Itmamul harokat
Tulisan indah Ustadz Abdur Rohman Fadholi (hafizhahullahu ta'ala) tentang itmaamul harokat
*💌 Faidah Tahsin Q.S. Az Zalzalah:*
https://youtu.be/BIlYcwafzq8
Setelah menyimak video di atas dan video saat beliau membaca sendiri kira-kira apa yang ada di pikiran kita?
Mayoritas menjawab: Kok beda sekali ya? Pas tahsin ketat sekali gerak mulutnya, sedangkan pas baca sendiri biasa saja.
Demikianlah ikhwah.
Yang harus kita fahami adalah bahwa lisan Arab dan non Arab itu berbeda.
Kita bisa menyimak bacaan Syaikh Musyari berikut ini bagaimana bacaan yang begitu indah, huruf dan harokatnya sangat jelas padahal mulut tidak banyak bergerak.
Sekarang coba praktikkan dengan gerak mulut yang sama dengan beliau namun hasilnya sama; huruf jelas, harokat jelas, tebal tipis jelas.
Bisakah?!
Sampai sini kami rasa bisa difahami kenapa Syaikh Abdul Karim ketika membaca sendiri dan saat mengoreksi muridnya sangat berbeda.
Ya, karena kita non Arab.
Bacaan akan menjadi tebal semua dan tidak jelas jika cara membaca kita sama dengan cara membaca beliau saat membaca sendiri.
Bedakan antara proses dengan hasil.
Perhatikan bagaimana koreksian beliau pada video di atas.
________________
*📝BEBERAPA KOREKSI:*
Pada video di atas kita bisa melihat bagaimana perhatian beliau pada bab *Tebal Tipis* juga *Itmamul Harakat.*
1⃣ Pada kata زُلۡزِلَتِ peserta membaca *Lam Sukun* masih dalam kondisi *monyong* sehingga Lam menjadi *Tebal.*
Maka Syaikh mempraktikkan dengan *menarik bibir* saat Lam Sukun sehingga Lam tetap *tipis.*
2⃣ Pada kata وَأَخۡرَجَتِ peserta membaca *wawu fathah* dengan *malas membuka* sehingga wawunya menjadi *tebal.*
Syaikh pun mengoreksi dengan cara *membuka mulutnya* sehingga *wawu terbaca tipis* dengan jelas.
3⃣ Pada kata وَقَالَ peserta membaca *lam fathah* dan *wawu fathah* dengan *malas membuka* sehingga lam dan wawunya menjadi *tebal.*
Syaikh pun mengoreksi dengan cara *membuka mulutnya* sehingga *Lam dan wawu terbaca tipis* dengan jelas.
4⃣ Pada kata ٱلۡإِنسَـٰنُ peserta membaca Ghunnah dengan *tebal.*
Syaikh menegur agar membaca dengan *tipis.*
5⃣ Pada kata أَخۡبَارَهَا peserta membaca *Hamzah fathah* dan *Ba´ fathah* dengan *malas membuka* sehingga Hamzah dan Ba´nya menjadi *tebal.*
Syaikh pun mengoreksi dengan cara *membuka mulutnya* sehingga *Hamzah dan Ba´ terbaca tipis* dengan jelas.
6⃣ Pada kata یَصۡدُرُ peserta kurang tebal dalam membaca *shad.*
Syaikh pun mengoreksi dengan mencontohkan ketebalan *Shad* dengan benar.
Begitu pula saat peserta membaca *Dal dhammah* dan *Ra´ dhammah* dengan *tidak sempurna.*
Maka syaikh mencontohkan dengan *memonyongkan kedua bibir* sehingga kedua huruf yang berharakat dhammah tersebut sempurna.
7⃣ Pada kata ذَرَّةࣲ شَرࣰّا peserta membaca Ghunnah dengan *tebal.*
Syaikh menegur agar membaca dengan *tipis.*
Karena ghunnah pada hukum ikhfa dibaca *tipis* jika huruf *setelahnya tipis.* Dan dibaca *tebal* jika huruf *setelahnya tebal.*
No comments:
Post a Comment