Copas tulisan dari ibu Dokter Annisa Karnadi
Hari Selasa sore kemarin saya ajak Faiz ke sebuah supermarket. Setelah semua belanjaan selesai, akhirnya mengantrilah kami di kasir.
Yups, saya akui tim marketing pihak supermarket itu memang cerdas-cerdas yaa. Aneka rupa jajanan dan asesoris dipajang di rak dekat kasir tempat kita mengantri.
Selain berfungsi untuk mengatur barisan antrian, rak-rak itu tentu menggoda iman yang lemah, diantaranya: anak-anak
(dan, ibu-ibu yang belanja dalam kondisi lapar )
Faiz mulai deh merazia masing-masing bungkusan snack itu.
Ada coklat, minuman rasa buah susu, kacang, permen, dkk. Diliatin satu-satu, diambilin bungkusnya. Mulai taktik merajuk bertanya dengan gesture imut yang menggemaskan khas balita yang merayu, "Ummi, beli ini boleh?"
Ummi hanya menjawab dengan gelengan, senyuman sambil bilang, "Tidak boleh..."
Percakapan ini diulang berkali-kali dengan semua bungkus jajanan yang ada.
Dan, berakhir ketika Ummi beres membayar belanjaan.Tanpa kekerasan. Tanpa amukan. Tanpa rengekan. Tanpa tantrum. Dan, berakhir tanpa jajan.
Seorang ibu yang mengantri dibelakang kami tersenyum sambil bilang, "Wah, hebat yaa Bu, anaknya bisa manut begitu, tanpa tantrum..."
Setiap ada adegan ibu dan anak di kasir supermarket biasanya mata saya akan mencuri pandang. Saya ingin tahu bagaimana manajemen konflik dunia perjajanan yang akan terjadi diantara mereka.
Dengan banyak mata memandang dalam antrian, ledakan tantrum dan dompet di tangan, semua kondisi ini akan membuat ibu terjepit untuk mengambil langkah yang menguntungkan bagian pemasaran.
Pas gak ada duit aja tetep dibayar, apalagi jika ada duit, duh godaan buat ambil langkah yang membantu pemasaran toko makin gedhe deh ;p Iya kan?
Umur anak saya belum ada 4 tahun dan kami bisa. Faiz jarang jajan. Tapi, iya Faiz tetap makan snack. Misalnya dia milih snack yang tidak sehat, dengan mudah bisa saya tawarkan untuk ganti yang lain, bahkan memilih buah atau susu UHT sebagai jajan yang dia beli.
Pasti banyak orang tua yang bisa, tapiiiiiiii... perjuangannya memang panjang, jendral!
1. Latih anak makan yang benar sejak bayi, kalau bisa beri ASI eksklusif. MPASI-nya wajib pakai gizi seimbang.
http://duniasehat.net/…/11/makanan-pendamping-asi-mpasi-who/
2. Ajak anak makan sehat. Manajemen anak yang dalam fase sulit makan dengan baik.
http://duniasehat.net/2014/08/08/bayi-sulit-makan-mpasi/
http://duniasehat.net/2014/02/23/mengatasi-anak-susah-makan/
3. Bicara dengan baik. Biasakan mengajak anak untuk berkomunikasi sejak dini. Tidak pakai kekerasan fisik maupun verbal dalam mendisiplinkan anak.
4. Tangani tantrum dengan baik
http://duniasehat.net/2014/05/15/temper-tantrum/
5. Jadi ibu realistis yang mengenali tahapan tumbuh kembang anak sesuai umur sehingga kita bisa tahu cara melakukan pendekatan yang tepat. Apalagi masa-masa trouble two yang WOW punya
Tips penting lainnya: sebelum belanja harus kenyang dulu, dan bawa minum dari rumah...
No comments:
Post a Comment