas SMS/wa dr teman2. Ketika ayah/bundanya pegang hp anak2 langsung kepo dan mengerubuti u melihat hp. Bagaimana menyikapi nya nggih mbak?
3.Bgmn mengelola rasa cemburu kakak kepada adik baru? (Anak sy 5 usia 7, 6, 4, 2, 1 bulan)
Mhn maaf agak panjang ya mbak tanyanya🙏🙏😊


Jawab
Terimakasih, bunda Ariesta
Saya jawab satu persatu, njih.

1. Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah swt yang telah menciptakan otak kita bersifat plastis. Dikenal juga dg istilah neuroplastitas yaitu kemampuan otak membentuk sirkuit baru, mengubah zat kimia pembawa pesan dan membangun hubungan-hubungan yang lebih menetap.

Nah  ketika kita ingin menghapus sesuatu yang tidak tepat dalam hal ini rasa takut dan tidak dekat pada diri anak akibat kemarahan yang sering kita lakukan adalah dengan membuat sirkuit baru yang lebih menetap. Bagaimana caranya?

a. Bunda harus lebih sabar dan lemah lembut. Lakukan ini terus menerus dan berulang-ulang sehingga akan menjadi sirkuit yang menetap.

b. Munculkan zat kimia pembawa rasa nyaman dan tenang yaitu dopamin dengan memberikan kenyamanan. Bercandalah dengan ananda, ciptakan rasa bersahabat, diskusi santai. Jadilah pendengar yang baik. Tuangkan bahasa cinta pada ananda dengan sentuhan, waktu berkualitas, bahasa verbal, hadiah, juga ketegasan saat dibutuhkan.

c. Insya Allah dengan hal di atas, sirkuit baru berupa ketenangan, nyaman, dekat akan muncul. Kemarahan yang dulunya sering dilakukan menjadi sirkuit yang tidak lagi kuat.

Kuncinya bunda harus menciptakannya.
Neuroplastisitas dibangun dengan;
a. Kecukupan nutrisi (Silakan bunda belajar tentang nutrisi otak dan sajikan menu-menu itu untuk anak-anak)

b. Lingkungan yang variatif (melibatkan 5 panca indra). Biarkan anak bergerak, menyentuh, mencium, merasai, melihat, berksplorasi tentang berbagai hal untuk stimulasi 5 panca indranya.

c. Pengalaman emosi yang konstruktif (spt dijelaskan di atas)

d. Rangsangan rasional (kegiatan saintifik sangat membantu untuk stimulasi ini)

e. Aktifitas fisik (baik motorik kasar maupun halus)

Waah.. tentang membangun neuroplastisitas perlu penjelasan tersendiri yang panjang :-).
Demikian penjelasan poin satu, Bunda. Satu saja dulu yaaa.. Point satu saja bisa jadi satu buku nih, he he.

No comments:

Post a Comment