Friday, August 2, 2019

Saya suka sekali tulisan teman saya ini. Selalu bisa menyentuh dan sesuai realita.

ANAK BUKAN MUSUH

Ketika anak menumpahkan susu,
membuka keran dan lupa menutupnya kembali,
membuat genangan air di dapur yang baru saja di pel,

ketika membuka kaleng cat dan menggoreskannya di seisi rumah,
menulis karya nya di dinding putih kamar,

Ketika membuka pintu kulkas terus menerus,
membongkar peralatan make up dan mematahkan lipstick mahal kita,

Menggunting baju baru,
menggunting rambut adiknya,
Memecahkan telur,
membuat dapur berantakan..

Siapakah anak kita..?

Merekalah calon dokter masa depan,
lewat tangan kecilnya mengorek tanah depan rumah,
mereka belajar mengamati partikel kecil dari sebuah benda. Siapa tahu itu bekal awal untuk menjadi seorang Dokter bedah.

Lewat petualangan mereka di dapur, memecahkan telur, memindahkan bawang, membongkar panci, membuka tutup pintu kulkas,
merekalah calon chef di restoran terkenal. Atau bahkan pemilik restoran di berbagai negara.
Hebat kan.

Berbekal dari menggunting rambut adiknya, menggunting baju ibu nya, membongkar pasang alat alat di rumah, Mereka tengah mengasah skill menjadi seorang insinyur arsitek atau insinyur teknologi kenamaan yang dipunya negeri ini.

Tolong jangan matikan potensi mereka bunda.. Tolong jangan hanguskan bakat mereka Ayahanda. Mereka senaaang bicara. Setiap malam. Sibuk bertanya, siapa tahu mereka tengah mengasah skill menjadi orator ternama, calon pembicara hebat dimasa depan, calon Master Ceremony hebat masa depan.
Jangan menyuruh mereka untuk Diam. Karena kita mematikan bakat yang sejati nya Allah sudah install dalam diri anak-anak kita..

Rumah berantakan.
_masih bisa dirapihkan kembali_

Gelas pecah, _masih bisa kita sapu sambil dzikir mengharap pahala-Nya_

Air tumpah, _masih bisa kita lap sambil latihan olahraga membakar kalori_

Adik nya menangis karena dijahili si kakak, _latihan kesabaran, sambil didoakan terus anak anak kita_

Ga mudah sih ya .
Kalau mudah sih pahala nya bukan Syurga ya buibu, bapak- bapak..

Kenapa doa untuk orangtua :
Kamaa rabbayanii shogiroo..
*di waktu kecil*
Di waktu mereka kecil buibu, bapak- bapak. Waktu dimana kita begitu payaah mengasuh mereka.

Waktu dimana mereka manusia manusia kecil dengan sejuta rasa ingin tahu.

Masa dimana otak dan perasaan terus tumbuh.

Masa mereka mengimpan banyak pertanyaan.

Jadilah Guru untuk mereka,
Jadilah Panutan (kesabaran),
Jadilah Dokter,
Jadilah Penasihat terbaik,
Jadilah sahabat,
Jadilah "Pemadam kebakaran" yang mampu meredakan tangis mereka,
menghilangkan kesedihan mereka,
Jadilah teman terbaik untuk anak-anak kita..

Karena mereka Bukan Musuh mu,
Karena anak-anak kita, kelak yang akan bersamamu sampai hari tua mu,
sampai kau di kubur,
doa merekalah yang kau tunggu di alam sana..

Maka jangan jadikan anak mu seperti musuh mu.

Berbaik lah terhadap mereka,
rendahkan lah suara mu,
maaf kan lah kesalahannya,
maklumi lah ketidaktahuaannya,

maklumilah nada suara nya yang ia pelajari dari mu..

Maklumi lah kata kasar yang terlanjur ia dapat dari kepengasuhan mu.

Berbuat baik lah Ayahanda, Bunda..
Berbuatbaik lah,
dan perbanyaklah kasabaranmu dengan  hanya mengharap ridho-Nya...

*seorang ayah dan Ibu yang memiliki ilmu dan mengajarkannya akan tetap mendapatkan pahala atas ilmu yang telah diajarkannya tersebut selama ilmu itu diamalkan, meskipun dia telah meninggal dunia.*

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَـانُ انْـقَـطَـعَ عَـمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: صَدَقَةٌ جَارِيَةٌ، وَعِلْمٌ يُنْـتُفَـعُ بِهِ، وَوَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُولَهُ .

*Artinya: “Apabila seorang manusia meninggal dunia, amalannya terputus, kecuali tiga hal (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendo’akannya.”*
[Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim (no. 1631), Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 38), Ahmad (II/372), Abu Dawud (no. 2880), An-Nasa’i (VI/251), Tirmidzi (no. 1376), Al-Baihaqi (VI/278), dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jami’ Bayanil ‘Ilmi (I/103 ,no. 52), dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu]

Alfaqir,
Ummu AIM.
#littlealkaffdiaries

No comments:

Post a Comment