Monday, September 9, 2019


Neuroparenting

HATI-HATI MEMILIH PENGASUH

Memilih pengasuh dalam tinjauan otak
M. Muttaqwiati, Trainer Parenting, Penulis Buku Bukan Ibu Biasa

Tiba-tiba saya sangat tertarik pada buku yang ada di tangan. Teringatlah salah satu murid saya yang menangis histeris, tidak mau masuk kelas dan minta ganti baju. Padahal ia sedang memakai baju seragam baru dari sekolah.

Ketika saya sampaikan hal ini sambil bercanda sama sang bunda yang seorang dokter, tahulah saya ternyata si anak takut kancing dan menurut bundanya belum diketahui bagaimana asal muasalnya rasa takut itu.

Ada hal menarik yang disampaikan oleh LeDoux dalam Emotional Intellegence:27 tentang peran amygdala dalam masa kanak-kanak terkait dengan prinsip dasar pemikiran psikoanalis:

Interaksi2 di tahun-tahun awal dalam kehidupan menjadi dasar serangkaian pembelajaran emosi berdasarkan pada kebiasaan dan gangguan yang ada dalam hubungan antara bayi dengan pengasuhnya.

Pembelajaran emosi ini demikian kuat pengaruhnya namun begitu sulit dipahami dari sudut pandang kehidupan orang dewasa.

Menurut tinjauan LeDoux pembelajaran tersebut disimpan dalam amygdala sebagai cetak biru yang mentah dan tanpa keterangan apapun dalam kehidupan emosional.

Karena ingatan emosional paling awal terbentuk pada saat bayi belum memiliki perbendaharaan kata dalam pengalaman mereka, maka ketika ingatan emosional awal ini dipicu dalam kehidupan di kemudian hari, tidak ada rangkaian pikiran terartikulasi yang cocok dengan respon yang menguasainya.

Inilah kenapa kita dapat dibingungkan oleh ledakan emosi yang ledakan itu sesungguhnya berasal dari awal-awal kehidupannya.

Terdapat perasaan kacau balau dalam dirinya tetapi tidak memiliki kata-kata bagi ingatan yang membentuknya.

 Pernah bingung dengan tangisan meledak ananda karena takut peniti, gelang karet, kancing baju atau melihat orang berjaket dsb?! Atau ledakan tangisan/kemarahan  membingungkan lainnya?! Bisa jadi ada yang luput dari pengamatan kita saat anak kita diasuh oleh orang lain.

 Pesan pentingnya adalah hendaknya berhati-hati kepada siapa kita mempercayakan pengasuhan anak-anak kita.

 Jangan meleng dalam pengasuhan dan pada diri kita sendiri sebagai pengasuh yang sesungguhnya berhati-hati sebab selain perkembangan gerak anak, emosi adalah bagian otak yang berkembang paling awal.

Selamat mencari pengasuh yang tepat dan mendidik pengasuh dengan bijak.

 (Cuplikan buku parenting yang sedang saya tulis. Doakan segera kelar ya pembacaaa)


______________
Tulisan ini bagus.
Dalam kelas #neuroparenting yang temen2 udah pelajari bahwa sejak awal kelahiran bayi, pelajaran pertama (selain gerak) adalah emosi. Saat lahir, bayi berpikir dengan otak subcortical (khususnya amygdala dan batang otak) dimana aktivitas emosi di produksi. Otaknya udah siap merespon berbagai stimulus emosi, oleh karenanya, berikan bayi Anda lingkungan/suasana perasaan yang NYAMAN bukan yang NGANCAM.
Lingkungan yang tempramental hampir bisa dipastikan menciptakan anak-anak yang tempramen , istilah saya...emosnya "senggol bacok" dan sulit mengendalikan emosi dirinya...

dan lingkungan yang lemah-lembut menciptakan anak-anak cakap ngelola emosinya.

"Keanggunan" emosinya juga di pengaruhi dengan kecakapan geraknya dan sebaliknya.

Praktekkan,...ya.

#dokteramirzuhdi

No comments:

Post a Comment